Peran Dukun Bersalin Tradisional Dalam Perawatan Kehamilan, Pertolongan Persaiinan, Perawatan Pascapersalinan Dan Kepercayaan
Peran Dukun Bersalin Tradisional Dalam Perawatan Kehamilan, Pertolongan Persaiinan, Perawatan Pascapersalinan Dan Kepercayaan
Peran Dukun Bersalin Tradisional Dalam Perawatan Kehamilan, Pertolongan Persaiinan, Perawatan Pascapersalinan Dan Kepercayaan
Lestari Handayani*
Abstrak
Delivery mortality rate is still considered high. One of the main reasons is the high
rate of delivery assistance conducted by traditional midwives. To anticipate the
problems and to obtain safe delivery, the government has decided to enact a program
to appoint midwives to work in the villages A study was carried out on trained
traditional midwiveswho play their role in the villages in the hope to study their role
and development of these midwives in the future.
The study was conducted in six villages of two subdistricts in Tulung Agung
Regency. An interview and a survey were carried out to six traditional midwives and
mothers-of-children-below-five years respectively in the study area. The study shows
that 67.1 percent of delivery cases were assisted by traditional midwives. The role of
traditional midwives during pregnancy care was considered low, yet was considered
high during the delivery itself, the post-partum services, and the belief in relation to
pregnancy and delivery. The fact shows there is a considerable healthy relation of
social and delivery cooperation assistance between traditional midwives and trained
midwives. It is suggested that improvement in knowledge and skills on delivery
assistance be intensified. Besides, it is also suggested to improve the role of traditional
village midwives to cooperate with trained midwives to guide the former in becoming
the agents to convey the health program to its targets.
Pendahuluan
Angka kematian ibu bersalin di berdasarkan data SKRT pada tahun 1992
Indonesia masih sangat tinggi yaitu 450 pertolongan persalinan oleh dukun di
per 100.000 kelahiran hidup Besarnya perkotaan sebesar 25,6 persen, di
angka kematian ibu diduga salah satu pedesaan sebesar 69.0 persen. dan
penyebabnya adalah karena cara rata-rata adalah sebesar 52 persen
pertolongan persalinan yang kurang Dalam seminar "The Safe
mengikuti kaidah ilmukesehatan. Hal ini Motherhood" di Kenya tahun 1987.
diduga karena masih luasnya praktik untuk meningkatkan persalinan aman
dukun bersalin tradisional, terbukti dari dianjurkan menurunkan angka kematian
angka pertolongan persalinan oleh ibu bersalin sampai separo dari keadaan
dukun yang masih tinggi. Di Indonesia. sekarang pada tahun 2000 Strategi
dr. Lestari Handayani, MPH. adalah staf peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pelayanan Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
62
Populasi, 5(2), 1994
ganda dianjurkan dan salah satunya masa datang Oleh karena itu, dilakukan
adalah mengembangkan persalinan oleh suatu studi terhadap daerah yang telah
masyarakat. Untuk menanganinya memiliki tenaga bidan di desa untuk
jajaran kesehatan telah melakukan mengetahui peran dukun dan pendapat
tindakan yaitu dengan menempatkan masyarakat tentang keberadaan dukun
tenaga bidan di desa. bersalin sehingga diharapkan dapat
Penempatan bidan di desa dimanfaatkan untuk mengembangkan
merupakan satu upaya untuk peran dukun bersalin tradisional.
menyediakan persalinan aman yang
dapat terjangkau oleh masyarakat Bahan dan Cara
pedesaan, namun tidak dapat kita Studi ini menganalisis peran dukun
pungkiri bahwa keberadaan dukun terhadap perawatan kehamilan,
bersalin tradisional masih melekat erat pertolongan persalinan, perawatan
sebagai salah satu kebutuhan pasca-persalinan, dan kepercayaan yang
masyarakat oleh karena beberapa terkait dengan peristiwa kehamilan dan
kelebihannya. persalinan. Penelitian dilakukan di
Program penempatan bidan telah Kabupaten Tulung Agung, diambil 2
dimulai sejak tahun 1989. Diharapkan kecamatan dan masing-masing
sampai akhir Pelita V dapat diluluskan kecamatan dipilih 3 desa yang
18.900 bidan dan sampai dengan tahun mempunyai tenaga bidan. Dilakukan
1992 telah diluluskan sebanyak 13.000 wawancara mendalam kepada seorang
bidan untuk ditempatkan di desa. dukun bayi di masing-masing desa dan
Dengan adanya bidan di desa dilakukan survai dengan responden ibu
diharapkan akan menggantikan yang memiliki anak bawah umur lima
kedudukan dan menggeser peran dukun tahun (balita) di desa sampel penelitian.
sebagai penolong persalinan. Seperti
diketahui bahwa dukun bersalin Hasil dan Pembahasan
tradisional cukup banyak jumlahnya.
Gambaran Umum Pencarian
Sejak Pelita IIItelah dilakukan pelatihan
Pertolongan Persalinan.
dukun dalam rangka meningkatkan
kemampuan menolong persalinan. Dari
Jumlah sampel yang tercakup dalam
survai sebanyak 292 ibu balita, dari
103-000 dukun bayi pada tahun 1989 sejumlah ibu tersebut 67,1 persen
sebanyak 70.000 telah dilatih.
