Peran Intervensi Gizi Spesifik Dan Sensitif Dalam
Peran Intervensi Gizi Spesifik Dan Sensitif Dalam
Peran Intervensi Gizi Spesifik Dan Sensitif Dalam
net/publication/313087509
Peran Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif dalam Perbaikan Masalah Gizi
Balita di Kota Bogor
CITATIONS READS
20 12,160
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Nur handayani Utami on 12 October 2018.
Peran Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif dalam Perbaikan Masalah Gizi Balita di
Kota Bogor
Bunga Ch Rosha1, Kencana Sari1, Indri Yunita SP1, Nurilah Amaliah1, NH Utami1
1
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
Jl. Percetakan Negara No.29 Jakarta 10560
Email : bunga.puslit3@gmail.com
Abstract
Indonesia is facing double burden of malnutrition among children under-five. To resolve the problem,
National Movement on Acceleration of Nutrition Improvement Program was conducted in the form
of First Thousand Days of Life (1000 HPK) through specific and sensitive nutritional interventions
performed by the health and and non-health sectors. The aim of the study was to identify specific
and sensitive interventions that have been done to resolve the nutritional problems of under-five
children in Bogor city. This was a qualitative study on 12 informants from the health and non-
health sector. Data were collected through indepth interviews. The results showed that specific
nutritional interventions were for the child (monitoring of Posyandu, immunization, vitamin A,
and supplementary foods), for mother (pregnancy class, supplementary foods for pregnant women,
nutrition and health seminars) and for adolescents (iron supplementation program). Whereas the
sensitive nutrition interventions were environmental health interventions (Friday or Sunday cleaning
program, making biopori, constructing communal septic tank), poverty interventions (cash transfer
program, family hope program and PNPM), and women’s empowerment interventions (education of
health and nutrition, provision of seedlings for environment utilization). In conclusion, the specific
and sensitive interventions should be integrated so the handling of the nutrition problems could be
carried out sustainably.
Keywords : overcoming the nutrition problem, specific nutrition interventions, sensitive nutrition
intervention.
Abstrak
Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda pada anak balita. Untuk mengatasi masalah ini, dilakukan
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000
HPK) melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif baik oleh sektor kesehatan dan non–kesehatan.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi intervensi spesifik dan sensitif apa saja yang telah dilakukan
dalam menangulangi masalah gizi balita di Kota Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
pada 12 informan baik dari sektor kesehatan dan non–kesehatan. Data dikumpulkan melalui wawancara
mendalam. Hasil penelitian menunjukkan intervensi gizi spesifik yaitu intervensi balita (pemantauan
balita di posyandu, imunisasi, vitamin A, dan PMT). Intervensi ibu (kelas ibu hamil, PMT ibu hamil,
seminar gizi dan kesehatan) dan intervensi remaja (program tablet tambah darah/ TTD). Sedangkan
intervensi gizi sensitive, yaitu : intervensi kesehatan lingkungan (program Jumat atau Minggu bersih,
pembuatan biopori dan septictank komunal), intervensi kemiskinan (pemberian BLT, keluarga harapan,
dana PNPM), dan intervensi pemberdayaan perempuan (penyuluhan kesehatan dan gizi, pemberian
tanaman bibit untuk pemanfaatan lingkungan). Intervensi spesifik dan sensitif ini sebaiknya dipadukan
agar penanganan masalah gizi dilakukan secara berkelanjutan.
Kata kunci : penanggulangan masalah gizi, intervensi gizi spesifik, intervensi gizi sensitif.
