Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Choirunnisa Yuniarinda, Edy Kurnianto, Dan Sri Kismiati

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

PENGARUH BOBOT TELUR TERHADAP DAYA TETAS DAN BOBOT

TETAS ITIK MAGELANG GENERASI KEEMPAT


(The Effect of Egg Weight on the Hatchability and Hatching Weight of the 4th Generation
Magelang Duckling)

Choirunnisa Yuniarinda, Edy Kurnianto, dan Sri Kismiati

Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian


Universitas Diponegoro, Semarang
Jl. Drh. R. Soejono Koesoemowardojo, Tembalang, Kota Semarang, 50275
E-mail: nisayuniar@gmail.com

ABSTRACT

The study was aimed to determine the effect of egg weight on hatchability and hatching weight
of the 4th generation of Magelang ducklings. This research was conducted at the Balai Pembibitan dan
Budidaya Ternak Non-Ruminasia (BPBTNR) Satuan Kerja Itik Banyubiru Ambarawa. An amount of
253 eggs which obtained from 48 heads of 4th generation Magelang ducks (G4) (male:female ratio; 1:5)
were divided according to the Completely Randomized Design into 6 treatments of egg weight (i.e.
jumbo (> 80 g) , extra-large (> 75-80 g), large (> 70-75 g), medium (> 65-70 g), small (> 60-65 g), and
peewee (> 55-60 g), respectively, and 4 replications. The incubation was conducted using an automatic
incubator, and either temperature or relative humidity was adjusted to the standard for duck eggs.
The results showed that the differences in the egg weight had no significant effect on hatchability, but
significantly affected (P<0,05) duckling weight at hatch. In conclusion, the heavy egg produces a
heavy hatching weight of Magelang duckling (r= 0,733).
Keywords : Magelang ducks, egg weight, hatchability, hatching weight

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bobot telur terhadap daya tetas dan bobot
tetas itik Magelang generasi ke-4. Penelitian dilaksanakan di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak
Non Ruminasia (BPBTNR) Satuan Kerja Itik Banyubiru Ambarawa. Sebanyak 253 butir telur yang
diperoleh dari 48 ekor itik Magelang generasi ke-4 (G4) (rasio jantan : betina; 1 : 5), dibagi berdasarkan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) kedalam 6 perlakuan bobot telur (yaitu jumbo (>80 g), extra large
(>75-80 g), large (>70-75 g), medium (>65-70 g), small (>60-65 g), dan peewee (>55-60 g) dan 4 ulangan.
Penetasan dilakukan menggunakan mesin tetas otomatis dengan suhu dan kelembaban disesuaikan
dengan standar penetasan telur itik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan bobot telur
berpengaruh tidak nyata terhadap daya tetas, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot tetas.
Bobot telur yang berat menghasilkan bobot tetas yang berat pula (r= 0,733).
Kata kunci: Itik Magelang, bobot telur, daya tetas, bobot tetas

PENDAHULUAN. bertujuan untuk menghasilkan individu baru


dari suatu proses biologis yang kompleks di
Itik adalah jenis unggas air yang dalam telur. Ada dua cara yang dapat dilakukan
dibudidayakan di Indonesia dengan potensi pada proses penetasan yaitu secara alami
besar penghasil daging dan telur. Indonesia maupun buatan. Penetasan secara buatan
memiliki peluang yang besar sebagai merupakan upaya dalam mengembangkan
pengekspor daging beserta olahan itik. Salah kualitas bibit itik (Siboro dkk, 2016).
satu kendala yang dialami yaitu rendahnya Indonesia memiliki beberapa jenis itik lokal,
kontinuitas produksi pada ketersediaan telur salah satu itik lokal Indonesia yang dibudidayakan
(Herijanto dkk. 2017). Salah satu upaya untuk yaitu itik Magelang. Itik Magelang adalah itik yang
meningkatkan produktivitas itik yaitu berasal dari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
memperbaiki manajemen penetasan. Penetasan yang termasuk dalam

