Penilaian Risiko Kerja Menggunakan Metode Hirarc Di Pt. Sinar Laut Indah Natar Lampung Selatan
Penilaian Risiko Kerja Menggunakan Metode Hirarc Di Pt. Sinar Laut Indah Natar Lampung Selatan
Penilaian Risiko Kerja Menggunakan Metode Hirarc Di Pt. Sinar Laut Indah Natar Lampung Selatan
Kata Kunci : PT Sinar Laut Indah merupakan pabrik pembuatan beton yang memiliki risiko kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja akibat paparan partikulat, penggunaan alat kerja, serta cara kerja. Tujuan
Risiko, penilaian risiko, penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja bahaya yang ada di suatu pabrik, menilai risiko (risk
HIRARC, keselamatan kerja. assessment) dan pengendalian risiko (risk control) pada setiap tahapan kerja menggunakan metode
HIRARC.
Penilaian risiko kerja menggunakan metode HIRARC, yang terdiri dari tiga tahap penilaian yaitu
identifikasi hazard, penilaian risiko, dan pengendalian risiko. Subjek penelitian adalah seluruh kegiatan
pada bagian produksi paving block meliputi alat, bahan dan proses kerja. Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi dan pengukuran paparan, yang selanjutnya distandarisasi menggunakan
dua parameter penilaian risiko yaitu probability/likelihood of hazard dan severity of hazard.
Pengendalian risiko merupakan tahap akhir yang dirumuskan berdasarkan hasil penilaian risiko dari
tahap sebelumnya.
Hasil penelitian mendapatkan 4 kegiatan dengan kategori tinggi, yaitu pencampuran dan pengadukan
bahan, pengecekan rolling box, pencetakan paving block, dan pembersihan sisa material. Risiko
tertinggi penyakit akibat kerja adalah gangguan pernafasan dan iritasi kulit atau mata pada kegiatan
pencampuran dan pengadukan bahan, serta pembersihan sisa material. Sedangkan risiko tertinggi
kecelakaan akibat kerja adalah pada kegiatan pengecekan rolling box.
Penggunaan metode HIRARC dan aplikasi probability/likelihood of hazard dan severity of hazard
cukup baik untuk menilai risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Melakukan perbaikan dan
perawatan mesin, penetapan zona bahaya, penggunaan alat pelindung diri, serta pengendalian
administratif merupakan upaya yang harus dilakukan untuk menghindari risiko akibat kerja
⁎
Corresponding author : Dwi Desianna
Jl. Soekarno-Hatta No 6, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
Email : dwidesianna123@gmail.com
Desianna, D/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 26-32)
27
Tahapan penyusunan Risk Control dilakukan kimia, bahaya fisiologis, bahaya mekanik.
setelah mendapat tingkatan risiko (level of risk), Sedangkan berdasarkan sumber adalah
maka disusun upaya pengendalian berdasarkan peralatan, bahan dan cara kerja. Hasil
risiko. Pengendalian risiko merupakan tahapan pengukuran faktor lingkungan (Matrik 2),
hirarki yang digunakan dalam pencegahan dan mendapatkan bahwa intensitas kebisingan,
pengendalian risiko yang mungkin terjadi pencahayaan dan suhu telah melebihi nilai
(Tarwaka, 2017). Tahapan pengendalian meliputi ambang batas (NAB) berdasarkan Permenaker
eliminasi, substitusi, rekayasa teknik, isolasi, No. 05 Tahun 2018. Sedangkan kadar debu
pengendalian administrasi, dan penggunaan masih memenuhi persyaratan yang
APD. diperkenankan.
