Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Alkisah Di Sebuah Desa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya

Suaminya sudah lama meninggal karena sakit


Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya.
Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan
banyak lagi
Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, Namun ia sering berdoa memohon
kepada Tuhan: “Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi
Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati”
Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia
keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya
Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap
Kemudian dia dibawa ke hadapan raja utk diadili dan dijatuhi hukuman pancung
pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari
di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi
Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan
berdoa berlutut kepada Tuhan “Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini
yang menanggung dosa nya”
Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan
Tapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani hukuman
Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni,
dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan
Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong2 manyaksikan hukuman
tersebut Sang algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya
Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali
perbuatannya Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba
Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang sudah lewat lima menit dan
suasana mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang
Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak
ada
Saat mereka semua sedang bingung, tiba2 dari tali lonceng itu mengalir darah Darah itu berasal
dari atas tempat di mana lonceng itu diikat
Dengan jantung berdebar2 seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas
menyelidiki sumber darah
Tahukah anda apa yang terjadi?

Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah
dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi,
dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng
Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata
Sementara si anak meraung raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan
Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan
susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng Memeluk besi dalam lonceng
untuk menghindari hukuman pancung anaknya
Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu utk anaknya Betapapun jahat si anak, ia tetap
mengasihi sepenuh hidupnya.
Marilah kita mengasihi orang tua kita masing masing selagi kita masih mampu
karena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini
Sesuatu untuk dijadikan renungan utk kita..
Agar kita selalu mencintai sesuatu yang berharga yang t ida k bisa dinilai dengan apapun
There is a story living in us that speaks of our place in the world
It is a story that invites us to love what we love and simply be ourselves
Ambillah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati
Ambillah waktu untuk memberi, itu membuat hidup terasa berarti
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan
Gunakan waktu sebaik mungkin, karena waktu tidak akan bisa diputar kembali

zaman kanak-kanak...

zaman kanak-kanak aku boleh dikatakan best jugak lah..sama je macam kanak-kanak lain..main pondok-
pondok, masak-masak...ada sekali tu, aku, kak liyana, kak akma, siti, kak hajar, mas, yah dengan
beberapa lagi yang aku tak ingat nama dia, kami bina khemah dan pasang api, masak betul-betul..kami
tak balik rumah makan tengahari, kami makan di situ je..

memang seronok sangat waktu tu..masakan diorang pun sedap..aku suka telur dadar yang kak akma
buat..waktu tu aku tak masak sebab aku kecil lagi, tadika..baru 6 tahun..aku just tolong kemas-kemas
je..ni masa aku duduk kat taman sunggala..

aku pun tak tahu apa khabar mereka sekarang..terus terputus hubungan selepas aku pindah ke taman pd
utama masa aku darjah 3..
Aku pernah bela hamster, 4 ekor. Jimi, Mimi, Kiki dan Koko. Tapi sekarang semua dah mati. Hamster
kawan-kawan aku semua beranak pinak. Hamster aku je maintain tak ada anak. Aku paling sayang sekali
Jimi. Jimi memang hamster yang manja dan baik. Dia tak pernah menggigit. Sebaliknya, menjilat. Jimi
adalah hadiah hari jadi aku yang ke-20 pemberian Fadly. Aku suka tengok aksi Jimi yang lincah dan
comel. Jimi memang hamster yang bijak. Pandai buka pintu cage sendiri dengan bantuan Mimi.
Waktu Jimi dalam keadaan nazak, aku tak sampai hati tengok dia. Aku berharap supaya dia cepat mati
sebab tak sanggup lagi tengok dia menanggung penderitaan. Aku menangis. Aku usap bulu dia. Aku
dapat rasa jantung dia berdegup kencang. Darah keluar dari mata dan mulut. Dia tak mampu bergerak
hatta untuk minum dan makan. Aku pun tak tau macam mana dia boleh jadi macam ni. Mungkin sudah
ajal.
Esok pagi aku bangun, aku bergegas turun bawah, tengok dia dah mati. Aku sendiri yang tanam dia
dekat depan rumah. Aku menangis, sedih sebab Jimi mati dalam keadaan yang menyedihkan.

