Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Capsicum Annum Capsicum Annum: Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2: 321-327, 2020

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 321-327, 2020

e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.17

KORELASI ANTARA SERAPAN P TANAMAN CABAI (Capsicum


Annum L.) DENGAN METODE PENETAPAN P TERSEDIA
TANAH ORDO INCEPTISOL SUBANG
Correlation between P Uptake by Chili Plant (Capsicum annum L.)
with Determination Method of Soil Available P in Inceptisol
Order of Subang

Fahmi Aprianto1*, Rini Rosliani1, Liferdi2


1 Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Badan Litbang Kementerian Pertanian
2 Direktorat Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian

*Penulis korespondensi: cepfahmi87@gmail.com

Abstract
The correlation test between P uptake by plant and determination method of available P is the initial
stage in the establishment of fertilizer recommendations. This study aimed to examine various
extraction methods of available P in the soil and determine the appropriate P extraction method for
dry acid soil (Inceptisol) used to cultivate chili crop. The study was conducted at the screen house of
Indonesian Vegetable Research Institute, West Java, Indonesia from January to December 2015. A
randomized block design with five treatments and five replications was set up for this experiment.
The treatment of status of soil P was obtained by administering SP-36 at various doses, namely: 0X,
¼X, ½X, ¾X, and 1X, where X = 250 kg SP-36 ha-1. To obtain the desired P nutrient status, the
Inceptisol soil that has been added with SP-36 fertilizer with different doses was incubated for four
months. The chili seedlings were then planted on each of those soils, and the analysis of P absorption
was carried out at the age of 60 days after planting. There were six extraction methods used to analyze
available P in the soil, i.e. HCl 25%, Bray I, Bray II, Mechlich, Truog, and Morgan Vanema. The
results showed the different response of crop on P uptake to the level of soil P nutrient status. Plant
P uptake increased with the increase in soil P nutrient status. The best P extraction methods for
Inceptisols for chili cultivation were HCl 25% and Mechlich with correlation coefficient values
reached 0.7802 and 0.7351, respectively.
Keywords: Capsicum annum, extraction method, Inceptisol, phosphorus

Pendahuluan diatasi dengan meningkatkan luas area ke lahan-


lahan sub optimal atau lahan-lahan marjinal.
Cabai (Capsicum annum L.) adalah salah satu Lahan sub optimal di Indonesia didominasi oleh
komoditas pertanian yang berperan penting dan lahan kering masam berupa Inceptisol, Ultisol,
mempunyai nilai ekonomi tinggi secara nasional. dan Oxisol dan hanya 7,08 ha yang sesuai untuk
Permintaan dan pasar cabai dari tahun ke tahun tanaman semusim (Murtilaksono dan Anwar,
semakin meningkat, namun ternyata tidak 2014). Kendala utama dalam tanah kering
diiringi oleh produksi cabai yang meningkat masam adalah pH yang rendah sehingga
pula. Selama periode tahun 2003–2010, ketersediaan Al dan Fe dalam tanah menjadi
produksi cabai di Indonesia berfluktuasi cukup tinggi dan dapat menurunkan ketersediaan hara
tajam. Rata-rata produktivitas cabai masih fosfor (Silvia et al., 2016).
rendah yaitu tahun 2008 sekitar 4,98 t ha-1 dan Fosfor (P) merupakan hara makro
tahun 2012 sekitar 6,84 t ha-1 (Pusdatin terbanyak kedua setelah Nitrogen yang
Kementan, 2015). Penurunan produksi cabai
http://jtsl.ub.ac.id 321
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 321-327, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.17

dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang Bahan dan Metode


cukup banyak. Tanaman menyerap P dalam
bentuk ortofosfat; di dalam tanah ortofosfat Sampel tanah diambil dari desa Sukamelang,
terdapat dalam bentuk P terlarut, P labil, P Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang
difiksasi oleh Al, Fe atau Ca, dan P organik Jawa Barat. Tanah diambil bagian atasnya
(Kasno et al., 2006). Dalam tanah masam P (topsoil) dengan kedalaman 20 cm. Lahan
menjadi faktor pembatas dalam kesuburan tersebut sebelumnya ditanami oleh singkong
tanah karena pada tanah masam P diikat oleh Al (Manihot esculenta). Tanah tersebut mengandung
dan Fe tanah sehingga menjadi tidak tersedia 5% pasir, 16% debu, dan 71% liat termasuk ke
(Hilman et al., 2008). Analisis P ditujukan untuk dalam kelas tekstur liat. Tanah tersebut memiliki
melihat berapa P tersedia di tanah, kemudian kandungan karbon organik 2,05 %, dan pH
dilihat berapa kebutuhan P untuk tanaman masam 4,6. Penelitian dilakukan dengan
tertentu. Setelah memperhitungkan menggunakan metode eksperimen di rumah
kemungkinan kehilangan P tanah dan efektivitas kasa Balai Penelitian Tanaman Sayuran
pupuk, maka ditetapkan berapa dosis pupuk P. Lembang dalam polibag. Waktu penelitian
Dosis yang direkomendsasikan oleh dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan
Kementan/Badan Litbang bersifat general Desember 2015.
tetapi akan domodifikasi tergantung dari Penelitian menggunakan pendekatan
ketersediaan P di tanah juga potensi P nya. Uji lokasi tunggal (single location), yaitu dengan
korelasi merupakan tahapan awal dari suatu membuat tingkat status hara dari rendah hingga
rekomendasi pemupukan mencocokkan dan sangat tinggi pada satu lokasi penelitian. Tanah
memilih metode ekstraksi unsur hara dengan untuk media tanam disaring dengan ayakan 2
mekanisme dan kebutuhan tanaman cabai dalam mm. Pembuatan status P tanah menggunakan
mengambil unsur hara terbaik dari dalam tanah pupuk SP 36 dengan lima takaran P, yaitu: 0 X,
(Susila, 2002). ¼ X, ½ X, ¾ X, dan X. Takaran X adalah
Bebarapa hasil penelitian menunjukkan jumlah P sebanyak 250 kg SP 36 ha-1. Tanah
korelasi metode ekstraksi P terhadap tanaman diberikan dosis P sesuai dengan takaran di
dan tanah yang berbeda. Metode ekstraksi inkubasi selama 4 bulan. Setelah diinkubasi
Truogh dan Olsen dapat diguanakan untuk tanah dipindahkan ke polybag dengan berat 3 kg
memperkirakan kebutuhan P untuk kedelai polybag-1.
(Nursyamsi dan Fajri 2005). Syafrudin (2008) Uji korelasi dilakukan di rumah kaca
melaporkan metode Truogh, Colwell dan Bray 1 dengan kegiatan budidaya tanaman cabai
berkorelasi positif pada kelas ketersediaan hara menggunakan media tanah yang terpilih dengan
dengan respon terhadap pertumbuhan dan hasil berbagai tingkat ketersediaan hara P. Penelitian
tanaman untuk jagung. Hasil penelitian Izhar et menggunakan rancangan acak kelompok
al. (2012) menyatakan metode Mechlich I dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan, sehingga
berkolerasi positif dengan parameter bobot diperoleh 25 satuan percobaan, dimana setiap
kering dan bobot basah relative tanaman tomat. satuan percobaan terdiri atas 5 polibag. Selama
Amisnaipa et al. (2014) melaporkan bahwa masa tanam tidak ditambahkan pupuk organik.
metode ekstraksi Bray I menunjukkan korelasi Sampel tanah untuk diuji di laboratorium
positif pada kandungan P tanaman cabai pada diambil pada usia 7 Hari Setelah Tanam (HST),
tanah inceptisol Manokwari Papua Barat. sedangkan tanaman diambil untuk diuji serapan
Penelitian ini adalah langkah awal untuk P pada usia 60 HST.
menentukan rekomendasi pemupukan spesifik Kandungan P tanah dianalisis dengan
lokasi pada tanah kering masam ordo inceptisol berbagai metode ekstraksi, selanjutnya
di daerah Subang. Penelitian ini dilakukan ditentukan metode ekstraksi yang memberikan
dengan tujuan menguji berbagai ekstraksi P nilai korelasi terbaik terhadap serapan P
dalam tanah dan menetapkan metode ekstraksi tanaman cabai merah varietas Kencana. Tanah
P tersedia tanah yang tepat untuk budidaya dianalisis dengan berbagai metode ekstraksi
tanaman cabai pada tanah kering masam perlakuan yang akan diuji yaitu metode
(Inceptisol) Subang. pengekstrak unsur hara P (Bray 1, Bray 2,
Mehlich I, Morgan Venema, Truog, HCl 25%)

