Proposal Penelitian Skripsi
Proposal Penelitian Skripsi
Proposal Penelitian Skripsi
Oleh:
Tri Eliyatus
190501020
2022
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Tri Eliyatus
190501020
2022
i
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Tri Eliyatus
190501020
Pada Tanggal:
Pembimbing I Pembimbing II
NIP………………….. NIP…………………...
Mengetahui,
Ka Prodi,
NIP……………
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I: PENDAHULUAN
iii
3.5 Instrumen Penelitian
3.6 Uji Validitas dan Reabilitas Penelitian
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
M.Isa bin Surah At Tirmidzi, Terjemahan Sunan At tirmidzi Juz 111 (Semarang: Asy- syifa\ 1992), h.
523
1
pertumbuhan, dengan mengadakan pendekatan dan perhatian yang bersifat
tuntunan dan bimbingan. Mahmud Yunus mengemukakan bahwa "Pendidikan
Agama Islam mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling mulia, karena
Pendidikan Agama Islam menjamin untuk memperhatikan akhlak anak-anak dan
mengangkat mereka ke derajat yang tinggi dan berbahagia dalam hidup dan
kehidupannya"2
Pendidikan agama akan lebih berkesan dan berhasil, serta berdaya guna,
apabila seluruh lingkungan hidup yang ikut mempengaruhi pembinaan pribadi
anak seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat sama-sama mengarah kepada
pembinaan jiwa agama pada anak. Kesatuan arah pendidikan yang dilalui anak
dalam umur pertumbuhan, akan sangat membantu perkembangan mental dan
pribadi anak. Agar agama itu benar-benar dapat dihayati, dipahami dan digunakan
sebagai pedoman hidup bagi manusia, maka agama itu hendaknya menjadi unsur-
unsur dalam kepribadiannya. Hal itu dapat dilakukan dengan percontohan
pengalaman dan pengertian ajaran agama, serta hasil dari pengalaman tersebut
terbentuk akhlak anak didik dan dapat mereka amalkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Tampak jelas bagaimana eratnya hubungan keimanan seseorang dengan
ketinggian akhlaknya. Oleh karena itu seseorang yang telah mengetahui
Pendidikan Agama Islam seharusnya mempunyai akhlak sebagaimana tujuan
Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian penulis tertarik untuk mengkajinya
melalui penelitian dengan judul: “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam terhadap Akhlak anak di TPA Al-Iman Kecamatan Menganti”.
2
Mahmud Yunus, H, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung), h.7
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut
1. Bagaimana pembelajaran pendidikan agama islam di TPA Al-Iman
Kecamatan Menganti?
2. Bagaimana akhlak anak di TPA Al-Iman Kecamatan Menganti?
3. Adakah pengaruh pembelajaran pendidikan agama islam terhadap akhlak anak
di TPA Al-Iman Kecamatan Menganti?
4
1.5 Hipotesis Penelitian
Agar penelitian lebih terstruktur, maka perlu dirumuskan dengan pendugaan
terlebih dahulu mengenai masalah yang diteliti yaitu hipotesis. Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.3
Adapun latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam berpengaruh secara signifikan terhadap Akhlak anak di TPA Al-
Iman Kecamatan Menganti.”
3
Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. XVI: Bandung: Alfabeta, 2012), h.96
4
Sedangkan akhlak yang dimaksud oleh penulis adalah sebuah upaya
yang dilakukan oleh guru untuk membimbing siswa dalam sebuah lembaga
pendidikan dengan tujuan mengarahkan sikap siswa agar sesuai dengan
tuntunan syari’at Islam. Selalu berakhlak mulia, menjaga kebersihan,
tanggung jawab, disiplin, dan jujur kepada guru, sesama siswa dan lingkungan
sekolah.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
Moh. Ambary, Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Sikap
Keimanan siswa SDN 180 Tampak Siring Desa Margomulyo Kec.Tomoni Timur
Kab. Luwu Timur ( Skripsi), Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam, STAIN
Palopo.2008. h. 40
2
yaitu sebesar 0,762. Angka korelasi 0,762 berada antara 0,61 – 0,80
dengan kriteria sangat tinggi.5
Dari dua penelitian di atas, terdapat perbedaan antara judul penelitian
yang diangkat dengan penelitian sebelumnya. Adapun perbedaan
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan terletak
pada fokus penelitian dan lokasi penelitiannya. Pada penelitian pertama
memiliki fokus penelitian untuk mengetahui terhadap keimanan siswa di
SDN 180 Tampak siring Desa Margomulyo Kec. Tomoni Timur Kab.
