Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pegagan Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PEGAGAN (Centella asiatica)

Pegagan merupakan salah satu simplisia seluruh tanaman, artinya seluruh bagian tanamannya mulai dari akar, batang dan daun dapat digunakan sebagai obat. Simplisia seluruh tanaman umumnya merupakan tanaman jenis herba yang memiliki habitus kecil. 1. Klasifikasi Tanaman

Kingdom: Plantae Divisio Sub division Class Ordo Family Genus Species 2. : Spermathophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Umbilales : Umbilaferae (Apiaceaea) : Centella : Centella asiatica (L) Urban

Deskripsi Tanaman

Pegagan berasal dari Asia Tropik tersebar di Asia Tenggara, India, Cina, Jepang, Australia, dan negara-negara lain. Sejak ribuan tahun lalu, tanaman ini telah digunakan sebagai obat untuk mengobati berbagai penyakit pada hampir seluruh belahan dunia. Selain digunakan sebagai obat, pegagan juga dikonsumsi sebagai lalap terutama oleh masyarakat di Jawa Barat. Jenis pegagan ada dua macam yaitu pegagan merah dan pegagan hijau. Tanaman ini merupakan terna tahunan yang tumbuh merambat. Pegagan tidak mempunyai batang, rimpang pendek, dan stolon yang merayap. Panjangnya antara 10 cm 80 cm. Akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang dapat membentuk tumbuhan baru. Pegagan berdaun tunggal, berbentuk ginjal, panjang tangkai daun antara 5 cm 15 cm. Tepi daun bergerigi atau beringgit, penampang 1 cm 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda yang tersusun dalam karangan berbentuk payung, tunggal atau 3 5 bersama-sama keluar dari ketiak daun, panjang tangkai bunga 5 mm 50 cm. Buah pegagan berbentuk lonjong atau pipih, berbau harum dan rasanya pahit. Panjang buah antara 2 mm 2,5 mm. 3. Kandungan Kimia

Pegagan mengandung asiaticoside, thankuniside, isothankuside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, madasiatic acid, hy drocotyline, mesoinositol, centellose, carotenoids, garam mineral (seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi), zat pahit vellarine, zat samak . 4. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian

Pegagan memiliki efek farmakologi seperti antiinfeksi, antitoksik, antirematik, hemostatis (penghenti perdarahan), peluruh kencing (diuretic ringan), pembersih darah, memperbanyak pengeluaran empedu, pereda demam (antipiretik), penenang (sedatif), mempercepat penyembuhan luka, dan melebarkan pembuluh darah tepi (vasodilator perifer).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai efek farmakologis pegagan : Ekstrak pegagan dalam sediaan jelly dapat menyembuhkan luka lebih cepat di bandingkan sediaan salep dan krim. Sediaan dalam bentuk krim dan jelly mempunyai stabilitas yang lebih baik dibandingkan salep selama 3 bulan. Ekstrak pegagan dengan fraksi petroleum eter tidak menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan fraksi kloroform dan fraksi sisa dapat menghambat pertumbuhan bakteri. 5. Khasiat dan Cara Pemakaian a. Infeksi saluran kencing, susah kencing Bahan : Pegagan kering 15 g, kumis kucing kering 10g, akar alang-alang kering 7 rumput mutiara kering 10 g Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 7 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Air rebusan diminum satu jam sebelum makan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari (Mahendra, 2005). b. Menambah daya ingat anak Bahan : Pegagan segar 30 g, temulawak 1 jari, madu secukupnya Pemakaian : Pegagan dicuci bersih, temulawak dipotong tipis-tipis. Masukkan dalam panci keramik dan rebus dalam 2 gelas air hingga tinggal setengahnya. Dinginkan, tambahkan madu dan minum sebelum makan. Anak-anak 2 5 tahun : 2 x gelas per hari Anak-anak 6 12 tahun : 2 x gelas per hari (Kurniasih, dkk., 2003). c. Kencing darah, muntah darah, mimisan Bahan : Pegagan segar 30 g, urang-aring segar 30 g, akar alang-alang 30 g Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih. Rebus dalam 3 gelas aired sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari (Dalimartha, 2004). d. Darah tinggi, jantung, stroke Bahan : Pegagan kering 15 g, sambiloto kering 10 g, pulai kering 7 g, tempuy ung kering 10 g, sambung nyawa kering 10 g, daun dewa kering 10 g Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 7 gelas air hingga tersisa 4 gelas. Air rebusan diminum satu jam sebelum makan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari (Mahendra, 2005). e. Wasir Bahan : Pegagan segar 4 5 tanaman Pemakaian : Pegagan dicuci bersih direbus dengan air selama 5 menit. Air rebusan diminum 2 kali sehari selama beberapa hari (Djauhariya dan Hernani. 2004)

6.