10
JITP Vol. 7 No. 2, Juli 2019

tipe dwiguna. Karakteristik Itik Magelang yaitu berdasarkan ukuran telur (Thai Agricutural
memiliki warna bulu kecoklatan dengan variasi Standard, 2013), yaitu jumbo (>80 g), extra large
coklat muda dan memiliki tanda berwarna putih (>75-80 g), large (>70-75 g), medium (>65-70 g),
di leher (Menteri Pertanian, 2013). Rataan small (>60-65 g), dan peewee (>55-60 g) sebagai
produksi telur itik Magelang yaitu 75,44% dari perlakuan dengan jumlah telur (n) yang
jumlah populasi 152.70 ekor dan menghasilkan berbeda pada setiap kelompok.
bobot telur sebesar 66,15 g. (Sulistyawan dkk, Inkubasi dilakukan menggunakan mesin
2018). Itik Magelang generasi ke-4 merupakan tetas otomatis selama 28 hari dengan suhu
upaya pemuliaan ternak yang bertujuan menjaga rata-rata harian 37-38 oC dan kelembaban 55-
kemurnian galur untuk memperbaiki produksi. 65%. Selama inkubasi, dilakukan pembalikan
Penetapan itik Magelang sebagai rumpun itik telur 3 kali sehari pada hari ke-3 hingga ke-25.
lokal Indonesia menyebabkan kesadaran Anak itik yang menetas ditandai, dihitung dan
terhadap kekayaan sumber daya genetik ditimbang setelah bulunya kering (Okatama
mengalami peningkatan. Pelestarian dan dkk., 2018) untuk mendapatkan bobot tetas.
pengembangan dilakukan sebagai upaya Daya tetas (%) dihitung berdasarkan jumlah
mempertahankan kualitas secara terus-menerus telur yang menetas dari sejumlah telur fertil
(Kurnianto, 2017) Seleksi merupakan dasar yang diinkubasi (North dan Bell, 1990).
utama pemuliaan ternak yang dilakukan untuk Data bobot tetas, dan daya tetas dianalisis
meningkatkan mutu genetik menjadi lebih baik dengan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap
(Nurgiartiningsih, 2017). Seleksi telur menggunakan prosedur General Linear Model
merupakan upaya untuk menghasilkan bibit (GLM) dari SAS. Jika terdapat pengaruh
yang unggul. kelompok bobot telur maka diuji lannjut
Salah satu bentuk seleksi telur adalah menggunakan Duncan’s new multiple range test
seleksi bobot telur. Bobot telur yang digunakan (Shinjo, 1990). Hubungan antara bobot telur dan
dalam penetasan merupakan aspek penting yang bobot tetas dihitung untuk menentukan
harus diperhatikan. Bobot telur memiliki persamaan regresi dan koefisien korelasinysa
korelasi positif dengan bobot tetas sehingga (r) (Sembiring, 1995).
dapat digunakan sebagai indikator bobot tetas
(Okatama dkk, 2018). Semakin berat bobot telur
HASIL DAN PEMBAHASAN.
maka akan menghasilkan anakan yang berat
pula. Keberhasilan penetasan dapat ditentukan
Daya tetas itik magelang
oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu daya
tetas dan bobot tetas. Rataan daya tetas dan bobot tetas dapat
Setelah melalui serangkaian seleksi dilihat pada Tabel 1. Rataan daya tetas itik
hingga menghasilkan generasi Ke-4, perlu Magelang (G4) selama penelitian sebesar 38,78% -
dilakukan pengujian mengenai bobot telur 56,28%. Bobot telur yang diinkubasi tidak
dan hubungannya dengan performa tetas mempengaruhi daya tetas telur, namun demikian
yang dihasilkan. Oleh karena itu, penelitian terdapat kecenderungan daya tetas lebih tinggi
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pada berat telur medium (67,93±1.46). Sehubungan
perbedaan dari kelompok bobot telur dengan hasil tersebut, Dewanti dkk. (2014)
terhadap daya tetas dan bobot tetas itik menyatakan bahwa bobot telur yang baik untuk
Magelang generasi ke-4. ditetaskan yaitu tidak terlalu berat atau ringan,
bobot terlalu berat (>77g) atau terlalu kecil (>50g)
dapat menurunkan daya tetas. Menurut Iqbal et al.
MATERI DAN METODE (2016), telur yang berukuran besar memiliki daya
Seleksi Telur dan Inkubasi tetas yang rendah dari telur yang memiliki berat
sedang
Penelitian ini menggunakan 253 butir telur Persentase daya tetas yang diperoleh pada
yang diperoleh dari 40 ekor itik Magelang penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan
generasi ke-4 (G4) yang dipelihara dengan 8 ekor penelitian yang telah dilakukan oleh Kadri dkk.
jantan dalam 4 kandang pen yang berbeda (rasio (2017) yaitu daya tetas telur itik Magelang (G3)
jantan:betina; 1:5). Pengumpulan telur dilakukan hingga 63,01%. Rendahnya daya tetas tersebut
selama 7 hari berturut-turut, kemudian dapat disebabkan oleh tingginya kematian embrio
ditimbang menggunakan timbangan digital pada proses penetasan, yang kemungkinan
(maksimum 3000 g, ketelitian 0,1 g). Telur yang disebabkan oleh tidak optimalnya metabolisme dan
dikoleksi dibagi menjadi 6 kelompok dehidrasi pada embrio (Meliyati

