Islam Dan Moral
Islam Dan Moral
Islam Dan Moral
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh
Segala puji dan sukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Metodolgi Studi Islam yang
bertemakan Islam dan Moral.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, karena
kemampuan yang ada pada diri Kami sangat terbatas, untuk itu penulis mohon maaf dan
kiranya pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai
masukan kepada penulis.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan dukungan yang telah penulis
terima sehingga makalah ini bisa diselesaikan dan mudahan makalah ini berguna bagi para
pembacanya.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
mempengaruhinya ................................................................................................................ 7
a. Kesimpulan ....................................................................................................................... 22
2
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pentingnya kita meneladani akhlak Rasulullah saw adalah latar belakang dimana kita
harus mempelajari dan mencontohnya, karna sesungguhnya ialah suri tauladan yang baik bagi
siapapun.
b. Rumuan Masalah
Apa pengertian moral, islam dan akhlak serta hubungannya bagi kehidupan sehari
hari ?
c. Tujuan
Untuk lebih mengetahui dan memahami berbagai Definisi Islam, Moral / Akhlak dan
mengetahui tujuan Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah SWT ke Bumi, agar kita
3
BAB II
Pengertian Islam
Berasal dari bahasa (Arab: al-islām, )سالم اإل: artinya "berserah diri kepada Tuhan"
Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama Islam termasuk agama
samawi (agama-agama yang turun dari langit). Dengan lebih dari satu seperempat milyar
orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia
setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya
kepada Allah SWT. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti
"seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki
dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya
kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-
sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian Agama Islam, yaitu
sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang Islam ini dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Dari segi kebahasaan Islam berasal dari Bahasa Arab yaitu bersal dari kata salima
yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah
menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.1
Senada dengan pendapat diatas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal dari
bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu
dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, dan berarti
pula menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Kata aslama itulah yang menjadi kata islam
yang mengandung arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu orang
yang berserah diri, patuh dan taat disebut sebagai orang Muslim. Orang yang demikian
berarti
1
Maulana Muhammad Ali, Islamologi (Dinul Islam) (Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve,1980)hlm.2
4
menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri dan patuh kepada Allah SWT. Orang
tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di dunia dan di akhirat2
Adapun pengertian Islam dari segi Istilah adalah nama bagi suatu Agamayang berasal
dari Allah SWT, Nama Islam
b. Pengertian Moral
Ada beberapa istilah yang sering digunakan secara bergantian untuk menunjukkan
maksud yang sama, istilah moral, akhlak, karakter, etika, budi pekerti dan susila. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, “moral” diartikan sebagai keadaan baik dan buruk yang
diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti dan susila. Moral
juga berarti kondisi mental yang terungkap dalam bentuk perbuatan. Selain itu moral berarti
sebagai ajaran
Kesusilaan. Kata morla sendiri berasal dari bahasa Latin “mores” yang berarti tata cara dalam
kehidupan, adat istiadat dan kebiasaan. 3
1. Moral sebagai ajaran kesusilaan, berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan tuntutan
untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan meningalkan perbuatan jelek yang
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dalam suatu masyarakat.
2. Moral sebagai aturan, berarti ketentuan yang digunakan oleh masyarakat Untuk menilai
perbuatan seseorang apakah termasuk baik atau sebaliknya buruk.
3. Moral sebagai gejala kejiwaan yang timbul dalam bentuk perbuatan, seperti berani, jujur,
sabar, gairah dan sebagainya.
2
Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,1977), cet. II, hlm. 56
3
Singgih Gunarsa, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT : BPK Gunung Mulia, 1999) Cet : Ke-12, h. 38
4
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit, h. 195
5
Kata akhlak berasal dari kata khalaqa (bahasa Arab) yang berarti perangai, tabi‟at
dan adat istiadat. Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai suatu perangai (watak/tabi‟at)
yangmmenetap dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan
tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan tanpa dipikirkan atau direncanakan
sebelumnya.5
Pengertian akhlak seperti ini hampir sama dengan yang dikatakan oleh Ibn Maskawih.
Akhlak menurutnya adalah suatu keadaan jiwa yang menyebabkan timbulnya perbuatan tanpa
melalui pertimbangan dan dipikirkan secara mendalam. 6Apabila dari perangai tersebut
timbul perbuatan baik, maka perbuatan demikian disebut akhlak baik. Demikian sebaliknya,
jika perbuatan yang ditimbulkannya perbuatan buruk, maka disebut akhlak jelek.
