Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Perencanaan Dan Perancangan Aerator Tambak Tenaga Angin Tipe Savonius Dua Tingkat

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No.

1 Desember 2017

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AERATOR TAMBAK TENAGA ANGIN TIPE


SAVONIUS DUA TINGKAT

Ahmad Farid, Irfan Santosa, Hadi Wibowo, Teknik Mesin-Universitas Pancasakti Tegal
mesinftups@gmail.com Telp./fax: 0283342519

Abstract

The purpose of the two-level type wind aerator planning aerator is the solution of several problems
such as decreasing the quality of water; Aerator mill sold in the market price is relatively expensive
and the previous aerator design with horizontal axle model that felt less maximal in obtaining wind
energy from all directions. The method used in this research is the calculation by using the equations
and experimental methods by testing on the design results. The results obtained from the calculation
analysis that the aerator planning obtained data that the dimensions of the turbine (rotor radius) must
be greater than the radius of the aerator wheel with a ratio of 1: 1.25 to 1: 4.15 where the power
required between 0.013 HP to 0.213 HP. While the dimensions of wind turbine that is made is with
radius 0.40 m and the radius of water wheel 0.15m. The test results that the vertical axis wind turbine
with a diameter of 0.4 m at wind speeds of 3.7 to 5.53 m / s obtained a maximum turbine power of
14.3W, while in the application of increasing the amount of oxygen obtained the amount of dissolved
oxygen in water 6,575 Mg / L. The comparison of the three aerators in terms of purchase price
economy and operational costs where for the aerator of wind farms is obtained Rp. 157.00 / hour;
Diesel power aerator Rp. 7107.00 / hour and electric power aerator is Rp. 2.048,00 / hour, wind power
aerator still cheaper cost /hour Rp 1.891,00 to Rp. 6.950.00.

Keywords: Aerator, two level savonius, waterwheel

A. PENDAHULUAN
Menurunnya kualitas air tambak berdampak pada hasil budidaya yang ada baik udang, ikan,
maupun rumput laut.. Dari beberapa cara penanganan perbaikan kualitas air yang ada, system sirkulasi
air atau airasi merupakan metode yang efektif dari permasalahan diatas. Apalagi dengan
memanfaatkan potensi alam sekitar yang lumayan besar yaitu energy angin, merupakan langkah
terobosan baru yang perlu diperhitungkan dan dikembangkan. Dimana dari hasil survey yang
dilakukan, bahwa potensi angin didaerah pesisir Brebes-Tegal dapat mencapai rata-rata 5 m/s,
sehingga dapat dimungkinkan untuk memutarkan kincir yaitu dari turbin angin yang kemudian
dihubungkan ke poros bawah dibagian aerator atau kincir airnya.
Hasil penelitian sebelumnya (farid dkk 2015-2016) yaitu dengan desain aerator model poros
horizontal dengan variasi sudut sudu aerasi dan juga variasi pembebanan dirasa kurang maksimal
dalam memperoleh energy angin dari segala arah, oleh karena itu perlu dilakukan optimalisasi berupa
kajian dan pengembangan dengan menggunakan turbin angin tipe poros vertikal, yaitu jenis savonius.
Jenis savonius dua tingkat ini sudah pernah dilakukan kajian dalam memperoleh daya turbin dan juga
dimanfaatkan untuk penerangan atau juga untuk perangkap hama (farid dkk 2014-2015). Dengan
beberapa kajian yang dilakukan turbin savonius dua tingkat ini diharapkan mampu berputar terus dari
segala arah sehingga proses airasi dapat berjalan secara maksimal. Proses mampu berputarnya poros
turbin karena kecepatan angin yang berbeda akan .mempengaruhi juga kecepatan pada poros aerator,

11
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

proses pemidahan daya dari turbin angin ke kincir aerator diperlukan mekanisasi transmisi agar
putaran poros turbin angin dapat diteruskan ke poros kincir secara optimal. Dengan adanya tahanan
yang bekerja pada kincir yang berputar akan menyebabkan turunnya kecepatan putar pada poros turbin
angin. Dengan demikian akan berpengaruh juga terhadap jumlah kadar oksigen yang dihasilkan dari
aerator tersebut sehingga desain system transmisi dan perbandingan dimensi sudu turbin perlu
diperhitungkan atau direncanakan.