11
Yuniarinda, dkk

Tabel 1. Rataan bobot telur, bobot tetas dan daya tetas itik magelang generasi ke-4

kelompok bobot telur n Bobot telur (g) Bobot tetas (g) Daya tetas (%)
Jumbo 11 83,26±3.08 46,87±4.01a 53,96±39,94
Extra large 61 77,15±1.14 40,98±3.08b 43,75±19,26
Large 55 72,61±1.30 39,14±2.77c 52,57± 15,92
Medium 81 67,93±1.46 37,22±2.39d 56,28± 13,89
Small 37 63,36±1.16 33,74±2.31e 38,78±21,70
Peewee 8 58,75±0.95 31,61±1.10f 55,55±31,43
a-f rataan pada kolom bobot tetas dengan superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)

dkk, 2012). Selain itu, kandungan nutrisi induk faktor bobot telur sebesar 0,537 atau 53,7%
selama pemeliharaan juga dilaporlkan dapat (ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi)
menjadi penyebab tingginya kematian embryo sedangkan faktor lainya memiliki pengaruh
pada saat inkubasi (Ahyodi dkk, 2014). Sa’diah sebesar 46,3%. Menurut Utomo dkk. (2015),
dkk. (2015) menambahkan bahwa daya tetas ukuran DOD yang menetas ditentukan oleh
dikaitkan dengan perkembangan embrio pada bobot telur tetasnya. Bobot tetas itik Magelang
proses metabolisme dalam telur saat inkubasi. selama penelitian termasuk dalam kategori
Perkembangan embrio pada telur terjadi di luar normal. Menurut Dewi dkk. (2017)
tubuh induk sehingga nutrisi yang dibutuhkan menyatakan bahwa rataan bobot tetas itik
bersumber pada komponen telur yaitu kuning Magelang yaitu 38,21 g – 40,35 g.
dan putih telur dengan bantuan membran yang Secara kuantitatif bobot tetas yang besar
menyelimuti. berasal dari bobot telur yang berat dan bobot
tetas yang kecil berasal dari bobot telur ringan.
Bobot tetas itik magelang Hal ini sesuai dengan Iqbal et al. (2016) yang
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa bobot menyatakan bahwa ukuran bobot tetas yang
telur memberikan pengaruh nyata (P<0,05) kecil berasal dari telur kecil sedangkan bobot
terhadap bobot bobot tetas itik Magelang. Rataan tetas yang besar berasal dari telur besar. Bobot
bobot tetas itik Magelang (G4) selama penelitian telur yang berat memiliki komponen telur yang
sebesar 31,61 g – 46,87 g. Bobot telur jumbo lebih banyak dibandingkan telur kecil.
menghasilkan bobot tetas tertinggi dan bobot telur Paputungan dkk. (2017), menjelaskan bahwa
peewee menghasilkan bobot tetas terendah. Hal ini banyaknya kandungan internal telur seperti
dikarenakan bobot telur memiliki korelasi positif kuning telur dan putih telur dapat menentukan
terhadap bobot tetas. Korelasi positif ditunjukkan besarnya bobot telur sehingga menyebabkan
dengan variabel x (bobot telur) yang bernilai bobot tetas yang dihasilkan menjadi besar
posisif. Berdasarkan analisis regresi dan korelasi karena tersedianya cadangan makanan yang
