Costy - Kebijakan Kemenkes Dalam PPI
Costy - Kebijakan Kemenkes Dalam PPI
Costy - Kebijakan Kemenkes Dalam PPI
Experiences in abroad :
Attachment at Intensive Care Unit, St Vincent Hospital Sydney Australia (1985)
Attachment at Infection Control Unit Singapore General Hospital, Singapore(2001)
Attachment at Infection Control Unit , Queen Mary Hospital Hong Kong (2006)
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Ho Chi Minh (Vietnam), (2011)
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Manila, Philippine ( 2011)
Visited St. Luke Hospital Tokyo, Japan (2012)
Visited Tsukuba University Hospital, Japan (2012)
RS & Fanyankes
-memiliki peran untuk
meningkatkan derajat Meningkatnya kasus-kasus
kesehatan masyarakat Emerging diseases
- mampu memberikan MRSA (Methicillin Resistant
Staphylococcus Aureus),
pelayanan yang bermutu, VRE (Vancomycin Resistant Enterococcus),
akuntabel, transparan ESBL (Extended Spectrum Beta-Lactamase )
terhadap masyarakat Healthcare Associated Infections (HAIs)
(patient safety).
Kebijakan kemkes
Tentang PPI
Undang-undang RI no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Undang-undang RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
SK Menkes No 270/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman Manajerial PPI
di RS dan Fas Yankes Lainnya
SK Menkes No 382/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman PPI di RS dan
Fas. Yankes Lainnya
SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 ttg SPM RS
SK Menkes 1165.A./Menkes/SK/X/2004 ttg KARS
SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang
Pembentukan Komite PPI RS & Tim PPI RS
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
Pasal 5 (2)
Setiap
orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu dan terjangkau
Pasal 6
Setiaporang berhak mendapatkan
lingkungan yang sehat bagi pencapaian
derajat kesehatan
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
Pasal 10
Setiaporang berkewajiban
menghormati hak orang lain dalam
upaya memperoleh lingkungan yang
sehat, baik fisik,biologik maupun sosial
Pasal 11
Setiaporang berkewajiban berperilaku
hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan dan memajukan
kesehatan yang setinggi-tingginya
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
Pasal 53 (3)
Pelaksanaanpelayanan kesehatan harus
mendahulukan pertolongan keselamatan
nyawa pasien dibanding kepentingan
lainnya
Pasal 54 (1)
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara bertanggung
jawab, aman, bermutu serta merata dan
non diskriminatif
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
Pasal 24 (1)
Tenaga kesehatan harus memenuhi
ketententuan kodek etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan dan standar prosedur operasional
Pasal 25 (1)
Pengadaaan dan peningkatan mutu tenaga
kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah
daerah, dam /atau masyarakat melalui
pendidikan dan/atau pelatihan
UNDANG-UNDANG RI NO 44
TENTANG RUMASAKIT
Pasal 32 (a)
Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di RS
Pasal 32 (c)
Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan
tanpa diskriminasi
Pasal 32 (d)
Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional
Pasal 32 (n)
Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di RS
TUJUAN
Kebijakan Kemkes tentang PPI bertujuan
Agar semua RS dan Fanyankes lainnya
dapat melaksanakan PPI sesuai standar
yang sudah ditrtapkan
Kebijakan kemkes tentang PPI
1. Setiap RS & Fas. Yan Kes lainnya harus
melaksanakan PPI SK Menkes
270/Menkes/SK/III/2007
KOMITE
DIREKTORAT DIREKTORAT KOMITE LAIN
PPI
TIM PPI
TIM PPI
Antara lain :
• Berkontribusi dalam diagnosis & terapi infeksi yang
benar.
• Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika
dan surveilans.
• Mengidentifikasi dan melaporkankpeta pola kuman
patogen dan pola resistensi antibiotika
• Bekerjasama dengan IPCN memonitor kegiatan
surveilans infeksi & mendeteksi serta menyelidiki KLB.
Tugas IPCO :
Antara lain :
• Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur
PPI yang berhubungan dengan prosedur terapi.
• Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam
merawat pasien
• Turut membantu semua petugas kesehatan untuk
memahamiPPI
IPCN
(Infection Prevention and Control Nurse)
Kriteria :
1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan sertifikasi PPI.
2. Memiliki komitmen dibidang pencegahan pengendalian
infeksi.
3. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau
setara.
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan, inovatif dan
percaya diri.
5. Bekerja purna waktu.
Tugas dan Tanggungjawab IPCN
Mengunjungi ruangan setiap hari
Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kepatuhan
petugas dalam menjalankan kewaspadaan isolasi
Melaksanakan surveilans dan melaporkan kepada Komite
PPI
Bersama Komite mengadakan pelatihan PPI
Melakukan investigasi terhadap KLB bersama Komite PPI
Tugas dan Tanggungjawab IPCN
29
Tugas IPCLN
Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit
rawat inap, kemudian menyerahkannya ke IPCN ketika pasien
pulang
Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
PPI
Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya HAIs
pada pasien
Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi KLB, penyuluhan bagi
pengunjung di unit masing-masing
Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam melaksanakan
Kewaspadaan Isolasi
Sarana dan Fasilitas Pelayanan
Penunjang (Supporting System)
Sarana Kesekretariatan
Ruangan sekretariat dan tenaga sekretaris full time
Komputer, printer, internet
Telepon dan faksimail, ATK
Dukungan manajemen
SK
Anggaran/dana kegiatan/diklat fasilitas, pelaksanan program ,
biaya rapat, reward)
Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional
MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN
Monitoring
Dilakukan oleh IPCN, IPCLN
Dilakukan setiap hari check list
Ada fomulir
Evaluasi
Dilakukan oleh Tim PPIRS setiap 1 bulan
Dilakukan oleh Komite PPIRS setiap 3 bulan
Pelaporan
Laporan tertulis kepada Direktur 1 bulan
Laporan rutin harian, mingguan, bulanan, triwulan,
semester, tahunan.
Kebijakan Kebersihan Tangan
Kebijakan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Kebijakan Pemrosesan alat kesehatan
Kebijakan Penanganan limbah dan benda tajam
Kebijakan Pengendalian lingkungan
Kebijakan Penempatan Pasien
Kebijakan Penanganan linen
Kebijakan Perlindungan kesehatan karyawan
Kebijakan Penyuntikan yang aman
KebijakanKebersihan pernapasan dan etika batuk
Kebijakan Praktek Penyuntikan yang aman
Ada Kebijakan Penggunaan peralatan re useable
Ada Kebijakan penggunaan peralatan yang single use ke
re use
Ada kebijakan tentang pembongkaran, renovasi,
pembangunan gedung pengkajian risiko pengendalian
infeksi
Ada kebijakan jika karyawan terluka tusuk jarum
SPO Kebersihan Tangan
SPO Penggunaan sarung tangan
SPO Penggunaan penutup kepala
SPO Penggunaan masker
SPO Penggunaan penutup wajah/gogle
SPO Penggunaan Sepatu/pelindung kaki
SPO Penggunaan gaun/apron
SPO pembersihan permukaan lingkungan ternoda
darah
SPO pembersihan permukaan lingkungan lantai
SPO pembersihan permukaan lingkungan peralatan
SPO pembersihan peralatan
SPO disinfeksi permukaan lingkungan lantai
SPO disinfeksi peralatan kesehatan
SPO sterilisasi alat kesehatan kritikal
SPO pembuangan limbah
SPO pembuangan limbah
SPO pemebersihan ruangan
SPO penempatan pasien isolasi
SPO penanganan linen ternoda dan tidak ternoda
SPO terluka benda tajam
SPO penyuntikan
SPO ETIKA BATUK
SPO PRAKTEK LUMBAL PUNKSI
KESIMPULAN
Kebijakan Kemenkes bahwa setiap RS
dan Fasilitas kesehatan lainnya harus
melaksanakan PPI
Direktur RS harus membentuk Komite dan
Tim PPI dalam pelaksanaan PPI dan
menempatkan IPCN purnawaktu
costypandjaitan@yahoo.com