SKRIPSI Voli
SKRIPSI Voli
SKRIPSI Voli
SKRIPSI
Oleh:
Iskandar
036124703
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
dan emosional. Sesuai yang dikemukakan oleh Rusli Lutan (2000:15) bahwa
teknik dasarnya, seperti servis , passing bawah, passing atas, smash dan
Teknik dasar servis sendiri ada beberapa macam, yaitu servis bawah, servis
atas dan jump service. Penguasaan teknik servis ini sangat penting, karena jika
tim lawan akan mendapat angka sesuai dengan sistem rallypoint yang berlaku
dasarnya terlebih dahulu. Teknik dasar yang diajarkan kepada pemula dalam
melakukan servis adalah servis bawah, karena servis bawah merupakan servis
yang sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan. Hal ini sejalan dengan
yang sangat sederhana dan diajarkan untuk pemula. Gerakannya labih alamiah
dan tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu besar”. Ditambahkan oleh Dieter
Beutelstahl (1986:10) bahwa servis ini merupakan servis yang paling sering
dipakai, karena servis ini merupakan servis yang paling mudah, terutama bagi
Menurut Barbara L. Viera dan Bornie Jill Ferguson (2004:27-28) ada beberapa
servis ini, yaitu dari tahap yang sederhana dan kemudian ke tahap yang lebih
sukar, dan bebannya dari ringan ke yang lebih berat. Oleh karena itu materi
pertama yang diberikan adalah tehnik servis dengan tangan dari bawah.
Adapun tahap-tahap dalam melakukan tehnik ini adalah tahap persiapan, tahap
putri yang kesulitan dalam melakukan servis bawah saat bermain bolavoli,
melewati atas net ketika melakukan servis bawah. Hal ini menggambarkan
bahwa kemampuan siswa putri dalam melakukan servis bawah masih kurang.
Berbeda sekali jika pertandingan antar siswa putra yang berjalan menarik
karena dapat melakukan servis dengan melewati net dan masuk daerah lawan.
Hal ini dapat terjadi karena metode yang digunakan oleh guru yang
meteri yang diberikan. Faktor lain yang dapat menyebabkan hal tersebut
sangat kurang. Padahal Salah satu prinsip penting dalam penjas adalah
5
partisipasi siswa secara penuh dan merata. Suatu pengajaran penjas dikatakan
sukses dapat dilihat dari jumlah intesitas waktu berlatih, di mana semakin
(Rusli Lutan:2000:45).
penggunaan alat dan penataan formasi siswa. Di mana tujuan dari pengelolaan
tersebut yaitu agar siswa dapat memperoleh giliran dan kesempatan sebanyak-
Menagacu dari uraian di atas, maka apa saja yang menjadi faktor-
Identifikasi Masalah
Belum diketahui motivasi siswa putri dalam mengikuti pelajaran penjas materi
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
N 3 Purwoejo.
Tujuan Penelitian
untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan siswa putri di SMA N 3
Manfaat Penelitian
Bagi guru
Bagi Sekolah
servis bawah bolavoli dapat tercapai sesuai dengan harapan dan tujuan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Pengertian Belajar
dengan belajar itu seseorang akan mengalami perubahan tingkah laku, dan
perubahan ini akan bersifat menetap baik yang tampak maupun tidak
menurut Sri Rumini dkk (1993:59) ”belajar adalah suatu proses usaha yang
relatif menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati
secara langsung, yang terjadi sebagai suatu latihan atau pengalaman dalam
berikut:
Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati maupun
tingkah laku yang tidak dapat diamati secara langsung.
Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku kognitif,
afektif, psikomotor dan campuran.
Dalam belajar, perubahan terjadi melalui pengalaman atau latihan. Jadi
perubahan tingkah laku yang tejadi karena mukjijad, hipnosa, hal-hal
yang gaib, proses pertumbuhan, kematangan, penyakait atau kerusakan
fisik, tidak dianggap sebagai belajar.
Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif
menetap. Bila seseorang dengan belajar menjadi dapat membaca, maka
membaca tesebut akan tetap dimilliki.
Belajar merupakan suatu roses usaha, yang artinya belajar berlangsung
dalam kurun waktu cukup lama. Hasil belajar yang berupa tingkah laku
kadang-kadang dapat diamati, tetapi proses belajar itu sendiri tidak
dapat diamati secara langsung.
Belajar terjadi karena ada interaksi dengan lingkungan.
