Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Proposal Penelitian Skripsi

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 33

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


TERHADAP AKHLAK ANAK DI TPA AL-IMAN KECAMATAN
MENGANTI

Oleh:

Tri Eliyatus

190501020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2022
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


TERHADAP AKHLAK ANAK DI TPA AL-IMAN KECAMATAN
MENGANTI

Untuk Menyusun Skripsi Pada Program

Strata Satu (S-1) Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Tri Eliyatus

190501020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2022

i
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


TERHADAP AKHLAK ANAK DI TPA AL-IMAN KECAMATAN
MENGANTI

Oleh:

Tri Eliyatus

190501020

Diterima dan Disahkan

Pada Tanggal:

Pembimbing I Pembimbing II

Nama Dosen dan Gelar Nama Dosen dan Gelar

NIP………………….. NIP…………………...

Mengetahui,

Ka Prodi,

Nama dan Gelar

NIP……………

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Hipotesis Penelitian
1.6 Definisi Operasional
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian yang Relevan / Penelitian Terdahulu
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
2.2.2 Akhlak
2.3 Kerangka Berpikir
BAB III: METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.2 Variabel Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
3.4 Teknik Pengumpulan Data

iii
3.5 Instrumen Penelitian
3.6 Uji Validitas dan Reabilitas Penelitian

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pembelajaran merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan
yang dilakukan oleh guru dan siswa berdasarkan hubungan timbal balik yang
terjadi dalam pengaturan pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendidikan adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari hidup dan
kehidupan manusia. Pendidikan Agama Islam memiliki peranan yang penting
dalam pembentukan sikap dan akhlak anak didik, baik di lingkungan pendidikan
maupun masyarakat. Pendidikan Agama Islam menekankan kepada pembentukan
kepribadian yang islami, menanamkan pemahaman dan membimbing anak didik
agar memiliki kepribadian yang jujur, disiplin, berakhlakul karimah, serta
bermanfaat bagi sesama.
Pendidikan Agama Islam tidak terlepas dari pembahasan tentang akhlak,
karena salah satu tujuan dari Pendidikan Agama Islam adalah membiasakan anak-
anak didik atau siswa berakhlak mulia dan akhlak seseorang yang baik mampu
menjadi syarat sempurnanya keimanan seseorang, hal ini dijelaskan dalam hadits:
Artinya : "Sesungguhnya orang mukmin yang paling sempurna imannya yaitu
orang yang memiliki akhlak yang paling baik." (H.R.Turmudzi)1
Namun demikian akhlak yang dimiliki oleh seseorang bukan merupakan
sesuatu yang dibawa sejak lahir, dan bukan sesuatu yang bersifat tetap, akan
tetapi sesuatu yang dapat berubah, berkembang dan harus dibentuk melalui proses
dan waktu yang cukup lama, yaitu dengan pendidikan agama Islam. Begitu
penting Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan manusia, oleh karena itu
Pendidikan Agama Islam berperan dalam membina anak didik yang sedang dalam
masa

1
M.Isa bin Surah At Tirmidzi, Terjemahan Sunan At tirmidzi Juz 111 (Semarang: Asy- syifa\ 1992), h.
523

1
pertumbuhan, dengan mengadakan pendekatan dan perhatian yang bersifat
tuntunan dan bimbingan. Mahmud Yunus mengemukakan bahwa "Pendidikan
Agama Islam mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling mulia, karena
Pendidikan Agama Islam menjamin untuk memperhatikan akhlak anak-anak dan
mengangkat mereka ke derajat yang tinggi dan berbahagia dalam hidup dan
kehidupannya"2
Pendidikan agama akan lebih berkesan dan berhasil, serta berdaya guna,
apabila seluruh lingkungan hidup yang ikut mempengaruhi pembinaan pribadi
anak seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat sama-sama mengarah kepada
pembinaan jiwa agama pada anak. Kesatuan arah pendidikan yang dilalui anak
dalam umur pertumbuhan, akan sangat membantu perkembangan mental dan
pribadi anak. Agar agama itu benar-benar dapat dihayati, dipahami dan digunakan
sebagai pedoman hidup bagi manusia, maka agama itu hendaknya menjadi unsur-
unsur dalam kepribadiannya. Hal itu dapat dilakukan dengan percontohan
pengalaman dan pengertian ajaran agama, serta hasil dari pengalaman tersebut
terbentuk akhlak anak didik dan dapat mereka amalkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Tampak jelas bagaimana eratnya hubungan keimanan seseorang dengan
ketinggian akhlaknya. Oleh karena itu seseorang yang telah mengetahui
Pendidikan Agama Islam seharusnya mempunyai akhlak sebagaimana tujuan
Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian penulis tertarik untuk mengkajinya
melalui penelitian dengan judul: “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam terhadap Akhlak anak di TPA Al-Iman Kecamatan Menganti”.