Pendapat lain yang menguatkan persamaan arti moral dan akhlak adalah pendapat
Muslim Nurdin yang mengatakan bahwa akhlak adalah seperangkat nilai yang dijadikan
tolok ukur untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau suatu sistem nilai yang
mengatur pola sikap dan tindakan manusia. 7
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang mendasar antara
akhlak dan moral. Keduanya bisa dikatakan sama, kendatipun tidak dipungkiri ada sebagian
pemikir yang tidak sependapat dengan mempersamakan kedua istilah tersebut.
Setiap manusia dalam hidupnya pasti mengalami perubahan atau perkembangan, baik
perubahan yang bersifat nyata atau yang menyangkut perubahan fisik, maupun perubahan
yang bersifat abstrak atau perubahan yang berhubungan dengan aspek psikologis. Perubahan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam manusia (internal)
atau yang berasal dari luar (eksternal). Faktor-faktor itulah yang akan menentukan apakah
proses perubahan manusia mengarah pada hal-hal yang bersifat positif atau sebaliknya
mengarah pada perubahan yang bersifat negative.
5
Mengobati Penyakit Hati Membentuk Akhlak Mulia, (Bandung : Kharisma, 1994) Cet. Ke-1, h 31
6
Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, (Bandung : Mizan, 1994) Cet Ke-2, h. 56
7
Muslim Nurdin, et.al., Moral Islam dan Kognisi Islam, (Bandung : CV. Alabeta, 1993) Cet. Ke-1, h. 205
6
Kaitannya dengan pembentukan moral, maka membicarakan proses pembentukan
moral, tidak lain membicarakan salah satu aspek dari aspek perubahan atau perkembangan
manusia. Tentu dalam pembentukan moral ada faktor-faktor yang mempengaruhi seperti
halnya perubahan manusia pada umumnya.
Menurut beberapa ahli pendidikan, perubahan manusia atau yang lebih spesifik
mengenai pembentukan moral dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Namun, mereka
berbeda pendapat dalam hal faktor mana yang paling dominant mempengaruhi proses
perubahan tersebut. Perbedaan tersebut diakibatkan karena berbedanya sudut pandang atau
pendekatan yang digunakan oleh masing-masing tokoh.
Pada bulan Rabiul Awal lebih dari 14 Abad yang lalu, Allah telah menurunkan
seorang hamba IstimewaNya ke dunia. Dia adalah Muhammad Rasulullah SAW. yang
mengemban misi penting untuk membentuk akhlak umat manusia mulya dan sempurna
sebagaimana yang Allah kehendaki.
Allah SWT. memiliki maksud tertentu menciptakan umat manusia, yaitu sebagai
khalifah (penguasa, pengatur) bumi dalam rangka ikhlas beribadah kepadaNya. Manusia
adalah makhluk yang diciptakan dengan memiliki hawa nafsu. Hawa nafsu inilah yang
mendorong manusia untuk selalu dinamis berubah ke segala arah. Dengan hawa nafsu
manusia dapat memrubah dunia ke zaman modern seperti saat ini dan akan terus berkembang
ke masa yang lebih modern di masa yang akan datang. Dan hawa nafsu pula jika tanpa
dikendalikan sebagai pendorong kuat untuk memunculkan perbuatan-perbuatan tercela dan
kerusakan-kerusakan di muka bumi. Inilah hawa nafsu manusia yang diucapkan oleh Nabi
Yusuf dalam firman Allah:
۞ س اَل َ َّما َرةٌ ۢ بِالس ُّۤوْ ِء ِااَّل َما َر ِح َم َرب ۗ ِّْي اِ َّن َرب ِّْي َغفُوْ ٌر َّر ِحيْم
َ َو َمٓا اُبَرُِّئ نَ ْف ِس ۚ ْي اِ َّن النَّ ْف
ٌ
7
Artinya;
"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.""
