Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Celine Anjar Sari, Suradi Wijaya Saputra, Wiwiet Teguh Taufani

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Perikanan Tropis Available online at:

Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis


ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572

ASPEK BIOLOGI IKAN SIRO (Amblygaster sirm) BERDASARKAN DATA


DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TASIKAGUNG, REMBANG

BIOLOGICAL ASPECT OF SPOTTED SARDINELLA (Amblygaster sirm)


BASED ON DATA AT TASIKAGUNG FISHING PORT, REMBANG

Celine Anjar Sari1*, Suradi Wijaya Saputra1, Wiwiet Teguh Taufani1


1
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan , Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Diponegoro
*Korespondensi: ascelineanjarsari@gmail.com
Abstract
Spotted sardinella is one of small pelagic fish with high economic protein and it
has been caught by mini purse seine. In fact, Spotted sardinella has a large
number of catches which can endanger their sustainability in Java Sea. The
purpose of the study was to find out the length of first caught, length and weight
relationship, growth parameters, mortality rate, and exploitation rate of spotted
sardinella. The method used was survey method. The data were collected once in
every 1 month during August until November 2021 at Tasikagung Fishery Port.
The primary data collected were fish total length (mmTL) and fish weight (g). The
result of the study revealed that size structure of fish ranged from 120-205 mmTL
and length first capture 170 mmTl. The length-weight relationship analysis was W
= 0,00000571 L 3,54 with positive allometric growth pattern. The growth
parameters by Von Bertanlanffy was Lt = 206,5(1-e-0,95(t+0,00266)) and it was
categorized as fast growth. The fishing mortality and natural mortality were 1,71
year-1 and 1,01 year-1. The exploitation rate was 0,63 year-1, which means
sardinella has been exploited.
Keywords: Exploitation rate, Growth patterns, Spotted sardinella

I. Pendahuluan
Ikan Siro adalah salah satu jenis ikan laut pelagis kecil dari famili clupeidae,
yang memiliki nilai ekonomis penting karena sebagai olahan makanan seperti
pindang. Ikan Siro ditemukan di wilayah perairan Jawa, Sunda, dan perairan Selat
Bali. Pelabuhan Perikanan Pantai Tasikagung, Rembang merupakan salah satu
pelabuhan yang mendaratkan ikan Siro. Penangkapan ikan Siro menggunakan alat
tangkap mini purse seine. Bentuk tubuh ikan Siro yaitu badan compressed atau
sub silindris, perut agak membulat. Menurut Suseno et al. (2014), bahwa Spotted
sardinella (Amblyagaster sirm) di Indonesia disebut ikan Siro. Ikan Siro termasuk
ikan pelagik hidup pada kedalaman perairan 10-75 m. Distribusi ikan siro di
Indonesia meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Penelitian tentang
biologi ikan Siro di Laut Jawa telah dilakukan oleh Purwoko et al. (2019). Selain
itu, ada juga yang telah melakukan penelitian di beberapa perairan samudera, di
antaranya Pradeep et al. (2014) di perairan Andaman, Athukoorala et al. (2015) di
perairan Sri Lanka, Devi et al. (2018) di Perairan Andaman, dan Sululu et al.
(2020) di perairan Tanzania.

107
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572

Keberadaan stok ikan Siro semakin berkurang, karena aktivitas


penangkapan semakin meningkat. Adanya penangkapan yang dilakukan oleh
nelayan secara terus-menerus akan mempengaruhi pertumbuhan ikan Siro menjadi
terhambat. Alat tangkap yang digunakan apabila tidak selektif akan
mempengaruhi populasi ikan yang belum layak tangkap menjadi tertangkap.
Diperlukan adanya suatu pengelolaan yang optimum dan keberlanjutan khususnya
di WPP 712 agar sumber daya ikan Siro di perairan tetap terjaga dan lestari,
dengan memperhatikan aspek biologi yang dilaksanakan di PPP Tasikagung,
Rembang.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui aspek biologi ikan Siro di
perairan pantai utara Jawa, berdasarkan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP
Tasikagung, meliputi ukuran pertama kali tertangkap, hubungan panjang-bobot,
parameter pertumbuhan, laju mortalitas, dan tingkat eksploitasi.

