Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pembiakan Drosophila

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

Hari/Tanggal : Selasa/29 Oktober 2019 Dosen : Dr. Ir. Sri Darwati,


M.Si
Tempat : Pemuliaan dan Genetika Teknisi : 1. Dadang Solihdin
Ternak 2. Shelvi
Praktikum ke : 1 Asisten : 1. Elsy Elvina
2. Fandi Ahmad Ali

PEMBIAKAN DROSOPHILA

Rifki Ramadan
D24180060
Kelompok 9/G1

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Drosophila melanogaster merupakan objek yang sering digunakan dalam


penelitian Genetika karena mudah dikembangbiakkan dan juga mudah didapatkan di
alam bebas. Drosophila melanogaster biasanya ditemukan pada buah-buahan yang
sudah ranum. Hal ini dikarenakan makanan lalat buah adalah jamur yang tumbuh
pada buah. Biasanya dalam melakukan pengamatan tentang Drosophila melanogaster
dibuat sebuah medium untuk pemeliharaan Drosophila tersebut. Sehingga
memudahkan melakukan pengamatan tentang lalat buah khususnya mengenai siklus
lalat buah. Karena tanpa suatu medium, setiap fase pada siklus hidup Drosophila
melanogaster sulit diamati. (Ranganath dan Tanuja 2009).
Siklus hidup Drosophila melanogaster relatif singkat. Hanya sekitar 2 minggu.
Siklus hidupnya dimulai dari telur, satu hari kemudian menjadi larva dan pada tahap
larva mengalami empat kali pergantian kulit (instar), tiga hari kemudian larva akan
menjadi pupa. Setelah delapan hingga sebelas hari, pupa akan berubah menjadi
imago. Imago inilah yang disebut lalat buah dewasa. Beberapa waktu kemudian
imago akan bertelur kembali. Siklus hidup Drosophila melanogaster disebut
metamorposis sempurna (Susanto 2011).
Drosophila melanogaster yang beterbangan di sekitar mediumnya ada yang
jantan dan ada yang betina. Drosophila melanogaster jantan dengan betina dapat
dibedakan dengan melihat ukuran dan ujung abdomennya. Drosophila melanogaster
jantan ukuran tubuhnya lebih kecil dibandingkan Drosophila melanogaster betina.
Ujung abdomen Drosophila melanogaster jantan runcing sedangkan ujung abdomen
Drosophila melanogaster betina tumpul. Selain itu juga dapat dilihat dari bintik hitam
pada ujung abdomen yang dimiliki Drosophila melanogaster jantan sedangkan pada
betina tidak memiliki bintik hitam pada ujung abdomennya (Richardt et al. 2012).

Tujuan

Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui siklus hidup lalat
buah Drosophila melanogaster. Serta juga dapat membedakan ciri lalat buah
Drosophila melanogaster jantan dan betina, dan menyiapkan virgin untuk praktikum
selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA
Drosophila