diperoleh persamaan Y = 0,289+0,536x. Persamaan banyak saat perkembangan embrio.
regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap Perkembangan embrio pada telur dipengaruhi
peningkatan satu gram bobot telur maka akan oleh faktor dari dalam dan dari luar. Faktor dari
meningkatkan 0,536g bobot tetas dengan koefisien dalam yaitu cadangan makanan yang tersedia di
determinasi (R2) sebesar 0,537 dan koefisien dalam telur tersebut, sedangkan faktor dari luar
korelasi (r) sebesar 0,733. Koefisien korelasi sebesar yaitu lingkungan selama inkubasi. Dewanti dkk.
0,733 menandakan bahwa hubungan antara bobot (2014) menyatakan ukuran telur yang semakin
telur dengan bobot tetas adalah nyata. Hal ini besar memiliki jumlah kandungan nutrien yang
sesuai dengan pendapat Jaya (2019) yang lebih banyak dari telur kecil, sehingga lebih
menyatakan bahwa pada interval koefisien 0,70- banyak nutrisi yang digunakan untuk
0,89 menunjukkan bahwa tingkat korelasi tinggi pertumbuhan embrio.
atau tingkat hubungan yang kuat. Keragaman
faktor bobot tetas itik Magelang yang dipengaruhi
oleh keragaman

12
JITP Vol. 7 No. 2, Juli 2019

KESIMPULAN DAN November 2017. Hal 22-28.


Kurnianto, E. 2017. Sumber daya genetik ternak
SARAN Kesimpulan
lokal. Prosiding Seminar Teknologi dan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan Agribisnis Peternakan V, 18 November
bahwa bobot telur memiliki korelasi positif 2017. Hal: 23-33.
terhadap bobot tetas, semakin berat bobot Lestari, E., Ismoyowati dan Sukardi. 2013. Korelasi
telur maka bobot tetas semakin berat pula, antara bobot telur dengan bobot tetas dan
namun demikian daya tetas tidak tergantung perbedaan susut bobot pada telur entok
pada bobot telur. (Cairrina moschata) dan itik (Anas plathyrinchos). J.
Ilmiah Peternakan. 1(1): 163-169.
Saran Meliyati, N., K. Nova, dan D. Septinova. 2012.
Saran untuk pengembangan itik Magelang Pengaruh umur telur tetas itik mojosari
dengan penetasan kombinasi terhadap
selanjutnya yaitu seleksi telur dengan bobot
fertilitas dan daya tetas. Jurnal Peternakan
medium untuk ditetaskan agar menghasilkan
Ilmiah Terpadu. 1(1): 1-9.
kuantitas serta kualitas yang unggul.
Menteri Pertanian. 2013. Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 701/Kpts/PD.410/2/2013
DAFTAR PUSTAKA tentang Penetapan Rumpun Itik Magelang,
Menteri Pertanian.
Ahyodi, F., K. Nova dan T. Kurtini. 2014. Pengaruh
bobot telur terhadap fertilitas, susut tetas, North, M. D. and D. D. Bell. 1990. Commercial
daya tetas dan bobot tetas telur kalkun. Jurnal Chicken Production Manual. 4th Edition. The
Ilmiah Peternakan Terpadu. 2(1): 19-25. Avi Publishing Co. Inc. Westport, Conecticut.

