Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Drosophila

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

Acara 3

Melihat Pertumbuhan dan Perkembangbiakkan serta Siklus Hidup Drosophila


melanogaster

DISUSUN OLEH
NAMA : ENDANG LISTIANI
NIM

: F05111017

KELOMPOK : 1 (Satu)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2013

ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati siklus hidup Drosophila, membedakan seks
pada Drosophila, serta membuat biakan untuk pemeliharaan Drosophila. Pada praktikum ini
menggunakan alat berupa mikroskop stereo, kuas kecil, botol biakan, selang plastik, sumbat
botol dari busa, kertas pupasi, blender dan timbangan . Adapun bahan yang digunakan yaitu
pisang matang, eter, tape singkong, gula merah dan yeast. Pisang matang digunakan sebagai
medium untuk penangkaran Drosophila sedangkan tape singkong, gula merah dan yeast
digunakan sebagai medium pada pembiakan dan pemeliharaan Drosophila, dimana tape
singkong dan gula merah berfungsi sebagai sumber karbohidrat bagi Drosophila sementara
ragi/fermipan berfungsi untuk mengembangkan adonan medium agar lebih padat dan
homogen. Pada pembiakan dan pemeliharaan Drosophila melanogaster dibuat kertas pupasi
yang bertujuan sebagai tempat perlekatan pupa agar mudah diamati. Dari pengamatan
dapat terlihat bahwa siklus hidup Drosophila melanogaster melalui 4 fase yaitu telur, larva,
pupa, dan imago. Fase telur berlangsung lebih kurang 24 jam dan terlihat telur yang
berbentuk oval, fase larva ditandai dengan bentuk berwarna putih dan bersegmen,
sedangkan fase pupa memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap, dan selanjutnya fase
imago mulai terbentuk Drosophila melanogaster dewasa. Selain itu pada pengamatan untuk
membedakan Drosophila melanogaster jantan dan betina dengan bantuan mikroskop,
terlihat beberapa perbedaan diantaranya ukuran tubuh betina yang lebih besar daripada
jantan, ujung abdomen betina yang lebih runcing dibandingkan jantan, segmen abdomen
betina yang lebih banyak yaitu 7 segmen sedangkan pada jantan hanya 5 segmen, tungkai
depan pada betina tidak terdapat sex comb sedangkan pada jantan ada, dan warna tubuh
betina pada bagian belakang lebih terang dibandingkan pada jantan.
Kata Kunci: Drosophila melanogaster, Siklus Hidup, Seks Drosophila, Pemeliharaan
Drosophila

PENDAHULUAN
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buahbuahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan
perilaku hewan.
Drosophila melanogaster, sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya dan
merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Lalat buah adalah serangga yang mudah
berkembangbiak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi
yang baru dapat dikembangkan setiap dua minggu. Karasteristik ini menunjukkan lalat buah
organisme yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetik (Campbell, 2002).
Kebanyakan penemuan di bidang genetika didapatkan melalui penelitian dengan
menggunakan lalat tersebut sebagai bahan (Suryo, 2004). Pilihan ini tepat sekali karena
pertama, lalat ini kecil sehingga suatu populasi yang besar dapat dipelihara dalam
laboratorium. Kedua, daur hidup sangat cepat. Tiap 2 minggu dapat dihasilkan satu generasi
dewasa yang baru. Ketiga, lalat ini sangat subur yang betina dapat menghasilkan ratusan
telur yang dibuahi dalam hidupnya yang pendek itu (Kimball, 2001).
Lalat buah mempunyai empat stadium metamorfosis, yaitu telur, larva, pupa, dan
imago (Anonim , 2008).
Telur lalat buah berbentuk bulat panjang, berwarna putih, dan diletakkan berkelompok
2-15 butir pada buah-buah yang agak tersembunyi atau tidak terkena sinar matahari langsung,
serta pada buah yang agak lunak dan permukaannya agak kasar. Seekor lalat buah betina
dapat meletakkan telur 1--40 butir/hari, dengan jumlah 1.200 -1.500 butir (Anonim a, 2008).
Telur lalat buah berukuran sekitar 0,5 mm. pada ujuang anteriornya, terdapat sebuah lubang
yang disebut micropyle dan dibatasi oleh dua sampai empat buah tonjolan yang memanjang
berbetuk sendok. Telur tersebut dibuahi di dalam tubuh dan sperma masuk melalui
micropyle. Telur yang baru dikeluarkan, pada umunya sudah memasuki tahap blastula atau

tahap lebih lanjut apabila proses peneluran terganggu. Telur tersebut mengalami
perkembangan selama kurang lebih 24 jam dan menetas menjadi larva (Hartati, 2008).
Kebanyakan penemuan di bidang genetika didapatkan melalui penelitian dengan
menggunakan lalat tersebut sebagai bahan (Suryo, 2004). Pilihan ini tepat sekali karena
pertama, lalat ini kecil sehingga suatu populasi yang besar dapat dipelihara dalam
laboratorium. Kedua, daur hidup sangat cepat. Tiap 2 minggu dapat dihasilkan satu generasi
dewasa yang baru. Ketiga, lalat ini sangat subur yang betina dapat menghasilkan ratusan
telur yang dibuahi dalam hidupnya yang pendek itu (Kimball, 2001).
Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992):
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Diptera

