Pengaruh Formulasi Tepung Tapioka, Ikan Patin (Pangasius Hypophthalmus) Dan Ampas Tahu Terhadap Kadar Air, Protein, Serat Kasar Dan Daya Kembang Serta Daya Terima Kerupuk
Pengaruh Formulasi Tepung Tapioka, Ikan Patin (Pangasius Hypophthalmus) Dan Ampas Tahu Terhadap Kadar Air, Protein, Serat Kasar Dan Daya Kembang Serta Daya Terima Kerupuk
Pengaruh Formulasi Tepung Tapioka, Ikan Patin (Pangasius Hypophthalmus) Dan Ampas Tahu Terhadap Kadar Air, Protein, Serat Kasar Dan Daya Kembang Serta Daya Terima Kerupuk
3, Juli 2020
Formulation Effect of Tapioka Flour, Patin Fish (Pangasius hypophthalmus) and Tofu
Waste Pulp to Water Content, Protein, Crude Fiber and The Ability Of Swell and also
The Acceptable Level Of Chips.
Abstract
Chips made from the mixture of tapioca flour and flavor ingredients such as
shrimp or fish. The formulation of chips in this study consist of tapioka flour, patin fish
and tofu waste pulp. The purpose of this study was to determine the effect of tapioca
formulations, patin fish and tofu waste pulp to water content, protein, crude fiber, and
the ability of swell also the acceptable. The method used in this study is an
experimental method using RAL with 4 treatments and 3 times replication with the
formulation of tapioca flour, pati fish and tofu waste pulp know P0 (100%: 0%: 0%), P1
(43%: 43%: 14 %), P2 (56%: 37%: 7%), P3 (60%: 33%: 7%). Organoleptic test carried
out by 25 panelists at the Department of S1 Nutrition STiKes Husada Borneo. Product
analysis has done in University of Lambung Mangkurat Laboratory. Data analysis on
water content, protein and crude fiber using one way ANOVA, while the acceptable
level using Friedman analysis. The results of this study indicate that there is an
influence between the formulation of tapioca flour, patin fish and tofu waste pulp to the
water content with the highest average value is P3 statistically obtained (p = 0.037 <α =
0.05), the protein with the highest average value is P1 is obtained Statistical results (p
= 0,000 <α = 0,05), crude fiber with the highest average value is P3 obtained statistical
results (p = 0,000 <α = 0,05) and the ability of swell with the highest average value of
P0 obtained statistical results (p = 0,000 <α = 0,05). For the acceptable which includes
colour, aroma and taste with the highest value in the P1 category like, the texture with
the highest value in the P0 category like. There is a differences in the acceptable of the
producing of chips with the formulation of tapioca flour, patin fish and tofu waste pulp
produced because p <α = 0.05.
Keywords: chips formulation, patin fish, protein, tofu waste pulp, water content,
164
Norhasanah, dkk
garing, cocok sebagai makanan selingan oven 110oC; 5) Pengujian daya kembang
maupun sebagai variasi dalam lauk pauk menggunakan piring, jangka sorong,
(5). Penulis merasa perlu melakukan lembar uji daya kembang dan kalkulator;
peningkatan mutu kerupuk dengan 6) Pengujian daya terima menggunakan
menggunakan bahan yang bernilai gizi piring kecil diberi kode, gelas berisi air
tinggi yaitu dengan penambahan ikan minum dan formulir daya terima.
patin dan ampas tahu. Penulis tertarik Bahan yang digunakan dalam
melakukan penelitian dengan penelitian ini, antara lain: 1) Pembuatan
menggunakan beberapa formulasi bahan kerupuk menggunakan tepung tapioka,
(tepung tapioka, ikan patin, dan ampas ikan patin, ampas tahu, telur, garam,
tahu) untuk mengetahui kadar air, gula, bawang putih, ketumbar bubuk dan
protein, serat kasar dan daya kembang air; 2) Pengujian kadar air kerupuk
serta daya terima kerupuk. menggunakan sampel kerupuk mentah;
3) Pengujian kadar protein menggunakan
Metode Penelitian asam sulfat pekat jenis 1.84, air raksa
Jenis penelitian adalah oksida, kalsium sulfat, larutan natrium
eksperimental dengan rancangan acak hidroksida-larutan tiosulfat, larutan asam
langkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan borat jenuh,larutan asam klorida 0,02 N
dan 3 kali replikasi. Formulasi sampel; 4) Pengujian kadar serat kasar
persentase bahan pada masing-masing menggunakan asbes larutan H2SO4
perlakuan terdiri dari tepung tapioka, ikan (1,25 g H2SO4 pekat/100 ml = 0,255 N
patin dan ampas tahu, dengan antara H2SO4) N OH (1,25 g N OH/100 ml =
lain P0 (100:0:0), P1 (43:43:14), P2 0,013 OH), Larutan K4SO4 10% , alcohol
(56:37:7), dan P3 (60:33:7). Variabel 95%; 5) Pengujian daya kembang
terikat pada penelitian ini adalah kadar kerupuk menggunakan sampel kerupuk
air, protein, serat kasar, daya kembang baik mentah maupun matang; 6)
dan daya terima sedangkan variabel Pengujian daya terima kerupuk
bebas yaitu formulasi tepung tapioka, menggunakan sampel kerupuk matang.
ikan patin dan ampas tahu.
