PT Psi
PT Psi
PT Psi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidang teknologi hasil perikanan saat ini sangat berkembang. Banyak
produk yang dihasilkan pada bidang ini, hal ini berdasarkan banyaknya
permintaan dari pasar yang memenuhi kebutuhan konsumen. Produk-produk
hasil perikanan yang diolah juga bermacam-macam mulai dari ikan, kerang,
kepiting, udang, cumi-cumi hingga gurita. Salah satu sumberdaya perikanan
yang sudah dikenal ekonomis penting adalah dari kelas Cephalopoda yang
jenisnya terdiri dari cumi-cumi, sotong dan gurita (Maryam dkk, 2012).
Cumi-cumi merupakan produk laut yang cukup melimpah di perairan
Indonesia dan sangat diminati masyarakat terutama penggemar seafood dan
chinese food. Menurut data statistik nilai ekspor perikanan dari tahun ke tahun
semakin meningkat, hal ini didukung dengan peningkatan jumlah nilai ekspor
tahun 2017 naik sebesar 8,12% dari tahun sebelumnya USD 3,78 miliar pada
tahun 2016 menjadi USD 4,09 miliar pada tahun 2017 (Ditjen PSDKP, 2018).
Salah satu produk unggulan ekspor perikanan yaitu kelompok Cephalopoda
(cumi, sotong, gurita). Jumlah ekspor produk Cephalopoda (cumi, sotong, gurita)
pada tahun 2015 sebesar USD 181,98 juta, kemudian pada tahun 2016 sekitar
USD 294,14 juta, dan meningkat menjadi USD 310 juta pada tahun 2017 (BPS,
2018).
Cumi-cumi memiliki daging yang bersih, licin dan memiliki aroma yang
khas serta memiliki kandungan nilai gizi protein sebesar 17,9 gram/100 gram
cumi-cumi segar (winarno,2004). Selain itu cumi-cumi juga memiliki kandungan
mineral seperti fosfor dan kalsium yang berguna untuk pertumbuhan tulang bagi
anak-anak. Cumi-cumi juga mengandung berbagai macam vitamin antara lain
vitamin B1, B2, B6 ,C, A, D, E dan K (Agusandi, dkk., 2013).
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mencegah kerusakan
cumi-cumi adalah dengan mengolah menjadi produk olahan beku atau yang
biasa disebut dengan frozen food. Pembekuan makanan merupakan proses
pengawetan produk pagan dengan cara mengubah hampir seluruh kandungan
air dalam produk menjadi es. Keadaan beku menyebabkan aktivitas mikrobiologi
dan enzim terhambat sehingga umur simpan produk menjadi lebih panjang.
Salah satu perusahaan yang mengembangkan pengolahan daging rajungan
1
2
menjadi produk olahan beku dalam skala besar adalah PT. Phillips Seafoods
Indonesia. PT. Phillips Seafoods Indonesia merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang pengolahan produk hasil perikanan dengan salah satu
produk olahan yaitu cumi-cumi. Pengolahan yang dilakukan adalah dengan
mengolah cumi-cumi menjadi calamari atau olahan breaded food.
Menurut Heng (2003), Breaded food hasil perikanan merupakan makanan
camilan ataupun makanan besar yang berasal dari potongan mapun lumatan
daging ikan dan diberi bumbu-bumbu kemudian dicampur dengan bahan
pengikat dan di cetak berdasarkan ukuran dan bentuk tertentu, selanjutnya
dicelupkan kedalam batter dan dilapisi dengan tepung roti kemudian digoreng
atau disimpan dalam ruang pembeku sebelum digoreng. Produk breaded cumi-
cumi atau calamari merupakan salah satu solusi untuk memenuhi selera
konsumen yang semakin beragam, yang bernilai tinggi dan sangat digemari di
pasar Internasional. PT. Phillips Seafoods Indonesia merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang pengolahan produk hasil perikanan dengan produk
utama daging rajungan. Pengolahan yang dilakukan adalah dengan mengolah
daging rajungan menjadi crab cake dan pasteuried crab meat. Proses produksi
dilakukan sangat cermat dan sesuai dengan SOP yang berlaku. Praktek kerja
Lapangan ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan mengenai
proses pengolahan produk hewani berupa perikanan yang diperoleh selama
proses perkuliahan serta lebih memahami proses pengolahan produk perikanan
sekala pabrik serta lebih mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi faktor dalam
proses pembekuan Calamari.
1. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Phillips
Seafoods Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan pengalaman dalam suatu lingkungan kerja dan mendapat
peluang untuk berlatih menangani permasalahan dalam pabrik serta
melaksanakan studi perbandingan antara teori yang didapat di kuliah
dengan penerapannya di PT. Phillips Seafood Indonesia Plant Pasuruan.
b. Mengetahui berbagai teknologi yang digunakan dalam dunia industri
pengolahan Breaded Slat And Pepper Calamari di PT. Phillips Seafood
Indonesia Plant Pasuruan.
3
2. Manfaat
a. Meningkatkan ilmu pengetahuan tentang proses pembekuan Breaded Slat
And Pepper Calamari di PT. Phillips Seafood Indonesia beserta
pengawasan mutunya selama proses pengolahan.
b. Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan
yang ada dalam dunia industri sehingga nantinya diharapkan mampu
menerapkan ilmu yang telah didapat dalam bidang industri.
B. Sejarah
PT. Phillips Seafoods Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang pengolahan produk hasil perikanan dengan produk utama
daging rajungan (Crab Meat) yang cukup terkenal, terutama dalam usaha
restorannya. Sejarah awal berdirinya dimulai pada tahun 1914, ketika
Augustus E. Phillips bersama keluarganya mendirikan pabrik pengolahan
makanan laut di Maryland Chesapeak Bay. Untuk menghadapi surplus
kepiting yang terjadi, pada tahun 1956, putranya Brice Phillips dengan istrinya
Shirley mendirikan resor kecil “Crab Shack” di Ocean City, Maryland, yang
kemudian dikembangkan oleh anaknya yaitu Steven Phillips. Dalam
perkembangannya, kebutuhan akan bahan baku daging rajungan tidak cukup
hanya dipasok dari dalam Amerika saja, sehingga pada tahun 1990 dilakukan
ekspansi keluar Amerika, yaitu daerah Asia.
Salah satu Negara di Asia yang menjadi tujuan perluasan adalah
Indonesia, mengingat potensi kelautan Indonesia yang cukup besar dimana
tiga perempat luas Indonesia adalah berupa laut . Dengan menggandeng
Putra Indonesia Muchlison Zaini dan sekaligus menjadi Presiden Direktur,
Phillips Foods Inc. menanamkan investasinya ke Indonesia dengan
mendirikan perusahaan perikanan yang diberi nama Phillips Seafoods
Indonesia, tepatnya adalah pada tahun 1994 dengan akta Pendirian Notaris
Sutjipto, SH di Jakarta No. 112 tanggal 22 April 1993, yang merupakan
perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan berstatus Perusahaan
Penanaman Modal Asing (PMA). Adapun perusahaan yang pertama kali
adalah di Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Produk utama Phillips
Seafoods Indonesia adalah daging Rajungan (Pasteurised Crab Meat) dan
4
Motto Perusahaan
Manakala kita keluar dari standard kualitas , kita keluar dari bisnis.
1. Manakala tidak ada peningkatan kualitas berarti kita tidak cukup
mempunyai dedikasi .
2. Perbedaan antara kegagalan dan sukses adalah melakukan sesuatu
“hampir benar” dan melakukan sesuatu “ dengan benar”.
D. Pemasaran Produk
Pemasaran merupakan fungsi penting dalam sebuah perusahaan, karena
pemasaran berfungsi mendekatkan produsen dan konsumen. Dengan
pemasaran dapat memberikan nilai tambah pada produk serta meningkatkan
laba perusahaan. Pemasaran dalam perusahaan menggunakan sumber-sumber
ekonomi untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memenuhi permintaan pasar.
Teknik pemasaran yang digunakan oleh PT. Phillips Seafoods Indonesia
menggunakan teknik pemasaran secara langsung melalui media online. PT.
Phillips Seafoods Indonesia memasarkan produknya dalam bentuk ekspor atau
dipasarkan di luar negri. Pemasaran crab cake ekspor meliputi Amerika (70%),
Eropa (20%) dan Australia (10%).
Kegiatan pemasaaran produk yang di ekspor tersebut tidak menggunakan
jasa eksportir untuk melakukan penjualan ke luar negeri, karena penjualan
ekspor ke luar negeri dilakukan oleh pihak internal PT. Phillips Seafoods
Indonesia.
E. Kapasitas Produksi
PT. Phillips Seafoods Indonesia mendapat pasokan bahan baku cumi-
cumi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Kapasitas produk di PT.
Phillips Seafood Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan
sesuai dengan permintaan konsumen. Perubahan kapasitas produksi dari tahun
ke tahun selalu mengalami peningkatan. Kapasitas produksi dari produk Value
Added (VA) seiring berjalannya waktu telah memenuhi target yang ditetapkan
oleh PT. Phillips Seafoods Indonesia sendiri, produk Value Added (VA) memiliki
target sebanyak 1500 ton setiap tahun. Sedangkan realisasinya kapasitas
produksi untuk produk value added (VA) telah melebihi target yang dientukan
dengan komoditi crab cake dan calamari. Realisasinya kapasitas produksi crab
6
cake sebanyak 1500 ton per tahun sedangkan kapasitas produksi calamari
sebanyak 500 ton per tahun.
2. Lokasi
Kelangsungan hidup suatu perusahaan dipengaruhi oleh lokasi pabrik
yang merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Hal
ini berpengaruh pada kelancaran produksi, keefektifan dan efisiensi
pemasaran produk serta peningkatan daya saing perusahaan.