Luwu Timur, penelitian kedua berfokus kepada Sikap Sosial Keagamaan
siswa di Sekolah Kelas VIII SLTPN 253 Cipedak Jakarta Selatan,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki fokus
penelitian untuk mengetahui akhlak siswa di TPA Al-Iman Menganti.
Adapun persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
5
Miharsa, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Sikap Sosial Keagamaan
2
Siswa di Sekolah Kelas VIII SLTPN 253 Cipedak Jakarta Selatan. (Skripsi),
Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2008
2
mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara
pengajar itu sendiri dengan peserta didik.6
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
seseorang atau interaksi dua orang maupun lebih dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar sehingga memperoleh hal-
hal positif.7
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan hal-hal
positif lainnya. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Dalam pembelajaran, tugas pendidik paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan dan fasilitas yang ada agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
2. Pendidikan Agama Islam
Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya
awalan ”pe” dan akhiran ”kan” mengandung arti perbuatan atau
hal, cara dan sebagainya. Istilah pendidikan ini semula berasal dari
bahasa Yunani, yaitu pedagogik, yang berarti bimbingan yang
diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris dengan ”education” yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini
sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.8
6
Wibawanto, W. Desain dan Pemrograman Multimedia Pembelajaran
Interaktif. (Jember: Penerbit Cerdas Ulet Kreatif, 2017), h. 19
7
Susilana, R., & Riyana, C. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian. (Bandung: Wacana Prima, 2009) h.13
8
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulis, 2004) Cet-4, h.2
2
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan pada umunnya
berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin),
pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan
masyaratnya.9
Menurut Soegarda poerbakawaca, pendidikan dalam arti umum
mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk
mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya
serta ketrampilannya kepada generasi muda untuk melakukan
fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama sebaik-baiknya.10
Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa dapat
disimpulkan bahwa pendidikan ialah suatu usaha yang di sengaja
yang bertujuan untuk menciptakan manusia yang diharapkan di
masyarakatnya
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan
peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang
dilaksanakan sekurang kurangnya melalui pelajaran/kuliah pada
semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.11
9
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium
Baru, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2002), Cet. IV, h. 4
10
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997), Cet. III, h.10
11
Abd.Rozak, fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang & Peraturan
Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, 2010), h. 144
2
Pendidikan agama Islam itu sendiri menurut Ahmad D.
Marimba, adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-
hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian
utama menurut ukuranukuran Islam12
Menurut Sahilun A. Nasir pendidikan agama Islam ialah suatu
usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak
didik yang beragama Islam dengan cara yang sedemikian rupa,
sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai,
menjadi bagian yang integral dalam pribadinya, dimana ajaran-
ajaran Islam itu benarbenar dipahami, diyakini kebenarannya,
diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol
terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mentalnya.13
Dari uraian-uraian di atas tentang pendidikan agama Islam
dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam ialah usaha
yang dilakukan dalam pembentukan kepribadian yang sesuai
dengan ajaran Islam atau suatu proses bimbingan dan bantuan
secara sadar dan sengaja terhadap anak didik yang dilandasi
dengan ajran islam, dalam pertumbuhan dan perkembangan
jasmani.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
12
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, h.23
13
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan
Problema Remaja, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet. I, h.11-12
2
Menurut Zakiah Dradjat dalam bukunya yang berjudul Ilmu
Pendidikan Islam menyatakan, bahwa tujuan Pendidikan Agama
Islam yaitu kepribadian yang membuatnya menjadi ”insan kamil”
dengan pola taqwa Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan
jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena
takwanya kepada Allah SWT.14
Imam al-Ghazali mengatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama
Islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada
Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia
akhirat.15
Secara praktis, Muhammad Athiyah al-abrasyi menyimpulkan
bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam terbagi atas 5 sasaran,
yaitu:
1) Membentuk akhlak mulia
2) Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat
3) Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi
kemanfaatannya
4) Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik
5) Mempersiapkan tenaga professional yang terampil16
Berdasarkan rumusan tujuan di atas, dapat dipahami
bahwa
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu proses membimbing
dan membina fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara
pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai insan kamil.
Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik diharapkan
akan mampu
14
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet-5,
h.59
15
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulis, 2004) Cet-4, h.72
2
16
Al-Rasyidin, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta Ciputat Press,
2005) h.37
2
memadukan fungsi iman, ilmu dan amal secara seimbang bagi
terbinanya kehidupan yang harmonis di dunia dan akherat.
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam pastinya mempunyai fungsi yang
sangat besar dalam proses pendidikan peserta didik. Adapun fungsi
pendidikan agama Islam Menurut H.M. Arifin bahwa fungsi
Pendidikan Agama Islam adalah untuk membentuk manusia
pembangunan yang bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki ilmu
pengetahuan dan ketrampilan juga memiliki kemampuan
mengembangkan diri (individualis) bermasyarakat (sosialitas) serta
kemampuan untuk bertingkah laku berdasarkan norma-norma
susila menurut agama Islam.17
Dalam pasal 3 UUSPN dinyatakan bahwa fungsi pendidikan
nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia.18
Secara garis besar penulis menyimpulkan fungsi dari
Pendidikan Agama Islam yaitu untuk membentuk kepribadian
muslim yang benar- benar beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT dengan memahami semua ajaran Islam serta dapat
mngamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
17
Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam dilingkungan
Sekolah dan Keluarga, (Jakarta : Bulan Bintang), Cet.-2.h.18
18
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Paradigma Pendidikan Islam, (Yogya :
Pustaka Pelajar), Cet-1, h.182
2
B. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Akhlak merupakan salah satu tujuan dari Pendidikan Agama
Islam, karena akhlak adalah perbuatan manusia yang baik yang
harus dikerjakan dan perbuatan jahat yang harus dihindari dalam
pergaulan dengan Tuhan. Manusia dan makhluk (alam)
sekelilingnya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai
dan moral.
Pengertian akhlak secara etimologi, menurut pendekatan
etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari Bahasa Arab jama’ dari
bentuk mufradatnya “Khuluqun“ yang menurut logat diartikan
sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat
tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan
“khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan “Khaliq”
yang berarti pencipta dan “makhluk” yang berarti diciptakan.
Pemakaian kata akhlak atau khuluq kedua-duanya dijumpai
baik dalam QS. al-Qalam/68:4 sebagai berikut:
19
Munirah, ‘Akhlak Dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 4.2 (2017),
39–47.
2
Sedangkan Menurut Imam Al-Ghazali dalam Prof. Dr. H. Moh.
Ardani bahwa akhlak ialah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa
yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan
gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap
itu darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi
akal dan syara’, maka ia disebut akhlak baik. Dan jika lahir
darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang
buruk.20
Dari beberapa definisi akhlak diatas, dapat disimpulkan bahwa
akhlak adalah suatu perbuatan yang timbul tanpa memerlukan
pemikiran karena sudah tertanam dalam hati atau suatu perbuatan
yang reflek yang sudah terbiasa dilakukan sehingga dalam
melaksanakannya tidak memerlukan memikiran yang panjang
karena sudah terbiasa.Akhalk adalah cerminan dari hati.