B. BAHAN DAN METODE


Metode pengujian dalam melaksanakan penelitian ini adalah motode ekperimental
yaitu pengamatan langsung terhadap pengujian yang dilakukan secara seksama dengan
melakukan pengukuran-pengukuran. Pada penelitian akan digunakan sebuah turbin angin tipe
vertikal jenis savonius dua tingkat dengan diameter rotor atas 100 cm dan bawah 50cm,
dengan atas ketinggian masing-masing 50 cm. Sedangkan untuk kincir aerator berdiameter
0,5m, jumlah 6 sudu, dipasang roda gigi sebagai pengkoversi putaran vertical ke horizontal
dan untuk meningkatkan putaran.
3.1 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian dapat digambarkan pada flowchart berikut:
Mulai Perumusan Penetapan
Masalah tujuan

Studi Alternatif pemecahan


Referensi masalah dengan TTG

Perencanaa

Pembuatan Alat

Kincir Angin &

Sudu Turbin

Poros & penggerak

Pondasi

Pensirkulasi Sirkulasi air tenaga angin

Tidak
Ujicoba Perbaikan-
perbaikan
ya
Pengambilan data
dan analisa

Kesimpulan

Selesai
Gambar 1.Alur pikir kegiatan

12
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

Dari alur pikir kegiatan penelitian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Dari studi referensi dan analisa permasalahan alat sebelumnya kemudian
direncanakan dan dirancang system transmisi dan pemidah daya untuk turbin
angin poros vertikal.
b. Dari hasil rancangan kemudian dipersiapkan alat dan bahan untuk selanjutnya
dibuat dan diujicoba turbin angin untuk penggerak kincir aerator
c. Mempersiapkan kolam / bak air untuk pengujian kadar oksigen dalam air
d. Menempatkan alat uji (turbin dan aerator) pada lokasi/daerah tambak
(Randusanga Brebes) yang berpotensi kecepatan yang memadai.
e. Menghubungkan turbin angin dengan aerator kincir
f. Mengukur kecepatan angin
g. Mengukur putaran turbin angin
h. Mengukur putaran kincir aerator
i. Mengukur kadar oksigen dalam air kondisi awal dan kondisi akhir
j. Menghitung daya turbin dari putaran dan beban yang ada.

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian akan dilaksanakan dua tempat :
1. Untuk pengujian kemampuan putar, daya dan kadar oksigen dilakukan di
Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal.
2. Untuk pengujian efektivitas alat diuji langsung di tambak didaerah Randusanga
Kab. Brebes yang mempunyai potensi angin yang cukup besar.

3.3 Variabel Penelitian


Variable dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas yaitu kecepatan angin
2. Variabel terikat yaitu putaran poros turbin kincir aerator dan dayanya.
3. Variabel tetap tinggi level air terhadap bidang aerator.

13
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

3.4 Instrumentasi pengujian


Alat-alat yang digunakana dalam penelitian ini kami menggunakan metode yang
sederhana sebagai berikut :
a. Anemometer
Spesifikasi:
- Merk Krisbow
- Model Felxible Thermo-Anemometer

b. Tachometer
Spesifikasi:
- Tipe: DT-2234B
- Display: 5 digits, 10mm (0.4")
- LCD (Liquid Crystal Displat), with function
Annunciation Measurement& Range: 5 to 99, 999 RPM
Resolution: 0.1 RPM(under 1, 000 RPM), 1 RPM (over 1, 000 RPM)
c. Alat ukur massa/ timbangan
Untuk menghitung beban sebagai pemberat untuk menghitung torsi

d. Alat ukur kadar oksigen dalam air


Spesifikasi:
- Merk : Lutron
- Made in Taiwan
- Tipe:Pen Type
- Model : PDO-519
- Range: 0 to 20.0 mg/L
- IP -67 water resistance

