Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Instrumen Pengkajian Spiritual Care Pasien Dalam Pelayanan Paliatif: Literature Review

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

E-ISSN - 2477-6521

Vol 5(3) Oktober 2020 (539-549)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

INSTRUMEN PENGKAJIAN SPIRITUAL CARE PASIEN DALAM


PELAYANAN PALIATIF: LITERATURE REVIEW
Yodang Yodang1*), Nuridah Nuridah2)
1*)
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sembilanbelas November Kolaka, Jl. Pemuda, Tahoa, Kolaka,
Sulawesi Tenggara
*
Email korespondensi: yodang.usnkolaka@gmail.com

Submitted :14-01-2020, Reviewed:04-02-2020, Accepted:13-02-2020


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v5i3.4977

Abstract
Spiritual services for patients in health care services are important. Spiritual care is one of the basic
domains in the efforts of quality palliative care services. Its began when hospice services were developed
into palliative services. Palliative care is a form of service aimed at patients suffering from advanced-
stage of chronic disease both in life-threatening and life-limiting conditions, and in the patient's family
and preparing patients near death to die with dignity. Palliative care is also a service that focuses on
efforts to improve the quality of life of patients and families through comprehensive care that includes
bio-psycho-social-cultural and spiritual. The purpose of this review literature is to identify spiritual
assessment instruments for palliative patients. This review literature reviews scientific articles through
searches in several journal databases such as CINAHL, Google Scholar, Proquest, PUBMED, and
Science Direct. Some spiritual assessment methods that can be used in palliative patients are the FICA,
FAITH, SPIRIT, ETHNIC (S), HOPE, and Ars Moriendi Model methods. Based on this review literature
it can be concluded that the provision of spiritual care services is an important aspect of nursing,
especially in palliative care services. The use of instruments for assessing the patient's spiritual is very
helpful in exploring the value of the patient's faith and beliefs about life in a healthy and sick range.

Keywords: Instrument; Spiritual Assessment; Palliative Care

Abstrak
Pelayanan spiritual pada pasien dilayanan kesehatan merupakan hal penting. Perawatan spiritual
merupakan salah satu domain dasar dalam upaya pelayanan perawatan paliatif yang berkualitas. Hal
tersebut dimulai sejak pelayanan hospis dikembangkan menjadi pelayanan paliatif. Perawatan paliatif
merupakan suatu bentuk pelayanan yang ditujukan pada pasien yang menderita penyakit kronis stadium
lanjut baik sifatnya mengancam jiwa maupun yang membatasi kehidupan, dan pada keluarga pasien
serta mempersiapkan pasien menjelang kematian sehingga meninggal secara bermartabat. Perawatan
paliatif juga merupakan suatu layanan yang berfokus pada upaya peningkatan kualitas hidup pasien dan
keluarga melalui perawatan komprehensif yang mencakup bio-psiko-sosial-budaya dan spiritual. Tujuan
literatur review ini untuk mengidentifikasi instrumen pengkajian spiritual pada pasien paliatif. Literatur
review ini menelaah artikel ilmiah melalui penelusuran di beberapa jurnal basis seperti CINAHL, Google
Scholar, Proquest, PUBMED, dan Science Direct. Beberapa metode pengkajian spiritual yang dapat
digunakan pada pasien paliatif yaitu metode FICA, FAITH, SPIRIT, ETHNIC(S), HOPE, dan Ars
Moriendi Model. Berdasarkan literatur review ini dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan
perawatan spiritual merupakan aspek penting dalam keperawatan terutama di pelayanan perawatan
paliatif. Penggunaan instrumen pengkajian terkait spiritual pasien sangat membantu dalam
mengeksplorasi nilai keyakinan dan kepercayaan pasien baik mengenai kehidupannya dalam rentang
sehat dan sakitnya.

Kata Kunci : Instrumen; Pengkajian Spiritual; Perawatan Paliatif

LLDIKTI Wilayah X 539


Yodang Dan Nuridah et. all | Instrumen Pengkajian Spiritual Care Pasien Dalam Pelayanan Paliatif: Literature
Review
(539-549)