Drosophila melanogaster sebagai salah satu serangga yang memiliki peranan


yang sangat penting dalam perkembangan ilmu genetika serta dijadikan model
organisme diploid di laboratorium karena ukuran kecil, mempunyai siklus hidup
pendek, jumlah keturunan yang dihasilkan sangat banyak, murah biaya serta
perawatannya. Drosophilla melanogaster selama ini telah mengalami mutasi genetik
sehingga dikenal dengan berbagai macam strain, menurut Morgan dkk telah berhasil
menemukan 85 macam strain yang menyimpang dari tipe normal (wild type). Salah
satu contohnya adalah strain sepia dan plum, yang merupakan mutan D.
Melanogaster. Mutan tersebut memiliki kelainan genetik pada kromosom tertentu
sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan fenotip jika dibandingka dengan
Drosophilla melanogastertipe normal (Wild Type) (Anuranjan 2010).
Kebanyakan penemuan di bidang genetika didapatkan melalui penelitian
dengan menggunakan lalat tersebut sebagai bahan (Suryo, 2004). Pilihan ini tepat
sekali karena pertama, lalat ini kecil sehingga suatu populasi yang besar dapat
dipelihara dalam laboratorium. Kedua, daur hidup sangat cepat. Tiap 2 minggu dapat
dihasilkan satu generasi dewasa yang baru. Ketiga, lalat ini sangat subur yang betina
dapat menghasilkan ratusan telur yang dibuahi dalam hidupnya yang pendek itu.
Lalat buah mempunyai empat stadium metamorfosis, yaitu telur, larva, pupa, dan
imago (Kimball 2009).
Telur lalat buah berbentuk bulat panjang, berwarna putih, dan diletakkan
berkelompok 2-15 butir pada buah-buah yang agak tersembunyi atau tidak terkena
sinar matahari langsung, serta pada buah yang agak lunak dan permukaannya agak
kasar. Seekor lalat buah betina dapat meletakkan telur 1--40 butir/hari, dengan jumlah
1.200 -1.500 butir (Anonim a, 2008). Telur lalat buah berukuran sekitar 0,5 mm. pada
ujuang anteriornya, terdapat sebuah lubang yang disebut “micropyle” dan dibatasi
oleh dua sampai empat buah tonjolan yang memanjang berbetuk sendok. Telur
tersebut dibuahi di dalam tubuh dan sperma masuk melalui “micropyle”. Telur yang
baru dikeluarkan, pada umunya sudah memasuki tahap blastula atau tahap lebih lanjut
apabila proses peneluran terganggu. Telur tersebut mengalami perkembangan selama
kurang lebih 24 jam dan menetas menjadi larva (Hartati, 2012).

Gambar 1 Drosophila jantan (Suh 2007)


Siklus Gambar 2 Drosophila Betina (Siburian 2008)
Hidup Drosophila
Droshopilla sp memiliki empat tahap dalam siklus hidupnya yaitu: telur, larva,
pupa, dan dewasa. Droshopilla sp akan menghasilkan keturunan baru dalam waktu 9-
10 hari. Jika dipelihara pada suhu 25ºC dalam kultur segar, lima hari pada tahap telur
dan tahap larva, lalu empat hari pada tahap pupa. Droshopilla sp mempunyai siklus
hidup yang sangat pendek yaitu sekitar 12 hari pada suhu kamar. Lalat betina dapat
menghasilkan telur sebanyak 100 butir dan separuh dari jumlah telur tersebut akan
menjadi lalat jantan dan separuhnya lagi akan menjadi lalat betina. Siklus hidup lalat
ini akan semakin pendek apabila lingkungannya tidak mendukung.
Perkembangbiakan Droshopilla dimulai ketika setelah terjadi fertilisasi antara jantan
dan betina, dimana poses tersebut terdiri dari dua periode, yaitu periode embrionik
dan post-embrionik. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi
sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang
lebih 24 jam. Pada saat kondisi demikian, larva menjadi tidak berhenti-berhenti untuk
makan. Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut
perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan
imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada
perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Wahyuni 2013).
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu
dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago.
Fase perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas
pada gambar di bawah ini :

Gambar 3 Siklus hidup drosophila (Crowder 2010)

Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua
periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada
saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam.
Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. Periode kedua
adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik
yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan
perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual
terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).
Persilangan

Mutasi adalah suatu proses perubahan struktur gen pada suatu organisme
akibat mutagen. Mutagen adalah penyebab naiknya frekuensi mutasi di atas tingkat
spontan pada mutan. Mutan adalah organisme yang membawa gen termutasi dan
terekspresikan pada fenotipnya. Drosophila melanogaster tanpa mutasi (normal)
memiliki ciri-ciri: sayap lurus dan panjang melebihi panjang tubuhnya, tubuh
berwarna coklat muda keabuan, dengan pola garis hitam horizontal, dan mata
berwarna merah bata (King et al. 2006).

Bentuk mutasi pada Drosophila melanogaster dibedakan menjadi lima


berdasarkan ekspresi fenotip oleh organnya, yaitu warna tubuh, keadaan mata,
keadaan sayap, antena, dan bristles . Bentuk mutasi yang terekspresikan oleh warna
tubuh adalah black (b), ebony (e), dan yellow (y). Bentuk mutasi yang diekspresikan
oleh keadaan mata adalah white (w), eyemissing (eym), Lobe (L), sepia (se), brown
(bw), scarlet (st), Roughoid (Roi), dan Bar (B). Bentuk mutasi yang diekspresikan
oleh keadaan sayap adalah curled (cu), vestigial (vg), dumpy (dp), dan miniatur (m).
Bentuk mutasi yang diekspresikan oleh organ antena adalah Spineless-ari- stapedi
(ssa). Bentuk mutasi yang diekspresikan oleh bristle adalah singed (sn) dan Spineless
(ss) (Michigan State University 2010).

Beberapa penelitian mengenai pewarisan sifat menunjukkan bahwa gen di luar


inti salah satunya terletak dalam mitokondria (mtDNA). Dalam keadaan tertentu
pewarisan sifat dari ibu diatur oleh gen-gen di luar inti yang menyebabkan pengaruh
ibu terlihat pada keturunannya. Pola pewarisan di luar inti berbeda dengan pola
pewarisan Mendel. Pola pewarisan Mendel dalam persilangan monohibrid, pada
F2 akan dihasilkan perbandingan 3:1 dan dalam persilangan dihibrid pada F2
akan dihasilkan perbandingan 9:3:3:1. Salah satu cara untuk melihat adanya
pewarisan di luar inti adalah dengan membandingkan keturunan dari
resiproknya. Jika F2 hasil perkawinan awal dengan perkawinan resiprok terdapat
perbedaan hasil, maka telah terjadi pewarisan di luarinti. Perkembangan sel telur
dan embrio dipengaruhi oleh kondisi induk betina tempat mereka berkembang.
Beberapa potensi sel telur telah ditentukan sebelum proses fertilisasi dan
dipengaruhi oleh kondisi bawaan induk betina, bukan induk jantan, hal ini disebut
sebagai efek maternal (Husnul et al. 2017).

MATERI DAN METODE

Materi
Alat
Praktikum ini membahas tentang pembiakan drosphilla yang dilakukan
dengan menggunakan beberapa alat. Alat-alat yang dibutuhkan seperti botol biakan,
petridish/kertas, kuas kecil, stopper, dan loupe.

Bahan
Praktikum ini membahas tentang pembiakan drosophila yang dilakukan
dengan menggunakan beberapa bahan. Bahan- bahan yang dibutuhkan adalah
eter/chloroform, kapas, dan stok drosophila.

Metode

Disiapkan semua alat dan bahan-bahan yang tersedia, botol biakkan diisi
dengan media seperti ubi yang telah difermentasikan. Selanjutnya, dipindahkan
drosophila dari botol sediaan ke botol pembantu dengan cara menghubungkan kedua
permukaannya. Lalu botol sediaan berdiri tegak dan botol pembantu dibalik
posisinya, saat dalam botol pembantu sudah terdapat sejumlah drosophila yang
dibutuhkan, maka botol pembantu digeserkan dan botol sediaan segera ditutup
kembali. Biuslah drosophila yang terdapat dalam botol pembantu dengan kapas yang
telah ditetesi eter. Selanjutnya, diletakkan drosophila yang telah dibius di atas kertas
bersih atau petridish. Periksa drosophila yang telah dibius tersebut dengan
menggunakan alat pembantu (loupe), pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui
dan memilih yang jantan atau betina. Dimasukkan drosophila jantan sebanyak 2, dan
betina 5 dengan menggunakan kuas kecil ke dalam botol biakkan, ditutup dengan
stopper. Botol biakkan diberi label yang terdiri dari 2 jenis biakkan yaitu drosopihila
mata merah dan drosophila mata putih.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan praktikum pembiakan yang telah dilakukan dengan pengamatan


di bawa masing-masing kelompok yaitu sebanyak 2 drosphila mata warna merah dan
mata warna putih. Tahap-tahap dari siklus hidup Dhrosophila melanogaster berikut
ciri-cirinya, antara lain :

Tabel 1 Tahapan-tahapan siklus hidup drosophila


Tanggal Waktu (WIB) Peristiwa
20 Agustus 2019 10.00 MP : Dimasukkan ke
dalam botol
MM : Dimasukkan ke
dalam botol
(masing-masing berjumlah
2 jantan dan 3 betina)
23 Agustus 2019 16.00 MP : Drosophila mati 1
MM : Lalat sudah mulai
tumbuh
25 Agusutus 2019 06.30 MP : Mulai dikawini
betinanya
MM : Mulai kawin
26 Agustus 2019 10.00 MP : Mulai hamil
bentukya agak
membesar
dibagian perut
MM : Mulai bertelur
27 Agustus 2019 11.00 MP : Mulai mengeluarkan
telurnya
MM : Masih menjadi telur
28 Agustus 2019 19.00 MP : Masih menjadi telur,
lalatnya hidup
MM : Lalat masih hidup,
telur aman
30 Agustus 2019 21.30 MP : Pupa sudah menjadi
larva, lalat mulai
dikeluarkan
MM : Pupa, lalat masih
hidup
31 Agustus 2019 05.00 MP : Masih menjadi larva,
sudah tidak ada lalat.
Dan larva memakan
fermentasi tape
MM : Pupa aman
01 September 2019 13.00 MP : Masih menjadi larva
MM : Beberapa pupa
menetas
menjadi larva
yang menempel
pada kaca botol
02 September 2019 19.00 MP : Mulai terlihat titik-
titik hitam pada
larva
MM : Seluruh pupa
menetas
menjadi larva
03 September 2019 16.00 MP : Larva masih menjadi
titik hitam
MM : Larva tetua
dikeluarkan
04 September 2019 20.00 MP : Sudah menjadi lalat
kecil
MM : larva berkembang
menjadi lalat
kecil
05 September 2019 09.00 MP : Semua larva telah
menetas menjadi
lalat buah
MM : Lalat masih
berkembang
06 September 2019 13.00 Penukaran serta
pengembalian lalat mata
putih dan lalat mata merah
yang bereproduksi
berlebihan.

Pembahasan

Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke


dalam ordo Diptera, (bangsa lalat). Spesies ini dikenal sebagai lalat buah dalam
pustaka-pustaka biologi eksperimental (walaupun banyak jenis lalat-lalat buah
lainnya) dan merupakan organisme model yang paling banyak digunakan dalam
penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan. Lalat buah populer
karena sangat mudah berbiak (hanya memerlukan waktu dua minggu untuk
menyelesaikan seluruh daur kehidupannya), mudah pemeliharaannya, serta memiliki
banyak variasi fenotipe yang mudah diamati (Cakir dan Ali 2013).
Praktikum pembiakan drosophila dilakukan kurang lebih 8 minggu yaitu
dengan 2 pembiakan drosophila yang diamati. Pembiakan yang diamati yaitu pada
drosophila dengan warna mata merah dan drosophila berwarna mata putih. Praktikum
nya dilakukan di rumah masing-masing kelompok yang membawa pembiakan
tersebut. Pengamatan dilakukan tiap hari yang dilakukan kedua drosophila warna
mata merah maupun warna mata putih, dicatat hasil yang telah diamatinya dibuku
lock book. Setiap minggu nya dilaporkan hasil yang telah diamati kedua drosophila
tersebut saat praktikum genetika ternak.
Hasil yang didapatkan oleh kelompok kami yaitu hanya sampai persilangan
keturunan virgin. Keturunan yang dihasilkan harusnya sampai keturunan tetua F2
atau minimal sampai keturunan tetua F1. Kesalahan pengamatan yang dilakukan oleh
kelompok kami dikarenakan beberapa faktor yang menurut Karmana (2010) yaitu
suhu lingkungan, dimana Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11hari
dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada
suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada
suhu rendah atau sekitar 18°C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu
30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril. Selanjtnya faktor ketersediaan makanan,
yaitu Viabilitas dari telur-telur dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang
dimakan oleh larva betina, faktor tingkat kepadatan botol pemeliharaan, yaitu
Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak
terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Terakhir
faktor intensitas cahaya, yaitu drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya
remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di
tempat yang gelap.

SIMPULAN

Simpulan percobaan kali ini adalah Drosophila melanogaster memiliki


morfologi yang terdiri atas caput/kepala, thoraks/dada, dan abdomen/perut. Bentuk
ukuran tubuh Drosophila melanogaster betina memiliki ukuran tubuh yang lebih
besar bila dibandingkan dengan Drosophila melanogaster jantan. Bagian abdomen
Drosophila melanogaster betina terdapat garis-garis hitam yang tebal pada bagian
dorsal hingga ujung abdomen. Bagian abdomen Drosophila melanogaster jantan juga
terdapat pola garis hitam yang tebal di sepanjang abdomen bagian dorsal. Bagian
ujung abdomen Drosophila melanogaster betina lancip, kecuali ketika sedang
dipenuhi telur-telur, sedangkan ujung abdomen drosophila melanogaster jantan
membulat dan tumpul. Khusus Drosophila melanogaster jantan terdapat karakter
khusus berupa sex comb yang terletak di tarsal pertama pada kaki depannya.
Berdasarkan hasil percobaan Drosophila yang kami amati merupakan Drosophila
strain normal. Hal ini di karenakan tidak di temukannya hasil anakan dari F1 yang
berbeda dengan induknya. Dengan kata lain percobaan Drosophila yang kami amati
merupakan persilangan Drosophila galur murni.

DAFTAR PUSTAKA
Anuranjan A. 2010. Sex determining signal in D. melanogaster. Journal of Genetics.
83(2): 345-368.
Cakir S, Ali N H. 2013. Longetivity in some wild type and hybrid starins of
drosophila melanogaster. Turk. J. Biol. 5(3):76-82.
Crowder L. 2010. Genetika. Yogyakarta(ID): UGM Press.
George G. 2010. Mendelian Genetics: Lessons from the Fruit Fly. Amerika(USA) :
Michigan State University.
Hartati. 2012. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar(ID): Jurusan Biologi FMIPA
UNM.
Husnul H, Purawtiningsih, Kartika S. 2017. Deskripsi morfologi drosophilla
melanogaster normal (Diptera:Drosophilidae), strain sepia dan plum. J.
Ilmu Dasar. 18(1): 55-60.
King, R. C., W. D. Stansfield & P. K. Mulligan. 2006. A Dictionary of Genetics.
London(UK): Oxford Univeristy Press.
Ranganath H, T Tanuja. 2009. Teaching and learning genetics with drosophila. J.
Resonance. 4(2): 95-104.
Richardt A, Rybak A, Strortkuhl KF, Meinertzhagen LA, Hovemann B. 2012. Ebony
protein in the drossphila nervous system: Optic neutopile expression in
glial cells. J. Of Comparative Neurology. 1(5): 219-225.
Siburian J. 2008. Studi keanekaragaman drosophila sp. di kota jambi. J. Biospecies.
1(2): 22-29.
Silvia Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Formaldehida
Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung(ID): Jurusan
Biologi Universitas Padjadjaran.
Suh J. 2007. Drosophila ebony activity is required in glia for the circadian regulation
of locomotor activity. J. Neuron. 55(3):110-118.
Susanto Agus Hery. 2011. Genetika. Yogyakarta(ID): Graha Ilmu.
Wahyuni S. 2013. Pengaruh Maternal Terhadap Viabilitas Lalat Buah (Droshopilla
melanogaster Meigen) Strain Vestigial (Vg). [Skripsi]. Jember(ID):
Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jember.
LAMPIRAN

Gambar 4 Lock Book Gambar 5 Lock Book

Gambar 6 Lock Book Gambar 7 Lock Book

Anda mungkin juga menyukai