14
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

3.5 Gambar alat uji

Sudu Turbin bagian atas

Rangka Turbin
Sudu Turbin bagian bawah

Poros Turbin
Roda gigi
Kincir aerator

Derigen / pelampung

Gambar 2. Aerator Tenaga Angin

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Perencanaan Dimensi Turbin
A. Perhitungan Daya dan Putaran Kincir Aerasi
Dalam perencanaan aerator tenaga angin diperlukan estimasi/data awal sebagai berikut
1. Perencanaan kincir aerator tenaga angin
Diketahui :
Diameter kincir (D) = 30 cm
Lebar sudu kincir (b) = 10 cm
Tinggi level air mengenai sudu kincir = 10 cm
Kecepatan air (v) = 0.2 m/s (estimasi)
Grafitasi (g) = 9.81 m/s2
Luas bidang kontak air (a) = b.h
= 0.1 x 0.1
= 0.01 m2
Dengan sudah diketahuinya diameter kincir (0.3 m) dan putaran porosnya (52 rpm)
maka efisiensi maksimum (u) dapat diketahui dengan mengalikan kecepatan
keliling dengan putaran poros permenit (60 detik) sehingga =

15
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

u=

u= = 0.8164 m/s

maka gaya yang bekerja adalah:

F=

F=

= 1.962 kg
Kerja yang diperoleh untuk 1 kg/s yaitu hasil perkalian dari gaya yang bekerja
dengan kecepatan keliling sehingga (W) :
W=Fxu
= 1.962 x 0.8164
= 1.60 Joule (kgm/dt)

Bila diketahui laju aliran air adalah volume dikalikan dengan massa jenis maka
G = (b.h.V) . w
= 0.1 x 0.1 x 0.5 x 1000
= 2 kg/det
Jadi daya kincir diperoleh
P=WxG
= 1.60 x 2
= 3.20
Bila dikonvesikan kedalam besaran tenaga kuda (HP) maka daya menjadi :
P = P /75
= 3.20/ 75
= 0.0427 HP
Dengan rendemen 75% maka :
P = 0.75 x 0.0427
= 0.032 HP atau 23.89 Watt
B. Perencanaan Dimensi Turbin Angin
Untuk merencanakan dimensi turbin angin sebagai penggerak kincir air maka daya
turbin angin harus lebih besar dari daya kincir air atau minimal sama dengan kincir air.
P turbin ≥ P kincir air sehingga dimensi turbin dan daya turbin dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
P = Cp x ½ x ρ x A x V3

16
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

Dimana
P = 0.032 HP = 23.89 Watt
Cp = 0.49
ρ = 1.225
V = kecepatan angin yang ada (estimasi pada kec.angin maksimum 5.53 m/s)
Maka dapat diketahui dimensi turbin adalah
A =

= 0.47 m2
Dimana =
A = π r2 sehingga dapat diketahui dimensi jari-jari turbin adalah

r=

= 0.387m atau 0.4 m


Jadi jari-jari rotor turbin angin yang harus dibuat adalah minimum 0.4 m.Sehingga dasar
perhitungan diatas dapat dibuat suatu table perencanaan antara dimensi (jari kincir)
dengan jari-jari turbin angin adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan diameter.b:10cm
P(Hp) rkincir(m) Dkincir rturbin(m) Dturbin N kincir Ratio
0,01 0,06 0,12 0,25 0,50 1,87 4,17
0,02 0,08 0,16 0,30 0,60 2,50 3,75
0,03 0,15 0,30 0,40 0,80 4,68 2,67
0,05 0,25 0,50 0,50 1,00 7,80 2,00
0,08 0,36 0,72 0,60 1,20 11,23 1,67
0,10 0,50 1,00 0,70 1,40 15,60 1,40
0,14 0,64 1,28 0,80 1,60 19,97 1,25
0,14 0,80 1,60 0,90 1,80 24,96 1,13
0,21 1,00 2,00 1,00 2,00 31,20 1,00

