Makalah Swamedikasi
Makalah Swamedikasi
Makalah Swamedikasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul, SWAMEDIKASI
BATUK
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca, dan dosen demi
penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang dan untuk perkembangan dan
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
2.2 BATUK..................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................17
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk melakukan pekerjaan
dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan, apotek berkewajiban menyediakan obat-
obat tertentu, aman, merata, dan terjangkau oleh masyarakat,memberikan informasi tentang
penggunaan obat dan tepat kepada pasien sertamendukung pengobatan yang rasional demi
kesejahteraan pasien.
Disinilah peran Farmasi Apoteker untuk membimbing dan memilihkan obat yang
tepat. Pasien dapat meminta informasi kepada apoteker agar pemilihan obat lebih tepat.
Selain apoteker, tenaga farmasi lain seperti asisten apoteker mempunyai peran penting dalam
menyampaikan informasi obat kepada masyarakat. Informasi yang diberikan kepada pasien
sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu
pengobatan, makanan/ minuman/ aktifitas yang hendaknya dihindari selama terapi dan
Namun, tidak semua keluhan atau gejala dapat ditangani dengan swamedikasi. Adapun
gangguan ringan yang biasanya sembuh dengan sendirinya (tanpa obat) seperti batuk. Setiap
orang, tua atau muda, pernah menderita gangguan batuk. Berhubung batuk mengganggu baik
dirinya sendiri maupun lingkungannya, maka dapat dimengerti bahwa orang ingin secepatnya
menekan gejala batuk ini dengan minum suatu obat pereda batuk.
4
1.2 Tujuan Penulisan
memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang
ditetapkan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SWAMEDIKASI
Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang
sederhana yang dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter
(Rahardja, 2010).
Swamedikasi atau pengobatan sendiri adalah perilaku untuk mengatasi sakit ringan
sebelum mencari pertolongan ke petugas atau fasilitas kesehatan. Lebih dari 60% dari
Keseriusan dapat dinilai salah satu atau mungkin tidak dikenali, sehingga pengobatan sendiri
bisa dilakukan terlalu lama. Gangguan bersangkutan dapat memperhebat keluhan, sehingga
dokter perlu menggunakan obat-obat yang lebih keras. Resiko yang lain adalah penggunaan
obat yang kurang tepat. Obat bisa digunakan secara salah, terlalu lama atau dalam takaran
yang terlalu besar. Guna mengatasi resiko tersebut,maka perlu mengenali kerugian-kerugian
Disinilah peran Farmasi Apoteker untuk membimbing dan memilihkan obat yang
tepat. Pasien dapat meminta informasi kepada apoteker agar pemilihan obat lebih tepat.
Selain apoteker, tenaga farmasi lain seperti asisten apoteker mempunyai peran penting dalam
6
Atas permintaan masyarakat Informasi yang diberikan harus benar, jelas dan mudah
meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, makanan/
minuman/ aktifitas yang hendaknya dihindari selama terapi dan informasi lain yang
menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata.
Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang mengobati diri sendiri, untuk
dalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih
dahulu. Namun bukan berarti asal mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat
yang sesuai dengan penyakitnya dan apoteker-lah yang bisa berperan di sini. Apoteker bisa
memberikan informasi obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk
kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya ada lima komponen
informasi yang yang diperlukan untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat modern,
yaitu pengetahuan tentang kandungan aktif obat, indikasi, dosage, efek samping, dan kontra
penyakit ringan yang banyak dialami masayarakat, seperti demam, nyeri, pusing, batuk,
influenza, sakit maag, diare, penyakit kulit dan lain-lain. Swamedikasi diambil masyarakat
7
Pada pelaksanaanya, swamedikasi menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan
karena ada ancaman penyakit yang lebih serius yang tidak disadari oleh masyarakat dan juga
keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunannya (Sriana, 2004). Obat
bebas dan obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperjualbelikan secara bebas tanpa
resep dokter untuk mengobati jenis penyakit yang pengobatannya dapat diterapkan sendiri
oleh masyarakat. Pengertian obat itu sendiri adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosis,
pengobatan melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau hewan
(Anief, 1997)
8
2.2 BATUK
Batuk adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing atau dahak dari
saluran nafas bagian atas dan paru paru. Batuk juga bisa timbul sebagai reaksi atas iritasi
pada saluran nafas. Batuk hanya gejala dari suatu penyakit dan biasanya gejala batuk tidak
Selaput lendir dari saluran pernafasan bagian atas seperti hidung, tengggorokan,
cabang dan ranting ranting tenggorokan dilapisi oleh apa yang namanya bulu getar. Dengan
gerkan berombak pelan pelan yang terus menerus, bulu getar ini menyapu lendir, yang
merupakan larutan encer yang tidak berwarna, ke jurusan tnggorokan yang kemudian
dikeluarkan dengan meludah atau ditelan (kira kira 100 ml seharinya). Bilamana bulu getra
ini tidak berfungsi dengan baik, maka timbullah refleks batuk atau bersin yang melepaskan
Lendir ini berfungsi membersihkan jaringan paru paru yang halus dan
lendir juga menghindari mengeringnya selaput lendir dan mengerasnya bulu getar.
Refleks batuk adalah keinginan spontan untuk batuk yang ditimbulkan oleh
rangsangan dari selaput lendir pernapasan yang terletak di hypofarynx, pangkal tenggorok
lendir ini terdapat ujung-ujung saraf sebagai unsur-unsur penerima (receptors) yang peka
terhadap zat-zat perangsang. Melalui jaringan saraf, rangsangan ini diteruskan ke pusat batuk
yang terletak di sumsum lanjutan. Seluruh rangsangan yang masuk dikoordinasikan disini,
kemudian dikirimkan sinyal-sinyal melalui saraf-saraf ke otot-otot iga dan perut untuk
menimbulkan reflex batu. Pusat batuk dihubungkan dengan pusat-pusat lain di sumsum
9
Gejala gejala Batuk
Pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat, mungkin disertai dengan
pengeluaran dahak .
a. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misal flu, bronchitis,
dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang yaitu pneumonia, TBC dan kanker
paru-paru.
b. Alergi
Jenis Batuk :
(kuman, debu dan sebagainya) dan dahak dari batang tenggorokan. Maka pada dasarnya jenis
10
b. Batuk non-produktif (Batuk Kering)
Bersifat kering tanpa adanya dahak atau juga karena pengeluarannya memang tidak
mungkin seperti pada tumor. Batuk jenis ini tidak ada manfaatnya, maka haruslah dihentikan.
Batuk akut (kurang 3 minggu) paling sering karena infeksi saluran napas atas (khususnya
common cold, sinusitis bacterial akut, dan pertusis), tetapi kelainan yang lebih, serius seperti
Batuk kronik (lebih dari tiga minggu) pada perokok meningkatkan kemungkinan PPOK
atau kanker bronkogenik. Pada bukan perokok dengan foto toraks normal dan tidak
menggunakan ACE inhibitor, penyebab batuk paling sering adalah postnasal drip, asma, dan
gastroesophageal reflux.
11
2.3 PENGOBATAN BATUK
obat; efek terapi yang diharapkan dari pengobatan dan kemungkinan efek samping
yang tidak diharapkan; bagimana efek obat tersebut dimonitoring; interaksi yang
mungkin terjadi; perhatian dan peringatan mengenai obat; lama penggunaan; dan
Berdasarkan dua kriteria diatas, kelompok obat yang baik digunakan untuk
swamedikasi adalah obat-obat yang termasuk dalam obat Over the Counter (OTC)
dan Obat Wajib Apotek (OWA). Obat OTC terdiri dari obat-obat yang dapat
digunakan tanpa resep dokter, meliputi obat bebas, dan obat bebas terbatas.Berikut beberapa
1. Batuk produktif
a. Ekspektoransia
permen,adas,mentol,dll).
b. Zat-zat pelumas
Obat-obat ini memperlunak rangsangan batuk, memperlicin agar kering dan melunakkan
selaput lender yang teriritasi. Untuk tujuan ini banyak digunakan sirup (thimi dan altheae).
Obat batuk hitam (OBH) mengandung ammonium klorida, ammonia, anis, dan kayu manis.
Karena tidak mengandung gula, obat batuk ini dapat diminum oleh penderita penyakit
kencing manis (diabetes). Bagi bayi, anak-anak kecil dan ibu-ibu yang hamil atau menyusui,
12
terutama sirop tym dan altheae sangat cocok karena tidak mempunyai efek samping, enak
rasanya dan sangat aman. Juga obat batuk putih yang mengandung minyak anis banyak
2. Batuk nonproduktif
a. Zat-zat pereda
- Noskapin adalah suatu alkaloida dari candu, dengan daya meredakan geletika batuk yang
walaupun lebih lemah daripada kodein, tetapi tanpa sifat-sifat buruknya (ketagihan, sesak
napas, dan sembelit). Sebagai efek samping jarang-jarang terjadi nyeri kepala, rasa kantuk
dan reaksi kulit. Sebaiknya, wanita yang (akan) hamil jangan menggunakan obat ini.
Dosisnya : dewasa 3-4 kali sehari 30-50 mg, maksimal 250 mg sehari.
- Dekstrometorfan adalah turunan buatan dari kodein dengan efek menekan batuk yang
hamper sama kuatnya, tetapi juga tanpa sifat-sifat buruknya. Efek sampingnya hanya berupa
rasa kantuk ringan dan perasaan mual. Dosisnya : 3-4 kali sehari 15 mg.
b. Antihistaminika
Selain itu juga sering skali digunakan suatu antihistaminika dengan efek meredakan pula
terhadap rangsangan batuk. Sangat terkenal adalah difenhidramin (Benadryl sirup) dan
prometazin (phenergan sirup). Sirop dengan prometazin sebaiknya jangan diberikan pada
c. Tablet hisap
Pada keadaan darurat gula-gula (drop, permen), atau tablet hisap (yang digunakan padanyeri
tenggorok) juga dapat meringankan batuk, karena pada hakekatnya gerakan menelan sudah
13
Terapi Nonfarmakologi (Batuk Kering)
Minum banyak air, terutama air hangat untuk menjaga kelembaban saluran pernapasan.
Kumur dengan air putih selama 1 menit, 3 kali sehari, untuk meredakan gejala.
Berhenti merokok atau menghindari asap rokok dan asap kendaraan yang dapat
Minum air putih sekurang-kurangnya 8 10 gelas setiap hari. Asupan cairan sangat
Anjurkan untuk menghindari paparan alergen yang terkandung di udara untuk pasien yang
mengalami alergi
Hindari konsumsi alkohol atau kafein karena dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan.
CONTOH KASUS
1. Seorang anak bernama Zalfa, 5 thn, sekarang ini sedang batuk berdahak dan dahak
yang dikeluarkan kental. Bagaimana supaya dahaknya bisa keluar?, soalnya dia belum bisa
14
Jawab:
Cara Kerja Obat: Memberi efek sekretolitik dan skretomotor pada saluran
Efek Samping: bisolvon dapat ditoleransi dengan baik.pernah dilaporkan efek samping
perhari. Dewasa dan anak > 10 tahun : 3 x10 ml perhari. Atau menurut petunjuk dokter.
2. Seorang mahasiswa (23 tahun) datang ke apotek mengeluh batuk kering dan
tenggorokannya gatal. Batuk ini sangat menganggu tidurnya. Obat apakah yang akan
diberikan?
Jawab :
Sanadrryl DMP
Komposisi
Dekstrometorphan HBr 10 mg, difenhidramin HCl 12,5 mg, amonium klorida 100 mg,
Indikasi
15
Dosis
Seorang mahasiswa bernama tika berusia 24 tahun datang ke apotik dengan mengeluh
mengalami batuk berdahak dan pilek. Dia merasa terganggu dengan batuk pileknya
tersebut.
Jawab :
a. Alerved (per tablet berisi pseudoefedrin HCL 60 mg dan triptolidin HCL 2,5 mg)
Dosis : pseudoefedrin HCL 60mg dan triprolidin HCL 2,5mg di minum 3 x sehari 1
b. GG (glyceryl guaiacolate)
Indikasi : Ekspektoran
Selama penggunaan kedua obat ini jangan mengendarai kendaraan dan menjalankan
mesin.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit
tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Namun bukan berarti asal
mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan
penyakitnya dan apoteker-lah yang bisa berperan di sini. Apoteker bisa memberikan
informasi obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk
2. Batuk adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing atau dahak dari
saluran nafas bagian atas dan paru paru. Batuk hanya gejala dari suatu penyakit dan
biasanya gejala batuk tidak berdiri sendiri, ada gejala lain yang menyertainya. Batuk
terdiri dari 2 jenis yaitu batuk produktif (berdahak) dan batuk non-produktif (kering).
Sedangkan itu, berdasarkan lama batuknya batuk terdiri dari Batuk akut (kurang 3
3. Obat yang digunakan dalam swamedikasi harus didukung dengan informasi tentang
bagaimana cara penggunaan obat; efek terapi yang diharapkan dari pengobatan dan
kemungkinan efek samping yang tidak diharapkan; bagimana efek obat tersebut
17
DAFTAR ISI
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/309225009?extension=pdf&ft=149658
8562<=1496592172&user_id=102022912&uahk=oTwuFLVtrrR9ajWxBuP9ZXy3fx
Y (Diakses pada tanggal 05 juni 2017 )
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view&ty
p=html&id=73548&ftyp=potongan&potongan=S1-2014-301011-chapter1.pdf
(Diakses pada tanggal 05 juni 2017 )
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/192335690?extension=pdf&ft=149658
8134<=1496591744&user_id=102022912&uahk=FdVYr-DStasdKdNoqc7SW69-
dNU (Diakses pada tanggal 05 juni 2017 )
http://eprints.ung.ac.id/1708/9/2012-2-48401-821309053-bab2-05022013092034.pdf
(Diakses pada tanggal 05 juni 2017 )
18