Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

S

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 231

PENERAPAN PRAKTIKUM BERBASIS MASALAH

PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES
SAINS SISWA SMA

Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia

oleh

Hafshoh Dwi Nirwana

4301411142

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015
PERNYATAAN

Saya menyatakan skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti

terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

ketentuan perundang-undangan.

Semarang,

Hafshoh Dwi Nirwana

4301411142

ii
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul


Penerapan Praktikum Berbasis Masalah pada Materi Larutan Penyangga

untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA

Disusun oleh
Nama : Hafshoh Dwi Nirwana
NIM : 4301411142
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia ujian skripsi FMIPA Universitas
Negeri Semarang pada
Hari : Senin
Tanggal : 10 Agustus 2015

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dra. Woro Sumarni, M.Si


NIP 19631012 198803 1 001 NIP 19650723 199303 2 001

Panitia :

Ketua Penguji

Drs. Subiyanto H S, M.Si

NIP 195104211975011002

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sri Haryani, M.Si Dr. Sri Susilogati S, M. Si

NIP 195808081983032002 NIP 195711121983032002

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijasana dalam

mengatasinya adalah sesuatu yang utama

Hidup tidak menghadiahkan barang sesuatupun kepada manusia tanpa

bekerja keras

Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan

memudahkannya di dunia dan di akhirat (HR. Muslim).

Persembahan

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ibu dan Bapak tercinta yang senantiasa


mencurahkan kasih sayang, semangat,
dukungan dan doa yang tulus kepada penulis;
2. Kakakku Arghob Khofya Haqiqi serta adikku
tercinta Iqlima Maula Taqiyya dan Laila Zadi
Taqiyya;
3. Ayah dan Ibu pengasuh serta teman-temanku
ponpes Assabiila;
4. Teman-teman pendidian kimia 2011 .

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, saya haturkan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa
karena berkat anugerah dan nikmat-Nya sehingga tersusunlah skripsi yang
berjudul “Penerapan Pratikum Berbasis Masalah pada Materi Larutan penyangga
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,


petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.


2. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang.
3. Dr. Sri Haryani, M.Si, dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
4. Dr. Sri Susilogati S, M.Si, dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Subiyanto H S, M.Si, dosen penguji skripsi yang telah meluangkan
waktunya untuk menguji skripsi penulis, dan memberi masukan, arahan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
6. Kepala SMA Negeri 1 Jekulo yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
7. Dra. Suciati Miratno, guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 1 Jekulo yang
telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini.
8. Bapak, Ibu dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, doa dan
motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Keluarga besar Jurusan Kimia dan teman-teman seperjuangan Pendidikan
Kimia 2011.
10. Teman-teman Ponpes Assabiila yang telah memberikan kenyamanan dalam
penyusunan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

v
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya.

Semarang, 2015
Penulis

vi
ABSTRAK

Nirwana, Hafshoh Dwi. 2015. Penerapan Praktikum Berbasis Masalah pada


Materi Larutan Penyangga dapat Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Siswa SMA. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Sri Haryani, M.Si.
dan Pembimbing Pendamping Dr. Sri Susilogati S, M.Si

Kata kunci: Praktikum, Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Proses


Sains

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains


siswa SMA N 1 Jekulo dengan menerapkan metode praktikum berbasis masalah.
Metode pelaksanaannya dengan desain pretest and postest group design, yaitu
penelitian dengan melihat perbedaan hasil pretest maupun postest antara kelas
eksperimen dan kontrol. Populasi penelitian ini adalah kelas XI IPA sebanyak 4
kelas. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling sehingga didapat
XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Analisis
uji perbedaan rata-rata hasil postest kelas eksperimen menunjukkan hasil yang
lebih baik dibanding kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai
postest 76,8 sedangkan nilai kelas kontrol 70. Uji normalitas Gain pada hasil
belajar kognitif siswa menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami
peningkatan yang lebih baik dalam keterampilan proses sains sebesar 0,49 dan
kelas kontrol peningkatannya sebesar 0,35 dengan kriteria sedang. Tingkat
ketercapaian indikator keterampilan proses sains menurut analisis deskriptif
menunjukkan rata-rata kelas eksperimen sangat baik yaitu 91,12%. Menurut
analisis koefisien determinasi diperoleh hasil bahwa penelitian ini berkontribusi
sebesar 37,21% dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa penerapan praktikum
berbasis masalah dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

vii
ABSTRACT

Nirwana, Hafshoh Dwi. 2015. Practical Application of Problem Based on


Material Buffer Solution can Improve High School Students Science Process
Skills. Final Project, Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and
Natural Sciences, State University of Semarang. Main supervisor Dr. Sri Haryani,
M.Si. and Supervising Companion Dr. Sri Susilogati S, M.Si

Keywords: Practicum; Problem Based Learning; Science Process Skills

This study aims to determine the improvement of science process skills of high
school students 1 Jekulo by applying the method of problem based practicum.
How this is done with the design of pretest and posttest group design, the study by
looking at the results of the pretest and posttest differences between the
experimental and control classes. The study population was a class XI IPA as
many as 4 classes. Sampling with purposive sampling technique in order to get XI
IPA 3 as an experimental class and XI IPA 2 as the control class. Analysis of the
average difference test results posttest experimental class showed better results
than the control class. Obtaining experimental class average is 76.8 while the
value posttest control class is 70. Test Normality Gain on students' cognitive
learning outcomes showed that the experimental class has increased better in
science process skills of 0.49 and grade control the increase of 0, 35 with
moderate criteria. The level of achievement indicators science process skills
according to descriptive analysis shows the average grade is very good
experiment is 91.12%. According to the determination coefficient analysis
showed that the study accounted for 37.21% in enhancing science process skills of
students. Based on the results of the analysis concluded that the application of
problem based practicum can improve students' science process skills.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
PERNYATAAN.............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......... ........................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat penelitian..................................................................................... 5
1.5 Penegasan istilah ....................................................................................... 7
1.5.1 Penerapan ........................................................................................ 7
1.5.2 Praktikum ........................................................................................ 7
1.5.3 Praktikum Berbasis Masalah ........................................................... 7
1.5.4 Peningkatan ..................................................................................... 8
1.5.5 Keterampilan Proses Sains (KPS) ................................................... 8

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 9


2.1 Teori Belajar.............................................................................................. 9
2.2 Pembelajaran Berbasis Masalah................................................................ 13
2.3 Praktikum Berbasis Masalah ..................................................................... 15

ix
2.4 Keterampilan Proses Sains (KPS) ............................................................ 17
2.5 Materi Pokok Larutan Penyangga ............................................................. 19
2.6 Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................... 24
2.7 Kerangka Berpikir .................................................................................... 26
2.8 Hipotesis ................................................................................................... 28

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 29

3.1 Desain Penelitian....................................................................................... 29


3.2 Variabel Penelitian .................................................................................... 31
3.3 Penentuan Subjek Penelitian ..................................................................... 32
3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 33
3.5 Instrumen penelitian .................................................................................. 33
3.6 Analisis Instrumen ................................................................................... 36
3.6.1 Analisis Instrumen Tes .................................................................... 36
3.6.2 Analisis Instrumen Non Tes............................................................ 44
3.7 Analisis Data Penelitian ............................................................................ 46
3.7.1 Analisis Data awal .......................................................................... 46
3.7.2 Analisis Data Akhir......................................................................... 47

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 53


4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 53
4.1.1 Analisis Data Tahap Awal .............................................................. 53
4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir.............................................................. 54
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 64

BAB 5 PENUTUP.......................................................................................... 81
5.1 Simpulan ................................................................................................... 81
5.2 Saran.......................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82


LAMPIRAN .................................................................................................... 85

x
xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-Langkah Pembeajaran Praktikum Berbasis Masalah


pada Materi Larutan Penyangga......... ........................................... 16
2.2 Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains ............... 18
3.1 Desain Penelitian......................... .................................................. 29
3.2 Jumlah Populasi Siswa kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo ................ 32
3.3 Kriteria Derajat Kesukaran Soal .................................................... 39
3.4 Hasil Perhitungan Derajat Kesukaran Soal.................................... 40
3.5 Kriteria Daya Pembeda Soal.......................................................... 41
3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal ......................................... 41
3.7 Soal yang Dipakai dan Dibuang ................................................... 41
3.8 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes .............................................. 44
3.9 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Lembar Observasi KPS ............. 45
3.10 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Biserial ........................................................................................... 50
3.11 Kriteria Tingkat Pencapaian .......................................................... 51
3.12 Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Sains ............................... 51
3.13 Kriteria Penilaian Data Angket...................................................... 52
4.1 Hasil Uji Normalitas Data UTS 2 Kimia Kelas XI IPA ................ 53
4.2 Hasil Pretest Materi Pokok Larutan Penyangga ........................... 54
4.3 Hasil Posttest Materi Pokok Larutan Penyangga .......................... 55
4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest ............................. 55
4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest ............................. 56
4.6 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Satu Pihak Kanan Data Post-test.. 57
4.7 Harga N-gain KPS kelas eksperimen dan kontrol ......................... 59
4.8 Skor Rata-rata Nilai KPS Siswa .................................................... 60
4.9 Pencapaian Rata-rata Nilai KPS Siswa.......................................... 61
4.10 Analisis Lembar Angket Tanggapan Siswa................................... 63
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Berpikir ............................................................... 28


4.1 N-gain KPS Siswa Kelas Eksperimen-Kontrol .............................. 60
4.2 Pencapaian Persentase KPS Siswa ................................................. 62

xii
131
313

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. .Silabus Kimia Kelas XI IPA .................................................................. 85


2. .Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ........................ 89
3. .Kisi-kisi Soal Uji Coba ........................................................................... 102
4. .Soal Uji Coba.......................................................................................... 117
5. .Transformasi Soal ................................................................................... 126
6. .Kisi-kisi Soal Pre-Post test..................................................................... 127
7. .Soal Pre-Post test ................................................................................... 139
8. .Lembar Jawaban Pretest......................................................................... 142
9. .Lembar Jawaban Postest......................................................................... 143
10. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................... 144
11. Daftar Kelompok Siswa Kelas Eksperimen ........................................... 154
12. Daftar Kelompok Siswa Kelas Kontrol .................................................. 155
13. Lembar Observasi Penilaian KPS .......................................................... 156
14. Lembar Penilaian Afektif Siswa di Kelas .............................................. 161
15. Lembar Penilaian Psikomotorik Siswa di Kelas .................................... 167
16. Lembar Angket Tanggapan Siswa .......................................................... 168
17. Nama Siswa Uji Coba Soal..................................................................... 170
18. Analisis Uji Coba Soal Pilihan Ganda .................................................... 171
19. Analisis Uji Coba Soal Uraian ................................................................ 173
20. Analisis Reliabilitas Lembar Observasi KPS ........................................ 174
21. Analisis Reliabilitas Angket Tanggapan Siswa ...................................... 178
22. Daftar Nilai UTS Kimia Semester Genap 2014/2015 ........................... 180
23. Uji Normalitas Data Populasi ................................................................ 183
24. Daftar Nilai Pretest ................................................................................. 186
25. Daftar Nilai Posttest ............................................................................... 194
26. Uji Normalitas Data Hasil Pretest ......................................................... 198
27. Uji Homogenitas Populasi Hasil Pretest ............................................... 202
14
14

28. Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Pretest antara Kelompok
29. Eksperimen dan Kontrol ......................................................................... 205
30. Uji Normalitas Data Hasil Postest ......................................................... 207
31. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji t Pihak Kanan) Data Hasil Postest
antara Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................................... 211
32. Analisis terhadap Pengaruh Variabel .................................................... 213
33. Koefisien Determinasi ........................................................................... 215
34. Uji Normalized Gain <g> Peningkatan Rata-rata KPS Hasil Belajar
Kognitif Siswa ....................................................................................... 216
35. Uji Normalized Gain <g> Peningkatan KPS Siswa tiap indikator ........ 218
36. Rekapitulasi Penilaian Observasi Keterampilan Proses Sains .............. 232
37. Analisis Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa ........................... 235
38. Analisis Lembar Afektif Siswa.............................................................. 237
39. Analisis Lembar Psikomotorik Siswa.................................................... 239
40. Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Praktikum
Berbasis Masalah .................................................................................. 241
41. Dokumentasi Penelitian ......................................................................... 243
42. Surat Keterangan Penelitian .................................................................. 245
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran pada hakekatnya berguna untuk mengembangkan

keterampilan, aktivitas, dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan

pengalaman belajar, namun dalam pelaksanaannya seringkali seorang guru

kurang menyadari bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang

menghambat perkembangan keterampilan, aktivitas, dan kreativitas siswa.

