Jurnal Penggunaan Waktu Ekstraksi Berbeda Terhadap Aktivitas Antioksidan TERIPANG KELING (Holothuria Atra)
Jurnal Penggunaan Waktu Ekstraksi Berbeda Terhadap Aktivitas Antioksidan TERIPANG KELING (Holothuria Atra)
Jurnal Penggunaan Waktu Ekstraksi Berbeda Terhadap Aktivitas Antioksidan TERIPANG KELING (Holothuria Atra)
OLEH
NADIA ADILLA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
THE USING OF DIFFERENT EXTRACTION TIME
ON THE ANTIOXIDANT ACTIVITY OF
SEA CUCUMBER (Holothuria atra)
ABSTRACT
This research was aimed to determine the effect of different extraction
time on the antioxidant activity of sea cucumber (Holothuria atra). The method
used was an experimental method, with Completely Randomized Design (CRD)
consisting of 3 treatment levels T 3 (maceration for 72 hours), T4 (maceration for
96 hours) and T5 (maceration for 120 hours). The series of research activities were
divided into 2 stages: 1) Preparation of raw materials of sea cucumber (Holothuria
atra), 2) Extraction with maceration of sea cucumber flour. The parameters tested
included yield, chemical content (proximate analsis), secondary metabolites
(phytochemical analysis) and antioxidant activity of sea cucumber concentrate.
The chemical content of meat and skin of sea cucumber includes water 7.35 %
(WW), ash 19.20 % (DW), and protein 74.82 %( DW), fat 2.64 % (DW) and
carbohydrate 3.34 % (DW). The results showed that the secondary metabolites on
sea cucumber include steroids, alkaloids, saponins and phenolics. The different
extraction times had a very significant effect on the antioxidant activity of sea
cucumber, with IC50 values as follows: T3 (1589.6423 mg/L), T4 (902.8443 mg/L)
and T5 (449.9066 mg/L). IC50 values showed that the antioxidant activity of sea
cucumber concentrate was weak in T5 time treatment (120 hours) and very weak
in the treatment of T3 (72 hours) and T4 (96 hours) time.
ABSTRAK
1
metabolit sekunder yang terkandung Prosedur penelitian ini dibagi
didalamnya. menjadi 2 tahap, yaitu preparasi
bahan baku teripang keling dan
METODE PENELITIAN ekstraksi dengan maserasi tepung
teripang keling, seperti terlihat pada
Penelitian ini telah dilaksanakan tahapan penelitian berikut ini :
pada bulan April 2018 di
Laboratorium Teknologi Hasil 1. Preparasi teripang keling
Perikanan , Laboratorium Kimia dilakukan dengan cara mencuci
Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan menggunakan air mengalir
dan Kelautan dan Laboratorium sebanyak 3 kali, kemudian
Kimia Organik dan Bahan Alam,, dilakukan pemisahan bagian
Fakultas Matematika dan Ilmu daging, kulit dan jeroannya.
Pengetahuan Alam, Universitas Riau. Daging dan kulit yang diperoleh
Bahan utama yang digunakan kemudian dipotong kecil dan
dalam penelitian ini adalah teripang dilakukan pengeringan
keling yang diperoleh dari perairan menggunakan oven dengan suhu
Pesisir Selatan, Sumatera Barat 50oC selama 36 jam. Kemudian
Bahan kimia meliputi, H2SO4, Cu dihaluskan menggunakan blender
kompleks, NaOH 50%, indikator pp, kering dan diperoleh tepung
H2BO3, indikator campuran (metilen teripang keling untuk dianalisis
merah biru), HCl 0,1N, n-heksan, kandungan kimianya (proksimat).
radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-
pikrilhidrazil), asam askorbat, 2. Proses ekstraksi maserasi dengan
metanol p.a., pereaksi Mayer, penimbangan sampel sebanyak
Dragendroff, HCl 2%, metanol 50% 15g dan pelarut sebanyak 45g
panas, HCl pekat, logam Mg, dimasukkan kedalam Erlenmeyer
kloroform, asetat anhidrat, H2SO4 dan diberi perlakuan waktu
pekat dan HCl 1N. ekstraksi berbeda yaitu T3 (72
Alat utama yang digunakan jam), T4 (96 jam) dan T5 (120
antara lain: Microplate Reader jam). Proses maserasi dilakukan
Berthold Tristar LB 941, Rotary pengadukan setiap 12 jam pada
Evaporator BUCHI Waterbath B- setiap perlakuan. Sampel yang
480, ultrasonic Branson 1510, telah diekstraksi disaring
freezer, oven, timbangan digital. menggunakan kertas saring
Penelitian ini menggunakan metode whatman sehingga diperoleh
eksperimen dengan percobaan secara maserat dan residu. Maserat yang
langsung. Perlakuan yang digunakan telah diperoleh dilakukan
pada penelitian ini adalah evaporasi dengan Rotary
penggunaan waktu ekstraksi berbeda Evaporator untuk menguapkan
terdiri dari 3 taraf yaitu T3 (72 jam), pelarut yang terdapat pada
T4 (96 jam), T5 (120 jam). Ulangan maserat. Kemudian diperoleh
yang digunakan sebanyak 3 kali, konsentrat teripang keling (T3,
sehingga jumlah unit percobaan T4, T5), kemudian diuji aktivitas
adalah 9. Rancangan Penelitian yang antioksidannya menggunakan
digunakan adalah Rancangan Acak metode DPPH (zhang et al.,
Lengkap (RAL). 2007).
