Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Formulasi Sediaan Sabun Cair Kombinasi Ekstrak Etanol DAUN KERSEN (Muntingia Calabura L.) DAN DAUN KEMANGI (Ocymum

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 9 Nomor 3 Agustus 2020

FORMULASI SEDIAAN SABUN CAIR KOMBINASI EKSTRAK ETANOL


DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) DAN DAUN KEMANGI (Ocymum
basilicum L.) DAN UJI TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
FORMULATION OF LIQUID SOAP PREPARATION IN COMBINATION OF
ETHANOL EXTRACT FROM KERSEN LEAVES (Muntingia calabura L.)
AND BASIL LEAVES (Ocymum basilicum L.) TEST ON
Staphylococcus aureus BACTERIA

Dwi A. K. Nau’e1), Paulina V. Y. Yamlean1), Deby A. Mpila1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
*Dwinaue@gmail.com

ABSTRACT

Kersen leaves (Muntingia Calabura L.) and Basil leaves (Ocymum basilicum L.) are plants that contain
flavonoid compounds, saponin and tannin which acts as antibacterial. The aims of this study is formulate
liquid soap in combination of ethanol extract of Kersen leaves and basil leaves and to test the antibacterial
effectiveness and evaluate the physical preparates of liquid soap in combination of ethanol extract of Kersen
leaves and Kemangi leaves. This research uses a laboratorium experimental method. Based on the results of
the study showed physical evaluations such as organoleptics which are dark green and dark brown, Soap pH
above 8, measurement height of foam 60-88 mm, calculation of water content was 46%, free alkali content
was 0,05-0,06 g/ml, and specific gravity was 1,01-1,09 g/ml. Liquid soap combination of Kersen and Basil
leaves extract has antibacterial effectiveness of average diameter for FI 10 mm, F2 10,33 mm, F3 11 mm, F4
11,5 mm, and F5 10,67 mm. In conclusion, the combination of Kersen and Basil leaves extract can be
formulated into liquid soap, liquid soap preparations in physical evaluation testing had met the standards set
by SNI. Liquid soap preparation has antibacterial effectiveness which is included in the strong category.

Keywords: Antibacterial, Liquid Soap, Kersen, Basil.

ABSTRAK

Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) dan Daun Kemangi (Ocymum basilicum L.) merupakan
tanaman yang memiliki kandungan senyawa flavonoid, saponin dan tannin yang bersifat sebagai antibakteri.
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sabun cair kombinasi ekstrak etanol daun Kersen dan daun
Kemangi serta menguji efektivitas antibakteri dan mengevaluasi sediaan fisik dari sabun cair kombinasi
ekstrak etanol daun Kersen dan daun Kemangi. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental
laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan evaluasi fisik seperti organoleptik berwarna hijau
tua dan cokelat tua, pH sabun diatas 8, pengukuran tinggi busa 60-88 mm, perhitungan kadar air yaitu 46%,
kadar alkali bebas yaitu 0,05-0,06 g/ml, dan bobot jenis yaitu 1,01-1,09 g/ml. Sediaan sabun cair kombinasi
ekstrak daun Kersen dan daun Kemangi memiliki efektifitas antibakteri diameter rata-rata untuk FI 10 mm,
F2 10,33 mm, F3 11 mm, F4 11,5 mm, dan F5 10,67 mm. Kesimpulannya kombinasi ekstrak daun Kersen
dan daun Kemangi dapat diformulasikan menjadi sabun cair, sediaan sabun cair dalam pengujian evaluasi
fisik telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh SNI. Sediaan sabun cair memiliki efektifitas antibakteri
yang termasuk kategori kuat.

Kata Kunci: Antibakteri, Sabun Cair, Kersen, Kemangi.

404
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 3 Agustus 2020

PENDAHULUAN yang dari waktu ke waktu terus berkembang.