Pembelajaran kimia selama ini masih bersifat pembelajaran biasa, siswa sering

dihadapkan pada masalah antara teori dan kenyataan. Sehingga siswa

menganggap bahwa apa yang dipelajari di sekolah tidak dapat diterapkan pada

kehidupan nyata dan tidak berguna dalam memecahkan masalah yang mereka

hadapi. Pembelajaran akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan suatu

masalah pada kehidupan nyata seperti pada proses pembelajaran berbasis

masalah, yang pembelajarannya dirancang untuk membantu siswa

mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan menyelesaikan

masalah melalui situasi riil atau simulasi (Sutirman, 2013). Pembelajaran

berbasis masalah juga mendorong siswa untuk dapat menyusun pengetahuan

sendiri, menumbuhkan keterampilan yang lebih tinggi, melatih kemandirian

siswa, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa (Nur, 2011).

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara peneliti dengan guru

kimia di SMA N 1 Jekulo pada 15 Januari 2015 diperoleh informasi bahwa

1
2

pembelajaran kimia belum sepenuhnya berpusat pada siswa dan kegiatan

praktikum di sekolah belum memberikan pengalaman kepada siswa untuk

membuat hipotesis, menguji kebenaran hipotesis dan menganalisis data. Hal

tersebut disebabkan prosedur praktikum yang digunakan umumnya hanya

berisi instruksi langsung. Siswa mengerjakan langkah-langkah sesuai perintah,

sehingga kurang melatih keterampilan proses sains (KPS) sehingga belum bisa

berkembang dengan baik. Keterampilan proses sains perlu dikembangkan

melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran.

Melalui pengalaman langsung siswa dapat lebih menghayati proses atau

kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan. Pembelajaran yang

dimaksudkan disini adalah pembelajaran yang menarik dengan mengaitkan

konsep kimia yang dipelajari dengan suatu masalah dalam kehidupan sehari-

hari dan mampu meningkatkan KPS siswa.

Kegiatan praktikum merupakan suatu sarana yang dapat digunakan untuk

melatih siswa dalam kerja laboratorium. Siswa harus memiliki keterampilan

dasar dalam praktikum seperti melakukan pengamatan, mengelompokkan data,

membuat hipotesis, merencanakan suatu percobaan, mampu menggunakan alat

dan bahan, menganalisis data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan

hasil pengamatannya (Rustaman, 2007). Romlah dan Adisendjaja (2009)

menyatakan bahwa melalui praktikum, siswa dilatih mengembangkan

keterampilan proses yang menjadi dasar kemampuan melaksanakan penelitian

sebenarnya. Praktikum berbasis masalah memberikan pembelajaran agar siswa


3

dapat meningkatkan KPS dalam praktikum dan kemampuan memecahkan

masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata.

Pembelajaran kimia sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa

praktikum maupun eksperimen di laboratorium. Hal ini dikarenakan praktikum

adalah salah satu bentuk pendekatan keterampilan proses. Haryono (2006: 1)

mengungkapkan bahwa keterampilan proses sains sangat penting

dikembangkan dalam pendidikan karena merupakan kompetensi dasar untuk

mengembangkan sikap ilmiah siswa dan keterampilan dalam memecahkan

masalah, sehingga dapat membentuk pribadi siswa yang kreatif, kritis, terbuka,

inovatif, dan kompetitif dalam persaingan global di masyarakat. Bagi siswa

diadakannya praktikum selain dapat melatih bagaimana penggunaan alat dan

bahan yang tepat, juga membantu pemahaman mereka terhadap materi kimia

yang diajarkan di kelas. Selain itu, bagi siswa yang memiliki rasa ingin tahu

tinggi, maka melalui praktikum siswa diharapkan dapat memperoleh jawaban

dari rasa ingin tahunya secara nyata dan juga dapat memahami suatu masalah

yang ada di lingkungan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan keterampilan metakognisi mahasiswa, skor rata-rata sebesar

39,75 lebih tinggi daripada pembelajaran melalui strategi kooperatif

konvensional sebesar 30,30 (Danial, 2010). Penerapan problem based learning

(PBL) dengan media crossword dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi

belajar pada materi minyak bumi sebesar 53,27% pada siklus I dan 64,49%

pada siklus II (Nurhayati et al., 2013). Penerapan model PBL berbantuan


4

media transvisi di SMA N Negeri 1 Radublatung dapat meningkatkan

kemampuan KPS sebesar 62,39% dan peningkatan hasil belajar siswa sebesar

49,43% (Rahayuet al., 2012). Selain itu, penuntun praktikum berbentuk komik

juga dapat membantu siwa melakukan praktikum terhadap perkembangan KPS

siswa dengan memperoleh nilai rata-rata yaitu 83 (Hanifa, 2013). Sedangkan,

penelitian oleh Wahyuni dan Nuni (2010) penerapan PBL berorientasi Chemo-

Enterpreneurship dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dari 65 menjadi

81,2 dan ketuntasan belajar meningkat dari 34% menjadi 100%.

Larutan penyangga merupakan salah satu pokok bahasan dalam mata

pelajaran kimia dan terdapat konsep-konsep yang sangat dekat dengan

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sangat penting bagi siswa untuk

menguasai konsep larutan penyangga sehingga dapat mengaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak

mendatangkan hasil bagi siswa, sebab kesan yang didapatkan oleh siswa lebih

tahan lama tersimpan dalam benak siswa. Beberapa dalil, konsep, atau suatu

rumus akan mudah terlupakan apabila tidak dipraktekkan dan dibuktikan

melalui perbuatan siswa sendiri (Sa’adah, 2013).

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti

mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Praktikum Berbasis Masalah

pada Materi Larutan Penyangga untuk Meningkatkan Keterampilan Proses

Sains Siswa SMA”.


5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka permasalahan yang akan

dikaji dalam peneliti ini yaitu:

1. Apakah penerapan praktikum berbasis masalah dapat meningkatkan

keterampilan proses sains pada hasil belajar kognitif siswa dalam

pembelajaran kimia materi larutan penyangga?

2. Seberapa besarkah keterampilan proses sains siswa melalui metode

praktikum berbasis masalah dalam pembelajaran kimia materi larutan

penyangga?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Melalui penerapan praktikum berbasis masalah, siswa dapat meningkatkan

keterampilan proses sains sesuai hasil belajar kognitif pada materi larutan

penyangga

2. Mengetahui seberapa besar keterampilan proses sains siswa melalui metode

praktikum berbasis masalah dalam pembelajaran kimia materi larutan

penyangga.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan model

pembelajaran berbasis masalah pada praktikum


6

b. Memberikan gambaran tentang peran model pembelajaran berbasis

masalah pada praktikum sebagai solusi dalam memecahkan masalah

siswa dalam pembelajaran

c. Mengembangkan KPS siswa SMA dalam pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

1) Diharapkan bisa menjadi sebuah pengetahuan dan pengalaman dalam

usaha mengembangkan metode pembelajaran

2) Menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam

meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.

b. Bagi guru

1) Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa

2) Memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran

3) Membantu melaksanakan pembelajaran yang meningkatkan keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran

4) Guru terampil dalam menggunakan model pembelajaran yang

bervariasi.

c. Bagi siswa

1) Memudahkan siswa dalam menguasai materi

2) Menumbuhkan sikap kritis, kreatif, serta dapat berpikir logis.

d. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada

sekolah agar lebih meningkatkan kualitas belajar mengajar di sekolah.


7

1.5 Penegasan Istilah

Ada beberapa istilah yang harus dijelaskan dalam memahami penelitian

ini, yaitu:

1.5.1 Penerapan

Penerapan adalah proses pemasangan atau pemanfaatan suatu benda agar

dapat digunakan untuk dapat melakukan suatu kegiatan (Kamus Besar Bahasa

Indonesia/ KBBI). Bisa juga diartikan sebagai sebuah tindakan yang dilakukan

baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan

yang telah dirumuskan. Peneliti ini menerapkan praktikum berbasis

masalah.yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

1.5.2 Praktikum

Menurut Djamarah (2006) praktikum merupakan bagian dari pengajaran

berupa praktik yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji

dan melaksanakan apa yang diperoleh berdasarkan teori atau keadaan nyata.

Praktikum sebagai metode dengan menyajikan masalah berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis

masalah.

1.5.3 Praktikum Berbasis Masalah

Menurut Rusman (2012: 229) pembelajaran berbasis masalah merupakan

inovasi dalam pembelajaran melalui kemampuan berpikir siswa yang

dioptimalisasikan dalam proses kelompok atau tim yang sistematis, sehingga

siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan

kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Penelitian ini


8

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan metode

praktikum, sehingga dapat dikatakan bahwa praktikum yang diterapkan adalah

praktikum berbasis masalah.

1.5.4 Peningkatan

Peningkatan merupakan penambahan keterampilan dan kemampuan agar

menjadi lebih baik, selain itu peningkatan juga berarti pencapaian dalam

proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya (Adi, 2001). Peningkatan

untuk penelitian ini yang dimaksudkan adalah dalam hal kemampuan

keterampilan proses siswa mengalami perkembangan atau lebih baik dari

sebelumnya. Pengukuran untuk mengetahui peningkatan dalam kemampuan

keterampilan proses dilakukan dengan mengukur selisih hasil antara post-test

dan pre-test yang disebut sebagai uji N-gain.

1.5.5 Keterampilan Proses Sains (KPS)

KPS merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan

secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk

kreativitas untuk melakukan suatu penelitian. Menurut Dahar (1996) KPS

adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami,

mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS yang akan dikaji

dalam penelitian ini adalah keterampilan mengamati, mengelompokkan,

menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis,

merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, serta

berkomunikasi
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Belajar

Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori

belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori

belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek

objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku

untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Pandangan konstruktivisme

belajar sebagai sebuah proses pelajar aktif dalam membangun atau membangun

ide-ide baru atau konsep.

2.1.1 Teori Belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan

Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori

ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh

terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran

yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada

terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

2.1.2 Teori Belajar Kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai

protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model

kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi

dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian

9
10

menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan

yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan

Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang

berbeda. Ausubel menekankan pada aspek pengelolaan (organizer) yang

memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Bruner bekerja pada

pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas

bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan, sedangkan

Gagne menekankan penataan situasi dan kondisi belajar seseorang yang

mencakup motivasi, arah minat dan perhatian, serta evaluasi hasil belajar.