5.2 Perancangan Alat Uji


Alat uji yang dipersiapkan sebagai aerator tambak tenaga angin dalam penelitian ini
dibuat dalam beberapa tahapan :
1. Persiapan Peralatan
a. Mesin Las
b. Gergaji besi

17
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

c. Gerinda Potong
d. Kunci-kunci / toolset
e. Kuas
f. Alat ukur anemometer
g. Alat ukur tachometer
h. Alat ukur timbangan
i. Alat ukur DO Meter
2. Persiapan Bahan
a. Pipa
b. Pelat siku
c. Bearing
d. Besi poros
e. Mur Baut
f. Aluminium
g. Cat
h. Elektroda
3. Proses Pembuatan
Dalam proses pembuatan alat langkah yang dilakukan diantaranya:
a. Membuat kincir aerator dengan r = 0.15m. Kincir dibuat dengan bahan yang
ringan yaitu dipilih dengan menggunakan puli mesin cuci yang dibagian atas
dipasang pelat aluminium sebagai pemecah air. Kincir air diujicoba diputar dalam
bak air untuk diketahui berapa rpm yang dibutuhkan

Gambar 8.Kincir aerator


b. Membuat tiang penyangga poros turbin yang terbuat dari pelat siku. Penyanggan
dibuat segi empat dengan lembar kaki bawah 80 x 80 cm dan bagian atas 60 x 60
cm dengan tinggi 150 cm. penyangga dibuat untuk menyangga turbin angin dan
kincir aerator.
c. Membuat sudu turbin. Sudu dibuat dengan aluminium dengan 2mm. Yang
kemudian dipotong sesuai dengan ukuran. Sudu turbin diberi tulang/penyangga

18
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

pada bagian belakang menggunakan pelat besi agar kuat menerima beban angin.
Disamping itu pelat tersebut sebagai penghubung dengan poros.

Gambar 9. Sudu Turbin bagian bawah dan atas


d. Membuat mekanisme penghubung putaran turbin angin dengan sudu kincir
aerator. Mekanisme dibuat dua cara yaitu dengan system engkol menggunakan
gear depan sepeda dan dengan menggunakan poros berputar dengan media gigi
payung sebagai pengubah arah putaran. Dua cara tersebut dicari mekanisme
gerakkan putaran yang paling baik.

Gambar 10. Roda gigi I dan Roda gigi ke-2 (gigi payung)
5.4 Perhitungan Daya Turbin
1. Putaran Poros
Hasil penelitian yang dilakukan adalah dengan mem-variasi kecepatan angin dari
3,7 m/s sampai dengan 5,6 m/s menggunakan kipas angin dan juga dilakukan
pembebanan pada poros aerator untuk mengetahui torsi dan dayanya dapat
ditunjukkan pada table berikut:
Tabel 6. Data Torsi dan Daya Turbin dengan Uji Pembebanan
No v (m/s) m (kg) r (m) n (rpm) Q(Nm/s) P (W)
1 5,53 0,01 0,3 72,5 0,01 0,07
2 5,53 0,02 0,3 68,6 0,02 0,13
3 5,53 0,03 0,3 62,5 0,03 0,17
4 5,53 0,04 0,3 57,4 0,04 0,21
5 5,53 0,05 0,3 54,6 0,04 0,25
6 5,53 0,06 0,3 51,3 0,05 0,28
7 5,53 0,07 0,3 48,5 0,06 0,31
8 5,53 0,08 0,3 43,6 0,07 0,32
9 5,53 0,09 0,3 41,4 0,08 0,34
10 5,53 0,1 0,3 38,4 0,09 0,35

19
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

Dari hasil pengambilan data baik untuk mencari daya turbin, dan putaran poros
kemudian dilakukan perhitungan serta analisis dengan grafik sebagai berikut:

Gambar 14. Grafik Besar torsi yang dihasilkan pada kec.angin rata-rata 5,53 m/s

Gambar 15. Grafik Besar Daya Poros yang dihasilkan pada variasi kec.angin

Gambar 16. Grafik Daya Turbin pada beberapa kec.angin dan juga putaran poros yang
dihasilkan dengan variasi kec.angin

20
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

Dari hasil pengujian yang dilakukan bahwa turbin angin sumbu vertikal dengan
diameter 0,4 m pada kecepatan angin 3,7 - 5,53 m/s diperoleh daya turbin maksimal
14,3W, kemudian untuk menganalisis kemampuan turbin dapat memutar aerator
dilakukan pengujian beban 0,01 - 0,1 kg dengan kecepatan rata-rata angin 5,53 m/s
diperoleh putaran poros aerator minimal 35,4 rpm dan maksimal 52,475 rpm.

5.5 Peningkatan Kadar Oksigen (O2)


1. Putaran Poros
Hasil penelitian yang dilakukan adalah dengan mem-variasi kecepatan angin dari
3,7 m/s sampai dengan 5,6 m/s menggunakan kipas angin dan juga dilakukan
pembebanan pada poros aerator untuk mengetahui torsi dan dayanya dapat
ditunjukkan pada table berikut:

Tabel 7. Data Hasil Pengujian kadar Oksigen dalam air


No Uji Ke- V (m/s) n (rpm) T1 (0C) T2(0C) O2 (mg/L)
1 5,6 52,6 38 37 6,5
2 5,5 51,3 37 36 6,6
1 3 5,5 53,4 36 35 7,2
4 5,4 52,6 34,1 32 6
RATA2 5,5 52,475 36,275 35 6,575
1 4,6 45,3 38,5 36 5,4
2 4,7 44,5 36 34 5,6
2 3 4,7 43,6 34 32 5,6
4 4,8 44,2 32 32 5,2
RATA2 4,7 44,4 35,125 33,5 5,45
1 4,2 38,2 37 35 4,6
2 4,3 37,2 35 34 4,4
3 3 4,2 38,1 35 33 4,2
4 4,1 36,7 34,1 34 4,3
RATA2 4,2 37,55 35,275 34 4,375
1 3,7 35,2 38,5 36 3,2
2 3,8 35,8 34 36 3,4
4 3 3,6 36,4 34,8 34 3,2
4 3,7 34,2 34,1 34 3,3
RATA2 3,7 35,4 35,35 35 3,275

Dari hasil pengambilan data baik untuk mencari daya turbin, dan putaran poros
kemudian dilakukan perhitungan serta analisis dengan grafik sebagai berikut:
:

21
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

Gambar 17. Grafik Daya Turbin pada beberapa kec.angin dan juga putaran poros yang
dihasilkan dengan variasi kec.angin

Gambar 18. Grafik Pengaruh Perubahan Sudut Sudu Kincir Aerator Terhadap Jumlah
Oksigen (O2)

Dari hasil pengujian yang dilakukan bahwa turbin angin sumbu vertikal dengan
diameter 0,4 m pada kecepatan angin 3,7 - 5,53 m/s diperoleh daya turbin untuk
menganalisis kemampuan turbin dapat memutar aerator yaitu diperoleh putaran
poros aerator minimal 35,4 rpm dan maksimal 52,475 rpm, sedangkan dalam
aplikasi peningkatan jumlah oksigen diperoleh jumlah oksigen terlarut dalam air
6,575 mg/L.

5.6 Analisa Kelayakan Teknik dan Biaya


1. Nilai Investasi Biaya Pembuatan Aerator Tambak Tenaga Angin
Pembuatan Aerator Tambak tenaga angin memang memerlukan investasi yang
relatif besar. Namun bila melihat hasil yang diperoleh dapat menghemat biaya listrik
karena aerator tambak tenaga angin tidak memerlukan energy listrik ataupun bahan

