133-Article Text-274-1-10-20210305
133-Article Text-274-1-10-20210305
133-Article Text-274-1-10-20210305
ABSTRACT
A medication error is a health problem that has many impacts on patients ranging from mild risk to even
the most severe risk of causing death. The number of mistakes in prescription writing at Ibnu Sina
Bukittinggi Hospital in September 2016 increased to 60.90%. Therefore, the study aims to analyze the
factors causing medication error at the pharmacy Ibnu Sina Bukittinggi RSI. This type of research uses a
qualitative research approach. Informants in this study were 5 people who were taken intentionally
(purposive sampling). The results showed that the type of prescribing error occurred in unclear
prescription writing so that it could lead to errors in the administration of drug doses. Errors in the
dispensing phase occur from the time of preparation to prescription delivery by pharmacists, which is the
wrong way of taking drugs from a storage rack due to packaging or similar drug names. Dispensing errors
also occur due to incorrect identification of patients and do not cross check again. Errors in the
administration phase occur in the process of using drugs from the time of preparation to prescription
delivery by pharmacists. It can be concluded that medication error at RSI Ibnu Sina Bukittinggi occurred
in the phase of prescribing error, dispensing error, and administration error.
Keywords: Medication error, prescribing error, dispensing error, dan administration error.
ABSTRAK
Medication error menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang banyak menimbulkan berbagai dampak
bagi pasien mulai dari resiko ringan bahkan resiko yang paling parah yaitu menyebabkan kematian. Angka
kesalahan penulisan resep di RSI Ibnu Sina Bukittinggi pada bulan september 2016 meningkat menjadi
60,90%. Oleh karena itu, penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor terjadinya medication
error di apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi. Jenis penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang diambil secara sengaja (purposive sampling). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jenis prescribing error terjadi pada tulisan resep yang tidak jelas sehingga
dapat mengakibatkan kesalahan dalam pemberian dosis obat. Kesalahan pada fase dispensing terjadi pada
saat penyiapan hingga penyerahan resep oleh petugas apotek yaitu salah dalam mengambil obat dari rak
penyimpanan karena kemasan atau nama obat yang mirip. Dispensing error juga terjadi karena kesalahan
identifikasi pasien dan tidak dilakukan cross check kembali. Kesalahan pada fase administration terjadi
pada proses penggunaan obat pada saat penyiapan hingga penyerahan resep oleh petugas apotek. Dapat
disimpulkan medication error di RSI Ibnu Sina Bukittinggi terjadi pada fase prescribing error, dispensing
error, dan administration error.
Kata Kunci : Medication error, prescribing error, dispensing error, dan administration error
LLDIKTI Wilayah X 26
Dessy Angraini, Tika Afriani dan Revina | Analisis Faktor-Faktor Terjadinya Medication Error di
Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi
(26-33)
PENDAHULUAN prescribing, transcribing, dispensing dan
Medication error tetap menjadi salah administering, dispensing menduduki
satu permasalahan kesehatan yang banyak peringkat pertama.
menimbulkan berbagai dampak bagi pasien RSI Ibnu Sina Bukittinggi merupakan
mulai dari resiko ringan bahkan resiko yang sebuah organisasi yang bergerak di bidang
paling parah yaitu menyebabkankematian jasa perawatan medis yang memberikan
(Aronson, 2009). Medication error atau pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
kesalahan pelayanan obat menurut NCC khususnya masyarakat Bukittinggi. Pada
MERP (National Coordinating Council grafik 1.1 diketahui bahwa angka kesalahan
for Medication Error Reporting and penulisan resep di RSI Ibnu Sina Bukittinggi
Prevention)yaitu setiap kejadian yang dapat mengalami fluktuasi setiap bulannya. Pada
dihindari yang menyebabkan atau berakibat bulan September 2016 angka kesalahan
pada pelayanan obat yang tidak tepat atau penulisan resep meningkat menjadi 60,90%
membahayakan pasien sementara obat berada (Afriani et al., 2019).
