Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

ID Analisis Spasial Pengaruh Faktor Lingkun

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS SPASIAL PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP


PERSEBARAN KASUS MALARIA DI KECAMATAN PUNGGELAN
KABUPATEN BANJARNEGARA

Desi Tri Puspaningrum, Mursid Rahardjo, Nurjazuli


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: desitripuspaningrum@gmail.com

Abstract : Malaria is still a health problem in the world. There is about 3.3 billion
citizens from 97 countries has been infected by malaria disease. In Indonesia,
there are about 54% from 497 districts becoming endemic area of malaria
disease. Banjarnegara becomes one of the endemic area in Central Java
Province. Banjarnegara has four sub-district are with high cases of malaria. The
area of sub-district, Punggelan has the API value 1,12/1000 citizens. It does not
reach national target which is targeting API <1/1000 citizens, yet. The purpose of
this research is analyzing spatial distribution and knowing the influence of
environmental factors toward malaria disease in sub-district Punggelan,
Banjarnegara in 2015. The type of this research is analytical observational with
control cases design using simple random sampling technique. The amount of
sample is 120. Bivariate analysis using chi square test and spatial analysis using
Arcgis 9.3. software. Bivariate test result of each independent variabel incidence
of malaria as follow: the presence of puddles (p = 0.022; OR = 2.962), the
presence of wire netting (p = 0,0001; OR = 42), the condition of house wall (p =
0.0001; OR = 11.811), and the presence of ruminants (p = 0.031; OR = 0.381).
Spatial analysis shows the distribution of malaria cases are in the majority around
a puddle with a distance up to 300 m, cases of malaria in Punggelan near the
ruminants, caught malaria mosquitoes that An. aconitus, An. maculatus, An.
balabacensis. This research can be concluded that the presence of puddles, the
presence of wire netting, the condition of house wall, and the presence of
ruminants relating to malaria disease in the Punggelan subdistrict.

Keywords : Malaria, Environment,Spatial Analysis, Banjarnegara


Bibliography : 65 (1987-2016)

PENDAHULUAN Indonesia yang terdiri dari 33


Malaria menjadi salah satu daerah provinsi, hampir seluruhnya
penyakit yang diperhatikan dalam terdapat kasus malaria positif. Pada
dunia internasional, sekitar 3,3 miliar tahun 2014 terjadi penurunan
penduduk di 97 negara dan wilayah daerah endemis tinggi dari 16%
berisiko dapat terinfeksi oleh malaria pada tahun 2012 menjadi 11% pada
dan penyakit berkembang lainnya. tahun 2014. Tetapi perlu diketahui
Dari banyaknya penduduk tersebut bahwa daerah dengan endemis
1,2 miliar diantaranya memiliki risiko rendah juga menurun dari 68% pada
yang tinggi untuk terkena penyakit tahun 2012 menjadi 67% pada tahun
malaria (>1 dari 1000 potensi 2014. Hal ini berarti bahwa terjadi
terkena malaria dalam setahun).1 peningkatan daerah dengan
endemis sedang. Oleh karena itu
882
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kewaspadaan pengendalian harus secara bertahap akan terbebas dari