127
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 2, Juni 2016 : 127 - 138
128
Peran Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif Dalam Perbaikan ... (Bunga Ch Rosha1, Kencana Sari1, et. al)
129
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 2, Juni 2016 : 127 - 138
130
Peran Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif Dalam Perbaikan ... (Bunga Ch Rosha1, Kencana Sari1, et. al)
buang hajadnya kekali jadi kami himbau mereka salah satu informan :
bikin septictank, bikin jungkit sendiri, kebetulan “Susu Vidoran ini sumbangan dari Ibu
ada mahasiswa yang studi banding di posdaya, Puan Maharani sebagai makanan tambahan”
terus mereka bikin septictank komunal” (Lurah (Puskes Merdeka, Kebon Kalapa)
Babakan Pasar) Untuk mengatasi masalah pembiayaan
“Kegiatan di RW 3 pemasangan pembuatan kesehatan pemerintah pusat dan pemerintah
selokan, itu drainase dulu pake tong sekarang daerah mengeluarkan program jaminan kesehatan
enggak sekarang di gali terus jadi emang lama nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
untuk RT 1 aja belum beres maklum banyak galian dasar masyarakat. Hal ini seperti yang diungkapkan
yang harus diperbaiki…’’ (Ketua RW 03 Babakan oleh salah satu informan berikut :
Pasar ) “Kalau untuk biaya kesehatan kan ada
“Sekarang juga ada pembuatan drainase, JKN, BPJS tapi bagi yang tidak mampu ada
kalau kemarin ada hotmix untuk jalan rusak itu Jampersal, ada KIS … dan lain-lain… jadi yang
dari dana aspirasi…ini pun katanya dari dana kita bantu bagaimana mengantarkan ibu itu ke
aspirasi….” (Ibu Nining, Ketua PKK Kebon rumah sakit”. (Lurah Babakan Pasar )
Kalapa) Rumah yang sehat juga merupakan
Sejalan dengan hal di atas mengenai kebutuhan pokok yang harus terpenuhi untuk
pendanaan, beberapa informan menyatakan mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
pendanaan didapatkan dari CSR dan partai Beberapa syarat yang harus dipenuhi pada rumah
politik. Berikut petikannya : sehat adalah memiliki sirkulasi udara yang baik,
“Ada dana sosial, seperti dana CSR, bisa penerangan yang cukup, terpenuhi kebutuhan
juga dapat dari caleg, untuk memperbaiki jalan air bersih, adanya pembuangan air limbah yang
(ketua RT 01 Babakan Pasar) diatur dengan baik agar tidak menimbulkan
“Dari PKS (Partai Keadilan Sejahtera) pencemaran, ruang seperti lantai dan dinding
juga pernah ngasih, kemudian dari perorangan tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran
yaitu Pak Kosasi dan bisa di katakan beliau seperti bau, rembesan air kotor maupun udara
donatur tetap diwilayah kita (Lurah Kebon kotor. Untuk memenuhi kebutuhan akan rumah
Kelapa) sehat tersebut pemerintah melalui program
PNPM memberikan bantuan berupa dana untuk
Intervensi Mengatasi Kemiskinan perbaikan rumah tidak layak huni kepada
Penyebab permasalahan gizi yang paling masyarakat. Hal ini seperti yang diungkapkan
mendasar adalah kemiskinan. Kemiskinan beberapa informan berikut :
membuat orang tidak dapat memenuhi kecukupan “Ada bantuan dari PNPM memberikan
gizinya melalui konsumsi yang adekuat dan bantuan untuk memperbaiki rumah yang tidak
dengan adanya kemiskinan juga tidak dapat layak huni, kalau dulu itu sekitar lima jutaan
mengakses pelayanan kesehatan yang memadai. lah…kemudian BKM (Badan keswadayaan
Oleh karena itu diperlukan bantuan kepada masyarakat) memberi data mengenai rumah
masyarakat yang berada di garis kemiskinan agar yang layak dibantu kemudian diseleksi lagi kira
bisa memenuhi kebutuhna gizinya dan dengan kira seperti itu prosesnya. Jadi pengajuan dari
mudah mengakses pelayanan kesehatan jika RW kemudian kita laporkan ke BKM kemudian
membutuhkan. mereka juga survei ke masyarakat mana yang