(QS. Yusuf 12: Ayat 53)
Firman Allah:
ۤ
ك ۗ َقا َل َ َك َو ُن َق ِّدسُ لَ ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َو َنحْ نُ ُن َس ِّب ُح ِب َح ْم ِد ِ ْك ل ِْل َم ٰل ِٕى َك ِة ِا ِّنيْ َجاعِ ٌل فِى ااْل َر
ُ ِض َخلِ ْي َف ًة ۗ َقالُ ْٓوا اَ َتجْ َع ُل فِ ْي َها َمنْ ُّي ْفسِ ُد فِ ْي َها َو َيسْ ف َ َوا ِْذ َقا َل َر ُّب
ِا ِّن ْٓي اَعْ لَ ُم َما اَل َتعْ لَم ُْو َن
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak
dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan
nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.""
(Al-Baqarah : Ayat 30)
Dan kekhawatiran malaikat ini telah terbukti, betapa kita saksikan, berapa banyak
manusia tanpa dosa terbunuh baik oleh pribadi-prabadi atau perang yang menghancurkan
sendi-sendi kemanusiaan. Berapa banyak kemaksiatan terjadi disekitar kita, dikerjakan
dengan terang-terangan tanpa malu-malu: berjudi, mabuk-mabukan, berzina, merampas harta
orang lain tanpa hak dari pencurian kelas teri hingga korupsi yang menelan harta masyarakat
trilyunan rupiah dan beragam kemaksiatan lainnya hingga mengganggu sendi-sendi
kehidupan normal di masyarakat, kesemuanya terus menerus terjadi hingga saat ini. (Lebih
jauh tentang nafsu manusia akan kami bahas dalam tulisan tersendiri, insya Allah).
Kerusakan akhlak terus terjadi merajalela. Akankah nafsu angkaramurka akan terus kita
perturutkan? Jawabnya tanyakanlah pada diri sendiri. Jangan mudah menyalahkan pihak lain,
karena setiap kita adalah bernafsu. Dan ini adalah salah satu alasan mengapa Allah
8
menurunkan Muhammad SAW. di tengah-tengah manusia. Tiada lain untuk membimbing
nafsu manusia bagaimana seharusnya ia dibimbing, dikendalikan dan diarahkan.
Artinya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (Al-Qalam: 4).
Dalam diri Nabi SAW terkumpul sifat-sifat utama, yaitu rendah hati, lemah lembut,
jujur, tidak suka mencari-cari cacat orang lain, sabar, tidak angkuh, santun, dan tidak mabuk
pujian. Nabi Muhammad saw selalu berusahamelupakan hal-hal yang tidak berkenan
dihatinya dan tidak pernah berputus asa dalam berusaha, oleh sebab itu, Nabi Muhammad
saw adalah tipe ideal bagi kaum muslimin.
ان َيرْ جُوا هّٰللا َ َو ْال َي ْو َم ااْل ٰ خ َِر َو َذ َك َر هّٰللا َ َك ِثيْرً ۗا هّٰللا
َ ان َل ُك ْم فِيْ َرس ُْو ِل ِ اُسْ َوةٌ َح َس َن ٌة لِّ َمنْ َك
َ لَ َق ْد َك
Artinya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. (Al-Ahzab: 21)
Oleh kerana itu, umat Islam harus meneladani dan mencontoh apa yang telah di
ajarkan oleh Nabi Muhammad saw, karna sesungguhnya Nabi Muhammad adalah suri
tauladan yang sangat baik bagi manusia.
Allah telah mengutus Rasulullah saw membawa rahmat bagi semesta alam, bagi siapa yang
mengikutinya akan mendapat keberuntungan di dunia dan di akhirat ...
Allah berfirman:
َ َو َمٓا اَرْ َس ْل ٰن
ك ِااَّل َرحْ َم ًة لِّ ْل ٰعلَ ِمي َْن
9
“Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali untuk memberi rahmat bagi semesta alam” (QS Al-
Anbiya:107)
Di bawah naungan syariah Rasulullah saw, seluruh manusia menikmati kebebasan, keadilan
dan persamaan, ketidakadilan dan ketakutan yang dilakukan oleh para penentangnya yang
tidak hanya menolak hadiah kasih sayang tersebut,namun lebih dari itu adalah menyatakan
api peperangan terhadap syariat langit dan merendah-rendahkan dan menjauhkan diri dari
kurnia, rahmat, kenikmatan dan nasihat serta cahaya yang terang benderang. Sungguh rugi
umat manusia yang seperti itu! .. betapa sengsaranya apa yang dilakukan oleh manusia seperti
itu; kesengsaraan dan penderitaan, sekiranya mereka tetap berada dalam keadaan seperti itu
dan tidak mahu menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya…!!