M. Dalyono (1997: 49) mendefinisikan belajar adalah ” suatu usaha
(1997:49) bahwa ”belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam
segala hal baik dalam bidang ilmu pegetahuan maupun keterampilan atau
kecakapan”.
adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu
maju;
adanya keiginan untuk mendapatkan simpati orangtua, guru, dan teman-
teman;
adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha
yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi;
adanyan keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran;
adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
gerak meliputi tiga tahap, yaitu tahap orientasi, tahap pemantapan gerak dan
pemahaman informasi.
siswa dan penyampaian tidak memakan waktu yang lama. Jika guru
ada siswa yang terampil maka ia dapat diminta memperagakan tugas gerak
di depan teman-temannya.
oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam dirinya sendiri maupun dari
dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang sedang belajar,
dan faktor yang berasal dari luar individu. Faktor yang termasuk di dalam
11
individu dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor psikis dan faktor
fisik”. Sedangkan faktor dari luar menurut Sri Rumini dkk dapat
prasarana.
faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
faktor-faktor non sosial, dan
faktor-faktor sosial
sedangkan faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun
dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
faktor-faktor fisioligis, dan
faktor-faktor psikologis
Faktor intern:
Faktor Jasmaniah:
yaitu:
Faktor kesehatan
Cacat tubuh
belajar pada lembaga khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat
Faktor psikologis:
Intelegensi
Perhatian
13
Minat
maka siswa tidak akan belajar dengan baik. Bahan pelajaran yang
Bakat
dengan bakatnya.
Motif
Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di
mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik. Motif yang kuat
belajar.
Kematangan
Kesiapan
dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah
Faktor kelelahan
psikis).
tanapa ada variasi dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak
Faktor Ekstren
Faktor keluarga
sebagai berikut:
ini dapat terjadi pada anak yang kedua orangtuanya terlalu sibuk
bimbingan tersebut.
anak.
Suasana rumah
kacau.
rumah yang tenang dan tenteram selain anak kerasan/ betah tinggal
uang.
di sekolah.
untuk belajar.
Faktor Sekolah
berikut:
Metode mengajar
gurunya.
Kurikulum
tidak baik akan berpengaruh tidak baik juga terhadap belajar siswa.
ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga di
Demikian juga sebaliknya jika relasi ini tidak bejalan dengan baik
maka siswa akan tidak menyukai guru dan mata pelajaran yang di
Disiplin sekolah
Kedisplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
sisiwa.
perpustakaan.
Alat pelajaran
karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar
dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu.
Waktu sekolah
Siswa yang masuk sekolah pada sore hari tentu tidak akan dapat
menrima pelajaran dengan baik, karena pada saat sore hari adalah
pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.
belajar.
merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa
Keadaan gedung
Metode belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah.
Sehingga dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara
belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Belajar
hasil belajar.
Tugas rumah
Faktor Masyarakat
sebaai berikut:
Mass media
media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Jika tidak
Teman bergaul
dalam jiwa nya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik
jelak juga.
karakteristik yang melekat pada individu, seperti tipe tubuh, motivasi, atau
lebih luas.
yang tercakup didalamnya tidak hanya cukup sekedar dipahami tetapi perlu
materi yang diberikan dengan baik. Begitu juga faktor lingkungan, seorang
25
guru harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap apa yang dirasakan oleh
luar ruangan. Lingkungan yang sejuk akan membuat orang untuk belajar
lebih giat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sri Rumini dkk (1993:62)”
anak. Jika ada anak yang mengalami hambatan dalam menguasai materi
siswa tersebut sehingga tidak terjadi kesenjangan yang jauh dengan siswa
lainnya.
Kesulitan Belajar
peserta didik.
Faktor intern:
Faktor fisiologis
Faktor psikologis
Faktor ekstern:
Faktor sosial
Sebab individual, karena tidak ada dua orang yang mengalami kesulitan
belajar itu sama persis penyebabnya, walaupun jenis kesulitannya sama.
Sebab-sebab yang kompleks, artinya seseorang mengalami kesulitan belajar
karena sebab bermacam-macam.
meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun, (b) remaja madya: 15-18 tahun dan
(c) remaja akhir: 19- 22 tahun. Sedangkan Sri Rumini dkk (1995:37-38)
membagi 2 masa remaja yaitu remaja awal yang berusia sekitar 12/13-17/18
tahun dan remaja akhir 17/18-21/22. Para siswa putri di SMA 3 Purworejo
dari kelas X-XII termasuk dalam remaja awal dan remaja akhir. Adapun
beberapa ciri khas atau karakteristik yang tercermin dalam tingkah laku
Keadaan Kemanuan
Kemauannya telah terarah sesuai dengan cita-cita dan kemampuannya.