PENDAHULUAN (Selman, Young, Vermandere, Stirling &


Perawatan spiritual merupakan salah Leget, 2014).
satu domain dasar dalam upaya pelayanan Spiritualitas di definisikan sebagai aspek
perawatan paliatif yang berkualitas sebagai dari kemanusiaan yang mana hal tersebut
mana yang telah dinyatakan dalam the merujuk pada cara seseorang mencari dan
National Consensus Project for Quality mengekspresikan makna, tujuan atau
Palliative Care (NCP) dan the National maksud, dan cara pengalaman mereka yang
Quality Forum pada tahun 2009 (Otis- mana semua hal tersebut saling berhubungan
Green, Ferrell, Borneman, Puchalski, Uman, pada waktu atau kejadian, pada diri sendiri,
& Garcia, 2012). Lebih lanjut melalui NCP pada yang lainnya, pada alam, pada orang
dijelaskan bahwa spiritualitas hendaknya terdekat, maupun pada yang kuasa
menjadi bagian dari sistem pelayanan di (Puchalski, 2013). Definisi ini menggaris
fasiltas kesehatan dan membuat bawahi tentang universalitas dari
rekomendasi yang lebih spesifik secara spiritualitas itu sendiri, yang mana semua
klinis untuk meningkatkan kualitas orang mencari makna dan tujuan hidupnya
pelayanan perawatan spiritual di unit di dalam kehidupan mereka.
perawatan paliatif. Sejak dimulainya Spiritual distress, termasuk ketidak
pelayanan hospis yang kemudian bermaknaan dalam hidup atau keputusasaan
dikembangkan menjadi pelayanan paliatif, sering terjadi pada pasien dengan penyakit
spiritualitas telah diperkenalkan sebagai yang semakin parah atau stadium lanjut
elemen dasar dalam perawatan paliatif dengan kondisi kualitas hidup yang semakin
(Puchalski, 2013). jelek, keputusasaan menjelang akhir hayat,
Perawatan paliatif yang merupakan atau ketidak puasan dengan pelayanan yang
sebuah disiplin yang dikhususkan untuk diberikan (Selman, Young, Vermandere,
menyediakan perawatan secara holistik pada Stirling & Leget, 2014). Hal serupa juga
pasien dengan penyakit stadium lanjut, dan dikemukakan oleh Wynne (2013) bahwa
penyakit yang mengancam jiwa (Penderell spiritual distress diketahui terjadi sebagai
& Brazil, 2010). Sebagaimana diketahui akibat dari proses recovery atau pemulihan
bahwa perawatan paliatif merupakan yang lambat, kurangnya penerimaan pasien
pelayanan yang berupaya untuk memberikan terhadap kondisi sakitnya, dan kualitas
kualitas hidup yang terbaik pada pasien hidup yang semakin menurun, serta
dalam menghadapi kematian. Sehingga meningkatkan masa hospitalisasi.
penting adanya untuk memberikan Trend dan isu tentang spiritualitas dan
perawatan yang komprehensif, tidak hanya agama dalam perawatan paliatif meningkat
fisik, emosional, psikologis, namun juga sejak tahun 1990 (Flannelly, 2012). Hal ini
memberikan pelayanan untuk kebutuhan di buktikan dari hasil penulusuran artikel
spiritual pasien. Olehnya itu, maka penting yang telah di publikasi dimana tema
adanya seorang praktisi kesehatan spiritualitas dan agama sangat banyak di
mengetahui akan pentingnya peran temukan pada artikel tentang perawatan
spiritualitas terhadap pasin dan keluarganya. paliatif dibandingkan dengan disiplin lain
Sekalipun WHO telah menyatakan bahwa dalam dunia kedokteran (Yodang, 2018).
perawatan spiritual merupakan bagian dari Spiritualitas merujuk pada aspek
komponen perawatan paliatif, namun hal ini filosofis, keagamaan, spiritual dan
sering terabaikan dalam tatanan klinis existensial. Worthington (2009, dalam
Nelson-Becker, Ai, Hopp, McCormick,

LLDIKTI Wilayah X 540


Yodang Dan Nuridah et. all | Instrumen Pengkajian Spiritual Care Pasien Dalam Pelayanan Paliatif: Literature
Review
(539-549)

Schlueter & Camp, 2015) menyatakan Spiritualitas di nilai sebagai salah satu
bahwa ada beberapa perbedaan dimensi dimensi yang penting untuk menilai kualitas
spiritualitas di dunia ini, hal ini didasarkan hidup sekaligus kualitas kondisi menjelang
pada perbedaan prinsip keimanan dari kematian. Saat ini peran agama dan
agama itu sendiri. Akibat dari adanya spiritualitas semakin di sadari terutama
keberagaman dalam cara pandang maka dalam kondisi menjelang akhir hayat
sebagai praktisi kesehatan penting adanya (Yodang, 2018).
untuk memiliki sikap terbuka terhadap Keperawatan telah mengembangkan
berbagai macam keyakinan pasien baik sebuah model pengkajian yang didasarkan
secara agama maupun spiritualitas. pada suatu kondisi meningkatnya level
Agama sering di bedakan dengan ancaman terhadap spiritual dengan
spiritualitas, dimana agama merupakan menggunakan kategori perilaku.
manifesati perilaku dari keyakinan atau nilai Pengukuran kriteria hasil terkait spiritual
agama dan sosial, yang saling berhubungan merupakan hal yang sangat dasar baik dalam
dan dipersatukan oleh suatu keyakinan dan praktek klinik maupun dalam penelitian
iman (Nelson-Becker, Ai, Hopp, (Selman, Harding, Gysels, Speck &
McCormick, Schlueter & Camp, 2015). Higginson, 2011). Tool untuk mengukur
Akan tetapi dalam studi gerontology dan kriteria hasil yang mana perannya telah di
geriatric, konsep agama lebih diorientasikan kenal dalam melakukan skrining terhadap
secara organisasi berupa sistem kepercayaan distress spiritual dan sekaligus untuk
dan keyakinan, praktek dan ritual yang mana mengidentifikasi apakah pasien
akan menghubungkan seseorang ke kondisi membutuhkan dukungan selama masa
realitas dan ke orang lain. Sehingga agama perawatan.
memiliki makna yang lebih luas berupa Pengkajian spiritualitas dalam setting
pengalaman dan kode etik bersama dan di paliatif merupakan isu utama dalam berbagai
sampaikan ke orang lain dari waktu ke budaya (Benito et al, 2014). Spiritual telah
waktu. di identifikasi sebagai sumber yang penting
Religiusitas didefinisikan sebagai sebuah untuk seseorang, yang mana dengan spiritual
perangkat kepercayaan yang merujuk pada tersebut dapat membantu seseorang
aktifitas yang didasarkan atas keyakinan dan mengatasi berbagai distress disaat
keimanan baik yang dilakukan dengan kasat mengalami dan menderita sakit.
mata maupun sesuatu yang tak kasat mata Tujuan literature review ini untuk
(Bjarnason, 2012). Lebih lanjut Bjarnason menelusuri instrument pengkajian mengenai
(2012) menjelaskan bahwa religiusitas spiritual care pada pasien paliatif yang telah
merupakan hal yang terpenting yang mana di kembangkan dan digunakan pada setting
memiliki tiga fokus utama yaitu sebagai alat palliatif.
untuk mengidentifikasi afiliasi seseorang
METODE PENELITIAN
terhadap suatu agama atau keyakinan, untuk
mengidentifikasi praktek keagamaan Penelitian ini menggunakan metode
seseorang termasuk kegiatan ibadah, dan review literatur. Sumber data dalam
kepercayaan terhadap agama yang di penelitian ini menggunakan data sekunder
anutnya. Yang mana dengannya seseorang berupa hasil penelitian yang telah
dapat menunjukkan derajat seberapa dipublikasi yang didapatkan melalui jurnal
pentingnya suatu agama dalam basis data secara elektronik. Pada
kehidupannya, atau hubungannya dengan penelusuran artikel beberapa jurnal basis
kekuatan yang maha dahsyat. data yang digunakan seperti CINAHL,
Google Scholar, Proquest, PUBMED, dan