Syarat Tumbuh

Pegagan dapat tumbuh hampir di semua tempat. Pegagan dapat tumbuh pada ketinggian antara 0 2.500m dari permukaan laut. Pegagan merah tumbuh subur di tempat terbuka dan dapat hidup di tanah dengan kandungan hara sedikit. Pegagan hijau dapat tumbuh di tempat terbuka atau ternaungi, biasanya tumbuh di sawah atau di antara rerumputan. Pegagan hijau menyukai tanah yang memiliki kandungan bahan organik tinggi, aerase baik, dan agak lembab.

PROSES PEMBUATAN SIMPLISIA


1. Budidaya Tanaman a. Penyiapan Lahan

Pegagan dapat dibudidakan di lahan atau menggunakan pot/polibeg. Apabila ditanam di lahan, sebaiknya tanah dicangkul dengan kedalaman 20cm, dibersihkan dari gulma dan batu-batuan. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1m dan tinggi 20cm 30cm, panjang bedengan disesuaikan dengan ukuran lahan, jarak antar bedengan 50cm. Apabila pegagan ditanam di dalam pot/polibeg, sebaiknya pot/polibeg berdiameter 15 cm. Media tanam yang digunakan kaya akan bahan organik dan gembur, dapat berupa campuran pasir, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 2 : 1. b. Penyiapan Bibit

Bibit yang akan ditanam dapat diperoleh dengan cara memotong setiap buku tanaman pegagan yang memiliki stolon. Satu buku yang mempunyai akar dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Untuk budidaya pegagan, sebaiknya satu bibit mempunyai tiga buku untuk menjamin pertumbuhan bibit. c. Penanaman

Pada bedengan yang telah disiapkan di lahan, dibuat lubang tanam dengan jarak 20 cm 30 cm dengan menggunakan tugal. Bibit ditanam dengan hati-hati kemudian disiram. Bila pegagan ditanam di dalam pot/polibeg, media terlebih dahulu dimasukkan ke dalam pot/polibeg. Dalam satu pot/polibeg dapat ditanam satu atau lebih bibit, disiram, kemudian dipindahkan ke tempat y ang teduh. Apabila bibit telah tumbuh dengan baik, pot/polibeg dapat dipindahkan ke tempat terbuka. d. Pemeliharaan

Pupuk yang digunakan dalam budidaya pegagan adalah pupuk organik, dapat berupa kompos atau pupuk kandang. Penggunaan pupuk kimia (anorganik) sebaiknya dihindari karena dikhawatirkan dapat menimbulkan efek negatif. Pupuk dapat disebar merata di atas bedengan atau dicampurkan pada media tanam di pot/polibeg. Pemupukan susulan dilakukan sesuai dengan kondisi kesuburan tanah. Penyiraman tanaman disesuaikan dengan kondisi kelembaban tanah. Penyiraman dilakukan minimal sekali sehari. Pegagan hampir tidak pernah terserang hama dan penyakit. Terkadang daun pegagan diserang kutu, untuk mengendalikannya sebaiknya daun yang terserang dibuang. Tidak dianjurkan menggunakan pestisida kimia karena residunya dapat menimbulkan efek negatif bila pegagan dikonsumsi. Apabila serangan hama sangat mengganggu pertumbuhan pegagan, dapat digunakan pestisida nabati untuk mengendalikannya. Cara pembuatan pestisida nabati adalah dengan mencampurkan tanaman mimba (Azadiractha indica), tembakau (Nicotiana tabacum) dan akar tuba (Derris eclipta). Semua bahan ditumbuk halus, kemudian direndam air, diaduk merata, didiamkan selama satu malam. Keesokan harinya, campuran disaring, dilarutkan dalam air hangat. Penyemprotan dapat dilakukan pada pagi atau sore hari, saat tidak hujan.

e.

Panen

Pada beberapa tanaman semusim, waktu panen yang tepat adalah pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah maksimal dan akan memasuki fase generatif atau dengan kata lain pemanenan dilakukan sebelum ta-naman berbunga. Pemanenan yang dilakukan terlalu awal mengakibat-kan produksi tanaman yang kita dapatkan rendah dan kandungan bahan aktifnya juga rendah. Sedang-kan jika pemanenan terlambat akan menghasilkan mutu rendah karena jumlah daun berkurang, dan batang tanaman sudah berkayu. Pegagan dapat dipanen 2-3 bulan setelah penanaman. 2. Cara Panen

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah yang tidak diperlukan. Bahan yang rusak atau busuk harus segera dibuang atau dipisahkan. Selanjutnya dalam waktu pengangkutan diusahakan supaya bahan tidak terkena panas yang berlebihan, karena dapat menyebabkan terjadinya proses fermentasi/ busuk. Bahan juga harus dijaga dari gangguan hama. 3. Penyortiran ( sortir basah)