Kemampuannya dalam arti meliputi berbagi aspek antara lain
kecerdasan, kondisi ekonomi, tingkat sosial, penampilan, keluwesan
dan sebagainya. Langkah-langkahnya makin terkendali, disesuaikan
dengan situasi dan kondisi. Namun berdasarkan cita-citanya. Telah
dapat merencanakan langkah-langkah mana yang harus ditempuh.
Keadaan Moral
Moral para pemuda sudah pada tingkat Post Konvesinal atau penilaian
moral yang prirnsip. Pada tingkat ini ada dua stadia yang biasa disebut
stadia 5 dan 6. Remaja awal lebih cendeung pada stadia 5, mereka
masih mau diatur oleh hukum umum, penilaian belum timbul dari kata
hati. Pada remaja akhir cenderung pada stadia 6, mereka telah
melakukan tingkah laku moral yang dikemudikan oleh tanggung jawab
batin sendiri. Sikap coba-coba sudah berkurang sehingga langkah
langkah-langkahnya lebih berhati-hat agar tidak melanggar norma-
norma yuang ada. Pada awal remaja dalam menilai dirinya kadang tak
sesuai dengan realita, misalnya terlalu tinggi atau terlalau rendah
manilai diri sendiri.Pada akhir remaja lebih realistis seperti keadaan
yang senyatanya, baik mengenai dirinya, umum, keluarga atupun
29
terhadap benda.
(Sri Rumini dkk:1995:39-40).
Laki-laki Perempuan
1. Aktif dan memberi 1. Pasif dan menerima
2 Cenderung untuk memberikan 2. Cenderung untuik menerima
perlindunagn perlindungan
3. Aktif menerima pribadi 3. Pasif menerima pribadi pujaannya
pujaannya
4. Minat tertuju kepada hal-hal 4. Minat tertuju kepada hal-hal yang
yang bersifat intelektual, abstrak, bersifat emosional,kongkrit,
sakalijk. personlijk.
5. Berusaha memutuskan 5. Berusaha mengikat dan
sendiri,ikut bicara menyenangkan oranglain.
Hal sikap dan moral, terutama menonjol menjelang akhir remaja awal (15-
17 tahun).
Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup
lewat atas net dengan semua anggota badan sesuai dengan aturan yang
sehingga waktu untuk memainkan bola sangat terbatas dan bila tidak
Tehnik dasar servis sendiri ada beberapa macam, yaitu servis bawah, servis
atas dan jump service. Permaianan bolavoli dimulai servis dari salah satu
regu dari belakang lapangannya sendiri dengan bola melewati atas net
bagi regu sendiri karena tim lawan akan mendapat angka sesuai dengan
sistem rallypoint yang berlaku sekarang. Oleh karena itu penguasaan tehnik
servis ini sangat penting. Untuk melakukan tehnik ini perlu dikuasai tehnik
dalam servis adalah servis bawah, karena servis bawah merupakan servis
(M.Yunus.1992:69).
bolavoli adalah sikap pemulaan, tahap gerakan dan tahap gerak lanjutan.
sebagai berikut:
Sikap permulaan
Berdiri didaerah servis menghadap kelapangan, bagi yang tidak kudal
kaki kiri berada didepan dan bagi yang kidal sebaliknya, bola dipegang
pada tangan kiri, tangan kanan boleh digenggam atau dengan telapak
tangan terbuka lutut agak ditekuk sedikit dan berat badan berada
ditengahnya.
Gerakan pelaksanaan.
Bola dilambungkan dipundak kanan, setinggi 10-20 cm, pada saat yang
bersamaan tangan kanan ditarik kebelakang, kemudian diayunkan
kearah depan atas dan mengenai bagian belakang bawah bola. Lengan
diluruskan dan telapak tangan atau genggaman ditegangkan.
Gerak lanjut (follow through).
Setelah memukul didikuti dengan memindahkan berat badan kedepan,
dengan melangkahkan kaki kanan kedepan dan segera masuk
kelapangan untuk mengambil posisi dengan sikap siap normal, siap
untuk menerima pengembalian atau serangan dari pihak lawan.
Memimpin pemanasan.
memberikan contoh.
