Injeksi Menadion Print
Injeksi Menadion Print
Injeksi Menadion Print
Disusun oleh :
Maya Sari
(PO.71.39.0.13.026)
(PO.71.39.0.13.027)
Merita Nuraini
(PO.71.39.0.13.028)
Namiratu Zahra
(PO.71.39.0.13.029)
Nita Zahrawati
(PO.71.39.0.13.030)
(PO.71.39.0.13.031)
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PALEMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Membuat sediaan injeksi menadion dengan pembawa oleum arachidis.
B. Teori
1. Syarat Pelarut Injeksi yang Berupa Minyak
Minyak untuk injeksi harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Harus jernih pada suhu 10C
2. Tidak berbau asing atau tengik
3. Bilangan asam 0,2-0,9
4. Bilangan iodium 79-128
5. Bilangan penyabunan 185-200
6. Harus bebas minyak mineral
Jenis-jenis minyak untuk injeksi antara lain :
Oleum Arachidis (minyak kacang)
Oleum Olivarum (minyak zaitun)
Oleum Sesami (minyak wijen), dan sebagainya
Selain itu minyak juga harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Tingkat kemurnian yang tinggi
Bilangan asam dan bilangan peroksida yang rendah.
Minyak harus netral secara fisiologis dan dapat diterima tubuh dengan
baik.
Pemakaiannya secara intravena tidak dimungkinkan karena tidak
tercampurkannya
dengan serum darah dan dapat menyebabkan emboli paru-paru. Oleh
karena itu,
penggunaannya hanya ditujukan untuk preparat injeksi intramuscular dan
subkutan. Larutan atau suspensi minyak mempunyai wakru kerja lama
( depo )
sering sampai 1 bulan penyerapan obat dalam membebaskan bahan
penyerapan obat
dan membebaskan bahan aktifnya secara lambat.
2. Sifat dan Fungsi Vitamin K
antara lain cukup tidaknya sekresi empedu dan pankreas yang diperlukan
untuk penyerapan vitamin K. Hanya sekitar 40 -70% vitamin K dalam
makanan dapat diserap oleh usus. Setelah diabsorbsi, vitamin K
digabungkan dengan kilomikron, diangkut melalui saluran limfatik,
kemudian melalui saluran darah ditranportasi ke hati. Sekitar 90% vitamin
K yang sampai di hati disimpan dalam bentuk menaquinone. Dari hati,
vitamin K disebarkan ke seluruh jaringan tubuh yang memerlukan melalui
darah. Saat di darah, vitamin K bergabung dengan VLDL dalam plasma
darah. Setelah disirkulasikan berkali-kali, vitamin K dimetabolisme menjadi
komponen larut air dan produk asam empedu terkonjugasi. Selanjutnya,
vitamin K diekskresikan melalui urin dan feses. Sekitar 20% dari vitamin K
diewkskresikan melalui feses. Pada gangguan penyerapan lemak, ekskresi
vitamin K bisa mencapai 70 -80 %.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan
atau legum terpenting kedua setelah kedelai di Indonesia. Di Indonesia
menurut hasil penelitian dikenal empat macam varietas unggul yaitu,
varietas gajah, banteng, macan, dan kijang. Varietas kijang mempunyai
kandungan minyak terbesar yaitu 49,9% dari berat daging. Minyak kacang
tanah digunakan sebagai bahan pangan maupun bahan non pangan.
Bahan pangan digunakan sebagai minyak goreng, bahan dasar
pembuatan margarine, mayones, salad dressing, dan mentega putih. Dan
digunakan dalam industri sabun face krim, shaving krim, pencuci rambut
dan bahan kosmetik lainnya. Dalam bidang farmasi digunakan untuk
campuran pembuatan adrenalin, dan obat asma.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisa Farmakologi
1. Farmakodinamik
Pada orang normal vitamin K tidak memiliki aktivitas farmakodinamik,
tetapi pada penderita defisinsi vitamin K, vitamin ini berguna untuk
meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yaitu
protombin yang berlangsung di hati.
2. Farmakokinetik
Absorbsi vitamin K mealalui usus sangat tergantung dari kelarutannya.
Metabolisme vitamin K di dalam tubuh tidak banyak diketahui. Pemakaian
antibiotik sangat mengurangi jumlah vitamin K dalam tinja, yang terutama
merupakan hasil sintesis bakteri usus.
3. Mekanisme Kerja
Pada saat seseorang terluka atau mengalami pendarahan, maka secara
otomatis
vitamin K akan bereaksi untuk mengaktifkan senyawa protombin dalam
tubuh yang dibutuhkan dalam proses pembekuan darah
4. Indikasi
Vitamin K berguna untuk memcegah atau mengatasi perdarahan akibat
defisiensi vitamin K. Defisiensi vitamin K dapat terjadi akibat gangguan
absorbsi vitamin K, kurangnya bakteri yang mensitesis vitamin K pada
usus dan pemakaian antikoagulan tertentu yang dapat mempengaruhi
5
aktivitas vitamin K.