“Bantuan untuk anak kurang gizi kita layak jadi prioritas harus diperbaiki itu dibantu
berikan bahan baku makanan ke keluarganya (Ketua Kelurahan Siaga Babakan Pasar)
kalau misalnya harus dibawa ke puskesmas kita Selain bantuan perbaikan rumah tidak
bantu transportasinya (Lurah Babakan Pasar) layak huni, ada juga bantuan–bantuan lain yang
Selain dari kelurahan, bantuan makanan diberikan untuk masyarakat miskin antara lain
tambahan berupa susu juga diberikan oleh donatur bantuan uang tunai, pemberian raskin, dan lain–
perorangan. Hal ini seperti yang diungkapkan lain. Berikut beberapa pernyataan informan :
131
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 2, Juni 2016 : 127 - 138
“Ada program keluarga harapan…” disebabkan oleh penyebab langsung, penyebab tidak
(Ketua RT1/RW 3 Kebon Kalapa) langsung dan akar masalah.6 Untuk menanggulangi
“BLT (bantuan Langsung Tunai) ada permasalahan gizi ini diperlukan kerjasama lintas
yang nerimanya yang gakin kadang bukan gakin sektor melalui upaya intervensi gizi spesifik
dapet juga… kan data bukan dari RT kan datanya dan sensitif. Selain itu, dalam gerakan 1000 hari
langsung dari BPS… dananya langsung cair ke pertama kehidupan (HPK) juga menggunakan
masyarakat. BLT ini turunnya rutin” (Ketua RT intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif, dimana
01 Babakan Pasar) diyakini intervensi gizi sensitif berkontribusi 70%
“Bantuan PNPM, dana dari pemerintah dan intervensi gizi spesifik berkontribusi 30%
ditampung oleh masyarakat (ada panitianya), dalam mengatasi permasalahan gizi.5
penerima PNPM hampir 200-an KK dan ada Intervensi spesifik merupakan kegiatan
juga pemberian raskin” (RT 01 Babakan Pasar ) yang ditujukan langsung atau khusus pada
kelompok sasaran tertentu seperti balita,
Intervensi Pemberdayaan Perempuan ibu hamil, remaja putri, dan lainnya. Pada
Bantuan yang diberikan pemerintah umumnya kegiatan ini dilakukan oleh sektor
maupun swasta tidak selalu berupa bantuan kesehatan. Dalam The Lancet seri Ibu dan Anak
dana, tetapi ada beberapa bentuk intervensi lain menunjukkan bahwa terdapat 13 intervensi gizi
yang bertujuan memberdayakan masyarakat yang telah terbukti dapat mengurangi masalah
untuk memanfaatkan potensi yang ada stunting sebesar sepertiga dari prevalensi di
atau memberdayakan masyarakat dengan dunia, yaitu intervensi melalui suplementasi
meningkatkan pengetahuan. Bantuan tersebut dan fortifikasi, mendukung pemberian ASI
bisa berupa pelatihan, seminar, pemberian bibit eksklusif, penyuluhan mengenai pola makan
dan lain sebagainya. Berikut beberapa hal yang anak, pengobatan untuk kekurangan gizi akut,
terkait yang diungkapkan informan : serta pengobatan infeksi. Intervensi ini terbukti
“Penyuluhan PKK mengenai ketahanan menghasilkan manfaat yaitu pengurangan biaya
pangan, misalnya pemanfaatan tepung singkong dengan rasio 15,8 berbanding 1.7
kan kalau sekarang kebanyakan orang kan Salah satu intervensi spesifik yang
bikin kue dari tepung terigu, tapi diajarkan buat dilakukan di Kota Bogor yaitu melalui kegiatan
sendiri dari singkong namanya tepung cassava. posyandu. Posyandu merupakan salah satu bentuk
Selain itu PKK juga memberikan pinjaman upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
bergilir untuk modal” (Ketua posdaya Babakan (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan
Pasar) bersama masyarakat, untuk memberdayakan
“Ada LSM yang melakukan penyuluhan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dan pelatihan untuk ibu dan kader tentang ASI guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu,
dan cara pemberian makan, itu yang melakukan bayi dan anak balita.8 Pada beberapa negara yang
