Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Dinamika Dan Perkembangan Konstitusi Republik Indonesia: Riski Febria Nurita

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.6, No.2 Desember 2015, hlm.

206–214 ISSN: 2356-4962


E-mail: fhukum@yahoo.com
Website: www.jchunmer.wordpress.com

DINAMIKA DAN PERKEMBANGAN KONSTITUSI


REPUBLIK INDONESIA

Riski Febria Nurita


Fakultas Hukum Universitas Merdeka Malang
Jl. Terusan Raya Dieng 62-64 Malang
E-mail: riski.febria@unmer.ac.id

Abstract
Formation of the Indonesian constitution is full of struggle starting from the design process to legalization,
done by BPUPKI (Committee for Preparatory Work for Indonesian Independence) or called by Dokuritsu
Zyunbi Tyoosakai, investigators Agency was then formed “Basic law”, which is planned to cater for indepen-
dent Indonesia. Basic Law BPUPKI it works by trial PPKI (Committee for Indonesian Independence) August
18 1945 serve as the draft text of the Constitution of the Republic of Indonesia and eventually passed by PPKI
and Act of 1945 that eventually became the constitution in our country. Indonesia has been a change in the
Constitution as much as four times include: 1). Act of 194 5; 2). The Constitution RIS (Republic of Indonesia)
in 1949; 3). While the Constitution of 1950; 4). With the issuance of Presidential Decree dated July 5, 1959,
the constitution in Indonesia back in the Constitution of 1945. Ahead of the 1999 elections, increasing the
intensity of political conflict. The condition continues until the implementation of the first amendment to the
1945 Constitution of the MPR general session 1 until October 20, 1999. Thus, in this situation the first
amendment of 1945 Constitution in progress, and proceed with the second amendment to the fourth starting
from 1999 until by 2002 with all the problems encountered in these moments.
Keywords: Dynamic and Development, Constitution Amandment, Republic of Indonesia.

Abstrak
Pembentukan konstitusi di Indonesia yang penuh dengan perjuangan mulai dari proses perancangannya hingga
pengesahannya,yang dilakukan oleh BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
atau yang disebut dengan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai, Badan penyelidik itulah yang kemudian membentuk
“hukum Dasar”, yang direncanakan diperuntukkan bagi negara Indonesia merdeka. Hukum Dasar hasil karya
BPUPKI itu oleh sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)18 Agustus 1945 dijadikan sebagai
naskah Rancangan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia dan akhirnya disahkan oleh PPKI dan Undang-
Undang Dasar 1945 itulah yang akhirnya menjadi konstitusi di negara kita. di Indonesia telah terjadi pergantian
Undang-Undang Dasar sebanyak empat kali diantaranya: 1). Undang-Undang Dasar 1945; 2). Konstitusi RIS
(Republik Indonesia Serikat) 1949; 3). Undang-Undang Dasar Sementara 1950; 4). Dengan dikeluarkannya
Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 maka konstitusi di Indonesia kembali lagi pada Undang-Undang Dasar
1945. Menjelang pemilu 1999, intensitas konflik politik makin meningkat. Kondisi tersebut berlanjut sampai
dengan pelaksanaan proses amandemen pertama UUD RI 1945 pada sidang umum MPR tanggal 1 sampai
dengan 20 Oktober 1999. Jadi, dalam situasi inilah proses amandemen pertama UUD RI 1945 berlangsung, dan
dilanjutkan dengan proses amandemen kedua hingga keempat terhitung mulai tahun 1999 sampai dengan 2002
dengan segala problematika yang dihadapi pada saat-saat tersebut.
Kata Kunci: Dinamika dan Perkembangan, Amandemen Konstitusi, Republik Indonesia

| 206 |
Dinamika dan Perkembangan Konstitusi Republik Indonesia
Riski Febria Nurita

Seperti pembentukan konstitusi di Indonesia yang 1945 itulah yang akhirnya menjadi konstitusi di
penuh dengan perjuangan mulai dari proses negara kita. (Tauffiqurrohman Syahuri, 2011, 3-8)
perancangannya hingga pengesahannya.yang Perlu diingat bahwa hukum dasar hasil karya
dilakukan oleh BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha BPUPKI itu oleh sidang PPKI 18 agustus 1945 di-
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau yang disebut jadikan sebagai naskah rancangan Undang-
dengan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai, Badan penye- Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Setelah
lidik itulah yang kemudian membentuk “hukum mengalami pembahasan dalam waktu yang sing-
Dasar”, yang direncanakan diperuntukkan bagi kat, kurang lebih dua jam, hukum dasar tersebut
negara Indonesia merdeka. Hukum Dasar hasil disahkan menjadi Undang-Undang Dasar Negara
karya BPUPKI itu oleh sidang PPKI (Panitia Republik Indonesia dengan perubahan yang sangat
Persiapan Kemerdekaan Indonesia)18 Agustus 1945 mendasar. Menurut Tauffiqurrohman Syahuri
dijadikan sebagai naskah Rancangan Undang- (2004, 115-117), gambaran perubahan tersebut
Undang Dasar Republik Indonesia dan akhirnya adalah sebagai berikut:
disahkan oleh PPKI dan Undang-Undang Dasar