LLDIKTI Wilayah X 541


Yodang Dan Nuridah et. all | Instrumen Pengkajian Spiritual Care Pasien Dalam Pelayanan Paliatif: Literature
Review
(539-549)

Science Direct. Kata kunci yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN


dalam penelusuran yaitu Spiritual Care, Berdasarkan kriteria inklusi diatas maka
Spiritual, Palliative Care, End of Life Care, artikel yang terseleksi dan selanjutnya di
Hospice Care, Assessment, Measurement, telaah untuk menetapkan model atau jenis
Instrument, dan Tools. pengkajian yang di terapkan dalam
Berdasarkan penulusuran dengan perawatan spiritual.
menggunakan kata kunci yang diatas pada Sekitar 15 jenis instrumen atau model
beberapa basis data jurnal maka di temukan pengkajian perawatan spiritual yang dapat di
sekitar 77 artikel yang membahas mengenai terapkan pada pasien dalam konteks klinis
pengkajian spiritual. Lalu dilakukan proses yaitu; SPIRIT; FICA; ETHNIC(S); HOPE;
skirining 2 artikel dikeluarkan dengan alasan the Spiritual Health and Life-Orientation
duplikasi. Selanjutnya 75 artikel di periksa Measure (SHALOM); the Functional
secara seksama lalu dikeluarkan dengan Assessment of Chronic Illness Therapy–
beberapa pertimbangan yaitu: penkajian Spiritual Well-Being Scale (FACIT–Sp); the
fokus pada relawan (6 artikel), fokus pada JAREL Spiritual Well-Being Scale; a Linear
pengalaman perawat dalam melakukan Analogue Self-Assessment (LASA) item for
pengkajian (13 artikel), pengkajian spiritual spiritual well-being; the Peace, Equanimity,
pada pasien non paliatif (14 artikel), and Acceptance in the Cancer Experience
pengkajian fokus pada kualitas hidup (9 (PEACE) Scale; the Self-Transcendence
artikel), pengkajian yang fokus pada Scale (STS); the Spirit 8; the Spiritual
keluarga pasien (5 artikel), pengkajian yang Health Inventory (SHI); the Spiritual
fokus pada kompetensi perawat dalam Perspective Scale (SPS); the Spirituality
melakukan pengkajian spiritual (9 artikel) Transcendence Measure (STM); dan the
pengkajian yang fokus pada praktisi paliatif Spiritual Well-Being Scale (SWBS).
(7 artikel), sehingga total artikel yang Riwayat spiritual dan pengkajian
dikeluarkan sekitar 63. spiritual harus di lakukan pada setiap pasien
12 Artikel yang terpilih untuk di baru dan dapat dilakukan secara berkala
gunakan dalam penelitian data sekunder pada pasien kunjungan berulang. Riwayat
melalui artikel review ini yang memenuhi spiritual menggambarkan peran agama dan
kriteria inklusi sebagimana yang telah spiritualitas terhadap kemampuan pasien
ditetapkan, yaitu: untuk mengatasi penyakitnya. Hubungan
terhadap komunitas keagamaan dan
1. Instrumen pengkajian yang fokus pada spiritualitas merupakan hal yang sangat
perawatan spiritual atau spiritual care. penting pada beberapa individu, sehingga
2. Pengembangan instrumen terkait pasien mendapat bantuan terutama pasien
perawatan spiritual pada pasien. yang tinggal seorang diri atau dukungan
3. Instrumen yang telah di uji baik viliditas keluarga yang kurang. Kelompok
dan reliabilitas di beberapa negara. keagamaan tersebut dapat melayani dan
4. Dalam bentuk fulltext memberikan bantuan terhadap pasien. Studi
5. Melalui proses peer-reviewed literatur ini mengidentifikasi 6 model
6. Menggunakan bahasa Inggris atau pengkajian spiritual yang lazim digunakan di
bahasa Indonesia. setting perawatan paliatif yaitu FICA,
7. Dipublikasi dalam 10 tahun terakhir FAITH, SPIRIT, HOPE, ETHNIC(S), dan
yaitu dari tahun 2009 hingga September Ars Morendi Model.
2019.
Metode FICA

