Celine Anjar Sari, Suradi Wijaya Saputra, Wiwiet Teguh Taufani
Celine Anjar Sari, Suradi Wijaya Saputra, Wiwiet Teguh Taufani
Celine Anjar Sari, Suradi Wijaya Saputra, Wiwiet Teguh Taufani
I. Pendahuluan
Ikan Siro adalah salah satu jenis ikan laut pelagis kecil dari famili clupeidae,
yang memiliki nilai ekonomis penting karena sebagai olahan makanan seperti
pindang. Ikan Siro ditemukan di wilayah perairan Jawa, Sunda, dan perairan Selat
Bali. Pelabuhan Perikanan Pantai Tasikagung, Rembang merupakan salah satu
pelabuhan yang mendaratkan ikan Siro. Penangkapan ikan Siro menggunakan alat
tangkap mini purse seine. Bentuk tubuh ikan Siro yaitu badan compressed atau
sub silindris, perut agak membulat. Menurut Suseno et al. (2014), bahwa Spotted
sardinella (Amblyagaster sirm) di Indonesia disebut ikan Siro. Ikan Siro termasuk
ikan pelagik hidup pada kedalaman perairan 10-75 m. Distribusi ikan siro di
Indonesia meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Penelitian tentang
biologi ikan Siro di Laut Jawa telah dilakukan oleh Purwoko et al. (2019). Selain
itu, ada juga yang telah melakukan penelitian di beberapa perairan samudera, di
antaranya Pradeep et al. (2014) di perairan Andaman, Athukoorala et al. (2015) di
perairan Sri Lanka, Devi et al. (2018) di Perairan Andaman, dan Sululu et al.
(2020) di perairan Tanzania.
107
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572
Metode
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan pengambilan
sampel secara acak. Pengambilan sampel dilakukan dari bulan Agustus-November
2020 di Pelabuhan Perikanan Pantai Tasikagung, Rembang. Proporsi sampel ikan
yang diambil sekitar 10% keranjang ikan sampel yang berasal dari kapal mini
purse seine kapal sampel. Data yang dikumpulkan yaitu data primer meliputi
panjang total (mm), berat ikan (g) dan ukuran mata jaring purse seine.
Analisis Data
Ukuran pertama kali tertangkap (LC50%)
Ukuran pertama kali tertangkap didapatkan dari metode logistik baku
dengan memplotkan persentase kumulatif ikan dengan ukuran panjang ikan. Titik
potong antara kurva 50% frekuensi kumulatif adalah panjang saat 50% (Saputra,
2009). Selanjutnya, nilai ukuran pertama kali tertangkap berkaitan dengan nilai
selektifitas alat tangkap. Nilai selektifitas alat tangkap dapat diduga dengan
ukuran mesh size saat penangkapan.
108
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572
W = a Lb
Keterangan :
W : bobot (g)
L : panjang (mm)
a : intercept
b : slope
Parameter pertumbuhan
Menurut Asriyana (2015), bahwa perhitungan pertumbuhan dianalisis
menggunakan program FISAT II dengan metode ELEFAN 1 kemudian
memasukkan data interval panjang diduga menggunakan model Von Bertanlanffy
dengan rumus:
Lt = L∞ (1-e-K(t-t0))
Keterangan :
Lt : Panjang ikan pada umur t (mm)
L∞ : Panjang infiniti (mm)
K : Koefisien pertumbuhan
t0 : umur teoritis ikan pada waktu 0
Keterangan :
L∞ : Panjang infiniti (mm)
K : Koefisien pertumbuhan Von Bertalanffy
t0 : umur teoritis ikan pada waktu 0
109
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572
Mortalitas total (Z) diduga menggunakan metode Beverton dan Holt (1980)
dalam (Sparre et al., 1989) yaitu:
Z = K * L∞ - Lt/L-Lt
E = F/Z
Keterangan :
Z : Laju mortalitas total
F : Laju mortalitas penangkapan
M : Laju mortalitas alami
E : Tingkat eksploitasi
110
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572
Parameter pertumbuhan
Hasil perhitungan didapat Lmax sebesar 205 mmTL; L∞ sebesar 206,50 mm;
K sebesar 0,95; t0 sebesar -0,00266 tahun, sehingga didapat persamaan Von
Bertanlanffy Lt = 206,50 (1-e-0,95(t+0,00266)). Grafik pertumbuhan ikan Siro tersaji
dalam Gambar 4.