5. Peringatan
Penyakit hati, anemia hemolitik
6. Rute Pemberian
Vitamin K tidak larut dalam air, dan juga dalam kloroform. Namun vitamin
K memiliki kelarutan yang dapat larut di dalam minyak. Sehingga vitamin
K termasuk pada larutan sejati dengan pembawa bukan air. Maka dapat
diberikan dengan rute pemberian intra muskular.
BAB III
PREFORMULASI
A. Spesifikasi
1. Bahan Aktif
a) Menadion
Nama kimia : C11H8O2
BM
: 172,18
Pemerian
: hablur kuning cerh bau nkhas lemah, oleh pengaruh cahaya
warna menjadi coklat muda.
Kelarutan
: praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam kloroform P
dan dalam etanol 95% P, larut dalam benzene P dan dalam minyak nabati.
Penyimpanan: dalam wadah tetutup baik, terlindung dari cahaya.
Khasiat
: antihemoragi
OTT
: alkali dan reducing agent, warfarin
Stabilitas
: dalam larutan mudah teroksidasi, pengaruh cahaya lambat
laun menjadi berwarna coklat.
2. Bahan Tambahan
a) Oleum Arachidis
Pemerian
Kelarutan
dalam
b) Benzil Alkohol
Pemerian
Kelarutan
pH
Penyimpanan
Khasiat
BAB V
FORMULASI
A. Resep standar
Resep standar terdapat pada MIMS (Monthly Index of Medical Specialites)
Indonesia Vitamin K Kimia Farma hal. 80 Tahun 2003
Tiap ml mengandung :
Menadionum
10 mg
Oleum pro injeksi ad
1 ml
Tiap ml mengandung :
Menadionum
1%
Benzil Alkohol
2%
Oleum Arachidis
ad 10ml
C. Perhitungan Bahan
1. Volume yang dibuat
= (n x 10,7) + 6
= (6 x 10,7) + 6
= 70,2 ml 80 ml
2. Menadionum
Dilebihkan 5%
Ditimbang
3. Benzil Alkohol
= 2/100 x 80 ml = 1,6 ml
8
4. Oleum arachidis
D. Penimbangan Bahan
1. Menadionum
2. Benzil Alkohol
2. Oleum arachidis`
= ad 80 ml
= 840 mg
= 1,6 ml
= ad 80 ml
E. Pembuatan
BAB VI
STERILISASI
A. Sterilisasi Alat
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama Alat
12
Gelas Ukur
Vial
Beaker Gelas
Erlenmeyer
Kertas Perkamen
Kapas
Pipet Tetes
Gelas Arloji
Sendok Spatula
Pinset
Karet Pipet Tetes
dan Tutup Vial
Pengaduk kaca
13
11
Cara Sterilisasi
Paraf Pengawas
Awal Paraf Akhir Paraf
Autoclave 30
Oven 60
Oven 30
Oven 30
Autoclave 30
Autoclave 30
Oven 30
Flamber 20
Flamber 20
Flamber 20
Direbus 15
Flamber 20
Masukkan alcohol
lalu bakar diamkan
hingga padam
10
BAB VII
EVALUASI
A. Kejernihan
Sediaan yang telah jadi diperiksasatu persatu dengan menyinari wadah
dari samping. Dengan latar belakang berwarna gelap untuk menyelidiki
kotoran yang berwarna terang sedangkan latar belakang berwarna putih
untuk kotoran yang berwarna gelap. Jika tidak ditemukan kotoran dalam
sediaan maka sediaan tersebut sudah memenuhi syarat.
B. Homogenitas
Evaluasi ini dilakukan dengan memperhatikan larutan injeksi yang
dihasilkan terlarut sempurna ditunjukkan dengan tidak adanya partikel
yang menggambang dan menggendap.
C. Viskositas
Pengujian viskositas suatu zat dilakukan untuk mengukur kekentalan zat
tersebut. Caranya dengan menggunakan viscometer, zat dituang kedalam
beker glass, viscometer kemudian dicelupkan kedalam zat tersebut dan
lihat angka kekentalan yang muncul pada monitor viscometer.
Vial 1
Vial 2
Vial 3
Vial 4
Vial 5
Vial 6
Paraf
Kejernihan
Homogenitas
Viskositas
11
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI (1979). Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Jakarta.
Kniazi, Sarfaraz (2009). Volume One Second Edition Handbook of Pharmaceutical
Manufacturing Formulation Compressed Solid Products. New York: Informa
Healthcare USA.
Rowe C Raymond., Sheskey J Paul., & Quinn E Marian (2009). Handbook of
Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. London : Pharmaceutical Press and
American Pharmacists
Association
Depkes RI (1978). Formularium Nasional edisi II. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta
12