2.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran

konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi

sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak

sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep,

atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi

pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan

masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena

mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih

paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selain itu siswa

terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua

konsep.
11

Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau

tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas daripada itu yakni

mengalami (Hamalik, 2008: 36). Belajar merupakan suatu kegiatan yang

berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

penyelanggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang

dialami siswa saat di sekolah, di lingkungan rumah maupun keluarganya

sendiri. Menurut Arief S. Sadiman (2006: 2) belajar adalah suatu proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak

dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa

seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

Pada hakekatnya pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik secara terprogram agar siswa mampu belajar secara aktif. Proses

pembelajaran dilakukan untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa.

Sebagai suatu sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain

tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi. Agar tujuan itu

tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar

semua komponen terjadi kerjasama, karena itu guru tidak hanya

memperhatikan komponen-komponen tertentu saja, tetapi harus

memperhatikan dan mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.

Salah satu model yang dilakukan untuk menarik perhatian siswa pada

saat proses pembelajaran berlangsung yaitu melalui pembelajaran dengan

melakukan apersepsi atau pembukaan dengan menghubungkan materi yang


12

telah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan. Apersepsi ini

dilakukan untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa fokus pada materi

yang diberikan dan dalam pemberian materi sebaiknya harus disertai media

yang mendukung sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif

dan efisien, kemudian mengakhiri pelajaran dengan menarik kesimpulan.

Variasi gaya penyajian, model pembelajaran, menggunakan media yang

menarik disesuaikan dengan materi pelajaran, maka diharapkan proses

pembelajaran tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dan

dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

Sudjana (2005:5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya

adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya

memperbaiki proses belajar mengajar. Menurut Bloom, et al (2003) hasil

belajar dapat dikelompokkan kedalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Aspek-aspek hasil belajar yang dikemukakan oleh Bloom yaitu

taksonomi bloom dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Ranah kognitif meliputi

aspek-aspek pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),

penerapan (aplication), analisis (analysis), sintetis (synthesis), evaluasi

(evaluation); (2) Ranah afektif meliputi penerimaan (receiving/attending),

penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organizing),

karakteristik (characterization); dan terakhir (3) Ranah psikomotorik meliputi

kesiapan (set), meniru (imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan

(adaption), menciptakan (origination).


13

2.2 Pembelajaran Berbasis Masalah

Kontruktivisme dalam pembelajaran telah berkembang tidak hanya

sebagai sebuah filsafat tetapi juga psikologi, bahkan model belajar. Hal ini

membawa pergeseran paradigma berfikir pendidik tentang proses belajar dan

mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Salah satu model yang dianggap

mewakili proses konstruksi di kelas adalah model pembelajaran berbasis

masalah yaitu suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa

dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut

dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Ward,

2002).

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi untuk

menampilkan situasi dunia nyata yang signifikan, konstektual, memberikan

sumber, bimbingan dan petunjuk pada pembelajaran saat siswa

mengembangkan isi pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah. PBL

melibatkan siswa bekerjasama untuk mempelajari isu suatu masalah sambil

merancang suatu pemecahan masalah yang dapat dilakukan. Masalah yang

sebenarnya dihadapi dalam dunia nyata sering menunjukkan berbagai tujuan,

konteks, isi, dan hal yang tidak semua diketahui berpengaruh pada metode apa

yang harus digunakan untuk setiap masalah.

2.2.1 Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah

1) Menekankan pengertian (pemahaman), bukan fakta

2) Meningkatkan tanggungjawab pada belajar diri sendiri


14

3) Mengembangkan pemahaman yang lebih tinggi dan keterampilan yang

lebih baik

4) Meningkatkan keterampilan interpersonal dalam kerja kelompok

5) Peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan

darisebuah proses belajar dan mengaplikasikannya dalam dunia nyata.

2.2.2 Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah

1) Peran siswa dalam proses belajar sukar untuk diubah, karena mereka

terbiasa berorientasi pada materi pelajaran dan mengingat fakta, sehingga

kemampuan untuk mempertanyakan sesuatu menjadi hilang

2) Kesulitan memunculkan masalah yang akan dibahas dalam pembelajaran

3) Memerlukan waktu yang cukup lama

4) Penilaian hasil belajar masih sukar dan tidak sesuai bila dilakukan

dengan cara tradisional

2.2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

1) Orientasi siswa pada masalah, guru menjelaskan tentang tujuan

pembelajaran dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan

masalah

2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, guru membantu siswa

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah pada materi yang dibahas

3) Membimbing pengalaman individual/ kelompok, guru mendorong siswa

untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen

untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah


15

4) Mengembangkan masalah

5) Mempresentasikan dan menguatkan pemecahan masalah

6) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


(Sutirman, 2013)
2.3 Praktikum Berbasis Masalah

Metode praktikum menurut Djamarah (2006) merupakan cara penyajian

pembelajaran siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan

membuktikan sendiri suatu yang dipelajari. Menurut Al-farisi (2005:2) metode

praktikum adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak

dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode

ilmiah. Metode praktikum adalah salah satu pembelajaran siswa melakukan

suatu percobaan, kemudian hasil pengamatan itu dievaluasi oleh guru.

Proses pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan metode

praktikum diberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sendiri,

mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan

dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses

tertentu. Maksud metode praktikum berbasis masalah pada penelitian ini adalah

suatu metode mengajar yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah

pada materi larutan penyangga kemudian dipraktikumkan untuk diteliti apakah

ada pengaruh terhadap keterampilan proses sains pada siswa.

Kegiatan praktikum dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan keterampilan proses sains. Dengan pembelajaran praktikum

siswa dirangsang untuk aktif dalam memecahkan masalah, berpikir kritis dalam

menganalisis permasalahan dan fakta yang ada, serta menerapkan konsep,


16

sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bermakna dengan suasana belajar

yang lebih kondusif. Langkah pembelajaran praktikum berbasis masalah dapat

dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran praktikum berbasis masalah


pada materi larutan penyangga

Langkah Deskripsi
Tahap 1: 1. Siswa dalam kelompok diberi masalah terkait penyelidikan
mengorientasi larutan penyangga yang ada dalam minuman berkarbonasi
siswa pada dan obat tetes mata. Siswa diminta untuk menyelesaikan
masalah masalah dalam suatu kegiatan penelitian laboratorium yang
diusahakan melalui rujukan baik dari buku maupun akses
internet
2. Guru menginformasikan rambu-rambu yang harus ditulis
siswa dalam Laporan Hasil Praktikum, dan mempersiapkan
untuk presentasi secara kelompok.
Tahap2: 1. Siswa mengkaji masalah yang diberikan, mengidentifikasi
Mengorganisasi materi/ konsep yang mendukung, selanjutnya membuat
siswa untuk laporan sementara
belajar 2. Guru bertindak sebagai fasilitator, menyediakan waktu
untuk menerima pertanyaan maupun memberikan
pertanyaan arahan pada siswa
3. Siswa mencari tambahan informasi yang berkaitan dengan
masalah yang diberikan
Tahap 3 1. Siswa mengumpulkan data mulai pengamatan,
Membimbing melaksanakan percobaan, pencatatan hasil pengamatan, dan
penyelidikan menyimpulkan hasil praktikum.
kelompok 2. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan ini, di samping
membimbing praktikum juga menyediakan waktu untuk
menerima pertanyaan maupun memberikan pertanyaan
arahan pada siswa, serta mempersiapkan lembar observasi
untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa
Tahap 4: 1. Siswa membuat laporan sementara hasil praktikum dan
Menyajikan hasil mengkomunikasikannya pada kelompok lain
proyek penelitian 2. Guru sebagai fasilitator, mempersiapkan lembar penilaian
diskusi.
1. Siswa antar kelompok saling memberikan pendapat
Tahap 5:
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh kelompok lain
Menganalisis dan
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan masing –
mengevaluasi
masing
proses
2. Guru memberikan penekanan konsep-konsep penting,
pemecahan
menggeneralisasikan penyelesaian masalah melalui diskusi
masalah
Sumber: (Haryani, 2012)
17

2.4 Keterampilan Proses Sains

Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan

perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu

termasuk kreativitas. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan

menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan

melakukan penelitian.

Keterampilan proses sains adalah perangkat kemampuan kompleks yang

biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke

dalam rangkaian proses pembelajaran. Menurut Dahar dalam Rusman (2012)

KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam

memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat

penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah

dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru

atau mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. KPS melibatkan

keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial.

Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan

keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual

jelas terlibat dalam keterampilan proses yang melibatkan penggunaan alat dan

bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Sedangkan pada

keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan sesamanya

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses,

misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.


18

Berikut adalah keterampilan-keterampilan proses yang dirinci menjadi

beberapa sub keterampilan, disajikan dalam Tabel 2.2

Tabel 2.2 Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

No Indikator Sub Indikator KPS


KPS
1 Mengamati - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera
- Mengumpulkan / menggunakan fakta yang relevan
2 Mengelompokk - Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
an/ Klasifikasi - Mencari perbedaan, persamaan
- Mengontraskan ciri-ciri
- Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
3 Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
- Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
- Menyimpulkan
4 Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
- Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati
5 Mengajukan - Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
pertanyaan - Bertanya untuk meminta penjelasan.
- Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6 Merumusakan - Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
hipotesis penjelasan dari suatu kejadian.
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya
7 Merencanakan - Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
percobaan - Mentukan variabel/ faktor penentu.
- Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat.
- Menentukan apa yang akandilaksanakan
8 Menggunakan - Memakai alat/bahan
alat/bahan - Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan.
- Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.
9 Menerapkan - Menggunakan konsep yang telahdipelajari
konsep - Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yangsedang terjadi
10 Berkomunikasi - Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
- Menjelaskan hasil percobaan atau Penelitian
- Membaca grafik atau tabel atau diagram.
- Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau
suatu peristiwa.

Sumber: (Rustaman, 2007)


19

2.5 Materi Pokok arutan Penyangga

2.5.1 Pengertian Larutan Penyangga

Larutan penyangga disebut juga larutan penahan, larutan buffer atau

larutan dapar. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat menahan atau

mempertahankan harga pH jika ditambahkan sedikit asam, sedikit basa dan

pengenceran. La ru tan pen ya n gga b ek er ja pali n g baik dalam

mengendalikan pH pada harga pH yang hampir sama dengan pKa komponen

asam atau basa, yaitu ketika garam sama dengan asam, bisa juga dipergunakan

jika [asam]/[garam] ata u [ basa] /[ gar am] ant ar a 0,1 -10. a n gk a 0,1 -1 0 ini

diseb ut da er ah bu ff e r yai tu da er ah ya n g masih efektif untuk menahan

pH.

Kap asit as buf f er did efin isik an s eb a gai j u mlah m ol p er lit er

asam ata u bas a mo noba sa kuat yang diperlukan untuk menghasilkan

peningkatan atau penurunan satu unit pH didalam larutan. Kapasitas buffer

dipengaruhi oleh dua hal yaitu

1) Jumlah mol komponen penyangga

S emaki n b an ya k j um lah mol komp on en pen ya n gga , s ema kin

bes ar kem amp ua n unt uk mempertahankan pH.

2) P erbandingan mol komponen penyangga

P erbandingan mol antara komponen-komponen penyangga sebaiknya

antara 0,1-10.
20

2.5.2 Komponen Larutan Penyangga

Larutan penyangga dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan

penyangga basa.

