Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ijma merupakan dasar hukum Islam setelah Al-Quran dan Hadis. Semua
peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan ibadah ghairu mandhah (ibadah
yang tidak langsung ditujukan kepada Allah SWT seperti bidang muamalah! bidang
pemasyarakatan atau semua hal-hak yang berhubungan dengan urusan duniawi tetapi
tidak ada dasarnya dalam Al-Quran dan hadis.
Ijma merupakan kumpulan salah satu diantara prinsip dari "shul #i$ih atau
dari syariat Islam. Ijma adalah suatu k%nsensus mengenai permasalahan hukum
Islam baik dinyatakan se&ara diam maupun se&ara nyata.
B. RUMUSAN MASALAH
'. Apa pengertian dari Ijma(
). *agaimana syarat-syarat Ijma(
+. *agaimana ma&am-ma&am (tingkatan Ijma(
,. *agaimana kehujjahan Ijma(
C. TUJUAN
'. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Ijma.
). Agar mahasiswa dapat mengetahui syarat-syarat Ijma.
+. Agar mahasiswa dapat mengetahui tingkatan-tingkatan Ijma.
,. Agar mahasiswa dapat mengetahui kehujjahan Ijma.
'
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ijma
a. Se&ara etim%l%gi
Se&ara etim%l%gi ijma !"#! $ berarti -kesepakatan. atau k%nsensus.
/engertian ini dijumpai dalam Surat 0usu# ') 1 '2! yaitu1
_q|: ac:.: o ac__.x_x ox qc|:o:_
___ o|o_
Artinya1
-Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar
sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur)
/engertian etim%l%gi ijma adalah 3455678 955:; <55= (ketetapan hati
untuk melakukan sesuatu. /engertian ini ditemukan dalam Surat 0unus! '> 1
?'1
ac_.x: _,x _____x
Artinya1
Bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu
/erbedaan antara pengertian pertama dan kedua terletak pada kuantitas
(jumlah %rang yang berketetapan hati. /engertian pertama men&ukupkan
satu tekad saja! sedangkan untuk pengertian kedua memerlukan tekad
kel%mp%k.
b. Se&ara termin%l%gi
Ijma adalah kesepakatan seluruh dari kaum muslimin pada suatu
masalah setelah wa#atnya @asulullah SAW atas sesuatu hukum syara dalam
suatu kasus tertentu.
Adapun pengertian ijma dalam istilah teknis hukum atau istilah syari
terdapat perbedaan rumusan. /erbedaan rumusan itu dapat dilihat dalam
beberapa rumusan atau de#inisi ijma sebagai berikut1
' Al-AhaBali merumuskan ijma dengan1

"#

)
Artinya1 Kesepakatan umat Muhammad secara khusus atas suatu
urusan agama.
Ceskipun dalam istilah ini dikhususkan kepada umat Dabi
Cuhammad! namun men&akup jumlah yang luas! yaitu seluruh umat Dabi
Cuhammad atau umat Islam. /andangan Imam Al-AhaBali ini mengalami
perubahan dan perkambangan di tangan pengikutnya dikemudian hari.
) Al-Amidi! yang juga pengikut Sya#iiyah merumuskan ijma1
Imam Al-Amidi membatasi ijma itu pada kesepakatan %rang-
%rang tertentu dari umat Dabi Cuhammad! yaitu %rnag-%rang yang
mempunyai #ungsi sebagai pengungkai dan pengikat atau para ulama
yang membimbing kehidupan keagamaan umat Islam.
+ Ee#inisi yang berbeda dai beberapa ulama #i$h
Cenurut mereka tidak menitik beratkan kata -semua.. Akan
tetapi &ukup pada suatu kel%mp%k atau beberapa %rang saja. Cereka tisak
mengharuskan kesepakatan menyeluruh dan men&ukupkan dengan
kesepakatan kel%mp%k! karena menurut mereka kesepakatan kel%mp%k
ini bukan untuk menetapkan hukum tersendiri di luar apa yang ditetapkan
%leh Quran dan sunah. *agi mereka ijma itu hanya untuk menemukan
adanya sunah yaitu u&apan atau perbuatan sese%rang yang dianggap
mashum (terbebas dari d%sa.