Penyortiran basah dilakukan setelah selesai panen dengan tujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing, bahan yang tua dengan yang muda atau bahan yang ukurannya lebih besar atau lebih kecil. Proses penyortiran pertama bertujuan untuk memisahkan bahan yang busuk atau bahan yang muda dan yang tua serta untuk mengurangi jumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan. 4. Pencucian

Pencucian bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran dan mengurangi mikroba-mikroba yang melekat pada bahan. Pencucian harus menggunakan air bersih. Pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin untuk menghindari larut dan terbuangnya zat yang terkandung dalam bahan. Pencucian bahan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : Perendaman bertingkat Perendamana biasanya dilakukan pada bahan yang tidak banyak mengandung kotoran. Proses perendaman dilakukan beberapa kali pada wadah dan air yang berbeda, pada rendaman pertama air cuciannya mengandung kotoran paling banyak. Saat perendaman kotoran-kotoran yang melekat kuat pada bahan dapat dihilangkan langsung dengan tangan. Metoda ini akan menghemat penggunaan air, namun sangat mudah melarutkan zat-zat yang terkandung dalam bahan. Penyemprotan Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya banyak melekat pada bahan, penyemprotan dilakukan dengan menggunakan air yang bertekanan tinggi. Untuk lebih meyakinkan kebersihan bahan, kotoran yang melekat kuat pada bahan dapat dihilangkan langsung dengan tangan. Proses ini biasanya menggunakan air yang cukup banyak, namun dapat mengurangi resiko hilang/larutnya kandungan dalam bahan. Penyikatan (manual maupun otomatis) Pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis bahan yang keras/tidak lunak dan kotorannya melekat sangat kuat. Pencucian ini memakai alat bantu sikat yang digunakan bentuknya bisa bermacam-macam, dalam hal ini perlu diperhatikan kebersihan dari sikat yang digunakan.

Penyikatan dilakukan terhadap bahan secara perlahan dan teratur agar tidak merusak bahannya. Pembilasan dilakukan pada bahan yang sudah disikat. Metode pencucian ini dapat menghasilkan bahan yang lebih bersih dibandingkan dengan metode pencucian lainnya, namun meningkatkan resiko kerusakan bahan, sehingga merangsang tumbuhnya bakteri atau mikroorganisme. 5. Penirisan

Setelah pencucian, bahan langsung ditiriskan di rak-rak pengering. Khusus untuk bahan rimpang penjemuran dilakukan selama 4-6 hari. Selesai pengeringan dilakukan kembali penyortiran apabila bahan langsung digunakan dalam bentuk segar sesuai dengan permintaan. 6. Perajangan

Perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti akar, rimpang, batang, buah dan lain-lain. Ukuran perajangan tergantung dari bahan yang digunakan dan berpengaruh terhadap kualitas simplisia yang dihasilkan. Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam penjemuran dan kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur. 7. Pengeringan

Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat terhambat. Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang lama Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang, sehingga suhu dan waktu pengeringan perlu diperhatikan. Suhu pengeringan 0 tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan. Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40 - 60 C dan hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air 10%. 8. Penyortiran (Sortir Kering).

Penyortiran dilakukan bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing yang terdapat pada simplisia, misalnya akar-akar, pasir, kotoran unggas atau benda asing lainnya. Proses penyortiran merupakan tahap akhir dari pembuatan simplisia kering sebelum dilakukan pengemasan, penyimpanan atau pengolahan lebih lanjut. Setelah penyortiran simplisia ditimbang untuk mengetahui rendemen hasil dari proses pasca panen yang dilakukan. 9. Pengemasan

Pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah dikeringkan. Jenis kemasan yang digunakan dapat berupa plastik, kertas maupun karung goni. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit pena-nganan, dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh mempunyai bentuk dan rupa yang menarik. Berikan label yang jelas pada tiap kemasan tersebut yang isinya menuliskan ; nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih, metode penyimpanan.

10. Penyimpanan Penyimpanan simplisia dapat di-lakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan berventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara yang lembab dan panas. Perlakuan sim-plisia dengan iradiasi sinar gamma dosis 10 kGy dapat menurunkan jumlah patogen yang dapat meng-kontaminasi simplisia tanaman obat (Berlinda dkk, 1998). Dosis ini tidak merubah kadar air dan kadar minyak atsiri simplisia selama penyimpanan 3 - 6 bulan. Jadi sebelum disimpan pokok utama yang harus diperhati-kan adalah cara penanganan yang tepat dan higienes.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta https://sites.google.com/site/wwwilmukitacom/materi-kuliah/pembuatan-simplisia http://ocw.usu.ac.id. Diakses pada 23 Januari 2014 pukul 20.23 wib Winarto,W.P dan Maria Surbakti. 2005. Khasiat & Manfaat Pegagan : Tanaman Penambah Daya Ingat . Agromedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai