Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

PANCASILA SEBAGAI SUMBER HUKUM

KELOMPOK 7
FIKRI ABDILLAH MAUSULY 1517308
M. REGA 1517356
NURIAH SARI DEWI 1517410
RIDA FIRDAWATI 1517431
SELDY MARCELINO 1517452

KELAS
1B
Pancasila Sebagai Sumber Hukum

Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 pasal 2 menegaskan “Pancasila merupakan


sumber dari segala Sumber Hukum Indonesia”. Sistem hukum Indonesia itu
bersumber dan berdasar pada Pancasila sebagai norma dasar. Pancasila dalam
kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar Falsafah Negara
(Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi Negara atau (Staatsidee).

Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia
maka, setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila. Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD
1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran,
yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya
dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD 1945, serta hukum positif lainnya.

Berarti semua sumber hukum atau peraturan-peraturan, mulai dari UUD 1945, TAP
MPR, Undang-Undang, Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undamg), PP
(Peraturan Pemerintah), Keppres (Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan
pelaksanaan yang lainnya, harus berpijak pada Pancasila sebagai landasan hukumnya.
Pancasila sebagai sumber perubahan hukum berfungsi sebagai paradigma hukum
terutama kaitannya dengan berbagai macam upaya perubahan atau pembaharuan hukum
dengan fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Konstitutif; menentukan dasar suatu tata hukum yang memberi arti dan makna
bagi hukum itu sendiri
2. Fungsi Regulatif; menentukanapakah suatu hukum positif itu merupakan produk yang
adil atau tidak adil
3. Sumber dari segala sumber hukum (sumber hukum formal dan sumber material hukum).
4. Pancasila sebagai Nilai Pertahanan dan Keamanan: bukan hanya pada para aparat
penegak hukum yang dengan sendirinya harus berlandaskan nilai-nilai serta norma yang
bersumber pada landasan filosofis negara Pancasila, tetapi juga untuk politisi dan
intelektual
Pancasila Sebagai Sumber Hukum Materiil di Indonesia

1. Sumber Hukum Formil


Sumber hukum formil adalah faktor yang menjadikan suatu ketentuan
menjadi ketentuan hukum yang berlaku umum. Sumber hukum formil itu adalah
proses yang membuat suatu ketentuan menjadi ketentuan hukum yang berlaku umum.
Dengan kata lain sumber hukum formal adalah proses yang membuat suatu ketentuan
menjadi ketentuan hukum positif (Positiveringsporces). Proses ini ada dua, yakni
perundang-undangan (legislation) dan kebiasaan.

2. Sumber Hukum Materiil


Sumber hukum materiil ialah faktor yang menentukan isi ketentuan hukum
yang berlaku. Sumber hukum materiil itu ialah prinsip-prinsip yang menentukan isi
ketentuan hukum yang berlaku.
Jenis Hierarki Hukum Indonesia

a. Jenis dan Hierarki


Hierarki maksudnya peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak
boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Berikut merupakan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan Indonesia di masa
sebelumnya. Tata perundang-undangan diatur dalam :

1. Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 tentang Memorandum DPR-GR mengenai


sumber tertib hukum Republik Indonesia dan tata urutan perundang-undangan
Republik Indonesia.
2. Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Undang-Undang.
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
b. Jenis, Hierarki, dan Materi Muatan Peraturan Perundang-Undangan

Pasal 7 ayat 1 “Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan” terdiri atas :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
5. Peraturan Presiden (PP)
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Hubungan Pancasila dengan Pasal-Pasal dalam UUD 1945

Pasal-pasal dalam UUD1945 adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran yang ada dalam
Pembukaan UUD1945. Contohnya adalah sebagai berikut :

• Sila pertama, dijabarkan di pasal 29 UUD 1945, pasal 28 (UUD 1945 amandemen)
• Sila kedua, dijabarkan di pasal-pasal yang memuat mengenai hak asasi manusia.
• Sila ketiga, dijabarkan di pasal 18, pasal 35, pasal 36 UUD 1945
• Sila keempat dijabarkan pada pasal 2 s.d 24 UUD 1945
• Sila kelima dijabarkan pada pasal 33 dan 34 UUD1945

Pasal-pasal dalam UUD 1945 yang berkaitan dengan sila-sila Pancasila.


1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Pasal 28E :
Ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pasal 14 :
1. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung.
3. Persatuan Indonesia.
Pasal 25A :
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan.
Pasal 2:
1. Madjelis Permusjawaratan rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari Daerah-daerah dan golongan-golongan,
menurut aturan yang ditetapkan dengan Undang-Undang.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Pasal 33:
ayat 3 Bumi dan air dn kekajaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara
dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
STUDY KASUS

You might also like