11 Kristiandi2020 - Siam
11 Kristiandi2020 - Siam
11 Kristiandi2020 - Siam
1
Politeknik Negeri Sambas, Jl. Raya Sejangkung, 79642
*)
Email Korespondensi: kikikristiandi@gmail.com
Abstract
Sambas is one of district lying in West Kalimantan with their agricultural commodities is orange
siam. Agricultural products orange siam obtained by Kabupaten Sambas in the year 2016-2018
experienced a significant increase at 24.983.600 kg .This research intended to capitalize on the
orange peel siam as a pesticide natural and analyze the type of ingredient in the pesticides. A
kind of an orange constituting a variety which has been adopted known and cultivated. West
Kalimantan especially Sambas becoming an area of with a monthly granite production of orange
siam more or less 9 %. This study was conducted in the Laboratory Agrobisinis Polytechnic
State Sambas. The sample purposively technique. The approach that was undertaken is pure
experimental. Sample testing was conducted qualitatively and ethanol and given the 10 %, 20 %,
30 %, 40 % and 50 % and em4 10 ml, 20 ml, 30 ml, 40 ml and 50 ml research shows that the
tannin and the positive sulphur at all treatment given in orange peel he has pesticide natural, the
flavonoid positive is in having the treatment, 10 % 20 %, 30 %, 40 % and 50 % and control, not
containing positive flavonoid and saponin there are no positive in all the treatment. Alkaloid
treatment to found only in control and 50 %.Conclusion in the research are the positive a
pesticide natural using orange peel so as to be used natural to pesticides.
menjelaskan tanaman jeruk siam adalah KI, HgCl2, Kloroform. Sedangkan untuk
komoditas buah unggulan nasional karena alat yang digunakan dalam rendam kulit
memiliki nilai ekonomi tinggi, adaptasinya jeruk siam adalah: alamunium foil, kertas
sangat luas, populer dan digemari hampir saring whatman, corong, gelas-gelas kimia,
seluruh lapisan masyarakat, dan nilai termometer, pH meter, termometer dan
impornya cenderung meningkat.Jeruk siam kondensor. Bahan yang digunakan dalam
merupakan salah satu jenis jeruk yang penelitian ini adalah kulit jeruk siam. Kulit
banyak dikembangkan di Indonesia karena Jeruk Siam adalah salah satu sampah
produksinya tinggi dan potensi yang cukup organik yang jarang termanfaatkan secara
besar untuk dikembangkan. Sekitar 70-80% maksimal dan mengingat bahwa Sambas
jeruk yang dikembangkan di Indonesia merupakan salah satu komiditi utamanya
adalah jeruk siam dan sisanya berkisar 20 – adalah Jeruk Siam. Hasil pertanian yang
30% adalah jeruk keprok (Qomariah, 2013). dihasilkan menjadi permasalahan pada saat
Namun pemanfaatan jeruk siam cenderung musimnya. Proses dalam pengolahan limbah
lebih mengandalkan pada sari dan buahnya organik kulit Jeruk Siam adalah dengan
saja, tetapi untuk pemanfaatan kulit dan mengupas dan dilakukan perbusan yang
bagian lain cenderung dijadikan limbah. selanjutnya di berikan 6 perlakuan.
Devy et al (2010), menunjukan bahwa Perlakuan yang diberikan dengan diberikan
tanaman jeruk mengandung metabolit penambahan etanol dan em4 pada setiap
sekunder, flavonoid, karotenoid dan rebusan kulit jeruk siam. Adapun perlakuan
limonoid yang banyak terdapat dalam daun, yang diberikan adalah kontrol, 10 % etanol
kulit buah, biji dan bulir (pulp). dan 10 ml em4, 20 % etanol dan 20 em4, 30
Sejalan dengan penelitian yang % etanol dan 30 % em4, 40 % etanol dan 40
dilakukan Pracaya (2010) yang menjelaskan ml em4, 50 % etanol dan EM4.
bahwa kulit jeruk mengandung vitamin C
yang lebih banyak dibandingkan didalam Pelaksanaan
buahnya. Peranan Pestisida dalam upaya Penelitian ini dilaksanakan di
penyelamatan produksi pertanian dari Labatorium Agrobisinis Politeknik Negeri
gangguan hama dan penyakit tanaman Sambas. teknik pengambilan sampel secara
masih sangat besar, terutama apabila telah purposive. Pemilihan jeruk siam dipilih
melebihi ambang batas pengendalian atau berdasarkan banyaknya hasil pertanian yang
ambang batas ekonomi. Namun demikian, dihasilkan di Kota Sambas. Jeruk siam
mengingat pestisida juga mempunyai resiko diperoleh langsung dari pasar setempat.
terhadap keselamatan manusia dan Waktu penelitian berlangsung pada bulan
lingkungan maka Pemerintah berkewajiban Februari 2020 – Agustus 2020.