selalu ditegakkan karena bukan malaria.
tidak mungkin suatu daerah endemis Pentingnya pengendalian
rendah berubah menjadi daerah malaria dikarenakan penularan yang
endemis yang tinggi.2 sangat mungkin terjadi karena
Berdasarkan data statistik malaria ini merupakan penyakit yang
Provinsi Jawa Tengah diketahui ditularkan melalui vektor nyamuk
kasus malaria di Kabupaten yang keberadaannya dapat
Banjarnegara menduduki pada ditemukan di lingkungan sekitar.
kedua terbanyak setelah Kabupaten Penularan dari orang yang sakit
Purworejo yaitu dengan 287 kasus kepada orang yang sehat harus
pada tahun 2014. Kecamatan dicegah agar tidak terjadi wabah
Punggelan sebagai salah satu yang meluas.6
wilayah kecamatan di Banjarnegara Pengendalian malaria
yang mempunyai kasus malaria dilakukan di wilayah yang tepat yaitu
yang tinggi dengan 99 kasus. Nilai pada wilayah yang mempunyai
API pada Kecamatan Punggelan potensi besar dalam penularan.
1,41 per 1000 penduduk berisiko Sasaran yang tepat pada wilayah
artinya pada setiap 1000 penduduk berpotensi akan membantu
terdapat 1 – 2 penduduk yang pelaksanaan penanggulangan
terkena malaria.3 Kecamatan malaria menjadi lebih baik. Oleh
Punggelan belum mencapai target karena itu dibutuhkan suatu sistem
nasional yaitu nilai API <1 per 1000 informasi geografis (SIG) untuk
penduduk.2 dapat melaksanakan program
Malaria merupakan penyakit malaria secara efektif. Sistem ini
menular yang ditularkan oleh vektor memungkinkan untuk melihat
nyamuk Anopheles betina. Malaria hubungan, pola, dan trend secara
ini disebabkan oleh parasit spasial, sehingga lebih mudah untuk
plasmodium yang hidup dan melakukan pemecahan masalah.7
berkembangbiak di dalam eritrosit Oleh karena itu peneliti akan
manusia. Sifat kronis yang dapat mengkaji secara spasial hubungan
terjadi pada penderita karena parasit antara faktor lingkungan dengan
ini dapat bersembunyi dalam tubuh kejadian malaria di Kecamatan
pejamu dan menimbulkan Punggelan Kabupaten
manifestasi klinis sewaktu – waktu Banjarnegara.
apabila daya tahan tubuh lemah.4
Indonesia memberikan METODE PENELITIAN
perhatian khusus dengan Penelitian ini merupakan
mengeluarkan keputusan Menteri penelitian observasional
Kesehatan Republik Indonesia menggunakan pendekatan case
nomor 293/menkes/sk/iv/2009 control. Pengolahan data spasial
tentang eliminasi malaria di dilakukan menggunakan software
Indonesia. Dengan adanya Arcgis.9.3. Populasi penelitian
keputusan tersebut menyatakan adalah seluruh penderita malaria (+)
bahwa Indonesia bersungguh – dan bukan penderita malaria (-) di
sungguh dalam melakukan aksi Kecamatan Punggelan, Kabupaten
nyata dalam mengeliminasi penyakit Banjarnegara tahun 2015. Sampel
malaria.5 Indonesia mempunyai kasus adalah penderita malaria (+)
tujuan bahwa pada tahun 2030 Kecamatan Punggelan, Kabupaten
Banjarnegara tahun 2015 yang
883
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