Menurut WHO, sebanyak 25 juta kematian di
Indonesia merupakan salah satu Negara seluruh dunia pada tahun 2011, sepertiganya
yang berada di daerah tropis dan memiliki disebabkan oleh penyakit infeksi. Penyakit infeksi
keanekaragaman hayati yang tinggi. Bahan alam yang banyak diderita masyarakat disebabkan oleh
Indonesia telah diketahui memiliki berbagai beberapa bakteri diantaranya Escherichia coli,
manfaat dalam bidang kesehatan dan telah Staphylococcus aureus, Salmonella thyphi,
diformulasikan dalam berbagai sediaan. Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus mutans
Sesuai dengan Keputusan Menteri (Dehgani et al., 2012). Staphylococcus aureus
Kesehatan No.131/Menkes/SK/II/2004 tentang merupakan bakteri gram positif anggota family
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang Micrococcaceae berbentuk bulat, bergerombol,
menyatakan bahwa pengembangan dan seperti susunan buah anggur koloni berwarna abu-
peningkatan obat tradisional harus terus dilakukan abu hingga kuning tua. Staphylococcus aureus
untuk memperoleh obat yang bermutu tinggi, pada manusia di antaranya ditemukan pada
aman, dan memiliki khasiat yang teruji secara hidung, kulit dan tenggorokan (Brooks et al.,
ilmiah baik untuk pengobatan sendiri, masyarakat, 2005). Bisul, jerawat, serta infeksi pada luka
maupun digunakan dalam pelayanan kesehatan merupakan contoh penyakit infeksi yang
formal. disebabkan oleh Staphylococcus aureus (Warsa,
Tanaman Kersen (Muntingia calabura L.) 1994).
mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin Salah satu cara yang paling sederhana dan
yang dapat bersifat sebagai antibakteri Pada paling umum dilakukan untuk menjaga kebersihan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh kulit ialah dengan mandi menggunakan sabun
Lailiyah dan Rahayu (2019), menunjukan bahwa (Novianti, 2014). Sabun cair adalah sediaan
formulasi sediaan sabun cair ekstrak daun Kersen berbentuk cair yang ditujukan untuk
dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus membersihkan kulit, dibuat dari bahan dasar
pada konsentrasi 2,5% dapat menghambat sebesar sabun yang ditambahkan surfaktan, pengawet,
16,55 mm, konsentrasi 5% menghambat sekitar penstabil busa, pewangi dan pewarna yang
17,82 mm, dan konsentrasi 7% dapat menghambat diperbolehkan, dan dapat digunakan untuk mandi
19,33 mm. tanpa menimbulkan iritasi pada kulit (SNI, 1996).
Tanaman Kemangi (Ocimum basilicum L.) Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
merupakan salah satu tanaman obat tradisional penulis ingin melakukan penelitian mengenai
yang memiliki banyak manfaat. Penelitian yang “Formulasi sediaan sabun cair kombinasi ekstrak
telah ada menunjukkan bahwa Kemangi etanol daun Kersen (Muntingiacalabura L.) dan
mengandung senyawa yang bersifat insektisida, daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) dan uji
larvasida, nematisida, antipiretik, fungisida, terhadap bakteri Staphylococcus aureus”.
antimikroba dan antioksidan (Nurcahyanti dan
Timotius, 2011). Penelitian tentang formulasi METODOLOGI PENELITIAN
sediaan sabun cair ekstrak daun Kemangi
memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Waktu dan Tempat Penelitian
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 3%
memiliki daya hambat 17 mm, konsentrasi 6% Penelitian dilaksanakan pada bulan
memiliki daya hambat 17,33 mm, konsentrasi 9% November 2019 – Juli 2020 di Laboratorium
memiliki daya hambat 18,33 mm (Yamlean dan Farmasi Lanjutan Program Studi Farmasi,
Bodhi, 2017). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Penyakit infeksi merupakan salah satu Alam, Universitas Sam Ratulangi Manado.
masalah dalam bidang kesehatan yang banyak
diderita oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu

405
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 3 Agustus 2020

Rancangan Penelitian Manado dan tanaman Kemangi diambil di Desa


Ilomangga, Kecamatan Tabongo, Kota Gorontalo.
Penelitian ini dilakukan secara
eksperimental laboratorium (laboratory Preparasi Sampel
experiment) untuk membuat formulasi sediaan Sampel tanaman dipreparasi dan daun
sabun cair kombinasi ekstrak daun kersen dan yang terkumpul masing-masing dicuci bersih
daun Kemangi. dengan air mengalir untuk menghilangkan
kotoran. Pengeringan daun dilakukan dengan cara
Alat dan Bahan diangin-anginkan dan di oven. Sampel yang telah
Alat kering dihaluskan dengan menggunakan blender,
Peralatan yang digunakan yaitu oven, setelah itu diayak sehingga mendapatkan serbuk
wadah stoples, aluminium foil, kertas saring, simplisia. Proses ekstraksi dilakukan dengan
blender, pH meter, alat-alat gelas, timbangan metode maserasi. Sebanyak 250 g masing-masing
analitik, inkubator, autoklaf, Hot plate magnetic, serbuk simplisia daun Kersen dan daun Kemangi
piknometer, jarum ose, pinset, blender, bejana, dimasukkan ke dalam wadah, kemudian
batang pengaduk, jangka sorong dan mistar dimaserasi dengan pelarut etanol 96% sebanyak
berskala. 1250 ml. Ditutup dengan alumunium foil dan
Bahan dibiarkan selama 5 hari sambil sesekali diaduk.
Bahan yang digunakan yaitu daun Setelah 5 hari, sampel yang dimaserasi tersebut
Kemangi, daun Kersen, bakteri Staphylococcus disaring menggunakan kertas saring sehingga
aureus, minyak zaitun, kalium hidroksida (KOH), menghasilkan filtrat I dan residu I. Residu yang
carboksil metil celulosa (CMC), asam stearat, ada kemudian diremaserasi dengan pelarut etanol
Aquadest, butyl hidroksi anisol (BHA), sebanyak 750 ml, ditutup dengan aluminium foil
fenolftalein, etanol 96%, nutrien agar, sabun dan dibiarkan selama 3 hari sambil sesekali
dettol, NaCl 0.9%, HCl 0,1 N, H2SO4 dan diaduk. Setelah 3 hari sampel disaring dengan
BaCl2.2H2O . menggunakan kertas saring sehingga
menghasilkan filtrat II dan residu II. Filtrat I dan
Prosedur Penelitian II digabungkan, lalu diuapkan menggunakan oven
Pengambilan Sampel pada suhu 40℃ sehingga diperoleh ekstrak kental
Sampel tanaman Kersen diambil di dari daun Kersen dan daun Kemangi. Setelah itu
Kelurahan Kleak, Kecamatan Malalayang, Kota ekstrak ditimbang dan disimpan dalam wadah
tertutup.

Pembuatan Sabun Cair Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kersen dan Daun Kemangi

Tabel 1. Formula sediaan sabun cair kombinasi ekstrak etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dan
Daun Kemangi (Ocymum basilicum L.)
Konsentrasi
Bahan Fungsi Satuan
F0 F1 F2 F3 F4 F5
Ekstrak
Etanol
Daun
Zat Aktif % 4:5 5:4 4,5:4,5 6:3 3:6
Kersen
dan Daun
Kemangi
Minyak Asam ml 30 30 30 30 30 30
406
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 3 Agustus 2020

Zaitun Lemak
KOH Basa ml 16 16 16 16 16 16
Pengisi dan
Na-CMC g 1 1 1 1 1 1
Pengental
SLS Surfaktan g 1 1 1 1 1 1
Asam
Penetral g 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Stearat
BHA Antioksidan g 1 1 1 1 1 1
Pengaroma
Pengaroma ml 2 2 2 2 2 2
Rose
ad ad ad ad ad
Aquades Pelarut ml ad 100
100 100 100 100 100

