Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Tugas Laporan Ilmu Kebumian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI ILMU KEBUMIAN PADA BIDANG TEKNIK LINGKUNGAN

Identifikasi Karakteristik Batuan Untuk Pengelolaan Kualitas Lingkungan


Kuliah Lapangan di Perbukitan Bayan Klaten Jawa Tengah

Oleh

Tri Puji Astuti Ramadhani /15513068/ Kelas B

1. Tujuan
Kegiatan Kuliah Lapangan Ilmu Kebumian bertujuan untuk menambah pemahaman
mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam
Indonesia tentang Ilmu Kebumian dari ahli dan pakar dari bidang geologi, tidak hanya dari
segi teori, namun juga aplikasi nyata di lapangan melalui studi kasus yang relevan dengan
bidang teknik lingkungan seperti halnya industri pertambangan, keterkaitan jenis dan
karakteristik batuan dengan keberadaan airtanah, serta berbagai konsekuensi pemanfaatan
sumberdaya alam di bumi.

2. Peralatan Lapangan
1. Sepatu lapangan
2. Alat tulis
3. Jas hujan atau payung
4. Baju lengan panjang (PDL teknik lingkungan)
5. Topi lapangan
6. Peta topografi
7. Peta geologi
8. Obat obatan pribadi
9. Air minum
10. Cemilan atau makanan ringan
3. Deskripsi Lokasi Kuliah Lapangan
3.1 PETA
a. Peta geologi perbukitan bayat

b. Peta lokasi
3.2 Kondis umum lokasi.
Perbukitan Jiwo, Bayat terletak duapuluh kilometer di sebelah selatan kota
Klaten, jawa tengah secara administratif perbukitan jiwo ini termasuk wilayah
Kecamatan Bayat dan Kecamatan Wedi, sedangkan secara geografis terletak antara
1103633 BT - 11041 24 BT dan 74357 LS - 74920 LS. Daerah ini adalah daerah
di mana batuan berumur pretersier dan paleogen tersingkap didaerah jawa ini
merupakan batuan tertua di pulau jawa. Selain itu daerah ini merupakan perbukitan
yang lebih dikenal dengan nama perbukitan Jiwo Barat dan Jiwo Timur, yang keduanya
dipisahkan oleh sungai yang membelah kedua perbukiatan tersebt yaitu sungai
Dengkeng. Perbukitan ini me-rupakan perbukitan terisolir yang dikeli-lingi oleh dataran
aluvial. Secara fisiografi dataran aluvial dengan bukit-bukit terisolir tersebut termasuk
dalam zona depresi tengah Jawa Timur. Satuan fisiografi ini perbukitan yang dikunjungi
sebagai tempat penggamatan dan penelitian adalah perbukitan Jiwo timur
Perbukitan jiwo timur merupakan deretan perbukitan yang terdiri dari Gunung
Konang, Gunung Pendul, Gunung Semangu,Adapun disana banyak dijumpai kuarsa susu,
berukuran kerikil sampai berangkal dan merupakan ciri khas daerah batuan metamorf.
Didaerahh tempat dilakuakannya analisi kulia lapangan.
Pada daerah yang dikunjungi sebagai fild trip ilmu kebumian berupa perbukitan
yang cukup luas dengan banyak pepohonan yang cukup rindang dan berdasarkan pos
pengamatan yang dikunjungi hanya sedikit ditemukannya rumah rumah warga disekitar
daerah tersebut. Akan tetapi pepohonan yang rindang ingin dapat menyebabkan lebih
cepatnya pelapukan batuan yang tersingkap didaerah tersebut.

4. Hasil dan pengamatan.


4.1 Pengamatan pada titik 1
Lokasi titik pertama yang dikunjungi adalah batuan besment yang merupakan
sigapan batuan metamorf. Pada lokasi ini batuan terletak persis disebelah rumah warga.
Batuan yang dikunjungi pada titik pertama ini berada di sebuah tepi jalan dan
menyelinap didalam lereng dipinggir jalan tersebut. Dengan kodisi tanah yang lembab
dan miring. Batuan yang kita kunjungi pada titik pertama ini sudahmulai mengalami
pelapukan sedikit demi sedikit terutama dibagian pinggir pinggir batuan tersebut.
Batuan ini merupakan batuan tertua dipulau jawa dengan umur pratersier atau
berkisar antara 65 sampai 100 juta tahun yang lalu. Batuan ini merupakan batuan
metamorf dengan meniral penyusun utama dari batuan ini adalah mika. Batuan ini
ketika dilihat sedikit mengkilap selain itu juga memiliki foriasi atau disebut batuan
metamorf yang berforiasi sejajar (filit) dengan mineral. Foliasi sendiri adalah
kenampakan adanya kesan perlapisan atau penjajaran mineral, seperti slate, filit, skis,
gneis. Batuan ini berwarna campuran dari coklat, abu abu gelap dan sedikit garis garis
putih. Waran dari batuan ini berasal dari mineral penyusunya. Selainitu batuan ini
termasuk batuan metamorf jenis marmer apabila dilihat dari warna dan
karakteristiknya. Batuan marmer sendiri merupakan batuan yang terbentuk apabila
batuan kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan yang tinggi.
4.1 gambar batuan metamorf pada titik 1

4.2 Pengamatan pada titik 2


Lokasi pada titik kedua ini sedikit agak bawah menuruni titik kumpul pertama
fildtrip. Pada lokasi ini ada 2 batuan yang terpisah oleh jalan. Sayangnya batuan ini
banyak dicoret coret oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab. Batuan pada ttitik
kedua ini sangat terlihat seluruhnya tidak seperti batuan pada titik pertama yang hanya
terlihat sebagian saja. Batuan ini sering disebut dengan batu watuk perahu karena
bentuknya menyerupai perahu.
Batuan pada titik kedua ini merupakan batuan gamping dengan umur eusen
atau sekitar 33 sapai dengan 65 jutah tahun yang lalu. Berdasarkan informasi yang
didapatkan dari para ahli dan pakar geologi batuan ini merupakan batuan konglomerat
kuarsa dan batuan gamping dengan jenis numulithes micro fosil. Batuan ini memiliki
nama numulithes javanies, numulithes adalah genus dari batuan tersebut dan javanies
adalah nama spesies dari batuan tersebut. Warna batuan batuan ini kehitaman dengan
beberapa batuan dalam kondisi yang cukup baik. Batuan ini terbentuk dilautan dan
terangkat keatas akibat adanya tubrukan lempeng sehingga batu ini berada didaratan.
Dalam batuan ini terdapat mikrofosil, batuan gamping ini sendiri masuk
kedalam batuan sedimen. Batuan sedimen sendiri banyak menyimpan fosil, baik dalam
ukuuran makro, mikro, ataupun nano yang hanya dapatt dilihat dengan alat bantu.
Natuan sedimen ini sendiri termasuk batuan yang menyimpan fosil dikarenakan tidak
mengalami tekanan ataupun perubahan suhu yang ekstrim ssehingga tidak merusak
fosil didalamnya. Akan tetapi fosil fosil yang dapat diawetkan didalam batuan sedimen
hanyalah fosil yang memiliki cangkang kuat dank eras. Sehingga tidak rusak pada saat
proses pelapukan.
4.2 Gambar batuan gamping pada titik 2

4.3 Pengamatan pada titik 3


Lokasi pada titik ke 3 ini berada di sebuah bukit yang cukup jauh dari posisi titik
kumpul, bukit ini bernama gunung pendul. Dibukit ini banyak tembuhan serta
rerumputan yang ada disekeliling bukit ini, bukit ini juga berhadapan dengan gunung
konang, gunung kebo, gunung tugu, serta bukit jetit.
Gunung ini terbentuk akibat dari kristalisasi magma dan menjadi batuan beku.
Bukit ini termasuk bukit yag stabil Karen batuan penyusunya merupakan batuan yang
kuat yag terbentuk karena hasil lelehan magma yang membeku. Bukin ini tersusun atas
buatuan Diorit atau lebih tepatnya dikatakan gunung pendul merupakan tubuh intrusi
mikrodiorit . Dengan mineral yang sering berasosiasi dengan 6iorite adalah mineral
mineral seperti emas, tembaga dan perak. Hanya saja dalam gunung pendul ini
kandungan tembaga, perak, serta emasnya sedikit sehingga tidak digunakan sebagai
tempat penambangan. Selain itu dilereng bukit ini banyak dijadikan warga sebagai
tempat pertanian sehingga batuan beku disekitar gunung pendul mengalami pelapukan
serta dan retakan. Retakanpun telah banyak diisi oleh kalsit yang menyebabkan banyak
terjadinya pelapukan mengulit bawang (sphaerodial weathering) di lereng bukit pendul
bagian selatan.

Gambar dari gunung pendul pada titik ke 3

4.4 jenis batuan dan kegiatan tambang


1. batuan beku
batuan beku dimanfaatkan sebagai batuan untuk pembuatan lantai, ornament
dinding, sebagai bahan pengisi filler dalam industri selain itu dapat juga
dijadikan untuk alat masak yaitu cobek, dan juga isolator untuk temperatur
tinggi, serta sebagai batu pembuat pondasi gedung ataupun rumah.
2. Bataun sedimen
Batiuan sedimen dimanfaatkan sebagai batuan untuk bahan baku semen, bahan
baku dalam pembuatan kaca dan juga sebagai bahan bangunan.
3. Batuan metamorf
Batuan metamorf dimafaatkan sebagai bahan untuk kontruksi jalan, bahan
untuk pembuatan patung, bahan untuk kerajinan ataupun sebagai sumber mika
yang utama ( suatu komponen penting dalam pembuatan kapasitor dan
kondensator pada industry elektromanetik).

4.5 jenis batuan dan potensi air tanah


1. bataun beku
batuan beku termasuk kedalam lapisan batuan yang akuiflug, yaitu batuan yang
tidak dapat menyimpan, menampung ataupun mengalirkan air tanah. Akan
tetapi batuan beku ini memiliki rekahan rekahan yang dapat dijadikan tempat
mengalirkan air didalam tanah.
2. Batuan sedimen
Batuan sedimen termasuk dalam batauan akuifer dan akuitar, akuifer adalah
batuan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air seperti batuan sedimen
jenis batu pasir dan batu gamping. Sedangkan batuan akuitar adalah lapisan
batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya dapat mengalirkan air tanah
dalam jumlah yang sangat terbatas seperti basal scoria, serpih, napal, dan
batulempung. Batuan sedimen yang bersifat akuifer atau akuitar sama sama
batuan yang memiliki pori pori dalam batuan tersebut sehingga dapat
menyimpan atau mengalirkan air didalam batuan hanya saja sifat tari akufer
atau akuitar tergantung pada jenis batuan sedimen nya itu sendiri.
3. Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang termasuk kedalam lapisan batuan
akuiflug sama seperti batuan beku. Akuiflug ini adalah batuan yang tidak dapat
menyimpan ataupun mengalirkan air. Hanya saja batuan jenis ini memiliki
rekahan rekahan yang dapat digunakan sebagai jalur mengalirnya air.

4.6 Jenis Batuan dan Kebencanan


1) Batuan beku
Batuan beku merupakan batauan yang memiliki karakteristik yaitu memiliki
rekahan rekan untuk mengalirkan air. Dalam hal ini rekahan rekahan dapat
menguntungkan pada saat penyimpana air akan tetapi rekahan rekahan pada
batuan beku juga menyebabkan batuan ini tidak stabil karena rekahan rekahan
nya. Misalanya ketika terjadi gempa bumi rekahan rekahan ini dapat saling
berpisah dan menyebakan kelongsoran batuan.
2) Batuan sedimen
Batuan sedimen memiliki rongga rongga yang dapat menyimpan air ini dapat
menjad titik lemah yaitu membuat batuan menjadi lemah dan mudah
mengalami pelapukan dan dapat menjadi potensi longsor.
3) Batuan metamorf
Batuan metamorm dibagi menjadi 2 macam yaitu batuan metamorf berfoliasi
dan tidak berfoliasi. Batuan metamorf yang berfoliasi menggambarkan kondisi
tingkatan proses metamorfisme yang dialami batuan tersebut. Tingkatan foliasi
batuan metamorfik ini dapat dibedakan menjadi berfoliasi lemah, berfoliasi
menengah, dan berfoliasi kuat. Makin tinggi tingkat foliasi, maka makin tegas
foliasinya dan makin banyak kandungan mineral pipihnya, dan foliasinya dapat
dikupas dengan tangan. Oleh sebab itu batuan yang memiliki foliasi
merupakan batuan yang cukup lemah dan mudah lapuk sehingga mudah
terkena atau ternawa erosi saat terjadi gempa.
5. kesimpulan

Dari kuliah lapangan ini dapat disimpulkan bahwa setiap batuan memiliki karakteristiknya
masing masing baik itu batuan metamorf, batuan beu, dan juga batuan sedimen. Khusus untuk batuan
didaerah bayat terdapat batuan eosen dan pratersier. Batuan pratersier berumur 65 sampai dengan 100
juta tahun yang lalu, sedangkan batuan eousen adalah batuan yang berumur 33 sampai dengan 65
tahun yang lalu. Batuan yang terdapat disana berjenis Nomulithes dan Asilina. Batuan nomulithes adalah
batuan yang terdapat didalamnya fosil fosil kerang. Sedangkan batuan pretersier yang berumur 65
sampai dengan 100 juta tahun yang lalu termasuk jenis batuan gamping yang merupakan marmer tapi
sudah banyak mengalami pelapukan di sekitar nya.

Setiap batuan memiliki sifat dan jenis masing masing mulai batuan metamorf dan batuan beku
adalah batuan yang termasuk kedalam batuan akuiflug sedangkan batuan sedimen memiliki ronga
rongga sehingga termasuk kedalam batuan akuiver. Selain itu dengan diketahuinya umur umur batuan
tersebut bahwa bumi mengalami evolusi yang dinamis yang dapat dibuktika dengan terangkat nya
batuan yang ada dilautan dangkal, fosil fosil yang terdapat di batuan serta menetahui barbagai macam
jenis fosil fosil yang terdapat di lautan yang tersikap ke daratan.

Dengan kuliah lapangan ini dapat menambah ilmu mengenai bebatuan serta maanfaat dan
bencana yang dapat ditimbulkan berbagai macam batuan. Mulai dari batuan dapat dimanfaatkan
sebagai pondasi rumah dan gedung, ataupun sebagai isolator panas. Selain itu mineral yang terkandung
dalam bebatuan dapat memberikan informasi dan jenis mineral mineral yang ada di daerah sekitar.
Selain itu dari jenis mineral yang digunakan pada pertambangan dapat diketahui bahaya yang dapat
terjadi terhadap lingkungan. Seperti misalnya saat ingin membuka lahan pertambangan apabila terdapat
batuan yang mengandung bayak pirit dan menghasilkan banyak asam tambang yang komponen kimia
utamanya adalah FeS2 yang apabila terkontaminasi ke dalam sungai ataupun tanah dapat menyebabkan
pencemaran dan kerusakan lingkungan. Dalam hal ini teknik linngkungan akan sangat membutuhkan
data data tersebut untuk dijadikan analisis mengenai dampak lingkungakan yang akan terjadi.
Daftar Pustaka

http://rizqigeos.blogspot.co.id/2013/03/batuan-pembentuk-bumi.html

http://kumpulantugassekolahdankuliah.blogspot.co.id/2015/01/sifat-batuan-terhadap-air-tanah.html

Anda mungkin juga menyukai