Analisis Perhitungan, Penyetoran, Pelaporan, Dan Pencatatan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Pada PT X
Analisis Perhitungan, Penyetoran, Pelaporan, Dan Pencatatan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Pada PT X
Analisis Perhitungan, Penyetoran, Pelaporan, Dan Pencatatan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Pada PT X
Vol. 19, No. 1a, November 2017, Issue 4, Hlm. 266-273 http://jurnaltsm.id/index.php/JBA
STIE TRISAKTI
lydiachristiana95@gmail.com
266
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19,No. 1a, Issue 4 Nov 2017
adanya perubahan PTKP, menyebabkan muncul lebih bayar yang langsung dibuat
pembetulannya dari Januari sampai Juni dan kompensasinya untuk mengurangi
pajak di bulan Juli.
Kata kunci: Analisis kesesuaian, Pajak Penghasilan Pasal 21 dan PER 32/PJ/2015.
267
ISSN: 1410 - 9875 Lydia Christiana Heryanto dan Williem Chahya Wijaya
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan namanya sendiri, bukan untuk dan
pembayaran lain dengan bentuk dan nama atas nama persekutuan.
apapun yang diterima atau diperoleh Wajib 2. Honorarium atau pembayaran lain
Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan tersebut dengan kegiatan dan jasa yang
yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dilakukan oleh orang pribadi
dalam negeri dengan status Subjek Pajak luar
negeri.
Pemotong PPh Pasal 21 3. Honorarium atau imbalan lain
Berikut ini yang termasuk pemotong PPh pasal kepada peserta pendidikan,
21 adalah pelatihan, dan magang.
a. Pemberi kerja yang terdiri dari orang e. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan
pribadi dan badan, baik merupakan pusat pemerintahan, organisasi yang bersifat
maupun cabang, perwakilan atau unit yang nasional dan internasional, perkumpulan,
membayar gaji, upah, honorarium, orang pribadi serta lembaga lainnya yang
tunjangan dan pembayaran lain dengan menyelenggarakan kegiatan, yang
nama dan dalam bentuk apapun, sebagai membayar honorarium, hadiah, atau
imbalan sehubungan dengan pekerjaan penghargaan dalam bentuk apapun
atau jasa yang dilakukan oleh pegawai kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam
atau bukan pegawai. negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.
b. Bendahara atau pemegang kas Penyelenggara kegiatan wajib memotong
pemerintah, termasuk bendahara atau pajak atas pemberian hadiah atau
pemegang kas pada Pemerintah Pusat penghargaan dalam bentuk apapun yang
termasuk institusi TNI/POLRI, Pemerintah diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak
Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, orang pribadi dalam negeri berkenaan
lembaga-lembaga Negara lainnya, dan dengan suatu kegiatan. Dalam pengertian
Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar penyelenggara kegiatan termasuk antara
negeri, yang membayarkan gaji, upah, lain badan, badan pemerintah, organisasi
honorarium, tunjangan, dan pembayaran termasuk organisasi internasional,
lain dengan nama dan dalam bentuk perkumpulan, orang pribadi serta lembaga
apapun sehubungan dengan pekerjaan lainnya yang menyelenggarakan kegiatan
atau jabatan, jasa, dan kegiatan. olahraga, keagamaan, kesenian dan
c. Dana pensiun, badan penyelenggara kegiatan lainnya. (Mardiasmo 2011,170)
jaminan social tenaga kerja, dan badan-
badan lain yang membayar uang pensiun Subjek PPh Pasal 21
dan tunjangan hari tua atau jaminan hari Subjek Pajak Penghasilan adalah:
tua. 1. Orang pribadi
d. Orang pribadi yang melakukan kegiatan 2. Warisan yang belum terbagi
usaha atau pekerjan bebas serta badan 3. Badan
yang membayar: 4. Bentuk Usaha Tetap
1. Honorarium atau pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan Saat Terutang PPh Pasal 21
dengan jasa dan/atau kegiatan Menurut (Mohammad Yamin 2012,105) saat
yang dilakukan oleh orang pribadi terutang PPh Pasal 21 adalah:
dengan status Subjek Pajak dalam 1. PPh Pasal 21 terutang bagi Penerima
negeri, termasuk jasa tenaga ahli Penghasilan pada saat dilakukan
yang melakukan pekerjaan bebas pembayaran ata pada saat terutangnya
dan bertindak untuk dan atas penghasilan yang bersangkutan.