شرُهٗ َي ْو َم ْالق ِٰي َم ِة اَعْ ٰمى َ ض َعنْ ذ ِْك ِريْ َفاِنَّ لَ ٗه َم ِع ْي َش ًة
ُ ْض ْن ًكا وَّ َنح َ َو َمنْ اَعْ َر
Artinya :
“Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta”.
(QS Thaha:124)
Jelaslah siapa saja yang menginginkan kehidupan di dunia hingga akhirat berjalan
normal sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. tiada jalan lain kecuali kembali
mengamalkan ajaran Al-Qur‟an dan Hadis dalam kehidupannya seharihari. Sebab Al-Qur‟an
diturunkan adalah sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa, dan dengan ketakwaan inilah
kehidupan dunia hingga akhirat akan berlangsung normal.
10
Artinya : “Alif laam miim . Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa”. (Al-Baqarah: 1-2)
124:
125:
126:
127:
ت َربِّهٖؕ َولَ َع َذابُ ااۡل ٰ خ َِر ِة اَ َش ُّد َواَ ۡب ٰقى َ َو َك ٰذل َِك َن ۡج ِز ۡى َم ۡن اَ ۡس َر
ِ ف َولَمۡ ي ُۡؤم ِۡۢن ِب ٰا ٰي
Artinya :
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.
Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta,
padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”. Allah berfirman: “Demikianlah, telah
datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini
11
kamupun dilupakan”. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan
tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat
dan lebih kekal”. (Thaha: 124-127)
a. Pengertian Akhlak
Dari segala yang Allah Swt titipkan itu, ada satu yang menjadi ukuran derajat seorang
manusia di muka bumi, yaitu akhlak. Kata akhlak berasal dari kata dalam Bahasa Arab,
akhlaq, yang merupakan bentuk jamak dari khulqu, yang artinya perangai, tabiat, dan adab.
Pengertian akhlak dalam Islam adalah perangai yang ada dalam diri manusia yang
mengakar, yang dilakukannya secara spontan dan terus menerus. Agama Islam menjadi
sumber datangnya akhlak. Orang yang memiliki akhlak memiliki landasan yang kuat dalam
12
bertindak. Maksud ini terkandung dalam kata-kata Aisyah berkaitan akhlak Rasulullah saw
yang bermaksud : "Akhlaknya (Rasulullah) adalah al-Quran." Akhlak Rasulullah yang
dimaksudkan di dalam kata-kata di atas ialah kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan
tingkah laku Rasulullah saw yang semuanya merupakan pelaksanaan ajaran al-Quran.
Ada beberapa pengertian Akhlak dari segi istilah, Diantaranya adalah : Menurut
Imam al-Ghazali, "Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukapertimbangan
terlebih dahulu."
Menurut Ibnu Maskawih, "Akhlak ialah keadaan jiwa seseorang yang mendorong
untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan akal fikiran terlebih
dahulu."
Menurut Profesor Dr Ahmad Amin, "Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan dan ia
akan menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan."
Dari pada definisi tersebut dapat kita fahami bahawa akhlak merupakan suatu perlakuan yang
tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam
melakukan sesuatu tindakan.
b. Ruang Lingkup
Skop akhlak Islam adalah luas merangkumi segenap perkara yang berkaitan
dengan kehidupan manusia seperti hubungan manusia dengan Allah, hubungan
manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan makhluk lain.
14
hari ketujuh dari kelahirannya dan diberi nama dengan baik-baik dan dihindarkan ia daripada
perkaraperkara yang memudharatkan. Apabila berusia enam tahun hendaklah diberi
pengajaran dan pendidikan akhlak yang baik."
- Akhlak dengan kaum kerabat : Firman Allah yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan dan memberi kepada kaum kerabat."
Akhlak terhadap makhluk selain manusia :
- Malaikat :Akhlak Islam menuntut seseorang muslim supaya menghormati para malaikat
dengan menutup kemaluan walaupun bersendirian dan tidak ada orang lain yang melihat.
