Tugas Kel.8
Tugas Kel.8
Tugas Kel.8
2. Prinsip Kerja
Prinsip kerja analisis TGA adalah sampel yang mengalami perubahan massa
saat dikenakan pada Controlled Temperature Programe. Sifat kuantitatif pada TGA
sehingga teknik pengukurannya secara termal dapat dilakukan dengan tepat meskipun
memberikan informasi kimia secara tidak langsung. Penggabungkan TGA dengan
beberapa detektor dan spektrofotometer seperti MS dan FTIR diperlukan untuk
mendapatkan data dalam bentuk informasi grafis. Metode ini dapat mengkarakterisasi
suatu bahan uji yang dilihat dari kehilangan massa atau terjadinya dekomposisi,
oksidasi atau dehidrasi. Proses kehilangan massa terjadi karena adanya proses
dekomposi yaitu pemutusan ikatan kimia, evaporasi yaitu kehilangan atsiri pada
peningkatan suhu, reduksi yaitu interaksi bahan dengan pereduksi, dan desorpsi.
Sedangkan kenaikan massa disebabkan oleh proses oksidasi yaitu interaksi bahan
dengan suasana pengoksidasi, dan absorpsi. Hal ini terutama berguna untuk
mempelajari bahan polimer, termasuk termoplastik, termoset, elastomer, komposit,
film, serat, pelapis dan cat (Mufthi 2009)
Prinsip dasar yang mendasari teknik DSC adalah, bila sampel mengalami
transformasi fisik seperti transisi fase, lebih (atau kurang) panas harus mengalir ke
referensi untuk mempertahankan keduanya pada temperatur yang sama. Lebih atau
kurang panas yang harus mengalir ke sampel tergantung pada apakah proses ini
eksotermik atau endotermik. Misalnya, sebagai sampel padat meleleh, cairan itu akan
memerlukan lebih banyak panas mengalir ke sampel untuk meningkatkan suhu pada
tingkat yang sama sebagai acuan. Hal ini disebabkan penyerapan panas oleh sampel
karena mengalami transisi fase endotermik dari padat menjadi cair. Demikian juga,
sampel ini mengalami proses eksotermik (seperti kristalisasi), panas yang lebih
sedikit diperlukan untuk menaikkan suhu sampel. Dengan mengamati perbedaan
aliran panas antara sampel dan referensi, diferensial scanning kalorimeter mampu
mengukur jumlah panas yang diserap atau dilepaskan selama transisi tersebut. DSC
juga dapat digunakan untuk mengamati perubahan fasa lebih halus, seperti transisi
kaca. DSC banyak digunakan dalam pengaturan industri sebagai instrumen
pengendalian kualitas karena penerapannya dalam mengevaluasi kemurnian sampel
dan untuk mempelajari pengobatan polimer. Hasil percobaan DSC adalah pemanasan
atau pendinginan kurva.Polimer sering dianggap sebagai material yang tidak mampu
memberikan performa yang baik pada termperatur tinggi. Namun, pada
kenyataannya, terdapat beberapa polimer yang cocok untuk penggunaan pada
temperatur tinggi, bahkan lebih baik daripada traditional materials.
Setiap jenis dan merk alat menentukan cara penggunaan TGA, karena setiap
merk memiliki bagian yang berbeda. Hal pertama yang dilakuakan dengan
memasukkan serbuk material ke dalam cawan kecil berbahan platina, alumina, atau
teflon. Bahan dari cawan tersebut disesuaikan dengan bahan uji agar tidak bereaksi
serta lengket saatt suhu tinggi.
Gambar 2.1 Cawan dari alumina, platinum, silika dan platina (Anandhan,
2003)
Bahan standar sebagai refernsi dan penyeimbang dari timbangan mikro
diperlukan dalam analisis TGA. Alumina biassanya dipakai sebagai standar dengan
cara dimasukkan ke dalam cawan. Bahan uji dapat dianalisis dalam bentuk bubuk
(powder) atau potongan kecil sehingga bagian dalam bahan uji dekat dengan suhu gas
yang diukur. Kemudian alumina dan bahan uji dimasukkna ke dalam alat TGA
dengan samngat hati-hati Alumina dan bahan uji kemudian dimasukkan ke dalam alat
TGA. Saat kedua cawan tersebut diletakkan di atas papan harus dengan hati-hati
karena lengan dari papan timbangan sangat mudah patah. Timbangan dalam keadaan
nol dan siklus panas menentukan wadah sampel yang dipanaskan. Berat bahan uji
mulai dari 1 sampai 150 mg. Berat bahan uji yang biasa digunakan adalah 25 mg,
akan tetapi hasilnya akan sempurna ketika bahan uji yang digunakan 1 mg material.
Rentang suhu yang digunakan pada analisis adalah 25C sampai 1500C. Sehingga
sinyal TGA menghasilkan kurva plot dikonversi ke perubahan persen berat pada
sumbu Y terp temperature material referensi sumbu X.
Analisa termal merupakan suatu analisa dengan memberikan input kalor untuk
mengetahui karakterisasi dari sampel. Suatu analisa termal memiliki keuntungan
yaitu jumlah material yang dibutuhkan hanya sedikit. Hal ini memastikan
keseragaman distribusi suhu dan resolusi yang tinggi.
DSC adalah suatu teknik analisa termal yang mengukur energi yang diserap
atau diemisikan oleh sampel sebagai fungsi waktu atau suhu. Ketika transisi termal
terjadi pada sampel, DSC memberikan pengukuran kalorimetri dari energi transisi
dari temperatur tertentu.
DSC merupakan suatu teknik analisa yang digunakan untuk mengukur energi
yang diperlukan untuk mengukur energi yang diperlukan untuk membuat perbedaan
temperatur antara sampel dan pembanding mendekati nol, yang dianalisa pada daerah
suhu yang sama, dalam lingkungan panas atau dingin dengan kecepatan yang teratur.
Terdapat dua tipe sistem DSC yang umum digunakan, yaitu :
Power Compensation DSC
Heat flux DSC
Power Compensation DSC
Pada Power Compensation DSC, suhu sampel dan pembanding diatur secara
manual dengan menggunakan tungku pembakaran yang sama dan terpisah. Suhu
sampel dan pembanding dibuat sama dengan mengubah daya masukan dari kedua
tungku pembakaran. Energi yang dibutuhkan untuk melakukan hal tersebut
merupakan ukuran dari perubahan entalpi atau perubahan panas dari sampel terhadap
pembanding.
Heat Flux DSC
Pada Heat Flux DSC, sampel dan pembanding dihubungkan dengan suatu
lempengan logam. Sampel dan pembanding tersebut ditempatkan dalam satu tungku
pembakaran. Perubahan entalpi atau kapasitas panas dari sampel menimbulkan
perbedaan temperatur sampel terhadap pembanding, laju panas yang dihasilkan
nilainya lebih kecil dibandingkan dengan Differential Thermal Analysis (DTA). Hal
ini dikarenakan sampel dan pembanding dalam hubungan termal yang baik.
Perbedaan temperatur dicatat dan dihubungkan dengan perubahan entalpi dari sampel
menggunakan percobaan kalibrasi.
Sistem Heat Flux DSC merupakan sedikit modifikasi dari DTA, hanya
berbeda pada wadah untuk sampel dan pembanding dihubungkan dengan lajur laju
panas yang baik. Sampel dan pembanding ditempatkan didalam tungku pembakaran
yang sama.perbedaan energi yang diperlukan untuk mempertahankannya pada suhu
yang mendekati sama dipenuhi dengan perubahan panas dari sampel. Adanya energi
yan berlebih disalurkan antara sampel dan pembanding melalui penghubung
lempengan ogam, merupakan suatu hal yang tidak dimiliki oleh DTA.
Rangkaian utama sel DSC ditempatkan pada pemanas silinder yang
menghamburkan panas ke sampel dan pembanding melalui lempengan yang
dihubungkan pada balok perak. Lempengan memiliki dua plat yang ditempatkan
diatas wadah sampel dan pembanding.
Gambar 2.6 (a) Kurva TGA (b) Tipe kurva TGA (Anandhan, 2003)
Beberapa kurva DSC hasil pengukuran dari beberapa jurnal
Namun demikian, bukti yang jelas untuk kehadiran 2 domain yang mengkristal
ditunjukkan dengan munculnya dua puncak endotermik seperti yang ditunjukkan oleh
TM1 dan Tm2. Luas puncak temperatur leleh lebih rendah ditemukan pada TM1 ~ di
3C itu menunjukkan oligomer polydispersed PEGDME membentuk intra-molekul
H-obligasi. Pengamatan ini juga menunjukkan adanya sejumlah kecil kristal eksklusif
PEGDME (pemisahan fase mikroskopis) yang dibatasi polimer PEG-PU. Munculnya
puncak endotermik kedua (Tm2 di ~ 35 oC) secara signifikan membuat suhu bergeser
lebih rendah dibandingkan dengan ~ 58 oC untuk macromonomer PEG murni. Hal ini
disebabkan antarmuka campuran yang dibentuk PEG terjerat jaringan PEG-PU dan
rantai PEGDME yang memfasilitasi antar-molekul ikata H. Tg berpori perancah
polimer diamati di ~ -52 oC, dengan indikasi yang jelas dari matriks polimer
sepenuhnya amorf dalam tidak adanya wilayah mencair.
6. Aplikasi TGA
Secara umum TGA dapat digunakan dalam
a. Analisa temperatur dan perubahan berat reaksi dekomposisi, komposisi
kuantitatif dan kandungan air.
b. Analisa reaksi oksigen, udara, dan gas reaktif.
c. Mengukur laju evaporasi
d. Mengidentifikasi plastic dan material organik
e. Mengukur berat fiberglass dan material anorganik pada plastic, melaminasi,
mengecat, primer, dan material komposit dengan pembakaran resin polimer.
f. Mengukur material yang ditambahkan ke beberapa makanan
g. Menentukan kemurnian suatu material
h. Diaplikasikan dalam jurnal internasional seperti Rapid Synthesis of Zeolitic
Imidazolate Framework-8 (ZIF-8) Nanocrystals In An Aqueous System
(Pan, 2011). Dengan sampel ZIF-8 nanokristal yang disintesis dalam larutan
encer pada temperatur ruang (222 oC) dalam beberapa menit. Sampel
diukur menggunakan TGA dengan instrumen helium. Adapun struktur dari
ZIF-8 adalah sebagai berikut:
Gambar 2.9 Kurva TGA dari sampel ZIF-8 setelah disintesis (Pan, 2011)
Gambar 3.9 menunjukkan analisis gravimetri termal (TGA) dari sampel
setelah disintesis yang dilakukan di bawah aliran helium. Kurva TGA mirip
dengan yang telah dilaporkan sebelumnya yaitu kristal ZIF-8 berukuran
mikrometer yang dilakukan dalam aliran nitrogen. Gambar menunjukkan
sampel berangsur-angsur mengalami penurunan yaitu sebesar 11,8% pada
temperatur 200 oC, sesuai dengan penghilangan molekul pelarut terutama air
dari rongga atau spesies yang tidak bereaksi misalnya 2-metil imidazol dari
permukaan nanokristal. Sebuah dataran tinggi yang panjang ditunjukkan pada
kisaran suhu 200-500 oC yang menunjukkan bahwa sampel mempunyai
stabilitas termal yang tinggi.