2
HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian daging atau tubuh teripang
merupakan kumpulan otot yang
Bahan baku yang digunakan kenyal berwarna putih dan kulit luar
pada penelitian ini adalah teripang disertai duri dan jaringan sirkulasi air
keling (Holothuria atra) yang yang menempel pada dinding otot.
diperoleh di Pesisir Selatan, Kulit teripang keling
Sumatera Barat. Teripang keling ini berwarna hitam pekat menutupi
memiliki bentuk tubuh bulat bagian tubuh atau daging teripang
memanjang (silendris) dengan warna yang persentasenya sekitar 21,30%.
tubuh hitam pekat. Bagian anterior Kulit luar atau kutikula teripang ini
terdapat mulut yang dikelilingi oleh sangat tebal dan merupakan lapisan
tentakel berwarna hitam dan bagian pelindung yang tertutup kapur.
posterior terdapat anus pada ujung Bagian bawah kulit luar terdapat
terminal. dermal kortek dengan osikel yang
Tubuh teripang secara umum berhimpit dan lapisan paling dalam
terdiri dari daging, kulit, jeroan, dekat rongga badan merupakan suatu
gonad, air dan kotoran. Daging kumpulan otot melintang dan
merupakan bagian tubuh yang membujur. Osikel yang sangat kecil
ditutupi oleh lapisan kulit yang tebal. tertempel pada lapisan jaringan kulit
Jeroan dan gonad merupakan bagian luar yang tipis dan tidak
dalam tubuh teripang. Jeroan terdiri berhubungan dengan suatu tulang
dari saluran usus, lambung dan yang kaku (Dewi, 2008).
saluran lainnya yang banyak Bagian isi perut terdapat
mengandung air dan pasir, jeroan dan gonad, serta air dan
sedangkan gonad berwarna kuning kotoran. Bagian isi perut sebesar
untuk teripang betina dan berwarna 39% jumlahnya tidak jauh berbeda
putih untuk teripang jantan (Karnila, dengan bobot daging dikarenakan
2012). bagian tubuh teripang keling
didominasi jumlah air dan kotoran
Tabel 1. Data proporsi daging, kulit yang terdiri dari sisa-sisa makanan
dan isi perut (gonad, jeroan, pada saluran pencernaan. Menurut
air dan kotoran) teripang Karnila (2012), sistem pencernaan
keling (Holothuria atra) teripang berbentuk tabung
Proporsi Persentase memanjang terdiri dari tentakel,
proporsi (%) mulut, kerongkongan, tenggorokan,
Daging 39,70 perut besar, usus halus, kloaka, dan
Kulit 21,30 anus. Teripang mempunyai
Isi Perut 39,00 kemampuan makan dengan cara
menyaring air dan memakan partikel
pasir atau sedimen tanah dan sisa-
Berdaarkan Tabel 1, nilai sisa makanan yang busuk. Hal ini
Proporsi dari daging, kulit dan isi
menyebabkan di dalam saluran
perut adalah 2:1,5:2. Nilai Proporsi makanan banyak sekali terdapat
yang diperoleh terbesar adalah
pasir.
bagian daging sebesar 39,70%.
Bagian daging teripang keling
menyatu dengan kulit sehingga sulit
untuk dipisahkan. Daging teripang
keling bewarna putih kemerahan.
3
Rendemen Tepung Tabel 3. Komposisi kandungan kimia
tepung teripang keeling
Nilai rendemen digunakan (Holothuria atra)
untuk mengetahui nilai ekonomis Parameter Persentase (%)
suatau produk atau bahan. semakin Air (%bb) 7,35
tinggi nilai rendemennya maka Abu (%bk) 19,20
semakin tinggi pula nilai Lemak (%bk) 2,64
ekonomisnya sehingga
Protein (%bk) 74,82
pemanfaatannya menjadi efektif.