, Al-DaBham (/emuka kel%mp%k DaBhamiyah! pe&ahan dari CutaBilah
Cengemukakan rumusan tentang ijma yaitu suatu perkataan
yang hujjahnya tidak dapat dibantah. Caksudnya setiap u&apan atau
pendapat yang dapat ditegakkan sebagai hujjah syariah! meskipun
u&apan sese%rang! walaupun rumusannya tidak sejalan denga arti lugh%wi
yang mengartikan ijma artinya -kesepakatan..
2 @umusan yang lebih men&akup kepada pengertian ahl al sunnah
dikemukakan %leh Abdul Wahab Fhalla#
F%nseusus semua mujtahid muslim pada suatu masa setelah @asul
wa#at atas suatu hukum syara mengenai suatu kasus. Eari rumusan
tersebut jelaslah bahwa ijma itu adalah kesepakatan. Ean yang sepakat di
sini yaitu semua mujtahid muslim! berlaku sesudah wa#atnya Dabi
Cuhammad SAW! karena selama Dabi masih hidup! Al-Quranlah yang
+
akan menjawab pers%alan hukum karena ayat Al-Quran kemungkinan
masih turun dan Dabi sendiri sebagai tempat bertanya tentang hukum
syara.
%. S&arat'(&arat Ijma
Eari de#inisi ijma diatas dapat disimpulkan beberapa persyaratan ijma.
Syarat-syarat terjadinya ijma adalah sebagai berikut1
a. 0ang bersepakat adalah para mujtahid
/ara ulama berbeda pendapat tentang istilah mujtahid! se&ara umum
mujtahid itu diartikan sebagai para ulama yang mempunyai kemampuan
dalam mengistinbath hukum dari dalil-dalil syara.
Ealam kitab jamli al-wajamI disebutkan bahwa yang dimaksud
mujtahid %rang yang #a$ih. Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa
mujtahid itu ahlul halli wal a$di! dan istilah ini sesuai dengan pendapat al
wahid dalam kitab al-isbat. *ahwa mujtahid yang diterima #atwanya adalah
ahlul halli wa a$di. Fedua pendapat tersebut sebenarnya mempunyai
kesamaan! bahwa yang dimaksud mujtahid adalah %rang Islam yang baligh!
berakal! mempunyai si#at terpuji dan mampu mengistinbath hukum dari
sumbernya.
Eengan demikian! kesepakatan %rang awam (umum yang belum
men&apai derajat mujtahid tidak dapat dikatakan ijma. *egitu pula
pen%lakan mereka.
b. 0ang bersepakat adalah seluruh mujtahid
Apabila sebagian mujtahid bersepakat dan yang lainnya tidak
meskipun sedikit maka menurut jumhur ulama hal itu tidak bisa dikatakan
ijma! karena ijmaG itu harus men&akup keseluruhan mujtahid. Sebagian
ulama berpandangan bahwa ijma itu sah bila dilakukan %leh sebagian besar
mujtahid! karena yang dimaksud dengan kesepakatan dalam ijma termasuk
pula kesepakatan sebagian besar dari mereka. *egitu pula menurut kaidah
#i$ih! sebagian besar itu telah men&akup hukum keseluruhan. Sebagian ulama
lain berpandangan bahwa kesepakatan sebagian besar mujtahid itu adalah
hujjah! meskiupun tidak dikateg%rikan sebagai ijma. Farena kesepakatan
,
sebagian besar mereka menunjukkan adanya kesepakatan terhadap dalil
shahih yang mereka jadikan landasan penetapan hukum.
&. /ara mujtahid harus umat Cuhammad
/ara ulama berbeda pendapat tentang arti umat Cuhammad. Ada
yang berpendapat bahwa yang dimaksud umat Cuhammad adalah %rang-
%rang mukallah dari g%l%ngan Ahl-halli wal a$di! ada juga yang berpendapat
bahwa mereka adalah %rang-%rang mukalla# dari g%l%ngan Cuhammad.
Damun yang jelas! arti mukalla# adalah muslim! berakal dan telah baligh.
Fesepakatan yang dilakukan %leh para ulama selain umat
Cuhammad tidak dapat dikatakan ijma. Hal itu menunjukkan adanya umat
Dabi lain yang berijma. Adapun ijma umat Dabi Cuhammad telah dijamin
bahwa mereka tidak mungkin berijma untuk melakukan suatu kesalahan.
d. Eilakukan setelah wa#atnya Dabi
Ijma itu tidak terjadi ketika Dabi Cuhammad masih hidup! karena
Dabi Cuhammad senantiasa menyepakati perbuatan-perbuatan para sahabat
yang dipandang baik dan itu dianggap sebagai syariat.
e. Fesepatakan mereka harus berhubungan dengan syariat
Caksudnya kesepakatan mereka haruslah kesepakatan yang ada
kaitannya dengan syariatnya seperti tentang wajib! sunah! makruh! haram dll.
Hal itu sesuai dengan pendapat Imam al-AhaBali yang menyatakan
bahwa kesepakatan tersebut dikhususkan pada maslah-masalah agama juga
sesuai dengan pendapat al-Huwaini dalam kitab Al-Warakat! Sya#iudin dalam
Qawaidu "shul! Famal bin Hamam dalam kitab Tahriri dan lain-lain.
). Ma*am'ma*am +Ting,atan- Ijma
a. Eitinjau dari segi terjadinya dan martabatnya
' Ijma SharihIQauliIHa$i$i
Adalah kesepakatan seluruh mujtahid pada suatu masa terhadap
sesuatu masalah yang berkaitan dengan hukum syara dan kesepakatan ini
dinyatakan se&ara tegas %leh masing-masing mujtahid.
Cenurut Abdul Farim Jaidan ijma sharih dapat terjadi melalui
beberapa jalan yaitu b%leh jadi para mujtahid menghadapi sesuatu
masalah! lalu asing-masing mereka menyatakan kesepakatan se&ara bulat.
2
Cungkin pula bisa terjadi bahwa para mujtahid tersebut
dihadapkan dengan sesuatu masalah! kemudian masing-masing mereka
terdapat persamannya. Femungkinan! b%leh jadi pula sebagian mujtahid
mengeluarkan #atwa dan #atwa ini sampai ke mujtahid yang lain dan
mereka menyetujuinya. Atau! dapat pula terjadi se%rang mujtahid
menetapkan hukum sesuatu masalah dan ketetapan hukum tersebut
disepakati %leh mujtahid yang lain se&ara nyata.
) Ijma Sukuti
0aitu pendapat sebagian ulama tentang suatu masalah yang
diketahui %leh para mujtahid lainnya! tetapi mereka diam. Tidak
menyepakati ataupun men%lak pendapat tersebut se&ara jelas.
Ijma sukuti dikatakan sah bila memenuhi beberapa kriteria sebagai
berikut1
a Eiamnya para mujtahid itu betul-betul tidak menunjukkan adanya
kesepakatan atau pen%lakan
b Feadaan diamnya para mujtahid itu &ukup lama! yang bisa dipakai
untuk memikirkan permasalahannya dan biasanya &ukup untuk
memikirkan permaslaahannya dan biasanya &ukup untuk
mengemukakan pendapatnya.
& /ermasalahan yang di#atwakan %leh mujtahid tersebut adalah
permaslahan ijtihadi! yang bersumber dari dalil-dalil yang bersi#at
Bhanni.
Tentang permasalahan yang tidak b%leh diijtihadi! atau yang
bersumber dari dalil-dalil $athi! apabila se%rang mujtahid mengeluarkan
pendapat tanpa didasari dalil yang kuat! sedangkan lainnya diam! hal itu
tidak bisa dikatakan jma.
Hal ini karena diamnya mereka tidak dapat dikatakan menyepakati
melainkan meremehkan pemberi #atwa tersebut karena ilmunya masih
dangkal.
b. Eitinjau dari segi mujtahid yang berijma
Eitinjau dari segi mujtahid yang berijma! ijma terbagi atas beberapa
ma&am! yaitu1
' Ijma "mmat
K
0aitu ijma yang dimaksud dalam de#inisi ijma tersebut yaitu
kesepakatan seluruh mujtahid dari kaum muslimin setelah wa#atnya
@asulullah SAW.
) Ijma sahabat
0aitu kesepakatan seluruh ulama sahabat terhadap suatu urusan.
+ Ijma Ahli Cadinah
0aitu kesepakatan ulama-ulama penduduk Cadinah terhadap suatu
masalah. Ijma dijadikan hujjah %leh Imam Calik.
, Ijma Ahli Fu##ah
0aitu kesepakatan ulama-ulama penduduk Fu##ahterhadap suatu masalah.
Ijma ini dijadikan hujjah %leh Imam Abu Hani#ah.
2 Ijma al-Fhula#a al-Arbaah
0aitu kesepakatan empat khali#ah pertama! Abu *akar! "mar bin
Fhattab! "tsman bin A##an dan Ali bin Abi Thalib. Sebagian ulama
menganggap ijma ini sebagai hujjah.
K Ijma al-Syaikhan
0aitu kesepakatan antara Abu *akar dan "mar bin Fhattab. Sebagian
ulama juga menganggap ijma ini sebgai hujjah.
? Ijma al-Itrah
0aitu kesepakatan ulama-ulama ahli bait.
.. Ke/0jja/an Ijma
/ara ulama memang berbeda pendapat tentang %t%ritas ijma ini.
/erbedaan-perbedaan ini lebih banyak dipengaruhi pers%alan-pers%alan substansi
ijma dan aspek-aspek internal masing-masing maBhab ushul. /ers%alan
substansial ijma di sini adalah ijma itu dalam arti kesepakatan seluruh mujtahid
tanpa terke&uali! atau sebagian besar mujtahid saja.
Femudian pers%alan yang menyangkut aspek internal masing-masing
maBhab yaitu terkait pada sumber terbentuknya ijma dan penerimaan mereka
terhadap ijma tersebut.
Terhadap substansial ijma terdapat tiga pers%alan yang menjadi
perbedaan di kalangan maBhab ushul! yaitu1
a. Tentang ukuran dan batasan ijma
?
/ara ulama ushul berbeda pendapat tentang ukuran jumlah yang
disebut ijma. Eiantara ulama yang mengatakan bahwa ijma itu tidak perlu
adanya kesepakatan seluruh mujtahid! tetapi sudah dipandang &ukup jika
jumlah mereka sudah men&aai sebanyak tingkat mutawatir. Akan tetapi!
sebagian ulama ushul berpendapat bahwa ijma itu harus kesepakatan
mujtahid! kalau ada yang tidak setuju meskipun sedikit itu harus kesepatakan
mujtahid! kalau ada yang tidak setuju meskipun sedikit tidak dapat dikatakan
ijma.
b. Femungkinan terjadinya ijma
/ara ulama berbeda pendapat tentang kemungkinan adanya ijma dan
kewajiban melaksanakan jumhur ulama berkata ijma itu bisa terjadi bahkan
telah terlaksana.
Cenurut Al-DiBam dan g%l%ngan Syiah! ijma itu bisa terjadi dengan
mengmukakan beberapa argumentasi! antara lain1
' Sesungguhnya ijma yang dimaksudkan %leh jumhur ulama tentang
diharuskannya adanya kesepakatan semua mujtahid pada suatu masa
sehingga harus memenuhi kriteria.
) Ijma itu harus bersadarkan pada dalil baik yang Bhanni ataupun Qathii.
apabila berlandaskan pada dalil Qathi tidak diragukan bahwa hal itu tidak
membutuhkan ijma dan sebaliknya apabila menggunakan dalil Jhanni!
dapat dipastikan para ulama akan berbeda pendapatnya dengan
kemampuan ber#ikir dan daya nalar mereka! disertai berbagai dalil yang
menguatkan pendapat mereka. Itulah beberapa alasan terpenting yang
dikemukakan %leh mereka yang mengingkari adanya ijma.
Adapun mereka yang mengakui adanya ijma memberikan argumen
dengan mengemukakan beberapa &%nt%h! ijma yang telah dilakukan %leh
para mujtahid dari g%l%ngan sahabat! seperti nenek mendapat seperenam dari
harta waris! tidak sahnya perempuan muslimin menikah dengan n%n muslim
dan lain-lainnya.