2. Macam – Macam Akhlak
Akhlak dapat dibagi berdasarkan sifatnya dan objeknya,
berdasarkan sifatnya akhlak terbagi menjadi dua bagian yaitu:21
1) Akhlak Mahmudah
Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan
Bahasa arab akhlak mahmudah. Kata Mahmudah ialah
bentuk maf’ul dari kata hamida yang berarti dipuji. Sifat
akhlak mahmudah antara lain adalah jujur, sopan, adil,
sabar, dan lain sebagainya. Akhlak disebut pula dengan
akhlak karimah (akhlak mulia), atau makarim al-akhlak
20
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (PT. Mitra Cahaya Utama, 2005),
cet ke-2, h.29.
21
Rosihin Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 5
2
(akhlak mulia), atau al-akhlak al-munjiyat (akhlak yang
menyelamatkan pelakunya).22
2) Akhlak Madzmumah
Akhlak tercela (akhlak al-Madzmumah) ialah Perilaku
atau sifat yang sangat merugikan diri sendiri maupun orang
lain, dalam ajaran Islam perbuatan tersebut sangat
bertentangan.23
Berdasarkan objeknya Akhlak dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Akhlak Manusia terhadap Khalik. Seperti Huznudza yaitu
berbaik sangka terhadap apa yang terjadi atau dilakukan
orang lain.
b) Akhlak Manusia Terhadap Makhluk, meliputi akhlak
terhadap keluarga, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak
terhadap sesama atau orang lain atau tetangga, akhlak
terhadap lingkungan alam.
3. Tujuan Akhlak
Adapun akhlak Islam, mendasarkan tujuannya pada pencapaian
kebahagian. Kebahagian yang akan dicapai dalam akhlak Islam,
adalah kebahagian yang dapat melindungi perorangan dan
melindungi umat. Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa tujuan
akhlak adalah Sa’adah ukrawiyah atau kebahagiaan akhir. Lebih
lanjut, Al Ghazali juga menyatakan bahwa kebahagian yang hakiki
adalah kebahagian akhir, karena menurutnya bukan bahagia
apabila
22
Rosihon Anwar (2010), Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka
Setia, h. 87
23
Aris Alfarizi, ‘Akhlak Tercela . (Akhlakul Mazmumah)’, Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 7.2 (2020), 8.
2
tidak nyata, seperti kebahagian duniawi yang tidak mengarahkan
kepada kebahagian akhirat.
Jadi penulis menyimpulkan bahwa tujuan pokok akhlak adalah
agar setiap muslim berbudi pekerti dan bertingkah laku dan mulia,
sesuai dengan ajaran Islam. Contohnya Shalat dilakukan untuk
mencegah seseorang melakukan perbuatan-perbuatan tercela, dan
memupuk rasa pergaulan antar sesama manusia.
2
Berdasarkan ungkapan yang telah diuraikan terdahulu dapat
disimpulkan bahwa pendidikan akhlak mempunyai kaitan erat dengan
pendidikan agama Islam, karena dengan mendidik akhlak secara utuh
telah tercakup pendidikan Agama didalamnya.
2
BAB III
METODE PENELITIAN
24
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, ( Bandung: Alfabeta, 2013), h. 35
2
2. Variabel dependen yaitu sering disebut variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat = Y, adalah
Akhlak Siswa
25
Sugiono, Metodologi Kuantitatif, Kualitatif Danr&D, (Bandung: Pt. Alfabet, 2008), h.80.
26
Suharsini Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rieke
Cipta,2002),cet-12, h. 117
2
Sampel penelitian yang digunakan adalah anak didik TPA Al-
Iman yang berjumlah 14 anak. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah random sample atau pengambilan sampel secara
acak, karena merupakan rumpun-rumpun yang merupakan
kelompok individu-individu itu yang tersedia sebagai unit-unit
dalam populasi.