1) Larutan penyangga asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH< 7). Larutan

penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dengan basa

konjugasinya (A-). Basa konjugasi merupakan basa yang berasal dari asam

setelah kehilangan H+. Contoh:


CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)

CH3COONa(aq) CH3COO-(aq)+ Na+(aq)

Dalam reaksi tersebut, CH3COOH merupakan asam lemah sedangkan

CH3COO- merupakan basa konjugasi. Campuran asam lemah CH3COOH dan

basa konjugasinya, yaitu ion CH3COO- membentuk larutan penyangga. Dalam

pembentukan larutan penyangga ini, ion CH3COO- dapat berasal dari garam

CH3COONa, CH3COOK, atau (CH3COO)2Ba, atau garam lain dari campuran

basa konjugasi dengan basa kuat.

2) Larutan penyangga basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH> 7). Larutan

penyangga basa mengandung basa lemah (B) dengan asam konjugasinya

(BH+). Contoh:

NH4OH NH4+(aq) + O H-(aq)

NH4Cl(aq) NH4+ (aq) + Cl- (aq)


21

Campuran basa lemah NH4OH dan asam konjugasinya yaitu ion NH4+

membentuk larutan penyangga. Dalam pembentukan larutan penyangga, ion

NH4+ dapat berasal dari garam NH4Cl, NH4Br, (NH4)2SO4, atau garam dari

campuran asam konjugasi dengan asam kuat.

2.5.3 Prinsip kerja larutan penyangga

Jika ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, asam

tersebut akan bereaksi den gan z at ya n g b e rsif at b as a. Be gitu j u ga

seb alikn ya , ji ka dit a mbahk an s ediki t bas a , bas a tersebut akan bereaksi

dengan zat yang bersifat asam.

1) Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap larutan

penyangga

Sebagai contoh, larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah CH3COOH

dan basa konjugasinya (ion CH3COO-). Jika kedalam campuran tersebut

ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl akan terjadi reaksi berikut:


CH3COO-(aq) + HCl CH3COOH(aq) + Cl-(aq)

Berdasarkan reaksi ini, berarti jumlah basa konjugasi (ion CH3COO-)

akan berkurang dan asam lemah CH3COOH akan bertambah. Mekanisme

penambahan asam ke dalam larutan penyangga akan menurunkan konsentrasi

basa konjugasi dan meningkatkan konsentrasi asam. Perubahan ini tidak

menyebabkan perubahan pH yang besar.

Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit NaOH akan terjadi


reaksi berikut:

CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COO-(aq) + Na+(aq) + H2O(l)


22

Berdasarkan reaksi tersebut, berarti jumlah asam lemah CH3COOH akan

berkurang dan basa konjugasi (ion CH3COO-) akan bertambah. Seperti pada

penambahan sedikit asam, perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH

yang besar.

Contoh lain, larutan penyangga dari campuran basa lemah NH4OH dan

asam konjugasinya (ion NH4+). Setiap penambahan asam akan bereaksi dengan

zat yang bersifat basa dan setiap penambahan basa akan bereaksi dengan zat

yang bersifat asam.

Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit asam, misalnya

HCl akan terjadi reaksi sebagai berikut:

NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4+(aq) + Cl-(aq) +H2O(l)

Jika kedalam campuran tersebut ditambahkan basa, misalnya NaOH akan

terjadi reaksi berikut:

NH4+(aq) + NaOH(aq) NH4OH(aq) + Na+(aq)

Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap

campuran basa lemah dan asam konjugasinya, praktis tidak mengubah pH

larutan penyangga tersebut selama penambahan asam atau basa tersebut tidak

sampai menghabiskan salah satu komponen buffer. (Sutresna, 2006: 107-108)

2) Pengaruh pengenceran terhadap larutan penyangga

Derajat keasaman atau pH suatu larutan penyangga ditentukan oleh

komponen-komponennya. Dalam perhitungan pH larutan penyangga,

komponen-komponen tersebut membentuk perbandingan tertentu. Jika

campuran tersebut diencerkan, harga perbandingan komponen-komponen


23

tersebut tidak berubah sehingga pH larutan penyangga juga praktis tidak

berubah. Berapapun tingkat pengenceran larutan penyangga, secara teoritis

tidak akan mengubah harga pH.

2.5.4 Perhitungan pH Larutan Penyangga

Larutan Penyangga Asam

Ka= tetapan ionisasi asam lemah

Larutan Penyangga Basa

Kb= tetapan ionisasi basa lemah

2.5.5 Fungsi Larutan Penyangga

Larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup diantaranya:

1. Kerja enzim hanya efektif pada pH tertentu, berarti memerlukan sistem

penyangga

2. Dalam sel tubuh diperlukan sistem penyangga dari pasangan H2PO4- dan

HPO42-. Penyangga fosfat juga terdapat dalam air ludah

3. Untuk mempertahankan pH darah sekitar 7,3-7,5 diperlukan sistem

penyangga dari H2CO3 dan HCO3-.


24

Sedangkan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari atau buatan

diantaranya:

1. Larutan penyangga dalam obat-obatan: Aspirin sebagai obat penghilang

rasa nyeri mengandung asam asetilsalisilat. Vaksin kolera oral jenis CVD

103-HgR (Mutachol) diminum dengan buffer yang mengandung natrium

bikarbonat, asam askorbat, dan laktosa untuk menetralisir asam lambung.

2. Larutan penyangga dalam industri: larutan penyangga digunakan di industri

fotografi, penanganan limbah, penyepuhan dan juga makanan. Agar materi

organik dapat dipisahkan pada proses penanganan limbah, pH harus berkisar

5-7,5. Limbah layak dibuang ke air laut jika 90% padatan telah dipisahkan

dan sudah ditambah klorin. Sedangkan pada industri minuman berkarbonasi

terdapat ion phospat yang mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga

minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan.


(Purba, 2006: 233-244)
2.6 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Nuni (2010) mengenai

pembelajaran berbasis masalah berorientasi Chemo-entrepreneurship (CEP)

bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar praktikum kimia

fisika. Metode penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan evaluasi, refleksi tindakan, serta analisis data. Langkah pertama

dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa. Selanjutnya

mahasiswa diberi lembar masalah untuk didiskusikan sebelum melakukan

praktikum. Pada saat praktikum, mahasiswa merumuskan jawaban dari

masalah berdasarkan pengamatan dengan dibantu pengarahan dari dosen.


25

Dosen juga memberikan pengarahan tentang jiwa kewirausahaan yang terkait

dengan bidang kimia dengan tujuan memberikan tambahan wawasan kepada

mahasiswa agar memiliki nilai tambah pada kompetensinya. Aktivitas

mahasiswa diamati dan dicatat dalam lembar observasi. Mahasiswa

memberikan solusi lengkap pada saat mengumpulkan laporan praktikum.

Langkah ini diulang untuk materi praktikum berikutnya sampai akhir semester.

Pada akhir semester dilakukan postest dan didapat peningkatan aktivitas belajar

mahasiswa dari 65 menjadi 81,2 dan ketuntasan belajar meningkat dari 34%

menjadi 100%.

Penelitian lain dilakukan oleh Rahayu, et al (2012) merupakan penelitian

eksperimen dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah berbantuan media

transvisi untuk mengetahui pengaruh dan peningkatan KPS dan hasil belajar

siswa. Desain yang digunakan adalah pretest and posttest group design.

Besarnya pengaruh penerapan model PBL berbantuan media transvisi terhadap

KPS dan hasil belajar siswa masing-masing 62,39% dan 49,43%. Peningkatan

secara signifikan KPS dan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan harga t

paired berturut-turut 21,99 dan 28,21 lebih besar dari t tabel 2,03. Sehingga

didapat bahwa penerapan PBL berbantuan media transvisi memberikan

pengaruh dan peningkatan terhadap KPS dan hasil belajar siswa.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Nurhayati, et al (2013) mengenai

peningkatan kreativitas dan prestasi belajar pada materi minyak bumi melalui

penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan media crossword.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua


26

siklus. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Penelitian tersebut

menunjukkan adanya peningkatan kreativitas dan prestasi belajar sebesar

53,27% pada siklus I dan 64,49% pada siklus II. Kreativitas dalam penelitian

ini diukur menggunakan tes kreatif sedangkan prestasi belajar yang diukur

adalah prestasi kognitif dan afektif.

Penelitian lain dari jurnal internasional oleh Peen dan Arshad (2014)

tentang “Teacher and Student Question: a Case Study in Malaysian Secondary

School Problem Based Learning”. Penelitian ini mengenai PBL yang mampu

meningkatkan berpikir siswa, pembelajaran aktif dan tanya jawab antara guru

dan siswa yang mencangkup 295 pertanyaan yang terdiri dari 81,4%

berorientasi konten dan 18,6% berorientasi non-konten.

2.7 Kerangka Berpikir

Pembelajaran kimia dengan metode praktikum di SMA Negeri 1 Jekulo

hanya mengacu pada penilaian kognitif saja dan belum melakukan penilaian

keterampilan proses sains dari siswa. Hal ini terlihat dari belum adanya

penilaian serta tidak ada assesmen keterampilan proses sains. Salah satu cara

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan

melakukan praktikum berbasis masalah. Praktikum berbasis masalah

diharapkan bisa memberikan penilaian serta meningkatkan keterampilan proses

sains siswa. Pengembangan praktikum ini dilakukan dengan

mempertimbangkan beberapa hal, yaitu percobaan dilakukan secara sederhana,

pelaksanaan praktikum dilakukan dengan memberikan masalah terlebih dahulu

melalui fenomena yang ada di LKS, kemudian mengkomunikasikan hasil


27

pengamatan, serta dapat membuat siswa lebih tertarik terhadap praktikum dan

menambah rasa keingintahuan siswa sehingga siswa dapat mengembangkan

pengetahuan mereka.

Larutan penyangga sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,

terdapat konsep-konsep yang dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata. Oleh

karena itu penting bagi siswa untuk menguasai konsep larutan penyangga

sehingga dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak guru yang

masih kurang memberikan contoh larutan penyangga di kehidupan sehari-hari

dalam penyampaian materi penyangga. Untuk menambah pemahaman siswa

pada konsep larutan penyangga maka diterapkan metode praktikum berbasis

masalah sehingga KPS siswa dapat meningkat. Secara ringkas gambaran

penelitian yang dilakukan adalah seperti Gambar 2.1


28

Pembelajaran Materi
Larutan Penyangga

 Praktikum masih  Pembelajaran yang menarik


bersifat verifikasi  Penerapan praktikum yang
 Pembelajaran belum mengaitkan suatu masalah dengan
berpusat pada siswa kehidupan nyata
 KPS siswa belum  PBL dapat membantu meningkatkan
berkembang dengan KPS siswa
baik dalam praktikum  (Sutirman, 2013) PBL dirancang
untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan
berpikir dan keterampilan
menyelesaikan masalah melalui
situasi riil/ simulasi

 Mengembangkan ide dan pemikiran siswa


 Mengembangkan keterampilan proses
sains siswa
 Memperoleh jawaban dari rasa ingin tahu
siswa melalui praktikum

Penerapan praktikum berbasis masalah

KPS siswa meningkat


Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir

2.8 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah:

Penerapan praktikum berbasis masalah dapat meningkatkan keterampilan

proses sains siswa SMA pada materi larutan penyangga.


BAB III METODE

PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan berdasarkan rumusan

masalah. Maka, penelitian menggunakan jenis penelitian eksperimen.