LLDIKTI Wilayah X 542


Yodang Dan Nuridah et. all | Instrumen Pengkajian Spiritual Care Pasien Dalam Pelayanan Paliatif: Literature
Review
(539-549)

Pengkajian terkait riwayat spiritual bagian dari suatu komunitas


pasien dapat menggunakan metode FICA keagamaan atau spiritual”.
yang diperkenalkan oleh Puchalski (1998  A merujuk pada Addressing
dalam Matzo & Sherman, 2010). FICA spiritual concerns yang bermakna
merupakan singkatan dari faith, influence, cara mengatasi isu-isu spiritual yang
community, dan addressing spiritual dialami oleh pasien. Hal ini dapat
concerns. Pegkajian ini telah digunakan di digambarkan dengan pertanyaan
beberapa negara seperti Amerika Serikat, berupa “apakah anda menginginkan
Belgia, Inggris, Belanda, dan Brazil seseorang yang dapat membantu
(Lucchetti, Bassi & Lucchetti, 2013). mengatasi masalah atau isu-isu
Secara detail pengkajian metode FICA terkait spiritual yang anda hadapi”
adalah sebagai berikut; Pengakajian metode FICA saat ini
dalam proses telaah ulang melalui berbagai
 F merujuk pada Faith, belief, dan penelitian terkait efektifitas dalam
Meaning yaitu keyakinan, penggunaannya. Sehingga metode ini
kepercayaan dan makna hidup. Hal merupakan instrumen pengkajian spiritual
ini dapat diidentifikasi melalui yang paling banyak di teliti dalam konteks
pertanyaan “apa keyakinan atau klinis (Lydon-Lam, 2012). Berdasarkan
kepercayaan yang anda anut”. Disini penelitian kualitatif pada sekelompok dokter
keyakinan dapat merujuk pada di Belgia menemukan bahwa metode FICA
afiliasi terhadap agama. “Apakah merupakan instrument yang sangat
anda menilai bahwa anda orang yang terstruktur, sangat religious, membatasi
memiliki spiritualitas”, atau “apakah spontanitas, dan tidak ditulis dalam bahasa
anda menilai bahwa anda orang yang percakapan (Vermandere et al, 2013).
agamis/rohanis”. “apa yang anda Beberapa kelebihan pengkajian FICA
yakini yang mana dapat memberi yaitu mudah diingat, telah tervalidasi
makna dalam hidup anda”. terkhusus aplikasi spiritual dalam klinis,
 I merujuk pada Importance and pertanyaan lebih singkat, dapat menstimulasi
Influence yang bermakna hal percakapan tentang spiritual, dapat
terpenting atau yang mempengaruhi. memperjelas harapan pasien terkait
Hal ini dapat ditelusuri dengan kebutuhan spiritual pasien. Sedangkan
mengajukan pertanyaan berupa kelemahan dari metode FICA yaitu
“apakah keyakinan dan kepercayaan pertanyaan yang langsung spesifik pada
itu penting dalam kehidupan anda”, keyakinan pasieng sehingga dapat
“bagaimana keyakinan atau agama menimbulkan ketidaknyamanan,
anda mempengaruhi keputusan anda kemungkinan terjadi kesalahan dalam
terkait pengobatan anda”. interpretasi makna spiritual, pengkajian
“Bagaimana keyanakinan anda menjadi kaku karena pertanyaan yang
mempengaruhi perilaku anda terkait terstruktur karena tidak ditulis dalam bahasa
kondisi sakit yang anda alami, percakapan (Vermandere et al, 2013),
 C merujuk pada Community yang beberapa pertanyaan sulit dipahami,
bermakna komunitas atau pertanyaan tidak dapat mengeksplorasi
sekumpulan orang yang memiliki kondisi menjelang akhir hayat pasien
karakteristik yang hamper sama. Hal (Blaber, Jone & Willis, 2015).
ini dapat dinilai dengan mengajukan
Metode FAITH
pertanyaan “apakah anda merupakan

LLDIKTI Wilayah X 543


Yodang Dan Nuridah et. all | Instrumen Pengkajian Spiritual Care Pasien Dalam Pelayanan Paliatif: Literature
Review
(539-549)

