Aspirin
Aspirin
Aspirin
SINTESIS ASPIRIN
(ASAM ASETIL SALISILAT)
OLEH :
NAMA
STAMBUK
: 11.031.014.057
PENDAHULUAN
Minyak gandapura diperoleh melalui proses penyulingan dari daun dan gagang
tanaman gandapura. Minyak gandapura dalam perdagangan internasional dikenal
dengan istilah wintergreen oil [1]. Komponen utama minyak gandapura adalah senyawa
metil salisilat yang banyak digunakan dalam industri obat-obatan, bahan pewangi, serta
industri makanan dan minuman [2]. Kandungan metil salisilat dalam minyak gandapura
salisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang berwarna kuning dengan
bau menyengat seperti salep. Sifatnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol
dan eter [4]. Metil salisilat merupakan senyawa ester yang sering digunakan sebagai
bahan baku pembuatan obat salep (lotion) yang dapat mengobati sakit otot. Metil
salisilat sudah banyak dikembangkan menjadi senyawa lain, misalnya asam asetil
salisilat (aspirin) [5]. Turunan metil salisilat selain asam asetil salisilat juga dapat diubah
menjadi salisilanilida. Salisilanilida merupakan senyawa turunan asam salisilat.
Senyawa ini tidak bisa larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut organik seperti
dietil eter, karbon tetraklorida, maupun heksana [6]. Salisilanilida merupakan obat anti
inflamasi yang berfungsi sebagai analgesik atau antipiretik [7], dan juga memiliki
aktivitas anti jamur. Salisilanilida
penambahan tersebut harus dinetralkan dengan asam yaitu H2SO4. Cara lain untuk
mensintesis salisilanilida yaitu dengan cara langsung, cara ini dilakukan dengan
menambahkan metil salisilat dan anilin dengan pelarut benzena. Berdasarkan jenis
bahan dasar utama minyak gandapura, maka dalam penelitian ini akan dilakukan
sintesis senyawa salisilanilida dari komponen utama minyak gandapura (metil salisilat)
dengan pelarut anilin sehingga menghasilkan senyawa salisilanilida.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
minyak gandapura, anilin (pa), benzena (pa) dan akuades, peralatan gelas,
seperangkat alat refluks, oven, kertas, timbangan analitik, pengaduk magnet,
rerfaktrometer dan peralatan instrumentasi meliputi spektrofotometer infra merah FT-IR,
dan kromatografi gas-spektrometri massa (KG-SM). Reaksi Pembentukan Anilida
Sebanyak 66,3mL metil salisilat dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga
kapasitas 100 mL, kemudian ditambah 22,8 mL anilin dan 60 mL benzena.Campuran di
refluk selama 8 jam pada temperatur 180 oC, kemudian benzena dimasukkan ke dalam
rotary evaporator setelah itu didinginkan.
Analisa dengan Spektrofotometer Infra Merah (IR) Disiapkan pellet KBr dengan
cara dimasukkan 2 g serbuk KBr dan 2 g hasil sintesis salisilanilida, dicampur sampai
merata. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam pellet press dengan kompresi hidrolik
berkekuatan 2 torr yang dihubungkan dengan pompa vakum. Selanjutnya pellet KBr
yang mengandung sampel hasil sintesis diletakkan diantara dua celah yang dilewati
berkas sinar inframerah dan dibuat spektranya pada rentang bilangan gelombang 600
4000 cm-1. Setelah itu dianalisis menggunakan KG-SM. Analisa dengan Kromatografi
gas-Spektrometer massa (KG-SM) Senyawa hasil sintesis dinjeksikan sebanyak 1 L
dalam alat KG-SM dengan tipe dan kondisi operasional alat antara lain tipe alat
SHIMADZU QP-2010S, kolom jenis kolom DB-1, panjang 25 m, temperatur kolom 80310 oC (5 oC/menit), gas pembawa He (10Kpa), injektor mode:split (1:8), temperatur
detektor 280 oC. Interpretasi Data Dari data hasil pengamatan warna, bau dan wujud
dapat ditentukan sifat fisik suatu senyawa. Gugus fungsi serta komponen penyusun
suatu
senyawa
dapat
diketahui
melalui
analisa
kualitatif
menggunakan
salisilanilida
hasil
sintesis.
Hasil
identifikasi
menggunakan
spektrofotometer IR, senyawa hasil sintesis memiliki bilangan gelombang yang identik
dengan bilangan gelombang dari senyawa salisilanilida. Oleh karena itu perlu dilakukan
identifikasi menggunakan KG-SM untuk mengetahui komponen penyusun senyawa
hasil
sintesis
dan
konsentrasi
salisilanilida.
Identifikasi
Kromatografi
Gas
salisilanilida. Dari hasil KG-SM diperoleh TIC (Total Ionic Chromatogram) salisilanilida
hasil sintesis yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Pada puncak 2 dengan waktu retensi 6,840 menit dan % area = 61,78% memiliki
spektrum massa yang identik dengan spektrum massa senyawa anilin, sedangkan pada
puncak 6 dengan waktu retensi 11,505 menit dan % area = 31,52% memiliki spektrum
massa yang identik dengan spektrum massa senyawa metilsalisilat. Pada waktu retensi
22,890 menit dengan % area = 0,26% memiliki spektrum massa yang identik dengan
spektrum massa salisilanilida. Gambar spektrum massa salisilanilida pada waktu
retensi 22,890 menit ditunjukkan pada Gambar 4.
Berdasarkan hasil fragmentasi pada Gambar 4 spektra salisilanilida memiliki m/z
= 213, yang kemudian mengalami pemutusan C6H5N (M = 92), sehingga diperoleh
puncak m/z = 121. Kemudian, dilanjutkan adanya pemutusan CO radikal dari puncak
m/z = 121 sehingga diperoleh puncak m/z = 93. Pada puncak tersebut, dilanjutkan
dengan terjadinya pemutusan CO radikal sehingga diperoleh puncak m/z = 65.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terbentuknya
salisilanilida berdasarkan analisis IR yang ditandai dengan adanya serapan gugus C=O
karbonil amida dan C- N amida. Pada uji KG-SM salisilanilida terlihat pada waktu
retensi 22,890 menit dengan % area = 0,26% dan rendemen sebesar 0,199%.
DAFTAR PUSTAKA
Mamun, 2005, Tanaman Minyak Gandapura, Pengembangan dan Penelitian Pertanian,
Wonosobo. http://www.pustaka.go.id/publikasi.pdf. Diakses tanggal 20 desember 2011.
Harris, Ruslan, 1989, Tanaman Minyak Atsiri, PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
. March, 2005, Penyulingan dan Analisis Beberapa Jenis Minyak Gandapura, Balai
Penelitian
Tanaman
dan
Obat,
no.2,
vol.
16,
http://minyakatsiriindonesia.
Vol.28,
No.6,
http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/
wr286065.pdf,