terdiagnosa terkena malaria oleh Tidak rapat 26 21,7


puskesmas Kecamatan Punggelan. Keberadaan kandang hewan
Sampel kontrol adalah bukan ternak besar
penderita malaria (-) di Kecamatan Ada 28 23,3
Punggelan, Kabupaten
Banjarnegara tahun 2015 yang tidak Tidak ada 92 76,7
pernah didiagnosa terkena malaria Berdasarkan tabel 1 dapat
oleh puskesmas Kecamatan diketahui bahwa terdapat 25,8% (31
Punggelan. Cara pengambilan responden) di sekitar rumahnya
sampel dengan metode simple terdapat genangan air yang
random sampling. Sampel kasus 60 mengandung jentik, sedangkan
orang dan sampel kontrol 60 orang 74,2% (89 responden) tidak terdapat
sehingga total sampel 120 orang. genangan air yang mengandung
Data primer pada penelitian ini jentik di sekitar rumahnya.
diperoleh melalui observasi dan Sebanyak 59,2% (71
wawancara dengan menggunakan responden) memiliki rumah tanpa
kuesioner, serta penentuan titik kawat kasa pada ventilasinya atau
koordinat dan pengukuran memiliki kawat kasa tetapi tidak
kepadatan nyamuk. Data sekunder layak pakai, sedangkan 40,8% (49
yaitu berupa data pasien penderita responden) memiliki rumah dengan
malaria di puskesmas Kecamatan kawat kasa pada ventilasi dalam
Punggelan tahun 2015. keadaan baik.
Analisis univariat untuk Dinding rumah responden
mengetahui deskripsi variabel yang rapat lebih banyak
penelitian. Analisis bivariat untuk dibandingkan dengan responden
mengetahui hubungan dan odds dengan dinding yang tidak rapat
ratio (OR) dengan menggunakan uji yaitu 78,3% (94 responden),
statistik Chi – square. Analisis sedangkan dinding tidak rapat
spasial untuk mengetahui distribusi sebesar 21,7% (26 responden).
kasus malaria dengan menggunakan Keberadaan kandang hewan
software Arcgis.9.3. ternak di sekitar rumah responden,
sebesar 76,7% (92 responden) tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN terdapat kandang hewan ternak,
A. Analisis Univariat sedangkan 23,3% (28 responden)
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Faktor terdapat kandang hewan ternak di
Lingkungan Kasus dan Kontrol di sekitar rumahnya.
Kecamatan Punggelan Tahun 2016 Pada tabel 2 dapat diketahui
Variabel f % hasil dari penangkapan nyamuk di
Keberadaan genangan air tiga desa yaitu Desa Petuguran,
Tanjungtirta, dan Bondolharjo.
Ada 31 25,8 Tempat penangkapan nyamuk yaitu
Tidak ada 89 74,2 di kandang (KD), dinding (DD),
umpan orang dalam (UOD), dan
Keberadaan kawat kasa
umpan orang luar (UOL). Disajikan
Ada 49 40,8 dalam satuan MHD (man hour
density) per jam per orang.
Tidak ada 71 59,2
Penangkapan nyamuk di tiga
Kondisi dinding rumah desa tersebut mendapatkan nyamuk
Rapat 94 78,3 dari spesies Anopheles yaitu An.
aconitus, An. maculatus, An. vagus,
884
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

An. balabacensis, An. flavirostis. kejadian malaria di Kecamatan


Dari spesies Anopheles yang Punggelan. Dari hasil uji juga
tertangkap tersebut, dicurigai didapatkan nilai OR sebesar 2,692
sebagai vektor malaria yaitu An. (95% CI = 1,137 – 6,373) berarti
aconitus, An. maculatus dan An. bahwa seseorang yang tinggal di
balabacensis. Hal ini berdasarkan wilayah yang terdapat genangan air
penelitian yang telah dilakukan oleh di sekitarnya memiliki risiko untuk
Pramestuti tahun 2015 dan Ikawati terkena malaria 2,692 kali lebih
tahun 2006 yang menyebutkan besar dibandingkan dengan
nyamuk tersebut merupakan vektor seseorang yang tidak tinggal di
malaria di wilayah Banjarnegara.8,9 wilayah yang dekat dengan
genangan air.
Tabel 2. Fauna Nyamuk yang Genangan air yang ditemukan
Ditemukan di Desa Petuguran, pada penelitian yaitu berupa kolam,
Tanjungtirta dan Bondolharjo sawah, dan
Kecamatan Punggelan Tahun 2016 mata air. Pada genangan ini
Tem MHD terdapat larva nyamuk dikarenakan
Spesies
pat /jam/org tidak terdapat predator pemangsa
Petuguran sehingga nyamuk menggunakan
tempat tersebut sebagai tempat
Anopheles vagus UOL 0,25
perindukannya. Tempat penemuan
Tanjungtirta genangan air sebagai tempat
Anopheles UOL 0,25 perindukan nyamuk ini sesuai
balabacensis dengan Hakim tahun 2013 dan
Anopheles vagus DD 1 Pramestuti tahun 2015 yang
menyebutkan bahwa sawah dan
Bondolharjo kolam serta mata air merupakan
Anopheles vagus UOD 1,5 tempat yang dapat menjadi faktor
risiko penularan malaria dengan
Anopheles flavirostis UOD 0,5 adanya jentik di tempat tersebut.8,10
Anopheles maculatus UOD 0,25 Hasil penelitian mengenai
hubungan keberadaan genangan air
Anopheles aconitus UOD 1,5 dan kejadian malaria ini sejalan
Anopheles vagus UOL 1 dengan Saputro tahun 2015 dengan
nilai p yang dihasilkan yaitu sebesar
Anopheles maculatus UOL 0,25
0,012 yang berarti ada hubungan
Anopheles aconitus UOL 1 antara keberadaan genangan air
Anopheles vagus KD 3 dan kejadian malaria.11
2. Hubungan Keberadaan Kawat
Anopheles maculatus KD 1 Kasa dengan Kejadian Malaria
Uji chi square pada tabel 3
B. Analisis Bivariat menunjukkan nilai p sebesar 0,0001
1. Hubungan Keberadaan berarti bahwa ada hubungan
Genangan Air dengan Kejadian keberadaan kawat kasa dengan
Malaria dengan kejadian malaria di
Hasil uji chi square Kecamatan Punggelan. Nilai OR
menggunakan SPSS pada tabel 3 sebesar 42 (95% CI = 13,027 –
menunjukkan nilai p sebesar 0,022. 135,412) yang berarti bahwa
berarti bahwa ada hubungan seseorang dengan rumah tidak
keberadaan genangan air dengan menggunakan kawat kasa akan
885
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