Metode FAITH merupakan intrumen anda derita mempengaruhi keyakinan


pengkajian yang sederhana dan memiliki dan kepercayaan anda, apakah
kerangka kerja berfokus pada pasien keyakinan atau kepercayaan anda
sehingga dapat diaplikasikan oleh tenaga mempengaruhi terhadap keputusan
kesehatan professional dan juga mahasiswa anda terkait pengobatan dan hal
praktek klinis (Neely & Minford, 2009). tersebut dapat membantu anda bila
Metode ini telah di implementasi di layanan kami mengetahuinya.
paliatif maupun hospice di beberapa Negara
 T: Talk/terminal events planning
seperti Inggris, Belanda, Amerika Serikat,
Australia. FAITH merupakan singkatan dari Apakah anda memiliki seseorang
5 elemen penting terkait spiritual pasien, yang anda dapat percaya untuk
yang mana pertanyaan yang dapat diajukan berbicara tentang spiritual anda,
berkenaan elemen tersebut adalah: apakah anda membutuhkan
pelayanan khusus bila dalam kondisi
 F: Faith/spiritual beliefs menjelang akhir hayat.
Apakah ada kepercayaan, keyakinan
 H: Help
atau keagamaan khusus yang dianut
oleh pasien, apa yang dapat anda Apakah kami dapat membantu anda
maknai dengan kehidupan anda, apa atau anda membutuhkan bantuan dari
saja yang dapat membantu mengatasi tenaga kesehatan lainnya, apakah
atau mengendalikan saat terjadi anda membutuhkan bantuan atau
stress atau sakit. pertolongan untuk melakukan
ibadah, apakah anda membutuhkan
 A: Application rohaniawan, apakah anda ingin
Dengan cara apa anda mendiskusikan masalah spiritual
mempraktekkan atau anda pada tenaga kesehatan (Blaber,
mengaplikasikan keyakinan atau Jone & Willis, 2015).
kepercayaan anda dalam kehidupan Kelebihan pengkajian spiritual metode
sehari-hari, apakah anda menjadi FAITH yaitu mudah diingat dan domain
bagian dari kelompok atau jamaah kuesioner sudah mencakup spiritualitas,
tertentu, apakah beribadah, berdoa makna, kelompok keagamaan, keterkaitan
atau meditasi merupakan hal yang dan agama yang di yakini, instrument ini
penting bagi anda. juga mengeksplorasi aktivitas spiritual
 I: Influence/importance of faith in seperti ibadah, mempertemukan spiritualitas
life, in this illness and on healthcare dan kesehatan, instrument ini juga
decisions. memfasilitasi terkait kondisi akhir hayat
pasien, termasuk perencanaan perawatah
Bagaimana keyakinan dan
tahap lanjut, adanya pelibatan rohaniawan
kepercayaan spiritual anda
dalam pelayanan spiritual. Sedangkan
mempengaruhi kehidupan anda,
kekurangan instrument metode FAITH
apakah hal tersebut penting bagi
yaitu; instrument ini belum tervalidasi secara
anda, bagaimana keyakinan dan
universal, membutuhkan waktu yang lama
kepercayaan spiritual anda
untuk menyelesaikan pengkajian, instrument
mempengaruhi anda dalam kondisi
ini tidak mencakup semua elemen penting
sakit, apakah hal tersebut
dalam konteks spiritual seperti harapan dan
mempengaruhi atau merubah sikap
penerimaan akan kematian, kuesioner
dan perilaku anda, apakah sakit yang

LLDIKTI Wilayah X 544


Yodang Dan Nuridah et. all | Instrumen Pengkajian Spiritual Care Pasien Dalam Pelayanan Paliatif: Literature
Review
(539-549)