dalam mengatur pengadaan, peredaran dan
penggunaan Pestisida agar dapat Teknik Pengumpulan Data
dimanfaatkan secara bijaksana (Entianopa Pengambilan data primer dilakukan
dan Santoso, 2016). dengan mendatangi penjual jeruk siam yang
berada di lokasi pasar setempat. Berat
METODE PENELITIAN sampel yang akan diambil adalah sebanyak
Bahan dan Alat 10 kg. Setelah dilakukan penimbangan
Bahan yang digunakan dalam selanjutnya jeruk siam tersebut dibersihkan
penelitian ini antara lain : Kulit jeruk siam, dengan mencuci memakai air mengalir dan
etanol 70 %, aquadest, NaOH 40 %, mensortasi kembali jeruk siam. Jeruk siam
Plumbum asetat, FeCl3 1 %, Mg, HCl pekat, yang telah disortasi kemudian dikupas dan
47
Kristiandi dan Febrina / J. Agari 6(2): 46 - 52
kulitnya dipisahkan dari buah, serabut, sari Kemudian ke dalam larutan KI tersebut
dan biji buah jeruk siam. Kulit yang didapat ditambahkan 0,271 g HgCl2 sampai
kemudian ditimbang kembali untuk larutApabila adanya endapan putih pada
mengetahui berat yang didapat dari hasil ekstrak tersebut maka manunjukan adanya
penimbangan sebelumnya, sehingga alkaloid.
medapatkan berat primer yang 3) Uji Flavonoid
sesungguhnya. Pemeriksaan senyawa flavonoid dilakukan
Prosedur dalam penelitian ini terbagi dengan cara menambahkan 1 g serbuk Mg
menjadi beberapa tahapan: dan 10 ml HCl pekat ke dalam ekstrak
1) Perendaman Jeruk Siam kental. Perubahan warna larutan menjadi
Jeruk siam yang telah dipisahkan dan bersisa kuning menandakan adanya senyawa
kulit jeruk siamnya, kemudian dilakukan flavonoid.
perendaman selama satu malam dengan 4) Uji Saponin
menggunakan penambahan larutan etanol. Sebanyak 1 ml ekstrak sampel dipanaskan
Larutan etanol yang digunakan sebanyak selama 5 menit. Kemudian dikocok selama 5
70% yang selanjutnya dilakukan menit. Busa yang terbentuk setinggi kurang
pengadukan dengan satu arah, hal ini lebih 1 cm dan tetap stabil setelah didiamkan
dilakukan dikarenakan agar tidak terjadi selama 15 menit menunjukkan adanya
kerusakan kandungan yang terdapat di saponin.
dalam jeruk siam tersbut. Jeruk siam yang 5) Uji tanin
sudah dilarutkan dengan menggunakan Pemeriksaan senyawa tanin dilakukan
etanol, kemudian ditutup rapat dengan dengan cara menambahkan 5 tetes FeCl3 1%
menggunakan almunium foil. Bahan baku (b/v) ke dalam ekstrak kental sebanyak 1 ml.
yang digunakan dalam perendaman adalah Perubahan warna larutan menjadi biru tua
sebanyak 100 gram kulit jeruk siam yang atau hitam kehijauan yang terbentuk
terbagi menjadi tiga bagian. Penutupan menunjukkan adanya tanin.
wadah ini bertujuan agar pelarut yang 6) Uji Sulfur
digunakan tidak menguap. Pemeriksaan senyawa sulfur dilakukan
2) Uji Alkaloid dengan cara menambahkan 1 mL NaOH 40
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk % dan larutan plumbum asetat ke dalam 1
mengetahui keberadaan adanya alkaloid. ml larutan ekstrak kental lalu diamati.
Cara untuk melihat adanya alkaloid adalah
dengan melakukakn penambahan kloroform HASIL DAN PEMBAHASAN
dan beberapa tetes pereaksi kedalam 1 ml Hasil uji kandungan fitokimia kulit
ekstrak. Pereaksi mayer terbuat dari satu g jeruk siam diperlihatkan pada Tabel 1.
KI yang dilarutkan dalam 20 ml aquades.
Tabel 1. Hasil Pengujian Kulit Jeruk Siam Kandungan Pestisida Alami
UJI
Perlakuan
Alkoloid Flavonoid Saponin Tanin Sulfur
Kontrol + - - + +
10 % - + - + +
20 % - + - + +
30 % - + - + +
40 % - + - + +
50% + + - + +
Ket : - = negatif
+ = positif
48
Kristiandi dan Febrina / J. Agari 6(2): 46 - 52
Greenhouse Gases in Lowland). Iptek Wulanda SS, Renika A, Indra VH, Zulvika
Tanaman Pangan VOL. 10 NO. 1 KW, Nanang A. 2017. Potensi Tannin
Wink, M. 2008. Ecological Roles of Pada Ramuan Nginang Sebagai
Alkaloids. Wink, M. (Eds.)Modern Insektisida Nabati Yang Ramah
Alkaloids, Structure, Isolation Lingkungan. Bioeksperimen Volume 3
Synthesis and Biology,Wiley, Jerman: No.2, (September 2017) ISSN 2460-
Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. 1365 (1)
KgaA
52