Kisah ini benar-benar terjadi padaku sewaktu aku kanak-kanak dahulu.


Ayah aku suka memberi amaran padaku dengan menjeling garang jika aku
membuat sesuatu yang tidak disukainya. Contohnya, jika ke kedai,kalau aku
mengambil gula-gula, dia akan menjeling padaku bermakna aku disuruh letakkan
semula gula-gula itu ke tempatnya semula.
Suatu hari,aku mengikut ayah ke surau untuk solat maghrib.Ketika sedang
rukuk, aku melihat kain pelikat tok imam tersepit di celah punggungnya.
Aku yang ‘konon’nya ingin membantu,terus menarik kain yang tersepit itu.
Ayahku yang sedang solat terus memberi jelingannya padaku. Aku pun faham
maksudnya itu,lalu terus memasukkan semula kain pelikat tok imam itu
semula ke celah punggung tok imam tadi. Apalagi,melatah lah tok imam tadi.
Habis satu jemaah batal solat mereka kerana turut terkejut dengan latahan
tok imam tadi. Ayahku yang bermuka merah padam menahan malu dan marah
mengheret aku balik ke rumah. Malam tu, berbirat punggung aku dirotannya.
Moral : Jangan memandai nak masukkan kain ke celah punggung tok imam.

Salam ! Apa khabar.. Blog ini masih baru lagi dan blog ini ditulis hanya untuk tatapan diri sendiri , luahkan idea
sendiri dan mengisi ruang kosong jika ada. Namun jika ada yang membacanya terima kasih .

Adakah anda kini selesa dengan persekitaran kehidupan anda. Jika melihat persekitaran di rumah , kawasan tempat
tinggal anda , masyarakat anda dan bagaimana sejarah persekitaran sewaktu kita membesar dahulu di zaman
kanak-kanak dan remaja.
Hari ini just nak kongsikan sedikit persekitaran kehidupan aku masa kanak-kanak dan remaja. Ya! aku melihat
persekitaran kehidupan aku masa kecil cukup happy. Bermain dengan rakan-rakan jiran seperti Amin , Hisham , Apis
itu yang dekat-dekat dengan rumah aku . Memancing ikan puyu di parit sebelah rumah aku , main permainan
kampung seperti gasing , galah panjang , layang-layang selain main Badminton , Bola sepak dan pingpong. (Nanti
aku ceritakan kisah aku main Badminton , Bola Sepak dan Ping Pong dan kaitannya dengan motivasi kejayaan ).
Ketika di sekolah menengah aku dah mula menolong atuk aku ke kebun getah untuk membantunya mengutip buku
getah. Pernah di sengat penyegat dan tabuan , susu getah tumpah kat rambut dan sebagainya. Selain itu aku dan
rakan-rakan kampung mandi dalam parit beramai-ramai. Bila ada motor atau basikal lalu , kami pun menyorok dan
menyelam ... Ha ha ,, apa la yang dibuat budak-budak tu...

Masa musim buah durian ke , duku ke , langsat ke , manggis ke dan rambutan , wah tu yang syok. Aku pi kutip buah
durian , panjat pokok manggis petik buah manggis , petik langsat untuk dijual di gerai-gerai tepi jalan. Boleh la juga
duit dan bagi dua dengan atuk kerana pokok-pokok tu berada di tanah atuk. Masa sekolah menengah juga aku dah
boleh menoreh pokok getah. Sebelum ke sekolah belah petang sempat juga aku menoreh getah. Dapat duit bagi dua
dengan atuk. Arwah bapak aku pun menoreh juga tapi aku menoreh di satu kebun yang atuk aku tak larat nak noreh
lagi. Atuk aku ada 4 tempat kebun getah. Arwah bapak menoreh di 2 kebun dan masa aku lepas STPM aku menoreh
di satu kebun lagi.