Karbohidrat (%bk) 3,34
Hasil perhitungan rendemen yang
dihasilkan pada pembuatan tepung
daging dan kulit teripang Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kandungan air dari daging dan
kelingterlihat pada Tabel 2.
kulit teripang keling yang sudah
dijadikan tepung sebesar 7,35 (%bb),
Tabel 2. Rendemen tepung teripang hasil ini lebih rendah dari penelitian
keling (Holothuria atra) sebelumnya yaitu 12,24 (%bb)
Ulangan Rendemen tepung (Lubis, 2015). Perbedaan nilai kadar
(%) air diduga dipengaruhi oleh tingkat
kekeringan sampel saat proses
TTK1 85,72 pengeringan sampel menggunakan
TTK2 81,54 oven. Molekul air yang terikat pada
TTK3 81,48 molekul lain seperti atom O dan N
Rata-rata 82,91 memerlukan energi yang besar untuk
Keterangan : TTK (Tepung Teripang Keling) menghilangkannya. Energi yang
diperlukan ini dapat berasal dari
Rata-rata nilai rendemen proses pemanasan. Pemanasan akan
memutuskan ikatan van der walls
tepung daging dan kulit teripang dan kovalen atom hidrogen sehingga
keling yang dihasilkan adalah mengurangi kemampuan air untuk
82,91%, Nilai rendemen yang berikatan dengan senyawa lain
dihasilkan terjadi penurunan dari (Winarno, 2008).
jumlah daging dan kulit teripang Kadar abu merupakan
keling, hal ini diduga karena ukuran campuran dari komponen anorganik
atau mineral yang terdapat dalam
sampel yang semakin kecil
suatu bahan pangan. Hasil analisis
menyebabkan terjadinya kehilangan kadar abu tepung teripang keling
saat proses pengecilan ukuran adalah sebesar 19,20 (%bk).
(penghalusan). Beberapa penelitian yang mengukur
kadar abu daging teripang dengan
Kandungan Kimia (Proksimat) tidak melepaskan kulitnya
menunjukkan kadar abu yang tinggi
Hasil analisis kandungan yaitu 31,43(%bk) (Dewi, 2008) dan
kimia (proksimat) tepung teripang 48.3(%bk) (Wibowo et al., 1997).
keling adalah sebagai berikut : Adanya perbedaan kadar abu dari
setiap spesies diduga bahwa setiap
organisme mempunyai kemampuan
4
yang berbeda-beda dalam Tabel 4. Rata-rata nilai IC50
mengabsorpsi logam. konsentrat teripang
Kandungan protein tepung keeling (Holothuria
daging dan kulit teripang keling atra).
terlihat sangat tinggi sebesar 74,82
(%bk). Hal ini menunjukkan bahwa Rata-rata
kandungan protein yang tinggi pada Perlakuan (mg/L)
daging dan kulit teripang T3 1589.6423c
dikarenakan pada tubuh teripang
sebagian besar tersusun dari kolagen T4 902.8443b
yang berada pada jaringan otot T5 449.9066a
sebesar 70%. Protein teripang yang Ket : (T3 = 72 jam), (T4 = 96 jam) dan
terdapat pada daging diketahui kaya (T5 = 120 jam)
akan glisin, asam glutamat dan
arginin (Bordbar et al., 2011). Hasil penelitian menunjukkan
Kandungan lemak tepung bahwa hasil analisis variansi
daging dan kulit teripang keling menunjukkan bahwa penggunaan
sebesar 2,64 (%bk). Hal ini waktu ekstraksi berbeda memberikan
disebabkan bagian daging atau tubuh pengaruh sangat nyata terhadap
terdiri dari jaringan otot serta osikel aktivitas antioksidan teripang keling,
yang merupakan tempat menyimpan dimana F hitung (31868,92) > F tabel
lemak serta adanya pembuluh darah (10,92) pada tingkat kepercayaan
yang kemungkinan besar 99%, maka H0 ditolak dan untuk
mengandung lemak yang akan melihat perlakuan mana yang
disebarkan ke seluruh bagian tubuh berbeda dilanjutkan dengan uji beda
(Nurjanah, 2008). Kandungan nyata jujur (BNJ). Hasil uji lanjut
lemaknya mengandung asam lemak beda nyata jujur (BNJ) (lampiran 8)
tidak jenuh yang sangat diperlukan menunjukkan bahwa nilai IC50
bagi kesehatan jantung. Karnila tertinggi terdapat pada perlakuan T3
(2012) menyebutkan, keunggulan (1589,6423 mg/L) berbeda sangat
kandungan kimia daging teripang nyata terhadap T4 (902.8443 mg/L)
sebagai pangan dan kesehatan karena dan T5 (449.9066 mg/L).