2
Mahmud Yunus, H, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung), h.7

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut
1. Bagaimana pembelajaran pendidikan agama islam di TPA Al-Iman
Kecamatan Menganti?
2. Bagaimana akhlak anak di TPA Al-Iman Kecamatan Menganti?
3. Adakah pengaruh pembelajaran pendidikan agama islam terhadap akhlak anak
di TPA Al-Iman Kecamatan Menganti?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pembelajaran pendidikan agama islam di TPA Al-Iman
Kecamatan Menganti.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang akhlak anak di TPA Al-Iman
Kecamatan Menganti.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran pendidikan
agama islam terhadap akhlak anak di TPA Al-Iman Kecamatan
Menganti.

1.4 Manfaat Penelitian


a. Secara Teoritis
Menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendidikan agama
islam terhadap akhlak anak, menambah wawasan pendidikan agama islam dan
menanamkan pengamalan agama Islam bagi anak, serta menambah khasanah
pengetahuan dan sebagai bahan refrensi bagi peneliti lebih lanjut.
b. Secara Praktis
Penelitian ini mengharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam proses
pendidikan akhlak anak di TPA Al-Iman Kecamatan Menganti.

4
1.5 Hipotesis Penelitian
Agar penelitian lebih terstruktur, maka perlu dirumuskan dengan pendugaan
terlebih dahulu mengenai masalah yang diteliti yaitu hipotesis. Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.3
Adapun latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam berpengaruh secara signifikan terhadap Akhlak anak di TPA Al-
Iman Kecamatan Menganti.”

1.6 Definisi Operasional


1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran pendidikan agama islam adalah suatu pembelajaran yang
mengajarkan agama sebagai landasan dasar untuk mengembangkan bidang
keilmuan dan dapat menjadi landasan moral dan etika sosial dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Akhlak
Akhlak menurut bahasa berasal dari bahasa Arab kata mufradnya
ialah khuluk yang berarti tingkah laku, tabiat atau peragai. Menurut Imam Al
Ghazali menjelaskan bahwa “Akhlak adalah salah satu sifat yang tertanam di
dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah
dilakukan tanpa adanya pertimbangan pemikiran lagi”.

3
Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. XVI: Bandung: Alfabeta, 2012), h.96

4
Sedangkan akhlak yang dimaksud oleh penulis adalah sebuah upaya
yang dilakukan oleh guru untuk membimbing siswa dalam sebuah lembaga
pendidikan dengan tujuan mengarahkan sikap siswa agar sesuai dengan
tuntunan syari’at Islam. Selalu berakhlak mulia, menjaga kebersihan,
tanggung jawab, disiplin, dan jujur kepada guru, sesama siswa dan lingkungan
sekolah.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian yang Relevan / Penelitian Terdahulu