Pembuatan Sabun Cair Kombinasi Ekstrak HASIL DAN PEMBAHASAN


Etanol Daun Kersen dan Daun Kemangi Formulasi sediaan sabun cair dibuat dengan
menggunakan zat aktif yaitu kombinasi ekstrak
Semua bahan yang akan digunakan daun Kersen dan daun Kemangi. Sediaan sabun
ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan takaran cair ini diformulasikan dengan basis sabun yaitu
yang dianjurkan. Dimasukkan minyak zaitun minyak zaitun sebagai basis minyak dan KOH
sebanyak 30 ml ke dalam gelas kimia, kemudian sebagai basa untuk membentuk sabun pasta. Sabun
ditambahkan dengan kalium hidroksida 40% cair dibuat melalui reaksi saponifikasi dari minyak
sebanyak 16 ml sedikit demi sedikit sambil terus dan lemak dengan KOH (Mitzui, 1997). Bahan
dipanaskan pada suhu 50°C selama kurang lebih 3 yang digunakan sebagai pengetal dan mengisi
jam hingga mendapatkan sabun pasta. Sabun pasta massa dari sabun yaitu CMC, selanjutnya
ditambahkan dengan kurang lebih 30 ml aquades, penambahan asam stearat sebagai penetral,
lalu dimasukkan natrium karboksil metil selulosa bertujuan agar basa yang tidak berikatan dengan
yang telah dikembangkan dalam aquades panas, minyak atau basa yang bersifat bebas dapat ditarik
diaduk hingga homogen selama kurang lebih 10 dan berikatan dengan zat penetral (Dimpudus et
menit. Kemudian ditambahkan asam stearat, al., 2017). Selanjutnya penambahan SLS sebagai
diaduk hingga homogen selama kurang lebih 10 surfaktan yang menghasilkan busa pada sabun cair.
menit. Ditambahkan sodium laurel sulfat, diiaduk Kemudian antioksidan yang digunakan pada sabun
hingga homogen selama kurang lebih 10 menit. cair ini BHA dan digunakan pengeroma seperti
Ditambahkan butyl hidroksi anisol, lalu diaduk pengaroma rose yang dapat membuat keharuman
hingga homogen. Dimasukkan kombinasi ekstrak pada sabun cair.
daun Kersen dan daun Kemangi, diaduk hingga
homogen selama kurang lebih 10 menit. Sabun cair Tabel 2. Hasil uji organoleptik
ditambahkan dengan aquades hingga volumenya Sediaan Bentuk Bau Warna
100 ml, dimasukkan ke dalam wadah bersih yang F0 Cair Khas Putih
telah disiapkan. Pembuatan sabun cair kombinasi F1 Cair Khas Hijau Tua
ekstrak daun Kersen dan daun Kemangi Cokelat
disesuaikan dengan masing-masing konsentrasi. F2 Cair Khas
Tua
Setelah itu dilakukan uji organoleptik, pH, tinggi Cokelat
busa, kadar air, bobot jenis dan kadar alkali bebas. F3 Cair Khas
Tua
Cokelat
F4 Cair Khas
Tua
F5 Cair Khas Hijau Tua

