Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% found this document useful (0 votes)
27 views10 pages

1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 10

PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 8 Nomor 4 November 2019

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI NANOPARTIKEL EKSTRAK LENGKUAS PUTIH


(Alpinia galanga (L.) Willd) TERHADAP BAKTERI Klebsiella pneumoniae

Selphina Kumowal1), Fatimawali1), Imam Jayanto1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
White galangal rhizome (Alpinia galanga (L.) Willd's) scientifically proven has properties as
antibacterial, antifungal, anticancer, antitumor, antioxidant and cytotoxic. In nano size, the contact
surface area of the particle becomes larger which can increase the amount of active substance which
is isolated more so that the antibacterial activity is stronger. This study aims to determine whether the
white galangal extract nanoparticles have antibacterial activity against the bacteria Klebsiella
pneumoniae and measure the inhibitory ability of white galangal extract nanoparticles against
bacterial growth and compared with white galangal ethanol extract. White galangal was extracted
using maceration method with ethanol solvent and nanoparticle formulation made of white galangal
extract by ionic gelation method. The antibacterial activity test was carried out using agar diffusion
method and observations were made 1x24 hours incubation period, with inhibition zones measured
using a millimeter ruler. The results showed that the white galangal extract nanoparticles had
antibacterial activity to inhibit the bacteria Klebsiella pneumoniae, with the results of inhibition zone
measurements of 22.5 mm.

Keywords : Antibacterial, Extraction, Klebsiella pneumoniae, Nanoparticles, White galangal.

ABSTRAK
Rimpang lengkuas putih (Alpinia galanga (L.) Willd) memiliki khasiat yang sudah dibuktikan secara
ilmiah sebagai antibakteri, antijamur, antikanker, antitumor, antioksidan dan sitotoksik. Dalam ukuran
nano, luas kontak permukaan partikel menjadi lebih besar yang dapat meningkatkan jumlah zat aktif
yang terisolasi lebih banyak sehingga aktivitas antibakteri semakin kuat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah nanopartikel ekstrak lengkuas putih memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Klebsiella pneumoniae serta mengukur kemampuan daya hambat nanopartikel ekstrak lengkuas putih
terhadap pertumbuhan bakteri dan dibandingkan dengan ekstrak etanol lengkuas putih. Lengkuas putih
diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol dan dibuat formulasi nanopartikel
ekstrak lengkuas putih dengan metode gelasi ionik. Untuk pengujian aktivitas antibakteri dilakukan
dengan metode difusi agar dan pengamatan dilakukan 1x24 jam masa inkubasi, dengan zona hambat
diukur menggunakan penggaris millimeter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel ekstrak
lengkuas putih memiliki aktivitas antibakteri untuk menghambat bakteri Klebsiella pneumoniae,
dengan hasil pengukuran zona hambat sebesar 22,5 mm.

Kata Kunci : Lengkuas putih, Nanopartikel, Antibakteri, Ekstraksi, Klebsiella pneumoniae.