II. Metode Penelitian


Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain penggaris papan 30 cm
dengan ketelitian 1 mm untuk mengukur panjang total tubuh ikan, timbangan
dengan ketelitian 1 g untuk menimbang bobot ikan, alat tulis, kamera, dan cool
box. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel ikan Siro yang
didaratkan di PPP Tasikagung, Rembang dan es untuk pengawet ikan.

Metode
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan pengambilan
sampel secara acak. Pengambilan sampel dilakukan dari bulan Agustus-November
2020 di Pelabuhan Perikanan Pantai Tasikagung, Rembang. Proporsi sampel ikan
yang diambil sekitar 10% keranjang ikan sampel yang berasal dari kapal mini
purse seine kapal sampel. Data yang dikumpulkan yaitu data primer meliputi
panjang total (mm), berat ikan (g) dan ukuran mata jaring purse seine.

Analisis Data
Ukuran pertama kali tertangkap (LC50%)
Ukuran pertama kali tertangkap didapatkan dari metode logistik baku
dengan memplotkan persentase kumulatif ikan dengan ukuran panjang ikan. Titik
potong antara kurva 50% frekuensi kumulatif adalah panjang saat 50% (Saputra,
2009). Selanjutnya, nilai ukuran pertama kali tertangkap berkaitan dengan nilai
selektifitas alat tangkap. Nilai selektifitas alat tangkap dapat diduga dengan
ukuran mesh size saat penangkapan.

Hubungan Panjang dan Bobot


Menurut Effendie (1979) hubungan panjang dan bobot ikan dinyatakan
dalam hubungan eksponensial dengan persamaan rumus sebagai berikut:

108
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572

W = a Lb

Keterangan :
W : bobot (g)
L : panjang (mm)
a : intercept
b : slope

Selanjutnya, persamaan linier dari model tersebut adalah:

Log W = Log a + b Log L

Hipotesis untuk menguji nilai b = 3 atau b ≠ 3 dilakukan uji-t yaitu:


H0 : b = 3, hubungan panjang dengan bobot adalah isometrik.
H1 : b ≠ 3, hubungan panjang dengan bobot adalah alometrik.

Parameter pertumbuhan
Menurut Asriyana (2015), bahwa perhitungan pertumbuhan dianalisis
menggunakan program FISAT II dengan metode ELEFAN 1 kemudian
memasukkan data interval panjang diduga menggunakan model Von Bertanlanffy
dengan rumus:
Lt = L∞ (1-e-K(t-t0))
Keterangan :
Lt : Panjang ikan pada umur t (mm)
L∞ : Panjang infiniti (mm)
K : Koefisien pertumbuhan
t0 : umur teoritis ikan pada waktu 0

Penentuan parameter pertumbuhan (K dan L∞) dengan program ELEFAN I


dalam paket program FiSAT II. Parameter pertumbuhan t0 berdasarkan rumus
empiris Pauly dengan menggunakan hubungan regresi berganda antara umur
teoritis saat panjang ikan nol (t0) dengan L∞ dan K, sebagai berikut:

Log – t0 = -0,3952 – 0,2752 LogL∞ – 1,038 LogK

Keterangan :
L∞ : Panjang infiniti (mm)
K : Koefisien pertumbuhan Von Bertalanffy
t0 : umur teoritis ikan pada waktu 0

Laju mortalitas dan tingkat eksploitasi


Menurut Nurulludin dan Prihatiningsih (2014), bahwa laju mortalitas alami
(M) dapat diduga dengan metode persamaan empiris Pauly (1984) dengan rumus:

109
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572

Log M = -0,0152 – 0,279 LogL∞ + 0,6543 LogK + 0,4634 LogT


Keterangan :
M : Mortalitas alami
L∞ : Panjang asimptotik
K : Koefisien pertumbuhan (mm/tahun)
T : Suhu air rata-rata tahunan (°C)

Mortalitas total (Z) diduga menggunakan metode Beverton dan Holt (1980)
dalam (Sparre et al., 1989) yaitu:
Z = K * L∞ - Lt/L-Lt

Mortalitas penangkapan (F) dan tingkat eksploitasi (E) diperoleh dari


persamaan Pauly (1984) yakni:
Z=F+M

E = F/Z
Keterangan :
Z : Laju mortalitas total
F : Laju mortalitas penangkapan
M : Laju mortalitas alami
E : Tingkat eksploitasi

III. Hasil dan Pembahasan


Hasil
Struktur ukuran
Sampel ikan Siro yang didapat sebanyak 230 ekor dengan kisaran panjang
120-205 mmTL. Frekuensi panjang ikan Siro yang teridentifikasi tiap bulan
Agustus-November 2020 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Ukuran Ikan Siro

110
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572

Ukuran pertama kali tertangkap


Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ikan Siro memiliki panjang pertama
kali tertangkap 170 mm (Gambar 2).