Siswa melakulkan servis bawah melalui atas net atau tali yang
serang), tahap kedua dari jarak 6 meter, dan tahap terakhir dari
melakukan servis.
Bermain
bepasangan.
Pendinginan
bolavoli.
Bolavoli.
suatu keadaan yang sulit dalam belajar. Menurut Abu Ahmadi dan
Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik atau faktor internal yaitu faktor - faktor yang ada
Faktor Fisik
koordinasi.
Faktor Psikis
Faktor Ekstrinsik
Guru
mengembangkan kepribadian
menguasai landasan kependidikan
menguasai bahan pelajaran
menyusun program pengajaran
melaksanakan program pengajaran
menilai hasil dan proses belajar-mengajar
menyelenggarakan program bimbingan
menyelenggarakan administrasi sekolah
kerjasama dengan sejawat dan masyarakat
menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
khusus tugas guru penjas secara nyata sangat kompleks antara lain:
pembimbing.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru merupakan
adanya alat dan fasilitas pendidikan yang lengkap hal ini dapat
Lingkungan
dilapangan.
(34,71%.).
belajar permainan bolavoli kelas III SMK YPKK 2 Sleman. Dengan hasil
penelitian bahwa faktor intrinsik lebih dominan dalam menyebabkan siswa
analisis data dan indikatornya baik faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik,
siswa kelas III SMK YPKK 2 Sleman yaitu faktor fisik sebesar 52,65%,
faktor lingkungan sebesar 48,5%, faktor psikis sebesar 23,70%, faktor alat
Kerangka Berpikir
baik perubahan dalam afektif, kognitif, maupun psikomotor yang penting bagi
dirinya sendiri, di mana perubahan tersebut ada yang tampak dan ada yang
tidak tampak dan bersifat relatif menetap, yang diperoleh dari pengalaman dan
latihan.
Faktor-faktor tersebut adalah dari dalam diri sendiri dan dari luar diri sendiri.
Berdasarkan kajian teoritik faktor dari dalam adalah adalah faktor fisik dan
psikis, sedangkan faktor dari luar adalah faktor lingkungan alam, faktor sosial-
sarana dan prasarana. Faktor-faktor ini penting untuk diketahui oleh guru
satu dengan yang lainnya, karena itu guru harus memperhatikan perbedaan
tersebut sehingga para siswa dapat berpartisipasi secara penuh dan merata
yang mudah dilakukan. Adapun tahapan melakukan servis bawah adalah tahap
banyak siswa putri yang mengalami kesulitan melakukan tehnik ini. Hal ini
menarik diteliti untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan siswa
permainan bolavoli. Sehingga hal ini akan bermanfaat bagi guru penjas dalam
datang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Desain/Jenis Penelitian
variabel, gejala atau keadaan”. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah data yang berupa angka, sehingga penelitian ini disebut penelitian
41
penelitiannya, karena variabel adalah yang akan menjadi objek penelitian atau
faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan diukur. Identifikasi di sini
voli siswa putri di SMA N 3 Purworejo terdapat 2 faktor yang diukur dengan
angket.
Faktor fisik
Faktor psikis
Faktor guru
Faktor lingkungan
yang terdiri atas, obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakterisitk
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putri di SMA N 3 Purworejo. Pada
random sampling. Karena jumlah populasi cukup besar 391 siswa, maka
subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga
dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dari jumlah populasi seluruh
atau random sampling. Berikut prosentase sampel tabel yang dipakai dengan
Purworejo.
7 XI IPA2 28 7
8 XI IPS1 26 7
9 XI IPS2 26 7
10 XI IPS3 25 6
11 XII IPS1 22 6
12 XII IPS2 28 7
13 XII IPS3 22 6
14 XII IPA1 32 8
15 XII IPA 30 7
Ju 391 100
mlah
Instrumen
penelitian ini adalah berupa angket yang akan menyidik faktor –faktor
terdiri dari faktor siswa, faktor guru, faktor sarana dan prasarana dan
Mendefinisikan Konstrak
alat dan fasilitas (sarana dan prasarana), dan lingkungan dan faktor
h
Faktor- a. Intrinsik 1. Fisik 1*,2*,3*,4,5*,6* 6
faktor 2. Psikis 7,8,9,10*,11*,12, 11
kesulitan 13,14,15,16,17*
belajar 1. Guru 18*,19,20,21,22
servis 23*,24,25,26,27, 12
bawah 28*,29*
bolavoli b.E 2.Lingkungan 30,31*,32*,33,34, 6
siswa kstrinsik 35
putri di 3. Alat dan 36,37*,38,39, 7
45
dengan tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah disediakan.