407
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 3 Agustus 2020

Uji organoleptik yang bertujuan untuk mengakibatkan masalah pada kulit. Kulit manusia
melihat tampilan fisik dari sediaan sabun cair memiliki kapasitas ketahanan dan dapat dengan
kombinasi ekstrak daun Kersen dan daun Kemangi cepat beradaptasi dengan produk yang mempunyai
yang meliputi bentuk, warna dan bau. Bentuk yang pH antara 8,0-10,8 (Frost dan Horowitz, 1982).
dihasilkan dari sabun cair ini yaitu cair, bau yang Berdasarkan hasil uji pH yang diperoleh
dihasilkan memiliki bau khas dari ekstrak, menunjukan sediaan sabun cair kombinasi ekstrak
walaupun sudah ditambahkan pengaroma rose. daun Kersen dan daun Kemangi memenuhi syarat
Sabun cair yang dihasilkan berwarna cokelat tua SNI yaitu memiliki pH diantara 8-11.
dan hijau tua, hal ini dikarenakan ekstrak dari daun
Kersen yang berwarna cokelat tua dan untuk warna Tabel 4. Hasil uji tinggi busa
dari ekstrak daun Kemangi berwarna hijau tua. Jika Hasil pengukuran Tinggi
dikombinasikan keduanya maka salah satu yang Busa (mm)
dominan akan mengikuti warna dari ekstrak Perlak Perlak Perlak Rata- Ketera
tersebut. Syarat SNI yaitu sediaan sabun cair masih uan 1 uan 2 uan 3 rata ngan
berbentuk homogen dan tidak terjadi perubahan 62,0 Memenuhi
bentuk menjadi 2 fase serta memiliki bau yang F0 63 62 61
0 syarat
khas, bau khas tersebut merupakan bau dari ekstrak 80,6 Memenuhi
tanaman yang digunakan yaitu ekstrak daun F1 82 80 80
7 syarat
Kersen dan daun Kemangi. Berdasarkan hasil yang 79,0 Memenuhi
diperoleh, hasil uji organoleptik sabun cair yang F2 80 79 78
0 syarat
dihasilkan memenuhi syarat SNI. 78,6 Memenuhi
F3 79 79 78
7 syarat
Tabel 3. Hasil uji pH 72,0 Memenuhi
F4 74 72 70
0 syarat
Hasil pengukuran pH
Memenuhi
Perlak Perlak Perlak Rata- Ketera F5 92 89 83 88
syarat
uan 1 uan 2 uan 3 rata ngan
Memenuhi
F0 8,47 8,96 8,28 8,57 Pengujian berikut yaitu uji tinggi busa pada
syarat
sabun cair. Syarat dari SNI, tinggi busa dari sabun
Memenu
F1 8,35 8,68 8,54 8,49 cair harus berada pada diantara 13-220 mm.
hi syarat
Berdasarkan hasil pengujian dari tinggi busa sabun
Memenu
F2 7,69 8,68 8,48 8,28 cair kombinasi ekstrak daun Kersen dan daun
hi syarat
Kemangi memiliki tinggi busa sekitar 60-88 mm,
Memenu
F3 8,05 8,81 7,93 8,26 yang berarti hasil tinggi busa yang dihasilkan
hi syarat
sesuai dengan syarat dari SNI. Reaksi saponifikasi
Memenu
F4 8,53 8,86 8,35 8,58 yaitu reaksi pembentukan sabun yang
hi syarat
membutuhkan adanya basa dan minyak, reaksi
Memenu saponifikasi ditandai dengan terbentuknya busa
F5 8,89 8,18 8,6 8,56
hi syarat (Susanti dan Guterres, 2018). Selain proses
saponifikasi yang dapat menghasilkan busa, SLS
Pengujian pH bertujuan untuk melihat pH juga merupakan bahan yang dapat menghasilkan
pada sediaan sabun cair kombinasi ekstrak daun busa pada sabun cair. Salah satu daya tarik dari
Kersen dan daun Kemangi. Pengujian pH sabun cair adalah kandungan busanya. Fungsi busa
diperlukan karena sabun cair akan langsung dalam sabun untuk mencegah redeposisi artinya
bersentuhan dengan kulit, Syarat SNI untuk uji pH agar partikel kotoran yang sudah terlarut di air oleh
yaitu antara 8,0-8,6. Jika pH yang dihasilkan tidak sabun tidak terjatuh atau mengendap lagi, sehingga
sesuai syarat yang ditetapkan oleh SNI, maka dapat

