Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Manuskripsi Dinar

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

HUBUNGAN BASI C FEEDI NG RULES DENGAN STATUS GIZI

ANAK USIA 12-36 BULAN DI KELURAHAN PAHLAWAN,


KECAMATAN KEMUNING, KOTA PALEMBANG

Dinar Kartika Hapsari

ABSTRACT

Background : Children under three years old rely on other people for feeding because
they have not been able to do it themselves. Feeding practice for children under three
years old are not an easy matter. Many parents reported their children have eating
problems. Common cause of eating behavior problem is inappropriate feeding practice.
Therefore, created a basic rule of feeding practice which is called basic feeding rules. It
can help prevent eating problems in children.
Research Objective : To find out the correlation between basic feeding rules with
nutritional status of children within age 12-36 months in Pahlawan Village, Kemuning
Sub-District, Palembang.
Method : This study used descriptive-analytic survey design with cross-sectional
approach, conducted on 100 children with their mother at ten posyandu in Pahlawan
Village, Kemuning Sub-District, Palembang. Data collection was conducted from
October to November 2012. Feeding practices data were collected by questionnaire,
while nutritional status data were collected by anthropometric measurement.
Result : Distribution of nutritional status of children, 86 (86%) children were found as
normal nutritional status, 2 (2%) children were having undernutrition and 8 (8%)
children were nutritional deficiency. As many as 4 children (4%) have overnutrition.
On the other hand, for the mother's knowledge level about basic feeding rules, 86 (86%)
mothers had a moderate level of knowledge, 9 (9%) mothers had low knowledge, and
only five (5%) were knowledgeable. Data analysis used Chi-Square which is indicated a
correlation between basic feeding rules with nutritional status of children are 12-36
months with chi-square value is greater than the table count (38.019> 7.779).
Conclusion : There is a correlation between basic feeding rules with nutritional status
of children within age 12-36 months in Pahlawan Village, Kemuning Sub-District,
Palembang.

Keywords : Basic feeding rules, nutritional status, feeding practice.

