Drug Stability: Departmen of Pharmacy Facul of Math. & Sciences University of Indonesia
Drug Stability: Departmen of Pharmacy Facul of Math. & Sciences University of Indonesia
Drug Stability: Departmen of Pharmacy Facul of Math. & Sciences University of Indonesia
• At – A0 = - k0t
• At = A0 – k0t A
• t1/2 = ½ A0/k0
• t90 = Ao-0,9Ao/ko
t
• = 0,10 Ao/ko
• ko = k x [material in solution]
FIRST-ORDER REACTION
• 2 H2O2 = 2 H2O + O2
• - dC/dt = kC
• Integrating between C0 at t0 and C at time t, giving :
Co∫ dC/C = - k 0∫ dt
• C t
• ln C - ln C0 = - k(t-0)
ln C = lnC0 – kt
log C = log C0 – kt/2.303
• k = 2.303/t log C0/C
• C = C0e-kt
• C = C0 10-kt/2.303
• k = 2.303/t log a/a-x; k = det-1; t90 = 0,105/k
• t1/2=2,303/k log a/a-x = 2,303/k log 500/250=0,693/k
• t90 =
C0
C
o
n
c
e
n
t
r ½ C0
a
t -dC/dt
i Ct
o
n
t1/2
Time
Log C
-k/2,303
t
SECOND-ORDER REACTION
• A+B produk
a b
• -d[A]/dt = -d[B]/dt = k[A][B]
• dx/dt = k(a-x)(b-x)
• Jika (A) = (B) maka dx/dt = k(a-x)2
• o∫x dx/(a-x)2 = k 0∫t dt
• (1/a-x)-(1/a-0) = kt;1/a-x – 1/a = kt; (a-
a+x)/a(a-x) = kt; x/a(a-x) = kt;k= x/a(a-x) / t
• k = 1/at (x/a-x);1/mol/l.detk .
• k = l mol-1 det-1
• t1/2 = 1/a k
Jika [A] = [B]
k
x/a(a-x)
t
Jika [A] tidak sama dengan [B]
• Integrasi persamaan laju menghasilkan :
2,303/a-b log b(a-x)/a(b-x) = k t
• k = 2,303/t(a-b) log b(a-x)/a(b-x)
(a-b)k/2,303
log b(a-x)/a(b-x)
t
DETERMINATION OF ORDER
• Substitution method by substituting the material
concentration obtained into the integrated form
of the equations that describe the various
orders, if the k values remain constant within the
limit of experimental variation, the reaction is
considered to be of that order
• Graphic method by making a graphic between
consentration vs time. If it is suited with one of
the graph, the reaction is proceeded to be of that
order
- Graphic orde 0 : c vs t
- Graphic orde-1 : log c vs t
- Grafik orde-2 : 1/c vs t
Continued
• Half life method
• Generally: t1/2 1/Cn-1
• Proceed 2 experiments with different
concentration, then
(t1/2)1 /(t1/2)2 = [C2 /C1] (n-1)
log (t1/2)1 /(t1/2)2 = (n-1) log C2 /C1
n = log (t1/2)1 /(t1/2)2 / log C2 /C1 + 1
STORAGE CONDITION
• Influence of temperature: Arrhenius equation
• Influence of moist
• Influence of light
• Teori Tabrakan
• Teori Keadaan Transisi
• Pengaruh pelarut
• Pengaruh kekuatan ion
• Pengaruh Tetapan Dielektrik
• Influence of catalyst: Specific Acid-Base
Catalyst, General Acid-Base Catalyst
• Influence of global climate zone
PENGARUH SUHU :
PERSAMAAN ARRHENIUS
• k = A. e-ΔE/RT
• log k = log A – ΔE/2,303 . 1/RT
• k = tetapan laju reaksi
- ΔE/2,303R
• ΔE = energi aktifasi logk
• R = tetapan gas
• T = temperatur
1/T
• Laju reaksi akan naik 2-3 kali untuk setiap
kenaikan suhu 10oC
• Dengan menentukan harga k pada berbagai
suhu dan menggambarkan 1/T vs log k,
diperoleh ΔE dari kemiringan garis dan A dari
intersep
• Persamaan Arrhenius tidak berlaku bagi reaksi
eksplosif, reaksi enzimatis, reaksi peragian
PENGARUH KELEMBABAN :
HIDROLISIS OBAT DAN USAHA
PENCEGAHANNYA
Penguraian obat : hidrolisis, oksidasi,
isomerisasi, polimerisasi, dekarboksilasi,
absorpsi CO2 dari udara dll
• Hidrolisis: sediaan larutan dalam air
• Ester:etilasetat; Amida: prokainamida
hidrolisis molekuler
• Air+ion garam asam/basa lemah
hidrolisis ionik
• Hidrolisis molekuler jauh lebih lambat dp
hidrolisis ionik dan irreversibel pemutusan
molekul obat: benzokain, sulfonilamida