Gambar 2. Ukuran pertama kali tertangkap Ikan Siro

Hubungan panjang dan bobot


Perhitungan hubungan panjang dan bobot ikan Siro yang didapat persamaan
W = 0,000000571 L3,54, dengan pola pertumbuhan allometrik positif, dikarenakan
nilai b > 3, artinya pertambahan bobot lebih cepat daripada panjangnya. Grafik
hubungan Panjang dan bobot ikan Siro tersaji pada Gambar 4.

Gambar 3. Hubungan panjang dan bobot ikan Siro

Parameter pertumbuhan
Hasil perhitungan didapat Lmax sebesar 205 mmTL; L∞ sebesar 206,50 mm;
K sebesar 0,95; t0 sebesar -0,00266 tahun, sehingga didapat persamaan Von
Bertanlanffy Lt = 206,50 (1-e-0,95(t+0,00266)). Grafik pertumbuhan ikan Siro tersaji
dalam Gambar 4.

111
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572

Gambar 4. Kurva pertumbuhan ikan Siro

Laju Mortalitas dan Tingkat Eksploitasi


Laju mortalitas dan tingkat eksploitasi diolah menggunakan program FiSAT
II. Hasil perhitungan didapatkan laju mortalitas total (Z) sebesar 2,71/tahun. Laju
mortalitas penangkapan 1,71/tahun dan laju mortalitas alami 1,01/tahun. Tingkat
eksploitasi (E = F/Z) didapat 0,63/tahun, menunjukkan telah melampaui batas
optimum atau > 0,5 (Gambar 5).