268
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19,No. 1a, Issue 4 Nov 2017
269
ISSN: 1410 - 9875 Lydia Christiana Heryanto dan Williem Chahya Wijaya
Tabel 1 Rekapitulasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan PT X pada Tahun 2015 menurut PER
31/PJ/2012
NAMA Penghasilan PTKP PPh
Bruto
Sandra Terta 122.735.479 24.300.000 7.804.579
Lindawati Terta 77.367.474 24.300.000 2.167.476
Novi Astuti Sucoko 46.862.110 24.300.000 2.009.091
Wyvianne 44.195.840 24.300.000 793.948
Delviana 107.097.807 24.300.000 5.582.457
Herlisa 56.248.091 24.300.000 1.136.491
Catherine 59.479.214 24.300.000 1.313.764
Anita 62.949.169 24.300.000 2.503.817
Sugiarto Terta 58.244.745 30.375.000 854.161
Tabel 2 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan per bulan PT X Tahun 2015 Sebelum Perubahan
PTKP
Bulan Penghasilan Bruto PPh
Januari 51.225.000 2.173.433
Tabel 3 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan per bulan PT X Tahun 2015 Sesudah Perubahan
PTKP
Bulan Penghasilan Bruto PPh
Januari 52.508.580 1.283.580
270
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19,No. 1a, Issue 4 Nov 2017
Tabel 8 Kesesuaian Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan per bulan PT. “X” Tahun 2015 Setelah
Perubahan PTKP
Bulan Penghasilan Bruto PPh Perusahaan PPh Penelitian Kesesuaian
Januari 52.508.580 1.283.580 1.283.580 Sesuai
Tabel 11 Perhitungan dan Pelaporan Gaji pada Laporan Laba Rugi dengan Daftar A1 Formulir
1721 Lampiran I PT X
No. Keterangan Laporan Laba Rugi Daftar A1 1721- I Kesesuaian
1 Gaji Rp 664.127.010 Rp 664.127.010 Sesuai
Tabel 12 Kesesuaian Perhitungan Gaji pada Daftar A1 Formulir 1721 Lampiran I dengan SPT
Tahunan Badan 1771 Lampiran II PT X
No. Keterangan Daftar A1 1721-I SPT Tahunan Badan Kesesuaian
1771-II
1 Gaji Rp 664.127.010 Rp 664.127.010 Sesuai
Tabel 13 Kesesuaian Metode PT X pada SPT Tahunan Badan 1771 lampiran I Butir 5 Bagian
Penyesuaian Fiskal Positif
No Uraian Rupiah
(1) (2) (3) (4)
5 Penyesuaian Fiskal Positif
k. Biaya yang dapat ditangguhkan 5k Rp 1.022.990.634
pengakuannya
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa PT. Adikarya menerapkan metode gross up.
271
ISSN: 1410 - 9875 Lydia Christiana Heryanto dan Williem Chahya Wijaya
Tabel 14 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Per Bulan Tahun 2015 Sebelum dan Sesudah
Perubahan PTKP
PPH SEBELUM PPH SETELAH
MASA SELISIH KOMPENSASI
PERUBAHAN PERUBAHAN
Januari 2.173.433 1.283.580 889.853
Februari 2.624.323 1.730.400 893.923 (889.853)
272
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19,No. 1a, Issue 4 Nov 2017
REFERENSI:
Ismail, Tjip. 2013.Hukum Pajak. Jakarta: Citra Kreasindo Mandiri
Mardiasmo.2011.Perpajakan Edisi Revisi .Yogyakarta: Andi
Resmi,Siti. 2014.Perpajakan Teori dan Kasus.Jakarta: Salemba Empat
Suandy,Erly. 2002.Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Suhartono,Rudy and Wirawan B. Ilyas. 2010.Ensiklopedia Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat
Supramono and Theresia Woro Damayanti. 2015.Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan.
Yogyakarta: CV.Andi Offset.
Tansuria, Billy Ivan. 2010.Pajak Penghasilan: Pemotongan & Pemungutan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Waluyo. 2012.Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Yani,Ahmad. 2006.Solusi Masalah Pajak Penghasilan. Jakarta: Prenada Media
Undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas undang-undang nomor 7
tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015 tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi
Peraturan Menteri Keuangan No.162/PMK.011/2012 Tentang Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak
273