LANJUTAN
• Hidrolisis dikatalisis ion H+ atau ion OH-
katalisis asam basa spesifik: furosemid,
prokain
• Hidrolisis dikatalisis spesies asam basa:
katalisis asam basa umum
• Usaha penstabilan:
1)menekan harga tetapan laju penguraian
2)konsentrasi obat yang akan terurai
sampai sekecil mungkin
PERLINDUNGAN TERHADAP
HIDROLISIS
• Menyesuaikan pH larutan/jenis dapar
pada harga dimana tetapan laju
reaksinya terkecil
• Metode kompleksasi shg laju reaksi
turun
• Menekan kelarutan obat shg
konsentrasi obat yang terpapar pada
hidrolisis turun: suspensi/dispersi obat
yang tidak larut
• Menghilangkan air:dry syrup
• Solubilisasi miselar dengan surfaktan
PENGARUH CAHAYA:
OKSIDASI OBAT DAN USAHA
PENSTABILANNYA
• Oksidasi: pelepasan suatu elektron dari
molekul/lepasnya hidrogen(dehidrogenasi)
• Autooksidasi:minyak/lemak tak jenuh
• Radikal bebas reaksi berantai
• Oksidasi dalam fase gas:reaksi ledakan
• Reaksi oksidasi:laju reaksi bergantung pada
konsentrasi molekul pengoksidasi tetapi tdk
bergantung pada konsentrasi oksigen
TEORI TABRAKAN
• Temperatur mempengaruhi reaksi uni/bi molekular
• Keadaan hipotetik : molekul bergerak pada arah dan
kecepatan sama, jika menyimpang maka akan menabrak
molekul lain sehingga molekul berhenti bergerak pada arah
yang berlawanan, terjadi tabrakan berantai, sehingga
akibatnya molekul bergerak acak
• Hanya sedikit fraksi molekul yang bergerak dengan
kecepatan awal yang sama dari sistem yg teratur
• Untuk sejumlah tertentu molekul pd temperatur tertentu dan
total energi tertentu distribusi kecepatan molekul bervariasi
dari nol ke atas
• Energi kinetik sebanding dengan kecepatan molekul kuadrat,
maka distribusi kecepatan molekul sebanding dengan
distribusi energi molekul dan fraksi molekul yang mempunyai
energi kinetik dinyatakan dalam hukum distribusi Nerntz :
fi = Ni/Nt = e-Ei/RT
TEORI TABRAKAN TENTANG LAJU REAKSI :
tabrakan antar molekul harus terjadi agar terjadi reaksi
bagi molekul yang mempunyai energi tertentu. Jadi
laju reaksi sebanding dgn jumlah mol reaktan yang
mempunyai energi yg cukup utk berreaksi :
Laju = P Z Ni
Z = jumlah tabrakan per detik per cm3
P = faktor probability sterik untuk
tabrakan yang menghasilkan reaksi
Substitusi : Rate = (PZ e-Ei/RT ) Nt
Rate = k [konsentrasi]
k = (PZ e-Ei/RT) Persamaan Arrhenius :k = A e-Ei/RT
A = P Z ; Ea = Ei
Teori keadaan transisi
Prinsip : Terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul reaktan normal dan
kompleks teraktivasinya.
Penguraian dari kompleks teraktivasinya akan menghasilkan suatu
produk.
A + B (A----B)* P
Molekul reaktan Kompleks teraktivasi Produk
normal
k = vK* (5)
Hukum Termodinamika
∆Go = -RT ln K
atau
K = e -∆Go/RT (6) K* = e -∆G * /RT
dan
∆Go = ∆Ho - T ∆So (7)
k = ve -∆G*/RT (8)
A = ve ∆S*/R (9)
Ea = ∆E*
RT R = 8,314x107erg/mol.der
k = e ∆S*/R e -∆E*/RT
Nh
R = 1,987 cal/mol.der
k = 1013 e-∆Ea/RT N = 6,023x1023 molekul/mol
h = 6,62x10-27erg.detik/molekul
k = 1013 e-∆Ea/RT
Jika laju menyimpang dari harga ini, dapatlah dianggap sebagai akibat faktor
e ∆S*/R
Jika ∆S* positif maka laju reaksi akan lebih besar dari biasanya
Jika ∆S* negatif maka laju reaksi akan lebih lambat dari biasanya
Jika sebaliknya:
Polaritas reaktan sama dengan pelarut, sehingga ΔδA dan
ΔδB ≈ 0, sedangkan produk tidak sama dengan pelarut, yaitu
Δδ* > 0, maka (ΔδA + ΔδB - Δδ*) akan mempunyai harga
negatif yang cukup besar dan laju reaksi menjadi lebih kecil
dalam pelarut ini.