Famili

: Drosophilidae

Genus

: Drosophila

Spesies

: Drosophila melanogaster
Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha

(pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan
termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior
pupa (Wheeler, 1981).
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen
yang teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu; kepala, thoraks, dan
abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior
dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung perut). Pada Drosophila,
determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk
penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. Setelah fertilisasi, informasi dengan
benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:
1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian
belakang.
2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan
tubuhnya.
4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.

5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.


6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding
mata majemuk.
8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima
dan bergaris hitam.
9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.
Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain:

Sumber : html.rincondelvago.com.
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur
larva instar I larva instar II larva instar III pupa imago. Perkembangan dimulai segera
setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam
telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam
waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk
makan.
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan
postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual
dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual
terjadi pada saat dewasa . Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya
diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah
menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur
perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari (Silvia, 2003).
Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang
mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di

anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari
telur tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali
dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat
sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk
mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan
kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar
pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar
adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang
kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir,
larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan
berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi
pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar :
dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari
pupa ke imago.
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat
banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang
dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan
disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Saat larva Drosophila
membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen,
tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan
kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada
instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini,
larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985).
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman
yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa)
disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke
bentuk dewasa (Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9
hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum
terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan

menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung
anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak
sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan
pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio
(Borror, 1992).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila
melanogaster diantaranya sebagai berikut:
1. Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi
ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28C. Pada suhu ini lalat
akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau
sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif
lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30C, lalat dewasa yang
tumbuh akan steril.
2. Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun
apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan
menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran
kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat
menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur
telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva
betina.
3. Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak
terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun
sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila
melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat)
individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi
botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan
meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.
4. Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan
mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap (Shorrocks,
1972).

METODE PERCOBAAN
1. Pemeliharaan Drosophila
Dicuci botol selai menggunakan sabun hingga bersih kemudian dikeringkan.
Selanjutnya dibuat tutup botol dari busa sehingga menghalangi lalat keluar dari dalam
botol. Dibuat medium hidup lalat dengan cara:
Ditimbang pisang: tape singkong: gula merah dengan perbandingan 7:2:1
(dalam gram). Dihaluskan pisang dan tape menggunkan blender, ditambah air
secukupnya, lalu dituangkan ke dalam panci. Dimasak bahan yang telah dihaluskan
dan ditambahkan dengan potongan gula merah selama 1 jam sambil diaduk.
Dimasukkan medium ke dalam botol. Ditutup botol biakan dengan spons.
Didinginkan hingga suam-suam kuku, kemudian ditambahkan yeast 7 butir dan
kertas pupasi, kemudian ditutup kembali dengan spons.
Medium Drosophila diganti setiap 14 hari sekali supaya hasil yang diperoleh
maksimum. Jika tidak bisa, maka paling tidak diganti setipa 1 bulan sekali.
Drosophila pada medium yang selalu diganti disebut sebagai stok Drosophila.
2. Menangkar Drosophila
Disediakan buah pisang yang telah matang dan diletakkan beberapa saat.
Drosophila yang mendatangi buah tersebut ditangkap menggunakan bantuan plastik
dan dipindahkan segera ke dalam botol yang telah disiapkan untuk penangkaran
Drosophila menggunakan pipa plastik yang dapat dibuat dengan cara :
Pipa plastik dengan diameter 1 cm dan 2 cm disiapkan. Dipotong dengan
ukuran 5 cm. Kain kasa diselipkan pada salah satu ujung pipa plastik 1 cm dan
kemudian didorong hingga masuk ke potongan pipa 2 cm kira-kira setengah panjang
pipa.
3. Mengecek perbedaan Drosophila jantan dan betina di bawah mikroskop
Drosophila dihisap menggunakan pipet yang telah dibuat. Dimasukkan ke
dalam cawan petri yang telah diberi kapas mengandung eter. Didiamkan beberapa saat
hingga tampak Drosophila telah pingsan. Drosophila diambil menggunakan kuas, dan
diletakkan di atas kaca benda. Ciri-ciri Drosophila diamati di bawah mikroskop.
Dibedakan jantan dan betina. Digambar pada hasil pengamatan. Dilakukan dengan
cepat sebelum Drosophila terbang. Disedot kembali Drosophila ke dalam botol
pemeliharaan.
HASIL PERCOBAAN
Tabel 1 : Tabel Pemeliharaan dan Siklus Hidup Drosophila

