Manuskripsi Dinar
Manuskripsi Dinar
Manuskripsi Dinar
Jadi frekuensi yang diharapkan untuk
ibu berpengetahuan rendah yang
memiliki anak dengan gizi buruk ialah =
10% x 9 = 0,9. Kemudian untuk ibu
berpengetahuan sedang yang memiliki
anak dengan gizi buruk adalah = 10% x
86 = 8,6. Sedangkan frekuensi yang
diharapkan untuk ibu berpengetahuan
baik yang memiliki anak dengan gizi
buruk ialah = 10% x 5 = 0,5.
Untuk mengetahui frekuensi yang
diharapkan (f
h
) terhadap anak dengan
gizi baik, dapat dihitung dengan cara
seperti di atas, yaitu :
F =
Jadi frekuensi yang diharapkan untuk
ibu berpengetahuan rendah yang
memiliki anak dengan gizi baik ialah =
86% x 9 = 7,74. Kemudian untuk ibu
berpengetahuan sedang yang memiliki
anak dengan gizi baik adalah = 86% x
86 = 73,96. Sedangkan frekuensi yang
diharapkan untuk ibu berpengetahuan
baik yang memiliki anak dengan gizi
baik ialah = 86% x 5 = 0,5.
Untuk mengetahui frekuensi yang
diharapkan (f
h
) terhadap anak dengan
gizi lebih, dapat kita hitung :
F =
Jadi frekuensi yang diharapkan untuk
ibu berpengetahuan rendah yang
memiliki anak dengan gizi lebih ialah =
4% x 9 = 0,36. Kemudian untuk ibu
berpengetahuan sedang yang memiliki
anak dengan gizi lebih adalah = 4% x
86 = 3,44. Sedangkan frekuensi yang
diharapkan untuk ibu berpengetahuan
baik yang memiliki anak dengan gizi
baik ialah = 4% x 5 = 0,2.
Basic
Feeding
Rules
Status Gizi f
0
f
h
(f
0 -
f
h
) (f
0 -
f
h
)
2
Pengetahuan
Rendah
Status gizi buruk 6 0,9 5,1 26,01 28,9
Status gizi baik 2 7,74 -5,74 32,9476 4,256796
Status gizi lebih 1 0,36 0,64 0,4096 1,137778
Pengetahuan
Sedang
Status gizi buruk 4 8,6 -4,6 21,16 2,460465
Status gizi baik 79 73,96 5,04 25,4016 0,343451
Status gizi lebih 3 3,44 -0,44 0,1936 0,056279
Pengetahuan
Baik
Status gizi buruk 0 0,55 -0,55 0,3025 0,55
Status gizi baik 5 4,3 0,7 0,49 0,113953
Status gizi lebih 0 0,2 -0,2 0,04 0,2
Jumlah
100
0
38,01872
Harga Chi Kuadrat hitung telah
ditemukan dalam tabel di atas yaitu
sebesar 38,019. Untuk memberikan
interpretasi terhadap angka tersebut
maka perlu dibandingkan dengan harga
Chi Kuadrat tabel dengan derajat
kebebasan (dk) tertentu. Karena untuk
penelitian ini menggunakan tabel 3x3,
maka derajat kebebasannya dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut :
Besarnya derajat kebebasan = (3-
1) (3-1) = (2) (2) = 4.
Dengan dk = 4 dan taraf
kesalahan 10 %, maka besarnya Chi
Kuadrat tabel adalah 7,779. Harga Chi
kuadrat hitung lebih besar dari tabel
(38,019 > 7,779). Karena harga Chi
Kuadrat hitung lebih besar dari tabel,
maka H
0
ditolak dan H1 diterima. Jadi
ada hubungan basic feeding rules
dengan status gizi anak pada usia 12-36
bulan. Dari perhitungan prevalens rasio
didapatkan hasil sebesar 15,23. Bila RP
> 1 berarti variabel tersebut merupakan
faktor risiko timbulnya penyakit. Jadi
dapat disimpulkan dari nilai rasio
prevalens, ibu yang memiliki
pengetahuan rendah terhadap basic
feeding rules, mempunyai risiko
anaknya mengalami gizi kurang atau
gizi buruk 15,23 kali lebih besar
ketimbang ibu yang berpengetahuan
baik terhadap basic feeding rules.
Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ruruh Setiani pada
tahun 2006 di Purworejo bahwa ada
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dan sikap pola asuh ibu
terhadap status gizi anak. Secara teori,
pernyataan ini juga dibenarkan WHO
pada tahun 2003 yang mengatakan
bahwa pemberian MP-ASI yang benar
membutuhkan informasi dan
keterampilan dari keluarga. Meskipun
penelitian dan teori di atas bukan
mengenai basic feeding rules langsung,
namun dapat kita simpulkan bahwa
pengetahuan ibu mengenai segala faktor
yang dapat mempengaruhi status gizi
tentunya dapat mempengaruhi kondisi
status gizi anak mereka. Semakin baik
pengetahuan seorang ibu, makin baik
pula status gizi anak.
Keterbatasan Penelitian
Posyandu-posyandu di kecamatan
tempat penelitian dilakukan mengikuti
program NICE (Nutrition Improvement
through Community Empowerment),
sehingga status gizi anak di daerah ini
telah banyak mengalami peningkatan
dibandingkan sebelum mendapat
bantuan dari program tersebut. Hal ini
membuat sampel menjadi tidak
representatif. Keterbatasan lainnya
adalah ditemukan faktor lain yang dapat
mempengaruhi status gizi, yaitu jenis
kelamin, etnis, pendapatan keluarga,
kondisi kesehatan, dan lingkungan.
Kesimpulan
Sebagian besar ibu memiliki tingkat
pengetahuan sedang terhadap basic
feeding rules, yaitu sebanyak 86 orang
(86%). Sisanya, sembilan orang (9%)
memiliki pengetahuan rendah, dan
hanya lima orang (5%) yang
berpengetahuan baik. Sebagian besar
anak mempunyai status gizi baik, yaitu
sebanyak 86 (86%) anak. Selebihnya
terdapat 2 anak yang mengalami gizi
buruk (2%) dan 8 anak dengan gizi
kurang (8%). Hanya sebagian kecil
yang memiliki status gizi lebih, yaitu
sebanyak 4 (4%). Secara statistik
terdapat hubungan yang bermakna
antara basic feeding rules dengan status
gizi anak. Harga Chi kuadrat hitung
lebih besar dari tabel (38,019 > 7,779).
Daftar Pustaka
Abunain Djumadias. 1990. Aplikasi
Antropometri sebagai Alat Ukur
Status Gizi. Puslitbang Gizi,
Bogor.
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Arisman M.B. 2004. Gizi dalam daur
kehidupan :Buku ajar ilmu gizi.
EGC, Jakarta.
Babbitt, R.L., Hoch.T.A., Coe, D.A., Cat
aldo, M.F., Kelly, K.J., Stackhou
se, C.
Perman, J.A. 1994. Behavioral
Assessment and Treatment of
Pediatric Feeding Disorders.
Journal of Developmental and
Behavioral Pediatrics, 15 (4) :
278-291.
Beautris, A., Fergusson, D., Shannon, F.
1982. Family Life Events and
Behavioral Problems in
Preschool-aged Children.
Pediatrics :70:774-9.
Bernard-Bonnin AC. Feeding Problems
of Infants and Toddlers. 2006.
Can Fam Physician;52:1247-51.
Bryant-Waugh R, Markham L, Kreipe
RE, Walsh BT. Feeding and
Eating Disorders in Childhood.
2010. Int J Eat Disord.; 43:98-
111.
Burhanudin Bahar, dkk. 2006. Faktor-
faktor yang mempengaruhi
Status Gizi Bayi setelah
Pemberian MP-ASI pada
keluarga miskin di wilayah
Kecamatan Labakkang
Kabupaten Pangkep tahun 2006.
(Http://
www.lpch.org/DiseaseHealthInf
o/HealthLibrary/growth/fdgd.ht
ml, diakses 29 April 2012.
Burklow, K.A., Phelps, A.N., Schultz,
J.R., McConnell, K., Rudolph,
C. 1998. Classifying Complex
Pediatric Feeding Disorders. J
Pediatr Gastroenterol Nutr,
27:143147.