http://jtsl.ub.ac.id 322
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 321-327, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.17

dan serapan P oleh tanaman. Pada percobaan ini cabai merah dapat mendorong terbentuknya
dilakukan analisis regresi untuk melihat korelasi bunga dan buah (Haryatini dan Santoso, 2000).
antara metode ektrasi P terhadap produksi Unsur fosfor sering terjadi kekurangan di dalam
biomasa cabai merah. tanah akibat jumlah unsur fosfor di dalam tanah
sedikit,sebagian besar tidak dapat diambil
tanaman, dansering terjadi fiksasi oleh Al pada
Hasil dan Pembahasan tanah masamatau oleh Ca pada tanah alkalis
Tanah Inceptisol subang memiliki tingkat (Hardjowigeno, 2003).
kesuburan relatif rendah dengan pH rendah Tujuan utama dari korelasi di rumah kaca
(tingkat kemasaman yang tinggi). Konsentrasi adalah untuk membandingkan dan menentukan
P2O5 tanah yang diekstrak menggunakan berbagai metode ekstraksi. Selanjutnya hasil dari
ekstraktan HCl 25% (P-potensial) menunjukkan ekstraksi tersebut dikorelasikan dengan serapan
kandungan P tanah yang sangat tinggi. Analisis hara P tanaman. Metode pengekstrak yang
lanjut dengan Bray-1(P-tersedia) menunjukkan mempunyai nilai koefisien korelasi tertinggi
kandungan yang rendah (Tabel 1). maka pengekstrak tersebut yang dinyatakan
terbaik untuk jenis tanah dan tanaman tertentu
Tabel 1. Sifat kimia tanah Inceptisol Subang. (Amisnaipa et al., 2014). Hasil analisis
menunjukan kandungan P yang berbeda pada
Sifat dan Ciri Tanah Nilai Status
Inceptisol Subang setiap metode ekstraksi (Tabel 2). Hal tersebut
C (%) 2,80 Sedang menunjukkan adanya perbedaan kemampuan
N (%) 0,58 Tinggi pereaksi terhadap pelarutan senyawa P dalam
C/N 5 Sangat tanah. Pereaksi HCl 25% menunjukkan hasil P
Rendah tertinggi. Pereaksi Morgan Venema (amonium
P2O5 Bray 1 (ppm) 13,7 Rendah acetat) menunjukkan nilai terendah. Nilai P
K Morgan Venema 441,8 Sangat tinggi terekstrak yang tinggi belum tentu dapat diserap
(ppm) dan dimanfaatkan oleh tanaman. Nilai uji P
P2O5 HCl 25% 103,97 Sangat tinggi tanah dapat digunakan sebagai dasar penentuan
(mg100 g-1) rekomendasi pemupukan jika mempunyai
K2O HCl 25% 23,21 Sedang
(mg100 g-1)
hubungan erat terhadap respon hasil tanaman
Al dd 0,56 Tinggi (Susila et al., 2010).
H dd 0,16 Rendah Kemampuan pengestrak bervariasi untuk
Ca (me100 g-1) 6,25 Sedang jenis tanaman dan tanah tertentu (Horta dan
Mg (me100 g-1) 1,89 Sedang Torrent, 2007). Oleh karena itu untuk
Na (me100 g-1) 0,08 Sangat menentukan pengekstrak terbaik perlu
rendah dilakukan uji korelasi. Hasil analisis P potensial
K (me100 g-1) 1,35 Tinggi dengan menggunakan metode HCl 25%
KTK (me100 g-1) 23,37 Sedang menunjukkan hasil dengan kriteria sangat tinggi
KB (%) 41,43 Sedang pada berbagai penambahan dosis (Tabel 2).
Fe (ppm) 2,9 Rendah
Mn (ppm) 13,2 Tinggi
Metode ini didasarkan pada pelarutan P
Al (ppm) 156,6 anorganik. Fospor yang berasal dari apatit
dilarutkan begitu juga dengan Al dan Fe yang
terikat (Wuenscher et al., 2015). Hasil uji korelasi
Kemasaman tanah yang tinggi dan sifat fisik antara metode ekstraksi P HCl 25% terhadap
tanah yang memiliki kandungan liat tinggi serapan tanaman memberikan koefisien korelasi
mencapai 75%, merupakan salah satu penyebab yang paling tinggi yaitu 0,7802 (Gambar 1).
ketersediaan P tanah yang rendah. Tanah Hasil yang didapatkan dari metode Bray dapat
inceptisol subang memiliki kadar Aldd dan Al dilihat pada Tabel 2 dan nilainya terlihat lebih
tersedia tinggi. Hal ini menyebabkan P dalam kecil dibandingkan hasil dari metode lainnya
tanah akan terikat oleh Al membentuk ikatan Al- kecuali morgan venema. Penggunaan
P yang tidak larut. Senyawa fosfat sangat penting pengekstrak NH4F dan HCl akan menyebabkan
untuk pertumbuhan tanaman cabai. turunnya pH sampel. Dalam keadaan asam
Penggunaan unsur hara fosfat pada tanaman sebagian besar P dalam bentuk H2PO4