781
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 4 November 2019

PENDAHULUAN yang mempunyai muatan yang


berlawanan. Mekanisme terbentuknya
Nanoteknologi menjadi salah satu formulasi nanopartikel kitosan ini
dalam bidang rekayasa ilmu Fisika, berdasarkan pada interaksi elektrostatik
Kimia, Biologi yang penting dan menarik antara gugus amina kitosan dengan gugus
beberapa tahun terakhir ini (Kurniasari, bermuatan negatif dari suatu polianion
2016). Beberapa jenis pengembangan (Tiyaboonchai, 2003).
nanoteknologi yang sangat pesat yaitu Di Indonesia teknologi
nanomedisin, nanoemulsi dan nanopartikel terutama untuk herbal masih
nanopartikel. Penelitian tentang nano dikembangkan. Penggunaan bahan alam
menjadi perhatian penting karena dapat kini semakin meningkat pemanfaatannya
diaplikasikan secara luas seperti dalam sebagai obat tradisional. Salah satu
bidang elektronik (Hubler dan Onyeama, keanekaragaman hayati yang bermanfaat
2010), optik (Taylor, et al., 2013) dan bagi kesehatan yaitu lengkuas putih.
biomedis (Duncan dan Michael, 2015). Rimpang lengkuas putih memiliki khasiat
Nanopartikel merupakan partikel koloid yang sudah dibuktikan secara ilmiah
padat dengan diameter 1-1000 nm sebagai antibakteri, antijamur,
(Tiyaboonchai, 2003). Bentuk dan ukuran antikanker, antitumor, antioksidan dan
partikel merupakan salah satu faktor yang sitotoksik (Hernani, et al., 2007).
mempengaruhi efektifitas obat. Karena Rimpang lengkuas putih mengandung
ukuran partikel sangat berpengaruh kurang lebih 1% minyak atsiri berwarna
dalam proses kelarutan, absorbsi dan kuning kehijauan (Sinaga, 2005).
distribusi obat (Prasetyorini, 2011). Rimpang lengkuas putih memiliki
Polimer yang digunakan untuk kandungan senyawa flavonoid yang
pembentukan nanopartikel salah satunya diduga dapat menghambat pertumbuhan
adalah kitosan dan Na-TPP (Natrium bakteri yang telah resisten terhadap
Tripolifosfat). Muatan positif gugus antibiotik (Kusriani dan shofia, 2015).
amina kitosan berinteraksi dengan Ekstrak lengkuas putih berpotensi dalam
muatan negatif TPP (Bhumkar dan menghambat pertumbuhan bakteri
Varsha, 2006) untuk membentuk Klebsiella pneumoniae. Dalam ukuran
kompleks dengan ukuran dalam rentang nano, luas kontak permukaan partikel
nanopartikel (Kafshgari, et al., 2011). menjadi lebih besar yang dapat
Kitosan mempunyai sifat spesifik yaitu meningkatkan jumlah zat aktif yang
adanya sifat bioaktif, biokompatibel, terisolasi lebih banyak sehingga aktivitas
pengkelat, antibakteri dan dapat antibakteri semakin kuat (Kammona dan
terbiodegradasi (Ramadhan, et al., 2010). Costas, 2012).
Dalam bentuk mikro/nanopartikel, Berdasarkan uraian di atas,
kitosan mempunyai banyak keunggulan mendorong peneliti melakukan penelitian
yakni stabil selama penggunaan, luas yang bertujuan untuk membuat formulasi
permukaan yang tinggi, dapat dijadikan nanopartikel ekstrak lengkuas putih
matriks untuk berbagai jenis obat dengan metode gelasi ionik. Serta
(Agnihotri, et al., 2004). Salah satu melakukan uji aktivitas antibakteri
metode yang digunakan untuk pembuatan dimana bakteri yang digunakan yaitu
nanopartikel adalah dengan gabungan Klebsiella pneumoniae.
kompleks koaservasi dan gelasi ionik.
Kompleks koaservasi atau gelasi ionik
dapat diinduksi dalam sistem yang
mempunyai dua dispersi koloid hidrofilik