Hukum Dasar (BPUPKI) Undang-Undang Dasar (PPKI)


Nomor
16-7-1945 18-8-1945
1. Istilah “Hukum Dasar” Diganti menjadi “Undang-Undang Dasar”
2 Mukadimah Diganti dengan: Pembukaan
3 Kalimat Pembukaan alinea ketiga:”Atas berkat Diganti menjadi :”Atas berkat Rahmat Tuhan Yang
Rahmat Allah Yang Maha Kuasa…” Maha Esa…”
4 …dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia Diubah dengan:…dalam suatu Undang-Undang
Dasar Indonesia…
5 …Dengan berdasarkan kepada ke-Tuhanan Diubah menjadi:…dengan berdasarkan kepada
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam ke-Tuhanan Yang Maha Esa
bagi pemeluk-pemeluknya….
6 ..menurut dasar kemanusiaan yang Adil dan Diganti dengan: Kemanusiaan yang adil dan
Beradab Beradab
7 Dua orang wakil presiden Diganti menjadi: seorang wakil presiden
8 Presiden haruslah orang Indonesia asli yang Diganti menjadi : Presiden harus orang Indonesia
beragama Islam Asli.
9 Presiden Indonesia memegang kekuasaan Presiden Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar
10 Negara berdasar atas Ketuhanan dengan Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya
11 Syarat-syarat untuk menjadi hakim ditetapkan Syarat-syarat untuk menjadi dan diberhentikan
oleh undang-undang sebagai hakim ditetapkan oleh undang-undang
12 Tidak ada ketentuan perubahan UUD Diatur ketentuan perubahan undang-undang dasar
13 Dalam melaksanakan pertahanan dan Dihapus
pembelaan negar dalam peperangan Asia
Timur Raya ini,Negara Indonesia bekerja
bersama seerat-eratnya dengan Dai Nippon.
14 Jumlah Pasal 42 (termasuk Ketentuan Jumlah Pasal 37 plus 4 pasal Aturan Peralihan dan
peralihan dan Aturan Taambahan) 2 ayat Aturan Tambahan

| 207 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.6, No.2 Desember 2015: 206–214

Undang-undang Dasar yang disahkan oleh Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia


Panitia Persiapan Kemerdekaan itu dengan per- modern belum pernah dalam arti pembaruan
ubahan-perubahan seperti diatas, kemudian di- Undang-Undang Dasar, melainkan baru perubahan
umumkan dengan resmi dalam Berita Republik dalam arti pembentukan, penyusunan, dan
Indonesia Tahun II Nomor 7 tanggal 15 Februari penggantian Undang-Undang Dasar. Perubahan
1946. dalam artian pembaruan Undang-Undang Dasar,
baru terjadi setelah bangsa Indonesia memasuki
Dinamika Penggantian dan Perubahan era Reformasi pada tahun 1998, yaitu setelah
Presiden Soeharto berhenti dan digantikan oleh
Konstitusi Republik Indonesia
Presiden B.J.Habibie, barulah pada tahun 1999
Menurut KC Wheare (128), secara Umum dapat diadakan perubahan terhadap ndang-
proses Amandemen dalam sebagian besar Kons- Undang Dasar 1945 sebagaimana mestinya (Jimly
titusi Modern dimaksudkan untuk melindungi satu Asshidiqie, 2004, 41-420).
atau lebih dari empat tujuan berikut: Berikut pergantian Undang-Undang Dasar
1). Konstitusi hanya boleh diubah dengan pertim- sebanyak empat kali diantaranya:
bangan yang matang, dan bukan karena alasan
sederhana atau secara serampangan;
2). Rakyat mesti diberi kesempatan mengemuka- Undang-Undang Dasar 1945
kan pendapat mereka sebelum dilakukan Konstitusi pertama Republik Indonesia ber-
perubahan; awal dari “hukum dasar” hasil karya dokuritsu
3). Dalam sistem federal, kekuasaan unit-unit dan zyunbi tyoosakai (BPUPKI) pada masa pendudukan
pemerintah pusat tidak bisa diubah oleh satu balatentara jepang. Pembentukan BPUPKI sebagai
pihak; realisasi janji kemerdekaan Indonesia oleh
4). Hak individu atau masyarakat misalnya hak pemerintah Jepang kepada bangsa Indonesia yang
minoritas bahasa,agama,atau kebudayaan diucapkan di depan parlemen (diet) Jepang. janji
mesti dilindungi ini diucapkan Perdana Menteri Jepang Kuniako
Koiso, yang diumumkan di depan upacara
Di Indonesia sendiri telah tercatat beberapa istimewa “The Imperial Diet” pada tanggal 7 Sep-
upaya dalam hal konstitusi diantaranya: tember 1944 (Tauffiqurrohman Syahuri, 2004, 108).
1). Pembentukan Undang-Undang Dasar; Di balik janji kemerdekaan itu terdapat mak-
2). Penggantian Undang-Undang Dasar; sud tertentu dari pihak pemerintah jepang.
3). Perubahan Undang-Undang Dasar dalam arti Menurut tulisan A.G.Pringgodigdo dalam majalah
pembaruan Undang-Undang Dasar. ‘Hukum dan Masyarakat’. Janji itu dimaksudkan
agar bangsa Indonesia dapat membantu balatentara
Perlu kita ingat bahwa di Indonesia telah ter- Jepang dalam menghadapi sekutu yang dirasa
jadi pergantian Undang-Undang Dasar sebanyak sangat kuat, bala tentara Jepang terus-menerus
empat kali diantaranya: merasa terdesak.
1). Undang-Undang Dasar 1945; 2). Konstitusi RIS Sebagaimana telah disinggung sebelumnya,
(Republik Indonesia Serikat) 1949; 3). Undang- Undang-Undang Dasar 1945 pertama kali
Undang Dasar Sementara 1950; 4). Dengan ditetapkan dan disahkan oleh PPKI. Sungguhpun
dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli pada awalnya PPKI dibentuk oleh pemerintah
1959 maka konstitusi di Indonesia kembali lagi balatentara Jepang, dengan nama Dokuritsu Zyunbi
pada Undang-Undang Dasar 1945. Inkai, namun ketika melakukan pengesahan undang-

| 208 |
Dinamika dan Perkembangan Konstitusi Republik Indonesia
Riski Febria Nurita

undang dasar itu, ia bertindak bukan lagi atas 3). Didirikan Uni antara republik Indonesia Serikat
nama pemerintah balatentara Jepang, melainkan dan Kerajaan Belanda.
bertindak atas nama bangsa Indonesia sendiri,
karena sejak tentara Jepang menyerah kepada se-
Menurut Tauffiqurrohman Syahuri (2011,
kutu, pemerintah Jepang tidak punya kewenangan
121), sedangkan persetujuan pemulihan kedaulatan
lagi mengontrol kegiatan PPKI.
terdiri dari tiga persetujuan induk.
Hukum dasar hasil karya BPUPKI itu oleh 1). Piagam peyerahan kedaulatan;
sidang PPKI 18 Agustus 1945 dijadikan sebagai 2). Status Uni;
naskah Rancangan Undang-Undang Dasar Negara 3). Persetujuan Perpindahan
Republik Indonesia. Setelah mengalami pemba-
hasan dalam waktu yang sangat singkat, kurang
lebih dua jam, hukum dasar tersebut disahkan men- Selama berlangsungnya KMB di Den Haag
jadi Undang-Undang Dasar Negara Republik In- itu, dibentuk panitia ketatanegaraan dan hukum
donesia dengan perubahan yang sangat mendasar. tata negara, yang antara lain membahas rancangan
konstitusi sementara Republik Indonesia Serikat.
Panitia ini telah menyelesaikan pekerjaannnya, dan
Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) pada tanggal 20 Oktober 1949, antara wakil-wakil
1949 Republik Indonesia dan BFO, negara-negara fed-
Empat tahun setelah negara dibawah eral yang telah dibentuk Belanda, ditandatangani
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indone- Piagam Persetujuan tentang Konstitusi Republik
sia yang ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus Indonesia Serikat.
1945, pemerintah Indonesia terpaksa harus mela- Dengan berdirinya Negara Republik Indo-
kukan perubahan fundamental atas bentuk negara, nesia Serikat pada tanggal 27 Desember 1959, de-
sistem pemerintahan dan undang-undang dasar- ngan Konstitusi Republik Indonesia Serikat sebagai
nya. Kondisi yang dialami negara baru Indonesia undang-undang dasarnya, maka Undang-Undang
ternyata akibat dari politik pemerintah Belanda Dasar 1945 hanya berlaku untuk salah satu negara
yang ingin berkuasakembali di Indonesia setelah bagian, yakni Negara Republik Indonesia (di
balatentara Jepang menyerah kepada Sekutu. Yogyakarta), sesuai persetujuan Renville. Semen-
(Tauffiqqurrohman Syahuri, 2004, 120) tara bentuk negaranya berubah dari kesatuan
Sejalan dengan usaha Belanda itu, maka ter- menjadi federal, dan sistem pemerintahannya dari
jdilah agresi I pada tahun 1947, dan agresi II pada presidensial versi UUD 1945 menjadi parlementer
tahun 1948. Kondisi demikian mengundang ke- (Tauffiqurrohman Syahuri, 2011, 125).
prihatinan dunia, akibatnya PBB mendesak kepada
pemerintah Belanda dan pemerintah Indonesia
Undang-Undang Dasar Sementara 1950
untuk melakukan perundingan, yang kemudian
dikenal dengan sebutan “Konferensi Meja Unsur negara federal Republik Indonesia di
Bundar”. bawah Konstitusi Republik Indonesia serikat
Menurut Tauffiqurrohman Syahuri (2011, ternyata tidak dapat bertahan lama. Bangsa Indo-
121), dalam konferensi ini dihasilkan tiga buah nesia kembali memilih bentuk negara kesatuan di
persetujuan pokok, yaitu: bawah konstitusi baru, yang diberi nama “Undang-
1). Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat; Undang Dasar Sementara republik Indonesia”.
2). Penyerahan kedaulatan kepada Republik In- Dengan Undang-Undang Federal Nomor 7
donesia Serikat; Tahun 1950, ditetapkanlah penggantian Konstitusi