Untuk mendukung hasil penelitian ini, maka peneliti mengambil dua
buah penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis.
Adapun kedua penelitian tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
1. Moh. Ambary dengan judul skripsi “Pengaruh pembelajaran
Pendidikan Agama Islam terhadap keimanan siswa SDN 180 Tampak
siring Desa Margomulyo Kec. Tomoni Timur Kab. Luwu Timur”. Di
mana hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat pengaruh
pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap keimanan siswa SDN
180 Tampak siring Desa Margomulyo Kec. Tomoni Timur Kab. Luwu
Timur. Sangat dipengaruhi oleh kelangsungan pengajaran Pendidikan
Agama Islam terhadap siswa. Hal ini dapat dilihat bahwa siswa-siswi
yang ada di sekolah tersebut, pada prinsipnya di dalam pengalaman
pengajaran Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan keimanan
atau sikap keagamaan siswa sangat ditentukan oleh metode pengajaran
pendidikan agama Islam di sekolah.4
2. Marhasan pada tahun 2008 dengan judul skripsi “Pengaruh Pendidikan
Agama Islam Terhadap Sikap Sosial Keagamaan Siswa di Sekolah
Kelas VIII SLTPN 253 Cipedak Jakarta Selatan”. Berdasarkan hasil
perhitungan data yang diperoleh menggunakan rumus product moment

4
Moh. Ambary, Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Sikap
Keimanan siswa SDN 180 Tampak Siring Desa Margomulyo Kec.Tomoni Timur
Kab. Luwu Timur ( Skripsi), Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam, STAIN
Palopo.2008. h. 40

2
yaitu sebesar 0,762. Angka korelasi 0,762 berada antara 0,61 – 0,80
dengan kriteria sangat tinggi.5
Dari dua penelitian di atas, terdapat perbedaan antara judul penelitian
yang diangkat dengan penelitian sebelumnya. Adapun perbedaan
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan terletak
pada fokus penelitian dan lokasi penelitiannya. Pada penelitian pertama
memiliki fokus penelitian untuk mengetahui terhadap keimanan siswa di
SDN 180 Tampak siring Desa Margomulyo Kec. Tomoni Timur Kab.
Luwu Timur, penelitian kedua berfokus kepada Sikap Sosial Keagamaan
siswa di Sekolah Kelas VIII SLTPN 253 Cipedak Jakarta Selatan,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki fokus
penelitian untuk mengetahui akhlak siswa di TPA Al-Iman Menganti.
Adapun persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

2.2 Landasan Teori


A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan guru dan sumber belajar dengan satu lingkungan belajar.
Pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik agar
memperoleh ilmu pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas yaitu
aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Dimana aktivitas mengajar
yang dimaksud adalah peranan seorang pendidik dalam konteks

5
Miharsa, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Sikap Sosial Keagamaan

2
Siswa di Sekolah Kelas VIII SLTPN 253 Cipedak Jakarta Selatan. (Skripsi),
Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2008

2
mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara
pengajar itu sendiri dengan peserta didik.6
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
seseorang atau interaksi dua orang maupun lebih dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar sehingga memperoleh hal-
hal positif.7
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan hal-hal
positif lainnya. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Dalam pembelajaran, tugas pendidik paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan dan fasilitas yang ada agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
2. Pendidikan Agama Islam
Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya
awalan ”pe” dan akhiran ”kan” mengandung arti perbuatan atau
hal, cara dan sebagainya. Istilah pendidikan ini semula berasal dari
bahasa Yunani, yaitu pedagogik, yang berarti bimbingan yang
diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris dengan ”education” yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini
sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.8

6
Wibawanto, W. Desain dan Pemrograman Multimedia Pembelajaran
Interaktif. (Jember: Penerbit Cerdas Ulet Kreatif, 2017), h. 19
7
Susilana, R., & Riyana, C. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian. (Bandung: Wacana Prima, 2009) h.13
8
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulis, 2004) Cet-4, h.2

2
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan pada umunnya
berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin),
pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan
masyaratnya.9
Menurut Soegarda poerbakawaca, pendidikan dalam arti umum
mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk
mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya
serta ketrampilannya kepada generasi muda untuk melakukan
fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama sebaik-baiknya.10
Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa dapat
disimpulkan bahwa pendidikan ialah suatu usaha yang di sengaja
yang bertujuan untuk menciptakan manusia yang diharapkan di
masyarakatnya
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan
peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang
dilaksanakan sekurang kurangnya melalui pelajaran/kuliah pada
semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.11

9
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium
Baru, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2002), Cet. IV, h. 4