memiliki risiko 42 kali lebih besar yang digunakan tidak menjamin


untuk terkena malaria dibandingkan pada kerapatan dinding.
dengan rumah menggunakan kawat Penelitian ini sejalan dengan
kasa. Dansa tahun 2013 yang menyatakan
Sejalan dengan penelitian ada hubungan kerapatan dinding
Saputro tahun 2015 yang rumah dengan kejadian malaria
menyatakan ada hubungan dengan nilai p 0,028 dan OR 2,455
pemasangan kasa pada ventilasi (95% CI = 1,533 – 9,868) yang
dengan kejadian malaria dengan berarti seseorang yang memiliki
nilai p sebesar 0,026. Ventilasi yang dinding tidak rapat akan memiliki
tidak dipasang kasa akan risiko terkena malaria 2,5 kali lebih
mempunyai risiko kejadian malaria besar dibandingkan dengan yang
3,6 kali dibandingkan rumah yang memiliki dinding rapat.13
memasang kasa pada ventilasi.11
Penelitian ini juga sejalan dengan 4. Hubungan Keberadaan
Erdinal tahun 2006 dengan nilai p Kandang Hewan Ternak Besar
0,027 yang menunjukkan ada dengan Kejadian Malaria
hubungan pemasangan kawat kasa Hasil uji chi square pada tabel
nyamuk dengan kejadian malaria.12 3 menunjukkan nilai p sebesar
0,031 yang berarti bahwa ada
3. Hubungan Kondisi Dinding hubungan keberadaan kandang
Rumah dengan Kejadian hewan ternak dengan kejadian
Malaria malaria di Kecamatan Punggelan.
Hasil uji chi square pada tabel Hasil uji juga menunjukkan nilai OR
3 menunjukkan nilai p sebesar sebesar 0,0381 (95% CI = 0,156 –
0,0001 berarti bahwa ada hubungan 0,93) yang berarti faktor risiko yang
kondisi dinding rumah dengan diteliti merupakan faktor protektif.
kejadian malaria di Kecamatan Dapat diamati pada tabel yang
Punggelan. Hasil uji juga berarti bahwa tidak ada kandang
menunjukkan nilai OR sebesar ternak dapat menjadi faktor protektif
11,811 (95% CI = 3,309 – 42,153) pada penduduk di daerah tersebut.
yang berarti rumah dengan kondisi Kandang ternak tidak diletakkan
dinding rumah yang tidak rapat dekat dengan rumah sehingga
memiliki risiko 11,811 kali untuk kandang tersebut sebagai faktor
terkena malaria dibandingkan rumah protektif pada kejadian malaria.
dengan kondisi dinding yang rapat. Tidak adanya kandang hewan ternak
Hasil observasi menunjukkan di dekat rumah ini dapat melindungi
bahwa rumah responden yang tidak dari kejadian malaria.
rapat dikarenakan dinding rumahnya Pada hasil penangkaan
terbuat dari anyaman bambu, selain nyamuk diketahui nyamuk malaria
itu ada juga yang terbuat dari kayu, yang tertangkap tersebut
disamping itu pada dinding diantaranya merupakan nyamuk
responden yang terbuat dari semen dengan sifat menyukai darah hewan.
ternyata tidak menjamin pada Nyamuk yang lebih menyukai darah
kerapatan dinding. Pada dinding hewan yaitu An. aconitus dan An.
yang terbuat dari semen tetapi tidak maculatus, sedangkan An.
rapat dikarenakan dinding tersebut balabacensis merupakan nyamuk
tidak sampai pada atap rumah, yang menyukai darah primata dan
sehingga terdapat lubang di bagian manusia.14 Dilihat dari kepadatan
atasnya. Hal ini berarti jenis dinding nyamuk yang tertangkap, kepadatan
886
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

