Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499

Percobaan Kinerja Alat Peremuk dengan Mengatasi Kelebihan Beban


Pada Jaw Crusher 3 dan Mengatur Ukuran Lubang Screen pada
Vibrating Screen 2 di PT Bailey Rekatama Desa Mekarsari,
Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat
Performance Test Tool Crusher by Overcoming Overload on Jaw Crusher 3 and
Adjusting Screen Hole Size on Vibrating Screen 2 at PT Bailey Rekatama Desa
Mekarsari, Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur, West Java Province
1
Itang Samsudin, 2Linda Pulungan, 3Pramusanto
1,2
Prodi Teknik pertambangan, fakultas Teknik, Universitas islam bandung
Jl. Tamansari no 1 bandung 40116
e-mail: samsudinitang@gmail.com

Abstract. PT. Bailey Rekatama is a company engaged in andesite stone mining since 2006, PT Bailey
Rekatama opened its first mining location located in Cimuncang Block, Mekarsari Village, Cikalogkulon
District, Cianjur Regency, West Java Province. As development in Indonesia is very rapidly increasing, so
that the standard needs are very in need, especially andesite rocks, so that PT Bailey Rekatama opens the
second mining location in the Mekarsari block Mekarsari Village, Cikalogkulon District, Cianjur Regency,
West Java Province, to meet the very high consumer needs . PT. Bailey Rekatama has several tools, namely
SHANBAO SBM PE600 × 900 Jaw Crusher 1 piece, SHANBAO SBM PE250 × 1000 Jaw Crusher 2 pieces
SHANBAO SBM PE250 × 1000 1 piece Jaw Crusher, as well as Impact Crusher PF-1210 1 piece. In the
production trial at PT Bailey Rekatama a belt cut test was carried out to determine the production data, the
overload in unit 3 jaw crusher was 1.43 tons / hour so the trial production process was not continuous, in
overcoming the problem in unit 3 jaw crusher, an alternation experiment was carried out. screen size of 3 cm
to 3.5 cm, so that the grain size data is more than 3.5 cm by 32% and less than 3.5 cm by 68%. Calculation
of the amount of feed material that enters using data screen size of more than 3.5 cm by 32% in the production
of 11.11 tons / hour so that there will be no overload because it does not exceed the production capability of
3 crusher jaw 14.89 tons / hour . From the results of this crushing unit, the production of sand products is
11.96 split1-2 39.89 tons / hour Screening 0.5-1 29.98 tons / hour Stone ash 22.49 tons / hour so the total
production is 104.32 tons / hour 634.26 tons / day 19,027 tons / month
Keywords: Crushing plant, Crusher unit, overload

Abstrak. PT. Bailey Rekatama merupakan perusahaa yang bergerak di bidang pertambangan batu andesit
sejak tahun 2006, PT Bailey Rekatama membuka lokasi penambangan yang pertama yang berlokasi di Blok
Cimuncang Desa Mekarsari Kecamatan Cikalogkulon Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Seiring
pembangunan di indonesia yang sangat meningkat pesat, sehingga kebutuhan baku pun sangat di butuhan
terutama batuan andesit, sehingga PT Bailey Rekatama membuka lokasi penambangan yang ke dua di blok
Mekarsari Desa Mekarsari Kecamatan Cikalogkulon Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat, untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yang sangat tinggi. PT. Bailey Rekatama memiliki beberapa alat yaitu Jaw
Crusher SHANBAO SBM PE600×900 1 buah, Jaw Crusher SHANBAO SBM PE250×1000 2 buah Jaw
Crusher SHANBAO SBM PE250×1000 1 buah, serta Impact Crusher PF-1210 1 buah. Dalam percobaan
produksi di PT Bailey Rekatama dilakukan uji belt cut untuk mengetahui data peroduksi, kelebihan beban di
jaw crusher unit 3 sebesar 1,43 ton/jam sehigga proses percobaan produksi tidak kontinyu,dalam mengatasi
permasaahan di jaw crusher unit 3 maka dilakukanlah percobaan dengan pergantian ukuran screen 3 cm
menjadi 3,5 cm, sehingga di mendapat data ukuran butir lebih dari 3,5 cm sebesar 32% dan yang kurang dari
3,5 cm sebesar 68%. Perhitungan jumlah material umpan yang masuk menggunakan data ukuran screen lebih
dari 3,5 cm sebesar 32% di hasil produksi sebesar 11,11 ton/jam sehingga tidak akan terjadi kelebihan beban
karna tidak melebihi kemampuan produksi jaw crusher 3 sebesar 14,89 ton/jam. Dari hasil unit peremukan
ini menghasilkan produksi produk pasir 11,96 split1-2 39,89 ton/jam Screenin 0,5-1 29,98 ton/jam Abu batu
22,49 ton/jam jadi total produksi 104,32 ton/jam 634,26 ton/hari 19.027 ton/bulan
Kata Kunci: Crushing plant, Unit peremuk,kelebihan beban
A. Pendahuluan
Andesit merupakan material yang bersifat komersil yang menunjang proses