Dalam penelitian ini ada dua sifat jawaban yaitu positif dan negatif.
Uji Validitas
diujikan kepada siswa puteri sebanyak 30 orang yang diambil setiap kelas
Uji Reliabilitas
Keterangan:
: Reliabilitas Instrumen
: Variansi Butir-butir
: Variansi Total
M : Jumlah Butir
Purworejo dari faktor instrinsik sebesar 0,878 dan faktor ekstrinsik sebesar
0,885 oleh karena itu Rtt/ tingkat reliabilitas yang lebih besar dari r tabel
Keterangan:
P = Angka persentase
__
X + 1,5 Sd ke atas Sangat Tinggi
__ __
X + 1,5 Sd ÷ < X + 0,5 Sd Tinggi
__ __
X – 0,5 Sd ÷ < X + 0,5 Sd Sedang
__ __
X – 1,5 Sd ÷ < X – 0,5 Sd Rendah
__
Kurang dari X – 1,5 Sd Sangat Rendah
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Lokasi
terletak 6 km kea rah selatan dari kota Purworejo ini berada di tepi jalan
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa puteri kelas sepuluh (X),
sebelas (XI), dua belas (XII) SMA N 3 Purworejo sebanyak 100 siswa
siswa. Peneliti menyebarkan angket pada subjek penelitian pada saat siswa
Faktor Intrinsik
mean 49,00, median 49,50, modus 53,00 dan nilai standar deviasi
sebesar 6,82.
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi skor faktor
intrinsik.
40
35
30
25
20
15
10
5
0
30- 35 36- 41 42- 47 48- 53 54- 59 60- 65
Kelas Interval
(38,00%).
Faktor Fisik
51
sebesar 2,61.
siswa.
sebagai berikut.
50
40
30
20
10
0
' 9- 11 ' 12- 14 15- 17 18- 20 21- 23 24- 26
Kelas Interval
(42,00%).
Faktor Psikis
psikis.
sebagai berikut.
53
50
40
30
20
10
0
14- 19 20- 25 26- 31 32- 37 38- 43 44- 49
Kelas Interval
(42,00%).
Faktor Ekstrinsik
39,00, mean 69,63, median 70,00, modus 74,00 dan nilai standar
ekstrinsik.
50
40
30
20
10
0
39- 46 47- 54 55- 62 63- 70 71- 78 79- 86
Kelas Interval
(40,00%).
Faktor Guru
mean 35,94, median 36,00, modus 36,00 dan nilai standar deviasi
sebesar 5,01.
38,00%
32 – 36 38
19,00%
27 – 31 19
1,00%
22 – 26 1
1,00%
17 – 21 1
Total 100 100%
sebagai berikut.
40
35
30
25
20
15
10
5
0
17- 21 22- 26 27- 31 32- 36 37- 41 42- 46
Kelas Interval
(38,00%).
Faktor Lingkungan
11,00, mean 16,53, median 16,00, modus 16,00 dan nilai standar
lingkungan.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan
50
40
30
20
10
0
'11-12 13-14 15-16 17-18 19-20 21-22
Kelas Interval
(40,00%).
fasilitas.
40
35
30
25
20
15
10
5
0
' 10- 11 ' 12- 13 14- 15 16- 17 18- 19 20- 21
Kelas Interval
orang (38,00%).
Hasil Penelitian
Sampel terdiri dari 100 responden. Pengambilan data dimulai dengan
uji coba angket yang dilakukan pada siswa puteri SMA N 3 Purworejo. Dalam
persentase. Untuk memberi makna pada skor yang ada, dibuat bentuk kategori
atau kelompok menurut tingkatan yang ada, kategori terdiri dari lima kategori,
yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Pengkategorian
Faktor Instrinsik
tabel berikut:
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Kelas Interval
berikut:
61
40
35
30
25
20
15
10
5
0
S angat Tinggi S edang Rendah S angat
Tinggi Rendah
Kelas Interval
rendah.
Faktor Psikis
tabel berikut:
berikut:
50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Kelas Interval
Faktor Ekstrinsik
tabel berikut:
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat
Rendah
Kelas Interval
Faktor Guru
tabel berikut:
berikut:
50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat
Rendah
Kelas Interval
Faktor Lingkungan
gambar berikut:
67
50
40
30
20
10
0
S angat Tinggi S edang Rendah S angat
Tinggi Rendah
Kelas Interval
mean dan standar deviasi hitung. Kategorisasi untuk faktor alat dan
disebabkan oleh faktor alat dan fasilitas dalam kategori sangat rendah.