http://jtsl.ub.ac.id 323
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 321-327, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.17

(Buckman dan Brady, 1982; Umaternate et al., dengan ammonium molybdat selanjutnya akan
2014). Fosfat dalam suasana asam akan direduksi oleh asamaskorbat menghasilkan
diikatsebagai garam H2PO4-, yang dengan NH4F warna biru molybdat. Grafik uji korelasi metode
dan HCl, akan dibebaskan sebagai PO43-. Ion ekstraksi Bray I terhadap serapan tanaman cabai
fosfat dalambentuk ekstrak akan bereaksi merah menunjukkan koefisien korelasi 0,7023.

Tabel 2. Data hasil analisis berbagai metode ekstraksi tanah dan serapan tanaman pada berbagai status
unsur hara P.
No Dosis Kode Ekstraksi Posfor Serapan
HCl 25 % Bray-1 Bray-2 Mehlich Troug MV tanaman
mg 100 g-1 ppm mg tan-1
1 SSR 1 115,00 27,7 38,0 8,4 82,9 2,8 3,9
2 SSR 2 93,47 22,5 31,7 8,2 53,6 2,8 3,7
3 0X SSR 3 121,38 27,0 37,3 7,1 38,6 2,9 3,8
4 SSR 4 125,08 24,1 43,6 8,0 40,9 4,1 7,6
5 SSR 5 107,96 26,7 31,5 5,4 20,7 1,9 4,5
6 SR 1 275,04 154,4 247,7 70,8 334,6 15,7 10,0
7 SR 2 274,36 159,6 209,5 86,3 246,2 13,7 19,5
8 1/4 X SR 3 250,32 160,3 282,9 89,3 235,7 14,1 12,2
9 SR 4 266,36 126,5 225,5 86,0 231,1 12,0 19,9
10 SR 5 250,71 120,8 203,2 134,5 172,1 12,9 14,0
11 SS 1 323,77 181,2 304,4 129,7 352,7 18,8 13,4
12 SS 2 342,67 192,4 405,2 182,1 418,5 24,6 16,0
13 1/2 X SS 3 314,58 182,2 311,9 114,0 352,7 18,6 15,5
14 SS 4 339,57 189,9 306,6 194,2 458,9 25,6 15,0
15 SS 5 341,40 189,8 401,2 164,8 424,8 26,0 17,0
16 ST 1 526,98 401,2 875,6 376,2 869,5 55,0 19,5
17 ST 2 496,92 404,0 652,5 329,0 612,1 44,7 21,1
18 3/4 X ST 3 522,27 329,6 488,4 308,4 671,0 42,5 27,2
19 ST 4 460,55 310,0 641,2 302,4 716,0 38,2 21,9
20 ST 5 468,37 273,2 632,4 288,2 529,2 34,2 28,7
21 SST 1 567,49 504,3 1133,419 400,0 940,6 79,0 20,6
22 SST 2 561,63 376,9 782,9654 352,4 742,7 55,8 14,6
23 1X SST 3 537,32 365,5 785,3969 341,2 741,9 51,0 11,8
24 SST 4 580,78 496,7 1057,781 405,1 934,4 71,1 20,4
25 SST 5 564,87 295,8 747,8181 339,9 709,5 40,0 23,1
Korelasi Koefisien (r) 0,7802 0,7023 0,6589 0,7351 0,7016 0,6302