735
736 | Itang Samsudin, et al.

pembangunan insfrastruktur di indonesia. PT Bailey Rekatama perusahaan


pertambangan yang bergerak di bidang pengadaan bahan material, khususnya material
batu andesit.
PT Bailey Rekatama sejak tahun 2006 sampai sekarang dan membuka wilayah
kerja baru di desa Mekarsari kec. Cikalongkulon Kab.Cianjur, Jawa Barat dengan ijin
(WIUP) Operasi Produksi atas nama Sigit Prabowo Tanggal IUP 27 Pebruari 2014. PT.
Bailey Rekatama mempunyai target produksi 30.000 ton/bulan untuk menyuplai batu
andesit ke perusahaan yang sudah bekerja sama seperti PT Wika Karya dan PT. Pasco.
Dalam percobaan produksi kali ini perusahaan belum berproduksi secara total
(masih dalam uji coba) adapun spesifikasi yang diinginkan konsumen yaitu di
antaranya: kualitas batu, bentuk batu dan lain-lain, serta harus mencapai target produksi
sehingga apabila proyek tersebut berjalan, maka tidak ada hambatan di kemudian hari
dalam produksi batu andesit. Dalam proses uji coba masih ada permasalahan yaitu di
unit jaw crusher yang sering terjadi over load sehingga produksi tidak berjalan dengan
lancar dan efektif. Maka upanya penyelesaian permasalahanya adalah dengan cara
mengindentifikasi setiap alat pengolahan yang ada di unit pengolahan di PT. Bailey
Rekatama supaya dapat diidentifikasi alat bagian mana saja yang mengakibatkan
terganggunya peroses produksi.
Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui produksi di setiap unit peremukan PT. Bailey Rekatama.
2. Mengatasi Over load pada jaw crusher yang bermasalah sehingga produksi
berjalan lancar.
B. Landasan Teori
Pengolahan Bahan galian
Pengolahan bahan galian merupakan suatu pemisahan mineral berharga dari
pengotornya yang tidak berharga dengan memanfaatkan perbedaan sifat fisik dari
mineral-mineral tersebut, tanpa mengubah identitas kimiawi dan fisiknya. Proses
pengolahan bahan galian ini secara umum dapat dipisahkan kedalam beberapa bagian
atau beberapa langkah yang diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Comminution.
2. Sizing.
3. Concentration.
4. Dewatering.
Hopper
Hopper adalah alat penampungan material sementara dari tambang sebelum
masuk pada alat penghancur (jaw crusher), ukuran hopper ini bisa disesuaikan dengan
kebutuhan, hopper memiliki bentuk persegi dan persegi panjang. Fungsi dari hopper ini
supaya material tidak langsung turun pada alat peremuk.