Macam-macam peristiwa berlaku masa menoreh getah sorang-sorang dalam kebun getah tu. Namun apa pun ianya
benar-benar menjadi satu kenangan manis buat aku sekarang.

Dari segi kepimpinan dan keyakinan diri aku banyak terdidik dengan aktiviti-aktiviti di Surau Kampung aku di
Kampung Parit Payung. Biasanya masa sekolah dulu rendah dan masuk menengah , lepas je solat jumaat aku
bergegas terus ke surau belajar main kompang dengan abang-abang pemuda di sana. Disanalah setiap minggu hari
jumaat kami main kompang dan akhirnya selalu ikut mereka bermain kompang untuk majlis-majlis perkahwinan
orang-orang kampung. Lepas main kompang kami balun main bola sampai Maghrib. Itulah rutin kami di kampung.

Kalau time puasa , pernah juga dulu dengan Hisham main meriam buluh. Sanggup bulan-bulan puasa pi masuk
hutan tebang pokok buluh NAMUN aku tetap maintain puasa. Memang letih. Pernah kami main meriam buluh sampai
pecah lampu rumah si Hisham tu. Jadi kami berlawan dengan geng-geng kampung. Kemudian pernah juga main
perang-perang masa malam hari guna mercun lidi namanya. Kalau difikirkan memang gila kerja tu. Masuk dalam
semak-semak macam askar dan tembak lawan diseberang jalan guna mercun lidi. Pernah ada masuk rumah orang ,
ada kena telinga anak orang tapi Alhamdulillah tiada kejadian yang tidak diingini berlaku. Kemudian bila dah nak
ujung-ujung Ramadhan kami satu kampung sibuklah pasang lampu 7 lekor.

Itulah kehidupan-kehidupan dan persekitaran kehidupan aku masih kanak-kanak dan remaja. Dari cerita ini aku akan
kupas satu persatu isu yang boleh dijadikan pengajaran dan semangat untuk membina sebuah kehidupan yang
berkualiti dan bahagia.

Ha ha , memang best zaman kanak-kanak dan remaja. Kalau bab main punya la main sakan namun aku rasa sejak
dari kecil memang aku ada semangat nak yang terbaik dalam apa sahaja aku ceburi. Dan sebenarnya persekitaran
inilah yang membentuk cara pemikiran , gaya kehidupan , tabiat dan kematangan dalam mengadun rempah
kehidupan.

Apa pun aku masih ingat masa aku darjah 1 aku pernah curi makan betik yang nak dihantar kat orang belakang , he
he .. Tapi sejak dari Darjah 1 sampai sekarang kira aku puasa penuh tak pernah ponteng sehari . Syukur
Alhamdulillah.