408
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 3 Agustus 2020

kotoran dapat dibuang bersama air sabunnya 0,06 Memenu


F1 0,038 0,047 0,05
(Sahambangung et al., 2019) 6 hi syarat
Tabel 5. Hasil uji kadar air 0,06 0,06 Memenu
F2 0,047 0,075
Hasil perhitungan Kadar 6 3 hi syarat
Air (%) 0,07 0,06 Memenu
F3 0,056 0,065
Perlak Perlak Perlak Rata- Ketera 5 5 hi syarat
uan 1 uan 2 uan 3 rata ngan 0,07 0,05 Memenu
F4 0,047 0,056
Tidak 5 9 hi syarat
F0 62,65 64,91 65,11 64,23 Memenu 0,05 0,06 Memenu
F5 0,066 0,066
hi syarat 6 2 hi syarat
Memenu
F1 43,07 45,96 50,82 46,62
hi syarat Uji alkali bebas pada sabun cair bertujuan
Memenu untuk melihat jumlah alkali atau basa yang tidak
F2 46,29 47,89 44,79 46,32
hi syarat berikatan dengan asam lemak atau minyak zaitun.
Memenu Kadar alkali bebas yang ditetapkan oleh SNI
F3 44,50 46,43 47,53 46,15
hi syarat maksimal 0,1%. Hasil yang diperoleh berdasarkan
Memenu pengujian alkali bebas pada sabun cair berada
F4 44,19 47,26 48,03 46,49
hi syarat kurang dari 0,1% sehingga kadar alkali dari
Memenu masing-masing formulasi memenuhi syarat SNI.
F5 47,60 49,63 42,58 46,60
hi syarat Hal ini disebabkan karena pada saat pembuatan
sabun cair dilakukan pemanasan yang cukup lama
Berikutnya dilakukan pengujian kadar air disertai dengan pengadukan sehingga sabun telah
dari sabun cair yang bertujuan untuk mengetahui menjadi pasta, karena kalium hidroksida yang
presentase kandungan air yang terdapat dalam merupakan salah satu pembentuk basis sabun
sedian sabun cair. Syarat yang telah ditetapkan sudah beraksi dengan asam lemak atau minyak
oleh SNI yaitu maksimal 60%. Berdasarkan hasil zaitun tersebut (Korompis et al., 2020).
uji kadar air yang didapatkan,sabun cair kombinasi
ekstrak daun Kersen dan daun Kemangi Tabel 7. Hasil uji bobot jenis
menunjukkan bahwa semua konsentrasi Hasil perhitungan
memenuhi syarat yang ditetapkan oleh SNI, Bobot Jenis (g/ml)
kecuali pada basis sabun memiliki kadar air yang Keter
Perlaku Perlak Perlak Rata-
lebih dari 60% disebabkan karena ada beberapa anga
an 1 uan 2 uan 3 rata
bahan yang bersifat higroskopis seperti SLS n
(Sodium Lauryl Sulfate) dan Na-CMC (Natrium Memenuh
F0 1,04 1,01 1,00 1,02
Carboxy Methyl Cellulose), semakin tinggi i syarat
konsentrasi ekstrak maka semakin kecil presentase Memenu
F1 1,04 1,03 1,05 1,04
kadar air yang didapatkan (Dimpudus et al., 2017). hi syarat
Hal ini yang membuat basis sabun cair tidak Memenu
F2 1,07 1,06 1,06 1,07
memenuhi syarat yang ditetapkan oleh SNI. hi syarat
Memenu
Tabel 6. Hasil uji kadar alkali bebas F3 1,09 1,09 1,10 1,09
hi syarat
Hasil perhitungan Bobot Memenu
Jenis (g/ml) F4 1,02 1,00 1,01 1,01
hi syarat
Perlak Perlak Perlak Rata- Ketera Memenu
uan 1 uan 2 uan 3 rata ngan F5 1,04 1,04 1,06 1,05
hi syarat
0,04 Memenuhi
F0 0,047 0,056 0,05
7 syarat
409
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 3 Agustus 2020

Uji bobot jenis dilakukan untuk yang berarti sediaan sabun cair yang
mengetahui bobot jenis dari sabun cair. Bobot jenis diformulasikan telah memenuhi standar yang
berdasarkan Standar Nasional Indonesia yaitu ditetapkan oleh SNI. Dengan demikian, bobot jenis
1,01-1,1 g/ml. Nilai dari bobot jenis sabun cair ini sabun cair pada penelitian ini dapat diharapkan
dipengaruhi oleh bahan penyusunnya dan sifat dapat mudah dibersihkan dengan air mengalir
fisiknya, Berdasarkan hasil pengujian bobot jenis, karena memiliki bobot jenis yang mendekati bobot
didapatkan nilai berada diantara 1,01-1,09 g/ml, jenis air (Sari dan Ferdinan, 2017).

Tabel 8. Hasil pengujian antibakteri


Hasil pengukuran diameter zona hambat (mm)
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Rata-rata Keterangan
K(-) 1 0,5 1 0,83 Lemah
K(+) 15 15 15 15 Kuat
F1 10,5 10 9,5 10 Kuat
F2 10,5 10 10,5 10,33 Kuat
F3 11 11 11 11 Kuat
F4 11,5 11,5 11,5 11,5 Kuat
F5 11 10,5 10,5 10,67 Kuat