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh

variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat

(Sedarmayanti dan Syarifudin, 2002:33). Menurut Yatim Riyanto dalam Zuriah

(2006:57) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis,

dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Penelitian eksperimen

menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna

membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain control group pre-test

post-test yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pre-test maupun

post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir


Eksperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y1 X2 Y2

Keterangan:

X1 = Pembelajaran kimia melalui praktikum berbasis masalah pada materi

larutan penyangga

29
30

X2 = Pembelajaran konvensional
Y1 = Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pre-test

Y2 = Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi post-test

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan langkah-langkah penelitian

sebagai berikut:

1) Tahap persiapan, meliputi:

a. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk mengkaji beberapa permasalahan

dan temuan-temuan penelitian sebelumnya.

b. Studi Literatur

Studi ini juga dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan

dengan indikator KPS sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD) pada kurikulum.

c. Penyusunan instrumen penelitian dan penyusunan rencana pembelajaran

Rancangan draft instrumen dan perangkat pembelajaran dibuat

berdasarkan SK dan KD pada materi larutan penyangga. Selanjutnya dibuat

silabus dan RPP sebagai panduan guru yang isinya mengacu pada

pencapaian indikator KPS yang diharapkan muncul setelah pembelajaran

dilaksanakan. Selain itu dibuat instrumen berupa LKS, lembar observasi,

lembar angket, dan tes keterampilan proses sains.

d. Instrumen soal tes yang telah dibuat selanjutnya diuji cobakan untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda.

2) Tahap pelaksanaan penelitian


31

a. Pemberian pre-test bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol

b. Memberikan perlakuan kepada sampel kelas eksperimen yaitu dengan

menerapkan model pembelajaran praktikum berbasis masalah, sedangkan

untuk kelas kontrol kegiatan pembelajaran dilakukan seperti biasa dengan

metode konvensional. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, observer

melakukan pengamatan terhadap sikap dan keterampilan siswa.

c. Pemberian post-test bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol

d. Pemberian angket mengenai tanggapan siswa mengenai keterlaksanaan

pembelajaran.

3) Tahap akhir

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah tabulasi data,

mengolah, dan menganalisis data sampel, menganalisis temuan untuk

dilaporkan sebagai hasil penelitian.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa saja yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arkunto, 2002). Variabel dalam penelitian ini

adalah:.

1) Variabel bebas (X)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah metode praktikum berbasis

masalah yang diberikan pada kelompok eksperimen dan metode praktikum

seperti biasa diterapkan pada kelas kontrol.

2) Variabel terikat (Y)


32

Variabel terikat pada penelitian ini adalah keterampilan proses sains siswa

kelas XI.

3.3 Penentuan Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo. Jumlah

populasi siswa kelas XI IPA bisa dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Jumlah populasi siswa kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo

Nomor Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPA 1 38
2 XI IPA 2 37
3 XI IPA 3 38
4 XI IPA 4 38
Jumlah 151
3.3.1 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2010: 174). Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik ini dipandang dapat memberikan data secara

maksimal karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sehingga dapat

mewakili populasi dan pemilihan sumber data sesuai dengan variabel yang

diteliti.

Purposive Sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya

tujuan tertentu (Arikunto, 2010: 183). Purposive Sampling juga dikenal

sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel

dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti,


33

dalam hal ini peneliti meminta pertimbangan dari guru kimia yang mengajar

siswa yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA 3

sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

memperoleh data mengenai jumlah populasi, jumlah sampel, dan nama-

nama siswa anggota sampel.

3.4.2 Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengukur KPS siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol, metode tes yang digunakan adalah pre-post test.

3.4.3 Metode Observasi

Menurut Arikunto (2010:199), observasi merupakan kegiatan

pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh

alat indera. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk

mengetahui KPS siswa selama proses pembelajaran.

3.4.4 Angket

Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa

terhadap pembelajaran yang menerapkan metode praktikum berbasis

masalah.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan oleh peneliti untuk

memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
34

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu; (1) silabus, (2) RPP, (3) LKS, (4) lembar observasi, (5)

angket tanggapan siswa, (6) tes keterampilan proses sains.

1. Silabus

Silabus yang digunakan pada penelitian ini merupakan silabus yang

bermetode pembelajaran praktikum berbasis masalah. Peneliti dalam hal ini

tidak membuat silabus baru, melainkan tetap menggunakan silabus KTSP yang

dikembangkan menjadi silabus dengan metode pembelajaran praktikum

berbasis masalah.

2. RPP

RPP digunakan sebagai pedoman bagi guru untuk melakukan kegiatan

belajar mengajar di kelas. RPP yang digunakan dibuat berdasarkan SK, KD,

indikator serta kegiatan pembelajaran yang ada dalam silabus dan disesuaikan

dengan metode pembelajaran praktikum berbasis masalah.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk

melakukan kegiatan yang terprogram agar siswa memperoleh pengetahuan

dan keterampilan yang perlu dikuasai. LKS yang digunakan berisi uraian

singkat materi, langkah kerja pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan, dan

latihan soal yang dibuat dan disesuaikan dengan metode pembelajaran

praktikum berbasis masalah.

4. Lembar Observasi
35

Lembar observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala yang tampak pada subjek

penelitian. Lembar observasi ini memuat pengamatan penelitian mengenai

berbagai aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul selama

pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Aspek keterampilan proses sains yang

diukur pada lembar observasi memuat sepuluh indikator. Adapun indikator

tersebut adalah:

1) Keterampilan mengamati

2) Keterampilan mengelompokkan

3) Keterampilan menafsirkan

4) Keterampilan meramalkan

5) Keterampilan mengajukan pertanyaan

6) Keterampilan merumuskan hipotesis

7) Keterampilan merencanakan percobaan

8) Keterampilan menggunakan alat/bahan

9) Keterampilan menerapkan konsep

10)Keterampilan berkomunikasi

5. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui pendapat siswa

tentang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan praktikum berbasis

masalah.
36

6. Tes Keterampilan Proses Sains

Tes keterampilan proses sains digunakan untuk mengetahui kemampuan

kognitif siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode

praktikum berbasis masalah. Aspek KPS yang dinilai dari tes antara lain:

1) Mengamati

2) Mengelompokkan

3) Menafsirkan

4) Meramalkan

5) Mengajukan pertanyaan

6) Merumuskan hipotesis

7) Merencanakan percobaan

8) Menggunakan alat/bahan

9) Menerapkan konsep

10) Berkomunikasi

3.6 Analisis Instrumen

3.6.1 Analisis Instrumen Tes

Instrumen tes dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya

pembeda, dan derajat kesukaran soal uji coba.

3.6.1.1 Analisis Butir Soal Keterampilan Proses Sains

3.6.1.1.1 Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas

tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas


37

rendah (Arikunto, 2010: 211). Dari pengertian tersebut maka validitas berarti

ketepatan suatu instrumen untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

3.6.1.1.2 Validitas Butir Soal

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan

khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan

(Arikunto, 2002: 67). Instrumen ini di uji dengan menggunakan rumus Korelasi

Point Biserial yaitu:

Keterangan :

Mp = rata-rata skor testi yang menjawab

Mt = rata-rata skor total untuk semua testi

St = simpangan baku skor total setiap testi

p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang bersangkutan

q=1–p

R pbis yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus t.

Kriteria: jika t hit ˃t tab, maka butir soal valid, dengan dk = (n-2) dan n

adalah jumlah siswa.

Hasil analisis nilai coba menunjukkan bahwa dalam soal uji coba

terdapat 29 butir soal pilihan ganda yang valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8,

9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 37, 39

dan 40.
38

Soal-soal valid tersebut belum tentu dapat dipakai sebagai soal pre-test

dan post-test karena selain valid soal yang dijadikan sebagai soal pre-test dan

post-test juga harus memenuhi kriteria reliabel, daya pembeda minimal cukup,

dan soal yang tidak terlalu mudah atau sukar. Perhitungan validitas soal uji

coba penelitian dapat dilihat pada Lampiran 18.

3.6.1.1.3 Reliabilitas

Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi

dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu.

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas soal pilihan ganda dalam penelitian

ini menggunakan rumus KR-21 (Arikunto, 2006: 189) yang dinyatakan dengan

rumus sebagai berikut:

 k   M k  M  
r11   1
 k  1  k.Vt 

Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
Vt = varians total
M = skor rata-rata
k = jumlah butir soal
(Arikunto, 2002:103)

Dengan keriteria, jika r11> rtabel maka instrument tersebut reliabel dan

sebaliknya jika r11< rtabel tidak reliabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat

kebebasan (dk = n-1) (Arikunto, 2010: 231). Berdasarkan hasil analisis butir
39

soal pilihan ganda dapat disimpulkan bahwa soal uji coba penelitian ini reliabel

yang ditunjukkan dengan nilai r11= 0,8246 dan rtabel= 0,339 sehingga r11> rtabel.

Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 18.

3.6.1.1.4 Derajat Kesukaran (DK)

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai derajat kesukaran memadai

dalam arti tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Derajat kesukaran soal
digunakan rumus sebagai berikut:

B
DK 
Js
(Arikunto, 2002)
Keterangan :

DK = Derajat kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar
Js = Jumlah seluruh peserta tes

Tabel 3.3 Kriteria Derajat Kesukaran Soal


Interval DK Kriteria
DK = 00,00 Terlalu Sukar
0,00 < DK ≤ 0,30 Sukar Sedang
0,30 < DK ≤ 0,70 Mudah
0,70 < DK ≤ 1,00 Terlalu Mudah
DK = 1,00
Berdasarkan perhitungan derajat kesukaran yang telah dilakukan didapatkan

nomor soal dan jumlah butir soal sesuai dengan kriteria derajat kesukaran

soal yang dapat dilihat pada Tabel 3.4


40

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Derajat Kesukaran Soal

Kriteria derajat Nomor soal Jumlah butir soal


kesukaran
Terlalu sukar - -
Sukar 7, 19 2
Sedang 2, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 13,
14, 16, 17, 18, 20, 21, 22,
28
23, 24, 26, 27, 28, 29, 30,
32, 33, 34, 37, 38, 39
Mudah 3, 8, 9, 15, 25, 31, 35, 36,
10
40
Terlalu mudah 1 1
Jumlah 40
Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 18.

3.6.1.1.5 Daya Pembeda (DP)

Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu

membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan

kriteria tertentu. Daya pembeda dinyatakan dalam rumus:


D P = PA – P B

B A BB
  (Arikunto, 2002:
JA JB

211)

Keterangan:

DP = Daya pembeda
PA = Proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul.
PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab betul.
BA = Banyak kelompok atas yang menjawab betul
BB = Banyak kelompok bawah yang menjawab betul
JA = Jumlah kelompok atas
JB = Jumlah kelompok bawah
41

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Soal

Interval DP Kriteria
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek Cukup
0,20 < DP ≤ 0,40 Baik
0,40 < DP ≤ 0,70 Sangat baik
0,70 < DP ≤ 1,00 (Arikunto, 2002: 218)

Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal, jumlah butir soal dan nomor soal

dengan kriteria sangat jelek, jelek, cukup, baik, dan sangat baik dapat dilihat pada

Tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal


Kriteria Daya
Nomor Soal Jumlah Butir Soal
Pembeda
Sangat jelek - -
1, 7, 11, 14, 18, 19, 20, 22,
Jelek 12
26, 31, 36, 38
2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 15, 16,
Cukup 15
21, 24, 28, 29, 30, 37
5, 10, 13, 17, 23, 25, 27, 28,
Baik 13
32, 33, 34, 35, 39, 40
Sangat baik - -
Jumlah 40
Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 18.

Berdasarkan hasil validitas, reliabilitas, derajat kesukaran, dan daya beda

soal uji coba, maka soal yang dipakai dalam pre-test dan post-test ada 25 soal.