Gambar 5. Laju Mortalitas dan Tingkat Eksploitasi Ikan Siro

Pembahasan

112
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572

Sampel ikan Siro penelitian di PPP Tasikagung, Rembang sebanyak 230


ekor, dimana ikan jantan dan betina yang diperoleh yaitu 193 ekor dan 37 ekor.
Kisaran panjang yang didapatkan yaitu 120-205 mmTL. Hariati dan Amri, (2011)
mendapatkan kisaran panjang ikan Siro yang tertangkap di perairan Batangtoru,
sebelah selatan Sibolga berkisar 80-210 mmFL Martino et al. (2017),
penelitiannya di pesisir pantai Likupang didapatkan kisaran panjang ikan Siro
yaitu 110-127 mmTL. Selanjutnya, Utami et al. (2018), menjelaskan bahwa
perbedaan struktur panjang disebabkan oleh perbedaan karakteristik spesies
perairan. Setiap perairan memiliki karakteristik yang berbeda, baik faktor
lingkungan, makanan, dan lain sebagainya sehingga mempengaruhi kecepatan
tumbuh dan penyesuaian dalam siklus hidupnya.
Ukuran pertama kali tertangkap yang didapatkan sebesar 170 mm, lebih
besar daripada ukuran setengah panjang asimptotik yang didapatkan yaitu 103,25
mm. Berdasarkan ukuran modus (174 mm) dan ukuran pertama kali tertangkap di
PPP Tasikagung maka ikan Siro yang tertangkap termasuk kategori sudah layak
tangkap karena didominasi oleh panjang ikan yang melebihi 174 mm. Ikan Siro di
PPP Tasikagung tertangkap oleh alat tangkap mini purse seine. Rata-rata mesh
size yang digunakan oleh nelayan sebesar 1 inchi atau setara dengan 25,4 mm.
Ukuran panjang pertama kali tertangkap berhubungan dengan selektivitas alat
tangkap yang digunakan. Ikan yang layak tangkap atau aman harus memiliki nilai
LC50% > ½ L∞ sehingga terjadinya growth overfishing relatif kecil dan alat tangkap
yang digunakan semakin selektif terhadap ikan (Liestiana et al., 2015).
Analisis hubungan panjang dan bobot ikan Siro yang didapat
menggambarkan pola pertumbuhan ikan Siro adalah alomatrik positif. Nilai b
yang didapat dalam penelitian sebesar 3,54. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai
b > 3, maka pola pertumbuhan ikan Siro bersifat alometrik positif, artinya
pertambahan bobot lebih cepat daripada pertambahan panjang. Athukoorala et al.
(2015), mendapatkan ikan Siro di perairan Sri Lanka pola pertumbuhannya
alometrik positif, nilai b jantan sebesar 3,438 dan betina sebesar 3,386. Devi et al.
(2018), pola pertumbuhan A. sirm di perairan Andaman bersifat alomatrik positif,
dengan persamaan W = 0,000001 L 3,3075. Sululu et al. (2020), persamaan
hubungan panjang bobot A. sirm di wilayah perairan Tanzania yaitu W =
0,0000007 L 4,72, bersifat alometrik positif. Purwoko et al. (2019), mendapatkan
nilai b yang lebih kecil, yaitu 2,2598, dengan pola pertumbuhan alometrik negatif.
Perbedaan pola pertumbuhan atau nilai b pada ikan di setiap daerah dan
antar jenis kelamin dipengaruhi ketersediaan makanan, jenis kelamin, tingkat
kematangan gonad, dan kondisi lingkungan (Sutriana et al., 2020). Menurut
Iswara et al. (2014), bahwa perbedaan nilai a dan b dipengaruhi oleh faktor
perbedaan jenis kelamin, kematangan gonad, jumlah sampel yang digunakan,
kondisi ikan pertama kali tertangkap dan letak kedalaman dalam penangkapan.
Hasil pendugaan parameter pertumbuhan A. sirm, didapatkan nilai K sebesar
0,95. Persamaan pertumbuhan Von Bertanlanffy yaitu Lt = 206,5(1-e-0,95(t+0,00266)).

113
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572

Pertumbuhan pada family Clupeidae saat masih muda mempunyai nilai kecepatan
tumbuh relatif cepat, dibandingkan saat ikan dewasa akan semakin lambat untuk
mencapai panjang asimptotiknya. Hal ini disebabkan energi yang didapatkan dari
makanan tidak lagi digunakan untuk pertumbuhan melainkan untuk mengganti
sel-sel tubuh yang rusak, sehingga ikan Siro mempunyai umur yang relatif pendek
(Asriyana, 2015). Pertumbuhan ikan sangat dapat dijelaskan oleh koefisien
pertumbuhan (K). Apabila nilai K rendah maka dapat menghambat pertumbuhan
untuk mencapai panjang maksimal. Sebaliknya, apabila nilai K tinggi maka
pertumbuhan untuk mencapai panjang maksimal semakin cepat. Beberapa faktor
internal pertumbuhan yaitu keturunan, jenis kelamin, umur, parasit, dan penyakit,
serta faktor eksternal berupa makanan dan jenis hidrologi perairan (Tamsar et al.,
(2013). Berdasarkan penelitian Kartini et al. (2017a), bahwa nilai koefisien ikan
Siro jantan dan betina sebesar 0,46 dan 0,24. Panjang asimptotik ikan Siro jantan
dan betina sebesar 248,80 mm dan 235,26 mm. Selain itu, penelitian dari Pradeep
et al. (2014) di perairan Andaman memiliki nilai L∞ sebesar 274,1 mm, dengan
nilai K sebesar 0,77 dengan nilai t0 sebesar -0,083 tahun.
Laju mortalitas total (Z) sebesar 2,71/tahun, laju mortalitas penangkapan (F)
sebesar 1,71 per tahun dan laju mortalitas alami (M) sebesar 1,01 per tahun. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa laju kematian akibat penangkapan lebih
tinggi daripada kematian pada habitatnya. Nilai laju eksploitasi (E) didapatkan
sebesar 0,63 per tahun. Tingkat eksploitasi ikan Siro di perairan Rembang dan
sekitarnya telah melampaui batas optimum. Oleh karena itu perlu adanya
pengelolaan yang lebih efektif agar sumber daya tetap lestari dan terjaga.
Berdasarkan penelitian Katini et al. (2017b) di Selat Sunda, bahwa nilai M dan F
pada ikan Siro jantan adalah 0,33/tahun dan 5,30/tahun, sedangkan nilai M dan F
ikan Siro betina adalah 0,51/tahun dan 7,75/tahun. Tingkat eksploitasi ikan Siro
jantan dan betina sebesar 0,94 dan 0,93. Selain itu, Wudji et al. (2012),
menyampaikan hasil perhitungan mortalitas pada ikan Siro di Perairan Selat Bali,
nilai M sebesar 1,78/tahun, F sebesar 4,61/tahun, dan nilai E sebesar 0,65. Hasil
penelitian ini dan penelitian lainnya mengindikasikan bahwa ikan Siro lebih
banyak mengalami kematian akibat adanya aktivitas penangkapan, sehingga nilai
E-nya di atas 0,5 atau overfishing. Menurut Kantun dan Amir (2013), nilai
mortalitas penangkapan akan sebanding lurus dengan tingkat eksploitasi.