782
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 4 November 2019

METODOLOGI PENELITIAN Kemudian dicuci di bawah air yang


mengalir, ditiriskan dan dirajang kecil-
Waktu dan Tempat Penelitian
kecil. Setelah itu dikeringkan (diangin-
Penelitian ini dilaksanakan pada anginkan) selama 7 hari. Sampel yang
bulan Mei 2019 sampai September 2019 sudah kering kemudian di blender hingga
di Laboratorium Farmasi Lanjut, Fakultas menjadi serbuk yang dihasilkan diayak
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dengan ayakan mesh 100, hingga
Universitas Sam Ratulangi. diperoleh simplisia.
Alat dan Bahan Ekstraksi
Alat yang digunakan dalam Metode yang digunakan yaitu
penelitian ini antara lain corong, neraca metode maserasi. Simplisia lengkuas
analitik, gelas ukur, tabung reaksi, putih sebanyak 150 g dimasukkan ke
Erlenmeyer, beker gelas, cawan petri, dalam wadah maserasi yang tertutup
magnetic stirrer, homogenizer, kertas rapat. Kemudian diekstraksi dengan 750
saring, pencadang, mikropipet, laminar mL etanol 96% pada suhu kamar selama
air flow (N-Biotecck), hot plate, mistar 5 hari sambil sesekali diaduk. Setelah 5
berskala, alumunium foil, jarum ose, hari sampel disaring dengan
autoklaf, inkubator, oven, pipet tetes, menggunakan kertas saring menghasilkan
batang pengaduk, pot salep, blender, filtrat. Kemudian filtrat diuapkan
ayakan mesh 100, toples kedap udara, menggunakan oven, sehingga diperoleh
gunting, arloji, pinset, alat tulis, kertas ekstrak kental lengkuas putih.
lebel.
Bahan yang digunakan dalam
Pembuatan Larutan Kitosan
penelitian ini antara lain, lengkuas putih,
Nutrien Agar (NA), ciprofloxacin 500 Kitosan ditimbang masing-masing
mg, etanol 96%, kitosan, polisorbat 80, sebanyak 0,5 g dan 0,1 g kemudian
natrium tripolifosfat (Na-TPP), asam kitosan dilarutkan dengan larutan asam
asetat 5% hingga 100 mL dan diaduk
asetat, sabun cair, anhidrat,
dengan magnetic stirrer hingga larut.
larutan standar Mc.Farland 0,5, NaCl
steril 0,9%, . O, 1% , Pembuatan Larutan Na-TPP
akuades, bakteri yaitu Klebsiella Larutan Na-TPP dibuat dengan
pneumoniae. menambahkan 0,1 g Na-TPP ke dalam
Jenis Penelitian 100 mL akuades. Larutan tersebut diaduk
dengan magnetic stirrer hingga terlarut.
Jenis penelitian ini ialah
penelitian eksperimental dengan sampel Pembuatan Formulasi Nanopartikel
ekstrak dari tanaman lengkuas putih yang Ekstrak Lengkuas Putih
dibuat menjadi ekstrak nanopartikel dan Larutan kitosan 0,5 %
dilakukan pengujian pada bakteri. dimasukkan ke dalam gelas kimia
Prosedur Penelitian sebanyak 100 mL. Kemudian larutan
ditambahkan polisorbat 80 sebanyak 1
Pengambilan Sampel dan Persiapan mL dan diaduk dengan menggunakan
Sampel homogenizer dengan kecepatan 1000 rpm
Sampel yang digunakan dalam selama 10 menit. Setelah itu, pada larutan
penelitian ini ialah lengkuas putih yang kitosan dimasukkan 0,1 g ekstrak
diambil dari kecamatan Wanea, kota lengkuas putih yang sudah dilarutkan
Manado, Provinsi Sulawesi Utara. dalam etanol 96% sebanyak 5 mL, lalu
Sampel ditimbang dengan berat 2 kg. diaduk dengan menggunakan