Analisis hasil uji coba soal dapat dilihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Soal yang dipakai dan dibuang

Kriteria Dipakai Dibuang


Butir soal 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 1, 7, 11, 14, 18, 19, 20,
13, 15, 16, 17, 21, 23, 25, 22, 24, 26, 30, 31, 35, 36,
27, 28, 29, 32, 33, 34, 35, 38
37, 39, 40
Jumlah soal 25 15
42

Perhitungan validitas soal uji coba penelitian dapat dilihat pada Lampiran

18.

3.6.1.2 Analisis Soal Uraian

Analisis instrumen soal ini digunakan untuk mengukur keterampilan

proses sains siswa. Soal yang diterapkan berbentuk essay sesuai indikator

ketercapain kompetensi dasar yang bervisi pada indikator keterampilan proses

sains.

3.6.1.2.1 Validitas Butir Soal

Instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang hendak diukur

dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas pada

jenis soal uraian ini menggunakan validitas isi oleh pakar.

Soal uraian KPS terdiri dari 6 soal yang diuji cobakan dan semuanya

memiliki kriteria valid. Kemudian dari 6 soal tersebut dipakai semua untuk

instrument soal uraian KPS.

Pada penelitian ini, untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus

korelasi product moment, sebagai berikut.

Keterangan: : Koefisien korelasi antara X dan Y


N : Banyaknya subjek/siswa yang diteliti

: Jumlah skor tiap butir soal

: Jumlah skor total

: Jumlah kuadrat skor butir soal


: Jumlah kuadrat skor total (Arikunto, 2010:213)
43

Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment,

dengan taraf signifikansi . Jika maka soal tersebut valid.

Setelah dilakukan perhitungan validitas tiap-tiap butir soal dihitung dengan

menggunakan rumus korelasi product moment kemudian dikonsultasikan

dengan α = 5% diperoleh rtabel = 0,339. Berdasarkan perhitungan validitas soal

(Lampiran 19) diperoleh hasil yaitu semua soal valid dari 6 soal yang ada.

3.6.1.2.2 Reliabilitas

Suatu instrumen tes dapat dikatakan baik apabila instrumen tersebut

dapat digunakan berulang kali dengan syarat saat pengukuran tidak berubah

serta memberikan hasil tes yang sama. Reliabilitas instrumen tes pada

penelitian ini menggunakan rumus Alpha karena tes berupa soal uraian atau

essay. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen tes

adalah:

Keterangan:

: reliabilitas tes secara keseluruhan


: banyaknya item

: jumlah varians skor tiap-tiap item


2
: varians total
Dengan rumus varians :
44

Keterangan:
X : skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir
N : jumlah peserta tes. (Arikunto, 2010:239)

Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas suatu alat ukur, digunakan

kriteria reliabilitas seperti pada Tabel 3.8

Tabel 3.8 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes

Koefisien Reliabilitas (r11) Kriteria Penilaian


r11≤0,20 Sangat Rendah
0,20≤ r11 < 0,40 Rendah
0,40≤ r11 < 0,70 Sedang
0,70≤ r11 < 0,90 Tinggi
0,90≤ r11≤1,00 Sangat Tinggi

Kriteria pengujian tes yaitu setelah didapat harga r11 kemudian

dikonsultasikan dengan harga rtabel, jika r11> rtabel, maka soal tersebut reliabel.

Reliabilitas yang didapatkan sebesar 0,907 yang termasuk kedalam kriteria

reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 19.

3.6.2 Analisis Instrumen Non Tes

3.6.2.1 Validitas

Validitas instrumen non tes dilakukan secara expert validity yaitu

validitas yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan dikonsultasikan serta

disetujui oleh ahli.

3.6.2.2 Reliabilitas

3.6.2.2.1 Reliabilitas Lembar Observasi

Adapun rumus untuk menentukan reliabilitas instrumen yaitu dengan

menggunakan inter rater reliability :


45

Keterangan:

= reliabilitas penilaian untuk seorang rater


= varian untuk responden

= varian untuk kesalahan

= jumlah rater

Tabel 3.9 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Lembar Observasi KPS

Koefisien Reliabilitas ( ) Kriteria Penilaian


≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ < 0,40 Rendah
0,40 ≤ < 0,70 Sedang
0,70 ≤ < 0,90 Tinggi
0,90 ≤ ≤ 1,00 Sangat tinggi

(Budi, 2006)

Dari hasil perhitungan reliabilitas lembar observasi KPS diperoleh r11=

0,702. Sehingga lembar observasi KPS memiliki kriteria tinggi. Perhitungan

dapat dilihat pada Lampiran 20.

3.6.2.2.2 Reliabilitas Angket

Reliabilitas untuk instrumen ini menggunakan rumus Alpha Cronbach

yaitu:

(Arikunto, 2006: 196)


Keterangan:

= reliabilitas instrumen = jumlah varians skor butir

= banyak butir pertanyaan = varians skor total


46

Apabila > rtabel maka instrumen dikatakan reliabel. Dari hasil

perhitungan (Lampiran 21) reliabilitas angket diperoleh r11= 0,731 sehingga

angket dikatakan reliabel.

3.7 Analisis Data Penelitian

3.7.1 Analisis Data Awal

Analisis data awal digunakan untuk melihat kondisi awal populasi

sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel yang meliputi uji normalitas.

Hal ini karena teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling

sehingga uji homogenitas tidak diperlukan.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis

berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah

memakai statistik parametrik atau non parametrik. Uji statistik yang digunakan

adalah uji chi kuadrat dengan rumus:

(Sudjana, 2005: 273)


Keterangan:

= chi kuadrat

= frekuensi pengamatan
= frekuensi yang diharapkan

= banyaknya kelas
Pengujian:

Ho : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi normal

Tolak Ho jika hitung


47

3.7.2 Analisis Data Akhir

Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda maka dilaksanakan

tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai

dasar dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini. Langkah-langkahnya

sebagai berikut:

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis

diambil dari pre-test dan post-testkelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji

statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus:

(Sudjana, 2005: 273)

Keterangan:

= chi kuadrat

= frekuensi pengamatan

= frekuensi yang diharapkan

= banyaknya kelas

Pengujian :

Ho : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi normal

Tolak Ho jika hitung


48

3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians

Uji ini untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol

mempunyai varians sama (homogen) atau tidak.

Hipotesis yang diajukan yaitu:

Ho :

Ha :

Ho diterima apabila

(Sudjana, 2005: 250)

Kriteria pengujian, Jika harga Fhitung< Ftabel, maka kelompok mempunyai

varians yang sama (homogen).

3.7.2.3 Uji Rata-Rata Keterampilan Prses Sains

Untuk melihat seberapa jauh hipotesis yang telah dirumuskan didukung

oleh data yang dikumpulkan, maka hipotesis tersebut harus diuji. Pengujian

hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji rata-rata satu pihak kanan.

Sudjana (2002: 243) menyatakan uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah

hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Berdasarkan uji kesamaan dua varians:

1. Jika dua kelas mempunyai varians tidak berbeda (s12= s22) digunakan rumus t
thitung = X 1 X 2 dengan s = n1  1s1 n 2  1s
2 2
2

 1 1  n1  n 2  2
s   
 n1 n2 
dk = n1 + n2-2
Keterangan: X 1 = Rata-rata postes kelas eksperimen
49

X2 = Rata-rata postes kelas kontrol

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen


n 2 = Jumlah siswa kelas kontrol

s12 = Varians data kelas eksperimen


s22 = Varians data kelas kontrol
s = Simpangan baku gabungan
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a) Jika thitung< t(1-α)(n1+n2-2) hal ini berarti rata-rata keterampilan proses

sains kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol.

b) Jika thitung t(1-)(n1+n2-2) hal ini berarti rata-rata keterampilan proses

sains kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.

2
2. Jika dua kelas mempunyai varians yang berbeda( s 1 s22) digunakan rumus t’
X1  X 2
t’hitung = s
1
2
/ n1   s22 / n2 

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:


w1 t1 w2 t 2
a) Jika t’ < hal ini berarti rata-rata keterampilan proses
w1  w2
sainskelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol.
w1t1 w2 t 2
b) Jika t’ hal ini berarti rata-rata keterampilan proses
w1  w2
sainskelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
s 21 s 22
dengan w1 = , w2 , t1 = t(1-α)(n1-1)dan t2 = t(1-α)(n2-1)
= n2
n1
3.7.2.4 Analisis terhadap Pengaruh antar Variabel

Menurut Sudjana (2005: 247), rumus yang digunakan untuk

menganalisis pengaruh antar variabel adalah:


( X 1  X 2 ) pq
rb = u.sy
50

Keterangan:
rb = koefisien biserial
X1 = rata-rata keterampilan proses sainssiswa kelas eksperimen
X2 = rata-rata keterampilan proses sains siswa kelas kontrol

p = proporsi pengamatan pada kelas eksperimen

q = proporsi pengamatan pada kelas kontrol

u = tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yangmemotong


bagian luas normal baku menjadi bagian p danq
sy = simpangan baku dari kedua kelas
(Sudjana, 2005: 390)
Tabel 3.10 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Biserial
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat

(Sugiyono, 2009:257)
3.7.2.5 Penentuan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan berapa

persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat,

dalam hal ini pengaruh penggunaan metode praktikum berbasis masalah

terhadap keterampilan proses sains siswa materi larutan penyangga.

Rumus yang digunakan adalah:

KD = rb2 x 100%
Keterangan:

KD = koefisien determinasi

rb = indeks determinasi yang diperoleh dari harga rb koefisien biserial


51

3.7.2.6 Uji N-Gain

Uji ini dilakukan untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar

kognitif setelah mendapat perlakuan. Rumus yang digunakan adalah:

N-Gain

Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Pencapaian

Rata-rata Nilai Kriteria


0,00 – 0,29 Rendah
0,30 – 0,69 sedang
0,70 – 1,00 tinggi
(Ruseffendi, H. E. T., 2003)

3.7.2.7 Analisis Deskriptif Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains

Data dari hasil pengukuran pengembangan keterampilan proses sains

siswa dianalisis dengan deskriptif kualitatif menggunakan rumus sebagai

berikut:

% skor =

Tabel 3.12 Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Sains


Persentase Nilai Kriteria
0% < skor 20% Sangat kurang
20% < skor 40% Kurang
40% < skor 60%
Cukup
60% < skor 80%
80% < skor 100% Baik
Sangat baik
(Riduan, 2005)
3.7.2.8 Analisis Data Angket

Data yang diperoleh melalui angket tanggapan siswa dalam bentuk

skala kualitatif dikonversikan menjadi skala kuantitatif. Untuk pernyataan


52

bersifat positif diberi skor tertinggi 4 yang menyatakan Sangat Setuju (SS),

skor 3 yang menyatakan Setuju (S), skor 2 yang menyatakan Tidak Setuju (TS)

dan skor 1 yang menyatakan Sangat Tidak Setuju (STS), dan sebaliknya jika

digunakan pernyataan negatif pada daftar pernyataan pada angket. Data yang

terkumpul selanjutnya dijumlahkan dari masing-masing pilihan. Besarnya

presentase tanggapan siswa dihitung dengan rumus:


Rata - rata nilai tiap aspek  Jumlah nilai
x100 %
Jumlah responden

Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Data Angket

Persentase Nilai Kriteria


25 % < % skor ≤ 40 % Sangat kurang
40 % < % skor ≤ 55 % Kurang
55 % < % skor ≤ 70 % Cukup
70 % < % skor ≤ 85 % Baik
85 % < % skor ≤ 100 % Sangat baik
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan

sebagai berikut:

1. Siswa mengalami peningkatan keterampilan proses sains pada hasil belajar

kognitif materi larutan penyangga melalui penerapan praktikum berbasis

masalah dengan harga N-gain sebesar 0,49 pada kategori sedang

2. Rerata keterampilan proses sains siswa pada praktikum berbasis masalah

materi larutan penyangga adalah sebesar 91,12% dengan kategori sangat

baik.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini adalah:

1. Penerapan pembelajaran dengan metode praktikum berbasis masalah

sebaiknya berkesinambungan dengan materi kimia lainnya sehingga dapat

meningkatkan keterampilan proses sains serta hasil belajar siswa

2. Sebaiknya praktikum yang diadakan di sekolah tidak hanya bersifat

memverifikasi teori yang telah dipelajari di kelas, namun lebih kepada

praktikum yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, bersifat

penyelidikan dan pengembangan keterampilan proses sains

3. Kekurangan dalam pembelajaran praktikum berbasis masalah dapat

diantisipasi dengan cara guru harus menguasai materi yang akan

disampaikan dan membuat perencanaan kegiatan pembelajaran yang lebih

matang.