IV. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini yaitu kondisi ukuran
layak tangkap ikan Siro di PPP Tasikagung pada ukuran panjang 170 mm. Pola
pertumbuhan bersifat alometrik positif, karena nilai b > 3 dengan nilai b sebesar
3,54, yang menunjukkan pertambahan bobot lebih cepat daripada panjangnya.
Pertumbuhan ikan Siro termasuk dalam kategori cepat, dengan nilai K sebesar
0,95. Mortalitas penangkapan lebih besar daripada mortalitas alami dengan nilai
1,71 per tahun dan 1,01 per tahun serta tingkat eksploitasi yang didapatkan

114
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572

sebesar 0,63 per tahun sehingga melebihi batas optimum, yang artinya kondisi
penangkapan di perairan Rembang berlebih fully-exploited.

Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih ditujukan Kepala PPP Tasik Agung
Rembang, TPI PPP Tasikagung Rembang, dan Bapak Wipujiono dan para nelayan
yang telah membantu kelancaran penelitian ini, serta dosen penguji skripsi yakni
Dr. Ir. Suryanti M.Pi dan Nurul Latifah S.Kel., yang telah memberikan saran dan
masukan dalam penyempurnaan skripsi saya.

Daftar pustaka
Asriyana. 2015. Pertumbuhan & Faktor Kondisi Ikan Siro, Sardinella atricauda,
Gunter 1868 (Pisces: Clupeidae) di Perairan Teluk Kendari, Sulawesi
Tenggara. Jurnal Ikhtiologi Indonesia. 15 (1): 77-86.
Athukoorala, A. A. S. H., K. H. K. Bandaranayaka, & S. S. K. Haphutantri. 2015.
A Study on Aspects Reproductive Biology & Population Characteristics of
Amblygaster sirm in the West Coast of Sri Lanka. International Journal of
Fisheries and Aquatics Studies. 2 (4): 41-45.
Devi, S. M., A. K. Jaiswar, R. Kumar, M. I. Ali, S. Velakkandy, S. Shirke, S.
Jahageerdar, & S. K. Chakraborty. 2018. Biometric Studies on Spotted
sardinella Amblygaster sirm (Walbaum, 1792) (Pisces: Clupeidae)
occurring along Andaman Coast, Indian. Indian journal of Geo Marine
Sciences. 47 (1): 135-140.
Hariati, T., & K. Amri. 2011. Perkembangan Perikanan Pelagis Kecil Hasil
Tangkapan Pukat Cincin & Bagan di Perairan Barat Sumatera. J. Lit.
Perikanan. Ind. 17 (4): 229-235.
Iswara, K. W., S. W. Saputra, & A. Solichin. 2014. Analisis Aspek Biologi Ikan
Kuniran (Upeneus spp) Berdasarkan Jarak Operasi Penangkapan Alat
Tangkap Cantrang di Perairan Kabupaten Pemalang. Diponegoro journal of
maquares. 3 (4): 83-91.
Liestiana, H., A. Ghofar, & S. Rudiyanti. 2015. Aspek Biologi Ikan Layang
(Decapterus macrosoma) yang Didaratkan di PPP Sadeng, Gunungkidul,
Yogyakarta. Diponegoro journal of maquares. 4 (4): 10-18.
Kantun, W., & F. Amir. 2013. Struktur Umur, Pola Pertumbuhan, & Mortalitas
Tuna Madidihang Thunnus albacores (Bonnatare, 1788) di Selat Makasar.
Jurnal Balik Djawa. 4 (1): 8-14.
Kartini, N., M. Boer, & R. Affandi. 2017a. Pertumbuhan, Faktor Kondisi, &
Beberapa Aspek Reproduksi Ikan Lemuru (Amblygaster sirm, Walabum
1792) di Perairan Selat Sunda. BAWAL. 9 (1): 43-56.
_______. 2017b. Pola Rekrutmen, Mortalitas & Laju Eksploitasi Ikan Lemuru
(Amblygaster sirm, Walbaum 1792) di Perairan Selat Sunda. Biospecies. 10
(1): 11-16.