terkesan kaku dan tidak padat (Blaber, Jone  I, Implication for medical care
& Willis, 2015). yang dapat berarti dampak terhadap
perawatan dan pengobatan.
 T, Terminal events planning yang
dapat berarti perencanaan mengenai
Metode SPIRIT kejadian yang akan atau
Metode SPIRIT merupakan model kemungkinan terjadi dimasa-masa
pengkajian spiritual yang diperkenalkan oleh menjelang akhir kehidupan. hal
Highfield (2000 dalam Matzo & Sherman, tersebut dapat mencakup seperti
2010). Dalam aplikasi klinis di setting dampak dari keyakinan pasien
paliatif metode pengkajian ini telah mengenai perencaan tingkat lanjut
diimplementasi di Amerika Serikat, Inggris, seperti pengambilan keputusan disaat
Australia, Belanda dan Jerman. Secara detail pasien tidak mampu secara mandiri
metode ini dijelaskan sebagai berikut; membuat keputusan, donasi organ
tubuh, dan bagaimana menghubungi
 S, Spiritual belief system yang tenaga rohaniawan (Yenurajalingam
bermakna system kepercayaan & Bruera, 2016).
spiritual dalam hal ini juga dapat
merujuk pada afiliasi keagamaan Kelebihan pengkajian metode SPIRIT
seseorang yaitu; pertanyaan dapat mudah diingat
sehingga pertanyaan dapat mengalir secara
 P, Personal spirituality yang alamiah, membedakan antara agama dan
bermakna spiritualitas individu. keyakinan, komunitas keagamaan
spiritualitas individu tersebut dapat dieksplorasi termasuk hubungan dan
mencakup kepercayaan dan praktek kedekatan menjelang akhir hayat, instrument
dari suatu afiliasi keagamaan yang juga focus pada hubungan spiritual dan
mana pasien dan keluarga terima dan kesehatan termasuk bagaimana petigas
jalankan. kesehatan peduli terhadap agama dan
 I, Integration with a spiritual keyakinan pasien dalam mengendalikan
community yang bermakna integrasi kondisi sakitnya, memfasilitasi pasien untuk
dengan sebuah komunitas spiritual. mendiskusikan rencana Perawatan tahap
hal tersebut dapat mencakup peran lanjut termasuk penolakan suatu tindakan
kelompok agama/spiritual, peran terutama saat kondisi menjelang akhir hayat.
individu dalam suatu kelompok. Sedang kekurangan dari pengkajian
 R, Ritualised practices and ini yaitu; instrument ini belum diuji validitas
restrictions yang bermakna praktek secara luas, potensi bias dalam pengkajian
ritual yang dijalankan dan mengingat pertanyaan focus pada agama dan
pantangan-pantangan yang diyakini. kepercayaan namun mengabaikan beberapa
Hal ini juga termasuk hal-hal seperti hal penting yang berkenaan spiritual,
kepercayaan yang dianut oleh pasien membutuhkan waktu yang panjang sehingga
yang mana tenaga professional sulit untuk digunakan sebagai pengkajian
kesehatan harus memfasilitasinya awal (Blaber, Jone & Willis, 2015).
selama masa perawatan. Metode ETHNIC(S)
Metode ETHNIC(S) dikembangkan
oleh Kobilarz dkk pada tahun 2002

LLDIKTI Wilayah X 545


Yodang Dan Nuridah et. all | Instrumen Pengkajian Spiritual Care Pasien Dalam Pelayanan Paliatif: Literature
Review
(539-549)

(Timmins & Caldeira, 2017). Metode ini pengkajian ini yaitu; sanagt sesuai untuk
sudah di perkenalkan di Amerika Serikat, pasien lanjut usia di setting gerontik,
Brazil, dan Inggris. Pengkajian metode menjawab dukungan spiritual, memberi
ETHNIC(S) diperuntukkan tenaga kesehatan kesempatan untuk mendiskusikan isu terkait
professional di bidang gerontik, dan spiritual. Sedangkan kekurangannya yaitu;
sasarannya untuk pasien kategori lanjut usia. pengkajian ini tidak menjawab beberapa
Ethnic(s) merupakan singkatan dari: aspek penting seperti kejadian menjelang
akhir hayat, praktek pengobatan tidak
 Explanation
diijinkan, dan belum tervalidasi secara
Pada explaination pasien akan universal.
diminta untuk menjelaskan terkait
Metode HOPE
kondisi sakitnya maupun terkait
spiritualnya. Pertanyaan yang Metode HOPE merupakan model pengkajian
diajukan dapat berupa “mengapa spiritual yang dikembangkan oleh
anda berpikir bahwa anda memiliki Anandarajah dan Hight tahun 2001
masalah terkait kesehatan”. (Timmins & Caldeira, 2017). Metode HOPE
telah diimplementasikan di beberapa negara
 Treatment seperti Amerika Serikat, Metode pengkajian
Apa yang anda sudah lakukan untuk HOPE terdiri 4 elemen pertanyaan yang
mengatasi masalah kesehatan anda? mencakup seperti:
 Healers  H: Source of Hope, Strength,
Apakah kondisi anda dapat terbantu comfort, meaning, peace, love and
dengan bantuan spiritual yang anda connection.
lakukan? Terkait sumber harapan ada beberapa
item yang memiliki peran dan
 Negotiate
hubungan dengan harapan yaitu
Bagaimana hal yang terbaik yang kekuatan, kenyamanan, makna,
dapat membantu mengatasi masalah kedamaian, cinta, dan hubungan.
atau kondisi anda?
 O: the role of organised religion for
 Intervention patients
Apakah tindakan (terkait spiritual) Bagaiman peran keagamaan yang
tersebut dapat dilakukan? disediakan untuk pasien, seperti
ketersediaan sarana ibadah,
 Collaborate
ketersediaan tempat yang nyaman
Bagaimana kita dapat bekerja untuk beribadah, ketersedian waktu
bersama untuk mengatasi masalah yang cukup untuk beribadah.
yang anda hadapi?
 P: Personal spirituality and practices
 Spirituality
Menelusuri mengenai praktek
Bagaimana peran agama, keyakinan, keagamaan termasuk ritual yang
atau kepercayaan dapat membantu rutin dilakukan secara personal.
mengatasi masalah yang anda
hadapi?  E: Effect on medical care and end-
of-life decisions
Metode ETHNIC(S) terdiri dari 7
dimensi dan 14 pertanyaan. Kelebihan

LLDIKTI Wilayah X 546


Yodang Dan Nuridah et. all | Instrumen Pengkajian Spiritual Care Pasien Dalam Pelayanan Paliatif: Literature
Review
(539-549)