nyamuk An. aconitus dan An. Sejalan dengan penelitian yang


maculatus lebih tinggi dibandingkan dilakukan oleh Hasyimi tahun 2012
dengan An. balabacensis. bahwa ada hubungan seseorang
Keberadaan kandang hewan ternak yang tinggal di sekitar peternakan
dapat menjadi pemicu adanya besar dengan kejadian malaria. Nilai
nyamuk yang datang pada wilayah OR 1,64 (95% CI = 1,32 – 2,04)
tersebut. Apabila kandang ternak menyatakan bahwa seseorang yang
berada dekat dengan rumah maka tinggal di sekitar peternakan besar
dapat terjadi nyamuk malaria ini mempunyai risiko 1,64 kali
akan masuk ke dalam rumah dibandingkan dengan yang tidak
sehingga dimungkinkan dapat tinggal di sekitar peternakan besar.15
melakukan penularan malaria.
Tabel 3. Analisa Bivariat Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian
Malaria di Kecamatan Punggelan Tahun 2016
Kasus Kontrol 95% CI
No. Variabel Nilai p OR
Frek % Frek % Low Up
1 Keberadaan
Genangan Air
Ya 21 35 10 16,7 0,022 2,692 1,137 6,373
Tidak 39 65 50 83,3
Jumlah 60 100 60 100
2 Keberadaan
kawat kasa
Tidak ada 56 93,3 15 25 0,0001 42 13,027 135,412
Ada 4 6,7 45 75
Jumlah 60 100 60 100
3 Kondisi
dinding
rumah
Tidak rapat 23 38,3 3 5 0,0001 11,811 3,309 42,153
Rapat 37 61,7 57 95
Jumlah 60 100 60 100
4 Keberadaan
kandang
hewan
Tidak ada 41 68,3 51 85 0,031 0,381 0,156 0,93
Ada 19 31,7 9 15
Jumlah 60 100 60 100

C. Analisis Spasial

887
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.

Gambar 1. Keberadaan Genangan Air terhadap Kasus dan Kontrol Malaria di Kecamatan
Punggelan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016