81
82

DAFTAR PUSTAKA

Adi, D K. 2001. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya.

Al-farisi. 2005. Metode Eksperiment. [online]. Tersedia:


http://azwarkazimeikashi.blogspot.com/2013/05/metode-
eksperimen.html (diakses 12-1-2015).

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan


Praktik. Jakarta: Rineka cipta.

. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Metode Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

. 2010. Prosedur Penelitian (Ed Revisi). Jakarta:


Rineka Cipta.

Arief S. Sadiman. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Bloom, benyamin S_et al. 2003. Taxonomy of educational Objective:


handbook 7. Cognative domain.Longman. New york.

Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS 13.0 terapan: Riset statistik parametric.
Yogyakarta: Andi Dessler Gary.

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.


Danial, Muhammad. 2010. Pengaruh Strategi PBL Terhadap Keterampilan
Metakognisi dan Respon Mahasiswa. Jurnal Chemica, 11 (2): 1-10.
Djamarah, S. B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi
Aksara.

Hanifa, Dieni R.A_et al. 2013.Peranan penuntun praktikum berbentuk


komik terhadap keterampilan proses sains siswa SMA N pada
praktikum uji urin.
http://www.academia.edu/9304818/Peranan_penuntun_praktikum_berb
entuk_komik-libre.pdf (diakses 15-02-2015).

Haryani, Sri._et al. 2012. Inovasi Pembelajaran Berbasis Masalah


Berbantuan Transvisi untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2(1). 1093-178.
83

Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan


Proses Sains.
http://dikdas.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/Model_Pembelajaran_Berba
sis_ Peningkatan_Keterampilan_Proses_Sains.Pdf (diakses 12-1-2015).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ke empat. 2008. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Nurhayati, Liyana_et al. 2013.Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar


pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword.Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK), 2 (4): 151-158.

Nur, Mohammad. 2011. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah.


Surabaya: UNESA.
Peen, Tan Yin and M. Y. Arshad. Teacher and Student Questions: A Case
Study in Malaysian Secondary School Problem-Based Learning.
Asian Social Science, 10 (4) ISSN 1911-2017 E-ISSN 1911-2025.
Tersedia di www.ccsenet.org/ass (diakses 8-3-2015).

Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA N Kelas XI Jilid 2. Jakarta:


Erlangga.

Rahayu, I.P., Sudarmin & Sunarto, W., 2012. Penerapan Model PBL
Berbantuan Media Transvisi Untuk Meningkatkan KPS dan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2(1). 1093-178.

Riduan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan


Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Ruseffendi, H. E. T. 2003. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang


Noneksakta Lainnya.Semarang: UPT Unnes Press.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan


Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rustaman, Nuryani. 2007. Keterampilan Proses Sains. Bandung: SPS UPI.

Romlah, O. dan Adisendjaja, Y.H. 2009.Peranan Praktikum dalam


Mengembangkan Keterampilan Proses dan Kerja Laboratorium.
Garut: MGMP biologi.

Sa’adah, N. 2013.Penggunaan Metode Chemo-Enterpreneurship pada


Materi Larutan Penyangga untuk Meningkatkan Life Skill
Siswa.Journal unnes.ac.id, 2 (1) ISSN 2252-6609
84

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. 2002. Metodologi Penelitian.


Bandung: Mandar Maju.

Sri Wening, Indar. 2013. Pengaruh Metode Eksperimen dengan


Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Keterampilan
Proses Sains. Jakarta: UIN Syarif Hidayatulah

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sungur, S., C. Tekkaya, & O. Geban. 2006. Improving Achievement


Through Problem Based Learning. Education Research 40(4): 155-
160.

Sutresna, Nana. 2006. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo Media


Pratama

Sutirman, M. Pd. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ward. 2002. Problem Based Learning. [Online]. Tersedia:


http://hajrianawarnadunia.blogspot.com/2010/04/problem-based-
learning-pembelajaran.html. (diakses 12-4-2014).

Wahyuni, Sri dan Nuni Widiarti. 2010. Penerapan Pembelajaran Berbasis


Masalah Berorientasi Chemo-EntrepreneurshipPada Praktikum
Kimia Fisika.Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4 (1): 484-496.

Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.


Jakarta: Bumi Aksara
85

Lampiran 1
SILABUS KIMIA KELAS XI IPA
Nama Sekolah : SMA N 1 Jekulo
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : XI/2
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Alokasi Waktu : 8 jam

Kompetensi Materi Kegiatan Aspek/ Bentuk Alokasi Sumber/ Produk


Indikator belajar
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Penilaian waktu sarana belajar
4.3  Larutan Orientasi peserta Jenis tagihan 8 jam  Buku kimia  Hasil
Mendeskrip penyangga didik pada masalah  Tugas individu yang pengerjaan
sikan sifat  Memahami  Siswa mengamati  Tugas kelompok mengandung soal yang
larutan fenomena masalah kehidupan  Ulangan informasi benar
penyangga yang ada nyata yang berkaitan Bentuk instrumen larutan  Laporan
dan peranan berkaitan dengan larutan  Lembar penyangga praktikum
larutan dengan penyangga observasi  internet  Hasil
penyangga larutan  Siswa menunjukkan  laporan tertulis  Lembar kerja diskusi
dalam tubuh penyangga beberapa produk  Tes tertulis siswa siswa
makhluk yang di dalamnya  Alat dan bahan
hidup. terdapat larutan untuk
penyangga praktikum

Mengorganisasikan
peserta didik untuk
belajar
86

 Menganalisis  Siswa menganalisis


larutan larutan penyangga
penyangga dan bukan
penyangga.
 Siswa memberikan
 pH larutan beberapa contoh
penyangga larutan yang
merupakan larutan
penyangga.
 Siswa menjelaskan
beberapa komponen
larutan penyangga
 Siswa menjelaskan
sifat larutan
penyangga
 Mempelajari  Siswa mempelajari
mekanisme mekanisme kerja
larutan penyangga
kerja larutan
penyangga
Membimbing
penyelidikan individu
maupun kelompok
 Siswa mengerjakan
 Menghitung soal untuk
pH atau pOH menghitung pH atau
larutan pOH sebelum dan
penyangga setelah penambahan
 Menghitung
87

pH larutan sedikit asam, sedikit


penyangga basa atau air
dengan (pengenceran).
penambahan  Siswa mendapat
sedikit asam latihan terstruktur
atau sedikit pada setiap
basa atau pertemuan.
dengan
pengenceran
Mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya
 Mempelajari  Siswa secara
pengaruh berkelompok
penambahan mempelajari
asam kuat, pengaruh
basa kuat dan penambahan asam
pengenceran kuat, basa kuat dan
terhadap pH pengenceran
larutan terhadap pH larutan
penyangga penyangga melalui
melalui praktikum
praktikum  Siswa
mempresentasikan
hasil percobaan
 Melalui diskusi
siswa menjelaskan
fungsi larutan
88

 Menjelaskan penyangga dalam


 Fungsi larutan fungsi larutan tubuh makhluk
penyangga penyangga hidup.dan
dalam tubuh aplikasinya dalam
makhluk kehidupan sehari-
hidup dan hari
aplikasinya  Siswa mengidentifi-
dalam kasi cara kerja darah
kehidupan dalam menjaga
sehari-hari pHnya

Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
 Siswa mempelajari
materi sifat larutan
penyangga,
komponen, prinsip
kerja, perhitungan
pH, dan peranan
larutan penyangga
dalam kehidupan
sehari-hari
 Siswa diberi tugas
dan latihan soal
mengenai larutan
penyangga
89

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA 1 Jekulo


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : Kelas XI/ Semester 2
Materi Pembelajaran : Larutan Penyangga
Alokasi waktu : 8 x 45 menit (4 Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya

B. KOMPETENSI DASAR
4.3 Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam
tubuh makhluk hidup.

C. INDIKATOR
4.3.1 Memahami fenomena yang ada berkaitan dengan larutan penyangga
4.3.2 Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga
4.3.3 Mempelajari mekanisme kerja larutan penyangga
4.3.4 Menghitung pH atau pOH larutan penyangga
4.3.5 Menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit
basa atau dengan pengenceran
4.3.6 Mempelajari pengaruh penambahan asam kuat, basa kuat dan pengenceran
terhadap pH larutan penyangga melalui praktikum
4.3.7 Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian larutan penyangga
2. Siswa dapat menunjukkan beberapa produk yang di dalamnya terdapat larutan
penyangga
3. Siswa dapat menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga
4. Siswa dapat menuliskan komponen larutan penyangga
5. Siswa dapat mengidentifikasi sifat larutan penyangga
6. Siswa dapat membedakan larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa
90

7. Siswa dapat menentukan pH atau pOH larutan penyangga melalui perhitungan


8. Siswa dapat menentukan pH larutan penyangga jika ditambahkan sedikit asam
kuat dan basa kuat atau dengan pengenceran melalui perhitungan
9. Siswa dapat menjelaskan fenomena yang ada berkaitan dengan larutan penyangga
10. Siswa dapat merumuskan suatu masalah dari fenomena yang ada
11. Siswa dapat membuat hipotesis berdasarkan permasalahan yang ada
12. Siswa dapat menghitung kapasitas penyangga yang diperlukan dalam suatu
larutan
13. Siswa dapat menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
14. Siswa dapat mengidentifikasi cara kerja darah dalam menjaga pHnya

E. MATERI AJAR
1. Pengertian Larutan Penyangga
Larutan penyangga disebut juga larutan penahan, larutan buffer atau larutan
dapar. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat menahan atau mempertahankan
harga pH jika ditambahkan sedikit asam, sedikit basa dan pengenceran. La rut an
pen ya n gga b eke rj a p alin g baik dalam mengendalikan pH pada harga pH yang
hampir sama dengan pKa komponen asam atau basa, yaitu ketika garam sama
dengan asam, bisa juga dipergunakan jika [asam]/[garam] ata u [ bas a ] /[ ga r am]
ant ar a 0 ,1 - 10. an gk a 0,1 - 10 in i dis ebu t d a er ah bu ff er ya itu d a e rah ya n g
masih efektif untuk menahan pH.
Kap asit as b uf fe r di d efin isik an s eb a gai ju mlah mol pe r lit er a sam
ata u b as a mon ob asa kuat yang diperlukan untuk menghasilkan peningkatan atau
penurunan satu unit pH didalam larutan. Kapasitas buffer dipengaruhi oleh dua hal
yaitu
1) Jumlah mol komponen penyangga
S emaki n b an ya k ju mlah m ol k ompon en pe n ya n gga, sem aki n b esa r
kem ampu an untuk mempertahankan pH
2) P e r b a n d i n g a n m o l k o m p o n e n p e n y a n g g a
Perbandingan mol antara komponen-komponen penyangga sebaiknya antara 0,1-
10
91