Penelitian ini dilakukan di Hasil Penelitian
Laboratorium Gizi STIKes Husada
1. Kadar Air kerupuk
Borneo dan Laboratorium Dasar MIPA Tabel 1. Kandungan Kadar Air pada
ULM Banjarbaru, waktu penelitian Kerupuk per 100 gram.
dilakukan selama 4 bulan dari bulan Mei Perlakuan formulasi Rata-rata
sampai Agustus. Penelitian dilaksanakan tepung tapioka, ikan kandungan kadar
pada tahun 2018. patin dan ampas tahu (%) air (%)
Peralatan yang digunakan dalam P0 (100:0:0) 9,14
penelitian ini, antara lain: 1) Pembuatan P1 (43:43:14) 12,42
kerupuk menggunakan talenan, pisau. P2 (56:37:7) 11,63
blender, timbangan digital, adonan, P3 (60:33:7) 13,05
dandang, panci bertangkai, loyang, Sig. Homogenitas: Sig. Anova: 0,037
spatula, dan peniris minyak; 2) Pengujian 0,577
kadar menggunakan cawan porselin, alat Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-
penjepit, desikator, sendok, timbangan rata kadar air kerupuk tertinggi terdapat
analitik dengan kepekaan 0,01, oven pada P3 yaitu sebesar 13,05%.
vacum atau tidak vacum, saringan no.20; Sedangkan nilai rata-rata kadar air
3) Pengujian kadar protein menggunakan terendah terdapat pada P0 yaitu sebesar
pemanas kjeldahl berukuran 30 ml/50ml, 9,14%.
alat distilasi lengkap dengan erlenmeyer, Berdasarkan uji one way anova
statif, gelas beker dan pipet; 4) Pengujian didapatkan hasil (p=0,037<α=0,05) yang
kadar serat kasar menggunakan krus artinya formulasi tepung tapioka, ikan
gooch, timbangan analitik, kertas lakmus, patin dan ampas tahu terbukti memiliki
soxhlet, desikator, erlenmayer 600ml, pengaruh terhadap kadar air kerupuk,
pendingin baik, kertas saring, spatula, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji
perbandingan ganda (tuckey) untuk
165
Norhasanah, dkk
166
Norhasanah, dkk
167
Norhasanah, dkk
168
Norhasanah, dkk
169
Norhasanah, dkk
patin dan ampas tahu terhadap daya ampas tahu terhadap daya terima rasa
terima tekstur kerupuk. Secara umum kerupuk karena semakin banyak
daya terima tekstur kerupuk yang disukai penambahan ikan patin maka semakin
oleh panelis yaitu pada perlakuan P0 tercium aroma khas ikan patin.
karena lebih renyah. Sedangkan daya
terima tekstur kerupuk yang tidak disukai Kesimpulan
pada perlakuan P1 karena tidak renyah. Penambahan bahan baku ikan
Hal ini dikarenakan semakin tinggi patin dan ampas tahu pada pembuatan
formulasi ikan patin dan ampas tahu kerupuk terbukti menambah nilai gizi
maka kerupuk yang dihasilkan semakin dalam hal protein, namun semakin
keras dan tidak renyah. Kerupuk tanpa banyak penambahan protein pada
penambahan ikan patin dan ampas tahu kerupuk dapat meningkatkan kadar air
yang memiliki skor tertinggi pada mutu yang berpengaruh terhadap kurangnya
tekstur adalah kerupuk pada perlakuan daya kembang kerupuk sehingga
P0. Pati yang memiliki kandungan kerupuk menjadi kurang renyah. Dalam
amilopektin tinggi cenderung hal ini proses pengeringan dan
memberikan karakter produk yang keseragaman dalam pemotongan tebal
mudah pecah, sedangkan amilosa akan atau tipis nya kerupuk juga mungkin
memberikan tekstur yang lebih tahan berpengaruh.
terhadap kemudahan untuk pecah. Kombinasi tepung tapioka juga
Sehingga berdasarkan hasil penelitian menjadi sangat penting. Penelitian ini
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa menunjukkan formulasi dengan tepung
semakin rendah amilosa dan amilopektin tapioka terbanyak menunjukkan
pada tepung tapioka maka kerenyahan kandungan serat paling tinggi, dimana
yang dihasilkan akan semakin tinggi (15). serat juga penting untuk kesehatan.
Selain formulasi dengan bahan baku
d. Daya Terima Rasa Kerupuk yang tepat, proses pengolahan kerupuk
Hasil penelitian menunjukkan ada juga harus diperhatikan agar
pengaruh formulasi ikan patin dan ampas menghasilkan kerupuk dengan kualitas
tahu terhadap daya terima rasa kerupuk. yang baik. Dari segi daya terima
Secara umum daya terima rasa kerupuk formulasi dengan penambahan ikan patin
yang disukai oleh panelis yaitu pada dan ampas tahu tertinggi adalah yang
perlakuan P1 dengan formulasi tepung paling disukai, demikian juga dari segi
tapioka 43%, ikan patin 43% dan ampas warna. Hal ini menunjukkan, bahwa
tahu 14%. Hal ini dikarenakan produk kerupuk ini potensial dapat
penambahan ikan patin yang cukup diterima oleh konsumen.
tinggi sehingga rasa kerupuk menjadi
gurih. Daftar Pustaka
Daging ikan patin memiliki
1. Siswahyuningsih S. Pengolahan Ikan
karakteristik rasa yang sangat khas.