22
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

bakar minyak. Potensi angin yang besar di sekitar tambak menjadi sumber energy yang
murah dan melimpah.
Banyak tambak yang kondisinya sulit untuk instalasi listrik dari PLN karena
jauhnya dari pemukiman atau perumahan, bila dimungkinkan dilakukan instalasi
sangatlah mahal dibandingkan dengan instalasi aerator tambak tenaga angin, sehingga
investasinya yang mahal ini menjadi murah. Biaya Aerator tambak tenaga angin
diperkirakan mencapai 4 juta rupiah. Adapun perincian biaya Aerator tambak tenaga
angin ada pada table perincian dibawah ini:

Tabel 8. Biaya Pembuatan Aerator Tambak Tenaga Angin


No Nama Komponen Keterangan Jumlah Total Harga
1 Kerangka Bahan dari plat besi siku yang 1 unit 1.500.000
dicat. Fungsi untuk menopang
turbin dan pelampung serta kincir
aerator
2 Turbin Penggerak Bahan aluminum ada 2 buah bagian 2 set 1.000.000
atas (Ø:1m dan bawah Ø:0.5m).
3 Sistem Transmisi Bahan dari besi dan plastic. Fungsi 1 set 500.000
(roda gigi payung) untuk meningkat putaran
menkonversi putaran dari vertical
ke horizontal.
4 Pelampung Dari derigen air 4 buah 200.000
5 Kincir Aerator Dari puli mesin cuci bahan plastik 2 buah 200.000
dan aluminum untuk pedalnya
6 Pipa As dan bantalan Sebagai sumbu rotor dan aerator 2 set 300.000
7 Biaya listrik atau - 0 0
BBM
3.700.000
8 Biaya perawatan Pemberian grease atau pelumas 1 paket 300.000
pada bagian bantalan serta
pengecatan kerangka dan
pengencangan baut/mur.

Estimasi kerja atau penggunaan aerator tenaga angin:


Bila kincir bekerja/berputar pada angin yang cukup besar pada siang hari yaitu jam
09.00 WIB – 16.00 WIB ( 7 jam/hari) dan masa bearing/ bantalan (1 tahun) sehingga : 7
x 365 hari = 2.555 jam
Yang berarti aerator bekerja dalam 1 tahun 2.555 jam dan tanpa menggunakan bahan
bakar atau listrik.
Perhitungan biaya (harga) Aerator Tenaga angin adalah sebagai berikut;
- Biaya awal = Rp. 3.700.000,00
- Biaya perawatan = Rp. 300.000,00

23
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

Jadi biaya rata-rata (Rp) per jam adalah;


Rp/hari =

= Rp. 1.565,00/ jam

2. Nilai Investasi Biaya Pembuatan Aerator Tenaga BBM

(Sumber : Dharma A, ITS, 2013)


Perhitungan biaya (harga) Aerator Tenaga BBM adalah sebagai berikut;
- Biaya awal (Harga Alat) = Rp. 5.000.000,00
- Biaya operasional
Asumsi 1 jam= 1 liter solar = Rp. 5.150,00
Sehingga bila mesin beroperasi sama halnya dengan aerator tenaga angin 7
jam sehingga dalam 1 tahun 2555jam.
Rp. 5.150,00/liter x 2555 jam/tahun = Rp.13.158.250-/tahun
-Jadi biaya rata-rata (Rp) per jam adalah;
Rp/hari =

= Rp. 7.107,00/ jam

24
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

3. Nilai Investasi Biaya Pembuatan Aerator Tenaga Listrik

(Sumber : Dharma A, ITS, 2013)


Perhitungan biaya (harga) Aerator Tenaga listrik adalah sebagai berikut;
- Biaya awal (Harga Alat) = Rp. 5.000.000,00
- Biaya operasional
- Asumsi 1 jam= 0.0625 listrik perkWh = Rp. 1.460,00 (TDL 1300VA-2200VA
per-November 2016)
Sehingga bila mesin ini beroperasi sama halnya dengan aerator tenaga listrik
7 jam sehingga dalam 1 tahun 2555jam.
0.0625 kw x Rp. 1.460,00/jam x 2555 jam/tahun = Rp.233.144,00 / tahun
Jadi biaya rata-rata (Rp) per jam adalah;
Rp/hari =

= Rp. 2.048,00/ jam


Jadi dari perbandingan ketiga aerator diatas dilihat segi ekonomi harga
pembelian dan biaya operasional dimana untuk aerator tambak tenaga angin
diperoleh Rp. 1.565,00/ jam ; aerator tenaga diesel Rp. 7.107,00/ jam dan
aerator tenaga listrik yaitu Rp. 2.048,00/ jam, aerator tenaga angin masih
lebih murah biaya perjamnya Rp 483,00 sampai Rp. 6.950,00.