Hazard pada cara kerja berkaitan dengan
HASIL bahan dan peralatan yang digunakan. Potensi
1. Identifikasi Hazard risiko pada proses kerja adalah pada kegiatan
pengadukan bahan, pengecekan box rolling,
Hasil identifikasi hazard pada bagian
pencetakan paving block, membersihkan sisa
produksi paving block menggunakan metode
material, dan penyaringan pasir. Bahaya yang
HIRARC mendapatkan beberapa potensi yang
mungkin terjadi adalah cidera ringan hingga
termasuk dalam kategori rendah dan tinggi.
berat akibat terjatuh, tertimpa, terjepit,
Penggolongan hazard berdasarkan jenis bahaya
gangguan pernafasan dan iritasi mata.
keselamatan kerja yaitu bahaya fisik, bahaya
2 Pengecekan box Cidera ringan SOP; Pemberian pengaman mesin; Training K3; Memasang
rolling hingga berat tanda bahaya; Melakukan pengawasan; APD
4 Pembersihan sisa Gangguan Pengaturan waktu kerja; Penyiraman partikel air; Penghisap
material pernafasan, debu di ruang kerja; Pemeriksaan kesehatan; Penggunaan
iritasi kulit/mata APD, Drainase; Pengawasan.
Desianna, D/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 26-32)
30
digunakan, yaitu semen dan pasir; c) Bahaya meningkatkan pengetahuan melalui training K3,
mekanik, yaitu cidera ringan hingga berat; d) memasang tanda bahaya, melakukan
Bahaya fisiologis, yaitu terpeleset akibat lantai pengawasan, dan penggunaan APD.
licin dan ketinggian.
Hasil penilaian risiko, terdapat empat jenis c. Pencetakan paving block
kegiatan yang masuk dalam kategori tinggi Proses pencetakan paving block
(hight) dan berkaitan dengan peralatan, bahan menggunakan mesin press yang saat beroperasi
dan cara kerja, yaitu : menimbulkan suara bising. Terdapat dua risiko
a. Pencampuran dan pegadukan bahan utama pada proses pencetakan paving block,
Pengadukan bahan merupakan proses awal yaitu gagguan pendengaran dan cidera akibat
pembuatan paving block menggunakan mesin terjepit.
molen yang bekerja dengan sistim berputar. Risiko gangguan pendengaran disebabkan
Apabila tidak hati-hati maka dapat berisiko oleh suara bising yang dihasilkan oleh mesin.
terjatuh ke dalam mesin karena pengaman Hasil pengukuran intensitas kebisingan di ruang
mesin terlalu rendah, sehingga mengakibatkan kerja sebesar 97 dBA, dan jauh melebihi NAB
cidera berat. Lantai licin dari penggunaan air yang diperbolehkan. Berdasarkan Permenaker
untuk proses pencampuran, berisiko No. 05 Tahun 2018, NAB paparan kebisingan di
menyebabkan terpeleset dan terjatuh sehingga tempat kerja sebesar 85 dBA untuk maksimal 8
berakibat cidera. Upaya pengendalian yang jam kerja sehari (Permenaker RI No. 5/2017,
dapat dilakukan antara lain membuat SOP, 2018). Apabila paparan terjadi terus-menerus
pemberian pengaman mesin, pembuatan dalam jangka panjang, maka akan terjadi
pondasi mesin dengan cor beton, meningkatkan gangguan pendengaran pada pekerja di bagian
pengetahuan pkerja melalui training K3, produksi (Diniari, Eka Prasetya, Nawawiwetu, &
memasang tanda bahaya, penggunaan APD, Tualeka, 2017; Sincihu, Dinata, & Taurusia, 2019).
sistim drainase untuk menghindari genangan air, Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
serta melakukan pengawasan (Indragiri & Yuttya, mencegah risiko gangguan pendengaran antara
2020; Zeinda & Hidayat, 2017). lain memasang absorben suara pada dinding
Proses pencampuran dan pengadukan bahan ruang mesin, pengaturan waktu kerja, dan
juga menhasilkan debu, hasil pengukuran debu penggunaan APD.
di ruang kerja sebesar 0,037 mg/m3. Walaupun Risiko cidera juga dapat terjadi akibat terjepit
masih berada di bawah NAB, namun apabila mesin pencetak paving block, pada saat
paparan terjadi terus-menerus dalam waktu operator melakukan pengawasan. Terjepit mesin
lama, akan menyebabkan penyakit pernafasan, press dapat berakibat cidera ringan hingga
yaitu asbestosis, silicosis, pneumocosis (Anthony, berat, bahkan berakibat kematian. Upaya yang
2019; Putri & Trifiananto, 2019). Pengendalian dapat dilakukan adalah memasang pengaman
yang dapat dilakukan antara lain pengaturan mesin, membuat batas jarak aman, dan
waktu kerja, penyiraman partikel air, penghisap memasang tanda peringatan bahaya (Anthony,
debu di ruang kerja (dust collector), pemeriksaan 2019; OHSAS, 2007; Putri & Trifiananto, 2019).