Pengujian antibakteri sabun cair kombinasi perbandingan 6%:3% memiliki daya hambat
ekstrak daun Kersen dan daun Kemangi bertujuan terbesar dan formulasi 5 perbandingan 3%:6%
untuk mengetahui sediaan sabun cair yang memiliki daya hambat sebesar 10,67 mm terhadap
diformulasikan bisa menghambat bakteri bakteri Staphylococcus aureus. Hal yang
Staphylococcus aureus. Pengujian antibakteri menyebabkan formulasi 4 memiliki daya hambat
dilakukan 3 kali pengulangan pada masing-masing terbesar dikarenakan konsentrasi ekstrak daun
formulasi, hal ini agar hasil yang didapatkan lebih kersen pada formulasi 4 lebih tinggi dibandingkan
akurat. Pada pengujian antibakteri menggunakan dengan formulasi yang lain. Lebih besarnya daya
media nutrient agar. Hasil dari pengujian hambat yang terbentuk dari ekstrak daun kersen
antibakteri dari sediaan sabun cair ini memiliki dibandingkan dengan daun kemangi dapat
zona hambat berkisar dari 10 mm sampai 11,5 mm. dipengaruhi oleh mutu ekstrak dari daun. Mutu
Menurut Davis dan Stout (1971), dikategorikan ekstrak dipengaruhi dua faktor utama yaitu faktor
berdasarkan diameter zona hambat yang terbentuk biologi dan faktor kimia. Faktor biologi meliputi
yaitu diameter zona hambat 5 mm atau kurang spesies tanaman, lokasi tanaman asal, waktu
dikategorikan lemah, zona hambat 5-10 mm pemanenan, penyimpanan bahan baku, umur serta
dikategorikan sedang, zona hambat 10-20 mm bagian tanaman yang digunakan. Lokasi tanaman
dikategorikan kuat dan zona hambat 20 mm atau dipengaruhi oleh lingkungan seperti tanah,
lebih dikategorikan sangat kuat. Dari hasil yang atmosfir, cuaca, temperatur, cahaya, air, senyawa
didapatkan dapat dikatakan bahwa sediaan sabun organik dan anorganik. Waktu panen juga
cair ekstrak daun Kersen dan daun Kemangi mempengaruhi kandungan zat aktif daun, dimana
dengan memvariasikan konsentrasinya kandungan zat aktif mencapai jumlah optimal pada
memperlihatkan daya hambat yang kuat terhadap saat tanaman akan berbunga (Mishra et al., 2007).
bakteri Staphylococcus aureus, formulasi 1 dengan Faktor kedua adalah faktor kimia antara lain faktor
perbandingan 4%:5% memiliki daya hambat eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang
sebesar 10 mm, formulasi 2 perbandingan 5%:4% mempengaruhi meliputi ukuran bahan, penyaring
memiliki daya hambat sebesar 10,33 mm, yang digunakan dalam ekstraksi, kandungan logam
formulasi 3 perbandingan 4,5%:4,5% memiliki berat, pestisida pada tanaman dan metode ekstraksi
daya hambat sebesar 11 mm, formulasi 4 dengan yang digunakan (Hermawan, 2007). Dalam
410
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 3 Agustus 2020