mengandung omega-3 (linolenat, Tabel 4 menunjukkan bahwa
EPA dan DHA) dan omega-6 perlakuan dengan waktu ekstraksi
(linolenat dan arakidonat). selama 120 jam mampu
menghasilkan nilai IC50 paling
Aktivitas Antioksidan Konsentrat rendah yaitu 449.9066 mg/L
Teripang Keling dibandingkan dengan waktu
ekstraksi 72 jam dan 96 jam. Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian berarti bahwa aktivitas antioksidan
terhadap aktivitas antioksidan dari ketiga perlakuan waktu maserasi
konsentrat teripang keling yang paling optimal dalam
(Holothuria atra) dengan menghasilkan aktivitas antioksidan
penggunaan waktu ekstraksi berbeda adalah T5 (120 jam). Kekuatan
adalah sebagai berikut : aktivitas antioksidan berbanding
terbalik dengan jumlah nilai IC50
yang diperoleh. Semakin besar nilai
IC50 yang diperoleh maka aktivitas
antioksidannya menjadi lemah.
5
Aktivitas antioksidan ketiga karena jumlah konsentrat yang
konsentrat teripang keling dihasilkan paling banyak diantara
(Holothuria atra) masing-masing ketiga perlakuan.
tergolong lemah untuk T5 karena 4. Aktivitas antioksidan pada ketiga
nilai IC50 berkisar 251-500 dan konsentrat teripang keling ini
sangat lemah pada perlakuan T3 dan tergolong lemah karena pada
T4 karena nilai IC50 > 500 ppm. perlakuan waktu 72 jam (T3) dan
Molyneux (2004) menyebutkan 96 jam (T4) memiliki nilai
bahwa antioksidan dapat dikatakan IC50>500 ppm. Aktivitas
sangat kuat apabila nilai IC50 < 50 antioksidan terbaik yang
ppm, kuat apabila nilai IC50 50-100 diperoleh dari ketiga perlakuan
ppm, sedang apabila nilai IC50 101- yaitu pada T5 (120 jam) karena
250 ppm, lemah apabila nilai IC50 memiliki nilai IC50 terkecil yaitu
251-500 ppm dan sangat lemah 449,9066 mg/L.
apabila nilai IC50 >500 ppm.
Saran
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran yang dapat diberikan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah perlu
dilakukan pengujian aktivitas
Berdasarkan hasil penelitian yang antioksidan dengan tahapan
telah dilakukan, maka dapat pengeringan lain seperti
disimpulkan : menggunakan freeze dryer untuk
1. Teripang keling (Holothuria melihat perbedaan pengaruh
atra) memiliki nilai proporsi pengeringan terhadap aktivitas
daging (39,70%), kulit (21,30%) antioksidannya.
dan isi perut (39%). Tepung
teripang keling memiliki
DAFTAR PUSTAKA
kandungan air sebesar 7,35
(%bb), abu 19,20 (%bk), lemak
2,64 (%bk), protein 74,82 (%bk) [AOAC] The Association Official
dan karbohidrat 3,34 (%bk). Analytical Chemists. 2005.
2. Jumlah konsentrat teripang Official methods of analysis
keling yang dihasilkan dengan of AOAC international. 18th
perlakuan waktu ekstraksi Edition.Gaithersburg: AOAC
berbeda adalah sebagai berikut T3 International.
(7,48 gr), T4 ( 8,37 gr) dan T5 Andayani, 2008. Penentuan aktivitas
(8,73 gr). Waktu ekstraksi tidak antioksidan, kadar fenolat
memberikan pengaruh nyata total dan likopen pada buah
terhadap jumlah konsentrat yang tomat (Solanum lycopersicum
dihasilkan, namun memberikan L). Jurnal Sains dan
pengaruh nyata terhadap aktivitas Teknologi Farmasi. 13(1).
antioksidan.
Astarina, N. W. G., Astuti, K. W.,
3. Waktu maserasi optimal yang
Warditiani, N. K., 2013.
diperoleh dalam menghasilkan
Skrining Fitokimia Ekstrak
konsentrat teripang keling adalah
Metanol Rimpang Bangle
T5 (120 jam) sebesar 8,73 gr,
6
(Zingiber Purpureum Roxb.). Bogor: Sekolah Pascasarjana,
Jurnal Farmasi. Udayana Institut Pertanian Bogor.
