Ijms - Indonesian Journal On Medical Science - Volume 5 No. 2 - Juli 2018
Ijms - Indonesian Journal On Medical Science - Volume 5 No. 2 - Juli 2018
Ijms - Indonesian Journal On Medical Science - Volume 5 No. 2 - Juli 2018
2 – Juli 2018
Analisis Penggunaan Dan Kelengkapan Informed Consent Pada Tindakan Sectio Caesarea Di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Tahun 2017
Usage Analysis and Completeness of Informed Consent on Sectio Caesarea Actions in 2017
PKU Muhammadiyah Surakarta Hospital
Bekti Suharto
Poltekkes Bhakti Mulia, Sukoharjo
bektisuharto@gmail.com
Abstract : The results of a preliminary study of 15 DRM unknown completeness informed consent
66.7% identity, the identity of the approval of 66.7%, and the highest lack of accessories on the
signature of the witness II 80%. the use of anesthesia status of 93.4%, the completeness of identity of
60%, and highest in non accessory doctor's signature and the signatures of witnesses 66.7%. This
shows the use of informed consent and charging status along with high relatife anesthesia, causing
the value legalitat be less. To identify the use of informed consent to the act sectio caesarea in PKU
Muhammadiyah Hospital in Solo in 2017. Observation and interview, descriptive study, a retrospective
approach. The object of research DRM sectio caesarea 2015 population of 960 samples taken 282
DRM. Of the 282 DRM sectio caesarea use of informed consent informed consent are 97.51%,
75.17% idntitas completeness, comprehensiveness identity 53.19% approval, and the highest
percentage outentifikasi the signatures of witnesses II 34.39%. The use of anesthesia status 88.65%,
completeness of identity as much as 69.85%, and the highest percentage outentifikasi on the
signature of a witness - a witness 36.17%. The cause of the lack of medical personnel carefully
situations, which scattered form or proficiency patients understand and fill out the form. The use and
charging Informed consent is already well along anesthesia status it needs to be improved so that
aspect of the legality of medical services and high quality.
Keywords: informed consent, sectio caesarea, status of anesthesia.
Abstrak : Data awal penulis mendapatkan sejumlah 15 DRM diketahui kelengkapan pengisian
identitas informed consent 66,7%, identitas persetujuan 66,7%, dan ketidak lengkapan tertinggi pada
tanda tanggan saksi II 80%. penggunaan status anestesia 93,4%, kelengkapan identitas 60%, dan
ketidak lengkapan tertinggi pada tanda tangan dokter dan tanda tangan saksi-saksi 66,7%. Hal ini
menunjukan penggunaan dan pengisian informed consent berserta status anestesia relatife tinggi,
menyebabkan nilai legalitat menjadi kurang. Mengetahui penggunaan informed consent pada tindakan
sectio caesarea Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah lulus akreditasi paripurna
type B Observasi dan wawancara, jenis penelitian deskriptif, pendekatan retrospektif. Objek penelitian
DRM sectio caesarea tahun 2017 populasi 960 RM sample yang diambil 282. Dari 282 DRM sectio
caesarea penggunaan informed consent 97,51% terdapat informed consent, kelengkapan pengisian
idntitas 75,17%, kelengkapan identitas persetujuan 53,19%, dan prosentase outentifikasi tertinggi
pada tanda tangan saksi II 34,39%. Penggunaan status anestesia 88,65%, kelengkapan pengisian
identitas sebanyak 69,85%, dan presentase outentifikasi tertinggi pada tanda tangan saksi - saksi
36,17%. Penyebab ketidak telitian dari petugas medis, formulir yang tercecer atau kecakapan pasien
memahami dan mengisi formulir. Penggunaan dan pengisian Informed consent berserta status
anestesia sudah baik maka perlu di tingkatkan agar pelayanan medis dan legalitas bermutu tinggi.
Kata Kunci: informed consent, sectio caesarea, status anestesia.
seorang pasien untuk menjalani suatu tindak dan menggunakan tabel bilangan atau angka
medis tertentu. Bahkan seorang dokter, hanya acak (random number). Sedangkan yang
sebagai fasilitator dalam hal keputusan medis digunakan peneliti adalah lottery technique yaitu
pasien. Lebih jauh, penelitian-penelitian ilmiah dengan mengundi angota populasi.
menunjukkan bahwa para dokter tidak selalu Identivikasi Variabel dan Deinisi Variabel
benar dalam menebak keinginan pasien. Maka, operasional yang digunakan dalam penelitian ini
konsekuensinya para dokter seharusnya tidak adalah formulir tindakan persetujuan medis
berasumsi mengenai apa yang diinginkan (informed consent), tindakan sectio caesarea,
pasien. Akan tetapi, menanyakan setiap pasien Persetujuan tindakan medis anesthesia,
terlebih dahulu mengenai sikap mereka kelengkapan informed consent dan penggunaan
terhadap terapi untuk perpanjang hidup, seperti baik dan tidaknya informed consent.
resusitasi kardiopulmonal, dalam hal untuk Data primer berupa DRM sectio
memenuhi kewajiban etika ini, adalah tidak caesarea khususnya formulir informed consent
realistik dan formulir status anestesia di Rumah Sakit
Kebanyakan pasien memiliki keinginan PKU Muhammadiyah Surakarta. Data sekunder
besar untuk hidup dan berharap dokter berupa rekapitulasi indeks operasi /
melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan tindakan sectio caesarea selama tahun 2015 di
diri mereka, atau memperpanjang hidup. Meski Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
demikian, dokter semestinya berkonsentrasi Langkah-langkah penggumpulan data:
pada pasien lanjut usia yang mengindikasikan a. Menentukan populasi.
bahwa mereka memiliki kualitas hidup yang b. Menentukan sampel.
buruk, atau tidak ada keinginan untuk hidup lebih c. Menganalisa penggunaan dan kelengkapan
lama, atau pasien yang menderita sakit sangat informed consent pada tindakan sectio
berat. Sehingga hal tersebut di atas menjadikan caesarea.
para dokter berasumsi bahwa pasien yang tidak d. Mendeskripsikan gambaran tentang
masuk kategori ini, akan memilih resusitasi penggunaan dan kelengkapan informed
kardiopulmonal (Riawati, 2018) consent pada tindakan sectio caesarea.
e. Mengetahui baik dan tidaknya penggunaan
II. METODE PENELITIAN dan kelengkapan informed consent
Jenis penelitian yang digunakan dalam kususnya pada tindakan sectio caesarea
penelitian ini bersifat deskriptif merupakan Pengolahan data dalam penelitian meliputi
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk sebagai berikut :
mengetahui gambaran suatu masalah hukum a. Editing data : mengoreksi
kesehatan baik berupa faktor resiko maupun dan melengkapi data yang telah
faktor efek pada penggunaan dan kelengkapan dikumpulkan
informed consent pada tindakan sectio b. Klasifikasi data : klasifikasi data yang
caesarea di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah telah dikumpulkan
Surakarta. c. Tabulasi data : menyusun data
Metode yang digunakan yaitu metode dalam bentuk tabel
observasi dan wawancara merupakan d. Penyajian data : penyajian data dalam
metode yang terencana meliputi tanya bentuk kalimat / narasi agar
jawab, melihat, mencatat jumlah dan aktivitas lebih informatif dan mudah dalam
tertentu yang ada hubungannya dengan masalah pembacaan hasil penelitian.
penggunaan dan kelengkapan informed consent Sarana dan prasarana yang digunakan
pada tindakan sectio caesarea di Rumah Sakit dalam penelitian untuk pengumpulan data
PKU Muhammadiyah Surakarta. adalah Pedoman observasi, pedoman
Populasi penelitian ini adalah Keseluruhan wawancara dan chek list
DRM sectio caesarea pada formulir informed Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
consent dan formulir anestesia Tahun 2015 yaitu adalah analisis deskriptif dengan melakukan
906 DRM di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah analisis pada formulir informed consent pada
Surakarta. tindakan sectio caesarea dalam pengadaan
Pengambilan sample secara acak informed consent beserta kelengkapannya yang
sederhana (Simple Random Sampling) disertai dengan pernyataan tindakan medik
Apabila besarnya sampel yang diinginkan itu anestesia sebagai penegak dari informed
berbeda-beda, maka besarnya kesempatan consent sectio caesarea.
setiap satuan elemeter untuk terpilih pun
berbeda-beda . Teknik pengambilan sample III.HASIL PENELITIAN .
secara acak sederhana ini dibedakan menjadi a. Informed consent
dua cara, yaitu dengan mengundi angota Pada 282 DRM pasien sectio caesarea
populasi (lottery technique) atau teknik undian , diketahui yang ada informed consent
sebanyak 97,51% DRM sedangkan yang dengan lengkap dapat terjadi kesalahan target
tidak ada informed consent sebanyak 2,49% (pasien) yang akan dilakukan tindakan atau
DRM pada identitas formulir kelengkapanya salah sasaran bahkan menyebabkan malpraktek
sebanyak 75,17%, pada identitas kedokteran. Sesuai dengan UU 29 Tahun 2004
persetujuan kelengkapanya sebanyak tentang praktik kedokteran pasal 46
53,19% ,prosentase tanda tangan dokter menyebutkan : “ setiap catatan rekam medis
sebesar 36,17%, pembuat pernyataan harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan
sebesar 78,01%, saksi I sebesar 78,01%, petugas, yang memberikan pelayanan atau
Saksi II sebesar 34,39% tindakan.” Hal ini untuk mencegah kehilangan
b. Anestesia formulir DRM dan apabila salah satu formulir
Pada 282 DRM sectio caesarea diketahui lepas dari dokumen rekam medisnya, petugas
yang ada status anestesianya adalah akan lebih mudah mencari atau
88,65%, kelengkapan identitas formulir menidentifikasinya. Dari 282 DRM sectio
sebanyak 69,85%, tanda tangan dan nama caesarea ketidak lengkapan identitas
terang dokter 70,92%, tandatangan dan persetujuan sebanyak 46,81% berati
nama terang pembuat pernyataan 63,82%, kelengkapanya masih kurang karena identitas
tanda tangan dan nama terang saksi-saksi dari keluarga yang menyetujui informed consent
sebanyak 36,17%. tidak lengkap, dapat menjadikan pemasalahan
ketika pembuktian di pengadilan.
IV.PEMBAHASAN Sesuai Permenkes RI No.
Berdasarkan hasil penelitian di Rumah 290/MENKLES/PER/III/2008 pasal 9 ayat (2),
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bahwa penjelasan sebagaimana yang dimaksud
menunjukan bahwa pengunaan informed dalam ayat (1) dicatat dan didokumentasikan
consent dan anestesia kurang cocok karena dalam berkas rekam medis oleh dokter atau
pada penggunaan informed consent sebanyak dokter gigi yang memberika penjelasan dengan
97,51% sedangkan penggunaan status mencantumkan tanggal, waktu, nama, dan tanda
anestesia sebanyak 88,65% dari ketidak adanya tangan pemberi penjelasan dan penerima
informed consent sebanyak 2,49% dan ketidak penjelasan. Otentifikasi kurang baik karena dari
adanya status anestesia sebanyak 11,35% Hal 282 DRM sectio caesarea ketidak lengkapan
ini menunjukan selisih penggunaan informed tanda tangan dokter sebanyak 63,83% pembuat
consent dengan status anestesia sebanyak pernyataan sebanyak 21,99%, saksi 1 sebanyak
11,35% - 2,49% = 8,86% berati terdapat selisih 14,9% dan saksi 2 sebanyak 65,61%,
25 DRM sectio caesarea pada 282 DRM sectio prosentase tersebut cukup tinggi. Nama dokter,
caesarea. nama perawat dan nama saksi keluarga harus
Penggunaan informed consent berserta ditulis dengan lengkap apabila tidak diisi bukti
kelengkapanya di Rumah Sakit PKU informed consent menjadi kurang kuat.
Muhammadiyah Surakarta. Di Rumah Sakit PKU Karena formulir persetujuan tindakan medis
Muhammadiyah Surakarta penggunaan harus diisi dengan lengkap dan ditandatangani
informed consent masih kurang karena dari 282 oleh pasien atau keluarga pasien, dokter yang
DRM sectio caesarea tersebut prosentase melakukan tindakan dan saksi-saksi, sehinga
ketidak adanya informed consent sebanyak ada dokumen yang dapat dijadikan bukti apabila
2,49%. Tidak adanya informed consent dalam terjadi suatu saat dipersoalkan. Keadaan
status pasien atau DRM dapat menyebabkan tersebut juga akan menghindari atau menjaga
kerugian pihak rumah sakit yang dapat berakibat dari suatu hal yang menuntut pihak dokter
vatal dalam kasus hukum (medikolegal) atau maupun pihak rumah sakit apabila terdapat
merugikan bagi pihak pasien. Di rumah sakit sekenta dengan pihak pasien dikarenakan
tindakan kedokteran mengandung resiko besar, lemahnya bukti informed consent yang dilakukan
sehingga harus ada informed consent. Untuk akibat ketiadaan saksi terkait. Saksi
melindungi pasien dari tindakan medik yang merupakan komponen yang sangat vital didepan
dilakukan oleh dokter, sebaiknya petugas rekam pengadilan karena keterangan saksi inilah yang
medis lebih hati- hati dalam menyimpan berkas. akan memperkuat kebenaran atau kesalahan
Ketidak lengkapan identitas formulir, sebagian dalam informed consent. Sesuai pernyataan
besar alamat pasien tidak dicatumkan dari 282 bahwa informed consent yang tidak lengkap
DRM sectio caesarea tersebut sebanyak sebaiknya dilengkapi atau dikoreksi dengan
24,83% berarti kurang baik dalam kelengkapan suatu prosedur sehinga rekam medis menjadi
identitas. Seharusnya sebelum dilakukan lebih lengkap dan dapat digunakan dalam
tindakan kedokteran tentunya perawat sebagai pelayanan kesehatan, melindugi dari kasus
asisten dokter harus melakukan pengecekan hukum, melindungi kepentingan dokter,
terlebih dahulu secara mendetail terhadap melindungi rumah sakit serta memenuhi
identitas pasien. Apabila identitas ini tidak terisi
Arcan.
PERMENKES ( Peraturan Mentri Kesehatan )
Republik Indonesia Nomor:
290/MENKES/PER/III?2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
Jakarta: Mentri Kesehatan Republik
Indonesia.
PERMENKES ( Peraturan Mentri Kesehatan )
Republik Indonesia Nomor:
585/MENKES/PER/III/1989 Tentang
Persetujuan Tindakan Medis. Jakarta:
Mentri Kesehatan Republik Indonesia.
PERMENKES ( Peraturan Mentri Kesehatan )
Republik Indonesia Nomor:
749a/MENKES/PER/XII/1989 Tentang
Rekam Medis / Medical Records.
Jakarta: Mentri Kesehatan Republik
Indonesia.
PERMENKES (Peraturan Mentri Kesehatan )
Republik Indonesia Nomor:
269/MENKES/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis. Jakarta: Mentri
Kesehatan Republik Indonesia.
Riawati, J. 2018.
https://www.alomedika.com/informed-
consent-bukanlah-sekedar-lembar-
persetujuan-medis. Diunduh tanggal
20 April 2018
Rustiyanto,Ery . 2015. Etika Profesi dan Hukum
Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.