PT. Phillips Seafoods Indonesia terletak di Jalan Raya Kemantrenrejo KM
10 Rejoso, Kelurahan Kemantren Rejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten
Pasuruan 67181, Provinsi Jawa Timur. Lokasi ini memiliki batas wilayah :
Timur : Rumah Penduduk Desa Arjoosari
Barat : Perumahan Kemantren Indah
Selatan : Lahan Chiljedang
Utara : Rumah Penduduk Desa Rejoso
PT. Phillips Seafood Indonesia Pasuruan mendapat pasokan bahan baku
dari berbagai plant atau cabang PT. Phillips Seafood Indonesia yang tersebar
dibeberapa daerah. Beberapa alasan utama pemilihan lokasi di Kabupaten
Pasuruan adalah :
1. Lokasi PT. Phillips Seafood Indonesia terletak pada kawasan industri
dan jalur patura yang mudah dijangkau oleh berbagai alat transportasi
darat.
2. Lokasi perusahaan dekat dengan daerah pemukiman penduduk
sehingga mudah untuk mendapatkan tenaga kerja.
7
dapat berjalan dengan lancar dan para karyawan akan dapat menyelesaikan
tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik.
Tata letak fasilitas perlu dirancang dengan baik, supaya aliran produksi
dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara mengatur layout pabrik sedemikian rupa berdasarkan hubungan
kedekatannya, selain itu didalam merancang fasilitas produksi harus
memperhatikan faktor higienitas sehingga kebersihan dari produk serta
kesehatan para pekerja jadi lebih terjaga (Yeni,2011).
Bangunan PT. Phillips Seafood Indonesia terletak diatas tanah seluas
10.080 , bangunan PT. Phillips Seafoods Indonesia terdiri dari bangunan
utama yang dipergunakan untuk kantor dan ruang proses produksi, dua
gudang penyimpanan, mushola, kantin, koperasi, gazebo, dan tempat parkir.
Tata letak ruang produksi Value Added (VA) dapat dilihat pada Gambar 3.
10
24 Keterangan :
23 1. Inggredients storage
14. Washing room
14 2 6. Ice maker
19. Change room
7 8. Forming room
21. Machine room
3 10. Mc preparation
23. Water tank
25 4
16 9
10
11
12
13 22
H. Ketenaga kerjaan
1. Jumlah Karyawan
Karyawan adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
proses produksi pada suatu perusahaan. PT. Phillips Seafood Indonesia
merupakan perusahan berskala besar di bidang pengolahan berupa
pembekuan perikanan. Sebagian karyawan PT. Phillips Seafood Indonesia
berasal dari sekitar pabrik. Terdapat dua metode perekrutan karyawan pada
perusahaan ini yaitu dengan membuka lowongan pekerjaan.Data jumlah
karyawan PT. Phillips Seafood Indonesia per Desember 2018 disajikan pada
tabel 1. Secara garis besar, ketenagakerjaan di PT. Phillips Seafood
Indonesia dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Terdapat 2 status pekerja di PT. Phillips Seafood Indonesia, yaitu :
16
08.00 – 11.30
Senin – Sabtu 11.30 – 13.00
13.00 – 16.00
08.00 – 11.00
Jumat 11.00 – 13.00
13.00 – 16.00
Sumber : PT. Phillips Seafood Indonesia (2020)
Khusus untuk staff keamanan dan Technical Maintenance (TM) di PT. Phillips
Seafoods Indonesia terbagi menjadi 3 shift, seperti yang dapat dilihat pada tabel
3.
18
6. BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan diberikan khusus kepada karyawan bulanan dan
karyawan harian tetap. BPJS Ketenagakerjaan meliputi Jaminan hari tua
yaitu diatas umur 55 tahun, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian
dan jaminan pensiun.
7. Cuti Kerja
Cuti kerja diberikan kepada semua karyawan dengan ketentuan
karyawan tersebut sudah bekerja minimal selama satu tahun. Cuti kerja
meliputi cuti tahunan dan cuti hamil.
8. Perlengkapan kerja
Perlengkapan kerja diberikan kepada karyawan sesuai dengan bagian
pekerjaannya masing-masing. Perlengkapan kerja karyawan meliputi baju
kerja, celana kerja, penutup kepala, apron, masker, sarung tangan dan
sepatu boot. Setiap karyawan yang tidak berkerudung diwajibkan memakai
kerudung sebelum memakai penutup kepala, hal tersebut dilakukan agar
rambut para karyawan tidak terlihat sehingga tidak terjadi kontaminasi.
Karyawan yang bekerja di bagian cold storage diberikan jaket khusus untuk
melindungi tubuh dari suhu rendah.
9. Fasilitas Ruang Ibadah
Fasilitas ruang ibadah berupa musholla disediakan untuk para karyawan
yang beragama muslim.