10
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997), Cet. III, h.10
11
Abd.Rozak, fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang & Peraturan
Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, 2010), h. 144

2
Pendidikan agama Islam itu sendiri menurut Ahmad D.
Marimba, adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-
hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian
utama menurut ukuranukuran Islam12
Menurut Sahilun A. Nasir pendidikan agama Islam ialah suatu
usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak
didik yang beragama Islam dengan cara yang sedemikian rupa,
sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai,
menjadi bagian yang integral dalam pribadinya, dimana ajaran-
ajaran Islam itu benarbenar dipahami, diyakini kebenarannya,
diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol
terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mentalnya.13
Dari uraian-uraian di atas tentang pendidikan agama Islam
dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam ialah usaha
yang dilakukan dalam pembentukan kepribadian yang sesuai
dengan ajaran Islam atau suatu proses bimbingan dan bantuan
secara sadar dan sengaja terhadap anak didik yang dilandasi
dengan ajran islam, dalam pertumbuhan dan perkembangan
jasmani.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

12
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, h.23
13
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan
Problema Remaja, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet. I, h.11-12

2
Menurut Zakiah Dradjat dalam bukunya yang berjudul Ilmu
Pendidikan Islam menyatakan, bahwa tujuan Pendidikan Agama
Islam yaitu kepribadian yang membuatnya menjadi ”insan kamil”
dengan pola taqwa Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan
jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena
takwanya kepada Allah SWT.14
Imam al-Ghazali mengatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama
Islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada
Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia
akhirat.15
Secara praktis, Muhammad Athiyah al-abrasyi menyimpulkan
bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam terbagi atas 5 sasaran,
yaitu:
1) Membentuk akhlak mulia
2) Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat
3) Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi
kemanfaatannya
4) Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik
5) Mempersiapkan tenaga professional yang terampil16
Berdasarkan rumusan tujuan di atas, dapat dipahami
bahwa
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu proses membimbing
dan membina fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara
pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai insan kamil.
Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik diharapkan
akan mampu

14
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet-5,
h.59
15
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulis, 2004) Cet-4, h.72

2
16
Al-Rasyidin, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta Ciputat Press,
2005) h.37

2
memadukan fungsi iman, ilmu dan amal secara seimbang bagi
terbinanya kehidupan yang harmonis di dunia dan akherat.
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam pastinya mempunyai fungsi yang
sangat besar dalam proses pendidikan peserta didik. Adapun fungsi
pendidikan agama Islam Menurut H.M. Arifin bahwa fungsi
Pendidikan Agama Islam adalah untuk membentuk manusia
pembangunan yang bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki ilmu
pengetahuan dan ketrampilan juga memiliki kemampuan
mengembangkan diri (individualis) bermasyarakat (sosialitas) serta
kemampuan untuk bertingkah laku berdasarkan norma-norma
susila menurut agama Islam.17
Dalam pasal 3 UUSPN dinyatakan bahwa fungsi pendidikan
nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia.18
Secara garis besar penulis menyimpulkan fungsi dari
Pendidikan Agama Islam yaitu untuk membentuk kepribadian
muslim yang benar- benar beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT dengan memahami semua ajaran Islam serta dapat
mngamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

17
Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam dilingkungan
Sekolah dan Keluarga, (Jakarta : Bulan Bintang), Cet.-2.h.18

18
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Paradigma Pendidikan Islam, (Yogya :
Pustaka Pelajar), Cet-1, h.182

2
B. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Akhlak merupakan salah satu tujuan dari Pendidikan Agama
Islam, karena akhlak adalah perbuatan manusia yang baik yang
harus dikerjakan dan perbuatan jahat yang harus dihindari dalam
pergaulan dengan Tuhan. Manusia dan makhluk (alam)
sekelilingnya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai
dan moral.
Pengertian akhlak secara etimologi, menurut pendekatan
etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari Bahasa Arab jama’ dari
bentuk mufradatnya “Khuluqun“ yang menurut logat diartikan
sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat
tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan
“khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan “Khaliq”
yang berarti pencipta dan “makhluk” yang berarti diciptakan.
Pemakaian kata akhlak atau khuluq kedua-duanya dijumpai
baik dalam QS. al-Qalam/68:4 sebagai berikut:

Artinya : Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar


berbudi pekerti yang agung. (Q.S Al-Qalam, 68:4)
Menurut Ibn Miskawaih dalam Munirah bahwa akhlak ialah
suatu sikap mental atau keadaan jiwa yang mendorong seseorang
untuk berbuat tanpa pikir dan pertimbangan. Sementara tingkah
laku manusia terbagi menjadi dua unsur yakni unsur watak naluri
dan unsur lewat kebiasaan dan Latihan.19

19
Munirah, ‘Akhlak Dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 4.2 (2017),
39–47.

2
Sedangkan Menurut Imam Al-Ghazali dalam Prof. Dr. H. Moh.
Ardani bahwa akhlak ialah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa
yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan
gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap
itu darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi
akal dan syara’, maka ia disebut akhlak baik. Dan jika lahir
darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang
buruk.20
Dari beberapa definisi akhlak diatas, dapat disimpulkan bahwa
akhlak adalah suatu perbuatan yang timbul tanpa memerlukan
pemikiran karena sudah tertanam dalam hati atau suatu perbuatan
yang reflek yang sudah terbiasa dilakukan sehingga dalam
melaksanakannya tidak memerlukan memikiran yang panjang
karena sudah terbiasa.Akhalk adalah cerminan dari hati.
2. Macam – Macam Akhlak
Akhlak dapat dibagi berdasarkan sifatnya dan objeknya,
berdasarkan sifatnya akhlak terbagi menjadi dua bagian yaitu:21
1) Akhlak Mahmudah
Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan
Bahasa arab akhlak mahmudah. Kata Mahmudah ialah
bentuk maf’ul dari kata hamida yang berarti dipuji. Sifat
akhlak mahmudah antara lain adalah jujur, sopan, adil,
sabar, dan lain sebagainya. Akhlak disebut pula dengan
akhlak karimah (akhlak mulia), atau makarim al-akhlak

20
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (PT. Mitra Cahaya Utama, 2005),
cet ke-2, h.29.
21
Rosihin Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 5

2
(akhlak mulia), atau al-akhlak al-munjiyat (akhlak yang
menyelamatkan pelakunya).22
2) Akhlak Madzmumah
Akhlak tercela (akhlak al-Madzmumah) ialah Perilaku
atau sifat yang sangat merugikan diri sendiri maupun orang
lain, dalam ajaran Islam perbuatan tersebut sangat
bertentangan.23
Berdasarkan objeknya Akhlak dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Akhlak Manusia terhadap Khalik. Seperti Huznudza yaitu
berbaik sangka terhadap apa yang terjadi atau dilakukan
orang lain.
b) Akhlak Manusia Terhadap Makhluk, meliputi akhlak
terhadap keluarga, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak
terhadap sesama atau orang lain atau tetangga, akhlak
terhadap lingkungan alam.
3. Tujuan Akhlak
Adapun akhlak Islam, mendasarkan tujuannya pada pencapaian
kebahagian. Kebahagian yang akan dicapai dalam akhlak Islam,
adalah kebahagian yang dapat melindungi perorangan dan
melindungi umat. Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa tujuan
akhlak adalah Sa’adah ukrawiyah atau kebahagiaan akhir. Lebih
lanjut, Al Ghazali juga menyatakan bahwa kebahagian yang hakiki
adalah kebahagian akhir, karena menurutnya bukan bahagia
apabila

22
Rosihon Anwar (2010), Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka
Setia, h. 87
23
Aris Alfarizi, ‘Akhlak Tercela . (Akhlakul Mazmumah)’, Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 7.2 (2020), 8.

2
tidak nyata, seperti kebahagian duniawi yang tidak mengarahkan
kepada kebahagian akhirat.
Jadi penulis menyimpulkan bahwa tujuan pokok akhlak adalah
agar setiap muslim berbudi pekerti dan bertingkah laku dan mulia,
sesuai dengan ajaran Islam. Contohnya Shalat dilakukan untuk
mencegah seseorang melakukan perbuatan-perbuatan tercela, dan
memupuk rasa pergaulan antar sesama manusia.

C. Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Anak


Pendidikan Agama Islam dan Akhlak, memiliki titik singgung
yang erat bahkan pada hakikatnya menyatu dan tidak terpisahkan.
Domain pokok dari pendidikan Agama ada tiga: pendidikan keimanan,
pendidikan akidah dan pendidikan akhlak. Dalam konsep Islam
domain akidah dan ibadah terkait erat dengan akhlak. Akidah
membuat orang menjadi berakhlak sebab selalu merasa kehadiran
Allah dalam hidupnya, ketika seseorang memiliki sikap yang
sedemikian itu maka dia akan terhindar dari perbuatan tidak terpuji.
Jika perbuatan itu perbuatan baik dan terpuji menurut pandangan akal
dan syariat Islam, disebut dengan akhlak terpuji. Tetapi jika perbuatan
itu bukan perbuatan baik maka disebut akhlak tercela.
Dalam pandangan Islam, pendidikan akhlak tidak bisa hanya
sekadar mendidik perilaku saja tetapi juga harus mendidik dari mana
berperilaku itu. Karena itulah orang-orang yang ingin memperbaiki
akhlaknya terus-menerus dia harus melakukan pembersihan hati secara
terus-menerus dari sifat-sifat tercela, kegiatan inilah yang disebut
takhalli. Takhalli adalah sesuatu hati bersih baru diisinya dengan sifat-
sifat terpuji.

2
Berdasarkan ungkapan yang telah diuraikan terdahulu dapat
disimpulkan bahwa pendidikan akhlak mempunyai kaitan erat dengan
pendidikan agama Islam, karena dengan mendidik akhlak secara utuh
telah tercakup pendidikan Agama didalamnya.

2.3 Kerangka Berpikir


Dari landasan teori yang telah dipaparkan di atas telah kita ketahui
bahwa betapa pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi seorang anak,
agar dalam kehidupan berbangsa dapat dillandaskan dengan pengetahuan
yang didasari agama.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah bahwa pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat berpengaruh terhadap perilaku siswa.
Karena pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan hal yang paling
penting di dalam membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang
menjadi insan kamil, cerdas, dan terampil sekaligus bertakwa kepada
Allah SWT, dengan demikian maka akan tercipta masyarakat adil dan
makmur. Perlunya pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang tidak saja
menekankan aspek pengetahuan, tetapi yang lebih penting adalah
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang mampu memberikan
bimbingan secara intensif tentang aspek psikomotor dan afektif para
siswa. Jadi pembelajaran pendidikan agama Islam dilaksanakan dengan
baik maka kualitas akhlak siswa akan baik.

2
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian
secara kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis bersifat kuantitatif atau
statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di
tetapkan.24 Dalam penelitian ini, tujuannya untuk melihat adakah
pengaruh antara Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap
Akhlak anak.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian Survei atau survey research. Penelitian dengan tidak
melakukan perubahan atau tidak ada perlakuan khusus terhadap
variabel-variabel yang diteliti.

3.2 Variabel Penelitian


Penelitian ini terdapat beberapa variabel antara lain:
1. Variabel independen yaitu sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen atau terikat. Dalam hal ini yang
menjadi variabel bebas = X, adalah Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.

24
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, ( Bandung: Alfabeta, 2013), h. 35

2
2. Variabel dependen yaitu sering disebut variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat = Y, adalah

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


(X) Akhlak Siswa (Y)

Akhlak Siswa

3.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan wilayah secara umum yang terdiri
atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian diambil kesimpulannya.25
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak
didik tingkat tilawatih 5, 6, dan tingkat al-qur’an TPA Al-Iman
yang berjumlah 25 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk
dijadikan contoh, teknik pengambilan sampel yang dipergunakan
adalah teknik random sampling atau sampel acak sederhana yaitu
bertujuan mengambil sampel anggota populasi yang dilakukan
secara acak karena beberapa pertimbangan sehingga tidak
mengambil sampel yang besar atau jauh.26