kesehatan berkala, dan penggunaan APD.
d. Pembersihan sisa bahan/material
b. Pengecekan rolling box Proses pembersihan dilakukan untuk
Pekerjaan pengecekan rolling box dilakukan membuang sisa materil yang menempel pada
dengan cara menaiki dan menuruni tangga yang pesin pengaduk dan mesin pencetak.
berada di atas mesin pencetak paving block. Pembersihan dilakukan secara manual
Risiko pekerjaan ini adalah tertimpa box rolling, menggunakan sekop, cetok semen, angin
terpeleset, dan terjatuh. Risiko terbesar yang betekanan, dan air bertekanan untuk lantai kerja.
dapat menyebabkan cidera berat bahkan Risiko yang dapat terjadi adalah gangguan
kematian adalah tertimpa box akibat putus tali pernafasan, serta terjepit dan terpelintir yang
roll. berakibat pada cidera ringan hingga berat,
Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu bahkan menyebabkan kematian.
SOP, pemberian pengaman mesin,
Desianna, D/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 26-32)
31
(HIRARC) Pada Perguruan Tinggi Yang Berlokasi Management AS/NZS 4360:1999 (2nd ed.).
Di Pabrik. Seminar Dan Konferensi Nasional Retrieved from
IDEC 2019, B11.1-B11.10. Surakarta. http://www.epsonet.eu/mediapool/72/723588/d
Saputra, A. D. (2015). Gambaran Potensi Bahaya ata/2017/AS_NZS_4360-
dan Penilaian Risiko Keselamatan dan 1999_Risk_management.pdf
Kesehatan Kerja Di Bagian Spinning IV Supriyadi, S., & Ramdan, F. (2017). Hazard
Production PT. Asia. Pacific Fibers, TBK. Identification And Risk Assessment In Boiler
Kabupaten Kendal. 1–114. Division Using Hazard Identification Risk
Sincihu, Y., Dinata, M., & Taurusia, M. (2019). Assessment And Risk Control (HIRARC). Journal
Investigation of Noise Induced Hearing Loss at of Industrial Hygiene and Occupational Health,
Shipyard Company, Surabaya Investigasi 1(2), 161.
Gangguan Pendengaran akibat Bising di https://doi.org/10.21111/jihoh.v1i2.892
Perusahaan Galangan Kapal, Surabaya. The Urrohmah, D. S., & Riandadari, D. (2019).
Indonesian Journal of Occupational Safety and Identifikasi Bahaya Dengan Metode Hazard
Health, 8, 325–331. Identification, Risk Assessment and Risk Control
https://doi.org/10.20473/ijosh.v8i3.2019.325- (Hirarc) Dalam Upaya Memperkecil Risiko
331 Kecelakaan Kerja Di Pt. Pal Indonesia. Jurnal
Society, A. C. (2020). Risk Rating & Assessment - Pendidikan Teknik Mesin, 8(1), 34–40.
American Chemical Society. Retrieved July 28, USPAS. (2012). Controlling Risks Risk Assessment.
2020, from Zeinda, E. M., & Hidayat, S. (2017). Risk Assessment
https://www.acs.org/content/acs/en/chemical- Kecelakaan Kerja Pada Pengoperasian Boiler Di
safety/hazard-assessment/fundamentals/risk- PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan
assessment.html website: Semarang. The Indonesian Journal of
https://www.acs.org/content/acs/en/chemical- Occupational Safety and Health, 5(2), 183.
safety/hazard-assessment/fundamentals/risk- https://doi.org/10.20473/ijosh.v5i2.2016.183-
assessment.html 191
Standards, C. of, & Australia. (1999). Risk
Desianna, D/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 26-32)