| 209 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.6, No.2 Desember 2015: 206–214

RIS menjadi Undang-Undang dasar Sementara Kondisi demikian kemudian melahirkan


Republik Indonesia. Penggantian konstitusi RIS ke Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Undang-Undang Dasar
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 itu men- 1945 dekrit presiden itu mencakup pembukaan,
cakup perubahan mukaddimah dan bentuk negara, pasal –pasal dalam batang tubuh, dan penjelasan.
yaitu dari bentuk negara federal ke bentuk Negara Ini berbeda dengan Undang-Undang Dasar 1945
Kesatuan Republik Indonesia. Sungguhpun terjadi sebelum dekrit presiden itu, karena pada saat
perubahan bentuk negara dan sistem pemerintah- pengesahan undang-undang dasar pada tanggal
an, namun wilayah negara Republik Indonesia 18 Agustus 1945, tidak termasuk penjelasan.
masih tetap utuh.

Reformasi Konstitusi Republik Indonesia


Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 dan Mulai Dari 1999-2002 Beserta
kembali ke UUD 1945 Problematikanya
Undang-Undang Dasar Sementara itu dapat Amandemen Pertama UUD Negara RI Tahun
bertahan sampai lebih dari 8 tahun (1950-1959). 1945
sesuai dengan sifatnya yang sementara, maka di
bagian pasal-pasalnya terdapat ketentuan hukum Menjelang pemilu 1999, intensitas konflik
mengatur lembaga pembentuk undang-undang politik makin meningkat. Kondisi tersebut ber-
dasar tetap yang disebut “konstituante”. lanjut sampai dengan pelaksanaan proses aman-
demen pertama UUD RI 1945 pada sidang umum
Sayang sekali, badan konstituante yang
MPR tanggal 1 sampai dengan 20 Oktober 1999.
sudah terbentuk berkat pemilihan umum yang
Jadi, dalam situasi inilah proses amandemen per-
demokratis pada tahun 1955 ternyata tidak dapat
bekerja sampai menghasilkan undang-undang tama UUD RI 1945 berlangsung. Dalam konteks
dasar baru negara Republik Indonesia. Taufiqurroh- seperti itu, sulit rasanya untuk berharap banyak
man Syahuri (2004, 130), memandang ada dua bahwa proyek amandemen ini bisa berfungsi se-
faktor yang menyebabkan gagalnya penetapan bagai jawaban terhadapnya berhentinya praktek-
undang-undang dasar baru: praktek demokrasi dalam kehidupan kenegaraan
atau apa yang disebut dengan constitutional cul de
Pertama, faktor Internal yakni adanya per-
sac (kebuntuan konstitusi).
gumulan gagasan tentang dasar negara yang
sebenarnya dahulu pernah dibahas dalam sidang- Penilaian tersebut setidaknya didasarkan
sidang BPUPKI dan PPKI ternyata muncul kembali pada beberapa hal. Pertama, ada kesan bahwa pro-
menjadi bahan perdebatan, sehingga muncul dua yek amandemen ini tidak ditangani secara serius.
pandangan. Satu pihak menghendaki dasar negara Artinya, reformasi konstitusi tidak diletakkan da-
Pancasila yang terkait dengan “agama” (syariat lam posisi yang relatif penting untuk ditangani
Islam) sebagaimana telah dirumuskan dalam secara sungguh-sungguh dibandingkan dengan
Piagam Jakarta 22 Juni 1945, dan pihak lain meng- persoalan-persoalan lain yang dialami bangsa In-
hendaki “Pancasila” sebagai dasar negara tanpa donesia. Kedua,proyek Amandemen ini ditangani
ada perkataan agama (syariat) Islam, Kedua, faktor oleh kalangan MPR, ada kesan bahwa persoalan
eksternal, yang datang dari pihak pemerintah, reformasi konstitusi ini terpaksa harus disesuaikan
yang ternyata ingin kembali ke Undang-Undang dengan langgam dan kepentingan kerja lembaga
Dasar 1945. Keinginan pemerintah ini didukung perwakilan rakyat ini (Suharizal, Firdaus, 2007, 85).
oleh Tentara Nasional Indonesia.