Kesimpulan:
1. Pelarut polar, yaitu yang mempunyai
tekanan dalam yang tinggi, cenderung
menghasilkan reaksi yang dipercepat
membentuk produk yang mempunyai
tekanan dalam yag lebih tinggi daripada
reaktan.
2. Jika sebaliknya produk kurang polar
daripada reaktan, produk akan dipercepat
oleh pelarut dengan polaritas rendah atau
tekanan dalam rendah, dan diperlambat oleh
pelarut yang tekanan dalamnya tinggi.
PENGARUH KEKUATAN ION
Reaksi antar ion :
AZA + BZB (A….B)*(ZA+ZB) produk
Persamaan Debye-Huckel : log i = - 0,51 zi2 ˙µ
Ket : A dan B = reaktan
Z = muatan
i = koefisien aktivita ( 0,01 M, 25C )
= kekuatan ion
maka dapat ditulis : log A + B - AB*
= 0,51 . 2 zAzB µ
= 1,02 zAzBµ
substitusi ke persamaan :
log k = log k0 + log A + B - AB*
maka ; log k = log k0 + 1,02 zAzBµ
pengecualian :
1. jika salah satu reaktan netral (dalam larutan encer), maka
zAzB = 0
log k = log k0
2. jika molekul yang bereaksi tidak bermuatan (pelarut
dengan tertentu), maka
log k = log k0 + b
ket ; b = tetapan yang diperoleh dari percobaan
PENGARUH TETAPAN DIELEKTRIK
• Efek konstanta dielektrik terhadap
konstanta laju reaksi ionic yang
diektrapolasikan sampai pengenceran
tidak terbatas, yang pengaruh kekuatan
ionnya adalah nol, sering menjadi
informasi yang diperlukan dalam
pengembangan obat baru. Salah satu
persamaan yang menentukan efek ini
adalah :
PENGARUH TETAPAN DIELEKTRIK
• Ln k = ln kє = ~ - NZAZB e2 1
RTr‡ є
• Dimana :
• kє = konstanta laju reaksi dalam medium
dengan konstanta dielektrik tidak terbatas
• N = bilangan avogadro
• ZAZB = muatan kedua ion
• e = satuan muatan listrik
• r‡= jarak antarion dalam kompleks teraktivasi
LANJUTAN
• Untuk reaksi antarion dengan muatan
berlawanan , kenaikan konstanta dielektrik
dari pelarut mengakibatkan penurunan
konstanta laju reaksi. Sedangkan untuk
ion-ion dengan muatan yang sama terjadi
sebaliknya , kenaikan konstanta dielektrik
mengakibatkan kenaikan laju reaksi
Effect of Catalyst (pH) on the
Rate of Reaction
• The rate of reaction is frequently influenced by
the presence of catalyst.
Example : Hydrolysis sucrose in the presence of
water
At room temperature (decrease with free
energy so slow (months)
• If the [H+] is increased by adding a small
amount of acid the reaction will proceed faster
(inversion) -at a measurable rate
• Catalyst : a substance that influences the speed
of a reaction without itself being altered
chemically
Catalyst
• Thermodynamic
• Mechanism, free radical-chain reaction
• Homogenous, heterogenous
• Specific Acid-Base Catalyst
• General Acid-Base Catalyst
Mekanisme Kerja Katalis
• Katalis bergabung dengan substrat dan membentuk suatu zat
antara – [senyawa kompleks] →Katalis + produk
• Jadi katalis menurunkan energi aktifasi dengan mengubah
mekanisme proses dan kecepatannya bertambah
• Katalis juga dapat bekerja dg menghasilkan radikal bebas spt
CH3●, yang akan mengadakan reaksi rantai yang cepat
• Reaksi Rantai : proses serangkaian reaksi yang melibatkan
atom bebas atau radikal sebagai zat antara
• Tahapan reaksi rantai :- tahap pendahuluan, berakhir dengan -
pemutusan rantai atau tahap terminasi
• Katalis negatif / inhibitor berperan sebagai pemutus rantai
• Katalis homogen : katalis dan pereaksi
bekerja pada satu fase yang sama (gas atau
cair, katalis asam basa : fase cair - homogen)
• Katalis heterogen : katalis dan pereaksi
membentuk fase terpisah dalam campuran
• Katalis serbuk padat/ Katalis lapisan pada
dinding wadah : platina→prosesnya disebut
katalisis kontak: pereaksi teradsorpsi pada
peermukaan kasar katalis yang dikenal sbg
pusat aktif – adsorpsi ini berakibat
melemahnya ikatan molekul, menurunkan
energi aktifasi. Molekul teraktifasi kemudian
dapat berreaksi dan hasil reaksi melepaskan
diri dari permukaan katalis
Katalis Asam Basa Spesifik
• Contoh : hidrolisis esrer dan inversi gula
• Ostwald&Arrhenius : kemampuan
mengkatalisis dari katalis asam adalah
karena kekuatan asam tsb atau
konsentrasi hidrogennya
• Katalis basa : konsentrasi ion OH-
Hidrolisis Ester
• Dilakukan pada larutan asam yang cukup kuat :
ion hidrogen adalah katalis efektif, ion hidroksil
tidak memperlihatkan aktifitas bermakna
• Laju reaksi ; v = kH+ [H+] [S]
• kH+ : tetapan laju reaksi yang dikatalisis ion
hidrogen.
