1142 3421 1 PB PDF
1142 3421 1 PB PDF
1142 3421 1 PB PDF
ABSTRACT
Some research even found that in soursop leaf (Annona muriciata L) contain bioactive
substance called acetogenin that act as anti cancer. Commonly extraction process used to
extracting substance in the leaf is known as conventional extracting process which has flaws.
Hence its need further research in term of extracting in which more optimal that is the usage
of microwave (Microwave Assisted Extraction / MAE) MAE extraction is extracting process
that using microwave radiation to heat the solvent quick and efficient. This research using
CCD method from RSM (Response Surface Methodology) with 2 unbound variables that time
extraction (X1) and solvent ratio (X2), and the result from this research is quadratic. The
optimum point from each variable is the extracting time 9' and 84" with solvent ratio of
25.19 of ingredient that is simplicia powder of soursop leaf approximately 25gr. From the
optimum point we can drawn that optimum condition of antioxidant activity respond is as
much as 75.75% and phenol total content of 276.9 ppm.
Key word: soursop leaf, MAE, Response Surface Methodology.
ABSTRAK
Beberapa penelitian menemukan bahwa daun sirsak (Annona muriciata L) mengandung
senyawa bersifat bioaktif yang dikenal dengan nama acetogenin yang berfungsi sebagai
antikanker. Proses ekstraksi yang umum digunakan untuk mengekstrak biasanya
menggunakan ekstraksi konvensional yang memiliki kekurangan, sehingga diperlukan
penelitian tentang ekstraksi yang lebih optimal yaitu dengan menggunakan bantuan
gelombang mikro (Microwave Assisted Extraction/MAE). Ekstraksi MAE merupakan ekstraksi
yang memanfaatkan radiasi gelombang mikro untuk memanaskan pelarut secara cepat dan
efisien. Penelitian ini menggunakan metode rancangan CCD dari RSM (Response Surface
Methodology) dengan 2 variabel bebas yaitu waktu ekstraksi (X1) dan rasio bahan pelarut
(X2). Titik optimum dari masing-masing variabel adalah waktu ekstraksi 9 menit 84 detik
dengan rasio bahan pelarut 25,19 dengan bahan baku berupa bubuk simplisia daun sirsak
kering sebanyak 25 gram. Dari titik optimum tersebut diperoleh kondisi optimum untuk
respon aktivitas antioksidan sebesar 75,75% dan nilai total fenol sebesar 276,9 ppm.
Kata kunci : daun sirsak, MAE, metodologi permukaan respon.
Aulia, Latifa Putri dan Simon Bambang Widjanarko. 2018. Optimasi Proses Ekstraksi Daun Sirsak
(Annona muricata L) Metode MAE (Microwave Assisted Extraction) dengan Respon Aktivitas
Antioksidan dan Total Fenol. Jurnal Agroindustri Halal 4(1): 079 – 087
080 | Aulia dan Widjanarko Optimasi Proses Ekstraksi Daun Sirsak Metode MAE
wadah tahan panas, kertas saring, gelas alumunium foil, kompor listrik, buret, statis
beaker 600 ml (Durham), gelas beaker 250 kuvet, dan spektrofotometer UV-VIS (20 D
ml (Pyrex), corong, erlenmeyer 250 ml Plus).
(Pyrex), plastik, karet, rotary evaporator Metode Penelitian
(Butchi B-490), botol kecil, dan alumunium
foil. Penelitian ini disusun dengan
Alat yang digunakan dalam analisa adalah menggunakan metode rancangan CCD dari
neraca analitik (Mettle denver AA 200), RSM (Response Surface Methodology).