111
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572
Pembahasan
112
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572
113
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572
Pertumbuhan pada family Clupeidae saat masih muda mempunyai nilai kecepatan
tumbuh relatif cepat, dibandingkan saat ikan dewasa akan semakin lambat untuk
mencapai panjang asimptotiknya. Hal ini disebabkan energi yang didapatkan dari
makanan tidak lagi digunakan untuk pertumbuhan melainkan untuk mengganti
sel-sel tubuh yang rusak, sehingga ikan Siro mempunyai umur yang relatif pendek
(Asriyana, 2015). Pertumbuhan ikan sangat dapat dijelaskan oleh koefisien
pertumbuhan (K). Apabila nilai K rendah maka dapat menghambat pertumbuhan
untuk mencapai panjang maksimal. Sebaliknya, apabila nilai K tinggi maka
pertumbuhan untuk mencapai panjang maksimal semakin cepat. Beberapa faktor
internal pertumbuhan yaitu keturunan, jenis kelamin, umur, parasit, dan penyakit,
serta faktor eksternal berupa makanan dan jenis hidrologi perairan (Tamsar et al.,
(2013). Berdasarkan penelitian Kartini et al. (2017a), bahwa nilai koefisien ikan
Siro jantan dan betina sebesar 0,46 dan 0,24. Panjang asimptotik ikan Siro jantan
dan betina sebesar 248,80 mm dan 235,26 mm. Selain itu, penelitian dari Pradeep
et al. (2014) di perairan Andaman memiliki nilai L∞ sebesar 274,1 mm, dengan
nilai K sebesar 0,77 dengan nilai t0 sebesar -0,083 tahun.
Laju mortalitas total (Z) sebesar 2,71/tahun, laju mortalitas penangkapan (F)
sebesar 1,71 per tahun dan laju mortalitas alami (M) sebesar 1,01 per tahun. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa laju kematian akibat penangkapan lebih
tinggi daripada kematian pada habitatnya. Nilai laju eksploitasi (E) didapatkan
sebesar 0,63 per tahun. Tingkat eksploitasi ikan Siro di perairan Rembang dan
sekitarnya telah melampaui batas optimum. Oleh karena itu perlu adanya
pengelolaan yang lebih efektif agar sumber daya tetap lestari dan terjaga.
Berdasarkan penelitian Katini et al. (2017b) di Selat Sunda, bahwa nilai M dan F
pada ikan Siro jantan adalah 0,33/tahun dan 5,30/tahun, sedangkan nilai M dan F
ikan Siro betina adalah 0,51/tahun dan 7,75/tahun. Tingkat eksploitasi ikan Siro
jantan dan betina sebesar 0,94 dan 0,93. Selain itu, Wudji et al. (2012),
menyampaikan hasil perhitungan mortalitas pada ikan Siro di Perairan Selat Bali,
nilai M sebesar 1,78/tahun, F sebesar 4,61/tahun, dan nilai E sebesar 0,65. Hasil
penelitian ini dan penelitian lainnya mengindikasikan bahwa ikan Siro lebih
banyak mengalami kematian akibat adanya aktivitas penangkapan, sehingga nilai
E-nya di atas 0,5 atau overfishing. Menurut Kantun dan Amir (2013), nilai
mortalitas penangkapan akan sebanding lurus dengan tingkat eksploitasi.
IV. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini yaitu kondisi ukuran
layak tangkap ikan Siro di PPP Tasikagung pada ukuran panjang 170 mm. Pola
pertumbuhan bersifat alometrik positif, karena nilai b > 3 dengan nilai b sebesar
3,54, yang menunjukkan pertambahan bobot lebih cepat daripada panjangnya.