Gambar 1.Bagian Hopper


Volume 4, No. 2, Tahun 2018
Percobaan Kinerja Alat Peremuk dengan Mengatasi Kelebihan...| 737

Untuk mengetahui volume dari hopper maka digunakan rumus dibawah ini yaitu

( ) ( )
V=
Keterangan :
V = Volume (m3)
p = Panjang atas (m)
L = Lebar atas (m)
lb = Lebar bawah (m)
pb = Panjang bawah (m)
H = Tinggi (m)
Jaw crusher
Jaw crusher diperkenalkan oleh Blake dan Dodge, dan beroperasi dengan
menerapkan penghancur bertekanan, merupakan salah satu peralatan pemecah batu yang
paling terkenal di dunia. Jaw Crusher sangat ideal dan sesuai untuk penggunaan pada
saat penghancuran tahap pertama dan tahap kedua. Memiliki kekuatan anti-tekanan
dalam menghancurkan bahan paling tinggi hingga dapat mencapai 320Mpa. Jaw crusher
ini mempunyai keunggulan struktur sederhana, kinerja stabil, perawatan mudah,
menghasilkan partikel akhir dan rasio penghancuran tinggi. Jadi jaw crusher merupakan
salah satu mesin penghancuran paling penting dalam lini produksi penghancuran batu.

Gambar 2. Jaw Crusher

Cara kerja jaw crusher secara umum yaitu bahan galian di masukkan melalui
rahang kemudian bahan galian tersebut akan di tekan oleh dinding-dinding Fixed Jaw
Plate dan moving jaw plate. Kemudian moving jaw plate akan bergerak yang digerakkan
oleh fly wheel. Kemudian dinding-dinding tersebut bergerak maju mundur dengan di
atur oleh Toggle Plate sehingga bahan galian akan tertumbuk oleh dinding-dinding
tersebut sehingga bahan galian akan pecah dan berubah ukuran menjadi lebih kecil dari
sebelumnya.

K = 0.6 X Lr X So

Keterangan :
K = Kapasitas ( ton/jam)
Lr = Panjang receiving opening ( inch )
So = Jarak jaw pada throat saat swing jaw menjauh ( inch )
Screening
Screening adalah proses pengelompokan mineral berdasarkan ukuran lubang
ayakan sehingga ukuran yang didapatkan bisa seragam, alat yang digunakan untuk
Teknik Pertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2017-2018
738 | Itang Samsudin, et al.

melakukan screening disebut screen. Proses pengolahan mineral memerlukan ukuran –


ukuran partikel dengan distribusi kecil (berukuran relativ seragam) yang sesuai dengan
ukuran maksimal derajat liberalisasi mineral berharganya, untuk mendapatkan
keseragaman ukuran partikel mineral digunakan melalui proses pengayakan.
Tujuan dilakukannya proses screening tersebut adalah
1. Menghasilkan produk akhir yang berukuran seragam
2. Meningkatkan kapasitas unit operasi lainnya.
3. Mencegah oversize masuk ke proses pengolahan selanjutnya.
4. Mencegah undersize masuk ke dalam mesin crusher.
5. Mencegah terjadinya over crusher atau over grinding.

Gambar 4.Vibrating Screen


Kapasitas suatu screen dapat diketahui dengan menggunakan rumus empiris
Telsmith
K = { Area (A x B x C x D x E x F)} + Oversize