Hasil analisis menggunakan metode Bray II Truog waktu pengocokan selama 30 menit
menunjukkan nilai P tersedia lebih tinggi mampu mengekstrak P lebih besar
daripada Bray I. ini dilakukan mengikuti dibandingkan pengekstrak Mehlich 1 yang
prosedur Bray dan Kurtz (1945). Dalam ekstrak memiliki waktu pengocokan selama 5 menit.
Bray II, fluoride (F-) meningkatkan pelepasan P Selain lamanya waktu pengocokan, P-
dari Al fosfat dengan mengurangi aktivitas Al terekstraksi oleh metode ekstraksi Truog lebih
dalam larutan melalui pembentukan kompleks besar bila dibandingkan dengan P-terekstraksi
Al-F dan secara simultan menekan readsorption oleh metode ekstraksi Mehlich. Kedua metode
fosfat oleh koloid tanah (Kuo 1996), sedangkan ekstraksi ini terdiri atas asam kuat H2SO4. Ion
HCl encer melarutkan fosfat dari bentuk Ca-, fosfat yang bereaksi dengan ion H+ akan
Al- dan Fe-terikat (Sims, 2000). Hasil uji korelasi membentuk P-terekstraksi dan akan
menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) dipertahankan bentuknya oleh ion SO42-,
dengan metode Bray II terhadap serapan Sehingga Ca-P, Al-P, dan Fe-P tidak terbentuk
tanaman adalah 0,6589. Pada metode ekstraksi kembali (Leiwakabessy, 1998).

http://jtsl.ub.ac.id 324
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 321-327, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.17

35 y = 0.0333x + 3.629 35 y = 0,0336x + 7,9382


R² = 0.6087 R² = 0,4932

Serapan P Tanaman (mg tan-1)


Serapan P Tanaman (mg tan-1) 30 30
25 25
20 20
15 15
10 10
5 5
0 0
0 200 400 600 800 0 200 400 600
Ekstraksi P HCl Tanah (mg 100 g-1) Ekstraksi P Bray I Tanah (ppm)

(a) (b)
35 y = 0.0142x + 9.2291 35 y = 0.0168x + 8.0564
R² = 0.4342 R² = 0.4923
Serapan P Tanaman (mg tan-1)

Serapan P Tanaman (mg tan-1)


30 30
25 25
20 20
15 15
10 10
5 5
0 0
0 500 1000 1500 0 200 400 600 800 1000
Ekstraksi P Bray II Tanah (ppm) Ekstraksi P Troug Tanah (ppm)

(c) (d)
35 y = 0.0368x + 8.4266 35 y = 0.2022x + 9.6663
Serapan P Tanaman (mg tan-1)

R² = 0.5403 R² = 0.3971
Serapan P Tanaman (mg tan-1)

30 30
25 25
20
20
15
15 10
10 5
5 0
0 50 100
0
0 100 200 300 400 500
Ekstraksi P Mechlich Tanah (ppm) Ekstraksi P Morgan Venema Tanah
(ppm)
(e) (f)
Gambar 1. Grafik hasil uji korelasi serapan tanaman dan metode ekstraksi (a) HCl 25 % (b) Bray I
(c) Bray II (d) Truog (e) Mechlich (f) Morgan Venema.

Analisis P tanah metode Mehlich 1 dikenal mengungkapkan metode yang sangat baik untuk
sebagai “Pelarut Asam Ganda” atau “Ekstrak menguji fleksibilitas ekstraksi P tanah (Mehlich,
North Carolina”. Di Amerika Serikat, analisis P 1972; Lumbanraja et al., 2017). Mehlich-1
tanah dengan metode Mehlich 1 merupakan bekerja dengan baik dalam memprediksi P
prosedur analisis utama yang digunakan di tanaman yang tersedia di tanah asam (pH kurang
Atlantik Tengah dan Tenggara. Ekstraksi P dari 6,5) dengan kapasitas pertukaran kation
menggunakan metode Mehlich-1, rendah (CEC <10 cmol kg-1) dan kandungan
http://jtsl.ub.ac.id 325
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 321-327, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.17