Pertumbuhan ikan Siro termasuk dalam kategori cepat, dengan nilai K sebesar
0,95. Mortalitas penangkapan lebih besar daripada mortalitas alami dengan nilai
1,71 per tahun dan 1,01 per tahun serta tingkat eksploitasi yang didapatkan
114
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572
sebesar 0,63 per tahun sehingga melebihi batas optimum, yang artinya kondisi
penangkapan di perairan Rembang berlebih fully-exploited.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih ditujukan Kepala PPP Tasik Agung
Rembang, TPI PPP Tasikagung Rembang, dan Bapak Wipujiono dan para nelayan
yang telah membantu kelancaran penelitian ini, serta dosen penguji skripsi yakni
Dr. Ir. Suryanti M.Pi dan Nurul Latifah S.Kel., yang telah memberikan saran dan
masukan dalam penyempurnaan skripsi saya.
Daftar pustaka
Asriyana. 2015. Pertumbuhan & Faktor Kondisi Ikan Siro, Sardinella atricauda,
Gunter 1868 (Pisces: Clupeidae) di Perairan Teluk Kendari, Sulawesi
Tenggara. Jurnal Ikhtiologi Indonesia. 15 (1): 77-86.
Athukoorala, A. A. S. H., K. H. K. Bandaranayaka, & S. S. K. Haphutantri. 2015.
A Study on Aspects Reproductive Biology & Population Characteristics of
Amblygaster sirm in the West Coast of Sri Lanka. International Journal of
Fisheries and Aquatics Studies. 2 (4): 41-45.
Devi, S. M., A. K. Jaiswar, R. Kumar, M. I. Ali, S. Velakkandy, S. Shirke, S.
Jahageerdar, & S. K. Chakraborty. 2018. Biometric Studies on Spotted
sardinella Amblygaster sirm (Walbaum, 1792) (Pisces: Clupeidae)
occurring along Andaman Coast, Indian. Indian journal of Geo Marine
Sciences. 47 (1): 135-140.
Hariati, T., & K. Amri. 2011. Perkembangan Perikanan Pelagis Kecil Hasil
Tangkapan Pukat Cincin & Bagan di Perairan Barat Sumatera. J. Lit.
Perikanan. Ind. 17 (4): 229-235.
Iswara, K. W., S. W. Saputra, & A. Solichin. 2014. Analisis Aspek Biologi Ikan
Kuniran (Upeneus spp) Berdasarkan Jarak Operasi Penangkapan Alat
Tangkap Cantrang di Perairan Kabupaten Pemalang. Diponegoro journal of
maquares. 3 (4): 83-91.
Liestiana, H., A. Ghofar, & S. Rudiyanti. 2015. Aspek Biologi Ikan Layang
(Decapterus macrosoma) yang Didaratkan di PPP Sadeng, Gunungkidul,
Yogyakarta. Diponegoro journal of maquares. 4 (4): 10-18.
Kantun, W., & F. Amir. 2013. Struktur Umur, Pola Pertumbuhan, & Mortalitas
Tuna Madidihang Thunnus albacores (Bonnatare, 1788) di Selat Makasar.
Jurnal Balik Djawa. 4 (1): 8-14.
Kartini, N., M. Boer, & R. Affandi. 2017a. Pertumbuhan, Faktor Kondisi, &
Beberapa Aspek Reproduksi Ikan Lemuru (Amblygaster sirm, Walabum
1792) di Perairan Selat Sunda. BAWAL. 9 (1): 43-56.
_______. 2017b. Pola Rekrutmen, Mortalitas & Laju Eksploitasi Ikan Lemuru
(Amblygaster sirm, Walbaum 1792) di Perairan Selat Sunda. Biospecies. 10
(1): 11-16.
115
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:
Volume 8, Nomor 1, 2021 http://jurnal.utu.ac.id/jptropis
ISSN: 2355-5564, E-ISSN: 2355-5572
116