| 210 |
Dinamika dan Perkembangan Konstitusi Republik Indonesia
Riski Febria Nurita

Tujuh Prioritas Amandemen Pertama UUD kinkan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indo-
Negara RI 1945 nesia melakukan perubahan sesuai dengan dinamika dan
aspirasi masyarakat”
Pada tanggal 7 Oktober 1999, Panitia Ad Hoc
Kemudian, pada Pasal 2 ditegaskan bahwa:
(PAH) III Badan Pekerja (BP) MPR menyepakati
“Rancangan perubahan dimaksud, harus sudah
tiga persoalan utama. Pertama, semua fraksi MPR
siap untuk disahkan dalam Sidang Tahunan Majelis
menyepakati untuk melakukan Amandemen UUD
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia pada
RI 1945. Kedua, menyangkut ruang lingkup aman-
tanggal 18 Agustus Tahun 2000”. (Suharizal dan
demen. PAH III menyepakati bahwa pembukaan
Firdaus, 2007,119)
UUD RI 1945tidak diubah, yang diubah adalah
batang tubuh dan penjelasan UUD RI 1945, dan
hal-hal yang bersifat normatif dalam penjelasan Catatan Atas Pemandangan Umum Fraksi
UUD RI 1945 dimasukkan ke dalam batang tubuh. Dalam Amandemen Kedua
Ketiga, menyangkut prioritas perubahan UUD RI
Dari 11 fraksi yang memberikan pandangan
1945, yaitu hal-hal yang mendesak. Hal-hal yang
tentang materi pada amandemen kedua UUD RI
mendesak tersebut terdiri atas tujuh prioritas
1945 terlihat adanya kecenderungan keinginan dari
dalam pembahasan perubahan UUD RI 1945.
mayoritas fraksi untuk memperkuat posisi lembaga
Tujuh prioritas tersebut adalah pertama, pem- perwakilan (MPR dan DPR) dan “memperlemah”
berdayaan mengenai lembaga tertinggi negara posisi eksekutif (presiden) dengan berbagai macam
(MPR). Prioritas kedua adalah pengaturan ke- ketentuan yang mengikat posisinya, baik sebagai
kuasaan pemerintah negara dan pembatasan masa kepala pemerintahan maupun sebagai kepala
jabatan presiden. Prioritas ketiga adalah peninjauan negara.
kembali lembaga tinggi negara dengan kekuasaan
Disamping itu, pandangan mayoritas fraksi
konsultatif (DPA), keempat mengenai pember-
cenderung melihat bahwa amandemen terhadap
dayaan lembaga legislatif (DPR). Prioritas kelima,
UUD RI 1945 berdasarkan perubahan pasal per
pemberdayaan lembaga auditing financial (BPK).
pasal, bukan perubahan substansi dari UUD RI
Keenam pemberdayaan dan pertanggung jawaban
1945. Terlihat bahwa perubahan batang tubuh
lembaga kehakiman dan ketujuh, pembahasan
hanya berdasarkan pasal atau bab yang dipandang
mengenai Bank Indonesia dan TNI/Polri (Suharizal
tidak relevan lagi tanpa tanpa memberdasarkan
dan Firdaus, 2007, 111-112).
pasal atau bab yang dipandang tidak relevan lagi
tanpa melihat jiwa atau kandungan substansi yang
Amandemen Kedua UUD Negara RI 1945 selama ini menjadi titik persoalan.
Pasca penetapan perubahan pertama UUD Bagian yang sangat menarik adalah sikap
RI 1945 pada Sidang Umum MPR 1999 tanggal 19 fraksi atas otonomi daerah. Semua fraksi setuju
Oktober 1999, MPR berdasarkan Ketetapan MPR akan adanya otonomi daerah seluas-luasnya dan
NomorIX/MPR/1999, menugaskan BP MPR untuk sikap tegas pemerintah pusat terhadap kewe-
melanjutkan perubahan UUD RI 1945. Pada bagian nangan yang dimiliki oleh daerah dan pembagian
konsideran point C, ketetapan tersebut berbunyi yang merata antara pusat dan daerah.
bahwa: Wacana gender dan realitas keberpihakan
“Waktu yang tersedia untuk melakukan perubahan “iklim politik” Indonesia atas kesetaraan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia setiap pengisian jabatan pada tingkat lembaga
Tahun 1945 sangat terbatas sehingga tidak memung- negara, cenderung melupakan persoalan ini dan