bahan organik yang rendah (<5%), namun, Cu, Zn, dan Al. Hasil analisis tanah
Mehlich- 1 tidak selalu memadai dalam menunjukkan nilai konsentrasi P tersedia dalam
memprediksi P yang tersedia tanaman di tanah tanah terkecil disbandingkan dengan metode
dengan pH dan KTK yang tinggi dan akumulasi pengekstrak lainnya. Hasil analisis regresi
besi dan aluminium yang signifikan seperti pada menunjukkan koefisien korelasi terkecil yaitu
Ultisol tropis. Metode Mehlich-1, yang cocok 0,6302.
diterapkan pada tanah masam, dapat Berdasarkan Tabel 3, pengekstrak HCl
mengekstraksi P dalam bentuk dari Al-P, Fe-P 25% dan Mehlich memiliki nilai koefisien
dan Ca-P (Meetei et al., 2015). Hasil analisis uji korelasi yang tinggi (0.7802 dan 0.7351)
korelasi ekstaksi P Mehlich terhadap serapan dibandingkan yang lainnya. Metode ekstraksi
hara tanaman cabai menunjukkan koefisen HCl 25% dan Mehlich bisa digunakan sebagai
korelasi tertinggi setelah HCl 25 % yaitu sebesar pengekstrak untuk menduga dan menghitung
0,7351. Prinsip kerja metode ekstraksi dengan kebutuhan hara untuk tanaman cabai pada tanah
morgan venema adalah kelarutan hara pada pH Inceptisol Subang. Kartika dan Susila (2008)
4,8. Pelarut ammonium asetat 4,8 digunakan menyatakan bahwa metode P ekstraksi Mehlich
untuk mendekati pH sekitar perakaran. Pelarut I cukup ekonomis dan memerlukan biaya yang
morgan venema juga digunakan untuk relatif murah dalam uji P tanah dibandingkan
mengekstrak nutrisi tersedia seperti K, Fe, Mn, dengan metode lainnya.

Tabel 3. Korelasi antara P teresktrak dari berbagai metode ekstraksi dan serapan tanaman cabai pada
tanah Inceptisol Subang.
Metoda ekstraksi Persamaan linier Koefisien korelasi (r2)
HCl 25% y = 0,0333x + 3,629 0,7802
Bray I y = 0,0336x + 7,9382 0,7023
Bray II y = 0,0142x + 9,2291 0,6589
Mechlich y = 0,0368x + 8,4266 0,7351
Troug y = 0,0168x + 8,0564 0,7016
Morgan Venema y = 0,2022x + 9,6663 0,6302

Kesimpulan Zat Pengatur Tumbuh. Tesis Program Studi Ilmu


Tanaman. Pascasarjana Universitas Brawijaya.
Nilai koefisien korelasi tertinggi, yaitu 0.7802 Malang.
terdapat pada pengekstrak HCl 25%. Hilman, Y., Sutapradja, H., Rosliani, R. dan Suryono,
Pengekstrak HCl 25% dan Mehlich I merupakan Y. 2008. Status hara fosfor dan kalium di sentra
metode terbaik untuk mengekstrak P tanah dan sayuran dataran rendah. Jurnal Hortikultura
menduga kebutuhan pupuk P dalam budidaya 18(1):27-37.
cabai di tanah Inceptisol Subang. Horta, M.C. and Torrent, J. 2007. The Olsen P
method as an agronomic and environmental test
for predicting phosphate release from acid soils.
Daftar Pustaka Nutrient Cycling in Agroecosystemss 77: 283-92.
Izhar, L., Susila, A.D., Purwoko, B.S., Sutandi, A. and
Amisnaipa, S.A.D., Susanto, S. dan Nursyamsi, D. Mangku, I.W. 2012. Penentuan metode terbaik
2014. Penentuan metode ekstraksi P tanah uji fosfor untuk tanaman tomat pada tanah
Inceptisols untuk tanaman cabai (Capsicum Inceptisol. Jurnal Hortikultura 22(2): 138-146.
annuum L.). Jurnal Hortikultura 24(1):42-48 Kartika, J.G. and Susila, A.D. 2008, Phosphorus
Buckman, H.O. dan Brady, N.C. 1982. Ilmu Tanah. correlation study for vegetable grown in the
Bhratara Karya Aksara. Jakarta. 788 hal. Ultisols-Nanggung, Bogor, Indonesia, working
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademik paper No. 7-8 in sustainable agriculture and
Pressindo. Jakarta. natural resource management collaborative
Haryatini, B.A dan Santoso, M. 2000. Pertumbuhan research support program (SANREM CRSP).
dan Hasil Cabai Merah (Capsicum annum) Pada SANREM-TMPGES Publication.
Andisol yangDiberi Mikoriza, Pupuk Fosfor dan

http://jtsl.ub.ac.id 326
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 321-327, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.17

Kasno, A., Setyorini, D. dan Tuberkih, E. 2006. Pusdatin Kementan 2015. Kinerja Kementerian
Pengaruh pemupukan fosfat terhadap Pertanian Republik Indonesia tahun 2015.
produktivitas tanah Inceptisol dan Ultisol. Jurnal Silvia, M., Susanti, H., Samharinto, dan Noor, G.M.S.
Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 8(2): 91 – 98. 2016. Produksi tanaman cabe rawit (Capsicum
Kuo, S. 1996. Phosphorus. In: Bartels J.M., Bigham frutescent L.) di tanah Ultisol menggunakan
J.M. (eds): Methods of Soil Analysis, 3. Chemical bokashi sampah organik rumah tangga dan NPK.
Methods. Madison, Soil Science Society of EnviroScienteae 12( 1): 22-27.
America, 869–919. Sims, J.T. 2000. Soil test phosphorus: Bray and Kurtz
Leiwakabessy, F.M. 1998. Kesuburan Tanah. P-1. In: Pierzynski G. (ed.): Methods of
Pertanian IPB. Bogor. Phosphorus Analysis for Soils, Sediments,
Lumbanraja, J., Mulyani, S., Utomo, M. and Sarno. Residuals, and Waters. Raleigh, North Carolina
2017. Phosphorus extraction from soil State University, 13–14.
constituents using Bray P-1, Mehlich-1 and Olsen Susila, A.D. 2002. Rekomendasi pemupukan.
solutions. Journal of Tropical Soils 22(2):67-76. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas
Mehlich A. 1972. Uniformity of expressing soil Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
testresults. A case for calculating results on a Susila, A.D., Kartika, J.G., Prasetio, T. dan Palada,
volume. Communication in Soil Science and M.P. 2010. Fertilizer recommendation:
Plant Analysis 3: 417-424. correlation and calibration study of soil p test for
Meetei, W.H., Athokpam, H.S., Singh, R.K., Waham, yardlong bean (Vigna unguilata L.) on Ultisols in
L., Chongtham, N., Devi, K.N., Singh, N.B., Nanggung-Bogor. Jurnal Agronomi Indonesia
Singh, K.L. and Singh, N.J. 2015. Evaluation of 38(3): 225-231.
some soil test methods for available phosphorus Syafruddin. 2008. Rekomendasi pemupukan P untuk
for soybean of Imphal East district, Manipur tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah
(India). African Journal of Agricultural Research Inceptisol menggunakan pendekatan uji tanah.
10(8): 767-771. Jurnal Tanah Tropika 13(2): 95-102
Murtilaksono, K. dan Anwar, S. 2014. Potensi, Umaternate, G.R., Abidjulu, J. dan Wuntu, A.D.
kendala, dan strategi pemanfaatan lahan kering 2014. Uji metode Olsen dan Bray dalam
dan kering masam untuk pertanian (padi, jagung, menganalisis kandungan fosfat tersedia pada
kedele), peternakan, dan perkebunan dengan tanah sawah di Desa Konarom Barat Kecamatan
menggunakan teknologi tepat guna dan spesifik Dumoga Utara. Jurnal Mipa Unsrat Online 3(1):
lokasi. Palembang. seminar nasional lahan 6-10.
suboptimal. Pusat Unggulan Riset Wuenscher, R., Unterfrauner, H., Peticzka, R. and
Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Zehetner, F. 2015. A comparison of 14 soil
Universitas Sriwijaya, Palembang, 26-27 phosphorus extraction methods applied to 50
September 2014. agricultural soils from Central Europe. Plant, Soil
Nursyamsi, D. dan Fajri. 2005. Penelitian korelasi uji and Environment 61(2): 86–96.
tanah hara phosphorus di tanah Andisol untuk
kedelai (Glycine max L.). Jurnal Tanah dan
Lingkungan 5(2): 27-37.

http://jtsl.ub.ac.id 327
halaman ini sengaja dikosongkan

http://jtsl.ub.ac.id 328

You might also like