783
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 4 November 2019

homogenizer dengan kecepatan 3000 rpm digoreskan biakan dari stok bakteri ke
selama 30 menit. Setelah itu, campuran permukaan agar dan diinkubasi pada suhu
larutan ditambahkan dengan larutan Na- 37°C selama 24 jam.
TPP 0,1% sebanyak 20 mL lalu
Pembuatan Larutan Kontrol Positif
dihomogenizer pada kecepatan 4000 rpm
selama 90 menit. dan Kontrol Negatif
Kontrol positif dibuat dari sediaan
Pembuatan Larutan Uji obat tablet ciprofloxacin 500 mg, dengan
Larutan uji dibuat dengan cara 1 tablet ciprofloxacin digerus.
konsentrasi 50%. Konsentrasi ini dibuat Setelah itu ditimbang untuk mendapatkan
dengan cara pengenceran menggunakan berat pertablet (y), kemudian disetarakan
rumus dibawah ini : dengan 50 mg ciprofloxacin. Untuk
x = x mendapatkan 50 mg ciprofloxacin, maka
berat pertablet (y)/500 x 50 mg = (x) mg.
Keterangan : Lalu dilarutkan dalam akuades hingga 50
= Molaritas larutan awal (M) mL, selanjutnya dibuat dengan cara
diambil 1 mL larutan dan ditambahkan
= Volume larutan awal (ml)
akuades hingga 10 mL untuk
= Molaritas larutan jadi (M) memperoleh larutan ciprofloxacin
= Volume larutan jadi (ml) 50µg/50µL. Larutan kontrol negatif
Pembuatan Media Dasar dan Media digunakan akuades.
Pembenihan Pembuatan Larutan Mc.Farland 0.,5
Ditimbang Nutrien Agar (NA) Larutan 1% sebanyak 9,95
sebanyak 2.8 g, dilarutkan dalam akuades mL dicampurkan dengan larutan
sebanyak 100 mL menggunakan labu . O 1,175% sebanyak 0,05 mL
Erlenmeyer. Kemudian dihomogenkan dalam erlenmeyer. Kemudian dikocok
dengan magnetic stirrer. Media yang sampai terbentuk larutan yang keruh.
telah homogen kemudian disterilkan Kekeruhan ini dipakai sebagai standar
dengan menggunakan autoklaf pada suhu kekeruhan suspensi bakteri uji (Borges
121°C selama 15 menit. Dibiarkan dan Bresson, 2004).
sampai media cukup dingin. Media dasar
Suspensi Bakteri
dan media pembenihan digunakan dalam
pembuatan media pengujian sebagai Suspensi bakteri dilakukan
lapisan dasar dan lapisan kedua (Ortez, dengan cara bakteri uji yang telah
2005). diregenerasi diambil dengan jarum ose
lalu disuspensikan ke dalam tabung
Regenerasi Bakteri Uji reaksi berisi 5 mL larutan NaCl steril
Bakteri Klebsiella pneumoniae 0,9%. Suspensi yang terbentuk
yang akan diujikan terlebih dahulu harus disetarakan kekeruhannya dengan larutan
diregenerasikan. Hal pertama yang standar Mc farland.0,5.
dilakukan yaitu membuat media miring
Uji Aktivitas Antibakteri
nutrient agar (NA). Media (NA)
dituangkan ke dalam tabung reaksi, Uji aktivitas antibakteri dilakukan
kemudian diletakkan pada posisi miring dengan metode sumuran. Media uji
dan didiamkan hingga agar memadat. dibuat dengan 2 lapisan media agar.
Selanjutnya bakteri uji diambil dengan Lapisan dasar atau lapisan pertama dibuat
jarum ose steril lalu ditanamkan pada dengan menuangkan masing-masing 15
media agar miring dengan cara mL NA ke masing-masing 3 cawan petri,
kemudian dibiarkan memadat. Setelah

784
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 4 November 2019

memadat, permukaan lapisan dasar dalam ruangan hingga kadar air dalam
ditanam 6 pencadang baja yang diatur sampel berkurang. Hal ini agar proses
jaraknya agar daerah pengamatan tidak enzimatik dapat dihentikan karena dapat
bertumpu. Kemudian suspensi bakteri merusak zat aktif. Selain itu, dapat juga
dicampurkan ke dalam media mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
pembenihan NA atau lapisan kedua Lengkuas putih yang telah kering dibuat
Selanjutnya dituangkan 15 mL NA pada menjadi serbuk simplisia dengan cara
tiap cawan petri yang diletakan diblender kemudian diayak dengan
pencadang sebagai lapisan kedua. Setelah ayakan mesh 100, hingga diperoleh
lapisan kedua memadat, pencadang serbuk halus sebanyak 150 g.
diangkat secara aseptik menggunakan Penghalusan sampel bertujuan untuk
pinset dari masing-masing cawan petri, memperluas permukaan sehingga pada
sehingga terbentuk sumur-sumur yang saat proses ekstraksi terjadi kontak antara
akan digunakan dalam uji bakteri. pelarut dan sampel yang lebih efektif
Sumuran yang terbentuk diisi dengan serta senyawa dapat terekstraksi dengan
larutan kontrol dan larutan uji masing- optimal.
masing 50µl. Selanjutnya semua media di Serbuk simplisia diekstraksi
inkubasi dalam inkubator pada suhu 37°C dengan metode maserasi. Proses maserasi
selama 24 jam. Diukur diameter zona bertujuan untuk memisahkan satu atau
bening yang terbentuk dengan dua komponen yang terdapat pada bahan
menggunakan penggaris milimeter. alam dengan bantuan pelarut. Metode
maserasi merupakan salah satu metode
Pengukuran Zona Hambat
umum yang lebih sederhana dan mudah.
Pengukuran zona hambat Caranya dengan merendam serbuk
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali simplisia dalam pelarut sehingga pelarut
pada sisi horizontal dan sisi vertikal lalu akan menembus dinding sel dan masuk
dijumlahkan dan dirata-rata. Hasil kedalam rongga sel yang mengandung
diameter zona hambat diperoleh dengan zat-zat aktif sehingga zat aktif akan larut
cara mengurangi diameter zona bening (Harmita, 2008). Penelitian ini, larutan
yang terbentuk disekitar sumuran dengan penyari atau pelarut yang digunakan yaitu
diameter sumuran. Menurut Davis and etanol 96% sebanyak 750 mL. Etanol
Stout (1971) kemampuan daya respon digunakan karena dapat menarik senyawa
hambatan pertumbuhan bakteri adalah < polar dan non polar, serta memiliki daya
10 mm lemah, 10-15 mm sedang, 16-20 ekstraksi yang luas sehingga semua
mm kuat, dan > 20 mm sangat kuat. metabolit sekunder dapat tersari.
HASIL DAN PEMBAHASAN Maserasi dilakukan selama 5 hari
Ekstraksi sambil sesekali diaduk. Pengadukan
Pengambilan sampel lengkuas bertujuan untuk mempercepat kontak
putih dilakukan di daerah Manado, antara sampel dan pelarut. Kemudian
Kecamatan Wanea, Provinsi Sulawesi larutan disaring menggunakan kertas
Utara. Sampel yang telah diambil, saring dan diperoleh filtrat 500 mL
disortasi basah untuk memisahkan dengan warna kecoklatan. Filtrat
kotoran dari lengkuas putih. Kemudian lengkuas putih diuapkan menggunakan
dicuci bersih dengan air mengalir. oven dengan tujuan untuk menghilangkan
Sampel basah lengkuas putih diperoleh 2 pelarutnya dari proses maserasi sehingga
kg, lalu dipotong kecil-kecil agar diperoleh ekstrak kental sebanyak 6,8
mempermudah proses pengeringan. Cara gram. Ekstrak kental yang dihasilkan
pengeringan dengan diangin-anginkan di