Ok la setakat itu dulu kisah cerita zaman kanak-kanak yang aku akan terus sorot lagi sebagai satu kisah kehidupan
aku dari zaman kanak-kanak hingga aku masuk universiti dalam Fasa 1 meneroka ruang lingkung kehidupan dalam
mencari dan membina kekuatan dan motivasi diri untuk hari ini..
Mesti korang teringat gi skolah masa sekolah rendah dulu bawak 30 sen jer. Bawal bekal air,
nasik kicap dan ikan goreng. Nasik lemak kat kantin sekolah 20 sen, air spuloh sen. Cukup.
Kalau cikgu suruh bawak gam, kita suruh mak kita masak tepung kanji. Ingat tak dulu kita buat
buah durian dengan kertas minyak, kita balut pada belon.. batang betik, pelepah pisang, ubi
kentang kita ukir jadikan corak masa kelas lukisan. Korang tak ingat eh?
Teruk betul lah..
Siapa yang lahir sekitar tahun 1970? Atau siapa yang berumur lebih kurang 35-40 hari ni masih
ingat tak zaman budak-budak rebena dulu.
Kita pegi kedai beli chikedis, Mamee, Ding Dang mat sentul, Kum Kum, Bubbleyum, sugus…
ice cream batang 10 sen yang ada asam masin dalam tu. Ingat tak kita makan jambu batu dengan
asam masin. Gang-gang lelaki dulu kita kumpul gambar pemain bola masa musim piala dunia
dulu. Ingat tak Maradona, Zico, Kevin Keegan, Michel Platini, Karl-Heinz Rummenigge. Ingat
tak Road to Wembley atau Big League Soccer? Aduhai.. ingat tak kita buat 11 ‘pemain’ bola
dengan lipatan manila card dan kotak kasut, kita buat tiang gol pakai kertas, kita tulis no dan
nama pemain bola kesukaan kita atas card ‘pemain’ kita. Kita jadikan buah ceri atau kapur
sekolah sebagai bola.
Cuba flashback semula rancangan TV yang menjadi kegemaran kita pada masa tu.. Captan
Future, Marco, Ultraman, Sinbad, Popeye the Sailorman. Adeh aku tengok cerita Marco tu pun
sampai menitik air mata. Wahaha..
Hari Jumaat, malam selepas berita TV kita akan layan Tayangan Minggu Ini, filem Melayu. Abis
filem Melayu tu kita tengok cerita Pattenplace ke apa nama dan ejaannya aku lupa. Ingat tak
cerita Little House on the Prairie, atau Donny and Marry, atau cerita polis Chips? Atau cerita
Dallas? Hart to hart? The Incredible Hulk, The Six Million Dollar man, The Greatest American
Hero, Charlie Angels.. mungkin bebudak hari ni ingat Charlie Angels tu cerita baru.. huhuhu.
Masa tu ada Drama minggu ini, puspawarna, PJ1 - ceh cerita ala Dallas ni, Opah.. apa lagi eh
daya ingatan aku pun dah semakin lemah di makan usia.
Tengok TV1 dan TV2 jer, mana ada ASTRO pun. TV3 start 1984. Siap letak kuali kat antenna
nak cari TV3. TV kaler hitam putih. Remote control pun masih takde lagi. Pagi-pagi takde siaran
TV, kita tengok TV pendidikan. Pukul 3 petang baru ada siaran TV.. kuno betul kan.
Waktu petang apa yang kita main, main bola satu gol, rounders, konda kondi, galah panjang,
polis sentri, congkak, baling selipar pada tin susu yang kita susun bertingkat dan main tudung
oren. Batu seremban aku tak main, geli. Kita buat layang-layang, kita bikin lastik kita lastik
burung. Orang tua marah kita, dia kata dia nak lastik burung kita. Kita masuk hutan, kita mandi
sungai, cari ikan skila (ikan pelaga), kita laga ayam.. ahaha. Ingat tak kita main getah gelang
yang diikat panjang apa kenama permainan tu Zero Point ka apa, start dari bawah, angkat getah
ke lutut, pinggang, ketiak, bahu sampailah ke kepala, kita main lelaki lawan perempuan.
Syoknya kita tengok bila budak-budak perempuan lompat getah panjang tu. Kadang-kadang kita
main PS2.. perhhh pigidah mana ada semua tu. Kita buat senapang kayu, letak getah gelang di
muncung senapang dan tarik sampai ke picu. Buah ceri dan buah terung pipit.. kena tembak