Pendahuluan
Makan adalah suatu kebutuhan
pokok manusia. Dengan makan, tubuh
mendapatkan nutrisi sekaligus energi
yang dibutuhkan untuk
mempertahankan hidup. Pada batita,
kegiatan makan berbeda dengan orang
dewasa, mereka bergantung pada orang
lain untuk memperoleh makanan,
karena mereka belum mampu
melakukannya sendiri. Praktik
pemberian makan pada batita bukanlah
perkara mudah. Sebanyak 50-60%
orang tua melaporkan bahwa anak
mereka mengalami masalah makan.
Setelah dievaluasi lebih lanjut,
didapatkan bahwa anak yang memiliki
masalah makan adalah 20-30%, dan 1-
2% memiliki masalah makan yang
serius dan berkepanjangan (Lindberg
dkk, 1991). Reau dkk (1996)
melaporkan bahwa 25-40% bayi dan
batita mengalami masalah makan,
umumnya berupa kolik, muntah, makan
dengan lambat, dan menolak makan.
Kemudian The Gateshead Millenium
Baby Study di Inggris melaporkan
bahwa 20% orang tua menganggap
batita mereka memiliki masalah makan,
dengan masalah makan yang tersering
adalah hanya mau makanan tertentu
(17%) dan memilih minum
dibandingkan makanan (13%) (Wright
dkk, 2007). Anak dikatakan memiliki
masalah makan bila ia menolak untuk
makan atau minum dengan jumlah
tertentu dan menolak berbagai macam
makanan sehingga mengganggu asupan
nutrisi seimbang (Babbit dkk, 1994).
Penyebab masalah makan sangat
bervariasi. Pada sebuah studi, dari 103
anak berusia 4 bulan sampai 17 tahun
(67% berusia di bawah 3 tahun) yang
mengalami masalah makan dan
gangguan pertumbuhan, didapatkan
bahwa masalah perilaku makan
merupakan penyebab tersering (85%),
dibandingkan dengan penyebab lain
seperti kondisi neurologis (73%),
abnormalitas struktural (57%), cardio-
respiratory (7%), dan gangguan
metabolik (5%) (Burklow dkk, 1998).
Pada anak dengan kelompok masalah
perilaku makan, praktik pemberian
makan yang salah adalah penyebab
utama. Oleh karena itu, Chatoor (2009),
seorang profesor psikiatrik dan pediatrik
dari Amerika Serikat merumuskan suatu
aturan dasar praktik pemberian makan
yang disebut basic feeding rules.
Jadi sebenarnya masalah makan pada
anak yang disebabkan perilaku makan,
dapat dihindari dengan menerapkan
basic feeding rules yang baik. Namun
karena basic feeding rules merupakan
suatu hal yang baru (dibuat pada tahun
2009), kemungkinan pengetahuan ibu-
ibu di Indonesia, khususnya di
Palembang mengenai aturan ini masih
kurang. Oleh karena itu, penelitian ini
ingin mencari tahu sejauh mana
pengetahuan ibu-ibu di Palembang
mengenai basic feeding rules dan untuk
mengetahui bagaimana hubungan
tingkat pengetahuan ibu mengenai basic
feeding rules dengan status gizi anak
mereka.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif untuk menghitung
jumlah ibu yang telah memiliki
pengetahuan atau mengaplikasikan
basic feeding rules, dilanjutkan dengan
penelitian analitik untuk mengetahui
hubungan praktik pemberian makan
yang dilakukan oleh ibu dengan status
gizi anak usia 12-36 bulan
menggunakan pendekatan cross
sectional study (potong lintang).
Penelitian dilakukan di sepuluh
posyandu di Kelurahan Pahlawan,
Kecamatan Kemuning, kota Palembang.
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada
tanggal 16 Oktober sampai 23
Nopember 2012. Populasi target dari
penelitian ini ialah ibu yang mempunyai
anak usia 12-36 bulan, sedangkan
populasi terjangkau ialah ibu yang
mempunyai anak usia 12-36 bulan yang
datang ke posyandu di Kelurahan
Pahlawan, Kecamatan Kemuning, Kota
Palembang. Sampel adalah populasi
terjangkau yang diambil secara
purposive sebanyak 100 ibu dan anak.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah ibu yang memiliki anak usia 12-
36 bulan. Kriteria eksklusi penelitian ini
adalah anak dengan kelainan neurologis
dan abnormalitas struktural yang
mempengaruhi kemampuan makan,
anak yang sedang menderita penyakit
infeksi kronis yang dapat
mempengaruhi status gizi, dan ibu anak
menolak diikutsertakan dalam
penelitian / menolak menandatangani
informed consent.
Variabel tergantung yang diteliti
adalah status gizi anak usia 12-36 bulan,
sedangkan variabel bebasnya adalah
Pengetahuan ibu mengenai basic
feeding rules.
Status gizi anak ditentukan dengan
pengukuran antropometri, kemudian
diklasifikasikan berdasarkan kurva
weight for length WHO (z-score), yaitu
gizi lebih > +2 SD, gizi baik - 2 s/d +2
SD, gizi kurang : -2 s/d -3 SD, dan gizi
buruk <-3 SD. Tingkat pengetahuan ibu
mengenai basic feeding rules
diklasifikasikan berdasarkan total
jawaban kuesioner. Pengetahuan
tergolong baik jika jawaban benar 7-9
dari total pertanyaan kuesioner, sedang
jika jawaban benar 4-6, dan rendah jika
jawaban benar 0-3 dari total pertanyaan
kuesioner.
Data dianalisis menggunakan uji
korelasi chi-square pada derajat
kepercayaan 90% (=0,1). Bila dalam
perhitungan didapatkan harga Chi
kuadrat hitung lebih besar dari tabel,
maka hubungan antarvariabel dapat
dibuktikan.