| 211 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.6, No.2 Desember 2015: 206–214

menganggap realitas tersebut sebagai bagian dari wakilan Daerah,Bab VIB tentang Pemilihan
hak asasi manusia yang tidak perlu mendapat Umum, dan Bab VIIIA tentang Badan pemeriksa
tempat khusus dalam UUD. Keuangan.
Menyangkut proses amandemen UUD RI
Hasil Pembahasan Amandemen Kedua 1945, terdapat dua hal yang berkaitan dengan
rancangan perubahan UUD RI 1945 hasil BP MPR.
Dari 20 bab yang diagendakan untuk dibahas Pertama, terdapat materi rancangan perubahan da-
dalam komisi A, ternyata hanya 12 bab yang lam bentuk sebuah rumusan yang telah disepakati
sempat disentuh itu pun hanya sempat menye- oleh semua fraksi majelis, dan materi rancangan
lesaikan 7 bab saja. Komisi A sepakat agar BP MPR perubahan yang terdiri atas rumusan, berupa
melanjutkan pembahasan perubahan UUD RI 1945 alternatif-alternatif karena belum tercapainya
sesuai bahan-bahan yang telah disiapkan. Pemba- kesepakatan oleh fraksi-fraksi majelis. Kedua, ter-
hasan materi bab-bab yang dipersiapkan oleh BP dapat penulisan huruf berbeda-beda pada ran-
MPR yang masih ada dan belum sempat dibahas cangan perubahan ketiga UUD RI 1945 yang meng-
dalam rapat pleno komisi A adalah sebagai berikut: gambarkan perubahan status materi.
1). Bab Bentuk Dasar dan Kedaulatan; 2). Bagian yang terpenting dari hasil kerja BP
Bab Kekuasaan Pemerintahan Negara; 3). Bab MPR sejak selesainya Sidang Tahunan MPR tahun
Majelis Permusyawaratan rakyat; 4). Bab Pereko- 2000 adalah beberapa materi yang sangat funda-
nomian Nasional dan Kesejahteraan Nasional; 5). mental dalam menata sistem ketatanegaraan Indo-
Bab Pendidikan dan kebudayaan; 6). Bab Agama; nesia. Materi tersebut adalah mengenai kelem-
7). Bab Perubahan Undang-Undang Dasar; 8). Bab bagaan MPR, pemilihan presiden dan wakil pre-
tentang Dewan Pertimbangan Agung siden secara langsung dalam satu paket, pemben-
Pada rapat paripurna ke-9, Sidang Tahunan tukan Dewan Perwakilan daerah, kewenangan
MPR tahun 2000 tanggal 19 Agustus 2000, MPR Mahkamah Agung yang diperluas termasuk hak
berhasil menetapkan amandemen kedua UUD RI uji materiil terhadap undang-undang, serta pem-
1945. (Bab yang telah dibahas antara lain: Bab VI bentukan Mahkamah Konstitusi dan Komisi
Pemerintahan Daerah,Bab XII Pertahanan dan Yudisial. Materi-materi tersebut, merupakan subs-
Keamanan Negara,Bab XV Bendera,Bahasa,dan tansi perdebatan yang cukup sulit pada Sidang
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan,Bab VII Tahunan MPR Tahun 2001 yang digelar pada
Dewan Perwakilan Rakyat,Bab menyangkut ke- tanggal 1-10 November 2001 lalu.
kuasaan kehakiman dan Penegakkan Hukum).