&. Fehujjahan ijma sebagai dalil
*erbagai pandangan yang mun&ul di kalangan ulama shul baik klasik
maupun k%ntemp%rer! bahwa ijma merupakan salah satu dalil hukum. Akan
tetapi! di kalangan ulama ushul timbul perbedaan pendapat tentang hakekat
L
dan kekuatan kehujjahan ijma sebagai dalil hukum baik ijma sharih maupun
ijma sukuti.
' Terhadap ijma sharih! jumhur ulama sepakat bahwa ia merupakan hujjah
$athi yang wajib diamalkan
Ealam pandangan jumhur ulama! haram hukumnya menyalahi
atau men%lak ijma sharih! sebaliknya bagi al-DiBBam! sebagian khawarij
dan syiah. Ijma sharih tidak dapat dijadikan sebagai hujjah. Cereka
mengatakan -Seungguhnya ijma bukan hujjah.. Cereka mengingkari
dan men%lak kehujjahan ijma.
) Terhadap ijma sukuti terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama
ushul #i$h
Pendapat pertama menyatakan bahwa ijma sukuti bukan ijma apalagi
untuk dijadikan hujjah! sekalipun hujjah yang bersi#at Jhanni (Imam
Sya#ii dan sebagian ulama Calikiyah.
Pendapat kedua mengatakan bahwa ijma sukuti adalah hujjah yang
$athi dan tidak b%leh dit%lak! karena kedudukannya sama dengan ijma
sharih meskipun kekuatannya sedikit lebih rendah dari ijma sharih
(sebagian besar pendapat ulama Hana#iyah dan Hanbali
Pendapat ketiga mengatakan bahwa ijma sukuti tidak dig%l%ngkan keada
ijma tetapi menjadi hujjah yang bersi#at Jhanni (pendapat sebagian ulama
hana#iyah dan sebagian ulama sya#iiyah.
Cenurut al-Amidi! para ulama telah sepakat mengenai ijma sebagai
hujjah yang wajib diamalkan. /endapat tersebut bertentangan syiah! khawarij!
dan al-DiBBam dari g%l%ngan mutaBilah.
Al-Hijjab berkata bahwa ijma adalah hujjan tanpa harus menanggapi
pendapat al-DiBBam! khawarij dan syiah. Cenurut syiah baik Jaidiyah
maupun Imamiyah sebenarnya menerima ijma sebagai hujjah! tetapi ijma
yang mereka terima adalah ijma dari imam-imam mereka yang dianggap
mashum (terpelihara dari kesalahan.
M
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Eari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa ijma yaitu
kesepakatan seluruh dari kaum muslimin pada suatu maslaah setelah wa#atnya
@asulullah SAW! atas suatu hukum ysra dalam suatu kasus tertentu. Ean ada
beberapa ma&am-ma&am ijma.
a. Eari segi martabat dan terjadinya
' Ijma sharihIQauliIHakiki
) Ijma Sukuti
b. Eari segi mujtahid yang berijma
' Ijma ummat
) Ijma sahabat
+ Ijma Ahli Cadinah
, Ijma Ahli Fu##ah
2 Ijma al-Fhula#a al-Arbaah
K Ijma al-Syaikhan
? Ijma al-Itrah
Eemikian makalah ini kami buat sem%ga berman#aat bagi kita semua. C%h%n
maa# apabila dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan. "ntuk itu kami m%h%n
kritik dan saran yang membangun dari pemba&a.
'>
DA1TAR PUSTAKA
Eedi @%hayana! Ade. )>>2. shul !i"h. /ekal%ngan1 STAID /ekal%ngan
/ress
EjaBuli! A. )>>2. #lmu !i"h. Hakarta1 Fen&ana
Har%en! Dasrun. 'MM?. shul !i"h. Hakarta1 /T. N%g%s Wa&ana Ilmu
Syari#udin! Amir. )>>'. shul !i"h. Hilid I. Hakarta1 /T. N%g%s Ilmu.
Http1IImakalah-gratis.bl%gsp%t.&%mI)>>?I>MI i$ma-ushul-%i"h .html
''

Anda mungkin juga menyukai