Modul 2
Modul 2
Modul 2
Dosen Pengampu
Yunita Triana, S.Si., M.Si., Ph.D
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6A:
Mata Kuliah :
Kimia Analitik
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum ini, yaitu mengenai tugas proyek (sampel A) yang
bertujuan memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analitik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Kimia Analitik Ibu Yunita Triana, S.Si., M.Si., Ph.D
2. Asisten laboratorium praktikum Tugas Proyek (Sampel A), Nessa Sabriena
3. Anggota kelompok 6 praktikum Tugas Proyek (Sampel A)
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis harapkan semoga laporan praktikum Tugas Proyek (Sampel A) ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kation golongan III
2.2 Reagen
2.2.1 NH4OH
2.2.2 NaOH
2.2.3 Perubahan fisik dan warna larutan serta endapan
2.3 Centrifuge
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan
3.3 Alat dan Bahan
3.4 Prosedur Percobaan
3.5 Skema Percobaan
BAB IV HASIL DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5,1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menjelaskan dasar pemikiran dilakukannya praktikum. Bab ini berisi latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan.
Adapun proses pelapisan logam dari air dilakukan dengan pengurangan tujuan
pencemaran dan memanfaatkan kandungan unsur logam sisa, terutama logam berat pada air.
Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian
mana logam berat tersebut terikat di dalam tubuh. Keberadaan logam pada konsentrasi yang
beracun di dalam udara dapat mengancam kesehatan lingkungan perairan melalui proses
bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam gangguan makanan dan pada akhirnya mengancam
keberlanjutan produk ekosistem yang ada di dalam negeri (Amriani, 2011). Selain itu, kadar
logam berat dalam perairan yang melebihi batas batas juga menyebabkan efek sinergetik
yaitu bertambahnya besarnya toksisitas atau daya racun logam berat tersebut yang juga
dipengaruhi oleh Ph, suhu, salinitas dan kesadahan (Hutagalung, 1991).
Salah satu cara dalam pemurnian unsur logam berdasarkan golongan kation yang ada
di dalamnya, ialah penggolongan berdasarkan kation golongan I, II dan III. Yang mana kation
golongan III membentuk sulfida yang lebih larut dibandingkan kation golongan II. Karena itu
untuk mengendapkan kation golongan III sebagai garam sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi
menjadi sekitar 10 - 9 M atau pH 9. Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan amonium
hidroksida dan amonium klorida, kemudian dijenuhkan dengan H2S (Dr. Ir. Shairman, 2013)
Bab tinjauan pustaka menjelaskan aspek yang berkaitan dengan topik laporan ini, dengan
meninjau pustaka kembali.
2.1 Kation Golongan III
Kation golongan III ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer (buffer ammonium-amonium klorida).
Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral
/amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam diendapkan
sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida,karena
hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan a ir.besi, aluminium, dan mangan(sering
disertai sedikit mangan) atau golongan IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan
amonia dengan adanya amonium klorida. Endapan hidroksida pada golongan ini bermacam-
macam. Kation golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfatnya dengan mengalirkan gas
H2S dalam larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan buffer NH4Cl dan NH4OH)
(Vogel, 1985).
2.2 Reagen
Reagen adalah suatu zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,
mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain (Siregar, 2018). Reagen adalah suatu zat
yang digunakan sebagai pereaksi atau sebagai unsur pokok dari larutan, larutan reagen adalah
larutan dari pereaksi dalam pelarut dan kadar tertentu yang sesuai untuk penggunaan tertentu.
Kegunaan reagen sendiri untuk pengujian menganalisis bahan kimia, sebagai komponen
dasar dalam biologi molekuler, digunakan untuk mendeteksi organisme lain yang sulit untuk
ditemukan dengan perangkat yang biasa, sebagai alat diagnosis, dan dapat digunakanuntuk
berbagai tujuan penelitian seperti, tes darah, imunologi, dan farmasi proses (). Reagen dibagi
menjadi dua, yaitu reagen alami dan reagen kimia. Reagen alami yaitu fenton reagen,
grignard reagen, collins reagen, fehling reagen, dan millon reagen. Reagen kimia yaitu, air
barit, air brom, benedict, dan biuret ().
2.2.1 NH4OH
Reaktivitas Stabil pada suhu kamar dalam wadah gelas dengan tutup
plastik atau karet.
Titik leleh - 77
Titik didih 28
Berat jenis 0.91 g/cm3 (25 % w/w) dan 0.88 g/cm3 (35 % w/w)
Bau Menyengat
2.2.2 NaOH
Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api merupakan senyawa
kimia dengan alkali tinggi. Sifat-sifat kimia membuatnya ideal untuk digunakan dalam
berbagai aplikasi yang berbeda. Natrium hidroksida adalah bahan dasar populer yang
digunakan di industri. Sekitar 56% Natrium hidroksida yang dihasilkan digunakan oleh
industri, 25% diantaranya digunakan oleh industri kertas. Natrium hidroksida juga digunakan
dalam pembuatan garam Natrium dan deterjen, regulasi pH, dan sintesis organik. Ini
digunakan dalam proses produksi aluminium Bayer, secara massal Natrium hidroksida paling
sering ditangani sebagai larutan berair. karena lebih murah dan mudah ditangani ( Bittner,
2017).
2.2.3 Perubahan fisik dan warna larutan serta endapan
Perubahan fisik dan warna merupakan analisis yang dilakukan berdasarkan sifat fisis
dari larutan yang ingin diamati. Perubahan fisik dan warna larutan sering digunakan sebagai
deteksi awal keberadaan kation. Perubahan yang terjadi pada larutan biasanya disebabkan
oleh kenaikan suhu dan reaksi yang terjadi. Endapan adalah zat yang memisahkan diri
sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau
koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau peusingan (centrifuge)
Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan (S) suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan
lain dlam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya (Vogel, 1979).
Tabel 2.4 Perubahan fisik dan warna larutan serta endapan
Larutan Perubahan Fisik dan Warna Endapan
Zns Warna menjadi bening Endapan Putih
2.3 Centrifuge
Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan organel berdasarkan
massa jenisnya melalui proses pengendapan. Dalam prosesnya, centrifuges menggunakan
prinsip rotasi atau perputaran tabung yang berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan
massa jenisnya. Larutan akan terbagi menjadi dua fase yaitu supernatant yang berupa cairan
dan pellet atau organel yang mengendap. Peralatan centrifuge terdiri dari sebuah rotor atau
tempat untuk meletakan larutan yang akan dipisahkan (Rizka, et al., 2022)
Bab metodologi percobaan menjelas tahapan yang akan dilakukan dalam praktikum. Bab ini
berisi diagram alir, alat dan bahan, prosedur percobaan, dan skema percobaan.
(f)
(d) (e)
Huruf Keterangan
Bab hasil data dan pembahasan menjelaskan hasil yang akan telah diperoleh dalam
praktikum. Bab ini hasil pengamatan dan pembahasan.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum analisis kation golongan III yaitu:
1. Setelah melakukan percobaan, didapatkan hasil bahwa sampel alam air asam tambang
yang berasal dari Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat kation
golongan III yaitu Al dan Zinc berdasarkan dari uji identifikasi.
2. Dapat mengidentifikasi senyawa logam pada sampel alam limbah air asam tambang
dengan menggunakan reagen NH4OH dan NaOH. dimana dari hasil identifikasi terdapat
senyawa logam berupa Al dan Zn pada air asam tambang yang ditandai dengan adanya
endapan berwarna putih.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Diharapkan praktikan lebih memperhatikan prosedur di dalam laboratorium agar
meminimalisir kecelakaan saat praktikum.
2. Diharapkan praktikan lebih memahami materi sebelum melaksanakan praktikum agar
waktu yang digunakan lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, L., & Marsalin, I. (2018). Pemanfaatan Limbah Aluminium Foil Untuk Produksi Gas
Hidrogen Menggunakan Katalis Natrium Hidroksida (NaOH). Jurnal Teknologi Kimia
Unimal, 6(1), 68-81.
Hutagalung, HP. 1991 Pencemaran Laut oleh Logam Berat dalam Status Pencemaran laut di
Indonesia dan Teknik Pemantauan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Jakarta :
LIPI.
Rizka, H., Abdillah, K., & Ulina, S. (2022). ANALISIS UJI KESELAMATAN LISTRIK
DAN KALIBRASI CENTRIFUGE. Jurnal Mutiara Elektromedik, 6(2), 51-56.
Yudo, S. (2006). Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai DKI Jakarta. Jurnal
Makara, Vol. 2, No. 1 pp.1-8.