Catatan Atas Amandemen Ketiga


Amandemen Ketiga UUD Negara RI 1945
Kegagalan MPR untuk mengesahkan materi
Pasca Sidang Tahunan MPR 2000, Badan amandemen UUD RI 1945 menyangkut susunan
Pekerja (BP) MPR telah berhasil menyelesaikan keanggotaan MPR, peranan MPR memilih presiden
dan menyepakati untuk tetap mempertahankan dan wakil presiden dari dua pasangan calon pre-
hasil perubahan pertama dan perubahan kedua siden dan wakil presiden, dalam hal tidak ada pa-
UUD RI 1945.Di samping itu, BP MPR juga telah sangan yang terpilih pada pemilihan umum;posisi
menyelesaikan perumusan terhadap 12 bab ran- utusan golongan;pengisian kekosongan jabatan
cangan perubahan ketiga UUD 1945. Hasil rumusan presiden dan wakil presiden; DPA; mata uang bank
tersbut, terdiri atas Bab I sampai dengan Bab IX sentral, yang semua hal ini ditugaskan pada BP
dan penambahan Bab VIIA tentang Dewan Per- MPR untuk diselesaikan pada Sidang Tahunan

| 212 |
Dinamika dan Perkembangan Konstitusi Republik Indonesia
Riski Febria Nurita

MPR 2002, berpengaruh langsung terhadap peni- Kedua, melanjutkan proses perubahan
laian publik kepada MPR, khususnya menyangkut keempat dalam Sidang Tahunan MPR. Ini didasar-
keseriusan MPR dalam melanjutkan proses aman- kan amanat dalam Ketetapan MPR Nomor XI/
demen UUD RI 1945. “ Memanasnya” wacana ko- MPR/2001 bahwa masih dipandang perlu melan-
misi konstitusi merupakan point of return dari per- jutkan perubahan UUD RI 1945 dalam Sidang
soalan ini (Suharizal dan Firdaus, 2007, 202). Tahunan 2002. Komitmen ini masih menjadi acuan
Kegagalan mengesahkan perbahan yang beberapa kekuatan di MPR. Ketiga, melihat ke-
merupakan substansi politik yang lebih besar lemahan-kelemahan dalam tiga kali perubahan
bobotnya dalam UUD RI 1945 ini, terutama menyang- yang telah dilakukan, perubahan UUD RI 1945
kut susunan keanggotaan MPR dan tata cara pemi- tetap harus berujung pada pembuatan konstitusi
lihan presiden dan wakil presiden akan memenga- baru yang dilakukan oleh sebuah komisi konstitusi
ruhi DPR dan pemerintah dalam mebuat/meng- independen. Alasan yang dikemukakan pen-
dukung gagasan ini adalah tidak mungkin menye-
ubah undang-undang politik. Tentu saja, dam-
rahkan perubahan hukum dasar kepada MPR yang
paknya akan merepotkan KPU dalam memper-
amat dominan kepentingan politik.
siapkan pemilu. Realitas tersebut akan menguatkan
posisi tawar (bargaining position) beberapa kalangan
yang sejak awal proses amandemen menentang Pembahasan di Tingkat Panitia Ad Hoc I
hajatan tersebut, ataupun kalangan yang lebih mo- Badan Pekerja MPR
dernis memilih jalan tengah dengan wacana “kons-
Wacana pro-kontra atas rencana amandemen
titusi baru”(Suharizal dan Firdaus, 2007, 202-205).
keempat tidak mengurangi tekad PAH I BP MPR
untuk melanjutkan proses amandemen UUD RI
1945. Pihak PAH I MPR sendiri merasa optimis
Amandemen Keempat UUD Negara RI Tahun bahwa langkah amandemen akan terus berjalan.
1945 Berikut pasal-pasal yang telah disepakati oleh
semua fraksi MPR,Pasal 8 Ayat (3), Pasal 23 B, Pasal
Ada tiga pemikiran yang berkembang dalam
24 Ayat (3), Pasal 31 Ayat (4), Pasal 31 Ayat (5),
merespons keseluruhan hasil perubahan (aman-
Pasal 32 Ayat (1), Pasal 32 Ayat (2), Pasal 33 Ayat
demen pertama,amandemen kedua,dan aman-
(3), Pasal 33 Ayat(4), Pasal 33 Ayat (5), Pasal 34
demen ketiga) UUD RI 1945. Pertama, adanya pemi-
Ayat (2), Pasal 34 Ayat (3), Pasal 37 Ayat (1), Pasal
kiran, perubahan UUD RI 1945 telah kebablasan.
37 Ayat (2), Pasal 37 Ayat (3), Pasal 37 Ayat (5)
Penilaian ini secara terbuka diusung Gerakan
Aturan Peralihan Pasal I, Pasal II, Aturan
Nurani Parlemen dan Forum Kajian Ilmiah Kons-
Tambahan (1),(2),(3). (Suharizal dan Firdaus, 2007,
titusi (FKIK). Alasan yang dikemukakan kelompok
210-212)
ini, perombakan mendasar yang dilakukan MPR
tidak sesuai tuntutan reformasi yang hanya meng-
hendaki dilakukan penyempurnaan terbatas UUD Penutup
RI 1945. Oleh karena itu, mereka meminta MPR Pembentukan konstitusi di Indonesia yang
menghentikan kegiatan melakukan perubahan ter- penuh dengan perjuangan mulai dari proses peran-
hadap UUD RI 1945. Dari kecenderungan yang cangannya hingga pengesahannya.yang dilakukan
ada, bukan tidak mungkin kembali ke UUD RI oleh BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
1945, sebelum perubahan menjadi target kelompok Kemerdekaan Indonesia) atau yang disebut dengan
ini (Suharizal dan Firdaus, 2007, 206). Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai, Badan penyelidik itulah