60
50
40
30
20
10
0
S angat Tinggi S edang Rendah S angat
Tinggi Rendah
Kelas Interval
yang disebabkan oleh faktor alat dan fasilitas dalam kategori sedang.
Pembahasan
kesulitan belajar yang dialami siswa putri dalam melakukan servis bawah
69
deskriptif.
Faktor Intrinsik
sedang yaitu sebanyak 36,0% siswa. Faktor intrinsik terdiri dari dua
bagian yaitu faktor fisik dan faktor psikis. Dilihat dari faktor fisik,
kategori rendah yaitu sebanyak 35,0% siswa. Sedangkan dari faktor psikis,
Purworejo yang disebabkan oleh faktor psikis dalam kategori sedang yaitu
sebagai kesulitan belajar servis bawah bolavoli yang dialami oleh siswa
bawah bolavoli yang disebabkan oleh faktor fisik dalam kategori rendah,
hal ini menandakan bahwa faktor fisik siswa puteri SMA N 3 Purworejo
Termasuk dalam faktor fisik adalah struktur tubuh seperti tinggi badan,
kekuatan, ketetapan, dan koordinasi.
Dari diri pribadi bisa jadi dengan mencoba untuk lebih menyenangi olah
raga ini. Hal ini bisa menjadi stimulus awal dalam memecahkan kesulitan
belajar.
Faktor Ekstrinsik
dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 39% siswa. Faktor ekstrinsik dibagi
menjadi faktor guru, faktor lingkungan dan faktor alat dan fasilitas. Hasil
analisis terhadap kesulitan belajar servis bawah bolavoli siswa puteri SMA
Faktor alat dan fasilitas juga dalam kategori sedang sebagai faktor
Faktor ekstrinsik atau faktor dari luar diri siswa termasuk dalam
71
yaitu faktor guru. Faktor guru menjadi penyebab kesulitan belajar servis
bawah bolavoli dalam kategori sedang. Oleh karena itu sebagai seorang
proses belajar siswa. Hal yang perlu diperhatikan antara lain memahami
yang termasuk dalam faktor lingkungan adalah musim dan iklim, yaitu
keadaan cuaca hujan, panas dan mendung. Hal ini kadang menjadi
servis bawah permainan bolavoli yang disebabkan oleh faktor alat dan
fasilitas dalam kategori sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor alat
dan fasilitas merupakan faktor yang sangat penting sekali dalam proses
jenis olahraga hal yang bersifat praktik tidak bisa dikesampingkan. Oleh
karena itu memerlukan alat dan fasilitas yang memadai. Apabila siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
yang dialami siswa puteri dalam melakukan servis bawah permainan bolavoli
Purworejo yang disebabkan oleh faktor fisik dalam ketegori sangat tinggi
Purworejo yang disebabkan oleh faktor guru dalam kategori sangat tinggi
Purworejo yang disebabkan oleh faktor alat dan pasilitas dalam kategori
bolavoli. Harapannya terdapat kerjasama yang baik antara siswa, guru mata
Penyediaan fasilitas oleh pihak sekolah yang merupakan salah satu bentuk
sehingga siswa dapat dijalankan dengan baik dan tepat dengan harapan siswa
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada wilayah penelitian yang hanya mencakup satu tempat yaitu
Saran-Saran
Bagi guru mata pelajaran penjas, sangat diharapkan guru selalu menambah
pengetahuan yang berhubungan dengan cabang olahraga boalvoli
profesional.
Bagi Sekolah untuk lebih memperhatikan kualitas dan kuantitas sarana dan
permainan bolavoli.
DAFTAR PUSTAKA
77
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Duurwatcher, G.. (1986). Bolavoli Belajar dan Berlatih Sambil Bermain. Jakarta:
Gramedia.
Hadi, Sutirsno. (1991). Analisis Butir dan Instrumen: Angket, Tes, dan Skala
Nilai, dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset.
.
H.P., Suharno (1981). Metodik Melatih Permainan Bola Volley. Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta.
Viera, Barbara L. & Bonnie Jill Fergusson. (2000). Bolavoli Tingkat pemula.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Yunus, M. (1992). Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta: Dep P dan K Dirjen Dikti
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.