Keterangan :
K = Kapasitas ( ton/jam)
Area = Luas permukaan screen (m²) atau (ft²)
A = Faktor ukuran lubang suatu screen
B = Faktor jumlah Oversize
C = Faktor efisiensi screen yang diinginkan
D = Faktor umpan yang ukurannya lebih kecil dari ukuran opening
E = Faktor proses pemisahan kering atau basah
F = Faktor deck yang digunakan
Belt Conveyor
Umumnya belt conveyor terdiri dari kerangka (frame), dua buah pulley, pulley
penggerak (driving pulley) pada head end dan pulley pembalik (take–up pulley) pada
tail end, belt, carry, dan return idler, unit penggerak, cawan pengisi (feed hopper) yang
dipasang di atas conveyor, saluran buang (discharge spout), dan pembersih belt (belt
cleaner) yang biasanya dipasang dekat head pulley.
1. Belt: Alat yang berfungsi sebagai wadah material yang diangkut.
2. Idler: Alat yang berguna untuk menahan atau menyangga belt.
3. Centering Device: Alat yang berguna untuk mencegah agar belt tidak meleset dari
roller-nya.
4. Skirts: Alat yang dipasang dikiri dan kanan belt yang berguna untuk mencegah
terjadinya ceceran.
5. Kerangka (frame) : Konstruksi baja yang menyangga seluruh susunan belt
conveyor dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jalannya belt yang
berada di atasnya tidak terganggu.
6. Unit Penggerak (drive units): Komponen penggerak terdiri dari motor penggerak,
roda gigi reduksi, puli penggerak (drive pulley), puli snub (snub pulley), dan
kopling. Pada belt conveyor, daya motor ditransmisikan ke belt dengan friksi belt

Volume 4, No. 2, Tahun 2018


Percobaan Kinerja Alat Peremuk dengan Mengatasi Kelebihan...| 739

yang melalui pulley penggerak (driving pulley) yang digerakkan oleh motor
listrik.
Untuk mengetahui kapasitas dari suatu belt conveyor maka digunakan rumus
persamaan Norman L.weiss yaitu:

=
Keterangan :
Q = Kapasitas Aktual Belt Conveyor (ton/jam).
W = Berat Sample (kg/m).
V = Kecepatan Belt Conveyor (m/s).
Material Balance
Material Balance adalah suatu neraca kesetimbangan pada Pengolahan Bahan
Galian dimana jumlah partikel umpan yang masuk dalam alat pengolahan hasilnya sama
dengan jumlah material yang keluar.
Untuk menghitung losses pada sebuah rangkaian pengolahan, digunakan rumus material
balance (Sils S.R.,1996).

Material balance= Qin - Qout


Keterangan :
MB = Faktor Kehilangan (ton/jam).
Qin = Material Masuk (ton/jam).
Qout = Material Keluar (ton/jam).

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Pengambilam Sempel Dari Belt Conveyor
Dalam pengambilan data tersebut yang pertama kali di lakukan yaitu melihat unit
peremukan berjalan dengan pull sehingga tidak ada bel yang kosong setelah itu berhentikan
unit peremukan tersebut sehingga kita bisa mengambil data produksi dengan rumus beltcut
data yang di butuhkan seperti berat sample dalam 1 meter agar mempermudah perhitungan
selanjutnya menghitung data kecepatan dengan manual menggunakan Stop watch yang
sudah di kasih tanda di beltnya conveyornya atau pun bisa di lihat di spesifikasi alat.
Tabel 1. data sempel 1 belt conveyor
Kecep
Panjang
atan Kecepata
Berat Berat Pengambi Jumlah
Belconveyor Belt n Belt
Sampel Sampel lan Total
Conve Conveyor
Sampel
yor
(Kg) (Ton) (m) (m/s) (m/jam) Tph
BC 1 11,9 0,0119 1 3,09 11124 132,38
BC 2 ( Pasir) 1,4 0,0014 1 2,36 8496 11,89
BC 3 = +(Bc 5+Bc
17,1 0,0171 1 2,39 8604 147,13
7)
BC 4 4,3 0,0043 1 1,07 3852 16,56
BC 5 3,5 0,0035 1 1,16 4176 14,62
BC 6 2,4 0,0024 1 1,42 5112 12,27
BC 7 2,2 0,0022 1 1,52 5472 12,04
BC 8 (split 1-2) 4,4 0,0044 1 2,55 9180 40,39
BC 9 ( screening
3,4 0,0034 1 2,54 9144 31,09
0.5- 1)
BC 10 ( Abu batu
2,2 0,0022 1 2,53 9108 20,04
0,5)

Sumber : Hasil Data Pengamatan


( )
Q=
Keterangan :
Q = Produksi belt conveyor (ton/jam).
W = Berat Material (kg/m).
V = Kecepatan Belt Conveyor (m/jam).

Teknik Pertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2017-2018


740 | Itang Samsudin, et al.

.
, ( )
Belt Conveyor 1 =
= 132,38 ton/jam

Tabel 2. Data Sempel 1 Belt Conveyor


Kecep
Panjang
atan Kecepata
Berat Berat Pengambi Jumlah
Belconveyor Belt n Belt
Sampel Sampel lan Total
Conve Conveyor
Sampel
yor
(Kg) (Ton) (m) (m/s) (m/jam) Tph
BC 1 12,1 0,0121 1 3,04 10944 132,4224
BC 2 ( Pasir) 1,5 0,0015 1 2,19 7884 11,826
BC 3= +(Bc5+Bc7) 16,9 0,0169 1 2,42 8712 147,2328
BC 4 4,3 0,0043 1 1,03 3708 15,9444
BC 5 3,4 0,0034 1 1,19 4284 14,5656
BC 6 2,3 0,0023 1 1,48 5328 12,2544
BC 7 2,2 0,0022 1 1,55 5580 12,276
BC 8 (split 1-2) 4,3 0,0043 1 2,69 9684 41,6412
BC 9 ( screening 2,8 0,0028 1 2,68 9648 27,0144
0.5-1)
BC 10 ( Abu batu) 2,4 0,0024 1 2,72 9792 23,5008

Sumber : Hasil Data Pengamatan

Tabel 2. Data Sempel 1 Belt Conveyor


Kecep
Panjang
atan Kecepata
Berat Berat Pengambi Jumlah
Belconveyor Belt n Belt
Sampel Sampel lan Total
Conve Conveyor
Sampel
yor
(Kg) (Ton) (m) (m/s) (m/jam) Tph
BC 1 11,9 0,0119 1 3,12 11232 133,6608
BC 2 ( Pasir) 1,5 0,0015 1 2,25 8100 12,15
BC 3= 17,7 0,0177 1 2,33 8388 148,4676
+(Bc5+Bc7)
BC 4 4,4 0,0044 1 1,04 3744 16,4736
BC 5 3,5 0,0035 1 1,23 4428 15,498
BC 6 2,4 0,0024 1 1,34 4824 11,5776
BC 7 2,3 0,0023 1 1,39 5004 11,5092
BC 8 (split 1-2) 3,9 0,0039 1 2,68 9648 37,6272
BC 9 ( screening 3,3 0,0033 1 2,68 9648 31,8384
0.5-1)
BC 10 ( Abu batu) 2,3 0,0023 1 2,89 10404 23,9292

Sumber : Hasil Data Pengamatan

Tabel 3. Data Perhitungan Rata Rata Belt Conveyo


beltconveyor sampling jumlah total rata-rata

1 132,38
BC 1 2 132,42 132,82
3 133,66
1 11,89
BC 2 ( Pasir) 2 11,83 11,96
3 12,15
1 147,13
BC 3 = +(Bc 5+Bc 7)
2 147,23 147,61
3 148,47
1 16,56
BC 4 2 15,94 16,33
3 16,47
1 14,62
BC 5 2 14,57 14,89
3 15,50
1 12,27
bc 6 2 12,25 12,03
3 11,58
1 12,04
BC 7 2 12,28 11,94
3 11,51
1 40,39
BC 8 (split 1-2) 2 41,64 39,89
3 37,63
1 31,09
BC 9 ( screening 0,5-1) 2 27,01 29,98
3 31,84
1 20,04
BC 10 ( Abu batu – 0,5) 2 23,50 22,49
3 23,93

Volume 4, No. 2, Tahun 2018


Percobaan Kinerja Alat Peremuk dengan Mengatasi Kelebihan...| 741

Tabel 4. persamaan berat material balance


Perhitungan losse pada jaw crusher 1,2,3 dan imfac crusher
losse
Belconveyor
ton/jam
BC 1=
Bc 3
(BC 1- BC 2)
120,86 120,78 0,09
Vibrating Screen 2 (BC 4+ BC 6 + BC 8 + BC 9 + BC
BC 3
10)
120,78 120,72 0,06

BC 4 BC 5
16,33 14,89 1,43

BC 6 BC 7
12,03 11,94 0,09

Sumber : Hasil Data Pengamatan


Losses Rangkaian BC1 - BC3
Feed (Qin BC1) – Produk (Qout BC3)= 120,86 ton/jam –120,78 ton/jam
= 0,09 ton/jam

Tabel 5. Hasil Percobaan Pengambilan Data Screen 3.5


ukuran butir
ukuran screen sempel
< 3,5 cm > 3,5cm
1 0,5 0,7
2 0,4 0,6
3 0,2 0,7
4 0,2 0,8
3.5
5 0,3 0,6
total 1,6 3,4
rata rata 0,32 0,68
% 32 68

Sumber : Hasil Data Pengamatan


BC 4 = 32% x 16,33 = 5,22 ton/jam
= 16,33 ton/jam – 5,22 ton/jam
= 11,11 ton/jam

Tabel 6. Perbandingan Peroduksi Sebelum dan Sesudah diganti Dengan Ukuran


Screen 3.5
Ukuran losse Keterangan
BC 4 BC 5 ton/jam
screen
Kelebihan
3 16.33 14.89 1.43
beban
3,5 11,11 11,11 0 efektif

Sumber : Hasil Data Pengamatan


Pada jaw crusher unit 1 mempunyai kapasitas produksi sebesar 140 ton/jam
secara teoritis, tetapi dengan perhitungan belt cut maka di dapat hasil produksi aktual
sebesar 132,82 ton/jam,
Pada jaw crusher unit 2 yang menggunakan 2 alat jaw crusher yang kapasitasnya
masing-masingnya 65 ton/jam menjadi 130 ton/jam secara teoritis, dengan pengujian uji
belt cut maka produksi aktual pada jaw crusher unit 2 ini sebesar 120,78 ton/jam
Pada jaw crusher unit 3 dengan kapasitas produksinya sebesar 65 ton/jam secara
teoritis dan di dapat hasil produksi aktualnya sebesar 14,89 ton/jam,
Pada impact crusher dengan kapasitas produksi sebesar 100 ton/jam secara
teoritis, tetapi dengan perhitungan uji belt cut maka produksi aktual pada screenImpact
Crusher ini sebesar 11,94 ton/jam
Pada percobaan dengan mengganti ukuran ayakan 3 cm menjadi 3,5 cm yang
dapat dilihat pada Tabel 4.10 maka ukuran material yang lebih dari 3,5 cm sebesar 32 %

Teknik Pertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2017-2018


742 | Itang Samsudin, et al.