- Jin : Adab terhadap golongan jin antaranya Rasulullah melarang membuang hadas kecil di
dalam lubang-lubang di bumi kerana ia adalah kediaman jin. Sabda Rasulullah saw yang
bermaksud : "Jangan kamu beristinja dengan tahi kering dan jangan pula dengan tulang
tulang kerana sesungguhnya tulang-tulang itu adalah makanan saudara kamu dari kalangan
jin."
- Hewan ternakan : Hewan yang digunakan untuk membuat kerja, maka tidak boleh mereka
dibebani di luar kesanggupan mereka atau dianiaya atau disakiti. Malah ketika hendak
menyembelih untuk dimakan sekalipun, maka hendaklah penyembelihan dilakukan dengan
cara yang paling baik yaitu dengan menggunakan pisau yang tajam, tidak mengasah pisau di
hadapan hewan tersebut atau menyembelih hewan di samping hewan-hewan yang lain.
- Hewan bukan ternakan : tidak menganiayai haiwan-haiwan bukan ternakan seperti
mencederakannya dengan menggunakan batu dan sebagainya.
- Alam : Manusia diperintahkan untuk memakmurkan sumber-sumber alam demi kebaikan
bersama. Islam menetapkan bahawa alam ini tidak boleh dicemari dengan kekotoran yang
boleh merosakkan kehidupan manusia dan kehidupan lainnya.
Dalam Islam akhlak adalah bersumber dari dua sumber yang utama iaitu alQuran dan
al-Sunnah. Ini ditegaskan leh Rasulullah saw dalam sepotong hadist yang bermaksud :
"Sesungguhnya aku diutuskan hanya semata-mata untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia." Allah swt telah memuji Rasulullah kerana akhlaknya yang baik seperti yang terdapat
dalam al-Quran, firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya engkau seorang
memiliki peribadi yang agung (mulia)." Kedudukan Akhlak dalam Islam Akhlak mempunyai
kedudukan yang paling penting dalam agama Islam.
15
Antaranya :
Akhlak dihubungkan dengan tujuan risalah Islam atau antara perutusan utama
Rasulullah saw. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Sesungguhnya aku
diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." Pernyataan Rasulullah itu
menunjukkan pentingnya kedudukan akhlak dalam Islam.
Akhlak menentukan kedudukan seseorang di akhirat nanti yang mana akhlak yang
baik dapat memberatkan timbangan amalan yang baik. Begitulah juga sebaliknya.
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Tiada sesuatu yang lebih berat dalam daun
timbangan melainkan akhlak yang baik."
Akhlak dapat menyempurnakan keimanan seseorang mukmin. Sabda Rasulullah saw
yang bermaksud : "Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang
paling baik akhlaknya."
Akhlak yang baik dapat menghapuskan dosa manakala akhlak yang buruk dapat
merusakkan pahala. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Akhlak yang baik
mencairkan dosa seperti air mencairkan es.
Akhlak merupakan sifat Rasulullah saw di mana Allah swt telah memuji Rasulullah
kerana akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam al-Quran, firman Allah swt
yang bermaksud : "Sesungguhnya engkau seorang yang peribadi yang agung mulia)."
Pujian allah swt terhadap RasulNya dengan akhlak yang mulia menunjukkan betapa
besar dan pentingnya kedudukan akhlak dalam Islam. Banak lagi ayat-ayat dan
hadith-hadithRasulullah saw yang menunjukkan ketinggian kedudukan akhlak dan
menggalakkan kita supaya berusaha menghiasi jiwa kita dengan akhlak yang mulia.
Akhlak tidak dapat dipisahkan dari Islam, sebagaimana dalam sebuah hadits
diterangkan bahawa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw : "Wahai
Rasulullah, apakah itu agama?" Rasulullah menjawab : "Akhlak yang baik."
Akhlak yang baik dapat menghindarkan seseorang itu daripada neraka sebaliknya
akhlak yang buruk menyebabkan seseorang itu jauh dari surga. Sebuah hadits
menerangkan bahawa, "Si fulan pada siang harinya berpuasa dan pada malamnya
bersembahyang sedangkan akhlaknya buruk, menganggu tetangganya dengan
perkataannya. Baginda bersabda : tidak ada kebaikan dalam ibadahnya, dia adalah
ahli neraka."
