Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Gaya Belajar Kinestetik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

GAYA BELAJAR KINESTETIK

Tipe Kinestetik adalah tipe gaya belajar yang cenderung mudah menerima dan mengolah
informasi melalui serangkaian aktivitas yang menggerakkan sebagian / seluruh anggota tubuh
dan mempraktekkan hal-hal yang dipelajari. Secara spesifik tipe gaya belajar ini dibagi lagi
menjadi dua:

1. Movement Gerakan Badan

Mudah belajar dengan cara penyampaian melalui gerakan tubuh, berjalan-jalan, membolak-
balik tubuh, bergoyang, terampil, dan cekatan.

2. Touch Gerakan Tangan

Mudah belajar dengan cara penyampaian melalui penggunaan jari, perabaan dan sentuhan
tubuh. Kemampuan jari-jemarinya cekatan dan terampil sehingga mampu membuat kreasi
tangan seperti clay dan desainer. Menari jenis tarian yang gemulai, menulis halus, dan hasil
menggambarnya cukup teliti dan detil.

Ciri-ciri anak dengan tipe gaya belajar Kinestetik:

Menyukai kegiatan aktif baik sosial, kesenian, maupun olahraga. Sulit untuk duduk
tenang, selalu ingin beregrak, dan memiliki koordinasi tubuh yang baik.
Gemar menyentuh semua yang dilihat dan ia kerap menggunakan gerakan/bahasa
tubuh saat mengekspresikan diri/mengungkapkan emosinya saat itu.
Mencari perhatian lewat perhatian fisik seperti menyentuh orang lain dan suka
mengerjakan sesuatu yang memungkinkan menggunakan tangannya secara aktif.
Jika ada mainan baru biasanya langsung ingin mencoba memainkannya.
Jika berkomunikasi sering menggunakan kata-kata yang mengandung aksi dan gemar
memakai objek nyata untuk alat bantu belajar dan cenderung menggunakan jarinya
untuk menunjuk kata-kata yang dibacanya.
Jika menghafal sesuatu biasanya sambil berjalan atau melihat objek secara langsung.
Mengunyah permen ketika mendengarkan penjelasan dari guru.
Menyukai buku dan film petualangan. Menyenangi metode bermain peran serta
memiliki koordinasi mata dan tangan cukup baik sehingga mampu melakukan
gerakan-gerakan dengan ritme cepat.

Kendala anak dengan tipe gaya belajar Kinestetik:

Cenderung tidak bisa diam dan sering dianggap nakal, pengganggu, dan usil.
Sulit mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, rumus-rumus, dan
sebagainya).
Tak bisa belajar di sekolah-sekolah yang bergaya konvensional dimana guru
menjelaskan dan anak duduk manis, tenang, dan diam.
Kapasitas energinya cukup tinggi sehingga bila tidak disalurkan dengan berbagai
kegiatan fisik atau menggerakkan jari-jarinya maka akan berpengaruh terhadap
konsentrasi belajarnya.
Cara Memaksimalkan Kemampuan Kinestetik

Sebagai langkah awal, anda hendaknya bersekolah di sekolah yang menganut sistem
active learning dimana siswa banyak terlibat dalam proses belajar. Hal ini agar
kemampuannya berkembang secara optimal.
Belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai alat peraga, misalnya
eksperimen di laboratorium.
Untuk siswa yang memiliki kapasitas energi berlebih, sebaiknya diberikan aktivitas
fisik di rumah sebelum bersekolah. Misalnya mengikuti olahraga, membantu
pekerjaan rumah seperti mencuci mobil, memebrsihkan rumah, atau mengerjakan
sesuatu dengan jari-jarinya.
Di kelas dapat ikut beraktivitas bergerak seperti membersihkan papan tulis, membantu
guru untuk membagikan buku-buku pelajaran.

Walaupun anda terkategori memiliki gaya Belajar Kinestetik, bukan berarti anda harus
mengabaikan 2 gaya belajar yang lain.

Optimalkan Gaya Belajar Kinestetik Anda, dan coba tuk kembangkan gaya belajar yang
lain.

Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak,


menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam
karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa
yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

Berbicara perlahan

Penampilan rapi

Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan

Belajar melalui memanipulasi dan praktek

Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca

Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita

Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan


tubuh saat membaca
Menyukai permainan yang menyibukkan

Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah


berada di tempat itu

Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan


kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.

2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya:


ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk
belajar konsep baru).

3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.

4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.

5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi
yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik.
Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang
mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

Gaya belajar lain yang juga unik adalah yang disebut Tactual Learners atau kita
harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa
mengingatnya. Tentu saja, ada beberapa karekteristik model belajar seperti ini yang
tak semua orang bisa melakukannya. Pertama adalah menempatkan tangan
sebagai alat penerima informasi utama agar kita bisa terus mengingatnya. Kedua,
hanya dengan memegang kita bisa menyerap informasinya tanpa harus membaca
penjelasannya. Karakter ketiga adalah kita termasuk orang yang tidak bisa/tahan
duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran. Keempat, kita merasa bisa
belajar lebih baik bila disertai dengan kegiatan fisik. Karakter terakhir, orang-orang
yang memiliki gaya belajar ini memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim
dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).
Jika Si Kecil termasuk pembelajar kinestetik, duduk belajar di dalam kelas pastinya akan sangat
menantang baginya. Bahkan kadang-kadang tipikal anak seperti ini disalahartikan sebagai anak
ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Mereka tidak bisa hanya duduk diam, membaca dan
mendengarkan di lingkungan kelas. Hal ini bisa membuatnya mudah stress dan mungkin melakukan
beberapa kegiatan seperti berulang-ulang ijin ke belakang atau meraut pensil mereka di kelas.
Beberapa hal ini sering disalahartikan oleh guru dan dianggap sebagai gangguan perhatian.

Sangat penting bagi Parents untuk mengetahui metode pengajaran bagi pembelajar kinestetik. Dalam
beberapa hal, semua anak bisa dibilang sebagai pembelajar kinestetik karena mereka juga ingin
terlibat dalam kegiatan belajar dengan konsep dan ide-ide baru. Beberapa anak lain seiring dengan
berjalannya waktu mulai mengadopsi gaya belajar lainnya tetapi bagi pembelajar kinestetik tetap
mempertahankan gaya belajarnya.

Untuk pembelajar kinestetik ini perlu dilibatkan dalam kegiatan belajar terbaik. Meskipun anak-anak
tidak dominan kinestetik tetapi Parents akan melihat dengan menjelajahi lingkungan di luar ruangan
atau melakukan kegiatan prakarya merupakan alat belajar yang terbaik untuk anak-anak. Kegiatan
serupa bagi anak kinestetik sangat membantu karena membuat mereka bergerak dan juga mampu
menyentuh serta merasakan sesuatu saat mereka belajar.

Beberapa hal yang Parents bisa lakukan guna merangsang minat belajar Si Kecil:

Menjelajahi Lingkungan

Ajak Si Kecil ke taman terdekat. Dari sini ia bisa belajar untuk mengenal berbagai jenis tanaman dan
pepohonan di sekitar kita, mengumpulkan beberapa biji, mengamati buah-buahan, menyentuh daun,
mencium bau bunga-bunga, mempelajari proses turunnya hujan dan juga mengenal serangga atau
anatomi binatang secara langsung.

Selain itu, Si Kecil juga bisa diajak menjelajahi pantai. Pasti ia akan suka pergi ke pantai dan bermain
pasir. Ini membuatnya dapat menyentuh dan merasakan secara langsung hal-hal yang disukai
olehnya. Kegiatan yang bisa dilakukan seperti membangun istana pasir, mengajarinya menulis di atas
pasir, memilih beberapa kerang lalu mengamati bentuk dan warna kerang. Bahkan kerang-kerang
tersebut bisa diwarnai dengan warna-warna cerah dengan menggunakan cat air.

Bermain Peran

Pastinya Si Kecil suka jika bermain peran, misalnya memerankan penjual dan pembeli. Ini bisa
mengajarinya berhitung dan mengenal konsep uang. Selain itu agar ia mau membaca tulisan yang
lebih panjang, bisa dengan memerankan isi cerita ke dalam bentuk drama. Contohnya dalam
mempelajari sejarah, Parents menjadi penjajah Belanda dan Si Kecil menjadi tokoh perjuangan
kemerdekaan. Jika Si Kecil suka drama, bisa juga ikut perpartisipasi dalam drama di sekolah.
Kesempatan baginya untuk menggunakan tubuh dan gerakan untuk berekspresi.
Membangun Model

Untuk melatih anak kinestetik menjadi kreatif, Parents bisa mengajak Si Kecil bermain blok atau
Lego. Mainan ini sangat umum untuk segala usia dan anak-anak selalu senang memainkannya.
Selain itu anak-anak belajar untuk menjadi kreatif. Jika si Kecil sudah beranjak dewasa, Parents juga
harus menyesuaikan dengan umurnya. Misalnya membuat pesawat, dinosaurus atau hewan.
Pertimbangkan mainan ini sebagai salah satu investasi dalam mengembangkan pembelajaran bagi Si
Kecil.

Kegiatan Memasak

Mungkin saja dari semua kegiatan yang ada, ternyata Si Kecil lebih tertarik memasak. Melibatkan
mereka dalam memasak merupakan pengalaman yang menarik pastinya untuk mereka. Dari
memasak pun bisa menambah pengetahuan, misalnya belajar mengukur volume dalam menyiapkan
bahan-bahan kue, memahami berbagai ukuran, bentuk dan benda tiga dimensi dari peralatan dapur
dan masak, mengatur suhu pada oven dan juga melatih koordinasi tangan dan mata.

Dari semua kegiatan yang ada, Parents tetap harus melatih dan mengembangkan kemampuan visual
dan auditorialnya. Misalnya dengan cara membacakan buku untuknya lalu menanyakan beberapa
pertanyaan di akhir cerita untuk mengasah kemampuan auditorialnya. Ataupun juga dilatih untuk
mengerjakan bersama-sama untuk mengasah kemampuan visual Si Kecil.

Parents, jika Si Kecil merupakan pembelajar kinestetik, biarkan ia senang dan berhentilah untuk
melabelinya sebagai anak nakal atau anak yang tidak mau diatur. Buatlah ia terlibat dalam semua
kegiatan belajar, karena ini merupakan pilihan metode belajarnya. Semoga bermanfaat, Parents!
(SM)

Anda mungkin juga menyukai