Taufiq Satria Mukti, Edi Istiyono: Pendahuluan
Taufiq Satria Mukti, Edi Istiyono: Pendahuluan
Taufiq Satria Mukti, Edi Istiyono: Pendahuluan
ABSTRACT
Research development is done by quantitative approach that aims to: (1) Generate tools for the assessment of critical
thinking ability; (2) Describe the quality of instruments developed to measure critical thinking skills. The study population
is the XIP MIPA class of fourteen SMAN in Kendal District. The sample of the research was determined using purposive
sampling technique which represented the school with high, medium, and low ranking criteria. Trial conducted on 201
learners. The test instrument was developed with a reasonable multiple choice form. Four categories of scores on each item
correspond to the scoring of the PCM (Partial Credit Model) politomus model. Research data were analyzed using the help
of EXCEL application, SPSS 16, QUEST and PARSCALE. The results showed that: (1) The critical thinking test
instrument fulfilled the validity of the content of the expert judgment; (2) The test instrument with four categories of fit
scores on the PCM model; (3) The test instrument has a high reliability value; (4) The test instrument has good difficulty
level criteria; (5) Test instruments can be used to estimate critical thinking skills.
Keywords: Critical Thinking, Class X Biology, Politomus Scoring, Partial Credit Model, Multiple Choice Grounded
DOI: http://dx.doi.org/10.20961/bioedukasi-uns.v11i2.21624
106 BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi 11(2): 105-110, Agustus 2018
standar kompetensi. Selain itu, tes yang digunakan validitas isi dan perbaikan butir. Kompetensi yang akan
mengukur kemampuan berpikir kritis dalam pelajaran diujikan adalah pada mata pelajaran Biologi kelas X MIPA
Biologi juga merupakan bentuk pelatihan dalam SMA Negeri. Sedangkan teori berpikir kritis yang
menghadapi dan menyelesaiakan permasalahan dalam digunakan meliputi: Aspek 1 (A1) Asumsi, subaspek 1
kehidupan nyata (Palm, 2008) dan juga sejalan dengan (SA11): menentukan hipotesis yang relevan, subaspek 2
konsep pembelajaran sains (Towle, 1989: 16-31) yang (SA12): menentukan hasil pertimbangan berdasarkan latar
selalu mengedepankan pemikiran kritis untuk dapat belakang dan fakta; Aspek 2 (A2): Argumentasi, subaspek
memahami setiap pelajaran yang sangat dekat dengan 1 (SA21): membuat argumen berdasarkan fakta dan
objek nyata. penegtahuan, subaspek 2 (SA22): Identifikasi hubungan
Kendala dalam mengestimasi kemampuan berpikir sebab akibat/alasan; Aspek 3 (A3):Analisis, subaspek 1
kritis siswa dalam bentuk tes esai dan pilihan ganda (SA31): Analisis latar belakang dan tujuan informasi,
membutuhkan solusi lain dalam bentuk tes dengan model subaspek 2 (SA32): mengkaitkan informasi dengan
baru. MCR (Multiple-Choice With Reason) adalah bentuk aktivitas manusia; Aspek 4 (A4)): Evaluasi, subaspek 1
tes dengan memilih jawaban dan memilih alasan tertutup. (SA41): memeriksa kesesuaian masalah dengan solusi,
Bentuk tes ini telah terlebih dulu dikembangkan (Istiyono, subaspek 2 (SA42): membuat kritik terhadap suatu
2014) yang diasumsikan dapat mengestimasi dan permasalahan; Aspek 5 (A5): Menyimpulkan, Subaspek 1
menggambarkan kemampuan berpikir kritis karena (SA51): Menginduksi pemikiran berdasarkan informasi,
melibatkan proses berfikir dan pengetahuan yang ada untuk subaspek 2 (SA52): Mendeduksi pemikiran berdasarkan
menyelesaikan masalah yang kompleks. Aspek berpikir informasi. Pada tahap penulisan tes juga sangat
kritis yang dikembangkan dalam indikator tes MCR memperlukan matriks tabel agar instrumen yang
meliputi asumsi, argumen, analisis, evaluasi, dan dikembangkan sesuai dengan aspek, subaspek dan materi
kesimpulan. Biologi kelas X SMA semester 1 yang terdiri dari (1)
Artikel penelitian yang ditulis ini akan membahas Ruang Lingkup Biologi, 2) Metode Ilmiah, 3) Klasifikasi,
tentang konstruksi tes berpikir kritis berdasarkan data 4) Keanekaragaman Hayati, 5) Jamur, 6) Protista, 7)
empiris. Analisis data menggunakan kecocokan model Bakteri, 8) Virus.
berdasarkan IRT (Item Respon Theory) untuk melihat item Validitas isi dilakukan oleh expert judgment yang
yang sesuai untuk digunakan berdasarkan kriteria yang ada. terdiri dari ahli pengukuran, penilaian dan ahli
Tujuan lain dalam penulisan artikel ini adalah untuk Pembelajaran Biologi. Pada tahapan ini validitas isi yang
mendeskripsikan kualitas instrumen tes yang meliputi dilakukan adalah melihat kesesuaian kompetensi, indikator
kecocokan model, reliabilitas tes, tingkat kesulitan, dan dan materi Biologi yang telah ditulis menjadi butir soal
fungsi informasi instrumen tes. dalam instrumen tes berpikir kritis. Tujuan dilakukan
validitas isi adalah untuk mengetahui kelayakan butir soal
METODE PENELITIAN yang ditinjau dari segi konsep, konstruksi, bahasa dan
keefektifan butir soal untuk mengukur tingkat kemampuan
Mengadopsi dari Metode pengembangan tes Mardapi berpikir kritis siswa.
(2016) dalam penelitian pengembangan instrumen tes Sebelum dilakukan uji coba instrumen, perlu mengkaji
berpikir kritis ini dilakukan dengan langkah yang meliputi: subjek tes yang memenuhi keriteria kemampuan siswa
1) Menyususn spesifikasi tes. 2) Menulis tes. 3) Meninjau dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Langkah
validitas isi. 4) Melakukan uji coba 5) Menganalisis item tersebut dilakukan dengan melihat peringkat sekolah
tes. berdasarkan Nilai UN tahun 2017 pada mata pelajaran
Unsur pokok dalam menyusun spesifikasi tes adalah Biologi SMA Negeri. Uji coba dilakukan pada siswa kelas
bentuk tes dan panjang tes/lama pelaksanaan tes. Penelitian X MIPA SMA Negeri di Kabupaten Kendal yang mewakili
pengembangan Instrumen tes berpikir kritis yang dilakukan dari sekolah dengan peringkat tinggi, sedang, dan rendah
adalah mengadopsi bentuk tes pilihan ganda beralasan yang yaitu sebanyak 201 siswa. Jumlah tersebut berdasarkan
terlebih dulu dikembangkan Istiyono (2013) dalam ketemtun analisis berdasarkan IRT (Item Respon Theory)
mengukur kemampuan HOT pada Pelajaran Fisika. Pada untuk memenuhi analisis 1 PL dengan model PCM.
setiap butir soal terdapat empat kategori skor dengan Pelaksanaan uji coba dilakukan dengan set tes A dan
ketentuan : Kategori-1 jika jawaban salah dan alasan salah; B dengan posisi tempat duduk peserta didik yaitu depan,
Kategori-2 jika jawaban benar dan alasan salah; Kategori- belakang, kanan, dan kiri mengerjakan soal dengan
3 jika jawaban salah dan alasan benar; Kategori-4 jika berselang-seling dengan kode soal A dan B. Hal ini
jawaban benar dan alasan benar. Tes berpikir kritis yang bertujuan untuk mengurangi kecurangan pada saat
dikembangkan sebanyak 45 butir dengan tes A dan B yang pelaksanaan uji coba tes. Selain itu, pada pelaksanaan uji
masing-masing 25 butir (5 anchor) yang dilaksanakan coba melibatkan guru mata pelajaran Biologi pada kelas
selama 2 jam pelajaran Biologi sesuai dengan peraturan masing-masing untuk menjadi pengawas, dangan tujuan
pemerintah pada jenjang SMA. agar pada saat pelaksanaan peserta didik bersungguh-
Tahap penulisan tes terdiri dari penentuan kompetensi sungguh dalam mengerjakan tes.
yang akan diujikan sesuai dengan teori berpikir kritis, Data hasil respon peserta didik pada tahap uji coba
penentuan materi yang akan di ujikan, penyusunan kisi- yang perlu di kaji adalah berupa kecocokan model
kisi, penulisan butir, penyusunan pedoman penskoran, (goodness of fit tes), tingkat kesukaran, fungsi informasi,
Taufiq Satria Mukti et al, Instrumen Penilaian Berpikir Kritis Biologi Peserta Didik SMA Kelas X 107
ICC, standar eror pengukuran dan reliabilitas. Pada analisis Hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian
data diperlukan bantuan program aplikasi Excel, SPSS, pengembangan instrumen tes berpikir kritis pada tahap uji
Quest, dan Parscale. coba adalah sebagai berikut:
SA21 38.58 10.84 4.26 46.26 jumlah butir 25 dengan 5 butir anchor. Beberapa
A2
SA22 49.80 21.58 6.90 21.75 karakteristik yang dapat dijelaskan pada instumen yang
SA31 40.46 13.28 20.60 25.66 dikembangkan adalah :
A3
SA32 35.12 13.50 4.70 46.70 a. Intstrumen tes memnuhi syarat validitas isi expert
SA41 19.28 22.53 2.50 55.73 judgment dan memperoleh bukti empiris kecocokan
A4
SA42 34.82 17.10 10.68 37.42 model (goodness of fit tes) pada model PCM (Partial
SA51 26.15 8.98 5.58 59.35
A5 Credit Model) berdasarkan skor politomus empat
SA52 37.00 12.20 11.68 39.15
kategori.
Pada tabel diatas dapat dipahami bahwa respon pada b. Instrument tes mempunyai tingkat kesulitan yang baik
kategori skor dapat mengindikasikan tingkat kesulitan pada dengan rentang nilai -2,00 dan 2,00.
sebaran butir yang sesuai dengan aspek, subaspek, dan c. Instrumen tes mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi
materi Biologi. Jika persentase pada kategori 1 paling besar yaitu sebesar 0,86 sehingga instrumen tes berpikir
dibandingkan dengan kategori lain dapat dikatakan bahwa kritis memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik.
pada matrik yang bersesuaian mempunyai tingkat kesulitan d. Instrumen tes dapat digunakan untuk mengukur
yang relatif tinggi, sedangkan sebaliknya jika persentase kemampuan berpikir kritis dengan rentang
respon terbesar pada kategori 4 berarti mempunyai tingkat kemampuan sebesar -3,7 sampai dengan 2,90.
kesulitan yang relatif rendah. Hal tersebut dikarenakan skor
1 adalah skor terandah dalam satu butir dan skor 4 adalah
skor tertinggi pada butir. UCAPAN TERIMA KASIH
4. Reliabilitas Tes Pada Uji Coba Ucapan terima kasih disampaikan dalam bentuk yang
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pendek, ditujukan kepada sponsor riset atau pihak yang
program aplikasi QUEST diperoleh reliabilitas instrumen tidak bisa disebutkan dalam bagian penulis.
tes sebesar 0,86. Nilai tersebut dapat dikategorikan bahwa
instrumen tes berpikir kritis mempunyai reliabilitas yang REFERENSI DAN SITASI
tinggi.
Adams, R.J dan Khoo, S.T. (1996). Quest : The interactive
5. Kemampuan yang Sesuai Terhadap Instrumen test analysis system version 2.1. Victoria: The
yang Dikembangkan Australian Council for Educational Research.
Fungsi informasi berdasarkan hasil analisis pada
Gambar 3 diperoleh bahwa instrumen tes berpiki kritis Akbar, M.N, Firman, H and Rusyati, L. 2017. Developing
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta Science Virtual Test to Measure Students’ Critical
didik dengan rentang tingkat kemampuan sebesar -2,7 Thinking on Living Things and Environmental
sampai dengan 2,9. Sustainability Theme. IOP Conf. Series: Journal of
Physics.
Anisa. Aries. 2017. Meningkatkan keterampilan berpikir
kritis peserta didik melalui pembelajaran ipa berbasis
potensi lokal jepara. Yogyakarta : UNY/Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA.
Ennis, 1986. A logical basis for measuring critical thinking
skills. Educational Leadership, 43(2), 44-48.
Browne, M.W., & Cudeck, R. (1993). Alternative ways of
assessing model fit. In K. A. Bollen & J.S Long (Eds),
Testing Structural Equatin Models. Newbury Park,
CA: Sage, 136-162 (Electronic Version).
Hambleton, Ronald K. 1991. Fundamentals Of Item
Respon Theory. London : New Dehli.
Gambar 3 : Fungsi Informasi dan Standar Eror Pengukuran Hartini dan Sukardjo. 2015. Pengembangan Higher Order
Thinking Multiple Choice Test Untuk Mengukur
Keterampilan Berpikir Kritis IPA Kelas VII
KESIMPULAN SMP/MTS. Yogyakarta : UNY/Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan Huber, C.H and Kuncel, N. R. 2016. Does College Teach
bahwa instrumen tes berpikir kritis memenuhi syarat untuk
Critical Thinking? A Meta-Analysis. Review of
digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis
Educational Research June, Vol. 86, No. 2, pp. 431 –
peserta didik SMA Negeri Kelas X MIPA pada mata
pelajaran Biologi Semester 1 dengan karakteristik 468.
Instrumen terdiri dari 2 set tes (Tes A dan Tes B) dengan
110 BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi 11(2): 105-110, Agustus 2018