785
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 4 November 2019

kemudian diuji dan dibuat menjadi selama 90 menit. Selama proses


nanopartikel ekstrak lengkuas putih. pencampuran larutan, peningkatan
kecepatan pengadukan bertujuan
Nanopartikel Ekstrak Lengkuas Putih
memperkecil ukuran partikel. Karena
Pembuatan nanopartikel ekstrak semakin cepat proses pengadukan maka
lengkuas putih dibuat dengan metode semakin kecil ukuran partikel yang
gelasi ionik. Metode gelasi ionik ini diperoleh. Sehingga penelitian ini
didasarkan pada interaksi elektrostastik menghasilkan formulasi nanopartikel
antara grup amina kitosan dan grup ekstrak lengkuas putih sebanyak 125 ml.
muatan negatif polianion seperti natrium
Pengujian Aktivitas Antibakteri
tripolifosfat (Na-TPP). Nanopartikel
dengan reaksi gelasi ionik mempunyai Pengujian aktivitas antibakteri
beberapa keuntungan yakni reaksi dilakukan dengan metode difusi agar
mudah, tidak memerlukan pemanasan khususnya metode sumuran. Metode ini
sehingga kemungkinan rusaknya senyawa mudah dilakukan dan tidak
aktif bisa dihindarkan. Proses pembuatan membutuhkan waktu yang banyak,
formulasi nanopartikel ekstrak lengkuas metode ini memiliki tingkat sensibilitas
putih dilakukan dengan cara mereaksikan lebih tinggi dibanding dengan varian
campuran kitosan, dengan ekstrak cakram. Caranya, media agar yang telah
lengkuas putih dan natrium tripolifosfat ditanami bakteri uji dibuat sumuran
(Na-TPP). Pada penelitian ini memakai dengan pencadang berdiameter 7 mm
kitosan 0,5% dan Na-TPP 0,1%, dengan kemudian sumuran tersebut diisi dengan
rasio 5 : 1 antara berat kitosan dan TPP. sampel yang akan diuji aktivitas
Peningkatan rasio kitosan dan TPP, antibakterinya. Sampel dalam sumuran
menghasilkan nanopartikel dengan akan berdifusi pada media agar yang
ukuran yang lebih kecil, serta telah ditanami bakteri. Pengamatan dari
menghasilkan efisiensi penyerapan paling metode ini adalah terbentuknya zona
baik dengan struktur nanopartikel yang bening di sekitar sumuran setelah media
kompak (Zhang, 2004). agar yang ditanami bakteri diinkubasi
Pencampuran kitosan dengan selama 1x 24 jam pada suhu 37°C. Pada
ekstrak lengkuas putih dan natrium pengujian ini bakteri uji yang digunakan
tripolifosfat (Na-TPP), dilakukan secara yaitu Klebsiella pneumoniae untuk
bertahap. Larutan kitosan 0,5% ditambah mengetahui kemampuan daya hambat
dengan polisorbat 80 sebanyak 1 ml dan dari nanopartikel ekstrak lengkuas putih
diaduk menggunakan magnetic stirrer serta ekstrak etanol lengkuas putih pada
dengan kecepatan 1000 rpm selama 10 konsentrasi 50% dan kitosan 0,1%
menit. Penambahan polisorbat 80 untuk termasuk asam asetat 5%. Hasil
menstabilkan emulsi partikel dalam pengamatan uji aktivitas antibakteri
larutan dengan cara mencegah timbulnya disajikan pada Tabel 1.
penggumpalan, serta memperkecil ukuran
partikel. Kemudian pada larutan kitosan
0,5%, ditambahkan ekstrak lengkuas
putih 0,1 gr yang telah dilarutkan dalam
etanol 96% dan diaduk menggunakan
magnetic stirrer dengan kecepatan 3000
rpm selama 30 menit. Setelah itu
ditambahkan larutan Na-TPP 0,1% dan
diaduk dengan kecepatan 4000 rpm