25
Sugiono, Metodologi Kuantitatif, Kualitatif Danr&D, (Bandung: Pt. Alfabet, 2008), h.80.
26
Suharsini Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rieke
Cipta,2002),cet-12, h. 117

2
Sampel penelitian yang digunakan adalah anak didik TPA Al-
Iman yang berjumlah 14 anak. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah random sample atau pengambilan sampel secara
acak, karena merupakan rumpun-rumpun yang merupakan
kelompok individu-individu itu yang tersedia sebagai unit-unit
dalam populasi.
Tabel 1
Matrik Populasi dan Sampel
No. Tingkat Tilawatih Populasi Sampel
1. Jilid 5 8 3
2. Jilid 6 7 4
3. Al-Qur’an 10 7
Jumlah 25 14

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan teknik, yaitu kuesioner atau angket.
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh
responden. Angket merupakan sebuah pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang
diri pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam hal ini, angket yang
digunakan adalah angket tertutup yang mana responden tidak
mempunyai kesempatan lain dalam menjawab selain memilih daftar
jawaban yang tersedia. Angket tertutup ini disebarkan kepada anak
didik TPA Al-Iman Kecamatan Menganti yang berisikan tentang
pertanyaan-pertanyaan tentang masalah pendidikan agama Islam.

2
3.5 Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar
angket. Angket ini terdiri atas 20 item pernyataan, yang di isi oleh
anak didik TPA Al-Iman Kecamatan Menganti tingkat Tilawatih jilid
5, 6 dan tingkat Al-Qur’an sebanyak 25 orang. Hasil dari pembagian
angket ini dapat dilihat dari lampiran sebagai berikut:
Tabel 2
Instrument Angket
Variabel Indikator Nomor Soal Jumlah
Positif Negatif Item
Pembelaja 1. Materi Pembelajaran
ran Pendidikan Agama 1,2 3 3
Islam
Pendidika 2. Metode Pembelajaran
n Agama Pendidikan Agama 5 4 2
Islam Islam
3. Evaluasi Pembelajaran
Pendidikan Agama 6 7 2
Islam
1. Akhlak kepada Allah 1,2 3,4 4
SWT.
2. Akhlak kepada orang 5,7 6,8 4
Akhlak tua
3. Akhlak kepada sesama 10 9,11 3
manusia
4. Akhlak kepada 13 12 2
lingkungan
Jumlah 10 10 20

2
Instrument dalam penelitian ini menggunakan pernyataan
positif dan pernyataan negatif, dengan 4 alternatif jawaban. Setiap
jawaban instrumen memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif.

Tabel 3

Gradasi nilai

Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor


Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang – kadang 2 Kadang – kadang 3
Tidak pernah 1 Tidak pernah 4

3.6 Uji Validitas Dan Reabilitas


Validitas adalah suatu alat ukur yang dapat mengungkapkan
dengan tepat gejala atau bagian-bagian gejala yang hendak diukur
sejauh mana alat pengukur itu dapat mengungkapkan data dari variabel
yang diteliti secara tepat tentang keadaan gejala atau bagian gejala.
Untuk memperoleh alat ukur yang benar dalam penelitian ini, item-
item diuji berdasarkan konsep operasionalisasi variabel indikator-
indikatornya. Dengan demikian diharapkan akan memperoleh alat
ukur yang memiliki kebenaran. Hasil perhitungan validitas tersebut
selanjutnya dianalisis menggunakan rumus product moment. Adapun
rumusnya adalah:

2
Keterangan:
R𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y,
dua variabel yang dikorelasikan (x = x - 𝑥 dan y = y -
y)
Σ𝑥𝑦 = Jumlah perkalian x dan y
Σ𝑥 2 = Jumlah kuadrat x
Σ𝑦 2 = Jumlah kuadrat y
Reabilitas dapat juga dikatakan reliabel adalah alat ukur yang
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang relatif sama. Maka tes reabilitas berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes, reabilitas menunjukkan bahwa
instrumen penelitian cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpulan data. Dalam aplikasinya, reabilitas dinyatakan oleh
koefisiensi reabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai
1.00 berarti semakin tinggi reabilitasnya. Sebaliknya koefisiensi yang
semakin rendah mendekati angka 0 maka semakin rendah
reabilitasnya. Pada penelitian ini pengujian reabilitas menggunakan uji
cronbach alpha. Adapun rumusnya adalah:

Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas
k = Banyaknya butir item tes/jumlah butir soal
1 = Bilangan konstan
∑St2 = Jumlah varian skor dari tiap-tiap item
∑Si2 = Varian total

2
DAFTAR PUSTAKA
M.Isa bin Surah At Tirmidzi, Terjemahan Sunan At tirmidzi Juz 111
(Semarang: Asy- syifa\ 1992), h. 523

Mahmud Yunus, H, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta : PT.


Hidakarya Agung), h.7

Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. XVI: Bandung: Alfabeta,


2012), h.96

Moh. Ambary, Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap


Sikap Keimanan siswa SDN 180 Tampak Siring Desa Margomulyo Kec.Tomoni
Timur Kab. Luwu Timur ( Skripsi), Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam, STAIN
Palopo.2008. h. 40

Miharsa, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Sikap Sosial


Keagamaan Siswa di Sekolah Kelas VIII SLTPN 253 Cipedak Jakarta Selatan.
(Skripsi), Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.2008

Wibawanto, W. Desain dan Pemrograman Multimedia Pembelajaran


Interaktif. (Jember: Penerbit Cerdas Ulet Kreatif, 2017), h. 19

Susilana, R., & Riyana, C. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,


Pemanfaatan dan Penilaian. (Bandung: Wacana Prima, 2009) h.13

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulis, 2004) Cet-4, h.2

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium


Baru, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2002), Cet. IV, h. 4

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),
Cet. III, h.10

2
Abd.Rozak, fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang & Peraturan
Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, 2010), h. 144

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, h.23

Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema


Remaja, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet. I, h.11-12

Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet-5,
h.59

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulis, 2004) Cet-4, h.72

Al-Rasyidin, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta Ciputat Press,


2005) h.37

Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam dilingkungan Sekolah


dan Keluarga, (Jakarta : Bulan Bintang), Cet.-2.h.18

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Paradigma Pendidikan Islam, (Yogya :


Pustaka Pelajar), Cet-1, h.182

Munirah, ‘Akhlak Dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Jurnal Pendidikan


Dasar Islam, 4.2 (2017), 39–47.

Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (PT. Mitra Cahaya Utama, 2005),
cet ke-2, h.29.

Rosihin Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 5

Rosihon Anwar (2010), Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, h. 87

Aris Alfarizi, ‘Akhlak Tercela . (Akhlakul Mazmumah)’, Jurnal Pendidikan


Agama Islam, 7.2 (2020), 8.

2
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, ( Bandung: Alfabeta, 2013), h. 35

Sugiono, Metodologi Kuantitatif, Kualitatif Danr&D, (Bandung: Pt. Alfabet,


2008), h.80.

Suharsini Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:


PT. Rieke Cipta,2002),cet-12, h. 117

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/ZAKIYA-FITK.pdf

http://repository.radenintan.ac.id/5482/1/Skripsi%20Full.pdf

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5751/1/IKA%20MA
LGI%20ULFA-FITK

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/20156/1/Nurinayah.pdf

http://e- campus.iainbukittinggi.ac.id/ecampus/AmbilLampiran?
ref=92659&jurusan=&j
enis=Item&usingId=false&download=false&clazz=ais.database.model.file.Lam
piranLain

http://repositori.uin- alauddin.ac.id/21006/1/Pengaruh%20Pembelajaran
%20Pendidikan%20Agama
%20Islam%20terhadap%20Akhlak%20Peserta%20Didik%20di%20SMK%20 Negeri
%202%20Makassar.pdf

https://www.merdeka.com/trending/pengertian-akhlak-dalam-islam-manfaat-
serta-macam-macamnya.html

You might also like