Praktikum Otomasi Khairul Istiyani
Praktikum Otomasi Khairul Istiyani
Praktikum Otomasi Khairul Istiyani
SISTEM OTOMASI
Penyusun :
KHAIRUL ISTIYANI (19533117)
LABORATORIUM
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
2
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 19533117
SEMESTER : Genap
Mengetahui, Menyetujui
Kepala Laboratorium Teknik Instruktur Praktikum
3
BERITA ACARA
BIMBINGAN LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM OTOMASI
Pembimbing
iv
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................. i
v
2.10 Kesimpulan ................................................................................. 12
vi
6.8 Kesimpulan ................................................................................. 31
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mempelajari konsep dan teknik yang memungkinkan skalabilitas
dalam praktikum otomatisasi.
Mengurangi Kesalahan: Otomatisasi mengurangi risiko
kesalahan manusia yang mungkin terjadi dalam tugas-tugas berulang.
Peserta praktikum akan mempelajari cara menerapkan mekanisme
validasi dan pengujian yang tepat untuk memastikan kualitas solusi
otomatis yang dihasilkan.
Inovasi: Otomatisasi membuka peluang untuk inovasi dalam
berbagai bidang. Dengan mengotomatisasi tugas-tugas yang
sebelumnya dilakukan secara manual, peserta praktikum akan
memahami potensi inovatif yang dapat dicapai melalui otomatisasi.
Dalam praktikum otomatisasi, peserta akan dikenalkan
dengan alat dan teknologi yang relevan serta diberikan kesempatan
untuk menerapkan solusi otomatis melalui studi kasus dan proyek.
1.3. Tujuan
Tujuan dari Laporan Akhir Praktikum Sistem Otomasi adalah:
1. Memenuhi prasyarat mata kuliah praktikum Sistem Otomasi
2. Mendokumentasikan hasil kegiatan praktikum dari awal
sampai akhir dalam bentuk laporan
1.4. Manfaat
Manfaat dari Laporan Akhir Praktikum Sistem Otomasi:
1. Mengembangkan keterampilan dalam melakukan praktik bagi
mahasiswa
2
2. Mengembangkan keterampilan dalam menyusun laporan akhir
praktikum bagi mahasiswa
3. Menjadi sarana belajar melalui praktikum
4. Menunjang pemahaman materi perkuliahan
3
BAB II
INSTALASI arduino-ide_2.1.0_Windows_64bit
2.1 TUJUAN
Praktikum ini dilakukan untuk memberikan mahasiswa pengetahuan
baru tentang struktur dasar program Arduino IDE
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang proses mengkompilasi program
Arduino IDE, membuat konfigurasi Arduino IDE
Mahasiswa dapat mengetahui tentang penggunaan kode Arduino IDE
untuk membuat program Arduino IDE
Mahasiswa dapat menggunakan Command Arduino IDE
4
robotika, dan banyak lagi. Arduino sangat populer di kalangan
hobiis, siswa, mahasiswa, dan pengembang yang ingin belajar
dan membuat prototipe elektronik dengan mudah. Selain itu,
karena sifatnya yang open-source, Arduino juga memiliki
komunitas yang aktif yang berbagi proyek, tutorial, dan sumber
daya lainnya.
5
1.2.4. Proses Instalasi
Berikut adalah proses instalasii Aduino-IDE
1. Download arduino-ide_2.1.0_Windows_64bit di
https://www.arduino.cc/en/software
6
3. Pilih Agree
7
5. Pilih Install
8
7. Pilih Finish
9
BAB III
LED OTOMASI FLIP FLOP
2.3 Tujuan
JK Flip-flop adalah
tidak adanya kondisi
terlarang atau yang
berarti di beri berapapun
inputan asalkan terdapat
clock maka akan terjadi
perubahan pada
keluarannya / outputnya. berikut adalah symbol dan tabel kebenaran
dari JK Flip-Flop.
2. RS Flip-Flop
10
RS FF ini adalah dasar dari semua Flip-flop yang memiliki 2
gerbang inputan / masukan yaitu R dan S. R artinya “RESET” dan S
artinya “SET”. Flip-flop yang satu ini mempunyai 2 keluaran /
outputyaitu Q dan Q`. Bila S diberi logika 1 dan R diberi logika 0,
maka output Q akan berada pada logika 0 dan Q not pada logika 1.
Bila R diberi logika 1 dan S diberi logika 0 maka keadaan output akan
berubah menjadi Q berada pada logik 1 dan Q not pada logika 0. Sifat
paling penting dari Flip-Flop adalah bahwa sistem ini dapat
menempati salah satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I diperoleh
saat Q
=1 dan Q not = 0, stabil ke II diperoleh saat Q=0 dan Q not
11
2.7 Koding
void setup() {
// put your setup code here, to run once:Serial.begin(115200);
pinMode(merah, OUTPUT);pinMode(kuning, OUTPUT);
pinMode(hijau, OUTPUT);
}
void loop() {
// put your main code here,
to run repeatedly:digitalWrite(merah, HIGH);
digitalWrite(kuning, LOW);
digitalWrite(hijau, LOW);
delay(1000); digitalWrite(merah, LOW);
digitalWrite(kuning, HIGH);
digitalWrite(hijau, LOW);
delay(1000);
digitalWrite(merah, LOW);
digitalWrite(kuning, LOW);
digitalWrite(hijau, HIGH);
delay(1000);
}
2.8 Rangkaian
12
2.9 Hasil Percobaan
1. Lampu Hijau Menyala
2.10 Kesimpulan
Koding tersebut mengatur tiga output pin, yaitu D1 (merah), D2
(kuning), dan D3 (hijau), sebagai output digital. Setelah itu, di dalam loop(),
program melakukan urutan perubahan keadaan output pin secara berulang
dengan menggunakan fungsi digitalWrite() dan delay(). Urutan perubahan
tersebut adalah:
1. Merah menyala, kuning dan hijau mati selama 1 detik.
2. Merah mati, kuning menyala, hijau mati selama 1 detik.
3. Merah mati, kuning mati, hijau menyala selama 1 detik.
Urutan ini akan diulang terus-menerus selama mikrokontroler berjalan.
13
Dengan demikian, koding tersebut menghasilkan efek lampu lalu
lintas sederhana di mana lampu merah, kuning, dan hijau akan menyala
bergantian dengan durasi 1 detik untuk setiap lampu.
14
BAB IV
SENSOR ULTRASONIC MENGUKUR
PANTULAN
4.1 Tujuan
Sensor jarak SRF04 adalah sebuah device transmitter dan receiver ultrasonic
dalam 1 package buatan Devantech yang dapat membaca jarak dengan prinsip
sonar.
Tegangan kerja 5V DC
Konsumsi arus 30mA (max 50mA)
Frekuensi kerja : 40KHz
Jangkauan 3cm - 300cm
Input trigger 10us, level pulsa TTL Dimensi
15
SRF04 mempunyai 4 pin yaitu VCC, Trigger, Output dan Gnd Prinsip kerja
SRF04 adalah transmitter memancarkan seberkas sinyal ultrasonic (40KHz)
yang bebentuk pulsatic, kemudian jika di depan SRF04 ada objek padat maka
receiver akan menerima pantulan sinyal ultrasonic tersebut. Receiver akan
membaca lebar pulsa (dalam bentuk PWM) yangdipantulkan objek dan selisih
waktu pemancaran. Dengan pengukuran tersebut, jarak objek di depan sensor
dapat diketahui. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini:
16
PEREDAM GELOMBANG
Bahan peredam gelombang umumnya adalah material yang bersifat lembut dan
berpori seperti busa, glasswool, rockwool dan sejenisnya.Karena selain sangat
efektif menurunkan instensitas suara,juga elastis. Ada lima prinsip yang harus
diperhatikan Lima prinsip dasar itu adalah :
Prinsip 1: Massa
Prinsip massa ini apabila gelombang menumbuk suatu permukaan, maka dia
akan menggetarkan permukaan ini. Semakin ringan permukaan, tentu saja
semakin mudah digetarkan oleh gelombang dan sebaliknya,
Prinsip 4: Resonansi
Prinsip ini bekerja bertentangan dengan prinsip 1, 2, dan 3, karena resonansi
bersifat memudahkan terjadinya getaran. Bila getaran terjadi pada frekuensi
yang sama dengan frekuensi resonansi system dinding anda, maka energi suara
akan dengan mudah menembus dinding anda (seberapa tebal dan beratpun
dinding anda). Ada 2 cara untuk mengendalikan resonansi ini:Redam
17
resonansinya, sehingga amplituda energi yang sampai sisi lain dinding akan
sangat berkurang.
Prinsip 5: Konduksi
Ingat bahwa suara adalah gelombang mekanik, sehingga apabila dinding anda
terhubung secara mekanik kedua sisinya, maka suara akan dengan mudah
merambat dari satu sisi ke sisi lainnya. Untuk mengendalikannya tentu saja ada
harus memotong hubungan mekanis antara sisi satu dengan sisi yang lain,
misalnya dengan dilatasi antar
4.5 Pembahasan
A. Source code
18
#define blue D3 //deklarasi pin D3 sebagai pin lampu led
biru
#define yellow D4 //deklarasi pin D4 sebagai pin lampu led
kuning
#define red D5 //deklarasi pin D5 sebagai pin lampu led
merah
void setup() {
Serial.begin (9600); //menenetapkan kecepatan
danpenerimaan data melalui port serial
pinMode (trig, OUTPUT); //deklarasi trig sebagai output
pinMode (echo, INPUT); //deklarasi echo sebagai input
pinMode (blue, OUTPUT); //deklarasi blue sebagai
outputpinMode (yellow, OUTPUT); //deklarasi yellow
sebagai
output
pinMode (red, OUTPUT); //deklarasi red sebagai output
}
void loop() {
float duration, jarak; //mendefinisikan 2 variabel bertipe
data float
digitalWrite (trig, LOW); //triggerPin akan mati(LOW)
selama 2μs
delayMicroseconds (2);
digitalWrite (trig,
HIGH);delayMicroseconds
(10);
digitalWrite (trig, LOW); //triggerPin akan menyala(HIGH)
selama 10μs lalu akan mati lagi
duration = pulseIn (echo, HIGH);//nilai variabel
durationdiambil dari nilai yang didapat dari membaca pulse
dalam waktu tertentu
jarak = (duration*0.034/2);
Serial.print("Jarak yang terdeteksi : "); //perintah
menampilkan variabel jarak pada serial monitor dengan
satuancm
Serial.print(jarak);
Serial.println("
cm");
Serial.print("Waktu deteksi gelombang Ultrasonic :
19
");Serial.print (duration/1000);
Serial.println (" detik"); //perintah untuk menampilkan
variabel duration pada serial monitor dengan satuan
detik
if (jarak <= 6){
digitalWrite (blue,
HIGH);
digitalWrite (yellow,
LOW);digitalWrite (red,
LOW);
} //LED biru/blue akan menyala jika jarak benda kurang
sama dengan 6 cm
else if (jarak >= 7 && jarak <= 12){
digitalWrite (blue, LOW);
digitalWrite (yellow, HIGH);
digitalWrite (red, LOW);
} //LED yellow/kuning akan menyala jika jarak benda lebihsama
dengan 7 cm sampai jarak kurang sama dengan 12 cm
else{
digitalWrite (blue, LOW);
digitalWrite (yellow, LOW);
digitalWrite (red, HIGH);
} //LED red/merah akan menyala jika jarak benda lebih dari
12 cm
delay(1000); //lama looping adalah 500 milisekon
}
B. Tabel Pengujian
Respon
Masukan Pengukuran Pengukuran Pengukuran
1 2 3 Jarak/waktu
20,29 cm/s
6,29 cm 11,22 cm 16,40 cm
Triplek 18,7 cm/s
0,31 detik 0,60 detik 0,91 detik
18,22 cm/s
1199,42 1199,12 1199,90
Karpet cm cm cm -
70,55 70,54 70,54
detik detik detik
20
20,29 cm/s
6,29 cm 11,22 cm 16,40 cm
Kardus 18,7 cm/s
0,31 detik 0,60 detik 0,91 detik
18,22 cm/s
1198,50cm 1198,90cm 1198,77cm
Spon -
70,50 70,90 70,98
detik detik detik
Tabel 2.2. 4 Tabel Pengujian Jobsheet 2
C. Hasil Pengujian
1. Analisis Tabel
Triplek dan kardus memiliki permukaan yang datar atau keras,
sehingga gelombang ultrasonik dapat memantul kembali ke sensor dan
terdeteksi dengan baik, seperti yang terlihat dalam Tabel 2.2.4. Di sisi
lain, karpet dan spons memiliki permukaan yang tidak rata atau kasar,
serta lembut, yang menyebabkan gelombang ultrasonik yang
dipancarkan tidak dapat memantul kembali ke sensor dengan baik
karena karakteristik karpet dan spons yang menyerap atau meredam
gelombang ultrasonik. Informasi mengenai jarak dan durasi waktu
yang dihitung dari pantulan gelombang pada karpet dan spons dapat
ditemukan di Tabel 2.2.4.
2. Pengujian Triplek
Pada Pengujian ini Pengukuran berjarak 6cm,12cm dan 16cm pada
media pantul triplek. Permukaan triplek yang keras memungkinkan
gelombang ultrasonik yang ditembakkan oleh sinyal pemicu (trigger)
dapat diterima atau dideteksi dengan baik oleh sinyalpantulan (echo).
21
3. Pengujian Karpet
22
4. Pengujian Kardus
5. Masukan Spon
Pada Pengujian ini Pengukuran berjarak 6cm,12cm dan 16cm pada
media pantul spons. Permukaan Spons yang juga tidak rata atau kasar,
serta lembut menyebabkan gelombang ultrasonik yang ditembakkan
oleh sinyal pemicu (trigger) sulit untuk diterima atau dideteksi dengan
baik oleh sinyal pantulan (echo).
23
4.6 Evaluasi
1. Hasil pengujian
a. Analisis Tabel
Ketinggian air diperoleh dari pantulan gelombang dari sensor
Ultrasonic yang mengidentifikasikan tinggi benda tabung yang
digunakan, dikurangi dengan hasil perhitungan jarak terkini saat
benda tabung dimasukkan air atau dikurangi airnya. Volume didapat
dengan menghitung tinggi air yang didapat dengan rumustabung yang
dituliskan pada source code. Jari-jari atau diameter ditetapkan terlebih
dahulu dengan mengukur tabung menggunakan penggaris dan
menuliskannya secara manual pada source code. Sedangkan pembagian
24
antar parameter didapat dari membagi tinggi benda tabung menjadi 3, sesuai
dengan pengukaran tabung menggunakan penggaris tadi.
b. Pengujian dengan Air Tinggi
Sebagai parameter, tinggi air dianggap "Tinggi" jika melebihi 8,6 cm.
Ketika tinggi air melebihi batas ini, LED merah akan menyala, dan
status "HIGH" akan ditampilkan di serialmonitor. Dalam percobaan
yang dilakukan oleh praktikan, Tabel 2.2.10 menunjukkan bahwa
tinggi air berada pada ketinggian8,65 cm dan volumenya 332,76 cm3,
yang melebihi batas yang telah ditentukan dalam kode sumber yang
dibuat.
25
d. Pengujian dengan Air Rendah
Sebagai parameter, tinggi air dianggap "Rendah" jika kurang dari 4,5
cm. Ketika tinggi air kurang dari batas ini, LED biru akan menyala,
dan status "MED" akan ditampilkan di serial monitor. Dalam
percobaan yang dilakukan oleh praktikan, Tabel 2.2.10 menunjukkan
bahwa tinggi air berada pada ketinggian 2,14 cm dan volumenya
82,32cm3, yang melebihi batas yang telah ditentukan dalam kode
sumber yang dibuat.
26
4.7 Kesimpulan
Dari Praktikum ini dapat disimpulkan bahwa Perhitungan jarak dan durasi
dalam tugas percobaan dipengaruhi oleh sifat permukaan benda pantul yang
digunakan. Jika benda pantul memiliki permukaan keras dan rata, gelombang
akan dengan mudah memantul kembali ke sensor. Namun, jika permukaan benda
pantul lembut, lunak, atau tidak rata seperti karpet dan spons, gelombang yang
ditembakkan oleh sensor sulit untuk memantul kembali karena diserap atau
teredam oleh benda pantul tersebut.
Dalam tugas evaluasi atau pengukuran volume benda ruang tabung, sensor
hanya membaca jarak antara sensor dan permukaan di dalam benda tabung,
karena sensor yang digunakan oleh praktikan tidak mampumengukur volume
secara langsung. Volume yang diperoleh dalam percobaan dihitung
menggunakan rumus volume tabung dengan memasukkan nilai diameter atau
jari-jari yang sudah ditetapkan, bukan melalui sensorultrasonik. Oleh karena itu,
jika sensor ultrasonik ditempatkan di atas tinggi benda tabung yang telah
ditetapkan, hasil perhitungan tinggi air dan volume akan menjadi tidak akurat
karena sensor hanya mampu mengukur jarak,bukan volume.
27
BAB V
SENSOR DS1820B - MENGUKUR SUHU
TEMPERATUR
5.1 Tujuan
Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat :
Menguji piranti hardware sensor DS1820B
Mengukur sinyal Data Temperatur suhu
28
Bentuk fisik dari sensor DS18B20 dapat ditunjukan pada gambar 2.6.
29
5.5 PROSEDUR KERJA
5.6 6)PEMBAHASAN
7)
30
2. Analisis
31
Gambar 3.5.2 Percobaan pengukuran suhu air di dalam sebuah kolam
yang tidak terkena sinar matahari langsung. Pengukuran ini dilakukan dalam
konteks kolam yang mengandung sejumlah ikan.
Pada tempat di mana kolam tidak terkena paparan sinar matahari secara
langsung, terlihat bahwa ikan-ikan cenderung lebihnyaman berenang di dekat
permukaan air kolam. Hal ini terlihat dalam Gambar 3.5.3.
32
Gambar 3.5.5 menggambarkan situasi di mana air kolam terpapar
langsung oleh sinar matahari, dan terlihat bahwa tidak ada ikan yang berenang
di dekat permukaan air. Sebaliknya, ikan-ikan yang ada di dalam kolam
tersebut cenderung berenang lebih
rendah, mendekati dasar kolam.
5.7 Kesimpulan
33
BAB VI
INTEGRASI FIREBASE PADA PROSES
6.1 Tujuan
Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat :
Membuat integrasi google firebase pada sistem otomasi dengan
tranduser DHT 11.
Menghasilkan proses analisis dari proses integrasi
34
yang menyediakan nilai suhu dan kelembapan secara serial
menggunakan protokol satu-kabel.
DHT11 merupakan sensor yang memberikan nilai kelembapan relatif
dalam bentuk prosentase (20 hingga 90% RH) dan nilai suhu dalam
derajat Celsius (0 hingga 50°C).
DHT11 menggunakan komponen pengukuran kelembapan
resistif,dan komponen pengukuran suhu berupa NTC.
Amati perubahan suhu dan data yang terkirim pada google firebase.
35
6.5 Pembahasan
Percobaan
1. Mengamati data yang terkirim pada google firebase
a. Compile Source code firebase yang telah dibuat.
36
37
38
6.6 Kesimpulan
39
BAB VII
7.1 Tujuan
Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat:
Mengintegrasikan relay serta akuator pada proses otomasi.
Menganalisis proses integrasi relay dan akuator berdasarkan
sensor yang digunakan.
40
7.3 Alat dan Bahan
1. Modul trainer Sensor DHT 11
7.5 Koding
#include "DHT.h"
void loop() {
// Wait a few seconds between measurements.delay(2000);
41
float h = dht.readHumidity();
// Read temperature as Celsius (the default)float t =
dht.readTemperature();
// Read temperature as Fahrenheit (is Fahrenheit = true)float f =
dht.readTemperature(true);
// Check if any reads failed and exit early (to try again).if (isnan(h) ||
isnan(t) || isnan(f)) {
Serial.println(F("Failed to read from DHT sensor!"));return;
}
7.6 Rangkaian
42
7.7 Hasil Percobaan
7.8 Kesimpulan
Hasil dari koding ini adalah membaca suhu dan kelembaban
menggunakan sensor DHT11, dan mengontrol relay berdasarkan nilai
suhu yang terbaca. Berikut adalah penjelasan dalam bahasa pasif:
Sensor DHT11 digunakan untuk membaca suhu dan kelembaban, dan
nilai suhu dan kelembaban yang terbaca akan disimpan dalam variabel
float h (untuk kelembaban), t (untuk suhu dalam Celsius), dan f (untuk
suhu dalam Fahrenheit). Selain itu, nilai heat index (indeks suhu) akan
dihitung berdasarkan suhu dan kelembaban menggunakan metode
computeHeatIndex().
43
Setelah membaca suhu dan kelembaban, nilai-nilai tersebut akan
ditampilkan melalui Serial Monitor menggunakan fungsi Serial.print()
dan Serial.println(). Jika pembacaan sensor gagal (nilai NaN), pesan
"Failed to read from DHT sensor!" akan ditampilkan dan program akan
berhenti untuk mencoba lagi pada iterasi berikutnya.
Selanjutnya, terdapat kondisi yang membandingkan suhu (variabel t)
dengan nilai 30. Jika suhu kurang dari atau sama dengan 30, relay akan
dalam keadaan LOW (mati). Jika suhu lebih dari 30, relay akan dalam
keadaan HIGH (hidup).
Proses ini akan terus berulang dalam loop() dengan jeda penundaan 2
detik antara setiap pembacaan suhu dan kelembaban.
Pastikan bahwa pin yang digunakan untuk koneksi sensor DHT11
(DHTPIN) dan pin untuk mengontrol relay (RELAY_PIN) sesuai dengan
konfigurasi yang diberikan.
44
BAB VIII
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
46
47