penelitian ini kemungkinan ukuran dari bahan atau ditetapkan oleh SNI. Sediaan sabun cair memiliki
simplisia sebelum dilakukan ekstraksi, simplisia efektifitas antibakteri yang termasuk kategori kuat.
dari daun kersen lebih halus dibandingkan dengan
daun kemangi sehingga kandungan yang diambil SARAN
lebih sedikit dibandingkan dengan daun kersen. Disarankan kepada peneliti selanjutnya
Pada formulasi 5 dengan konsentrasi 3%:6% untuk melakukan uji evaluasi fisik yang lain
memiliki daya hambat lebih besar dari pada seperti uji viskositas, uji asam lemak dan uji iritasi.
formulasi 2 dengan konsentrasi 5%:4% bisa
disebabkan pengaruh dari viskositas sediaan sabun DAFTAR PUSTAKA
cair, formulasi 5 lebih cair dibandingkan dengan Brooks, G. F., J. S. Butel dan S. A. Morse. 2005.
formulasi 2 yang dimana semakin besar viskositas Medical Microbiology. Mc Graw Hill, New
York.
sediaan maka semakin besar pula tahanannya, yang
membuat kecepatan difusi senyawa antibakteri Davis, W. W. dan Stout, T. R. 1971. Disc Plate
semakin lama dan membuat daya hambat yang Methods of Microbiological Antibiotic
dihasilkan semakin kecil (Sinko, 2011). Perbedaan Assay. Microbiology. 22(4): 659-665.
viskositas juga bisa mempengaruhi daya hambat
bakteri yang dihasilkan oleh tiap-tiap formulasi Dimpudus, S., Yamlean, P. dan Yudistira, A. 2017.
berbeda. Formulasi Sediaan Sabun Cair Antiseptik
Ekstrak Etanol Bunga Pacar Air (Impantiens
Pada pengujian antibakteri juga
balsamina L.) dan Uji Efektivitasnya
menggunakan kontrol negatif dan positif sebagai Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
pembanding, untuk daya hambat dari setiap Secara In Vitro. Jurnal Pharmacon. 6(3):
formulasi ini lebih rendah dari kontrol positif, 208-215.
kontrol positif yang digunakan yaitu dettol yang
mengandung bahan aktif chloroxylenol. Selain itu Departemen Kesehatan RI, Materi Sosialisasi SKN
dan Kebijakan Depkes Tingkat Regional di
kontrol negatif yang digunakan yaitu basis sabun
Makassar 30 – 31 Agustus 2004.
cair yang ternyata memiliki zona hambat bakteri
Staphylococcus aureus, dengan diameter zona Dehghani, F., Heshmatpour, A., Panjeshahin, M.R.
hambatnya rata-rata 0,83 mm yang dikategorikan and Khozani, T.T. 2012. Toxic effects of
lemah. Penyebab dari basis sabun ini memiliki water/ alcoholic extract of Syzygium
daya hambat yaitu karena dalam memformulasikan aromticum on sperm quality, sex hormones
hormones and reproductive tissues in male
sabun cair menggunakan bahan minyak zaitun
mouse. IUFS J Biol 71(2): 95-102.
sebagai asam lemak, minyak zaitun ini memiliki
senyawa fenolik dan vitamin E. Menurut Guenther Frost, P., dan Horowitz, S. 1982. Principals of
(1987), senyawa fenolik aktif bersifat sebagai Cosmetics for the Dermatologist. C.V
antimikroorganisme dengan mekanisme Mosby Co. England.
membentuk kompleks dengan protein sel sehingga
Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Penerbit
menghambat kerja enzim pada mikroorganisme.
Universitas Indonesia, Jakarta.
Hal ini yang membuat basis sabun cair memiliki
zona hambat terhadap bakteri walau zona Hermawan, A. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih
hambatnya masih dikategorikan lemah. (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
KESIMPULAN dengan metode Difusi Disk. Fakultas
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Kedokteran Sciences. (54) 370-381
disimpulkan kombinasi ekstrak daun Kersen dan Korompis, F., Yamlean, P., dan Lolo, W. 2020.
daun Kemangi dapat diformulasikan menjadi Formulasi dan Uji Efektivitas Antibakteri
sabun cair, sediaan sabun cair dalam pengujian Sediaan Sabun Cair Ekstrak Etanol Daun
evaluasi fisik telah memenuhi standar yang Kersen (Muntingia Calabura L.) Terhadap

411
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 3 Agustus 2020

Bakteri Staphlococcous epidermidis. Jurnal Sahambangung, M. A., Datu, O. S., Tiwow, G. A.


Pharmacon. 9(1): 30-37. R., dan Potolangi, N, O. 2019. Formulasi
Sediaan Sabun Antiseptik Ekstrak Daun
Lailiyah, M. dan Rahayu, D. 2019. Formulasi dan Pepaya Carica papaya. Jurnal
Uji Aktivitas Antibakteri Sabun Cair Dari Biofarmasetikal Tropis, 2(1): 43-51.
Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura
L.) Terhadap bakteri staphylococcus aureus. Susanti, M. M dan Guterres, A. D. A. 2019.
Jurnal Hestech, 2(1): 15-24. Pengaruh Penambahan Kalium Hidroksida
(KOH) Terhadap Mutu Sabun Lunak
Mishra, S. K., Sangwan, N. S., Sangwan, R. S. Berbahan Dasar Minyak Goreng Bekas.
2007. Andrographis paniculata (kalmegh): a Jurnal Medsains, 4(1): 25-33.
review. Pharmacognosy Reviews. (1) 283-
77. Sinko, P. J. 2011. Martin Farmasi Fisila Dan Ilmu
Farmasetika Edisi 5. UI Press, Jakarta.
Sari, R., dan Ferdinan, A. 2017. Pengujian
Aktivitas Antibakteri Sabun Cair dari Warsa, U. C. 1994. Staphylococcus dalam Buku
Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya. Pharm Sci Ajar Mikrobiologi kedokteran. Binarupa
Re. 4(3): 111-120. Aksara, Jakarta.

412

You might also like