Patin (Pangasius sp), Karya Ilmiah,
Citarasa merupakan salah satu faktor
Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan
penting yang mempengaruhi penerimaan
dan Perikanan; 2011.
konsumen (tergantung pada komponen
2. Purnomo, Suhanda J. “Diversifikasi
yang terlarut dalam air liur atau air pada
Olahan Berbasis Ikan Patin di Desa
saat makanan dikunyah). Komponen
Jingah Habang Hilir Kecamatan
pemberi citarasa yang juga terdapat
Karang Intan Kabupaten Banjar
pada bahan baku ikan terbagi atas
Kalimantan Selatan”, Fish Scientiae,
komponen nitrogen (asam amino bebas,
Vol. 4 No. 8, hal: 80-94; 2014.
peptide dengan bobot molekul rendah,
3. Sulaeman A, Sulistiani, Supriatna D.
nukleotida), basa organik dan komponen
“Pemanfaatan Ampas Tahu dalam
nitrogen (asam organik, gula dan
Pembuatan Tepung Tinggi Serat dan
komponen anorganik) (14). Hasil
Protein Sebagai Alternatif Bahan
penelitian ini menunjukkan ada pengaruh
Baku Pangan Fungsional”, J.of Agro-
formulasi tepung tapioka, ikan patin dan
170
Norhasanah, dkk
Based Industry, Vol. 24 No. 2, hal: 1- Agroindust, Vol.2 No.4, hal: 13-20;
13; 2007. 2014.
4. Yulianis N. Pemanfaatan Tepung 13. Subagja Y. Fortifikasi Ikan Patin
Ampas Tahu dalam Pembuatan (Pangasius Sp) pada Snack Ekstrusi.
Minuman Fermentasi Probiotik Skripsi, Fakultas Perikanan dan Ilmu
dengan Starter Lactobacillus Casei. Kelautan, Institut Pertanian Bogor;
Skripsi, Bogor, Institut Pertanian; 2009.
2004 14. Harmain RM dan Yusuf N. Formulasi
5. Koswara, S. Pengolahan Aneka Produk Ilabulo Ikan Patin (Pangasius
Kerupuk, Jakarta, Gramedia; 2009. Sp.), Laporan Penelitian Berorientasi
6. Firlianty. “Pemanfaatan Limbah Produk, Gorontalo, Universitas
Udang (Penaeus sp) sebagai Negeri Gorontalo; 2012.
Alternatif Bahan Pengolahan Kerupuk 15. Adi M. Mempelajari Karakteristik
untuk Mengurangi Resiko Kimia dan Fisik Tapioka dan Mocaf
Pencemaran Lingkungan”, Journal of (Modified Cassava Flour) Sebagai
Tropical Fisheries, Vol. 4 No. 2, hal: Penyalut Kacang Pada Produk
450-45; 2009. Kacang Salut. Skripsi, Bogor, Institut
7. Setyaji H, Suwita V, Rahimsyah A. Pertanian Bogor; 2007.
“Sifat Kimia dan Fisika Kerupuk Opak
dengan Penambahan Daging Ikan
Gabus (Ophiocephalus striatus)”, J
Penel Univ Jambi, Vol.14 No.1, hal:
17–22; 2012.
8. Wiranti T. “Pengaruh Proporsi
Tapioka, Tepung Garut, dan Daging
Ikan Patin Terhadap Sifat
Organoleptik Kerupuk”, E-journal
Boga, Vol.4 No.1, hal: 28 – 36; 2015.
9. Dilla TF. Pemanfaatan Tepung
Ampas Tahu pada Pembuatan
Produk Cookies (Chocolate Cookies,
Bulan Sabit Cookies dan Pie Lemon
Cookies) Skripsi, Universitas Negeri
Yogyakarta; 2012
10. Wahyuni S. Karakteristik Nutrisi
Ampas Tahu yang dikeringkan
sebagai Pakan Domba, Tesis,
Program Studi Magister Ilmu Ternak
program Pascasarjana Fakultas
Peternakan, Universitas Diponegoro;
2003.
11. Qinah E. Pengaruh Konsentrasi Gula
Pasir dan Tepung Ketan Terhadap
Sifat Kimia, Organoleptik Serta Daya
Simpan Dodol Ubi Jalar Ungu.
Skripsi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Sumatra
Utara. Medan; 2009.
12. Mulyana, Susanto WH,
Purwantiningrum I. “Pengaruh
Proporsi (Tepung Tempe Semangit:
Tepung Tapioka) dan Penambahan
Air Terhadap Karakteristik Kerupuk
Tempe Semangit”, J Pangan
171