• Orde keseluruhan reaksi terhadap konsentrasi
= 2, tetapi terhadap waktu = 1, karena
konsentrasi ion hidrogen tetap.
• Laju reaksi orde satu : v = kobs [S]
• kobs = kH+ [H+]
• Utk reaksi yang dikatalisis ion hidroksil : kobs =
kOH- [OH-]
• Jika reaksi dikatalisis ion ion hidrogen dan ion
hidroksil serempak dan reaksi berlangsung
spontan tanpa katalis, laju reaksi adalah : v = ko
[S] + kH+ [H+] [S] + kOH- [OH-][S]
• k = v / [S]
• Maka k (tetapan laju orde 1) :
k = ko + kH+ [H+] + kOH- [OH-]
• ko = tetapan laju reaksi spontan tanpa katalis
• kH+ dan kOH- tetapan laju teaksi yang masing2
dikatalis oleh H+ dan OH-
• kW =[H+][OH-]
• k = ko + kH+ [H+] + kOH- Kw/[H+]
• k = ko + kH+ Kw/[0H-] + kOH- [0H-]
Katalisis Asam Basa Spesifik
• Reaksi hanya dikatalisis oleh asam (ion
hidrogen) : kobs = k H+ [H+]
• log kobs = log [H+] + log k H+
• log kobs = -(-log [H+]) + log k H+
• log kobs = - pH + log k H+
y x intersep
d e
Katalisis Asam Basa Umum
• Larutan dapar digunakan untuk
mempertahankan larutan pada pH tertentu
• Reaksi katalisis terjadi karena salah satu
komponen dapar yang dapat
mempengaruhi laju reaksi, reaksi ini
disebut KATALISIS ASAM BASA UMUM
yang bergantung pada komponen katalitik
asam atau basa
• Profil laju-pH reaksi yang dipengaruhi
katalisis asam basa umum
memperlihatkan penyimpangan dari
profil katalisis asam basa spesifik.
• Contoh hidrolisis streptozosin, laju
reaksi dalam dapar fosfat > Laju reaksi
dalam katalisis basa spesifik, karena
adanya katalisis oleh anion fosfat.
Kemirimgan garis profil laju-pH ≠+1.
• Kekuatan ion atau perbedaan pKa
substrat dapat juga memperlihatkan
penyimpangan profil laju-pH.
• Pembuktian katalisis Asam Basa Umum
dibuktikan dengan : Menentukan laju
degradasi obat dalam suatu rangkaian
dapar dengan pH sama (perbandingan
asam dengan basa tetap), yang dibuat
dengan konsentrasi komponen dapar
yang menaik
• Tetapan Laju Orde Satu Keseluruhan :
k = ko + ki ci
• ko = tetapan laju spesifik dalam air
ci = konsentrasi katalitik I
ki = koefisien katalitik
• Dalam reaksi yang hanya terjadi katalisis
asam basa spesifik saja, persamaaan
menjadi :
k = ko + kH+ [H+] + kOH- [OH-]
CONTOH SOAL
• Suatu sampel glukosa terurai pada 140 oC
dalam larutan yang mengandung 0,030 M
HCl. Konstanta laju reaksi k = 0,0080 jam-1
Jika konstanta laju reaksi spontan
ko=0,0010, hitung koefisien katalitik kH .
Katalisis yang disebabkan ion hidroksil
dalam larutan asam ini dapat diabaikan.
• K = ko + kH[H+] + kOH [OH-]
Determination
of storage time
KONSENTRASI
40O
50O
60O
70
O
WAKTU
KURVA ARRHENIUS UNTUK MEMPERKIRAKAN KESTABILAN OBAT PADA SUHU
KAMAR
70oC
60oC
50oC
40oC
LOG K 30oC
25oC
20oC
1/T X 106
• Then the resulting line is extrapolated to
room temperature.