Tanggal
23 oktober 2013

Perlakuan
Menyimpan pisang ke dalam

Keterangan
Menangkar Drosophila

25 oktober 2013

botol selai
Membuat Media

melanogaster
700 gr Pisang, 200 gr tape, dan

Penangkaran

100 gr Gula merah dihaluskan


dan dimasak hingga mengental
dan di tambahkan

25 okteber 2013

Membedakan Drosophila

Ragi/Fermipan
Drosophila jantan dan betina

yang jantan dan yang betina

Perbedaan Drosophila dari


hasil Pengamatan dapat dilihat
27 oktober 2013

Memasukan 11 induk

dari tabel 2
Tabung selai digunakan

Drosophila ke dalam Tabung sebagai media hidup bagi


Selai yang telah diberikan

pertumbuhan dan

media makanan yang telah

perkembangbiakan Drosophila

dibuat dan tabung ditutup


31 Oktober 2013

1 November 2013

dengan kain Kasa


Drosophila Masih Didalam

Drosophila mulai bereproduksi

Tabung dan belum diberikan

dilihat dari telur yang terdapat

perlakuan Lanjutan

pada sisi bawah tabung dan

Tidak diberi Perlakuan

pada kertas
Setelah Enam hari didalam
Tabung Biakan Terdapat
Banyak Larva yang terlihat
seperti Belatung didalam

2 November 2013
3 November 2013

Tidak diberi Perlakuan

Medium
Terdapat Larva yang telah

Tidak diberi Perlakuan

Berubah menjadi Pupa


Pupa Terlihat semakin

4 November 2013

Bertambah Jumlahnya
Pupa tidak Bergerak dan

Tidak diberi Perlakuan

menempel di kertas pupasi dan


dinding botol selai dan
6 November 2013
11 November 2013
13 November 2013

Tidak diberi Perlakuan

Drosophila induk telah mati


Sudah mulai berubah menjadi

Tidak diberi Perlakuan

lalat dewasa
Jumlah Drosophila +- 100

Tidak diberi Perlakuan

ekor dan sangat Aktif Bergerak


Terdapat Banyak bintik-bintik
putih/ telur Drosophila pada
kertas pupasi dan dinding
botol dan siklus kembali ke
Awal

Tabel 2 perbedaan Drosophila melanogaster jantan dan betina


Ciri pembeda
Ukuran tubuh
Warna tubuh
Panjang sayap
Ujung abdomen
Jumlah segmen
abdomen

Jantan
Lebih kecil
Bagian belakang lebih gelap
Lebih pendek
Tumpul
5 segmen abdomen

Betina
Lebih besar
Bagian belakang lebih terang
Lebih panjang
Lancip
7 segmen abdomen

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kami telah mengamati tentang siklus hidup lalat buah (Drosophila
melanogaster) karena mudah diperoleh, mudah dipelihara, mudah diamati, dapat berkembang
biak dengan cepat, serta menghasilkan keturunan dalam jumlah besar pada setiap masa
reproduksi. Dalam hal ini dilakukan pembiakan terhadap Drosophila dengan tujuan untuk
mengetahui siklus hidupnya. Drosophila ini dibiakkan dengan media pisang, tape singkong
dan gula merah dengan perbandingan 7:2:1 yaitu 700 gr pisang, 200 gr tape singkong dan 100
gr gula merah. Fungsi tape singkong dan gula merah dalam medium ini adalah sebagai
sumber karbohidrat bagi Drosophila. Sedangkan yeast atau ragi berguna untuk
mengembangkan adonan medium agar lebih padat dan homogen. Selain itu, enzim yang
terdapat pada ragi akan bereaksi dengan karbohidrat sehingga banyak menghasilkan CO2.
Pada botol penangkaran harus diberikan kertas pupasi karena kertas pupasi tersebut berfungsi
sebagai tempat perlekatan pupa agar mudah diamati.