Chatoor, I. 2009. Diagnosis and
Treatment of Feeding Disorders
in Infants, Toddlers, and Young
Children. Zero to Three,
Washington, USA, hal. 42-46.
Depkes & Kesejahteraan Sosial. 2000.
Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI). Depkes RI &
Kesejahteraan Sosial, Jakarta.
Depkes.2004. Survei Sosial Ekonomi
Nasional 2004 Substansi
Kesehatan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,
Jakarta.
Depkes.2006. Pedoman Umum
Pemberian Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI) Lokal Tahun 2006.
Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan masyarakat, Jakarta.
Dinas Kesehatan Sumatera Selatan.
2010. Buku Profil Kesehatan
Provinsi Sumatera Selatan.
Palembang hal. 44-46.
(www.depkes.go.id/.../profil_kese
hatan.../ ... Diakses 20 Juli 2012)
Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Departemen Ilmu Kesehatan
Anak. 2011. Identifikasi dan
Klasifikasi Masalah Makan pada
Anak Usia 12-36 Bulan di
Indonesia. Proposal penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia-RSCM yang tidak
dipublikasikan, hal. 6-14.
Health Odyssey International. Current
Trends in Identification and
Management of Feeding
Difficulties in Children. 2011.
Disampaikan pada Third
International Summit on the
Identification and Management
of Children with Feeding
Difficulties, Miami, 30 April-1
Mei.
Herwin,B. 2004. Beberapa Faktor Yang
Berkaitan Dengan Penyebab
Gizi Kurang pada Anak Balita di
Kecamatan Maiwa Kabupatan
Enrekang Tahun 2003. Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Makassar yang tidak
dipublikasikan.
Husaini, M.A. 2000. Peranan Gizi dan
Pola Asuh dalam Meningkatkan
Kualitas Tumbuh Kembang
Anak, dalam Kumpulan
Makalah Diskusi Pakar Bidang
Gizi Tentang ASI-MP ASI,
Antropometri dan BBLR,
Kerjasama antara PERSAGI,
LIPI, dan UNICEF, Cipanas.
Kartini, T.D. 2008. Hubungan Pola
Asuh Ibu dan Kejadian Diare
dangan Pertumbuhan Bayi yang
Mengalami Hambatan
Pertumbuhan dalam Rahim
Sampai Umur Empat Bulan.
Tesis pada Jurusan Gizi
Masyarakat Undip yang tidak
dipublikasikan.
Lindberg, L., Bohlin, G. dan Hagekull,
S. 1991. Early Feeding Problems
in A Normal Population. Int J
Eat Disord., 10: 394-405.
Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta,
Jakarta.
Reau, N. R., Senturia, Y. D., Lebailly, S.
A. & Christoffel, K.K.1996. The
Pediatric Research Group. Infant
and toddler feeding patterns and
problems : normative data and a
new direction. Journal of
Developmental and Behavioral
Pediatrics, 17:149-53.
Setiani, Ruruh. 2006. Hubungan
Pengetahuan Sikap dan Praktek
Pola Asuh Ibu dengan Status
Gizi Anak Balita pada Keluarga
Miskin Penerima DBLT Desa
Kaligono Kecamatan Kaligesing
Kabupaten Purworejo. Skripsi
tidak dipublikasikan.
Sjarif, D.R. 2011. Masalah Makan pada
Batita. Penelitian Pendahuluan.
UKK Nutrisi dan Penyakit
Metabolik, Ikatan Dokter Anak
Indonesia yang tidak
dipublikasikan.
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan
Aplikasinya. Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk
Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Supariasa, I Made Nyoman., B. Bakri, I.
dan Fajar. 2001. Penilaian Status
Gizi. Jakarta : EGC.
WHO.2003. Global Strategy for Infant
and Young Child Feeding.
Geneva : World Health
Organization.
WHO/PAHO.2003. Guiding Principles
for Complementary Feeding of
the Breastfed Child. Washington
DC : PAHO, WHO.
World Health Assembly. Resolution
WHA 58.32 on infant and young
children nutrition.
Wright, C.M., Parkinson, K.N., Shipton,
D. dan Drewett, R.F. 2007.How
do toddler eating problems relate
to their eating behavior, food
preferences, and growth?
Pediatrics, 120(4), e1069-75.