Hasil dan Pembahasan

Distribusi Status Gizi


Status gizi anak yang dihitung
berdasarkan BB/TB memperlihatkan
bahwa terdapat 2 anak yang mengalami
gizi buruk (2%) dan 8 anak dengan gizi
kurang (8%). Sedangkan yang memiliki
status gizi normal berjumlah lebih
banyak, yaitu sebanyak 86 (86%) anak.
Hanya 4 (4%) anak yang mengalami
gizi lebih. Angka dari hasil penelitian di
atas tidak jauh berbeda dengan data
status gizi anak balita di Indonesia dari
Riskesdas pada tahun 2007 yaitu gizi
normal sebanyak 77,2%, gizi kurang
dan gizi buruk sebanyak 18,4%, dan
gizi lebih sebanyak 4,3%. Sedangkan
bila dibandingkan dengan data laporan
dari Dinas Kesehatan Kota Palembang
pada tahun 2010, jumlah balita dengan
gizi lebih di Kecamatan Kemuning
adalah sebanyak 134 anak (1,66%), gizi
baik 7.867 anak (97,33%), gizi kurang
79 (0,98 %), dan gizi buruk sebanyak 3
anak (0,04%). Data dari Dinkes ini
sedikit berbeda dari hasil penelitian. Hal
ini mungkin dapat terjadi karena
kecilnya sampel pada penelitian ini,
atau dapat juga karena pelaporan kasus
yang kurang terlaksana dengan baik.

Distribusi Basic Feeding Rules

Dari diagram di atas terlihat bahwa
tingkat pengetahuan ibu yang tertinggi
mengenai basic feeding rules adalah
tingkat sedang, yaitu sebanyak 86 orang
(86%). Sisanya, sembilan orang
memiliki pengetahuan rendah, dan
hanya lima orang yang berpengetahuan
baik.

0
20
40
60
80
100
Gizi BurukGizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih
2
8
86
4
F
r
e
k
u
e
n
s
i

Distribusi Status Gizi
0
20
40
60
80
100
Pengetahuan
rendah
Pengetahuan
sedang
Pengetahuan
baik
9
86
5
F
r
e
k
u
e
n
s
i

Kemudian jumlah ibu pada masing-
masing poin basic feeding rules
dijabarkan pada diagram 5 sebagai
berikut,

Basic Feeding Rules 1
Untuk menciptakan sinyal rasa lapar
yang lebih besar pada anak, susun
jadwal makan dengan interval waktu
3-4 jam, terdiri dari 3 kali makanan
utama dan 2 kali snack, susu dapat
diberikan pada saat bangun tidur,
sebelum tidur siang, dan sebelum
tidur malam. Jangan berikan
camilan, susu, atau jus di antara
waktu makan. Jika anak haus,
tawarkan air putih.

Sebanyak 51 ibu telah mengetahui
bahwa interval waktu makan yang baik
untuk anak adalah 3-4 jam, sementara
49 ibu lainnya belum mengetahui hal
tersebut. Jumlah ini menunjukkan
hampir seimbangnya jumlah ibu yang
telah mengetahui dan yang tidak
mengetahui. Untuk pemberian air putih
di sela-sela waktu makan, 92 orang ibu
hanya memberi air putih pada anaknya
bila haus, sedangkan 8 ibu memberikan
minuman lain, seperti teh, jus, dan susu.
Artinya sebagian besar ibu telah
melakukan tindakan yang tepat dalam
hal pemberian minum kepada anak.
Basic Feeding Rules 2
Tawarkan makan dalam porsi
kecil dan biarkan anak sendiri yang
meminta porsi kedua, ketiga,
keempat untuk menjaga anak
terlibat dalam proses makan dan
mencegah anak bosan atau putus asa
karena melihat makanan dalam porsi
besar sekaligus tersaji di depan
mereka.
Sebanyak 90 orang ibu
memberikan porsi kecil di piring pada
saat porsi pertama. Hanya 10 ibu yang
langsung memberikan porsi besar
kepada anaknya. Ini menunjukkan
bahwa poin di atas telah banyak
diterapkan dengan baik oleh ibu-ibu.

Basic Feeding Rules 3
Anak harus duduk di high chair
sampai semua orang di meja
kenyang dan selesai makan.
Hanya 9 orang saja yang mengetahui
kegiatan makan dengan kondisi di atas.
Penelitian telah disesuaikan dengan
keadaan di Indonesia pada umumnya,
yaitu jika anak duduk di kursi meja
makan biasa, atau setidaknya makan di
ruang makan, anak tersebut telah
dianggap mengetahui poin ini. Namun
91 ibu menjawab anaknya memiliki
jadwal berbeda dengan anggota
keluarga lainnya dan cara pemberian
makan biasanya sambil digendong, anak
berlari-lari, dan nonton tv. Berarti hanya
sedikit ibu yang menerapkan praktek
pemberian makan sesuai poin di atas.

Basic Feeding Rules 4
Durasi waktu makan 20-30
menit. Tidak boleh lebih dari 30
menit.
Sebanyak 62 ibu mengaku anaknya
menghabiskan makanan antara 20-30
menit, hanya 38 ibu yang anaknya
makan lebih dari 30 menit. Itu artinya
masih cukup banyak ibu yang tidak tahu
bahwa durasi makan dapat
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9
51
90
92
9
62
67
72
48
22
49
10
8
91
38
33
28
52
78
Yang
menja-
wab
benar
Yang
menja-
wab
salah
mempengaruhi nafsu makan anak di
waktu makan selanjutnya.

Basic Feeding Rules 5
Orang tua tidak dibenarkan untuk
memuji atau mengkritik anak
mengenai betapa banyak atau betapa
sedikitnya makanan yang dimakan
oleh anak.
Sebanyak 67 ibu mengaku tidak
memberikan komentar apa pun
mengenai berapa banyak anaknya
makan. Hanya 33 ibu yang masih
memuji atau mengkritik jumlah yang
dimakan oleh anaknya. Berarti masih
cukup banyak ibu yang memberikan
komentar atas jumlah yang dimakan
oleh anaknya.

Basic Feeding Rules 6
Selama makan berlangsung, tidak
boleh ada mainan dan televisi yang
bisa mendistraksi perhatian anak.
Poin nomor 6 ini memiliki hubungan
dengan poin nomor 2. Oleh karena itu,
pertanyaan kuesioner untuk poin nomor
6 dan nomor 2 digabung. Sebanyak 91
ibu masih memberikan dan membiarkan
anaknya makan sambil bermain dan
nonton tv. Hanya 9 orang yang tidak.

Basic Feeding Rules 7
Makanan tidak boleh digunakan
sebagai hadiah atau bentuk kasih
sayang orang tua.
Sebanyak 72 ibu tidak memberikan
makanan sebagai hadiah untuk anaknya.
Hanya 28 orang yang memberikan
makanan sebagai hadiah untuk anaknya.

Basic Feeding Rules 8
Anak tidak boleh melempar atau
membuang makanan atau peralatan
makan.
Sebanyak 48 ibu melarang,
memberikan kembali peralatan makan
jika anak mereka melempar peralatan
makan dan makanan, sedangkan 52 ibu
membiarkan anaknya melempar
peralatan makan dan makanan. Jumlah
yang hampir seimbang ini menunjukkan
masih banyak ibu yang belum
mengetahui mengenai poin di atas.

Basic Feeding Rules 9
Pada batita yang lebih besar,
anak prasekolah, dan anak usia
sekolah, jika ada percakapan atau
hal lain yang membuat perhatian
mereka teralih dari kegiatan makan,
orang tua harus membantu agar
perhatian anak kembali fokus pada
makanan mereka
Hanya 22 ibu yang membantu
anaknya fokus kembali kepada kegiatan
makan saat perhatian mereka
terdistraksi. Namun sebanyak 78 ibu
tetap memberikan anaknya makan
walaupun perhatian mereka telah teralih
kepada kegiatan lain. Dapat
disimpulkan bahwa masih banyak ibu
yang belum mengetahui pentingnya
memfokuskan perhatian anak pada
kegiatan makan.
Hasil penelitian mengenai distribusi
basic feeding rules ini belum dapat
dibandingkan dengan penelitian lain,
karena belum ada penelitian
sebelumnya mengenai basic feeding
rules.

Hasil Analisis Bivariat Hubungan
Basic Feeding Rules dengan Status
Gizi
Dalam penelitian ini analisis bivariat
digunakan untuk mengetahui hubungan
basic feeding rules dengan status gizi
anak di Kelurahan Pahlawan,
Kecamatan Kemuning, Kota
Palembang.
Data yang ada disusun ke dalam
tabel berikut. Untuk dapat mengisi
seluruh kolom yang ada pada tabel,
maka perlu dihitung frekuensi yang
diharapkan (f
h
) untuk dua kelompok
sampel tersebut dalam setiap aspek.
Untuk mengetahui frekuensi yang
diharapkan (f
h
) terhadap anak dengan
gizi buruk, pertama-tama harus dihitung
berapa persen dari keseluruhan sampel
yang memiliki status gizi buruk, yaitu
dengan cara sebagai berikut :
F =


Jadi frekuensi yang diharapkan untuk
ibu berpengetahuan rendah yang
memiliki anak dengan gizi buruk ialah =
10% x 9 = 0,9. Kemudian untuk ibu
berpengetahuan sedang yang memiliki
anak dengan gizi buruk adalah = 10% x
86 = 8,6. Sedangkan frekuensi yang
diharapkan untuk ibu berpengetahuan
baik yang memiliki anak dengan gizi
buruk ialah = 10% x 5 = 0,5.
Untuk mengetahui frekuensi yang
diharapkan (f
h
) terhadap anak dengan
gizi baik, dapat dihitung dengan cara
seperti di atas, yaitu :
F =


Jadi frekuensi yang diharapkan untuk
ibu berpengetahuan rendah yang
memiliki anak dengan gizi baik ialah =
86% x 9 = 7,74. Kemudian untuk ibu
berpengetahuan sedang yang memiliki
anak dengan gizi baik adalah = 86% x
86 = 73,96. Sedangkan frekuensi yang
diharapkan untuk ibu berpengetahuan
baik yang memiliki anak dengan gizi
baik ialah = 86% x 5 = 0,5.
Untuk mengetahui frekuensi yang
diharapkan (f
h
) terhadap anak dengan
gizi lebih, dapat kita hitung :
F =


Jadi frekuensi yang diharapkan untuk
ibu berpengetahuan rendah yang
memiliki anak dengan gizi lebih ialah =
4% x 9 = 0,36. Kemudian untuk ibu
berpengetahuan sedang yang memiliki
anak dengan gizi lebih adalah = 4% x
86 = 3,44. Sedangkan frekuensi yang
diharapkan untuk ibu berpengetahuan
baik yang memiliki anak dengan gizi
baik ialah = 4% x 5 = 0,2.

Basic
Feeding
Rules
Status Gizi f
0
f
h
(f
0 -
f
h
) (f
0 -
f
h
)
2


Pengetahuan
Rendah
Status gizi buruk 6 0,9 5,1 26,01 28,9
Status gizi baik 2 7,74 -5,74 32,9476 4,256796
Status gizi lebih 1 0,36 0,64 0,4096 1,137778
Pengetahuan
Sedang
Status gizi buruk 4 8,6 -4,6 21,16 2,460465
Status gizi baik 79 73,96 5,04 25,4016 0,343451
Status gizi lebih 3 3,44 -0,44 0,1936 0,056279
Pengetahuan
Baik
Status gizi buruk 0 0,55 -0,55 0,3025 0,55
Status gizi baik 5 4,3 0,7 0,49 0,113953
Status gizi lebih 0 0,2 -0,2 0,04 0,2
Jumlah

100

0

38,01872

Harga Chi Kuadrat hitung telah
ditemukan dalam tabel di atas yaitu
sebesar 38,019. Untuk memberikan
interpretasi terhadap angka tersebut
maka perlu dibandingkan dengan harga
Chi Kuadrat tabel dengan derajat
kebebasan (dk) tertentu. Karena untuk
penelitian ini menggunakan tabel 3x3,
maka derajat kebebasannya dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut :
Besarnya derajat kebebasan = (3-
1) (3-1) = (2) (2) = 4.
Dengan dk = 4 dan taraf
kesalahan 10 %, maka besarnya Chi
Kuadrat tabel adalah 7,779. Harga Chi
kuadrat hitung lebih besar dari tabel
(38,019 > 7,779). Karena harga Chi
Kuadrat hitung lebih besar dari tabel,
maka H
0
ditolak dan H1 diterima. Jadi
ada hubungan basic feeding rules
dengan status gizi anak pada usia 12-36
bulan. Dari perhitungan prevalens rasio
didapatkan hasil sebesar 15,23. Bila RP
> 1 berarti variabel tersebut merupakan
faktor risiko timbulnya penyakit. Jadi
dapat disimpulkan dari nilai rasio
prevalens, ibu yang memiliki
pengetahuan rendah terhadap basic
feeding rules, mempunyai risiko
anaknya mengalami gizi kurang atau
gizi buruk 15,23 kali lebih besar
ketimbang ibu yang berpengetahuan
baik terhadap basic feeding rules.
Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ruruh Setiani pada
tahun 2006 di Purworejo bahwa ada
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dan sikap pola asuh ibu
terhadap status gizi anak. Secara teori,
pernyataan ini juga dibenarkan WHO
pada tahun 2003 yang mengatakan
bahwa pemberian MP-ASI yang benar
membutuhkan informasi dan
keterampilan dari keluarga. Meskipun
penelitian dan teori di atas bukan
mengenai basic feeding rules langsung,
namun dapat kita simpulkan bahwa
pengetahuan ibu mengenai segala faktor
yang dapat mempengaruhi status gizi
tentunya dapat mempengaruhi kondisi
status gizi anak mereka. Semakin baik
pengetahuan seorang ibu, makin baik
pula status gizi anak.

Keterbatasan Penelitian
Posyandu-posyandu di kecamatan
tempat penelitian dilakukan mengikuti
program NICE (Nutrition Improvement
through Community Empowerment),
sehingga status gizi anak di daerah ini
telah banyak mengalami peningkatan
dibandingkan sebelum mendapat
bantuan dari program tersebut. Hal ini
membuat sampel menjadi tidak
representatif. Keterbatasan lainnya
adalah ditemukan faktor lain yang dapat
mempengaruhi status gizi, yaitu jenis
kelamin, etnis, pendapatan keluarga,
kondisi kesehatan, dan lingkungan.

Kesimpulan
Sebagian besar ibu memiliki tingkat
pengetahuan sedang terhadap basic
feeding rules, yaitu sebanyak 86 orang
(86%). Sisanya, sembilan orang (9%)
memiliki pengetahuan rendah, dan
hanya lima orang (5%) yang
berpengetahuan baik. Sebagian besar
anak mempunyai status gizi baik, yaitu
sebanyak 86 (86%) anak. Selebihnya
terdapat 2 anak yang mengalami gizi
buruk (2%) dan 8 anak dengan gizi
kurang (8%). Hanya sebagian kecil
yang memiliki status gizi lebih, yaitu
sebanyak 4 (4%). Secara statistik
terdapat hubungan yang bermakna
antara basic feeding rules dengan status
gizi anak. Harga Chi kuadrat hitung
lebih besar dari tabel (38,019 > 7,779).

Daftar Pustaka

Abunain Djumadias. 1990. Aplikasi
Antropometri sebagai Alat Ukur
Status Gizi. Puslitbang Gizi,
Bogor.
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Arisman M.B. 2004. Gizi dalam daur
kehidupan :Buku ajar ilmu gizi.
EGC, Jakarta.
Babbitt, R.L., Hoch.T.A., Coe, D.A., Cat
aldo, M.F., Kelly, K.J., Stackhou
se, C.
Perman, J.A. 1994. Behavioral
Assessment and Treatment of
Pediatric Feeding Disorders.
Journal of Developmental and
Behavioral Pediatrics, 15 (4) :
278-291.
Beautris, A., Fergusson, D., Shannon, F.
1982. Family Life Events and
Behavioral Problems in
Preschool-aged Children.
Pediatrics :70:774-9.
Bernard-Bonnin AC. Feeding Problems
of Infants and Toddlers. 2006.
Can Fam Physician;52:1247-51.
Bryant-Waugh R, Markham L, Kreipe
RE, Walsh BT. Feeding and
Eating Disorders in Childhood.
2010. Int J Eat Disord.; 43:98-
111.
Burhanudin Bahar, dkk. 2006. Faktor-
faktor yang mempengaruhi
Status Gizi Bayi setelah
Pemberian MP-ASI pada
keluarga miskin di wilayah
Kecamatan Labakkang
Kabupaten Pangkep tahun 2006.
(Http://
www.lpch.org/DiseaseHealthInf
o/HealthLibrary/growth/fdgd.ht
ml, diakses 29 April 2012.
Burklow, K.A., Phelps, A.N., Schultz,
J.R., McConnell, K., Rudolph,
C. 1998. Classifying Complex
Pediatric Feeding Disorders. J
Pediatr Gastroenterol Nutr,
27:143147.
Chatoor, I. 2009. Diagnosis and
Treatment of Feeding Disorders
in Infants, Toddlers, and Young
Children. Zero to Three,
Washington, USA, hal. 42-46.
Depkes & Kesejahteraan Sosial. 2000.
Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI). Depkes RI &
Kesejahteraan Sosial, Jakarta.
Depkes.2004. Survei Sosial Ekonomi
Nasional 2004 Substansi
Kesehatan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,
Jakarta.
Depkes.2006. Pedoman Umum
Pemberian Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI) Lokal Tahun 2006.
Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan masyarakat, Jakarta.
Dinas Kesehatan Sumatera Selatan.
2010. Buku Profil Kesehatan
Provinsi Sumatera Selatan.
Palembang hal. 44-46.
(www.depkes.go.id/.../profil_kese
hatan.../ ... Diakses 20 Juli 2012)

Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Departemen Ilmu Kesehatan
Anak. 2011. Identifikasi dan
Klasifikasi Masalah Makan pada
Anak Usia 12-36 Bulan di
Indonesia. Proposal penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia-RSCM yang tidak
dipublikasikan, hal. 6-14.
Health Odyssey International. Current
Trends in Identification and
Management of Feeding
Difficulties in Children. 2011.
Disampaikan pada Third
International Summit on the
Identification and Management
of Children with Feeding
Difficulties, Miami, 30 April-1
Mei.
Herwin,B. 2004. Beberapa Faktor Yang
Berkaitan Dengan Penyebab
Gizi Kurang pada Anak Balita di
Kecamatan Maiwa Kabupatan
Enrekang Tahun 2003. Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Makassar yang tidak
dipublikasikan.
Husaini, M.A. 2000. Peranan Gizi dan
Pola Asuh dalam Meningkatkan
Kualitas Tumbuh Kembang
Anak, dalam Kumpulan
Makalah Diskusi Pakar Bidang
Gizi Tentang ASI-MP ASI,
Antropometri dan BBLR,
Kerjasama antara PERSAGI,
LIPI, dan UNICEF, Cipanas.
Kartini, T.D. 2008. Hubungan Pola
Asuh Ibu dan Kejadian Diare
dangan Pertumbuhan Bayi yang
Mengalami Hambatan
Pertumbuhan dalam Rahim
Sampai Umur Empat Bulan.
Tesis pada Jurusan Gizi
Masyarakat Undip yang tidak
dipublikasikan.
Lindberg, L., Bohlin, G. dan Hagekull,
S. 1991. Early Feeding Problems
in A Normal Population. Int J
Eat Disord., 10: 394-405.
Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta,
Jakarta.
Reau, N. R., Senturia, Y. D., Lebailly, S.
A. & Christoffel, K.K.1996. The
Pediatric Research Group. Infant
and toddler feeding patterns and
problems : normative data and a
new direction. Journal of
Developmental and Behavioral
Pediatrics, 17:149-53.
Setiani, Ruruh. 2006. Hubungan
Pengetahuan Sikap dan Praktek
Pola Asuh Ibu dengan Status
Gizi Anak Balita pada Keluarga
Miskin Penerima DBLT Desa
Kaligono Kecamatan Kaligesing
Kabupaten Purworejo. Skripsi
tidak dipublikasikan.

Sjarif, D.R. 2011. Masalah Makan pada
Batita. Penelitian Pendahuluan.
UKK Nutrisi dan Penyakit
Metabolik, Ikatan Dokter Anak
Indonesia yang tidak
dipublikasikan.
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan
Aplikasinya. Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk
Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Supariasa, I Made Nyoman., B. Bakri, I.
dan Fajar. 2001. Penilaian Status
Gizi. Jakarta : EGC.
WHO.2003. Global Strategy for Infant
and Young Child Feeding.
Geneva : World Health
Organization.
WHO/PAHO.2003. Guiding Principles
for Complementary Feeding of
the Breastfed Child. Washington
DC : PAHO, WHO.
World Health Assembly. Resolution
WHA 58.32 on infant and young
children nutrition.
Wright, C.M., Parkinson, K.N., Shipton,
D. dan Drewett, R.F. 2007.How
do toddler eating problems relate
to their eating behavior, food
preferences, and growth?
Pediatrics, 120(4), e1069-75.

You might also like