Dalam pengamatan siklus hidup Drosophila ini terdapat beberapa fase yaitu telur larva
instar I larva instar II larva instar III pupa imago
1. Telur
Pada pengamatan Drosophila yang ditangkar menghasilkan telur. Berbentuk
oval, memiliki struktur seperti kait yang berfungsi sebagai pengapung untuk
mencegah agar tidak tenggelam ke dalam makanan yang berbentuk agak encer. Dapat
dilihat dengan mata telanjang. Tahap telur berlangsung selama lebih kurang 24 jam.
2. Larva
Larva berwarna putih dan bersegmen. Mulut berwarna hitam dan bertaring.
Larva hidup di dalam makanan dan aktivitas makannya sangat tinggi. Pada tahap
larva terjadi dua kali pergantian kulit, dan periode di antara masa pergantian kulit
dinamakan stadium instar. Dengan demikian, dikenal tiga stadium instar, yaitu
sebelum pergantian kulit yang pertama, antara kedua masa pergantian kulit, dan
setelah pergantian yang kedua. Di akhir stadium instar ketiga, larva keluar dari media
makanan menuju ke tempat yang lebih kering untuk berkembang menjadi pupa.
Secara keseluruhan tahap larva memakan waktu 4 hari.
3.

Pupa

Pupa memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap. Tahap pupa
berlangsung sekitar 4 hari.
4. Imago
Lalat dewasa yang baru keluar dari pupa sayapnya belum mengembang ,
tubuhnya berwarna bening. Keadaan ini akan berubah dalam beberapa jam. Untuk
mencapai tahap imago diperlukan waktu selama 7 hari
Setelah melewati fase-fase tersebut menunjukkan bahwa lalat buah tersebut
telah melakukan metamorfosis secara sempurna perkembangan dimulai setelah terjadi
fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.
Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada
saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam.
Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan.
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut
perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan
imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada
perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa.
Struktur dewasa Drosophila melanogaster tampak jelas selama periode pupa
pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan
jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah
untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa.

Perbedaan mendasar antara lalat betina dan jantan yaitu lalat betina mencapai
umur matang kelamin dalam waktu 12 hingga 18 jam, dan dapat bertahan hidup
selama lebih kurang 26 hari. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada lalat jantan. Pada
bagian belakang tubuh

lalat betina berwarna lebih terang daripada lalat jantan.

Sementara itu, pada bagian kaki lalat jantan terdapat struktur yang dinamakan sisir
kelamin (sex comb). Lalat betina tidak memiliki struktur ini. Selain itu, pada ujung
abdomen pada jantan terdapat bintik hitam yang tidak dimiliki oleh lalat betina.
Berdasarkan pengamatan Lamanya siklus hidup Drosophila dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
1. Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi
ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28C. Pada suhu ini lalat
akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau
sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif
lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30C, lalat dewasa yang
tumbuh akan steril.
2. Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila
kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan
menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran
kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat
menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telurtelur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva
betina.
3. Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak
terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun
sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila
melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat)
individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi
botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan
meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.
4. Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan
mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.

KESIMPULAN
siklus hidup Drosophila melanogaster terdiri dari 4 fase yaitu telur, larva, pupa, dan
imago. Pada fase telur, terlihat adanya telur Drosophila yang berbentuk oval yang dapat
dilihat dengan mata telanjang. Fase telur berlangsung lebih kurang 24 jam. Selanjutnya
memasuki fase larva yang berwarna putih dan bersegmen. Mulut berwarna hitam dan
bertaring. Fase larva berlangsung sekitar 4 hari. Selanjutnya memasuki fase pupa yang
memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap. Fase ini berlangsung sekitar 4 hari.
Selanjutnya barulah memasuki fase akhir yaitu fase imago yang telah membentuk lalat
dewasa. Dalam pengamatan ini menggunakan media pisang, tape singkong, gula merah, dan
yeast. Pisang digunakan untuk penangkarannya. Sementara pada proses pembiakan
digunakan tape singkong dan gula merah sebagai sumber karbohidrat bagi Drosophila dan
yeast atau ragi berguna untuk mengembangkan adonan medium agar lebih padat dan
homogen. Selain itu perlu adanya kertas pupasi sebagai tempat perlekatan pupa agar mudah
diamati. Untuk melihat perbedaan Drosophila melanogaster jantan dan betina dengan
menggunakan bantuan mikroskop. Adapun yang dapat diamati yaitu ukuran tubuh dimana
betina lebih besar dibandingkan jantan, ujung abdomen dimana pada betina runcing dan pada
jantan tumpul, jumlah segmen abdomen dimana pada betina ada 7 segmen sedangkan pada

jantan hanya 5 segmen dan tungkai depan pada betina tidak ada sex comb sementara pada
jantan terdapat sex comb.

REFERENSI
Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA :Coldspring Harbor
Laboratory Press.
Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta:Universitas
Gadjah Mada Press.
Campbell, N.A. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Campbell, N.A. 2003. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Hartati. 2007. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Kimball, J.W. 2001. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J.W. 2001. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited.
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Formaldehida Terhadap
Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjdjaran.
Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview. In: The genetics and biology
of Drosophila (Ashburner M, Carson HL and Thompson JN Jr, eds). New York:
Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai