Full Proposal IV
Full Proposal IV
Full Proposal IV
OLEH :
AYU ROSMITA
175310206
PENDAHULUAN
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan
Penyelenggara pemerintahan desa dipimpin oleh kepala desa dan dibantu oleh
Perangkat desa.
guna mendukung pembangunan desa yang lebih meningkat dan tingkat kehidupan
masyarakat desa yang jauh dari kemiskinan. Berbagai permasalahan yang ada di
desa sangat kompleks, menjadikan alasan bagi desa untuk berkembang. Kemajuan
desa harus mencerminkan sikap gotong royong dan kebersamaan sebagai wujud
pengamalan sila-sila dalam Pancasila demi mewujudkan masyarakat desa yang adil
1
2
untuk mengawasi pembangunan dan kemajuan pada setiap desa. Kemendes PDTT
Desa dan Mengurangi Kemiskinan. Pada dasarnya dalam proses pelaksanaan untuk
mencapai tujuan tersebut tentu diperlukan banyak biaya yang harus dikeluarkan.
pendapatan dan belanja negara. Setiap tahun anggaran yang diperuntukkan bagi
1) Dana Desa
2) Pendapatan Asli Desa (PADesa)
3) Alokasi Dana Desa(ADD)
4) Dana Bagian dari Pajak dan Retribusi Daerah
5) Bantuan Keuangan dari APBD Prov, Kab/Kota
6) Hibah dan Sumbangan Pihak ketiga, dan
7) Lain-lain Pendapatan yang sah.
kesatuan. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa juga telah
mengatur terkait keuangan dan aset desa dalam rangka memberikan pelayanan pada
masyarakat antara lain yang bersumber dari pendapatan asli daearah, adanya
kewajiban pemerintah bagi pemerintah dari pusat sampai dengan Kabupaten atau
Kota sampai dengan memberikan transfer dana bagi desa, Hibah atau Donasi. Salah
setiap desa meningkat. Tetapi dengan adanya dana desa juga memunculkan
menyebutkan bahwa kondisi perangkat desa yang dianggap masih rendah dan
belum kritisnya masyarakat atas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja desa
4
dapat maksimal.
satu bentuk partisipasi masyarakat dan masyarakat desa berhak meminta dan
dan kegiatan yang ditujukan untuk memastikan pengelolaan keuangan desa berjalan
secara transparan, akuntabel, tertib dan disiplin anggaran, serta partisipatif sesuai
rangkaian siklus yang terpadu dan terintegrasi antara satu tahapan dengan tahapan
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa dapat berjalan sesuai dengan rencana,
Siklus pengelolaan keuangan desa tidak akan berjalan tanpa adanya tata
pemerintahan desa yang baik (Good Governance). Salah satu unsur utama dari
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 pasal 1 ayat 5
5
menjelaskan bahwa semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban desa. Hak dan kewajiban desa sendiri diatur dalam UU 6/2014
pasal 67, dimana desa memiliki hak untuk mengatur dan mengurus kepentingan
memiliki fungsi dalam masa 1 tahun anggaran mulai 1 Januari hingga 31 Desember.
sebagai suatu tindakan dan rasa tanggung jawab sekelompok orang atau anggota
instansi tertentu dan instansi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemerintah
dalam APBDes dengan alokasi dana desa (ADD) sebagai salah satu komponen
6
didalamnya. Fungsi akuntabilitas lebih luas bukan hanya sekedar ketaatan kepada
(Wulandari, 2019).
Pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa. Perangkat desa
sebagai perangkat yang membantu kepala desa, khususnya dalam pengelolaan dan
Desa, perangkat desa terdiri atas sekretariat desa, pelaksana kewilayahan, dan
pemerintahan desa.
1) Sekretaris Desa;
3) Kaur keuangan;
7
sekretaris desa sebagai koordinator PPKD. Sekretaris desa memiliki staf yang
menjalankan tugas PPKD, yaitu kepala urusan (kaur). Perangkat desa yang bertugas
sebagai pelaksana teknis yang menjalankan tugas PPKD adalah kepala seksi (kasi).
hal ini tercantum dalam Pasal 26 Ayat 4 didalam undang-undang nomor 6 tahun
2014 yang mengatakan bahwa kepala desa wajib untuk menjalankan prinsip tata
bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme. Riantiarno (dalam
keuangan desa.
yang dimaksud yaitu fasilitas perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya
8
manusia, serta jaringan yang berisi informasi berkaitan dengan pembangunan desa
dan dapat diakses oleh masyarakat desa dan semua pemangku kepentingan. Selain
dilihat dari sisi hak masyarakat untuk mendapatkan informasi dari organisasi sektor
tugas dan juga target dalam organisasi adalah sebuah bentuk akuntabilitas dan juga
(BPD), tetapi juga harus bersifat vertikal antara kepala desa dengan masyarakat
desa dan atasan kepala desa. Dokumen publik tentang pengelolaan keuangan desa
harus dapat diakses oleh masyarakat desa, serta tidak diskriminasi terhadap satu
Selain akuntabel, transparan merupakan salah satu asas yang penting dalam
pelayanan (Salle, 2016). Masyarakat desa merupakan penerima manfaat dari hasil
mendapatkan haknya yaitu hak untuk tahu dan hak untuk diberi informasi mengenai
desa dilakukan agar tidak terdapat pemikiran atau stigma buruk dari warga terhadap
merupakan salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau.
Pada dasarnya Desa Bantayan mengelolah dana yang bersumber dari pemerintah
pusat maupun dari pendapatan asli desa. Berdasarkan data yang diperoleh oleh
penulis dari kepemerintahan desa maka di ketahui bahwa total pendapatan Desa
Tabel 1.1
Pendapatan Desa Bantayan Tahun 2019-2021
Jenis Pendapatan
No 2019 2020 2021
Desa
1 Dana Desa Rp. 715.572.000 Rp. 651.431.000 Rp. 693.212.000
ini yaitu sebagaimana yang telah di uraikan diatas, maka penulis tertarik untuk
a. Bagi Penulis
20 Tahun 2018.
b. Bagi Pemerintah
Untuk bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian terhadap
membaginya dalam 5 bab, untuk lebih lengkapnya penulisan ini dapat dikemukakan
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang uraian teoritis mengenai definisi Definisi
Desa,
Pengelolaan Keuangan Desa, Permendagri No. 113 Tahun 2014,
Pada Bab tiga dalam penelitian ini, maka menggambarkan terkait jenis
penelitian ini.
2.1.1.1 Pendapatan
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dan lancar dalam
periode tahunan anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan Desa meliputi semua
penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu)
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Desa. Pendapatan Desa
kas umum Negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam period tahun
anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh pemerintah.
Desa sebagaimana dimaksud meliputi semiua pengeluaran dari rekening desa yang
merupakan kewajiban desa dalam satu tahunan anggaran yang tidak akan diperoleh
1 ayat 5 menjelaskan bahwa Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa
yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Selanjutnya pada pasal
1 ayat 6 menjelaskan pengertian pengelolaan keuangan desa sebagai keseluruhan
serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Selanjutnya pada ayat 1
dalam masa 1 (satu) tahun anggaran mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal
31 Desember.
terintegrasi antara satu tahapan dengan tahapan lainnya. Lima kegiatan pengelolaan
keuangan desa memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan dan memiliki peran
a) Perencanaan
musyawarah, dengan tenggat waktu paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.
Atas dasar kesepakatan bersama kepala desa dan BPD, kepala desa menyiapkan
kota melalui camat paling lambat 3 hari sejak disepakati. Jika Rancangan Perdes
tentang APBDes telah melalui proses evaluasi bupati/wali kota, maka akan
b) Pelaksanaan
bahwa kepala desa menugaskan kaur keuangan dan kasi pelaksana kegiatan
(DPA). DPA merupakan dokumen yang berisi rincian setiap kegiatan, anggaran
yang disediakan, dan rencana penarikan dana untuk kegiatan yang akan
kaur dan kasi pelaksana kegiatan anggaran sesuai tugasnya menyusun DPA
paling lama 3 hari kerja setelah Perdes tentang APB Desa dan Peraturan Kepala
Desa tentang Penjabaran APB Desa ditetapkan. DPA terdiri dari Rencana
Kegiatan dan Anggaran Desa (RKAD), Rencana Kerja Kegiatan Desa (RKKD),
c) Penatausahaan
Kaur keuangan juga wajib untuk membuat buku pembantu kas umum yang
terdiri dari :
d) Pelaporan
e) Pertanggungjawaban
pertanggungjawaban yang mengacu pada kepada siapa siapa organisasi atau pekerja
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
menyampaikan laporan hasil kinerja yang telah dilaksanakan baik itu berhasil
terhadap sesama lembaga lainnya yang tidak memiliki hubungan atasan bawahan
accountee harus independen dari accountor. Accountor dalam hal ini adalah
kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat
karena dilhat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh birokrasi publik atau
pemerintah, tetapi juga dinilai dari ukuran eksternal seperti nilai-nilai norma yang
nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat dan apakah pelayanan public tersebut
dengan tugas-tugas yang dibebankan dalam rangka meningkatkan nilai dan kualitas
alokasi dana desa (ADD) sebagai salah satu komponen didalamnya. Fungsi
akuntabilitas lebih luas bukan hanya sekedar ketaatan kepada peraturan perundang-
untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik.
Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai
semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam manajemen yang
baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain
pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan
1) Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk
melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
2) Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-
sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3) Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
4) Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat
yang diperoleh.
5) Harus jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan
manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan
teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas ( LAN dan
BPKP, 2000).
mutually exclusive, yaitu organisasi bias saja akuntabel dilihat dari beberapa
akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
terutama informasi keuangan dan fiskal harus dilakukan dalam bentuk yang relevan
dan mudah dipahami. Transparansi dapat dilakukan apabila ada kejelasan tugas dan
terbuka, dan jaminan integritas dari pihak independen mengenai prakiraan fiskal,
dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik.
Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh penyelenggara harus dapat diakses secara
terbuka dengan memberi ruang yang cukup bagi masyarakat untuk berpartisipasi
merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat,
pengendalian yang mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi
tersebut.
informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada
merupakan prinsip good governance yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor
informasi yang aktual dan faktual, sehingga mereka dapat menggunakan informasi
tersebut untuk :
1) Terbuka Adanya akses masyarakat dan stakeholders yang luas untuk terlibat
dalam proses perencanaan, penyusunan, maupun pelaksanaan anggaran
keuangan desa.
2) Bisa diketahui oleh masyarakat luas. Masyarakat dengan mudah mendapatkan
informasi seluas-luasnya yang mudah dan murah bagi seluruh kalangan dari
pemerintah desa, tanpa membedakan status sosial dan ekonomi tentang
keadaan keuangan desa.
3) Keputusan yang diambil melibatkan masyarakat. Keputusan yang diambil
dalam penyususnan anggaran dana desa yang diputuskan dalam musyawarah
rencana pembangunan tingkat desa (Musrembang) melibatkan masyarakat.
4) Adanya ide-ide atau aspirasi dari masyarakat desa. Pemerintah desa harus
mengakomodir ide-ide atau aspirasi masyarakat desa yang kemudian dijadikan
sebuah keputusan desa.
telah dijabarkan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik simpulan hipotesis dari
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang dilakukan secara
Berikut merupakan jenis dan sumber data yang diperlukan dalam proses
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak Desa
Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak, Buku Bank Desa, Laporan
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah
a. Dokumentasi
disimpan atau didokumentasikan seperti dokumen, data soft file dan arsip
digunakan sebagai data pelengkap dari data yang diperoleh dalam kegiatan
wawancara.
b. Wawancara
saat analisis terdapat data, keterangan atau informasi yang tidak sama antara
deskriptif kualitatif. Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan
Buku
Bastian, Indra. 2015. Akuntansi Untuk Kecamatan dan Desa. Jakarta: Erlangga
Jurnal
Peraturan Perundang-undangan
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan 2015. LAN dan BPKP (2000).
Akuntabilitas dan Good Governance.Penerbit (LAN).RI