| 213 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.6, No.2 Desember 2015: 206–214

yang kemudian membentuk “Hukum Dasar”, yang lanjut sampai dengan pelaksanaan proses aman-
direncanakan diperuntukkan bagi negara Indone- demen pertama UUD RI 1945 pada sidang umum
sia merdeka. Hukum Dasar hasil karya BPUPKI MPR tanggal 1 sampai dengan 20 Oktober 1999.
itu oleh sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Jadi, dalam situasi inilah proses amandemen per-
Indonesia) 18 Agustus 1945 dijadikan sebagai nas- tama UUD RI 1945 berlangsung, dan dilanjutkan
kah Rancangan Undang-Undang Dasar Republik dengan proses amandemen kedua hingga keempat
Indonesia dan akhirnya disahkan oleh PPKI dan terhitung mulai tahun 1999 sampai dengan 2002
Undang-Undang Dasar 1945 itulah yang akhirnya dengan segala problematika yang dihadapi pada
menjadi konstitusi di negara kita. saat-saat tersebut. Namun hingga saat ini pem-
Di Indonesia sendiri telah tercatat beberapa bahasan mengenai kebutuhan amandemen terbaru
upaya dalam hal konstitusi diantaranya: masih terus bergulir karena dianggap konstitusi
1). Pembentukan Undang-Undang Dasar; yang ada belumlah mengakomodir segala kebu-
2). Penggantian Undang-Undang Dasar; tuhan masyarakat Republik Indonesia saat ini.
3). Perubahan Undang-Undang Dasar dalam arti
pembaruan Undang-Undang Dasar. Perlu kita DAFTAR PUSTAKA
ingat bahwa di Indonesia telah terjadi
Asshidiqie, Jimly, 2004, Konstitusi dan Konstitusionalisme
pergantian Undang-Undang Dasar sebanyak
Indonesia, Mahkamah Konstitusi RI dan Pusat
empat kali diantaranya: Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI,
1). Undang-Undang Dasar 1945; Jakarta.
2). Konstitusi RIS (Republik Indonesia
Syahuri, Tauffiqurrohman, 2004, Sejarah Perubahan
Serikat) 1949; Konstitusi di Indonesia, Ghalia. Indah, Jakarta.
3). Undang-Undang Dasar Sementara 1950;
4). Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden Syahuri, Tauffiqurrohman, 2011, Tafsir Konstitusi Berbagai
Aspek Hukum, Kencana, Jakarta.
tanggal 5 Juli 1959 maka konstitusi di In-
donesia kembali lagi pada Undang- Suharizal dan Firdaus, 2007, Refleksi Reformasi Konstitusi
Undang Dasar 1945. 1998-2002, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Wheare, KC, Tanpa Tahun, Konstitusi-konstitusi Modern,


Nusa Media, Bandung.
Menjelang Pemilu 1999, intensitas konflik
politik makin meningkat. Kondisi tersebut ber-

| 214 |

You might also like