Dewanti, R., Yuhan dan Sudiyono. 2014. Pengaruh Nurgiartiningsih, A. 2017. Pengantar Parameter
bobot dan frekuensi pemutaran telur Genetik pada Ternak Cetakan Pertama. UB
terhadap fertilitas, daya tetas dan bobot tetas Press, Malang.
itik lokal. Buletin Peternakan. 38(1): 16-20. Okatama, M. S., S. Maylinda, dan V. M. A.
Dewi, E. P., E. Suprijatna, dan E. Kurnianto. Nurgiartiningsih. 2018. Hubungan bobot
2017. Pengaruh bobot badan induk generasi telur dan indeks telur dengan bobot tetas
pertama terhadap fertilitas, daya tetas dan itik dabung di kabupaten bangkalan. Jurnal
bobot tetas pada itik magelang di satuan Ternak Tropika. 19(1): 1-8.
kerja itik banyubiru-ambarawa. Jurnal Paputungan, S., L.J. Lambey, L.S. Tangkau dan J.
Sains Peternakan Indonesia. 12(1): 1-8. Laihad. 2017. Pengaruh bobot telur tetas itik
terhadap perkembangan embrio, fertilitas dan
Gahri, H., G. Najafi, and F. Deldar. 2015. Effect
bobot tetas. Zootek, 37(1): 96-116.
of egg weight of broiler breeder on egg
characteristics and hatchery performance. Sa’diah, I.N., D. Garnida dan A. Mushawwir.
Int. J. Biosci., 6(5): 42-48. 2015. Mortalitas embrio dan daya tetas itik
lokal (Anas sp.) berdasarkan pola
Herijanto, S., Supranoto dan E. Tugiyanti. 2017.
pengaturan temperatur mesin tetas. Jurnal
Peforma itik yang diberi pakan silase
Ilmiah Peternakan Terpadu. 4(3): 1-12.
limbah sayuran pasar. JITP, 5(2): 80-85.
Shinjo, A. 1990. First Course in Statistics. 1st Ed.,
Iqbal, J., S. H. Khan, N. Mukhtar, T. Ahmed, and
University of the Ryukyus, Nishihara - cho,
R.A. Pasha. 2016. Effect of egg size (weight)
Okinawa, Japan.
and age on hatching performance and chick
quality of broiler breeder. J. Appl. Anim. Siboro N., D. Garnida dan I. Setiawan. 2016.
Res. 44(1): 54-64. Pengaruh umur induk itik dan specific
Jaya, I. 2019. Penerapan Statistika untuk Penelitian
gravity terhadap karakteristik tetasan.
Jurnal Ilmu Ternak. 5(4): 1-7.
Pendidikan. Penada Media, Jakarta.
Kadri, A., Sutopo, dan E. Kurnianto. 2017. Pengaruh Sulistyawan, I. H., Ismoyowati, dan D.
indeks bentuk telur terhadap fertilitas, daya Indrasanti. 2018. Perbedaan produksi dan
tetas dan bobot tetas pada itik magelang di kualitas telur itik tegal dan itik magelang di
satuan kerja itik Banyubiru dan kelompok tani
tingkat peternak. Prosiding Seminar
ternak itik sido rukun Magelang. Prosiding
Teknologi dan Agribisnis Peternakan IV. 7
Seminar Nasional Pengembangan Peternakan
Juli 2018. Hal 205-209.
Berkelanjutan 9. Sumedang, 15

13
Yuniarinda, dkk

Thai Agricultural Standard. 2013. Duck Egg.


National Bureau of Agricultural Commodity
and Food Standard. Ministry of Agriculture
and Cooperative.
Utomo, A. W., E. Sudjarwo dan H.S. Prayogi.
2015. Pengaruh penambahan cacing tanah
(Lumbricusrubellus) segar dalam pakan
terhadap fertilitas, daya tetas dan bobot tetas
itik mojosari. Jurnal Ternak Tropika. 16(1):
1-7.

14

You might also like