dalam pengawasan tenaga kesehatan atau 80%
pasien. Medication error adalah jenis 60%
medical error yang paling umum terjadi di
40%
berbagai rumah sakit, diperkirakan 7000
orang meninggal pertahunnya (The Business 20%
Case for Medication Safety, February 2003). 0%
Sep
Nov
Des
Feb
Mei
Sep
Jan
Okt
Mar
Apr
Agus
Jul
Jun
Penelitian Bates (JAMA, 1995)
menunjukkan bahwa peringkat kejadian
medication error (kesalahan pengobatan) Sumber: RSI Ibnu Sina Bukittinggi, 2016
paling tinggi terjadi pada tahap ordering
(49%), diikuti tahap administration Grafik 1.1 Analisis Kesalahan Penulisan
management (26%), pharmacy management Resep RSI Ibnu Sina Bukittinggi
(14%), dan transcribing (11%) (Departemen
Kesehatan RI, 2008) Hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi
Salah satu kejadian medication error beberapa hal, seperti yang dijelaskan oleh
yang terjadi dalam pelayanan obat adalah Lestari,dkk(2005) di RSUD Kapuas bahwa
kesalahan dalam peresepan. Bentuk kelengkapan resep dokter spesialis
medication error tersebutdibagi dalam empat kandungan periode Januari-Mei 2015 di
fase, yaitu fase prescribing (error terjadi pada Apotek Sthira Dhipa belum memenuhi
penulisan resep), fase transcribing (error ketentuan kelengkapan administratif resep
terjadi pada saat pembacaan resep), fase menurut Permenkes No. 35 tahun 2014.
dispensing (error terjadi pada saat penyiapan Selanjutnya juga dijelaskan dalam penelitian
hingga penyerahan obat) dan fase yang dilakukan oleh (Mechanics,
administration (error yang terjadi pada 2005)Khairunnisa et al.,(2013) di Medan
proses penggunaan obat) (Bilqis, 2015). tentang kelengkapan administratif dan
Berdasarkan Laporan Peta Nasional kelengkapan farmasetik dalam penulisan
Insiden Keselamatan Pasien (Departemen resep ini masih sangat rendah. Hanya sekitar
Kesehatan RI, 2008), kesalahan dalam 11 (3,7%) resep memenuhi kelengkapan
pemberian obat menduduki peringkat administratif penulis resep (dokter) yang
pertama (24.8%) dari 10 besar insiden yang terdiri dari nama dokter, alamat dokter, SIP,
dilaporkan. Jika disimak lebih lanjut, dalam tanggal pembuatan resep, tanda R/ dan paraf
proses penggunaan obat yang meliputi dokter. Dalam hal kelengkapan farmasetik,
hanya 121 (40,3%) resep yang memenuhi
LLDIKTI Wilayah X 27
Dessy Angraini, Tika Afriani dan Revina | Analisis Faktor-Faktor Terjadinya Medication Error di
Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi
(26-33)
kelengkapan farmasetik. Serta penelitian Secara umum faktor-faktor tersebut
yang dilakukan oleh Susanti (2013) dapat dijabarkan sebagai berikut.
menemukan bahwa pelayanan resep pada “Faktor-faktor penyebab
tahap prescribing, transcribing, dan medication error di apotek rawat jalan,
dispensing di depo farmasi rawat inap kalo di rawat jalan faktor-faktor
penyakit dalam gedung teratai, instalasi penyebab medication error tu kalo dari
farmasi RSUP Fatmawati tidak terjadi yang dilakukan sehari-hari tu petama
medication error, namun berpotensi untuk tulisan dokter tidak terbaca dan kita
terjadi medication error. tidak menanyakan kembali ke dokter,
Berdasarkan fakta di atas tujuan sebenarnya kalo sesuai SOP kalo tulisan
penelitian ini adalah untuk menganalisis dokternya tidak terbaca kita
faktor-faktor terjadinya medication error di menghubungi dokternya untuk
apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi. memastikan kembali tulisannya.(NN)
Sama halnya dengan beberapa
penuturan informan di bawah ini yang
METODE PENELITIAN
menyatakan bahwa prescribing error juga
Jenis penelitian mengunakan metode termasuk tulisan tangan yang tidak
deskriptif dengan pendekatan penelitian terbaca:
kualitatif, yang bertujuan untuk mendapatkan “Tulisan dokter yang tidak jelas
informasi tentang faktor-faktor terjadinya sehingga petugas apoteker harus
medication error di Apotek RSI Ibnu Sina kembali menghubungi dokter untuk
Bukittinggi.Informan dalam penelitian ini menanyakan kembali apa maksud
berjumlah 4 orang yang terdiri dari asisten sebenarnya dari tulisan dokter
apoteker (NN dan LN), apoteker (MT) dan tersebut”.(MT)
dokter (dr.J). Informan memiliki tugas dan “Menurut LN ada beberapa hal
berperan dalam kegiatan administratif apotek yang bisa bikin terjadi kesalahan di
yang diambil secara sengaja (purposive apotek rawat inap salah satunya yaitu
sampling). Pengumpulan data dalam tulisan dokter yang kadang ga ada
penelitian ini dilakukan dengan wawancara signanya, jadi kita harus telpon dokter,
mendalam (indepth interview) dan observasi. pertama sih hubungi perawat dulu nanya
Validasi/keabsahan data pada penelitian ini sama perawat dulu yang ikut visite sama
dilakukan dengan metode triangulasi. dokter kan kalo dirawatan pasti ada
kartu instruksi obatnya, ya liat di status.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tapi kalo misalnya kalo petugas tidak
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 5 tahu kita langsung hubungi dokter.”
Mei 2018 di RSI Ibnu Sina Bukittinggi. (LN)
Setelah melalui wawancara dan observasi, “Kalau kemungkinan terbesar ya tentu
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: kadang penulisan tidak jelas atau
barangkali SIPnya yang tidak jelas ya
1. Identifikasi penyebab prescribing kan.. itu mungkin disana yang mungkin
error terjadi sehingga istilahnya resep yang
Berdasarkan hasil wawancara diberikan dokter tidak terbaca dengan
mendalam dengan beberapa informan baik.”(dr.J)
diketahui ada bebarapa faktor terjadinya Dari hasil wawancara yang telah
medication errors pada fase prescribing. dilakukan tersebut dapat diketahui bahwa
jenis prescribing error terjadi pada tulisan
LLDIKTI Wilayah X 28
Dessy Angraini, Tika Afriani dan Revina | Analisis Faktor-Faktor Terjadinya Medication Error di
Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi
(26-33)
resep yang tidak jelas sehingga dapat dari dalam sehingga terjadi kesalahan
mengakibatkan kesalahan dalam dalam penyerahan.(NN)
pemberian dosis obat. Informan lainnya mengungkapkan
bahwa dispensing error juga terjadi
2. Identifikasi penyebab transcription karena kesalahan identifikasi pasien dan
error tidak dilakukan cross check kembali
Dari wawancara yang telah dilakukan, resep.
pada fase transcription error ditemukan “Trus kesalahan identifikasi pasien,
kesalahan saat pembacaan resep untuk kesalahan identifikasi pasien itu
proses dispensing, hal ini disebabkan contohnya kita menyerahkan obat rawat
karena tulisan yang tidak jelas. Gambaran jalan panggil nama pasienkan, panggil
transcription error terlihat dari contoh nama kita seharusnya mengidentifikasi
kutipan informasi sebagai berikut: kembali, yang pertama nama, yang
“Medication error yang terjadi di rawat kedua alamat kalau masih tidak sesuai
jalan yang pertama itu kesalahan dari tanggal lahir, trus untuk memastikan
tenaga farmasi yang salah dalam kembali tanya dari poliklinik mana. Tapi
membaca tulisan dokter sehingga kadangkan kalo resep rame tuh kita lupa
membuat obat yang diambilkan tersebut cuma nanya nama aja, ternyata
juga otomatis salah, ketauannya nanti namanya ada dua, sama namanya. tu
pada saat akan diberikan kepada yang bikin kesalahan.”(NN)
pasien.Petugas yang memberikan harus Oo lalu pada saat menyebutkan nama
kembali mengecek ulang dan ternyata pasien mungkin ada pasien dengan
ditemukan obat yang diambilkan tidak nama yang sama dan pasien yang
sesuai dengan resep yang ditulis.”(MT) seharusnya tidak datang malah pasien
lainnya padahal obat tersebut bukan
3. Identifikasi Penyebab Dispensing untuk pasien yang disebutkan namanya
Error atau pasien nama yang sama tapi
Kesalahan pada fase dispensing obatnya yang berbeda.”(MT)
terjadi pada saat penyiapan hingga “Trus bisa juga kesalahan dalam
penyerahan resep oleh petugas apotek. penyerahan juga tidak dilakukan cross
Salah satu kemungkinan terjadinya error check kembali resep yang tertulis eh tiket
adalah salah dalam mengambil obat dari yang tertulis sama obat yang dari dalam
rak penyimpanan karena kemasan atau misalnya kita hanya memperhatikan
nama obat yang mirip atau dapat pula resep yang tertulis dengan obat yang
terjadi karena letaknya berdekatan. hal dari dalam, ternyata dalam menghitung
ini sesuai dengan penuturan yang resep salah, otomatis pasien datang lagi
disampaikan oleh informan berikut ini: kok obatnya ga sesuai.”(NN)
“Kesalahan dalam menyiapkan obat, Faktor lingkungan kerja juga sangat
misalnya obat yang look alike sound mempengaruhi proses dispensing.
alike (LASA) ni, ya..letaknya yang Informan mengungkapkan bahwa
berdekatan tidak sengaja salah ambil lingkungan fisik dalam ruang apotek
salah dosis. Ujung-ujungnya kesalahan belum kondusif.
dalam penyerahan, dipenyerahan nanti “Kemudian salah dalam memberikan
yang menyerahkan tidak melihat kembali obat kepada pasien bisa juga karna
obat, aaa..cross check, tidak melihat keadaan yang terlalu sesak atau ramai
resep yang tertulis dengan obat yang sehingga petugas yang memberikan obat
LLDIKTI Wilayah X 29
Dessy Angraini, Tika Afriani dan Revina | Analisis Faktor-Faktor Terjadinya Medication Error di
Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi
(26-33)
terburu-buru mungkin dan bisa saja obat Berdasarkan keterangan informan
yang diberikan salah kepada didapatkan fakta bahwa apabila terjadi
pasien.”(MT) kesalahan baik pada fase prescribing,
transcription, dispensing dan
Dari wawancara yang telah dilakukan, administrationdi unit apotek RSI Ibnu Sina
maka ditemukan fase dispensing error antara Bukittinggi, maka petugas akan segera
lain kesalahan membaca resep LASA, jumlah mengevaluasi kembali dimana letak
obat yang tidak tepat, jenis obat yang tidak kesalahan terjadi. Kemudian setelah
sesuai resep, dan pemberian dosis yang tidak diketahui sumber kesalahannya maka petugas
tepat. segera menghubungi pasien untuk direview
kembali obat yang telah diberikan. Namun,
4. Identifikasi penyebab Administration apabila tidak ada respon dari pasien maka
Error petugas akan segera menghubungi dokter
Kesalahan pada fase agar menjadi catatan bagi dokter bila pasien
administrationterjadi pada proses kontrol kembali.
penggunaan obat pada saat penyiapan
hingga penyerahan resep oleh petugas PEMBAHASAN
apotek. Fase ini dapat melibatkan Jenis medication error yang terjadi di
petugas apotek dan pasien atau Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi meliputi
keluarganya, sesuai dengan penjelasan tahap prescribing (error terjadi pada
hasil wawancara sebagai berikut: penulisan resep), tahap dispensing (error
“Kemudian error bisa terjadi pada terjadi pada saat penyiapan hingga
pasien nya sendiri apakah dari cara penyerahan obat kepada pasien) dan tahap
pakai, cara makan, frekuensi atau syarat administration (error yang terjadi pada
lain dalam pemberian obat. Misalnya proses penggunaan obat). Prescribing error
obat diberi sebelum atau sesudah akan berdampak pada terjadinya
makan. Contoh kemaren ada juga itu transcription error atau kesalahan
obat sariawan bentuknya sama seperti pembacaan resep oleh apoteker dan dapat
obat tetes mata, ditetesnya pada mata mengakibatkan dispensing error bila tidak
(murni pasien yang salah). Kemudian segera terdeteksi. Demikian halnya
tentu tidak terlepas dari pengetahuan dispensing error dapat menyebabkan
interaksi obat. Itu perlu bagi dokter administration error bila tidak segera diatasi.
memahami tentang interaksi obat”. Pada prescribing error, jenis kesalahan
(dr.J) yang sering terjadi umumnya adalah tulisan
“Poli farmasi yang kadang memberi resep yang tidak terbaca dan resep yang tidak
obat jumlah melebihi. Resep itu ideal 3- lengkap. Masalah kelengkapan resep yang
4 macam ini malah ada yang sering terjadi adalah tidak dicantumkannya
memberikan lebih dari 6 macam. SIP dokter penulis resep dan tidak ada aturan
Nah,,sebenarnya untuk mengurangi pakai. Hal ini dapat menyebabkan
masalah tersebut mestinya apoteker terhambatnya proses pengobatan pasien
perlu ada feedback dengan dokter. karena resep yang bermasalah tersebut harus
Mungkin dokternya tidak paham tentang dikonfirmasi lagi ke dokter penulis resep.
interaksi antar komponen obat, disana Masalah lain yang terjadi adalah adanya
peran apoteker untuk memberitahu kesalahan terapeutik yaitu adanya
dokter.” (dr.J) polifarmasi, dimana jumlah obat yang
diresepkan melebihi lima jenis untuk satu
LLDIKTI Wilayah X 30
Dessy Angraini, Tika Afriani dan Revina | Analisis Faktor-Faktor Terjadinya Medication Error di
Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi
(26-33)
pasien dalam satu resep. Hal ini dapat disebabkan terdapat dua pasien dengan nama
merugikan pasien karena ada resiko interaksi yang sama tetapi umur berbeda. Stiker nama
obat disebabkan beberapa obat tidak dapat pasien yang tidak ditempel pada resep juga
dikonsumsi secara bersamaan. dapat menimbulkan kesalahan oleh petugas
Jenis dispensing error yang terjadi di pada saat menulis nama pasien dan nomor
Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi adalah rekam medik. Berdasarkan penelitian
kesalahan dalam membaca resep karena obat (Tajudin, Rusmi Sari, 2012), jenis
LASA (Look Alike Sound Alike), nama dan administration error yang terjadi di IRD
kemasannya hampir sama selain itu letak obat RSWS adalah waktu pemberian obat yang
yang berdekatan karena disimpan pada rak tidak tepat, teknik pemberian obat yang tidak
yang sama sehingga berakibat kesalahan tepat, dan pemberian obat yang bukan pada
dalam pengambilan obat. Kesalahan dalam orang yang tepat.
membaca angka dosis dalam resep, Prescribing error disebabkan karena
Kesalahan pengambilan obat ini dapat penulisan resep yang tidak jelas. Hal ini dapat
merugikan pasien karena obat yang diberikan menyebabkan miskomunikasi antara dokter
tidak sesuai dengan penyakitnya. Jenis penulis resep dengan farmasis. Dalam
dispensing error yang lain adalah content penelitiannya (Mamarimbing, M.,
error yaitu tulisan tangan yang tidak jelas, Fatimawali dan Bodhi, 2012) menyatakan
jumlah obat yang tidak sesuai dengan resep, bahwa ketidaklengkapan resep yaitu surat
salah dalam menghitung dosis, kesalahan izin praktek dokter, alamat pasien, tanggal
dalam penulisan aturan pakai, dan kesalahan penulisan resep, jenis kelamin, berat badan
dalam penulisan etiket.Kesalahan pemberian dan umur dapat berpotensi menyebabkan
obat dapat juga terjadi karena petugas medication error.
terburu-buru dalam menyerahkan obat Tulisan resep yang tidak jelas
disebabkan keadaan yang terdesak atau merupakan faktor utama penyebab terjadinya
jumlah pasien yang banyak. Masalah dispensing error, dapat berupa penulisan
dispensing yang lain adalah tidak tersedianya aturan pakai yang tidak jelas, penulisan dosis
obat yang dibutuhkan pasien di apotek yang tidak jelas, sehingga menyebabkan
sehingga obat harus dibelikan dulu ke apotek kesalahan membaca resep karena nama obat
luar RS sehingga obat akan terlambat sampai yang mirip/LASA. Keluarga pasien yang
pada pasien. Kelalaian dan ketidaktelitian tidak kooperatif pada saat pengambilan obat
petugas karena lupa juga merupakan salah satu faktor penyebab
merekonstitusi/mengencerkan obat sebelum terjadinya medication error, karena hal ini
diberikan kepada pasien juga dapat berakibat dapat mempengaruhi konsentrasi dan
terjadinya dispensing error. Dalam kesabaran petugas apotek pada saat
penelitiannya (Tajudin, Rusmi Sari, 2012) melakukan dispensing. Kekosongan obat di
menyatakan bahwa jenis dispensing error apotek atau di bagian pengadaan juga
yang terjadi di IRD RSWS yaitu tulisan resep merupakan faktor penyebab dispensing
yang tidak jelas karena obat LASA, jumlah error, karena hal ini dapat mengakibatkan
obat yang tidak sesuai dengan permintaan keterlambatan atau bahkan kegagalan
resep, dan kesalahan membaca angka dosis pemberian obat pada pasien.
dalam resep. Administration error dapat
Jenis administration error yang terjadi di disebabkan karena kegagalan dalam
Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi adalah mengidentifikasi pasien. Hal ini dapat
pemberian obat bukan pada orang yang tepat disebabkan karena faktor kelalaian dan
yaitu kesalahan dalam identifikasi pasien ketidaktelitian petugas akibat banyaknya
LLDIKTI Wilayah X 31
Dessy Angraini, Tika Afriani dan Revina | Analisis Faktor-Faktor Terjadinya Medication Error di
Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi
(26-33)
jumlah pasien. Dalam penelitiannya, dibutuhkan pasien, dan lupa dalam
Courtenay & Griffits (2010) menyatakan merekonstitusi obat yang seharusnya
bahwa administration error memiliki resiko diencerkan terlebih dulu. Jenis
yang signifikan pada pasien. Kebanyakan administration error yang terjadi adalah
terjadi karena obat yang tidak diberikan, salah pasien sehingga obat tertukar pada
kegagalan pemeriksaan identitas pasien, pasien yang namanya sama.
teknik pemberian yang tidak tepat dan Berbagai faktor dapat menyebabkan
pemberian obat yang salah. Sedangkan terjadinya medication error, baik faktor
penelitian yang dilakukan oleh (Tajudin, petugas kesehatan, pasien, maupun dari
Rusmi Sari, 2012) menyatakan bahwa waktu lingkungan kerja.Penyebab prescribing
pemberian obat yang tidak tepat, teknik erroradalah faktor pengetahuan dokter,
pemberian yang tidak tepat, dan salah pasien tulisan dokter yang kurang jelas, dan sikap
merupakan faktor penyebab terjadinya pasien yang tidak kooperatif. Penyebab
administration error. dispensing error adalah tulisan dokter yang
Untuk mengatasi resiko terjadinya tidak jelas untuk obat yang nama dan
medication errorpada pasien maka perlu kemasannya mirip, tempat penyimpanan obat
dikembangkan suatu sistem pemberian obat yang tidak baik, adanya tuntutan pasien yang
Unit Dose Dispensing, perlu diadakan protap membuat petugas tertekan, beban kerja yang
pelayanan resep yang ditempatkan berat, resep yang menumpuk, kelelahan, dan
sedemikian rupa agar dapat dibaca oleh setiap masalah pada prosedur pengelolaan obat.