115
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572

Martino, A. A., N. E. Batargoa, & J. L. Tombokan. 2017. Studi Pendahuluan


Kelimpahan & Ukuran Ikan yang Bermigrasi Pasang Surut di Perairan
Sekitar Laboratorium Basa Unsrat Likupang, Kabupaten Minahasa Utara.
Jurnal Ilmiah Platax. 5 (2): 221-233.
Nurulludin & Prihatiningsih. 2014. Parameter Populasi & Tingkat Eksploitasi
Ikan Kuniran (Upeneus sulphureus) di Laut Jawa. BAWAL. 6 (3): 163-168.
Pradeep, H., S. S. Shirke, & A. B. Kar. 2014. Age, Growth, and Mortality of
Amblygaster sirm (Walbaum, 1792) from Andaman Waters. Journal of the
Andaman Science Association. 19 (2): 201-208.
Purwoko, R. M., A. P. Prasetyo, & Nurulludin. 2019. Indikator Kelimpahan
Sumber Daya Ikan Siro (Amblygaster sirm) di Laut Jawa. Jurnal Kelautan
dan Perikanan Terapan. 2 (1): 49-57.
Saputra, W. S. 2009. Dinamika Populasi Berbasis Riset. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang. Semarang.
Sululu, J. S., A. T. Kamukuru, B. C. Sekadende, S. B. Mahongo, & M. M. Igulu.
2020. Reproductive Biology of the Anchovy (Stolephorus commersonni,
Lacepede, 1803) & Spotted sardine (Amblygaster sirm, Walbaum, 1792)
from Tanga Region, Tanzania. WIO Journal of Marine Science. 1: 81-94.
Suseno, S. H., Syari, E. R. Zakiyah, A. M. Jacob, A. F. Izaki, Saraswati, & S.
Hayati. 2014. Chemical Composition and Fatty Acid Profile of Small
Pelagic Fish (Amblygaster sirm & Sardinella gibbosa) form Muara Angke,
Indonesia. Oriental Journal of Chemistry. 30 (3): 1153-1158.
Sutriana., F. Yasidi, & L. O. A. R. Nadia. 2020. Pola Pertumbuhan & Faktor
Kondisi Ikan Belanak (Mugil dussumieri) di Perairan Pulau Balu,
Kecamatan Tiworo Utara Kabupaten Muna Barat. Jurnal Manajemen
Sumber Daya Perairan. 5 (3). 210-219.
Tamsar., Emiyarti, & W. Nurgayah. 2013. Studi Laju Pertumbuhan & Tingkat
Eksploitasi Kerang Kalandue (Polymesoda erosa) pada Daerah Hutan
Mangrove di Teluk Kendari. Jurnal Mina Laut Indonesia. 2 (6): 14-25.
Utami, N. F. C., M. Boer, & A. Fachrudin. 2018. Struktur Populasi Ikan Teri
Hitam Stolephorus commersonii di Teluk Palabuhanratu. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis. 10 (2): 341-351.
Wudji, A., Suwarso & Wudianto. 2012. Beberapa Parameter Populasi Ikan
Lemuru (Sardinella lemuru, Bleeker 1853) di Perairan Selat Bali. BAWAL.
5 (1): 49-57.

116

You might also like