786
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 4 November 2019

Tabel 1. Hasil Pengukuran Diameter ciprofloxacin sebagai kontrol positif


Daya Hambat karena ciprofloxacin merupakan
antibiotik berspektrum luas. Antibiotik
dengan spektrum luas, yaitu antibiotik
yang memiliki aktivitas terhadap banyak
jenis bakteri, virus, jamur dan protozoa
(Sarro, 2001). Penelitian ini memperoleh
zona hambat di sekitar sumuran yang
diberi ciprofloxacin. Pengukuran
aktivitas zona hambat dari kontrol positif
diperoleh nilai 23,9 mm.
Hasil pengukuran zona hambat
Pada pengujian aktivitas
nanopartikel yaitu 22,5 mm. Hal ini
antibakteri, kemampuan daya hambat
menunjukan nanopartikel ekstrak
pertumbuhan bakteri dikategorikan
lengkuas putih dan ciprofloxacin
menurut kategori Davis and Stout (1971)
memiliki kemampuan daya hambat yang
yang disajikan pada Tabel 2.
sama pada bakteri Klebsiella
pneumoniae. Faktor terbentuknya zona
Tabel 2.Kategori daya hambat hambat pada nanopartikel dipengaruhi
pertumbuhan bakteri Davis oleh larutan kitosan, yang memiliki
and Stout (1971) kemampuan menghambat bakteri. Ada
dua kemungkinan mekanisme kitosan
sebagai antibakteri. Yang pertama kitosan
menempel pada permukaan sel bakteri
membentuk membran polimer yang dapat
mencegah masuknya nutrisi masuk ke
dalam sel sehingga sel akan mati. Yang
kedua kitosan dengan bobot molekul
yang rendah dapat masuk ke dalam sel
Pengujian ini menggunakan dan meliputi sel. Karena kitosan dapat
kontrol negatif dan kontrol positif. mengadsorpsi substansi elektronegatif
Kontrol negatif untuk mengetahui ada dalam sel mengganggu aktivitas bakteri
tidaknya pengaruh pelarut terhadap (Zhang, 2004).
pertumbuhan bakteri uji. Sehingga
diketahui bahwa yang mempunyai Zona hambat yang dihasilkan
aktivitas antibakteri adalah zat uji bukan ekstrak etanol lengkuas putih pada
pelarut (Dwijendra, 2014). Kontrol konsentrasi 50% lebih kecil daripada
negatif yang digunakan adalah akuades. nanopartikelnya. Hasil juga menunjukan
Dari hasil pengujian yang dilakukan pada bahwa ekstrak lengkuas putih dapat
kontrol negatif tidak memperlihatkan menghambat pertumbuhan bakteri uji.
terbentuknya zona hambat. Hal ini Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya
membuktikan bahwa daya hambat yang zona hambat disekitar sumuran dengan
terbentuk tidak dipengaruhi oleh pelarut. hasil pengukuran 10 mm. Ekstrak
Antibiotik ciprofloxacin lengkuas putih konsentrasi 50%, punya
digunakan sebagai kontrol positif untuk zona hambat yang dihasilkan sebesar
membandingkan daya hambat antara obat 9,16 mm. Hal ini menunjukan bahwa
antibakteri dengan ekstrak nanopartikel hasil selaras dengan penelitian
lengkuas putih. Pemilihan antibiotik sebelumnya. Semakin besar konsentrasi

787
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 4 November 2019

ekstrak lengkuas putih, maka semakin SARAN


besar pula diameter zona bening yang Berdasarkan penelitian yang telah
terbentuk. Terbentuknya zona hambat dilakukan, penulis memberikan saran
pada ekstrak lengkuas putih karena bahwa perlu dilakukan penelitian lebih
senyawa bioaktif yang terdapat pada lanjut untuk karakterisasi ukuran partikel
ekstrak lengkuas putih (Hasan, 2019). ekstrak etanol Lengkuas putih dan
Ekstrak etanol lengkuas merah dan putih penelitian pembuatan nanopartikel
positif mengandung golongan senyawa dengan metode lain.
flavonoid, tannin, kuinon dan terpenoid
(Kusriani, 2015). Ekstrak lengkuas putih
juga mengandung minyak atsiri yang DAFTAR PUSTAKA
berperan dalam menghambat Agnihotri, S.A., Nadagounda, N.M.,
pertumbuhan bakteri Klebsiella Tejraj M.A. 2004. Recent
pneumoniae (Sinaga, 2005). Advances on Chitosan Based
Pada penelitian ini dilakukan juga Micro and Nanoparticles in
pengujian terhadap larutan kitosan 0,1% Drug Delivery. Journal of
dan asam asetat 5%. Tujuannya untuk Control Release. 22:(100),5-28.
melihat aktivitas antibakteri pada kitosan
dengan konsentrasi rendah serta untuk Bhumkar, D.R.,Varsha, B.P. 2006.
melihat pengaruh asam asetat terhadap Studies on Effect of pH on
zona hambat yang terbentuk. Hasil Crosslinking of Chitosan With
pengukuran zona hambat terhadap Sodium Tripolyphosphate: A
kitosan 0,1% yaitu rata-rata 16,8 mm. Technical Note. AAPS
Sedangkan hasil pengukuran terhadap PharmSciTech. 7:(2),1-6.
asam asetat 5% yaitu rata-rata 17,2 mm.
Dari pengukuran di atas, asam asetat Borges, M. T., Bresson, W. 2004.
memiliki aktivitas antibakteri. Oleh Delivery Methods for
karena itu, ketika digunakan sebagai Introducing Endophitic Bacteria
pelarut kitosan maka efek antibakteri into Maize. Biocontrol.
asam asetat tidak dapat diabaikan (Liu, et 49:(4),315-322.
al., 2006).
Davis, W. W., Stout, T.R. 1971. Disc
Plate Methods of Microbiological
KESIMPULAN Antibiotic Assay. Journal
Microbiology. 22(4): 659-665.
1. Nanopartikel ekstrak lengkuas putih
memiliki aktivitas antibakteri untuk Duncan, G.A., Michael A.B. 2015.
menghambat bakteri Klebsiella Computational Design of
pneumoniae. Nanoparticle Drug Delivery
2. Hasil pengukuran zona hambat Systems for Selective Targeting.
didapatkan pengukuran rata-rata 22,5 Paper Nanoscale. Royal Society
mm untuk nanopartikel dan 10 mm of Chemistry
untuk ekstrak etanol lengkuas putih
pada konsentrasi 50% sehingga Dwijendra. 2014. Aktivitas Antibakteri
nanopartikel ekstrak lengkuas putih dan Karakteristik Senyawa
memiliki daya hambat yang lebih Fraksi Spons Lamellodysidea
efektif. herbacea yang Diperoleh dari
Teluk Manado. Pharmacon

788
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 4 November 2019

Jurnal Ilmiah Farmasi Journal of Controlled Release.


25:(4),2302- 2493. 161:(3),781-794.

