Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pertumbuhan Udang Vaname Litopenaeus Vannamei Yang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/334481635

Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Dikultur pada


Sistem Bioflok dengan Penambahan Probiotik

Article in JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) · May 2019
DOI: 10.33772/jsipi.v1i2.6591

CITATIONS READS

16 2,273

3 authors, including:

Muhaimin Hamzah
Universitas Haluoleo
17 PUBLICATIONS 32 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Muhaimin Hamzah on 28 March 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jon Dahlan et al. JURNAL SAINS dan INOVASI
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
PERIKANAN 1
Vol. 1, No. 2, 1-9, Juli 2017 Journal of Fishery Science and Innovation
e-ISSN: 2502-3276
Vol. 1, No.2, 1-9, Juli 2017
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSIPi

Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Dikultur


pada Sistem Bioflok dengan Penambahan Probiotik
The Growth of Vannamei White Shrimp (Litopenaeus vannamei) Cultured
In Bioflock System with Probiotic Supplementation In the Diet

Jon Dahlan1)*) Muhaimin Hamzah2), Agus Kurnia2)


1)
Program Studi Ilmu Perikanan Pascasarjana Univ. Halu Ole, Kendari, Indonesia
2)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univ. Halu Oleo, Kendari, Indonesia
Corresponding author*) : djondahlan@ymail.com; agus.kurnia@yahoo.com

ABSTRACT
The objective of this study was to evaluate the use of diet supplemented with probiotic on growth performance of
white shrimp that reared in bioflock system. Four treatments were applied in this study, namely, reared the shrimp
without biofloc (treatment A), shrimp reared with biofloc (treatment B), shrimp reared with biofloc system and
supplemented with probiotic 108CFU/mL (treatment C) and shrimp reared in biofloc system and supplemented
with probiotic 1010 CFU/mL (treatment D) and shrimp reared in biofloc system and supplemented with probiotic
1012 CFU/mL (treatment E). We reared the shrimp in glass tank (size : 30 cm × 40 cm× 45 cm) stocked with 20
shrimp/tank (initial weight : 3,52 ±0,5 g) . The shrimp fed with 5% commercial diet of shrimp biomass and
supplied with 4 g of molase into the galss tank in every morning for 42 days of rearing in Laboratory of Fish
Production, Faculty of Fisheries and Marine Science, Halu Oleo University. The results showed that the shrimp
reared in biofloc system and fed with different dosage of probiotics had significantly different in survival rate,
absolute growth, specific growth rate, feed efficiency, feed convertion ratio and protein retention. However, it
was not significantly different in flock volume. Generally, the optimum dosage of probiotic supplemented was
1010CFU/mL for improving the growth of white shrimp that reared in bioflocs system.
Keywords: Growth, vaname shrimp, Litopenaeus vannamei, bioflock, probiotics

ABSTRAK
Penelitian tentang pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dikultur pada sistem bioflok dengan
penambahan probiotik telah dilakukan selama 40 hari di Laboratorium unit produksi, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari. Penelitian bertujuan untuk menentukan dosis probiotik yang tepat, dan
mampu meningkatkan pertumbuhan udang vaname pada budidaya sistem bioflok. Penelitian didesain dengan
menggunakan Rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah A
(tanpa bioflok), B (bioflok), C (bioflok + probiotik 10 8CFU/mL), D (bioflok + probiotik 1010CFU/mL), dan E
(bioflok + probiotik 1012CFU/mL). Wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 35x35x40 cm, dilengkapi
aerasi. Hewan uji adalah juvenil udang vaname berukuran 3 – 4 g, yang dipelihara dengan kepadatan 20
ekor/akuarium. Selama pemeliharaan udang diberi pakan sebanyak 5% dari biomassa udang. Penambahan
molase dilakukan setiap pagi ke media bioflok sebanyak 4 g. Hasil penelitian menujukkan bahwa perlakuan
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak rata-rata, laju
pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, rasio konversi pakan, dan retensi protein, namun tidak memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap volume flok. Secara umum terlihat bahwa perlakuan terbaik didapatkan
pada penggunaan bioflok dengan penambahan probiotik 1010CFU/mL.
Kata kunci: Pertumbuhan, udang vaname, Litopenaeus vannamei, bioflok, probiotik

DOI: http://dx.doi.org/10.33772/jspi.v1n2.
2 Jon Dahlan et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 1, No. 2, 1-9, Juli 2017

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan Waktu dan Tempat


salah satu komoditas perikanan laut yang memiliki nilai Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu
ekonomis tinggi baik di pasar domestik maupun global, dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2016, bertempat di
dimana 77% diantaranya diproduksi oleh negara-negara Laboratorium Unit Produksi, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Asia termasuk Indonesia. Salah satu keunggulan dari Kelautan Universitas Halu Oleo, Kendari.
udang vaname adalah harga jual tinggi, mudah Alat dan Bahan
dibudidayakan dan tahan terhadap penyakit. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah :
Salah satu masalah yang timbul akibat intensifikasi Akuarium dengan ukuran 35x35x40 cm sebanyak 15
budidaya udang adalah penurunan kualitas air yang buah, pH meter, handrefraktometer, thermometer, blower,
berujung pada penurunan produksi. Demikian juga pakan aerasi, cawan petri, gelas ukur, tabung reaksi, erlemeyer,
dengan kadar protein tinggi dan sisa pakan yang tidak spektrofotometer, timbangan analitik, autoclav, mikro
dimakan akan menjadi amoniak dan nitrit yang bersifat pipet, gelas ukur, dan kamera.
toksit. Untuk itu, perlu dikembangkan suatu sistem Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
budidaya efektif untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah :
melalui sistem budidaya berbasis teknologi bioflok yang  Probiotik RICA didapatkan dari Balai Riset Perikanan
menggunakan komunitas mikroorganisme (mikroalga dan Budidaya Air Payau Kementerian Kelautan dan
bakteri). Perikanan Maros Sulawesi Selatan.
Teknologi bioflok merupakan teknologi alternatif  Hewan uji : Berasal dari Unit Pertambakan Rakyat
dalam budidaya udang yang sedang populer saat ini. (UPR) di Kelurahan Lalolara Kecamatan Kambu Kota
Bioflok merupakan istilah umum dari istilah bahasa baku Kendari.
“Activated Sludge” (Lumpur Aktif) yang diadopsi dari  Sumber Karbon (C) dan sumber Nitrogen (N) :
proses pengolahan biologis air limbah (biological Glukosa digunakan sebagai sumber C dan pakan
wastewater treatmen). Teknik ini mencoba memproses buatan (pellet) dengan kandungan protein 38% sebagai
limbah budidaya secara langsung di dalam petak budidaya sumber N dalam pembentukan bioflok.
dengan mempertahankan kecukupan oksigen,  Media Agar TSA, Natrium Klorida (NaCl), Alkohol
mikroorganisme, dan rasio C/N dalam tingkat tertentu. dan Aluminium foil.
Salah satu probiotik yang dapat membentuk bioflok adalah
genera Bacillus sp (Aiyushirota, 2009). Probiotik Persiapan wadah dan hewan Uji
berperan positif pada organisme yang dibudidayakan Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
diantaranya meningkatkan pertumbuhan, sintasan, daya akuarium yang dilengkapi dengan aerator, selang dan batu
cerna, sistem kekebalan dan kualitas air melalui proses aerasi. Udang vaname yang dipelihara dengan padat tebar
bioremediasi (Gunarto, 2012). 20 ekor/wadah dengan ukuran 3 - 4 gram. Hasil analisis
Teknologi bioflok telah memberikan pengaruh proksimat udang vaname awal dan akhir penelitian
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila disajikan pada Tabel 1
merah (Oreochromis niloticus) (Husain, 2014), sedangkan
pada udang galah (Macrobranchium rosenbergii) laju Tabel 1. Hasil analisis proksimat udang vaname awal
pertumbuhan harian dan tingkat kelangsungan hidup lebih dan akhir penelitian
tinggi akibat selalu tersedianya pakan dalam bentuk
bioflok (Dirjen Perikanan Budidaya, 2013). Informasi Param Prok Proksimat akhir
eter simat
pemanfaatan probiotik dalam pengelolaan kualitas air (%) awal
selama pemeliharaan udang vaname masih terbatas. Oleh A B C D E
karena itu, perlu diuji dan dilakukan penelitian terhadap Kadar air 61,97 72,09 70,4 70,4 71,77 68,5
udang vaname dengan penambahan probiotik skala
Protein 12,02 14,18 12,7 13,3 14,14 13,4
laboratorium dengan dosis yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menentukan Lemak 3,21 3,36 4,25 3,15 4,46 3,88
dosis probiotik yang optimum, dan mampu meningkatkan Serat
6,66 7,37 5,37 7,98 6,23 3,63
pertumbuhan udang vaname pada budidaya sistem bioflok. kasar
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi Abu 3,34 2,40 3,45 2,73 3,33 1,89
bagi pebudidaya udang vaname serta dapat menjadi (Sumber : Hasil analisis di Lab.Pengujian, FPIK UHO
pembanding bagi penelitian selanjutnya. Kendari, 2017)

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah


pakan pelet komersil butiran kecil dengan kadar protein
Jon Dahlan et al. 3
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 1, No. 2, 1-9, Juli 2017

38%. Sebelum diberikan pada hewan uji, pakan Laju Pertumbuhan Spesifik
difermentasi terlebih dahulu dengan probiotik sebanyak 4 Laju pertumbuhan spesifik (LPS) dihitung dengan
mL/kg. Penambahan probiotik (Bacillus sp) ke dalam menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Purnomo
media budidaya dilakukan seminggu sekali sebanyak 4 (2012) yaitu :
mL (Chayati, 2012). Penambahan molase dilakukan Ln Wt – Ln Wo
LPS = x 100%
setiap pagi ke media bioflok sebanyak 4 g. t
Keterangan :
Tabel 2. Hasil analisis proksimat pakan uji : Laju pertumbuhan spesifik (%)
Perlakuan LPS : Bobot rata-rata individu pada waktu t (g)
Parameter (%) Wt : Bobot rata-rata individu pada awal percobaan
A C D E Wo : (g)
Kadar air 8,74 9,63 10,61 9,57 t Lama pemeliharaan (hari)
Protein 25,78 24,93 25,66 25,71
Efisiensi Pakan
Lemak 7,39 7,10 6,80 7,39 Efisiensi pakan dihitung dengan menggunakan rumus
Serat kasar 6,06 5,18 4,89 6,68 seperti dikemukakan oleh Watanabe (1988) yaitu :
(Wt + D) – Wo
Abu 6,40 6,34 6,14 6,23 EP = x 100%
F
(Sumber : Hasil analisa di Lab.Pengujian,FPIK UHO Keterangan :
Kendari, 2017) : Efisiensi Pakan (%)
EP : Biomassa udang pada waktu t (g)
Akuarium diisi air laut sebanyak 40 liter kemudian Wt : Biomassa udang pada awal percobaan (g)
diaerasi, setelah itu diberikan molase 4 g ke media Wo : Bobot udang yang mati selama pemeliharaan (g)
pemeliharaan, kemudian diberikan probiotik, setelah 4 D : Jumlah pakan yang diberikan (g)
hari udang vaname dimasukkan ke media pemeliharaan. F
Pemeliharaan udang vaname dilakukan selama 40 hari,
dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari yaitu jam Rasio Konversi Pakan
08.00 dan 16.00 wita. Jumlah pakan yang diberikan Rasio konversi pakan (RKP) selama pemeliharaan
(feeding rate) sebanyak 5% dari biomassa udang. dihitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
Penimbangan udang dilakukan awal, tengah dan akhir Zonneveld et al. (1991) yaitu :
penelitian.

Parameter yang Diamati


Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah : Keterangan :
Kelangsungan Hidup RKP : Rasio Konversi Pakan
Kelangsungan hidup (KH) dihitung pada akhir F : Jumlah Pakan yang diberikan (g)
penelitian dan diformulasikan berdasarkan rumus yang Wt : Biomassa udang pada waktu t (g)
dikemukakan oleh Effendie (1997) yaitu : Wo : Biomassa udang pada awal percobaan (g)
__Nt__
KH = x 100%
No Retensi Protein
Keterangan : Retensi protein dihitung dengan menggunakan rumus
KH : Kelangsungan hidup (%) yang dikemukakan Watanabe et al. (2001) dalam
Nt : Jumlah udang pada waktu t (ekor) Sukmaningrum (2014) yaitu :
No : Jumlah udang pada awal percobaan
(ekor)
Pertumbuhan Mutlak Rata-rata (PM)
Pertumbuhan mutlak dihitung dengan menggunakan Keterangan :
rumus yang dikemukakan oleh Hu et al. (2008) yaitu : RP : Retensi Protein (%)
PM = Wt - Wo F : Bobot protein tubuh udang pada akhir
Keterangan : pemeliharaan (g)
PM : Pertumbuhan mutlak rata-rata (g) I : Bobot protein tubuh udang pada awal
Wt : Bobot rata-rata individu pada waktu t (g) pemeliharaan (g)
Wo : Bobot rata-rata individu pada awal P : Bobot protein yang dikonsumsi (g)
percobaan (g)
4 Jon Dahlan et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 1, No. 2, 1-9, Juli 2017

Volume Flok Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan


Sebanyak 20 mL sampel air diendapkan selama 30 memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap
menit dalam gelas ukur, volume flok yang mengendap kelangsungan hidup udang vaname.
dicatat dan selanjutnya dihitung dengan rumus : b
2.50
volume endapan

Pertumbuhan mutlak (g)


Volume Flok = x 100 ab
volume sampel air 2.00
ab
1.50 a a
Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diamati adalah Suhu, pH, 1.00
salinitas, nitrit, oksigen terlarut dan amoniak, dilakukan 0.50
pada awal tengah dan akhir penelitian.
0.00
A B C D E
Analisis Data Perlakuan
Data kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak rata-
rata, laju pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, rasio Gambar 2. Histogram Rata-rata pertumbuhan mutlak
konversi pakan, retensi protein dan volume flok dianalisis udang vaname. A (tanpa bioflok) ; B (bioflok) ; C (bioflok
menggunakan analisis ragam dengan bantuan program + Probiotik 108 CFU/mL) ; D (bioflok + Probiotik 1010
komputer SPSS 16. Data kualitas air dianalisis secara CFU/mL) ; E (bioflok + Probiotik 1012 CFU/mL).
deskriptif.
Pada Gambar 2 terlihat bahwa pertumbuhan mutlak
Rancangan Percobaan rata-rata tertinggi didapatkan pada kelompok udang yang
Rancangan percobaan yang digunakan dalam diberi perlakuan D yaitu sebesar 2,7 g, kemudian diikuti
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) oleh perlakuan E sebesar 2,23 g, perlakuan C sebesar 1,91
dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang g, perlakuan B sebesar 1,77 g, dan terendah pada
diterapkan adalah : A (tanpa bioflok), B (bioflok), C perlakuan A sebesar 1,42 g.
(bioflok + probiotik 108CFU/mL), D (bioflok + probiotik Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan
1010CFU/mL), dan E (bioflok + probiotik 1012CFU/mL). memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap
pertumbuhan mutlak rata-rata udang vaname.
2.50 b
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju pertumbuhan spesifik

2.00 ab
Hasil ab
1.50 a ab
Pada Gambar 1 terlihat bahwa kelangsungan hidup
tertinggi didapatkan pada kelompok udang yang diberi
(%)

1.00
perlakuan D yaitu 88,33%, kemudian diikuti oleh
perlakuan B sebesar 76,66%, perlakuan C yaitu 76,66%, 0.50
perlakuan E yaitu 71,66%, dan terendah pada perlakuan A
yaitu sebesar 46,66%. 0.00
A B C D E
Kelangsungan hidup (%)

120
b Perlakuan
100 b b ab
80 Gambar 3. Histogram Rata-rata laju pertumbuhan spesifik
a udang vaname. A (tanpa bioflok) ; B (bioflok) ; C (bioflok
60
+ Probiotik 108 CFU/mL) ; D (bioflok + Probiotik 1010
40 CFU/mL) ; E (bioflok + Probiotik 1012 CFU/mL).
20 Pada Gambar 3 terlihat bahwa laju pertumbuhan
0 spesifik tertinggi didapatkan pada kelompok udang yang
A B C D E diberi perlakuan D yaitu sebesar 1,29%, kemudian diikuti
perlakuan E sebesar 1,08%, perlakuan C sebesar 0,95%,
Perlakuan
perlakuan B sebesar 0,91%, dan terendah pada perlakuan
A sebesar 0,76%.
Gambar 1. Histogram Rata-rata kelangsungan hidup Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan
udang vaname. A (tanpa bioflok) ; B (bioflok) ; C (bioflok memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap laju
+ Probiotik 108 CFU/mL) ; D (bioflok + Probiotik 1010 pertumbuhan spesifik udang vaname.
CFU/mL) ; E (bioflok + Probiotik 1012 CFU/mL).
Jon Dahlan et al. 5
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 1, No. 2, 1-9, Juli 2017

35.00
Efesiensi Pakan (%)

Retensi Protein (%)


c 25.00
30.00 b
bc b
25.00 abc ab 20.00 ab ab
20.00 a a
15.00
15.00
10.00 10.00
5.00
0.00 5.00
A B C D E 0.00
Perlakuan A B C D E
Perlakuan
Gambar 4. Histogram Rata-rata efisiensi pakan udang
vaname. A (tanpa bioflok) ; B (bioflok) ; C (bioflok + Gambar 6. Histogram Rata-rata retensi protein udang
Probiotik 108 CFU/mL) ; D (bioflok + Probiotik 1010 vaname. A (tanpa bioflok) ; B (bioflok) ; C (bioflok +
CFU/mL) ; E (bioflok + Probiotik 1012 CFU/mL). Probiotik 108 CFU/mL) ; D (bioflok + Probiotik 1010
CFU/mL) ; E (bioflok + Probiotik 1012 CFU/mL).
Pada Gambar 4 terlihat bahwa efisiensi pakan Pada Gambar 6 terlihat bahwa retensi protein
tertinggi didapatkan pada kelompok udang yang diberi tertinggi didapatkan pada kelompok udang yang diberi
perlakuan D yaitu sebesar 26,91%, kemudian diikuti oleh perlakuan D yaitu sebesar 19,60%, kemudian diikuti oleh
perlakuan E sebesar 22,71%, perlakuan B sebesar 20,35%, perlakuan A sebesar 17,89%, perlakuan E sebesar 16,77%,
perlakuan C sebesar 19,14%, dan terendah pada perlakuan perlakuan C sebesar 15,32%, dan terendah pada perlakuan
A sebesar 14,52%. B sebesar 12,74%. Hasil analisis ragam menunjukkan
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nyata terhadap retensi protein udang vaname.
efisiensi pakan udang vaname.

8.00 c Volume Flok


Rasio konversi pakan

7.00 b 100.00 a
ab a
Volume flok (mL/L)

6.00 ab a
a 80.00 a
5.00
4.00 60.00
3.00
40.00
2.00
1.00 20.00
0.00 0.00
A B C D E B C D E
Perlakuan Perlakuan
Gambar 5. Histogram Rata-rata rasio konversi pakan
udang vaname. A (tanpa bioflok) ; B (bioflok) ; C (bioflok Gambar 7. Histogram Rata-rata volume flok udang
+ Probiotik 108 CFU/mL) ; D (bioflok + Probiotik 1010 vaname. B (bioflok) ; C (bioflok + Probiotik 10 8 CFU/mL)
CFU/mL) ; E (bioflok + Probiotik 1012 CFU/mL). ; D (bioflok + Probiotik 1010 CFU/mL) ; E (bioflok +
Pada Gambar 5 terlihat bahwa rasio konversi pakan Probiotik 1012 CFU/mL).
tertinggi didapatkan pada kelompok udang yang diberi
perlakuan A yaitu sebesar 6,88, kemudian diikuti oleh Pada Gambar 7 terlihat bahwa volume flok tertinggi
perlakuan C sebesar 5,22, perlakuan B sebesar 4,91, didapatkan pada kelompok udang yang diberi perlakuan D
perlakuan E sebesar 4,40, dan terendah pada perlakuan D yaitu sebesar 83,33%, kemudian diikuti oleh perlakuan C
sebesar 3,71. sebesar 80,00%, perlakuan B sebesar 66,67%, dan
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan terendah pada perlakuan E sebesar 61,67%.
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasio
konversi pakan udang vaname.
6 Jon Dahlan et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 1, No. 2, 1-9, Juli 2017

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pertumbuhan spesifik tertinggi yaitu perlakuan D, bila
tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap dibandingkan dengan perlakuan E (1,08%), C (0,95%), B
volume flok juvenil udang vaname. (0,91%) dan terendah A (0,758%), terdapat pada perlakuan
tanpa bioflok. Hal ini disebabkan pada pemeliharaan
Tabel 2. Tabel kualitas air teknologi bioflok, adanya penambahan molase ke dalam
Parameter Kisaran Nilai Standar Pustaka media budidaya yang menstimulasi pertumbuhan bakteri
Salinitas 5 – 50 (Hurtado et al. Bacillus sp sehingga membentuk biomassa flok yang dapat
30 - 33 berperan sebagai pakan alami untuk udang vaname. Hasil
(ppt) 2006)
penelitian Muhammad (2013) tentang aplikasi probiotik
6,9 – 9 (Van Wyk dan
pH 7 dengan dosis berbeda untuk pencegahan infeksi IMNV
Scarpa, 1999) (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname,
26 – 32 (Van Wyk dan mendapatkan bahwa laju pertumbuhan spesifik udang
Suhu (0C) 28 - 31
Scarpa, 1999) vaname sebesar 1,56% dengan penambahan probiotik
DO (mg/L) 3,2 – 6,0 3 – 7 (Poernomo, 1989) Bacillus NP5. Menurut Gunarto dan Suwono (2011),
Nitrit (mg/L) 0,06 – 0,422 0,1 – 1 (Boyd, 1998) teknologi bioflok mampu memproduksi protein pakan
secara in situ dalam wadah pemeliharaan. Bioflok yang
Amoniak
0,017 – 0,099 < 0,1 (Tsai, 1989) terbentuk dapat menggantikan kekurangan protein pada
(mg/L) pakan berkadar protein rendah.
Selain meningkatkan pertumbuhan, aplikasi bioflok
Pembahasan juga meningkatkan efisiensi pakan. Nilai efisiensi pakan
Hasil penelitian yang dilakukan selama 40 hari, selama penelitian menunjukkan bahwa perlakuan D
menunjukkan bahwa udang vaname yang dikultur dengan berbeda nyata dengan perlakuan A. Dengan teknologi
sistem bioflok dengan penambahan probiotik bioflok efisiensi pakan tertinggi (26,91%) pada perlakuan
mempengaruhi kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak D dan terendah pada perlakuan A (14,52%). Hal ini
rata-rata, laju pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, rasio menunjukkan bahwa flok yang terbentuk dimanfaatkan
konversi pakan, retensi protein dan volume flok udang oleh udang vaname untuk pertumbuhan karena adanya
vaname. pakan alami dari flok, flok juga terbentuk membuat udang
Kelangsungan hidup pada perlakuan D (bioflok + dapat memanfaatkan bakteri sebagai salah satu sumber
Probiotik 1010CFU/mL), memiliki nilai kelangsungan protein (Pantjara dan Rachmansyah, 2010). Pemberian
hidup yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan pakan protein udang vaname memberikan efisiensi pakan
yang lain. Hal ini diduga karena pada media bioflok tertinggi sebesar 29,03% (Muqaramah, 2016). Pada
terdapat mikroorganisme seperti protozoa, rotifera dan prinsipnya, nilai tambah teknologi bioflok ditentukan oleh
bakteri probiotik yang dapat menjadi sumber pakan bagi potensinya sebagai sumber pakan tambahan udang vaname
udang, sehingga dapat menekan sifat kanibalisme, selain (Usman dan Pantjara, 2012).
itu penambahan probiotik juga dapat memperbaiki kualitas Perbandingan jumlah total pakan yang diberikan
air dan meningkatkan pertumbuhan. Apriyanti dan dengan pertambahan bobot yang dihasilkan adalah rasio
Widanarni (2016) menyatakan bahwa penambahan bakteri konversi pakan. Nilai rasio konversi pakan berbanding
probiotik pada media bioflok dapat meningkatkan terbalik dengan pertambahan bobot, sehingga semakin
kelangsungan hidup udang windu sebesar 86,67 - 89,33%. rendah nilainya maka semakin efisien udang dalam
Sedangkan Suryanto dan Mangampa (2010) yang memanfaatkan pakan yang dikonsumsinya untuk
melakukan penelitian tentang aplikasi probiotik dengan pertumbuhan (Rostika dan Riani, 2012).
konsentrasi berbeda pada pemeliharaan udang vaname, Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perlakuan
mendapatkan tingkat kelangsungan hidup udang vaname memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasio
berkisar antara 71,55 - 99,78%. konversi pakan berkisar antara 3,71 – 6,88. Apriyani dan
Pada perlakuan D (bioflok + Probiotik 1010 Widanarni (2016), menyatakan bahwa pemberian sumber
CFU/mL), diperoleh nilai pertumbuhan mutlak tertinggi karbon berbeda pada media bioflok mampu meningkatkan
yaitu 2,7 g. Hal ini diduga karena, bioflok mengandung laju pertumbuhan dan menekan nilai rasio konversi pakan
protein (asam amino), asam lemak tak jenuh, vitamin, dan udang windu berkisar antara 2,28 – 3,67. Hal ini sesuai
mineral yang baik untuk pertumbuhan udang vaname. dengan pendapat Ridlo dan Subagiyo (2013) bahwa
Napitupulu (2012) menyatakan bahwa pemberian pakan rendahnya nilai rasio konversi pakan karena adanya peran
juvenil udang vaname memberikan pertumbuhan mutlak bakteri Bacillus sp dalam bentuk probiotik yang dapat
rata-rata tertinggi sebesar 2,64 g. Menurut Effendie menghasilkan enzim ekstraselular dalam meningkatkan
(1997), pertumbuhan udang dipengaruhi oleh keturunan, kecernaan bahan makanan dalam usus udang sehingga
jenis kelamin, umur, kepadatan, parasit dan penyakit serta mudah diserap oleh tubuh udang vaname.
kemampuan memanfaatkan makanan. Selain memberikan
pertumbuhan mutlak tertinggi, juga memberikan hasil laju
Jon Dahlan et al. 7
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 1, No. 2, 1-9, Juli 2017

Nilai retensi protein menggambarkan adanya sistem bioflok maksimal 150 mL/L atau 15% dari volume
pemanfaatan nutrien pakan yang telah dicerna oleh tubuh air, apabila melebihi maka udang akan kelihatan tidak
udang, diserap dan disimpan untuk menghasilkan energi lincah dan lemah, serta napsu makan menurun. Hasil
(Napitupulu, 2012). Nilai retensi protein tertinggi terdapat penelitian Muqaramah (2016) menunjukkan bahwa
pada perlakuan D (bioflok + Probiotik 1010 CFU/mL), semakin banyak flok yang terbentuk maka semakin tinggi
dengan nilai sebesar 19,60%, sedangkan nilai terendah volume floknya. Selanjutnya dikatakan bahwa komposisi
didapatkan pada perlakuan B (bioflok) sebesar 12,74%. flok yaitu bakteri, alga, fungi, protozoa, metazoa, rotifera,
Hal ini disebabkan karena, bioflok dan bakteri probiotik nematoda, gastrotricha dan detritus.
dapat meningkatkan retensi protein pada udang vaname, Hasil pengukuran parameter kualitas air selama
dan terdapat nutrisi tambahan dari pakan yang diberikan ke penelitian menujukkan bahwa salinitas pada pemeliharaan
media budidaya serta kandungan flok yang terbentuk dapat udang vaname berkisar antara 30-33 ppt. Kisaran nilai
meningkatkan pertumbuhan udang vaname. Retensi tersebut masih dapat ditolerir oleh udang vaname dan dari
protein udang vaname berkisar antara 11,55 - 18,99% hasil penelitian ini memberikan pertumbuhan yang baik
(Muqaramah, 2016). karena salinitas berada pada kisaran optimal. Menurut
Pada dosis penambahan probiotik 1010CFU/mL, Hurtado et al. (2006), udang vaname dapat hidup pada
menunjukkan hasil yang tertinggi untuk setiap parameter. kondisi salinitas yang lebar yaitu berkisar 5 – 50 ppt.
Hal ini diduga karena jumlah bakteri yang masuk ke dalam Kisaran nilai pH selama penelitian masih berada pada
saluran pencernaan udang dan hidup didalamnya kisaran optimal yaitu 7. Dari hasil penelitian ini
meningkat sejalan dengan dosis probiotik yang diberikan. menunjukkan nilai pH pemeliharaan udang vaname sesuai
Selanjutnya probiotik tersebut di dalam saluran pencernaan dan dapat mendukung pertumbuhan dengan baik udang
mensekresikan enzim-enzim percernaan seperti protease mampu mentolerir pH pada kisaran 6,9 – 9 (Van Wyk dan
dan amilase (Muhammad, 2013). Selanjutnya dikatakan Scarpa, 1999).
bahwa enzim yang disekresikan ini jumlahnya meningkat Suhu pada wadah penelitian udang vaname berkisar
juga sesuai dengan jumlah dosis probiotik yang diberikan antara 28 – 310C. Kisaran suhu tersebut masih berada
yang pada gilirannya jumlah pakan yang dicerna juga pada kisaran optimal untuk pemeliharaan udang vaname.
meningkat, peningkatan daya cerna bermakna pula pada Menurut Van Wyk dan Scarpa (1999) suhu optimum
semakin tingginya nutrien yang tersedia untuk diserap pertumbuhan udang vaname berkisar 26 – 320C.
tubuh, sehingga protein tubuh dan pertumbuhan Nilai oksigen terlarut selama penelitian udang
meningkat. Hasil penelitian Setiawati dan Hudaidah (2013) vaname berkisar antara 3,2 – 6,0 mg/L. Nilai kandungan
tentang pengaruh penambahan probiotik pada pakan oksigen terlarut selama penelitian masih berada dalam
dengan dosis berbeda terhadap pertumbuhan, kisaran optimal untuk pemeliharaan udang vaname.
kelulushidupan, efisiensi pakan dan retensi protein ikan Menurut Poernomo (1989), kandungan oksigen terlarut
patin (Pangasius hypophthalmus), mendapatkan bahwa dalam air yang mendukung kehidupan udang minimum 3
menurunnya penambahan probiotik pada dosis mg/L, sedangkan untuk pertumbuhan yang normal bagi
1012CFU/mL, diduga akibat terlalu tingginya populasi udang yaitu 3 – 7 mg/L.
bakteri probiotik sehingga menimbulkan persaingan Kandungan nitrit selama penelitian berada pada
pertumbuhan bakteri Bacillus sp dalam pengambilan kisaran 0,06 – 0,422 mg/L. Nilai tersebut masih kisaran
nutrisi atau subtrat yang pada akhirnya menghambat optimal untuk pemeliharaan udang vaname. Menurut
aktivitas bakteri di dalam saluran pencernaan sehingga Boyd (1998), kandungan nitrit yang dapat ditoleransi oleh
sekresi enzim menurun. udang vaname berkisar 0,1 – 1 mg/L. Namun, nilai ini
Volume flok adalah jumlah padatan tersuspensi masih dapat ditoleransi oleh udang vaname karena tidak
selama periode waktu tertentu (Effendi, 2003). Tingginya mengganggu pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang
nilai volume flok pada perlakuan bioflok menunjukkan vaname selama masa pemeliharaan.
bahwa probiotik pada media pemeliharaan dapat Kandungan amoniak selama penelitian berkisar
membentuk flok yang selanjutnya bisa dimanfaatkan antara 0,017 – 0,099 mg/L. Konsentrasi tersebut masih
udang vaname sebagai pakan. Hal ini sesuai pendapat dalam kisaran optimal untuk pameliharaan udang vaname
Supono dan Hudaidah (2015) menyatakan bahwa yaitu < 0,1 mg/L (Tsai, 1989).
komunitas bakteri probiotik yang terakumulasi di dalam
sistem akuakultur heterotrofik akan membentuk flok KESIMPULAN
(gumpalan) yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
pakan untuk udang. Penggunaan sistem bioflok dengan penambahan
Volume flok pada akhir penelitian berkisar antara 50 probiotik meningkatkan kelangsungan hidup dan
– 90 mL/L, hal ini sesuai standar volume flok untuk pertumbuhan udang vaname. Penggunaan sistem bioflok
budidaya udang. Suprapto (2014) menyatakan bahwa dengan penambahan probiotik sebanyak 1010CFU/mL
volume flok untuk budidaya udang yang menerapkan menujukkan pertumbuhan tertinggi.
8 Jon Dahlan et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 1, No. 2, 1-9, Juli 2017

3600.
DAFTAR PUSTAKA Muhammad, A. 2013. Aplikasi Probiotik dengan Dosis
Berbeda untuk Pencegahan Infeksi IMNV (Infectious
Aiyushirota. 2009. Konsep Budidaya Udang Sistem Myonecrosis Virus) pada Udang Vaname
Bakteri Heterotrof dengan Bioflocs. Dikutip dari (Litopenaeus vannamei). Skripsi. Fakultas
www.aiyushirota.com diakses pada 9 Februari 2014. Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Apriyani dan Widanarni, 2016. Produksi Benih Udang Bogor. Bogor.
Windu (Penaeus monodon) pada Sistem Budi Daya Muqaramah, T. M. H. A. 2016. Pemberian Kadar Protein
Berbasis Bioflok dengan Penambahan Sumber Pakan Terhadap Pertumbuhan Udang Vaname
Karbon Berbeda. Jurnal Iktiologi Indonesia. 16 hal (Litopenaeus vannamei) dengan Teknologi Bioflok
(1). Pada Kegiatan Pendederan. Tesis. Sekolah
Boyd, C.E. 1998. Water Quality Management and Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Aeration in Shrimp Farming. Fisheries and Allied Napitupulu, ID. 2012. Stimulasi Pembentukan Agregat
Aquacultures Departement Series No.2.Alabama Bakteri pada Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus
Agramicultural Experiment Station. Auburn vannamei) dengan Teknologi Bioflok Melalui
University, Alabama. Peningkatan Kekuatan Ion. Skripsi Fakultas
Chayati, TN. 2012. Kinerja Imunitas Udang Vaname Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
(Litopenaeus vannamei) dalam Teknologi Bioflok Bogor. Bogor. 41 Hal.
dan Probiotik Terhadap Koinfeksi Infectious Pantjara., B. Rahmansyah, 2010. Efisiensi Pakan Melalui
Myonecrosis Virus dan Vibrio harveyi. Departemen Penambahan Molase pada Budidaya Udang Vaname
Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Salinitas Rendah. Prosiding Forum Inovasi
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Teknologi Akuakultur. Balai Riset Perikanan
Dirjen Perikanan Budidaya, 2013. Pendederan Intensif Budidaya Air Payau. Maros. Sulawesi Selatan. 9
Udang Galah dengan Teknologi Bioflok. Balai Besar hal.
Pengembangan Budidaya Air Tawar. Sukabumi. Poernomo, A. 1989. Pembuatan Tambak Udang di
Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Indonesia. Departemen Pertanian. Badan Penelitian
Pustaka Nusantara. Bogor. 163 hal. dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Perikanan Budidaya Pantai. Maros.
Sumber Daya dan Lingkungan. Yokyakarta. PT Purnomo, PD. 2012. Pengaruh Penambahan Karbohidrat
Kanisius. pada Media Pemeliharaan Terhadap Produksi
Gunarto dan Suwono, 2011. Produksi Bioflok dan Nilai Budidaya Intensif Nila (Oreochromis niloticus).
Nutrisinya dalam Skala Laboratorium. Prosiding Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai Riset Universitas Diponegoro. Halaman 161-179.
Perikanan Budidaya Air Payau. Maros. Sulawesi Ridho., A. Subagiyo, 2013. Pertumbuhan, Rasio Konversi
Selatan. 10 hal. Pakan dan Kelulushidupan Udang Litopenaeus
Gunarto, 2012. Budidaya Udang Vaname Pola Intensif vannamei yang Diberi Pakan dengan Suplementasi
dengan Sistim Bioflok di Tambak. Jurnal Ilmiah Prebiotik FOS (Fruktooligosakarida). Buletin
Perikanan dan kelautan. Vol.4. Balai Penelitian dan Osenografi Marina. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Pengembangan Budidaya Air Payau. Maros. Kelautan. Universitas Diponegoro.
Sulawesi Selatan. Rostika, R dan Riani, H. 2012. Efek Pengurangan Pakan
Hu Y., Tan B., mai K., Ai Q.S., Cheng K., 2008. Growth terhadap Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus
and Body Composition of Juvenil White Shrimp, vannamei) PL – 21 yang diberikan Bioflok. Jurnal
Litopenaeus vannamei, Fed Different Ratios of Perikanan dan Kelautan Nomor 3. Fakultas
Dietary Protein to Energy. Journal Aquaculture Perikanan dan Kelautan, Universitas Padjajaran
Nutrition, P : 14 : 499-506. Bandung. Halaman 1 – 5.
Hurtado MA, Racotta IS, Arjona O, Rodrigues MH, Setiawati, J.E dan Hudaidah, S,. 2013. Pengaruh
Goytortua E, Civera R, Palaclos E. 2006. Effect of Penambahan Probiotik pada Pakan dengan Dosis
hypo-and hyper-saline conditions on osmorolarity and Berbeda terhadap Pertumbuhan, Kelulushidupan,
Fatty acid composition of yuwane shrimp Litopenaeus Efisiensi Pakan dan Retensi Protein Ikan Patin
vannamei (Boone, 1993) fed low-and high-HUFA (Pangasius hypophthalmus). e-Jurnal Rekayasa dan
diets. Aquaculture research.37:1316-1326. Teknologi Budidaya Perairan. Fakultas Pertanian
Husain, N. 2014. Perbandingan Karbon dan Nitrogen Jurusan Budidaya Perairan. Universitas Lampung.
pada Sistem Bioflok Terhadap Pertumbuhan Ikan Sukmaningrum, 2014. Retensi Protein dan Retensi
Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Rekayasa dan Energi Ikan Cupang Plakat yang Mengalami
Teknologi Budidaya Perairan. Volume III. 2302- Pemuasaan. Fakultas Biologi. Universitas Jenderal
Jon Dahlan et al. 9
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 1, No. 2, 1-9, Juli 2017

Soedirman. Purwokerto. 10 hal.


Suprapto, 2014. Pentingnya Pemahaman Terhadap
Teknologi Bioflok. Pusat Pelatihan Mandiri
Kelautan dan Perikanan FARM 165. Depok. Jawa
Barat.
Supono dan Hudaidah, S,. 2015. Keragaan Udang Putih
(Litopenaeus vannamei) pada Densitas yang Berbeda
dengan Sistem Bioflok pada Fase Pendederan. e-
Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan.
Vol. III. Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya
Perairan. Universitas Lampung. 6 hal.
Suryanto, H dan Mangampa, M,. 2010. Aplikasi
Probiotik dengan Konsentrasi Berbeda pada
Pemeliharaan Udang Vaname (Litopenaeus
vannamei). Prosiding Forum Inovasi Teknologi
Akuakultur. Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau. Maros. Sulawesi Selatan. 9 hal.
Tsai C. 1989. Ambient Water Quality Criteria for
Ammonia (Salt Water). U.S. Environmental
Protection Agency office of Research and
Development Research Laboratory Narragansett.
Rhode Island.
Van Wyk P, Scarpa J. 1999. Water Quality Reguirements
and Management. Di dalam : Van Wyk P, Davis
Hodgkins R, Laramore KL, Main J, Mountain,
Scarpa J. Farming Marine Shrimp in Recirculating
freshwater Systems.
Usman dan Pantjara, B., 2012. Aplikasi Bioflok Padat
Sebagai Alternatif Pakan pada Pendederan Udang
Vaname (Litopenaeus vannamei). Prosiding
Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur.
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air
Payau. Maros. Sulawesi Selatan. 8 hal.
Watanabe T., 1988. Fish nutrition and mariculture.
Department of aquatic bioscience. tokyo university of
fisheries. JICA. 223 pp.
Zonneveld N, Huisman EA dan Boon JH. 1991. Prinsip-
prinsip budidaya ikan. Jakarta (ID): PT Gramedia
Pustaka Utama.

View publication stats

You might also like