auww.. akit nye.
Ingat tak lagi, kita main tepuk daun terup kecik, kalau gambar daun terup tu terlungkup ke bawah
kita dikira kalah, daun itu jadi hak kawan kita. Kita lawan guli, kita lawan getah gelang yang
diletakkan atas dua batang kayu macam tiang gol kecik tu, kalau getah tu jatuh ke tanah, getak
gelang tu jadi hak milik kita, kalau getah tersebut tersentuh tiang gol tidak di kira, kita kata
‘karan’.. kecik-kecik kita pun dah berjudi.. huhuhu.
Dulu kalau nampak pelangi jangan tunjuk nanti kudung tangan, sampai hari ni aku tak tahu apa
motif pesanan orang-orang tua masa tu. Jangan main waktu senja nanti kena mata hantu, jangan
duduk atas bantal nanti naik bisul, jangan baring dan angkat kaki nanti mak mati.
Ingat tak zaman kita bersunat dulu, bersunat takde bius dik.. belasah jer.. aduhaii ni semua sebab
nak peluk perempuan punya pasal. Kita gantung kain buat khemah untuk budak kecik yang dah
botak tu, standby tempurung kelapa untuk ketuk kepala lutut.. wahaha pedihh pedihh. Masa
sembahyang di surau kita kena duk kat saf belakang sebab kita ni tak sunat lagi.. sebab masih
berkulup.
Apa pantun yang kita belajar dulu?
Pecah kaca pecah gelas
Sudah baca harap balas..
Masa kat sekolah rendah tu, setiap hari Isnin kita berhimpun, tangan atas bahu orang depan. Kita
nyanyi lagu Negaraku version yang mengantuk tu sambil kawan kita naikkan bendera. Zaman
jahil kita tu kita pakai seluar pendek biru dan baju putih. Aweks pakai blous biru, baju putih juga.
Biasalah kita skodeng aweks tu kan. Mana ada baju kurung, tudung litup semua tu. Kita suka
match kan kawan-kawan kita, Ali nak kat Siti, Abu nak kat Ani. Nak apa tu, bersunat pun belum.
Kita ada adik angkat, abang angkat dan kakak angkat.. sampai terangkat-angkat.
Ingat tak dulu kita biasa kena cubit, kena ketuk kepala, tarik telinga, pulas perut, kena penampo,
cubit ketiak, henjut telinga. Berdiri atas kerusi, atas meja, kerusi atas kepala kita, kalau kita tak
buat kerja rumah. Ingat tak roti panjang, pembaris kuning kesayangan cikgu untuk pukul kita.
Apa syllabus kita dulu.. Ilmu Hisab, Ilmu Alam, Kajian Tempatan, Tatarakyat, Tulisan Jawi.
Karektor yang mungkin kita masih ingat kisah Pakcik Kordi dengan basikalnya yang kebiru-
biruan.. haha.
Cikgu tanya kalau besar nanti kita nak jadi apa, kita jawab kita nak jadi polis, askar, cikgu,
peguam. Aku jawab aku nak jadi doktor haiwan, sebab aku suka operate katak dan tikus. Kawan
aku cakap nak jadi posmen.. hehehehehe
Bunyi loceng rehat kita tak rehat tapi kita main galah panjang, rounders bila masuk kelas semula
mak aii bau hangit. Tengok kat koler baju mak aii hitam dengan daki.
Itu cerita lama kita, kawan-kawan kita dulu entah kemana. Hari ni ada kawan-kawan kita yang
jadi businessman yang berjaya, ada yang jadi kuli. Ada yang berjaya dalam hidup dan ada yang
dah balik jumpa Tuhan. Ada kawan kita yang tersesat jalan dan tak jumpa jalan pulang. Sedih
kan bila tengok nasib mereka, masa kecik-kecik dulu kita sama-sama bermain tapi bila dah tua ni
kita tak mampu nak tunjukkan jalan pulang untuk mereka.
Kawan-kawan sepermainan kita mungkin semuanya sudah berkeluarga dan punyai anak-anak.
Kalau kita masih boleh berjumpa dengan mereka, pastinya cerita lampau yang kita bualkan.
Kalau lah kita mampu untuk kembali ke zaman tersebut..
Tan Sri Dato’ Loh Boon Siew 1915-1995 (bahasa Cina: Tulisan Cina Tradisional ???/Tulisan Cina
Ringkas ???) juga dikenali sebagai “Mr Honda” merupakan jutawan Pulau Pinang dan pengasas Boon
Siew Honda.

Loh dilahirkan di Hui-An, Daerah Fujian, China. Dia menghabiskan zaman kanak-kanaknya mengumpul
najis babi (sebagai bahan bakar) untuk mendapatkan duit. Ketika berusia 12 tahun, dia tiba di Pulau
Pinang dalam sebuah bot kecil dari China. Dia hanya mampu bertutur dalam bahasa Hokkien dan
hampir tiada pendidikan rasmi. Dia bekerja sebagai pelatih mekhanik kereta (3 ringgit sebulan) ketika
baru tiba. Dia tinggal dalam kuarters pekerja ‘kolie keng’ di 4, Katz Street, Pulau Pinang dan dia
menambah pendapatan dengan mengambil upah membasuh bas dengan bayaran 10 sen setiap buah.

Ketika berusia 18 tahun, Loh membeli 11 unit bas pertamanya dengan menggunakan simpanan 2,000
ringgit. Dia membaiki bas tersebut dan menjualnya dengan harga 12,000 ringgit. Kemudiannya dia
membeli 39 unit bas yang lain. Pada tahun 1942, kesemua wang hasil keringatnya dirampas oleh
tentera penjajah Jepun semasa Perang Dunia II. Tetapi Loh tidak berputus asa, selepas 1945 setelah
Jepun kalah, dia mula menjual basikal dan peralatan motorsikal, kemudian dia mengembangkan
perniagaannya untuk menjual kereta terpakai, pengangkutan dan juga (sekali lagi) bas.

Pada tahun 1950-an, Loh membuat langkah pertama dalam pembangunan harta tanah dengan membina
vila di Taman Saw Kit dan Jalan Loh Boon Siew di Pulau Pinang.

Pada tahun 1958, ketika bercuti di metropolitan Jepun, Loh perasan popular meluas motosikal Honda
Super Cub. Dia percaya bahawa mesin berkos rendah, amat berkesan akan mendapat pasaran yang
meluas dalam kawasan yang semakin maju di Malaysia. Loh mengatur perjumpaan dengan Mr. Soichiro
Honda, pencipta motosikal itu, yang dengan cepat menyedari potensi besar bagi kejayaan subsidiari
Honda di Malaysia.

Tidak menghairankan, bilik pameran Honda Malaysia terletak di Jalan Pitt, Pulau Pinang, berhampiran
dengan rumah Boon Siew. Sebagai tanda ikatan kepercayaan dan hormat yang semakin mendalam,
Japanese Honda Motor Co Ltd kemudian melantik Boon Siew pengedar tunggal motorsikal Honda
dinegara ini pada ketika 50 unit Honda 4-stroke cub dibawa masuk ke Malaysia dalam sejarah.

Beberapa tahun kemudian kilang dibuka di Pulau Pinang bagi memasang Honda Cub dan motorsikal
Honda telah dinamakan semula sebagai Boon Siew Honda. Honda Cub menjadi motorsikal paling laris
di Malaysia dan Loh Boon Siew sebagai orang pertama membawa masuk motorsikal Honda Cub ke Asia
Tenggara. Perkataan Kapcai berasal dari Honda Cub yang bererti motorsikal kecil di Malaysia.
Dia turut memainkan peranan dalam gabungan singkat antara Kwong Wah Yit Poh dan The Star
(Malaysia) pada 1974, dan antara jasa baiknya merupakan penubuhan Hospital Lam Wah Ee dan Rumah
Orang Tua Pulau Pinang - (Penang Old Folks Home).

Boon Siew, yang mempunyai dua isteri, Oh Guat Sim dan Ong Lay Wah, meninggal ketika tidur ketika
berusia 79 pada 16 Februari 1995. Dia meninggalkan lima anak dan 18 cucu.

Lagi kisah mengenai beliau, boleh dibaca di sini : IKon Online

Bagaimana? Berjaya menyemarakkan semangat anda? Ini cuma cebisan kecil kisah beliau. Tidak saya
ungkapkan kesemuanya. Ada tujuannya saya menulis kisah kejayaan hari ini. Esok, jangan lupa ke mari,

dan bersedialah untuk menyedari sesuatu yang amat penting

Sehingga itu, contohilah semangat beliau, yang tidak berputus asa walaupun di hambat juataan
cabaran. Kuatkan semangat! Dan kejayaan itu milik anda!

Anda mungkin juga menyukai