Salah satu rukun agama Islam ialah Ihsan, iaitu merupakan asas akhlak seseorang
muslim. Ihsan yaitu beribadat kepada allah seolah-olah kita melihatNya kerana
16
walauun kita tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihat kita. Kepentingan
Akhlak dalam Kehidupan Manusia Akhlak merupakan garis pemisah antara yang
berakhlak dengan orang yang tidak berakhlak. Akhlak juga merupakan roh Islam
yang mana agama tanpa akhlak samalah seperti jasad yang tidak bernyawa. Oleh itu
salah satu misi yang dibawa oleh Rasulullah saw ialah membina kembali akhlak
manusia yang telah runtuh sejak zaman para nabi yang terdahulu penyembahan
berhala oleh pengikutnya yang telah menyeleweng.
Ada dua pembagian akhlak, yaitu akhlaaqul mahmudah atau akhlak yang terpuji dan
akhlaaqul madzmuumah atau akhlak tercela. Akhlak terbentuk menjadi watak
seseorangakibat beberapa faktor. Di antaranya faktor gen atau keturunan, faktor psikologis
atau kejiwaan, faktor lingkungan atau syariah istijmaiah, dan Al-Qiyam atau nilai-nilai Islam
yang telah dipelajarinya selama hidup. Pedoman akhlak adalah Al-Quran dan hadist. Bila
seseorang telah berdekatan dengan nilai-nilai Islam, yang akan terbentuk adalah akhlak
Islaminya
Ciri-ciri seseorang yang memiliki akhlak Islami adalah:
Tidak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu.
Akhlaknya mencakup semua aspek kehidupan.
Berhubungan dengan nilai-nilai keimanannya, sesuai Surat Al-Maidah ayat
8.
Berhubungan dengan hari kiamat atau tafakur alam.
Memandang segala sesuatu dengan fitrah yang benar. Beberapa alasan betapa
pentingnya akhlak Islami, yaitu:
Akhlak adalah faktor penentu derajat seseorang.
Akhlak merupakan buah ibadah, seperti yang tercantum dalam Surat Al-Ankabut ayat
45.
Keluhuran akhlak adalah amal terberat di akhirat.
Lambang kualitas masyarakat.
Untuk membentuk akhlak yang baik. Pembentukan akhlak yang baik dapat dilakukan
dengan,
17
Ilmu. Banyak membaca buku agar bisa mengambil keteladanan dari sahabat-sahabat
nabi dan mengikuti kajian-kajian Islam. Kemudian, berusaha mengelompokkan nilai-
nilai iman yang sudah kita ketahui ke dalam perilaku kita sehari-hari.
Latihan ibadah, mengurangi maksiat, membentuk lingkungan yang baik, melatih amal
atau kerja kita, bergaul dengan orang-orang saleh, meninggalkan lingkungan yang
buruk, dan mengambil hal positif dari lingkungan di sekitar kita
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
- Islam tanpa akhlak bagaikan Jasad tanpa Ruh, artinya seorang muslim selayaknya
mempunyai akhlak yang baik terhadap sesama mahluk Allah.
- Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah swt sebagai pembawa
risalah yang harus di sampaikan kepada seluruh ummat manusia hingga Akhir zaman, ia
adalah sosok sebaik baik nya suri tauladan yang harus dan patut untuk dicontoh.
- akhlak adalah seperangkat nilai yang dijadikan tolok ukur untuk menentukan baik buruknya
suatu perbuatan atau suatu sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. Islamologi (Dinu'l Islam). Daru'l Kutubil Islamiyah dan Penerbit PT Ichtiar
Baru-Van Hoeve, 1977.
Najtama, Fikria. "Religiusitas dan Kehidupan Sosial Keagamaan." Tasamuh: Jurnal Studi
Islam 9.2 (2017): 421-450.
Tafsir, Ahmad, et al. Cakrawala pemikiran pendidikan Islam. Vol. 1. Mimbar Pustaka: Media
Tranformasi Pengetahuan, 2004.
Al Ghazali, Abdul Hamid. "Mengobati Penyakit Hati Membentuk Akhlak Mulia." Jakarta:
Mizan (2014).
Inaku, Saifulhaq, and Muhammad Nur Iman. "Pendidikan Karakter Berbasis
Akhlaq." Irfani 16.1 (2020): 69-81.
18
Nurdin, Muslim. "Moral Islam dan Kognisi Islam." (1993).
19