25
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

D. Simpulan
a. Turbin angin dapat berputar sesuai dengan kecepatan angin di daerah Brebes yaitu
rata-rata 4m/dtk.
b. Mekanisme penguhubung putaran poros turbin dengan kincir aerator dengan
menggunakan roda gigi dan poros berputar dapat bekerja.
1. SARAN
a. Gigi-gigi penghubung putaran atau mekanisme penghubung putaran turbin dengan
kincir aerator harus dapat berputar lancar sehingga alat bila diaplikasikan akan
dapat bekerja dengan baik.
b. Dalam mengaplikasikan/ ujicoba alat ditambak posisi turbin harus dipasang pada
ketinggian dan arah angin yang sesuai atau sering berhembus.

E. UCAPAN TERIMAKASIH

Penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya tim peneliti ucapkan
kepada BAPERLITBANGDA Kabupaten Brebes sebagai representasi Pemerintah Daerah
Tingkat II Kabupaten Brebes yang telah mendanai dan memberikan kesempatan bagi tim
peneliti untuk berpartisipasi dalam penentuan kebijakan di Kabupaten Brebes.

F. DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1, 2007. www.mst.gadjahmada.edu/dl/Kincir_Angin.pdf


Anonim,http://permaculturewest.orgau/ipc6/ch08/shannon/index.html/diakses pada tanggal 21
Maret 2010

Anonim2,2010.http://www.alpensteel.com/article/47-103-energi-angin--wind-turbine--wind-
mill/447--teknologi-magnetic-levitation-pada-turbin-angin.html
Farid A .2014. “Optimasi Turbin Angin dengan Variasi Celah Sudu & Perubahan Jumlah
Sudu”. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 5 (SNST) Unwahas. Semarang

Farid A, 2016. Analisa Efektivitas Light Trap Tenaga Angin Sebagi Solusi Penanganan Hama
Pertanian. Universitas Pancasakti Tegal.
Farid A, Mustaqim Wibowo H. 2015. Studi Pemilihan Jenis & Perhitungan Bantalan pada
Turbin Angin Poros Vertika. Jurnal Otomeka Volume 4. No.2 September Untag Cirebon
Farid A, Wibowo A, Supriyadi Z 2015. “Peningkatan Kinerja Aerator Tambak dengan Sistem
Transmisi”. Jurnal Otomeka Volume 4 No.1 Maret 2015 Untag Cirebon

Firmansyah I U, Prastowo B, Najamudin A, Angin Tipe savonius sebagai penggerak pompa air,
BPTJS,Maros

Himran, Syukri, 2005. Energi Angin, CV Bintang Lamumpatue, Makassar.

Ikhsan I, Hipi A, 2011, Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap Kinerja Kincir Angin Tipe

26
Jurnal Ilmiah Ultras Vol. 1 No. 1 Desember 2017

Propeller pada Wind Tunnel sederhana, TA, Makasar.

Lasera AB, Penggerak Air Kolam dengan Penggerak Kincir Sederhana dari Limbah kaleng Cat.
Temanggung. 2012
White, Frank M, Harianddja, Manahan. 1986. Mekanika Fluida (terjemahan). Edisi I,
Erlangga, Jakarta.

Wibowo H, Farid A, Mustaqim. 2014 “Pemanfaatan Turbin Angin Sebagai Aerator Tambak”.
Prosiding Seminar Nasional Polines National Engineering Seminar (PNES) II.
Semarang

27

You might also like