gelas arloji, spatula baja, gelas beaker 100 Rancangan yang digunakan pada metode
ml (Pyrex), Erlenmeyer (Pyrex), pipet permukaan respon, yaitu:
volume (HG), bola hisap (Merienfiel), tabung X1= Waktu Ekstraksi = 5; 9; dan 13 (menit)
reaksi (Pyrex), labu ukur 50 ml (Pyrex), X2= Rasio Bahan Pelarut = 20; 23,5; dan 27,5
corong, tisu, plastik wrap, kertas label, (w/v)
kulkas (Toshiba), rak tabung kayu,
Analisa data dilakukan dengan software bertujuan untuk menghilangkan bagian daun
Design Expert DX 7.0.0 (trial version), (Stat- sirsak yang tidak segar, misalnya bagian
Ease Inc., Minneapolis, MN, USA) yang sudah kering ataupun busuk. Kemudian
menggunakan Central Composite dilakukan pencucian untuk menghilangkan
experimental Design (CCD) Respone Surface debu dan kotoran pada permukaan daun
Methodology (RSM). Perbandingan sirsak. Daun sirsak yang telah bersih
ketepatan antara prediksi dan hasil dimasukkan ke dalam oven kabinet untuk
penelitian dengan analysis of variance. dikeringkan. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi kadar air dalam daun sirsak
yang berfungsi memperpanjang umur
Pelaksanaan Penelitian simpan. Pengeringan dilakukan selama ±3
Pembuatan Serbuk Simplisia Daun Sirsak jam, suhu 500C. Berat keseluruhan daun
Kering sirsak setelah dikeringkan menjadi 680
gram. Daun sirsak yang telah kering
Daun sirsak basah ditimbang sebanyak 1 kemudian dihancurkan dengan blender
kg kemudian dilakukan sortasi yang
082 | Aulia dan Widjanarko Optimasi Proses Ekstraksi Daun Sirsak Metode MAE
Tabel 2. Data respon aktivitas antioksidan dan total fenol dari rancangan komposit pusat
Variabel Sebenarnya Variabel Terkode Respon
Waktu Rasio Y1 Y2
No Ekstraksi bahan Aktivitas Total
X1 X2
(menit) pelarut Antioksi- Fenol
(w/v) dan (%) (ppm)
1. 5 20 -1 -1 75,6 238,7
2. 13 20 1 -1 62,4 157,4
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 4 Nomor 1, April 2018 | 083
66.6
sehingga pada analisa pengaruh aktivitas
X1 = A: Lama Ekstraksi
79
senyawa target akan menurun (Mandal,
Aktivitas Antioksidan
X2 = B: Rasio bahan:pelarut
75.75
72.5
2007). Disimpulkan bahwa pemanasan yang
69.25 berlebih akan menyebabkan sel
66 terdegradasi, sehingga aktivitas antioksidan
27.50
25.63 11.00
13.00
akan menurun.
23.75 9.00
21.88
B: Rasio bahan:pelarut 20.00 5.00
7.00
A: Lama Ekstraksi Menurut Baskar (2007) yang melakukan
studi aktivitas antioksidan in vitro pada
daun spesies Annona yaitu A. squamosal, A
Gambar 1. Grafik interaksi variabel waktu reticulata dan A. muricata menyatakan
ekstraksi dan rasio volume bahwa A. muricata memiliki aktivitas
pelarut terhadap respon antioksidan paling tinggi dibanding spesies
aktivitas antioksidan Annona lainnya, yang dimungkinkan akan
adanya kehadiran acetogenin dalam daun
Kurva tiga dimensi ini menunjukkan sirsak yang bereaksi dengan DPPH
adanya hubungan antara waktu ekstraksi menyebabkan aktivitas antioksidan yang
dan rasio bahan pelarut terhadap aktivitas terukur menjadi tinggi. Hasil ekstraksi A.
antioksidan. Pada kurva permukaan muricata dengan etanol 50% kemudian
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dilakukan analisa GC-MS dapat diketahui
akan semakin tinggi pada daerah warna senyawa alkaloid dalam daun sirsak
merah dan semakin rendah pada daerah (Mohanty, 2008).
warna biru muda. Grafik tiga dimensi ini bisa
dilihat pada bentuk kontur plot setelah Gambar 1 juga menunjukkan bahwa
dilakukan irisan melintang pada grafik peningkatan aktivitas antioksidan
tersebut. meningkat seiiring dengan meningkatnya
rasio bahan pelarut. Semakin banyak jumlah
Gambar 1. dapat dilihat bahwa grafik rasio bahan pelarut etanol yang digunakan,
respon aktivitas antioksidan meningkat maka semakin banyak juga senyawa target
seiring dengan meningkatnya waktu yang terlarut dalam etanol. Akan tetapi,
ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi, jumlah rasio bahan pelarut yang berlebihan
maka semakin banyak senyawa target yang kurang efisien terhadap proses ekstraksi
dapat terekstrak dengan etanol dan MAE. daun sirsak. Hal ini ditunjukkan pada
Sedangkan, peningkatan waktu ekstraksi Gambar 1, yang menunjukkan bahwa
melebihi waktu ekstraksi optimal akan peningkatan rasio bahan pelarut diatas titik
menyebabkan akivitas antioksidan menurun. respon optimal menyebabkan penurunan
Ekstraksi dengan metode MAE merupakan aktivitas antioksidan. Rasio bahan pelarut
proses ekstraksi yang memanfaatkan energi juga faktor kritis dalam proses ekstraksi.
yang ditimbulkan oleh gelombang mikro, Prinsip utamanya adalah volume pelarut
energi ini menyebabkan adanya panas yang harus mencukupi untuk memastikan bahwa
berakibat suhu akan meningkat. Pemanasan bahan telah tercelup seluruhnya ke dalam
akibat gelombang mikro akan menyebabkan pelarut selama proses iradiasi. Secara
dinding sel hancur, sehingga senyawa target umum, rasio bahan pelarut terhadap matriks
akan terekstrak keluar dan dapat berdifusi padatan yang lebih rendah lebih efektif pada
ke pelarut. Waktu ekstraksi yang semakin metode ekstraksi konvensional. Sebaliknya,
lama semakin meningkat akan menyebabkan rasio yang tinggi akan menurunkan
pemanasan pada sel-sel daun sirsak akan rendemen ekstrak karena diperlukan proses
meningkat dimana suhu ekstraksi akan terus pengadukan (stirring) pelarut terhadap
meningkat, hal ini akan mempengaruhi gelombang mikro. Penelitian-penelitian
senyawa target khususnya senyawa aktif sebelumnya melaporkan bahwa jumlah
akan terdegradasi oleh panas tersebut. bahan dan volume pelarut yang dipakai
Senyawa aktif akan larut dalam pelarut, akan
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 4 Nomor 1, April 2018 | 085
dalam ekstraksi MAE berkisar antara (ml/mg). Efisiensi pemanasan pelarut oleh
miligram dan mililiter (dalam skala gelombang mikro juga perlu diperhatikan
laboratorium) dengan aplikasi rasio karena akan mempengaruhi tingkat
optimum 10:1 (ml/mg) hingga 20:1 evaporasi pelarut (Mandal, 2007).
X1 = A: Lama Ekstraksi
290
ekstraksi terus meningkat seiring dengan etanol yang digunakan, maka semakin
bertambahnya waktu ekstraksi yang akan banyak juga senyawa target yang terlarut
menyebabkan terdegradasinya senyawa dalam etanol. Sedangkan, peningkatan rasio
fenol. Gelombang mikro juga dapat bahan pelarut di atas titik respon optimal
mengurangi aktivitas enzimatis yang dapat menyebabkan penurunan total fenol. Prinsip
merusak senyawa yang di ekstrak, panas utamanya adalah rasio volume pelarut harus
yang dihasilkan oleh gelombang mikro akan mencukupi untuk memastikan bahwa bahan
menghambat aktivitas enzim fenolase (Salas, telah tercelup seluruhnya ke dalam pelarut
2010). Rostagno (2007) mengekstrak selama proses radiasi.
isoflavon pada tepung kedelai menggunakan
etanol 50% pada suhu 50oC. Waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai rendemen Titik Optimum Respon Aktivitas
optimum adalah 20 menit. Hal ini sesuai Antioksidan dan Total Fenol
dengan penelitian total fenol pada ekstrak Keakuratan model juga dapat diketahui
kasar daun jati (Chyntia, 2012) menyatakan dari perbandingan nilai aktual penelitian
bahwa semakin lama waktu ekstraksi akan dengan prediksi dari model. Hasil prediksi
menghasilkan total fenol yang rendah. produksi etanol oleh model pada kondisi
Pada Gambar 2 juga ditunjukkan bahwa optimum selanjutnya diverifikasi dengan
peningkatan total fenol meningkat seiring melakukan pengujian secara empiris pada
dengan meningkatnya rasio bahan pelarut. uji kondisi optimum.
Semakin banyak jumlah rasio bahan pelarut