Tabel 1
Matrik Populasi dan Sampel
No. Tingkat Tilawatih Populasi Sampel
1. Jilid 5 8 3
2. Jilid 6 7 4
3. Al-Qur’an 10 7
Jumlah 25 14
2
3.5 Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar
angket. Angket ini terdiri atas 20 item pernyataan, yang di isi oleh
anak didik TPA Al-Iman Kecamatan Menganti tingkat Tilawatih jilid
5, 6 dan tingkat Al-Qur’an sebanyak 25 orang. Hasil dari pembagian
angket ini dapat dilihat dari lampiran sebagai berikut:
Tabel 2
Instrument Angket
Variabel Indikator Nomor Soal Jumlah
Positif Negatif Item
Pembelaja 1. Materi Pembelajaran
ran Pendidikan Agama 1,2 3 3
Islam
Pendidika 2. Metode Pembelajaran
n Agama Pendidikan Agama 5 4 2
Islam Islam
3. Evaluasi Pembelajaran
Pendidikan Agama 6 7 2
Islam
1. Akhlak kepada Allah 1,2 3,4 4
SWT.
2. Akhlak kepada orang 5,7 6,8 4
Akhlak tua
3. Akhlak kepada sesama 10 9,11 3
manusia
4. Akhlak kepada 13 12 2
lingkungan
Jumlah 10 10 20
2
Instrument dalam penelitian ini menggunakan pernyataan
positif dan pernyataan negatif, dengan 4 alternatif jawaban. Setiap
jawaban instrumen memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif.
Tabel 3
Gradasi nilai
2
Keterangan:
R𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y,
dua variabel yang dikorelasikan (x = x - 𝑥 dan y = y -
y)
Σ𝑥𝑦 = Jumlah perkalian x dan y
Σ𝑥 2 = Jumlah kuadrat x
Σ𝑦 2 = Jumlah kuadrat y
Reabilitas dapat juga dikatakan reliabel adalah alat ukur yang
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang relatif sama. Maka tes reabilitas berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes, reabilitas menunjukkan bahwa
instrumen penelitian cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpulan data. Dalam aplikasinya, reabilitas dinyatakan oleh
koefisiensi reabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai
1.00 berarti semakin tinggi reabilitasnya. Sebaliknya koefisiensi yang
semakin rendah mendekati angka 0 maka semakin rendah
reabilitasnya. Pada penelitian ini pengujian reabilitas menggunakan uji
cronbach alpha. Adapun rumusnya adalah:
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas
k = Banyaknya butir item tes/jumlah butir soal
1 = Bilangan konstan
∑St2 = Jumlah varian skor dari tiap-tiap item
∑Si2 = Varian total
2
DAFTAR PUSTAKA
M.Isa bin Surah At Tirmidzi, Terjemahan Sunan At tirmidzi Juz 111
(Semarang: Asy- syifa\ 1992), h. 523
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulis, 2004) Cet-4, h.2
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),
Cet. III, h.10
2
Abd.Rozak, fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang & Peraturan
Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, 2010), h. 144
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet-5,
h.59
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulis, 2004) Cet-4, h.72
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (PT. Mitra Cahaya Utama, 2005),
cet ke-2, h.29.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, ( Bandung: Alfabeta, 2013), h. 35
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/ZAKIYA-FITK.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/5482/1/Skripsi%20Full.pdf
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5751/1/IKA%20MA
LGI%20ULFA-FITK
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/20156/1/Nurinayah.pdf
http://e- campus.iainbukittinggi.ac.id/ecampus/AmbilLampiran?
ref=92659&jurusan=&j
enis=Item&usingId=false&download=false&clazz=ais.database.model.file.Lam
piranLain
http://repositori.uin- alauddin.ac.id/21006/1/Pengaruh%20Pembelajaran
%20Pendidikan%20Agama
%20Islam%20terhadap%20Akhlak%20Peserta%20Didik%20di%20SMK%20 Negeri
%202%20Makassar.pdf
https://www.merdeka.com/trending/pengertian-akhlak-dalam-islam-manfaat-
serta-macam-macamnya.html