Gambar 2. Keberadaan Kandang Hewan Ternak terhadap Kasus dan


Kontrol Malaria di Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2016

888
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

1. Persebaran Malaria dengan penghambat (cattle barrier)


Keberadaan Genangan Air nyamuk agar tidak menggigit
Genangan air yang berada manusia.20
di lingkungan sekitar mempunyai Pada gambar 2 dapat dilihat
potensi untuk menjadi tempat persebaran kandang dengan
perkembangbiakan jentik keberadaan kasus malaria. Zona
nyamuk.16 Genangan air ini dapat buffer pada gambar menunjukkan
berupa kobakan, sawah, kolam, bahwa kasus malaria sebagian
mata air, muara sungai.8,10 besar berada pada radius 200 m
Hasil penelitian pada dari kandang. Hal ini berarti
gambar 1 menunjukkan adanya bahwa kasus berada dekat
genangan air yang berupa dengan kandang.
sawah, kolam, dan mata air. Jarak yang terlalu dekat
Genangan air ini disajikan dalam dengan kandang ini dapat
bentuk zona buffer untuk meningkatkan adanya potensi
mengetahui hubungan penularan malaria dikarenakan
keberadaannya dengan kasus kemungkinan banyaknya nyamuk
malaria. Pada gambar 1 dapat malaria di dalam kandang yang
dilihat bahwa kasus malaria dapat masuk ke dalam rumah
masih berada pada jarak sampai ataupun menggigit manusia pada
300 m dari genangan air. Sejalan saat di luar rumah. Sehingga
dengan Widiarti tahun 2014 lebih baik untuk meletakkan
bahwa kasus malaria berada kandang berjarak dengan rumah
pada jarak yang berdekatan untuk mengurangi kemungkinan
berkisar 0 – 500m.17 Pada masuknya nyamuk dari kandang
gambar tersebut juga terdapat ke dalam rumah.
kasus yang berada diluar jarak
300 m tetapi kasus tersebut KESIMPULAN
masih berada pada jarak terbang 1. Nyamuk malaria yang tertangkap
nyamuk yang bisa mencapai 1,5 yaitu An. aconitus, An. maculatus
km. Keberadaan kasus yang dan An. balabacensis.
berada jauh bisa dimungkinkan 2. Terdapat hubungan keberadaan
karena adanya angin yang dapat genangan air (nilai p = 0,022; OR
membawa terbang nyamuk ke = 2,692 dan 95% CI = 1,137 –
arah tersebut..18 6,373), keberadaan kawat kasa
(nilai p = 0,0001; OR = 42 dan
2. Persebaran Malaria dengan 95% CI = 13,027 – 135,412),
Keberadaan Kandang Hewan kondisi dinding rumah (nilai p =
Ternak Besar 0,0001; OR = 11,811 dan 95% CI
Nyamuk dilihat dari = 3,309 – 42,153) dan
perilakunya mencari darah keberadaan kandang hewan
berdasarkan sumbernya ternak besar (nilai p = 0,031; OR
dibedakan menjadi antropofilik = 0,381 dan 95% CI = 0,156 –
yaitu yang menyukai darah 0,93) dengan kejadian malaria di
manusia dan zoofilik yaitu yang Kecamatan Punggelan.
menyukai darah binatang, tetapi 3. Analisis secara spasial
ada juga nyamuk yang tidak menunjukkan bahwa persebaran
mempunyai pilihan tertentu.19 kejadian malaria di Kecamatan
Adanya kandang di luar rumah Punggelan berada dekat dengan
dapat dijadikan sebagai
889
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