dan ukuran material yang kurang dari 3,5 cm sebesar 68%. Hasil perhitungan percobaan
pergantian ukuran ayakan 3,5 cm sebesar 32%, menghasilkan produksi BC 4 sebesar
11,11 ton/jam. Dari perhitungan material balance secara teoritis maka jumlah partikel
umpan yang masuk dalam alat peremuk hasilnya sama dengan jumlah material yang
keluar. Ukuran ayakan yang awalnya 3 cm terjadi kelebihan beban karena umpan yang
masuk sebesar 16,33 ton/jam sedangkan jumlah material yang keluar sebesar 14,89
sehingga terjadi kelebihan beban sebesar 1,43 ton/jam. Setelah di ganti dengan ukuran
ayakan 3,5 cm maka dari hasil perhitungan di atas sebesar 11,11 ton/jam umpan yang
masuk secara teoritis material yang keluar pun akan 11,11 ton/jam. Kemampuan
produksi jaw crusher unit 3 dengan css 2 cm sebesar 14,89 ton/jam sehingga apabila
umpan material yang masuk kurang dari 14,89 ton/jam maka kita dapat prediksi bahwa
tidak akan terjadi kelebihan beban.
D. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil kegiatan penelitian dengan pengambilan data dan
pengamatan terhadap unit peremukan di PT Bailey Rekatama dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil percobaan yang di lakukan untuk mengetahui CSS (Close Set Setting) yaitu
melakukan pengukuran pada lubang bukaan jaw crusher sehingga dapat diketahui
bahwa pada jaw crusher unit 3 css sebesar 8 cm, pada jaw crusher unit 2 CSS
nya sebear 5 cm dan pada jaw crusher unit 3 CSSnya 2 cm serta imfact crusher
CSSnya 2 cm
2. Dari hasil percobaan maka produksi pada tiap alat peremuk dengan cara uji belt
cut, pada jaw crusher unit 3 produksinya sebesar 132,82 ton/jam, jaw crusher unit
2 produksinya sebesar 120,78 ton/jam dan jaw crusher unit 3 produksinya sebesar
14,89 ton/jam serta impact crusher produksinya sebesar 11,94 ton/jam
3. Dari data Tabel 4.9 maka kita dapat melihat yang paling besar lossesnya di jaw
cusher unit 3 sebesar 1,43 ton/jam dari BC 4 ke BC 5. Adapun cara mengatasinya
dengan cara merubah ukuran screen dari ukuran 3 cm menjadi 3,5 cm sehingga
di dapat data ukuran butir lebih dari 3,5 cm sebesar 32% dan yang kurang dari
3,5 cm sebesar 68%. Perhitungan jumlah material umpan yang masuk
menggunakan data ukuran screen lebih dari 3,5 cm sebesar 32% di hasil produksi
sebesar 11,11 ton/jam.
4. Dari hasil perhitungan untuk upaya perbaikan kelebihan beban atau over load
dengan percobaan pergantian ukuran screen 3,5 cm, maka hasil produksinya
sebesar 11,11 ton/jam. Hal ini Tidak akan terjadi kelebihan beban karena nilai
produksi yang sudah diganti dengan ukuran ayakan sebesar 11,11 ton/jam tidak
melebihi kemampuan produksi jaw sebesar 14,89 ton/jam.
Saran
Untuk mengatasi permasalahan tersebut sebaiknya melakukan tindakan seperti
beberapa point di bawah ini :
1. Mengganti ayakan supaya tidak terjadi kelebihan beban dan seimbang
2. Memeriksa kondisi jaw crusher, seperti perawatan alat, suku cadang sehingga
ketika alat rusak tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk perbaikan karena
kondisi alat yang di pakai di PT Bailey Rekatama alat bekas yang sudah cukup
Tua.

Volume 4, No. 2, Tahun 2018


Percobaan Kinerja Alat Peremuk dengan Mengatasi Kelebihan...| 743

Daftar Pustaka
Taggart, Arthur F. 1944, “Handbook of Mineral Dreshing”, Wiley- Interscience
Publication, New York
Ir. Tobeng, 2005 “, Prinsip Dasar Pengolahan Bahan Galian (Mineral Dressing).”
Learn Mine, 2014, Pengertian dan Cara Kerja Jaw Crusher
Toha, Juanda, 2002, “Conveyor sabuk dan peralatan pendukung”, PT JUNTO
Engineering, Bandung, Indonesia.
Saepuloh Asep, 2016, Kajian Optimalisasi Pada Peningkatan Produksi Di Unit
Peremukan Batu Andesit Di Pt Silva Bandung Barat Jawa Barat, Universitas Islam
Bandung, Bandung
Yudantara Ismail, 2017, Evaluasi Kerja Alat Peremuk (Crusher) Batu Andesit Di PtT
Mitra Multi Sejahtera, Desa Mekarsari, Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten
Cianjur, Provinsi Jawa barat Universitas Islam Bandung, Bandung
Ependi Marlin, 2016, Upaya Peningkatan Produksi (Split) Batu Andesit Pada
Crushing Plant Di PT Mandiri Sejahtera Sentra Di Desa Sukamulya, Kecamatan
Tegal Waru, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat Universitas Islam
Bandung, Bandung

Teknik Pertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2017-2018

You might also like