Abstract: Toddler, PMBA, Malnutrition. Background, Klaten District Shows The
Abstract: Toddler, PMBA, Malnutrition. Background, Klaten District Shows The
Abstract: Toddler, PMBA, Malnutrition. Background, Klaten District Shows The
Abstrak: Balita, PMBA, Gizi Buruk. Latar Belakang, kabupaten Klaten menunjukkan
kejadian gizi buruk sebanyak 479 balita dan gizi kurang 2.890 balita, salah satunya di
puskesmas Ngawen yaitu di desa Candirejo memiliki 3 balita gizi buruk dan 21 balita
gizi kurang, tingkat partisipasi balita ke posyandu juga masih dibawah target yaitu
80,35%% sedangkan tingkat kenaikan berat badan balita yang datang ke posyandu
193
194 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 6, No 2,November 2017, hlm 118-240
(N/D) juga masih dibawah target yaitu 72,75%, serta Desa Mayungan masih terdapat 7
balita dengan status gizi buruk dan 37 balita dengan status gizi kurang. Sedangkan
tingkat kenaikan berat badan balita yang datang ditimbang ke posyandu masih dibawah
target yaitu 58,54%. Sebagian ibu mengatakan bahwa balita mengalami gizi kurang dan
gizi buruk diakibatkan balita susah makan. Beberapa permasalahan yang banyak terjadi
pada saat permulaan pemberian makanan tambahan bayi yaitu kurangnya variasi makan
yang diberikan orang tua, utamanya buah, sayur dan lauk hewani. Tujuan untuk
mengetahui efektifitas pemerian makanan tambahan dengan konsep empat bintang
terhadap kenaikan berat badan balita gizi buruk di Posyandu wilayah Puskesmas
Ngawen Kabupaten Klaten. Jenis penelitian ini adalah eksperiment, dengan pendekatan
quasi ekapeiment dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Populasi target
dalam penelitian ini adalah seluruh balita gizi buruk di posyandu wilayah puskesmas
ngawen sebanyak 24 balita. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, balita yang diambil menjadi sampel adalah balita yang sedang
tidak mendapatkan treatment lain sebesar 18 balita. Analisis data menngunakan uji
independent t-test an uji hipotesis menggunakan uji Anava Friedman. Hasil penelitian
menunjukkan data berdistribusi normal. Uji independen t-Test menunjukkan nilai sig
(0,000) < 0,05. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan berat badan balita pre test
dan berat badan balita post test dengan nilai correlation sebesar 0,995. Hasil uji
hipotesis menunjukkan data bahwa nilai sig (0.008) < 0,05 pemberian makanan
tambahan dengan konssep 4 bintang efektif menaikkan berat badan balita dengan gizi
buruk di posyandu wilayah puskesmas Ngawen kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten.
pemberian makanan pada bayi dan balita makanan tambahan pada balita dengan
(PMBA) dengan konsep 4 bintang yang konsep 4 bintang terhadap kenaikan berat
diterapkan pada bayi dan anak usia sampai badan balita gizi buruk di posyandu
24 bulan, namun program tersebut masih wilayah puskesmas Ngawen Kecamatan
banyak yang belum mengetahuinya. Studi Ngawen Kabupaten Klaten
pendahuluan yang dilakukan di Kabupaten
Klaten menunjukkan kejadian gizi buruk METODE PENELITIAN
sebanyak 479 balita dan gizi kurang 2.890 Jenis penelitian ini adalah
balita, salah satunya di puskesmas eksperiment, dengan pendekatan quasi
Ngawen yang memiliki balita gizi buruk ekapeiment dengan desain pretest-posstest
sebanyak 24 balita, tingkat partisipasi experimental non control group design.
balita ke posyandu juga masih dibawah Pada penelitian ini, terdapat satu
target yaitu 80,19% sedangkan tingkat kelompok perlakuan dengan satu
kenaikan berat badan balita yang datang kelompok kontrol. Penelitian di dilakukan
ke posyandu (N/D) juga masih dibawah diposyandu wilayah Puskesmas Ngawen
target yaitu 72,77%. Beberapa Kabupaten Klaten.
permasalahan yang banyak terjadi pada Populasi alam penelitian ini adalah
saat permulaan pemberian makanan seluruh balita di kecamatan Ngawen
tambahan bayi yaitu kurangnya variasi sedangkan populasi terjangkau adalah
makan yang diberikan orang tua, balita yang megalami gizi buruk sebanyak
utamanya buah, sayur dan lauk hewani, 24 balita. Teknik pengambilan sampel
standar keluarga sadar gizi apabila dengan purposve sampling. Balita yang
keluarga dapat mengonsumsi lauk hewani diambil adalah balita yang tidak sedang
minimal 3 kali sehari. Kecamatan Ngawen mendapatkan treatment apapun baik dari
memiliki warga masyarakat dengan puskesmas ataupun program yang lain.
tingkat perekonomian pada kelompok pra Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
sejahtera dan sejahtera satu sekitar 30 % pemberian makanan tambahan dengan
dari keseluruhan penduduk, sehingga hai konsep empat bintang, yaitu memberikan
ini membuat masyarakat kurang mampu makanan tambahan pada balita dengan
menyediakan makanan yang bervariasi status gizi kurang dan buruk dengan
dan mengonsumsi makanan dengan komponen lengkap meliputi protein
konsep 4 bintang yang terdiri dari hewani, makanan pokok, kacang-
makanan pokok, kacang-kacangan, lauk kacangan dan sayur serta buah, yang
hewani dan sayur atau buah-buahan. diberikan sehari 3 kali serta dalam 1
Balita gizi kurang dan buruk seharusnya minggu diberikan 3 kali dalam periode
mendapatkan makanan tambahan 4 waktu selama 2 bulan, sedangkan variabel
bintang sesuai dengan usianya, dalam terikat adalah kenaikan berat badan balita
kondisi tertentu pemberian makanan yang yaitu keadaan hasil penimbangan berat
sesuai dengan 4 bintang sulit diberikan, badan balita pada bulan pertama dan bulan
antara lain dalam kondisi ekonomi kedua setelah dilakukan perlakuan. Balita
keluarga yang kurang atau pengetahuan dengan gizi buruk dilakukan penimbangan
ibu yang kurang. terlebih dahulu kemudian diberikan
Penelitian ini bertujuan untuk makanan tambahan dengan konsep 4
mengetahui efektifitas pemberian bintang 3 kali sehari dalam satu minggu
196 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 6, No 2,November 2017, hlm 118-240
(0.008) < 0,05 H0: ditolak artinya apabila hidangan sehari-hari terdiri atas
pemberian makanan tambahan dengan sekaligus kelompok bahan makanan
konssep 4 bintang efektif menaikkan berat tersebut, jadi apabila balita mengonsumsi
badan balita dengan gizi buruk di beraneka ragam makanan tersebut maka
posyandu wilayah puskesmas Ngawen status gizinya akan baik.
kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten
Setiap orang memerlukan 5 KESIMPULAN DAN SARAN
kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, Simpulan penelitian ini bahwa
lemak, vitamin, dan mineral) dalam Pemberian makanan tambahan dengan
jumlah cukup, tidak berlebihan dan tidak konssep 4 bintang efektif menaikkan berat
juga kekurangan, di samping itu, manusia badan balita dengan gizi buruk di
memerlukan air dan serat untuk berbagai posyandu wilayah puskesmas Ngawen
proses metabolisme tubuh. kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten
Secara alami, komposisi zat gizi dengan hasil uji hipotesis nilai sig (0.008)
setiap jenis makanan memiliki keunggulan < 0,05. Terdapat perbedaan yang
dan kelemahan tertentu. Beberapa signifikan berat badan balita pre test dan
makanan mengandung tinggi karbohidrat berat badan balita post test dengan nilai
tetapi kurang vitamin dan mineral. correlation sebesar 0,99. Berdasar hasil
Beberapa makanan lain kaya vitamin C penelitian dan simpulan bagi tenaga
tetapi miskin vitamin A. Apabila konsumsi kesehatan khususnya bidan dan petugas
makanan sehari-hari kurang beraneka gizi. Tenaga kesehatan hususnya bidan
ragam, maka akan timbul dan petugas gizi hendaknya selalu
ketidakseimbangan antara masukan dan meningkatan pengetahuan ibu balita
kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk tentang konsep makan empat bintang bagi
hidup sehat serta produktif. Dengan balita. Petugas gizi hendakya memberikan
mengonsumsi makanan sehari-hari yang buku panduan atau leaflet panduan makan
beranekaragam, kekurangan zat gizi jenis dengan konsep empat bintang.Bagi ibu
makanan yang satu akan dilengkapi oleh balita hendaknya dapat memberikan
keunggulan susunan zat gizi jenis makanan tambahan dengan konsep empat
makanan lain, sehingga diperoleh bintang sesuai model yang sudah
masukan zat gizi yang seimbang. Jadi, diberikan dan memberikan makanan
untuk mencapai masukan zat gizi yang sesuai dengan panduan leaflet yng telah
seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya diberikan
oleh satu jenis bahan makanan, melainkan
harus terdiri atas aneka ragam bahan DAFTAR RUJUKAN
makanan. Depkes RI. 2010. Badan penelitian dan
Makanan yang dikonsumsi setiap Pengembagan Kesehaan Riset
orang harus memenuhi sumber zat tenaga Dasar. Jakarta
yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta Indrawani YM. 2007. Penyakit kurang
tepung-tepungan, sumber zat pengatur gizi. Jakarta: Depertemen Gizi dan
yaitu sayuran dan buah, sumber zat Kesehatan Masyarakat Fakultas
pembangun, yaitu kacang-kacangan, Kesehatan Masyarakat Universitas
makanan hewani dan hasil olahan. Indonesia
Keseimbangan kecukupan gizi diperoleh
200 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 6, No 2,November 2017, hlm 118-240