yayasan yasmina, yang dilatih hanya beberapa telah berhasil menjalankan dan meyebarluaskan
posyandu tidak semua” (Gizi kota bogor) intervensi gizi menunjukkan keberhasilan
“PKK dan BLH (badan lingkungan hidup) didukung oleh sistem kesehatan yang berfungsi
mensupport dengan memberikan tanaman bibit, dengan efektif serta keterlibatan kader kesehatan
di samping kita swadaya untuk pemanfaatan berbasis dari masyarakat.7 Salah satu tujuan
pekarangan” (Lurah Babakan Pasar) kegiatan posyandu adalah sebagai upaya
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
PEMBAHASAN anak balita. Penelitian Hidayat dan Jahari
menunjukkan bahwa diantara rumah tangga
UNICEF telah mengembangkan kerangka balita yang memanfaatkan pelayanan kesehatan
konsep sebagai salah satu strategi dalam di posyandu memiliki proporsi balita berstatus
menanggulangi permasalahan gizi. Dalam kerangka gizi baik (indeks BB/U) dan tidak kurus/ normal
tersebut ditunjukkan bahwa permasalahaan gizi (indeks BB/TB) lebih besar dibandingkan
132
Peran Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif Dalam Perbaikan ... (Bunga Ch Rosha1, Kencana Sari1, et. al)
dengan rumah tangga balita yang tidak pernah menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu
ke posyandu.9 Selain sebagai upaya pemantauan Buku KIA, flip chart (lembar balik), pedoman
tumbuh kembang anak, posyandu terdiri dari pelaksanaan kelas ibu hamil, pegangan fasilitator
kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/ kelas ibu hamil dan buku senam ibu hamil.12
pilihan. Kegiatan utama mencakup kesehatan Pada penelitian ini informan mengungkapkan
ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, bahwa program kelas ibu hamil telah dijalankan
gizi dan pencegahan penanggulangan diare. namun belum dapat dilaksanan setiap bulannya.
Sedangkan kegiatan pengembangan/pilihan Informasi lainnya yaitu pelaksanaan program
diantaranya adalah Pos Pendidikan Anak Usia kelas ibu hamil dilaksanakan di tingkat kelurahan,
Dini (PAUD) atau Bina Keluarga Balita (BKB). belum sampai ke tingkat posyandu. Hal ini
Sejalan dengan hal tersebut, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kusbandiyah
menunjukkan bahwa kegiatan posyandu rutin yang menunjukkan bahwa implementasi kelas ibu
dilaksanakan di kota Bogor. Kegiatan posyandu hamil sudah dilaksanakan oleh lebih dari separuh
meliputi pemeriksaan, penimbangan, imunisasi, responden (bidan) tetapi umumnya masih kurang
pemberian PMT dan pemberian vitamin A. pada rutinitas penyelenggaraan kelas ibu hamil.
Asupan gizi yang tidak kuat merupakan Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan
salah satu penyebab kegagalan tumbuh kembang kelas ibu hamil adalah konsistensi kehadiran
anak. Ini berarti solusi untuk kekurangan gizi ibu hamil, kurangnya dana dan sarana prasarana
harus memenuhi penyediaan nutrisi tertentu yang terbatas sehingga pembelajaran tidak
untuk anak.7 Menurut Ali Khomsan usaha positif banyak menggunakan metode variatif, hal ini
yang dapat dilakukan untuk menanggulangi bisa menyebabkan ibu hamil menjadi bosan
masalah ini adalah dengan menyelenggarakan dan pengetahuan kurang tersampaikan dengan
program Pemberian Makanan Tambahan maksimal.13 Berbeda dengan hal tersebut, dalam
Pemulihan (PMT-P) secara gratis, disamping penelitian ini salah satu informan menyatakan
itu perlu ditingkatkan pengetahuan ibu tentang penerimaan masyarakat terhadap kelas ibu hamil
makanan yang bergizi.10 PMT-P dapat berupa relatif bagus, bentuk kegiatan kelas ibu hamil ini
makanan lokal atau makanan pabrik seperti cukup beragam, diantaranya berupa pemutaran
susu dan biskuit.11 Dalam penelitian ini, hasil video atau focus grup discussion.
wawancara dengan informan menyatakan di Intervensi juga penting dilakukan pada
Kota Bogor, program PMT Pemulihan ini sudah kelompok remaja putri karena remaja putri
dilaksanakan pada anak gizi kurang dan buruk merupakan calon ibu pencetak generasi masa
berupa pemberian susu selama 3 – 4 bulan. depan bangsa. Untuk mendapatkan generasi yang
Selain intervensi yang ditujukan untuk berkualitas, maka remaja putri harus terhindar
balita, intervensi juga perlu ditujukan untuk ibu dari permasalahan gizi remaja. Masalah pada
karena yang merawat anak-anak biasanya adalah remaja putri yang belum terselesaikan adalah
ibu. Implikasi intervensi berupa pemberdayaan anemia. Prevalensi anemia pada kelompok umur
perempuan dan program pendidikan.7 Salah 5–14 tahun mencapai 26,4% sedangkan pada
satunya melalui kelas pembelajaran untuk ibu, kelompok umur 15–24 tahun sebesar 18,4 %.2
yaitu dimulai dari kelas ibu hamil. Kelas ibu Berbagai studi menunjukkan dampak negatif
hamil adalah kelompok belajar ibu hamil dengan dari anemia akibat kekurangan zat gizi besi
umur kehamilan antara 4 – 36 minggu (menjelang terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
persalinan) dengan jumlah peserta maksimal dan remaja. Anemia pada anak menyebabkan
10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar pertumbuhan dan perkembangan tidak optimal
bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang dan menurunkan prestasi belajar karena rasa
kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh cepat lelah, kehilangan gairah dan tidak dapat
dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara berkonsentrasi. Sedangkan pada remaja, anemia
terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil akan menyebabkan tingginya risiko untuk
difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) yang
133
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 2, Juni 2016 : 127 - 138
mempunyai kualitas hidup yang tidak optimal.14 meningkatkan risiko anak mengalami stunting.17
Berdasarkan hal tersebut, maka pemerintah sejak Intervensi kebersihan (termasuk mencuci tangan,
tahun 2015 menetapkan salah satu program perawatan kualitas air, sanitasi, dan pendidikan
pembinaan dan perbaikan gizi dan masyarakat kesehatan) berkontribusi pada pengurangan
yaitu program pemberian tablet tambah 2–3% masalah stunting.7 Dalam penelitian
darah (TTD) pada remaja putri. Kegiatan ini lain ditemukan bahwa anak yang berasal dari
dilakukan bekerja sama dengan sekolah. Sejalan keluarga dengan kondisi air dan sanitasi kurang
dengan hal tersebut hasil penelitian ini juga baik lebih sering mengalami diare daripada anak
menunjukkan bahwa program TTD pada remaja yang berasal dari keluarga dengan kondisi air dan
putri sudah mulai dilaksanakan di Kota Bogor sanitasinya paling baik.18 Hal ini dimungkinkan
dan dilaksanakan melalui sekolah. Beberapa karena infeksi subklinis yang berasal dari
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa paparan lingkungan tercemar dan gizi dapat
persentase anemia pada siswi di tiga Madrasah mengurangi kemampuan usus untuk mencegah
Tsanawiyah Kota Bekasi mengalami penurunan organisme penyebab penyakit masuk ke dalam
setelah diberikan tablet tambah darah selama 6 tubuh.19 Penyakit infeksi karena lingkungan
minggu.15 Hasil penelitian di SLTP 1 Donorojo, yang kurang baik lainnya yaitu infeksi cacing
Kabupaten Pacitan juga menunjukkan penurunan STH (Soil Transmitted Helminth). Cacing STH
jumlah siswa yang menderita anemia setelah adalah cacing yang penularannya lewat tanah
diberikan tablet tambah darah sebesar 20 %.16 dan jenis cacing yang sering ditemukan yaitu
Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura,
Intervensi Gizi Sensitif Ancylostama duodenale dan Necator americanus
Intervensi sensitif merupakan berbagai Strongylaides steicoralis.20 Infeksi cacing usus
kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan, merupakan infeksi kronik yang paling banyak
sasarannya adalah masyarakat umum. Dalam menginfeksi balita dan anak usia SD sehingga
kerangka konsep UNICEF penanganan masalah dapat menimbulkan masalah kesehatan. Infeksi
gizi diantaranya adalah melalui program cacing dapat menimbulkan kerugian zat gizi
pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan berupa kalori dan protein serta kehilangan darah.
ekonomi, keterlibatan dunia usaha, penanganan Selain dapat menghambat perkembangan fisik,
konflik serta pelestarian lingkungan hidup.6 kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat juga
Program–program ini merupakan potensi yang menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah
sangat besar untuk mengatasi kekurangan gizi terkena penyakit lainnya. Bila berlangsung lama
dan memegang kunci untuk mengatasi sisa dua keadaan ini akan mengganggu pertumbuhan dan
pertiga dari penyebab masalah stunting yang perkembangan anak.21 Beberapa hasil penelitian
tidak dapat diselesaikan dengan intervensi gizi menunjukkan bahwa cacing STH berpengaruh
spesifik.7 Pada prakteknya dalam mengatasi terhadap status gizi. Penelitian yang dilakukan
masalah gizi, intervensi spesifik dan sensitif ini di Purwokerto menunjukkan bahwa anak-anak
sebaiknya dipadukan agar penanganan masalah usia 4–10 tahun yang terinfeksi cacing STH
dilakukan sustainable atau berkelanjutan. mempunyai risiko status gizi kurang 1–1,5
Sanitasi lingkungan memiliki hubungan lebih besar dibandingkan dengan anak yang
secara tidak langsung terhadap masalah gizi. tidak terinfeksi cacing STH.22 Penelitian lain di
Ada beberapa bukti hubungan antara akses Cina pada anak usia 9–12 tahun dan Malaysia
sanitasi dan stunting. Satu studi multi–negara pada anak usia <10 tahun menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa sanitasi berkontribusi kecacingan dengan tingkat infeksi mulai dari
terhadap penurunan prevalensi defisit asupan sedang hingga berat merupakan faktor risiko
gizi pada anak-anak di perkotaan 22–53% dan utama status gizi stunting.23,24 Selain diare dan
di pedesaan sebesar 4–37%. Berbagai penelitian kecacingan, ISPA merupakan penyakit infeksi
menunjukkan bahwa sanitasi yang kurang baik yang sering diderita anak akibat dari lingkungan
134
Peran Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif Dalam Perbaikan ... (Bunga Ch Rosha1, Kencana Sari1, et. al)
yang kurang baik. Penelitian di Bali menunjukkan menyimpulkan bahwa transfer tunai memiliki
besarnya risiko untuk terjadinya ISPA pada dampak terbesar dalam mengurangi angka
balita yang menempati rumah yang tidak bersih kematian anak ketika program memprioritaskan
adalah sebesar 10.3 kali lebih besar dari pada anak-anak di bawah lima tahun, wanita tua
anak balita yang menempati rumah yang bersih.25 dan ibu hamil.7 Pada penelitian ini informan
Sanitasi lingkungan kurang baik meningkatkan menyatakan pemberian bantuan dana tunai ini
kejadian infeksi sehingga menurunkan kondisi membantu masyarakat miskin dalam memenuhi
kesehatan anak dan berimplikasi buruk terhadap kebutuhan hidup sehari–hari. Beberapa penelitian
kemajuan pertumbuhan anak. Dalam penelitian menunjukkan program transfer tunai bersyarat
ini beberapa informan mengungkapkan upaya memiliki hasil positif untuk gizi di Amerika Latin
yang telah dilakukan oleh masyarakat bersama (Meksiko, Nikaragua, dan Kolombia) dan Afrika
pemerintah dan tokoh masyarakat (Kelurahan, Selatan. Namun ada juga beberapa penelitian di
RW dan RT) dalam meningkatkan sanitasi mana tidak ditemukan ada dampak dari program
lingkungan di Kota Bogor yaitu program kerja transfer tunai ini.7
bakti membersihkan lingkungan (Jum'at dan Pemberdayaan perempuan melalui
Minggu bersih), pembuatan lubang biopori, peningkatan pendidikan dan pengetahuan
pembuatan septictank komunal, dan lain-lain. mengenai gizi dan kesehatan disinyalir sebagai
Program ini merupakan salah satu cara untuk salah satu cara dalam mengatasi masalah gizi.
mengurangi risiko timbulnya berbagai penyakit Perempuan merupakan pengasuh utama untuk
infeksi anak yang kemudian dapat berpengaruh anak-anak selain itu juga menjadi anggota rumah
terhadap kesehatan dan status gizinya. tangga yang produktif. Status gizi perempuan
Kemiskinan merupakan masalah mendasar sangat terkait dengan keadaan gizi anaknya.
yang menyebabkan masih tingginya masalah gizi di Satu studi memperkirakan bahwa pendidikan
Indonesia.26 Penanggulangan kemiskinan dengan perempuan bertanggung jawab untuk hampir
cara memperbaiki ekonomi dan meningkatkan 43% dari total pengurangan gizi di 63 negara
pendapatan merupakan salah satu cara intervensi antara tahun 1971 dan 1995. Penelitian ini
tidak langsung yang dapat dilakukan untuk juga menunjukkan bahwa meningkatnya status
mengurangi masalah gizi yaitu memperbaiki pendidikan dan pengetahuan perempuan di Asia
ekonomi dan meningkatkan pendapatan Selatan mengurangi kejadian anak kurang berat
masyarakat.27 Keluarga dengan pendapatan yang badan di bawah usia tiga tahun sekitar 12% dan di
memadai dapat memenuhi kebutuhan asupan Sub–Sahara Afrika hampir 3%.7 Dalam penelitian
makannya juga mempunyai akses yang baik ini informan menyatakan upaya penanggulangan
terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki masalah gizi di Kota Bogor juga dilakukan oleh
lingkungan yang sehat dapat terhindar dari gizi lembaga selain pemerintah seperti LSM dan
kurang.28 Pada penelitian ini beberapa informan PKK. LSM memberikan penyuluhan kepada
menyatakan penanggulangan masalah gizi secara ibu–ibu di posyandu mengenai cara pemberian
jangka panjang melalui usaha meningkatkan ASI dan juga pemberian makan yang benar. Hal
pendapatan masyarakat di Kota Bogor dilakukan ini menurut informan dilakukan di beberapa
melalui bantuan keterampilan dan pemberian posyandu di Kota Bogor. Promosi pemberian
bibit tanaman yang kelak dapat digunakan untuk ASI dan cara memberikan makanan yang benar
menambah pendapatan keluarga. Selain itu, untuk anak merupakan salah satu bagian penting
terdapat juga program pemberian dana tunai untuk mengatasi masalah gizi karena masalah
kepada keluarga miskin seperti program keluarga gizi khususnya stunting merupakan akibat dari
harapan, BLT (Bantuan Langsung Tunai), dan tidak diberikannya ASI eksklusif serta pemberian
bantuan dana dari PNPM (Program Nasional makanan pendamping ASI yang tidak cukup dari
Pemberdayaan Masyarakat) yang dikelola oleh segi kuantitas, kualitas serta keragamannya.29
masyarakat. Sebuah ulasan Save the Children Pemberian ASI serta makanan pendamping
135
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 2, Juni 2016 : 127 - 138
136
Peran Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif Dalam Perbaikan ... (Bunga Ch Rosha1, Kencana Sari1, et. al)
137
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 2, Juni 2016 : 127 - 138
138