petugas apotek dan penerapan prosedur Penyebab administration error adalah faktor
double checking pada proses dispensing dan kesibukan kerja dan ketidaktelitian petugas
pemberian obat dengan harapan medication kesehatan.
error dapat diketahui sebelum obat sampai
kepada pasien. Selain itu perlu UCAPAN TERIMAKASIH
dikembangkan suatu sistem pencatatan dan Terima kasih kepada Direktur utama RSI
pelaporan kejadian medication error, agar Ibnu Sina Bukittinggi beserta staf yang telah
setiap personel memiliki kesadaran untuk memberi izin untuk melakukan penelitian
menghindari kesalahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Afriani, T., Angraini, D., & Jannah, M.
(2019). Evaluation of Outpatient
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Prescription Compliance in A
di apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi,
Bukittinggi Hospital. Jurnal
medication error yang terjadi meliputi
Endurance, 4(3), 617-621..
prescribing error, dispensing error, dan
Aronson, J. K. (2009). Medication errors:
administration error. Jenis prescribing
What they are, how they happen, and
erroryang terjadi adalah tulisan resep yang
how to avoid them. Qjm, 102(8), 513–
tidak terbaca, resep yang tidak lengkap, dan
521.
adanya polifarmasi. Jenis dispensing
https://doi.org/10.1093/qjmed/hcp052
errormeliputi kesalahan membaca resep
Bilqis, S. U. (2015). Kajian Administrasi,
LASA, kesalahan membaca angka dosis
Farmasetik dan Klinis Resep Pasien
dalam resep, content error, jumlah obat yang
Rawat Jalan di Rumikital Dr.
tidak sesuai dengan resep, salah dalam
Mintohardjo pada bulan Januari 2015.
menghitung dosis, kesalahan dalam
44.
penulisan aturan pakai, kesalahan dalam
Departemen Kesehatan RI. (2008). Tanggung
penulisan etiket, tidak tersedianya obat yang
LLDIKTI Wilayah X 32
Dessy Angraini, Tika Afriani dan Revina | Analisis Faktor-Faktor Terjadinya Medication Error di
Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi
(26-33)
Jawab apoteker Terhadap Keselamatan Manajemen Keselamatan Pasien
Pasien ( Patient Safety ). Tanggung Berbasis Program di RSUD Kapuas
Jawab Apoteker Terhadap Keselamatan Provinsi Kalimantan Tengah. Fakultas
Pasien ( Patient Safety), 30–40. Kesehatan Masyarakat. Universitas
Khairunnisa, Tanjung, H., Hadisaputra, S., Padjadjaran. 1535–1540.
Hasibuan, P., & Nasution, A. (2013). Susanti, I. (2013). Identifikasi Medication
Kelengkapan persyaratan dan Error Pada Fase Prescribing,
kesalahan penulisan resep pada apotek- Transcribing, dan Dispensing di Depo
apotek di Kota Medan. Farmasi Rawat Inap Penyakit Dalam
Mamarimbing, M., Fatimawali dan Bodhi, Gedung Teratai, Instalasi Farmasi Rsup
W. (2012). Evaluasi Kelengkapan Resep Fatmawati Periode 2013 (Issue
dari Dokter Spesialis Anak padaTiga September). UIN Syarif Hidayatullah
Apotek di Kota Manado. Journal of Jakarta.
Pharmachon, Vol 1(2), 45–51. Tajudin, Rusmi Sari, D. (2012). Jurnal
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/p Manajemen Pelayanan Kesehatan
harmacon/article/viewFile/485/378%0 Daftar Isi. Jurnal Manajemen
Ahttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.php Pelayanan Kesehatan, 15(01), 182–187.
/pharmacon/article/view/485
Puji, Neny Lestari,dkk (2005).Konsep
.
LLDIKTI Wilayah X 33