persalinannyaditolong oleh dukun, 30,2
Diharapkan tidak akan tumbuh lagi persen oleh tenaga medis, dan 2,7
dukun-dukun bersalin yang baru persen oleh penolong persalinan
sebagaimana mulai dicanangkan sejak lainnya. Angka tersebut sesuai dengan
tahun 1951 hasil SKRT tahun 1992yaitu sebanyak 69
Mengantisipasi pengembangan
persen persalinan ditolong oleh dukun
program penempatan bidan di desa di pedesaan. Apabila dilihat distribusi
dengan mempertimbangkan sosial pendidikan ibu yang ditolong oleh
budaya, kiranya perlu dipikirkan dukun terlihat bahwa sebagian besar ibu
pemanfaatan tenaga dukun bersalin berpendidikan SD dan buta huruf. Bila
tradisional dalam kondisi saat ini dan
63
mmilk
65
Populasi, 5(2), 1994
66
Populasi, 5(2), 1994
67
Populasi, 5(2), 1994
bahwa peran dukun pada saat yang bermakna untuk hubungan antara
persalinan dapat dilihat pada tabel 4. kepuasan ibu atas pertolongan
Responden yang merasa puas terhadap persalinan dengan penolong persalinan
pertolongan dukun ada sebanyak 194 (14,775 > X2-tabel) significant. Dapat
dengan memberikan jawaban 'ya'. Ada diartikan bahwa perasaan puas setelah
beberapa alasan pada jawaban 'ya' pertolongan persalinan berhubungan
sebagai berikut: merasa aman (31,1 erat dengan jenis penolong persalinan.
persen), penolong bersikap ramah (31,1
persen), lain-lain (57,7 persen) Perawatan Pascapersalinan
sedangkan ibu yang merasa puas karena Lama perawatan pascapersalinan
keterampilan dukun hanya6,l persen. yang diberikan dukun bersalin
Tabel 4. tergantung pada permintaan ibu yang
Hasil Pertolongan Persalinan oleh Dukun ditolong. Perawatan ibu dan bayi dapat
Bersalin Tradisional, Tulung Agung, 1994 dilakukan selama selapan (35 hari) atau
(n=196). sampaipuputpuser (lepasnya tali pusat)
atau beberapa hari sesuai dengan
Masa Persalinan Jumlah Persen
permintaan ibu. Perawatan sampai
Persalinan Berjalan 192 98,0
Lancar denganpuput puser biasanya dilakukan
setiap hari dengan kunjungan pagi dan
Hasil Persalinan Lahir 195 99.5
Hidup sore. Selain dukun merawat bayi
3erasaan Puas 194 99,0 -memandikan dan merawat tali pusat-
ietelah Persalinan juga merawat ibu. Dukun meramu jamu
untuk diminum ibu, juga diberikan jamu
luar (bobok, tapel, pilis). Ibu juga
Hasil di atas membuktikan bahwa
dianjurkan memakai gurita dan
emilihan jenis tenaga penolong
bengkung (tubuh dililit dengan setagen)
:rsalinan banvak dipengaruhi oleh
agar bentuk perut kembali seperti
:terjangkauan tenaga penolong, baik
sebelum hamil. Menurut dukun, ibu-ibu
iri segi jarak maupun biaya dan
sekarang malas untuk menggunakan
tunjang masih tingginya keinginan
bengkung, tetapi masih mau
isyarakat untuk bersalin di rumah.
menggunakan gurita. Pada masa lalu ibu
eskipun 41,3 persen memilih dukun
setelah bersalin harus tidur dengan
is pertimbanganpengalaman, ternyata
tubuh bersandar pada bantal yang
ig menganggap keterampilan dukun
disusun tingi-tinggi, tetapi hal tersebut
kup baik hanya 6,1 persen. Keadaan
tidak dilakukan lagi setelah mendapat
memudahkan tenaga medis untuk
petunjuk dari tenaga kesehatan karena
pat diterima sebagai penolong
dapat terjadi gangguan aliran darah.
rsalinan. Di samping itu, hal ini
Dukun juga melakukan pemijatan pada
lihat dari perilaku ibu dalam
badan ibu dan melakukan uialik dadah
•awatan kehamilan yang sebagian
(mengatur letak kandungan) setelah
ar pergi ke bidan.
masa selapan.
Dilakukan uji Chi Square dengan a =
Pada waktu-waktu yang lalu, dukun
') dan tercatat bahwa terdapat hasil
juga meramu jamu untuk diberikan
Populasi, 5(2), 1994
kepada bayi. Akan tetapi, atas anjuran ada hubungan yang bermakna antara
tenaga kesehatan, pemberian jamu perawatan kehamilan dengan penolong
kepada bayi sudah tidak dilakukan lagi. persalinan (60,84425 > X2-tabel,
Demikian juga tapel dan parem tidak significant), demikian juga dengan
lagi diberikan kepada bayi, tetapi diganti anjuran meneteki (25,017 > X2-tabel,
dengan minyak telon dan bedak bayi. significant). Jadi dukun bayi mempunyai
Dukun tidak keberatan dengan cara pengaruh terhadap perawatan bayi dan
yang diajarkan oleh tenaga kesehatan anjuran meneteki.
karena melihat manfaatnya yaitu bayi
Tabel 6.
tetap sehat dan terlihat lebih bersih serta
Anjuran Meneteki pada Ibu yang Ditolong
tidak lagi harus mencuci baju bayi yang Dukun, Tulung Agung, 1994 (n=196)
penuh noda bekas parem atau tapel.
Anjuran-anjuran yang diperoleh dukun Anjuran Meneteki Jumlah Persen
biasanya didapat melalui petugas Kemauan Sendiri 184 93,9
kesehatan secara langsung atau melalui Keluarga 20 10,2
kader kesehatan atau perangkat desa. Dukun Bayi 10 5,1
Tabel 5. Petugas Kesehatan 1 0,5
Perawatan Bayi Selelah Persalinan, Yang Teman 1 0,5
Dilolong Dukun Bayi Tulung Agung, Tahun
1994 (n = 196)
69
Populasi, 5(2), 1994
71
Populasi, 5(2), 1994
I
Populasi, 5(2), 1994
73