Aziz, A. 1987. Beberapa catatan Karnila, R., Made., S. Sukarno., dan
tentang perikanan teripang di Tutik, W. (2011). Analisa
indonesia dan kawasan indo kandungan nutrisis daging
pasifik barat, Oseana. dan tepung teripang pasir
12(2):68-78. (holothuria scabra j) segar.
Jurnal Terubuk. 39(2): 51-52.
Brodbar, S., Farooq, A., Nazamid, S.
2011. High Value Khopkar SM. 2008. Konsep dasar
components and bioactives kimia analitik. Jakarta: UI-
from Sea Cucumber for Press
Functional Food-A Lubis, A.F. 2015. Aktivitas
Review.Marine Drugs. 9: antioksidan pada formula
1761-1805.
tablet teripang keling
Darusman LK, Sajuthi D, Sutriah K, (Holothuria atra). [Thesis].
Pamungkas D. 1995. Bogor:Sekolah Pascasarjana,
Ekstraksi komponen bioaktif Institut Pertanian Bogor.
sebagai bahan obat dari Molyneux P. 2004. The use of stable
karang-karangan, bunga free radical
karang, dan ganggang di diphenylpicrylhydrazyl
perairan P. Pari Kepulauan (DPPH) for estimating
Seribu [ Laporan penelitian] antioksidan activity.
Dewi KH. 2008. Kajian ekstraksi Songklanakarin J Sci
steroid teripang pasir Technol. 26(2):211-219.
(Holothuria scabra J) sebagai Mun’im, A., Azizahwati, Trastiana.
sumber testosteron alami 2008. Aktivitas antioksidan
[disertasi]. Bogor: Sekolah cendawan suku pleurotaceae
Pascasarjana, Institut dan polyporaceae dari hutan.
Pertanian Bogor. J Ilmiah Farmasi. 5(1): 36-
Hanani, E., Mun’im, A., Sekarini, R. 41.
2005. Identifikasi senyawa
Oktaviani, D., Mulyani, Y.,
antioksidan dalam spons Rochima, E. 2015. Aktivitas
Callyspongia sp. dari antioksidan dan antibakteri
kepulauan seribu. Majalah ekstrak jeroan teripang
Ilmu Kefarmasian 2(3):127- holothuria atra dari perairan
133. pulau biawak kabupaten
Hernani, Raharjo, M. 2005. Tanaman indramayu. Jurnal Perikanan
berkhasiat antioksidan. dan Kelautan 6(2): 1-6.
Penerbit Swadaya. Universitas Padjajaran
Jakarta. Permana, D.N., Lajis, Abas, F.,
Karnila, R. 2012. Daya hipoglikemik Othman, A.G., Ahmad, R.,
hidrolisat, konsentrat, dan Kitajama, M., Takayama, H.,
isolat protein teripang pasir Aimi, N. 2003. Antioxidative
(Holothuria scabra J) pada constituents of hedotis diffusa
tikus percobaan [disertasi]. wild. J Nat Prod Sci.9(1):7-9.
7
Soeksmanto A, Hapsari Y. dan subfraction derived from
Simanjuntak P. 2007. symphyocladia latiuscula
Kandungan antioksidan pada (Rhodomelaceae). Journal of
beberapa bagian tanaman Applied Phycology 19:97-
mahkota dewa, Phaleria 108.
macrocarpa (Scheff) Boerl.
Biodiversitas. 8(2):92-95.
Sukmiwati, M. 2011.
Keanekaragaman teripang
(Holothuroide :
Echinodermata) dan spesies
yang berpotensi sebagai
antioksidan dari perairan
natuna kepulauan riau.
[Disertasi]. Program Doktor
Ilmu Biologi Universitas
Andalas. Padang.
Vermerris W, Nicholson R. 2006.
Phenolic compound
biochemistry. Springer.
Netherlands.
Wibowo S, Yunizal, Setiabudi E,
Erlina MD, Tazwir. 1997.
Teknologi Penanganan dan
Pengolahan Teripang
(Holothuridea). Jakarta (ID):
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan.
Winarno, F.G. 1997. Kimia pangan
dan gizi. PT Gramedia.
Jakarta.
____________.2008. Kimia pangan
dan gizi. PT Gramedia.
Jakarta.
Winarsi H. 2007. Antioksidan alami
dan radikal bebas.
Yogyakarta: Kanisius.
Zhang W, Xiao-Juan D, Hai-Lan H,
Yi Z dan Bin-Gui, W. 2007.
Evaluation of 28 marine
algae from the qingdao coast
for antioxidative capacity and
determination of antioxidant
efficiency and total phenolic
content of fraction and
68