Memahami pandangan maupun apakah anda saat meninggalkan


pendapat pasien mengenai efek dunia ini sudah sesuai dengan
tindakan medis atau proses harapan anda
pengobatan terhadap kondisinya,
 Doing – undergoing
serta pengambilan keputusan terkait
kematiannya. Bagaiman anda mempertahankannya,
apakah anda menginginkan kami
Kebelihan pengkajian metode HOPE
untuk melakukan sesuatu untuk anda.
yaitu; mudah diingat, penamaan bersifat
universal, pernyataan untuk mencairkan  Holding on – letting go
suasana di awal pengkajian, mampu Apakah yang menjadikan anda lebih
mengeksplorasi keyakinan yang bersifat kuat/tegar, siapa/apa yang
formal dan non-formal, mencakup praktek menginspirasi anda, siapa yang anda
keagamaan yang lebih luas, focus pada isu ingin pertahankan untuk bersama
terkait akhir hayat. Sedangkan anda, siapkah anda meninggalkan
kekurangannya adalah instrument belum kehidupan ini.
tervalidasi secara luas, bias terhadap budaya
karena lebih mengarah pada budaya barat,  Forgiving – forgetting
membutuhkan banyak waktu karena terdiri Jika anda melihat kebelakang/kisah
dari 20 pertanyaan yang akan diajukan pada hidup anda, apa yang anda rasakan.
pasien (Blaber, Jone & Willis, 2015). Adakah sesuatu hal yang penting
The Ars Moriendi Model untuk anda sampaikan atau
diskusikan.
Metode pengkajian spiritual untuk
pasien paliatif yang dikembangkan oleh  Knowing – believing
Carlo Leget tahun 2003 dikenal dengan Apa makna kematian menurut anda.
istilah the Ars Moriendi Model (AMM). Apakah anda merasakan adanya
Pengkajian ini merupakan bentuk dukungan dari keyakinan atau
penyederhanaan dari metode FICA, dimana kepercayaan yang anda anut.
the Ars Morendi Model lebih felksibel, dan
bantuan komunikasi secara praktis untuk Berdasarkan penelitian yang dilakukan
proses tanya jawab terkait spiritual di setting oleh Vermandere dkk pada sekelompok
paliatif (Vermandere et al, 2013). AMM dokter, perawat, dan pelaku rawat di bekerja
menekankan pada 5 hal penting yaitu di Rumah Perawatan ditemukan bahwa
otonomi, batasan tindakan medis, mengatasi model AMM sangat baik untuk dijadikan
penderitaan, perpisahan, kesalahan, dan sebagai acuan dalam percakapan spiritual
pertanyaan mengenai kepercayaan dan menjelang akhir hayat. Instrument tersebut
makna. Pengkajian AMM model telah dapat digunakan oleh siapa saja termasuk
diimplemetasikan di beberapa Negara pelaku rawat, sekalipun pelaku rawat
seperti Australia, Belanda, Belgia, dan tersebut merasa belum memiliki pengalaman
Spanyol (Forcén & Forcén, 2016; Thornton dalam penanganan masalah spiritual pasien
& Phillips, 2009). Lebih lanjut, model (Vermandere et al, 2013). Instrument AMM
pengkajian AMM dimodifikasi menjadi: merupakan pengkajian yang memiliki
pertanyaan sangat jelas, diadaptasi dengan
 Oneself - the other budaya masyarakat Flanders (Belgia), dan
Apakah anda memiliki kesempatan pertanyaan ditulis dengan menggunakan
untuk menjadi diri anda sendiri, bahasa percakapan. Berdasarkan penelitian

LLDIKTI Wilayah X 547


Yodang Dan Nuridah et. all | Instrumen Pengkajian Spiritual Care Pasien Dalam Pelayanan Paliatif: Literature
Review
(539-549)

yang dilakukan pada kelompok dokter dan (2014). Development and validation of a
perawat menunjukkan bahwa pengkajian new tool for the assessment and spiritual
AMM model dapat diimplementasikan di care of palliative care patients. Journal
setting paliatif (vermandere et al, 2016; of Pain and Symptom Management,
Vermandere et al, 2015). 47(6), 1008-1018.
SIMPULAN Bjarnason, D. (2012). Nurse religiosity and
Review artikel ini menunjukkan end-of-life care. Journal of Research in
bahwa pemberian layanan perawatan Nursing, 17(1), 78-91.
spiritual merupakan aspek penting dalam
keperawatan terutama di pelayanan Blaber, M., Jone, J., & Willis, D. (2015).
perawatan paliatif. Penggunaan instrumen Spiritual care: which is the best
pengkajian terkait spiritual pasien sangat assessment tool for palliative
membantu dalam mengeksplorasi nilai settings?. International Journal of
keyakinan dan kepercayaan pasien baik Palliative Nursing, 21(9), 430-438.
mengenai kehidupannya dalam rentang sehat
dan sakitnya. Salah satu kendala dalam Flannelly, K. J. (2012). Spirituality and
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan chaplaincy in palliative care. Journal of
spiritual pasien yaitu ketidak tahuan petugas Health Care Chaplaincy, 18(1-2), 1-2.
kesehatan dalam mengkaji, hal ini
diakibatkan oleh tidak tersedianyan Forcén, F. E., & Forcén, C. E. (2016). Ars
instrument pengkajian spiritual dilayanan moriendi: coping with death in the late
kesehatan. Beberapa metode pengkajian middle ages. Palliative & Supportive
spiritual yang dapat digunakan pada pasien Care, 14(5), 553-560.
paliatif yaitu metode FICA, FAITH,
SPIRIT, ETHNIC(S), HOPE, dan Ars Leget, C. (2007). Retrieving the ars
Moriendi Model. Mengingat mayoritas moriendi tradition. Medicine, Health
instrumen pengkajian spiritual di Care and Philosophy, 10(3), 313-319.
kembangkan di negara yang basis
Lucchetti, G., Bassi, R. M., & Lucchetti, A.
penduduknya beragama Kristen dan Katolik,
L. G. (2013). Taking spiritual history in
maka instrument tersebut perlu di modifikasi
clinical practice: a systematic review of
untuk menyesuaikan dengan kondisi
instruments. Explore, 9(3), 159-170.
Indonesia yang mayoritas penduduknya
beragama Islam sehingga instrumen tersebut Lydon-Lam, J. (2012). Models of
dapat digunakan di setting klinis terumata di Spirituality and Consideration of
area pelayanan paliatif. Spiritual Assessment. International
Journal of Childbirth Education, 27(1).
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih kepada Lembaga Matzo, M. & Sherman, D. W. (2010).
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, dan Palliative care nursing; quality care to
Penjamin Mutu Pendidikan Universitas the end of life third edition. Springer
Sembilanbelas November Kolaka atas Publishing Company. New York, USA.
dukungan.
Neely, D., & Minford, E. (2009). FAITH:
DAFTAR PUSTAKA spiritual history‐ taking made easy. The
Benito, E., Oliver, A., Galiana, L., Barreto, Clinical Teacher, 6(3), 181-185.
P., Pascual, A., Gomis, C., & Barbero, J.

LLDIKTI Wilayah X 548


Yodang Dan Nuridah et. all | Instrumen Pengkajian Spiritual Care Pasien Dalam Pelayanan Paliatif: Literature
Review
(539-549)

Nelson-Becker, H., Ai, A. L., Hopp, F. P., Assessing the spiritual needs of
McCormick, T. R., Schlueter, J. O., & patients. Nursing Standard (2014),
Camp, J. K. (2015). Spirituality and 31(29), 47-53.
religion in end-of-life care ethics: the
challenge of interfaith and cross- Thornton, K., & Phillips, C. B. (2009).
generational matters. British Journal of Performing the good death: the medieval
Social Work, 45(1), 104-119. Ars moriendi and contemporary
doctors. Medical Humanities, 35(2), 94-
Otis-Green, S., Ferrell, B., Borneman, T., 97.
Puchalski, C., Uman, G., & Garcia, A.
(2012). Integrating spiritual care within Vermandere, M., Warmenhoven, F., Van
palliative care: an overview of nine Severen, E., De Lepeleire, J., &
demonstration projects. Journal of Aertgeerts, B. (2016). Spiritual history
Palliative Medicine, 15(2), 154-162. taking in palliative home care: A cluster
randomized controlled trial. Palliative
Penderell, A., & Brazil, K. (2010). The spirit Medicine, 30(4), 338-350.
of palliative practice: A qualitative
inquiry into the spiritual journey of Vermandere, M., Warmenhoven, F., Van
palliative care physicians. Palliative and Severen, E., De Lepeleire, J., &
Supportive Care, 8(04), 415-420. Aertgeerts, B. (2015). The Ars Moriendi
model for spiritual assessment: a mixed-
Puchalski, C. M. (2013). Spirituality as an methods evaluation. In Oncol Nurs
essential domain of palliative care: Forum, 42(4), 294-301.
Caring for the whole person. Progress in
Palliative Care, 20(2), 63-65. Vermandere, M., Bertheloot, K., Buyse, H.,
Deraeve, P., De Roover, S., Strubbe, L.,
Selman, L., Young, T., Vermandere, M., et al. (2013). Implementation of the ars
Stirling, I., & Leget, C. (2014). Research moriendi model in palliative home care:
priorities in spiritual care: An A pilot study. Progress in Palliative
international survey of palliative care Care, 21(5), 278-285.
researchers and clinicians. Journal of
Pain and Symptom Management, 48(4), Wynne, L. (2013). Spiritual care at the end
518-531. of life. Nursing Standard, 28(2), 41-45.

Selman, L., Harding, R., Gysels, M., Speck, Yenurajalingam, S & Bruera, E. (2016).
P., & Higginson, I. J. (2011). The Oxford American Handbook of Hospice
measurement of spirituality in palliative and Palliative Medicine and Supportive
care and the content of tools validated Care second edition. Oxford University
cross-culturally: a systematic review. Press. New York. USA.
Journal of Pain and Symptom Yodang. (2018). Buku ajar keperawatan
Management, 41(4), 728-753. paliatif berdasarkan kurikulum AIPNI
2015. Jakarta; Trans Info Media.
Timmins, F., & Caldeira, S. (2017).

LLDIKTI Wilayah X 549

You might also like