keberadaan genangan air dan Republik Indonesia Nomor


kandang hewan ternak besar. 293/menkes/sk/iv/2009. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2009.
SARAN 6. Muslim. Parasitologi untuk
1. Puskesmas hendaknya Keperawatan. Jakarta: EGC.
melakukan kegiatan pencegahan 2009
misalnya dengan memberikan 7. Bramantiyo M. Sistem Informasi
larvasida atau ikan pemangsa Geografi Menggunakan Quantum
pada potensial breeding place. GIS 2.0.1 durfour. Kementerian
2. Masyarakat dapat melakukan Pekerjaan Umum Sekretariat
tindakan pencegahan seperti Jenderal Pusat Pengolahan Data.
mengubur genangan air di sekitar 2014.
rumahnya, menutup ventilasi 8. Pramestuti N, Adil U, Ulfah FT.
jendela rumah dengan kawat Potensi Penularan Malaria di
kasa atau sejenisnya, meletakkan Desa Sigeblog, Kecamatan
kandang ternak tidak dekat Banjarmangu, Kabupaten
dengan rumah atau dibuat Banjarnegara. Balaba vol. 11 no.
mengelompok sehingga jauh dari 2. 2015.
pemukiman warga dan tidak 9. Ikawati B, Sunaryo, Bondan FW.
meningkatkan risiko adanya Studi Fauna Nyamuk Anopheles
nyamuk yang masuk ke dalam di Dukuh Karangsengon, Desa
rumah. Sigeblog, Kecamatan
Banjarmangu, Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Banjarnegara Tahun 2003.
1. WHO. World malaria report 2014. Balaba ed. 003, no. 02. 2006.
Diakses dari 10. Hakim L. Faktor Risiko
http://www.who.int/malaria/publica Penularan Malaria di Desa
tions/world_malaria_report_2014/ Pamotan Kabupaten
wmr-2014-no-profiles.pdf. Pada Pangandaran. Aspirator vol. 5
tanggal 5 November 2015. no. 2. 2013.
2. Kementerian Kesehatan. Profil 11. Saputro KP, Arum S. Hubungan
Kesehatan Indonesia 2014. Lingkungan Sekitar Rumah dan
Jakarta: Kementerian Kesehatan Praktik Pencegahan dengan
Republik Indonesia. 2015. Kejadian Malaria di Desa
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Kendaga Kecamatan
Banjarnegara. Laporan Bulanan Banjarmangu Kabupaten
Penemuan dan Pengobatan Banjarnegara Tahun 2013.
Malaria Puskesmas Per Desa Unnes journal of public health
Tahun 2010 – 2015 Kabupaten (4) (2). 2015.
Banjarnegara. Banjarnegara: 12. Erdinal, Dewi S, Ririn AW.
Dinas Kesehatan Kabupaten Faktor – faktor yang
Banjarnegara. 2015. Berhubungan dengan Kejadian
4. Badan Penelitian dan Malaria di Kecamatan Kampar
Pengembangan Kesehatan. Riset Kiri Tengah Kabupaten Kampar
Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: 2005/2006. Makara, Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik vol. 10 no. 2. 2006.
Indonesia. 2013. 13. Dansa AW, Budi TR, Jantje P.
5. Kementerian Kesehatan. Hubungan Antara Kondisi Fisik
Keputusan Menteri Kesehatan Rumah dengan Kejadian
890
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Penyakit Malaria di Wilayah 20. Yuana WT, Nita R, Wulan


Kerja Puskesmas Sahu SRGS. Gambaran Letak
Kabupaten Halmahera Barat. Kandang Ternak dan Kejadian
Manado: Universitas Sam Malaria di 6 Daerah Endemis
Ratulangi. 2013. Provinsi Kalimantan Selatan.
14. Kementerian Kesehatan. Jurnal Buski vol. 5, no. 1. 2014.
Pedoman Survei Entomologi
Malaria dan Pedoman Vektor
Malaria di Indonesia. Jakarta:
Dirjen PP dan PL, Direktorat
Pengendalian Penyakit
bersumber Binatang, Sub
Direkorat Pengendalian vektor.
2013.
15. Hasyimi M, Maria HH.
Hubungan Faktor Lingkungan
yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Malaria di Wilayah
Timur Indonesia (Analisis Data
Riskesdas 2010). Jurnal Ekologi
Kesehatan vol. 11 no. 1. 2012.
16. Ismanto H, Tri R, Sunaryo.
Survei Epidemiologi
Peningkatan Kasus Malaria di
Desa Jintung Kecamatan Ayah
Wilayah Puskesmas Ayah II
Agustus 2006. Balaba ed. 003
no. 02. 2006.
17. Widiarti, Bambang H, Umi W.
Analisis Spasial pada Kejadian
Luar Biasa (Klb) Malaria di Desa
Panusupan Kecamatan
Rembang dan Desa Sidareja
Kecamatan Kaligondang
Kabupaten Purbalingga. Media
Litbangkes vol. 24 no. 4. 2014.
18. Dirjen Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang. Pedoman
Manajemen Malaria. Jakarta:
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2014.
19. Hiswani. Gambaran Penyakit
dan Vektor Malaria di Indonesia.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Diakses dari
library.usu.ac.id/download/fkm/f
km-hiswani11.pdf pada tanggal
3 januari 2016.

891

You might also like