Harmita dan Radji, M., 2008. Kepekaan Kurniasari, D. 2016. Pembuatan Dan
Terhadap Antibiotik. Buku Ajar Karakterisasi Nanopartikel
Analisis Hayati, Eds 3. EGC, Ekstrak Etanol Temu Kunci
Jakarta. (Boesenbergia Pandurata) pada
Berbagai Variasi Komposisi
Hasan, P. 2019. Uji Daya Hambat Kitosan. [Skripsi]. Fakultas
Ekstrak Rimpang Lengkuas Matematika dan Ilmu
Putih (Alpinia galanga L. Pengetahuan Alam Universitas
Swartz) Terhadap Pertumbuhan Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Bakteri Klebsiella pneumoniae
Isolat Sputum Pada Penderita Kusriani, R.H., Shofia, Z. 2015.
Pneumonia Resisten Antibiotik Skrinning Fitokimia dan
Seftriakson. [Skripsi]. Fakultas Penetapan Kadar Senyawa
Matematika dan Ilmu Fenolik Total Ekstrak Rimpang
Pengetahuan Alam, Universitas Lengkuas Merah dan Rimpang
Sam Ratulangi, Manado. Lengkuas Putih (Alpinia
galanga L.), Prosiding Seminar
Hernani, T,M., Christina, W. 2007. Nasional Penelitian dan PKM
Pemilihan Pelarut pada Kesehatan . 1:(1),295-302.
Pemurnian Ekstrak Lengkuas
(Alpinia Galanga) secara Liu, Y., Lotero, E., Goodwin, J. G. Jr,
Ekstraksi. Jurnal Pascapanen. 2006. Synthesis and
4:(1),1-8. Pharmacological Activities of
Xanthone Derivatives as Alpha-
Hubler A.W., Onyeama, O. 2010. Digital glucosidase Inhibitors. Bioorg
Quantum Batteries: Energy and Med Chem. 14:(16),56-83.
Information Storage in
Nanovacuum Tube Arrays. Ortez, J.H. 2005. Manual of
Wiley Periodicals, Inc. Research Antimicrobial Susceptibility
Article. 11:(1),48-55. Testing. American Society for
Microbiology. USA.
Kafshgari, M.H., Mohammad, K.,
Mobina, K., dan Sahar, K. Prasetyorini, A.E., Zainal, H., Rofiqoh, S.
(2011). Reinforcement of 2011. Penerapan Teknologi
Chitosan Nanoparticles Nanopartikel Propolis Trigona
Obtained by an Ionic Spp Asal Bogor Sebagai
Crosslinking Process. Iranian Antibakteri Escherichia Coli
Polymer Journal. 20:(5),445- Secara In-Vitro. Jurnal
456. Ekologia. 11:(1),36-43.

Kammona, O., Costas, K. 2012. A Ramadhan, L.O.A.N, Radiman, C.L.,


Review Recent Advances in Wahyuningrum, D., Suendo, V.,
Nanocarrier-based Mucosal Ahmad, L.O., Valiyaavetil, S.
Delivery of Biomolecules. 2010. Deasetilasi Kitin Secara
Bertahap Dan Pengaruhnya

789
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 4 November 2019

Terhadap Derajat Deasetilasi 2013. Feasibility of Nanofluid-


Serta Massa Molekul Kitosan. based Optical Filters. Optical
Jurnal Kimia Indonesia. Society of America. 52:(7),1413-
5:(1),17-21. 1422.

Sarro, A.D. 2001. Adverse Reactions to Tiyaboonchai, W. 2003. Chitosan


Fluoroquinolones. An Overview Nanoparticles: Apromising
on Mechanism Aspect. Current System For Drug Delivery.
Medicinal Chemistry. 8:(4),371- Naresuan University Journal.
84. 11:(3),51-6.

Sinaga. E. 2005. Alpinia galangal (L.) Zhang, et al. 2004. Immobillization of L-


P3TO Universitas Nasional, asparaginase on the
Jakarta. Microparticles of the Natural
Silk Sericin Protein and its
Taylor, R.A., Todd, P.O., Yasitha, H., Characters. Biomaterials.
Fabienne, B., Gary, R., Evatt, 25:(4),3751-3759.
R.H., Xuchuan, J., Sylvain, C.

790

You might also like