2. Komponen Larutan Penyangga


Larutan penyangga dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan
penyangga basa.
1) Larutan penyangga asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH< 7). Larutan
penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dengan basa konjugasinya
(A). Basa konjugasi merupakan basa yang berasal dari asam setelah kehilangan H+.
Contoh:
CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3COO-(aq) + H+(aq) + H2O(aq)
CH3COONa(aq) CH3COO-(aq)+ Na+(aq)
Dal am re aksi te rs ebut , CH 3 COO H m er up ak an as am l ema h s ed an gkan
CH 3 COO - me rup ak an basa ko nju gasi. Ca mpur an as am lem ah CH 3 COOH
dan bas a konju gasi n ya , ya itu io n CH 3 COO - m e m b e n t u k larutan
p e n ya n g g a . D a l a m p e m b e n t u k a n l a r u t a n penyangga ini, ion CH3COO-
dapat berasal dari garamCH3COONa, CH 3 COOK, at au
(CH 3 COO ) 2 Ba, atau garam lain dari campuran basa konjugasi dengan basa kuat.
2) Larutan penyangga basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH> 7. Larutan penyangga
basa mengandung basa lemah (B) dengan asam konjugasinya (BH+). Contoh:
NH3(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + O H-(aq)
NH4Cl(aq) NH4+ (aq) + Cl- (aq)
Campuran basa lemah NH4OH dan asam konjugasinya yaitu ion NH4+ membentuk
larutan penyangga. Dalam pembentukan larutan penyangga, ion NH4+ dapat berasal
dari garam NH4Cl, NH4Br, (NH4)2SO4, atau garam dari campuran asam konjugasi
dengan asam kuat.
3. Prinsip kerja larutan penyangga
Jika kedalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan
bereaksi d en gan z at ya n g b e rsif at b asa . Be gitu ju ga s ebali k n ya, jik a
ditamb ahk an se dikit bas a, b as a tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat
asam.
92

1) Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap larutan penyangga
Sebagai contoh, larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah CH3COOH
dan basa konjugasinya (ion CH3COO-). Jika kedalam campuran tersebut
ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl akan terjadi reaksi berikut:
CH3COO-(aq) + HCl CH3COOH(aq) + Cl-(aq)
Berdasarkan reaksi ini, berarti jumlah basa konjugasi (ion CH3COO-) akan
berkurang dan asam lemah CH3COOH akan bertambah. Mekanisme penambahan
asam ke dalam larutan penyangga akan menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan
meningkatkan konsentrasi asam. Perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH
yang besar.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit NaOH akan terjadi reaksi
berikut:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COO-(aq) + Na+(aq) + H2O(l)
Berdasarkan reaksi tersebut, berarti jumlah asam lemah CH3COOH akan berkurang
dan basa konjugasi (ion CH3COO-) akan bertambah. Seperti pada penambahan
sedikit asam, perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar.
Contoh lain, larutan penyangga dari campuran basa lemah NH4OH dan asam
konjugasinya (ion NH4+). Setiap penambahan asam akan bereaksi dengan zat ynag
bersifat basa dan setiap penambahan basa akan bereaksi dengan zat yang bersifat
asam.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl
akan terjadi reaksi sebagai berikut:
NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4+(aq) + Cl-(aq) +H2O(l)
Jika kedalam campuran tersebut ditambahkan basa, misalnya NaOH akan terjadi
reaksi berikut:
NH4+(aq) + NaOH(aq) NH4OH(aq) + Na+(aq)
Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap campuran basa
lemah dan asam konjugasinya, praktis tidak mengubah pH larutan penyangga
tersebut selama penambahan asam atau basa tersebut tidak sampai menghabiskan
salah satu komponen buffer (Sutresna, 2006: 107-108)
93

2) Pengaruh pengenceran terhadap larutan penyangga


Derajat keasaman atau pH suatu larutan penyangga ditentukan oleh komponen-
komponennya. Dalam perhitungan pH larutan penyangga, komponen-komponen
tersebut membentuk perbandingan tertentu. Jika campuran tersebut diencerkan, harga
perbandingan komponen-komponen tersebut tidak berubah sehingga pH larutan
penyangga juga praktis tidak berubah. Berapapun tingkat pengenceran larutan
penyangga, secara teoritis tidak akan mengubah harga pH.
4. Perhitungan pH Larutan Penyangga
Larutan Penyangga Asam

Ka= tetapan ionisasi asam lemah

Larutan Penyangga Basa

b= tetapan ionisasi basa lemah

5. Fungsi Larutan Penyangga


Larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup diantaranya:
1. Kerja enzim hanya efektif pada pH tertentu, berarti memerlukan sistem
penyangga
2. Dalam sel tubuh diperlukan sistem penyangga dari pasangan H2PO4- dan
HPO42-. Penyangga fosfat juga terdapat dalam air ludah
3. Untuk mempertahankan pH darah sekitar 7,3-7,5 diperlukan sistem
penyangga dari H2CO3 dan HCO3-.
94

Sedangkan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari atau buatan


diantaranya:
1. Larutan penyangga dalam obat-obatan: Aspirin sebagai obat penghilang
rasa nyeri mengandung asam asetilsalisilat. Vaksin kolera oral jenis CVD
103-HgR (Mutachol) diminum dengan buffer yang mengandung natrium
bikarbonat, asam askorbat, dan laktosa untuk menetralisir asam lambung.
2. Larutan penyangga dalam industri: larutan penyangga digunakan di industri
fotografi, penanganan limbah, penyepuhan dan juga makanan. Agar materi
organik dapat dipisahkan pada proses penanganan limbah, pH harus berkisar
5-7,5. Limbah layak dibuang ke air laut jika 90% padatan telah dipisahkan
dan sudah ditambah klorin. Sedangkan pada industri minuman berkarbonasi
terdapat ion phospat yang mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga
minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan.
(Purba, 2006: 233-244)

3) METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN


Metode pembelajaran : tanya jawab, ceramah, diskusi, penugasan,
praktikum
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
Media Pembelajaran : White board, spidol, penghapus,lembar kerja siswa
(LKS), lembar diskusi, alat dan bahan percobaan

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2x45 menit)
Langkah PBL Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Orientasi peserta  Guru membuka pelajaran, mengucapkan salam dan menyapa
didik pada masalah siswa
 Guru memeriksa kehadiran siswa
 Guru memberitahukan kompetensi dan tujuan pembelajaran
apa yang harus dicapai pada pembelajaran yang akan
95

diberikan.
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
untuk mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajari
“Pernahkah kalian minum-minuman bersoda? apa yang
kalian rasakan, dari manakah rasa asam itu, mengapa
minuman bersoda bisa tahan lama di dalam kaleng?”
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
Mengorganisasikan
 Guru meminta siswa untuk membaca dan mempelajari materi
peserta didik untuk
larutan penyangga yang ada di LKS seperti pada kegiatan 1
belajar
serta berdiskusi mengenai berbagai macam produk yang
termasuk larutan penyangga
Kegiatan inti
a. Eksplorasi (15 menit)
Membimbing  Guru memberikan gambaran suatu masalah mengenai
penyelidikan larutan penyangga
individu maupun  Guru memberi informasi berbagai sumber tentang larutan
kelompok penyangga, komponen, sifat dan pH larutan penyangga
serta peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup
b. Elaborasi (20 menit)
 Guru meminta siswa untuk mendiskusikan suatu masalah
dari beberapa produk yang didalamnya terdapat penyangga
seperti yang ada di LKS

Mengembangkan,  Melalui diskusi kelompok menggunakan LKS, siswa

menyajikan hasil menjelaskan dan menuliskan di lembar diskusi apa itu

karya dan larutan penyangga, komponen larutan penyangga, serta

memamerkannya jenis larutan penyangga.


c. Konfirmasi (40 menit)
 Guru melakukan uji kemampuan (pre test) kepada siswa
untuk memperoleh tingkat kemampuan akademis siswa
pada kelas tersebut.
96

Kegiatan penutup (5 menit)


Menganalisis dan  Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
mengevaluasi proses dipelajari mengenai pengertian larutan penyangga, komponen
pemecahan masalah pembentuk larutan penyangga, mekanisme penyangga, dan
sifat larutan penyangga
 Guru menyampaikan kepada siswa untuk mempelajari materi
praktikum pada pertemuan berikutnya
 Guru menyuruh siswa untuk mempersiapkan semua alat dan
bahan yang akan digunakan sehari sebelum praktikum
 Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam
 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

Pertemuan 2 (2x45 menit)


Langkah PBL Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Orientasi peserta  Guru membuka pelajaran, mengucapkan salam dan menyapa
didik pada masalah siswa
 Guru mengecek kehadiran siswa
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
untuk mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajari
“apakah obat tetes mata dan minuman berkarbonasi
merupakan larutan penyangga? bagaimana jika obat tetes
mata dan minuman berkarbonasi ditambah dengan larutan
sedikit asam, sedikit basa, atau pengenceran?”
 Guru menginformasikan format yang harus ada dalam
Mengorganisasikan
laporan hasil praktikum.
peserta didik untuk
 Guru mengkondisikan siswa untuk duduk sesuai
belajar
kelompoknya masing-masing
97

 Guru menyuruh siswa untuk membuka LKS kegiatan 2


mengenai praktikum larutan penyangga dan mengajak siswa
untuk menganalisis suatu fenomena yang ada
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan jika ada yang kurang dimengerti
Kegiatan inti
Membimbing a. Eksplorasi (15 menit)
penyelidikan  Guru memberikan gambaran tentang fenomena yang
individu maupun berkaitan dengan praktikum larutan penyangga yang akan
kelompok dilakukan
 Guru mengajak siswa untuk merumuskan suatu masalah
dari fenomena yang berkaitan dengan praktikum larutan
penyangga yang akan dilakukan
 Guru mengajak siswa untuk merumuskan hipotesis
(jawaban sementara) dari suatu permasalahan berkaitan
dengan praktikum larutan penyangga yang akan dilakukan

b. Elaborasi (50 menit)


 Guru menjelaskan kepada siswa mengenai prosedur
praktikum yang akan dilakukan
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
praktikum dan mengumpulkan data

c. Konfirmasi (15 menit)


 Guru meminta siswa untuk membuat laporan sementara
Mengembangkan,
setelah melakukan percobaan.
menyajikan hasil
karya dan  Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan

memamerkannya dan mengkomunikasikannya


 Kelompok lain menanggapi
Kegiatan penutup (5 menit)
Menganalisis dan  Guru membenarkan kesimpulan hasil percobaan mengenai
mengevaluasi proses larutan penyangga.
98

pemecahan masalah  Guru memberikan penugasan untuk membuat laporan


praktikum dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya
 Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan analisis
data
 Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam

Pertemuan 3 (2x45 menit)


Langkah PBL Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Orientasi peserta  Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa
didik pada masalah  Guru menanyakan kondisi siswa
 Guru mengecek kehadiran siswa
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
untuk mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari
“apa yang kalian dapat simpulkan dari praktikum kemarin?
Bagaimana sifat larutan penyangga?”
Mengorganisasikan  Guru menanyakan tugas pertemuan sebelumnya dan meminta
peserta didik untuk siswa untuk mengeluarkan tugasnya untuk dibahas
belajar  Guru menanyakan tentang hasil laporan praktikum kemarin
 Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompoknya
Kegiatan inti
a. Eksplorasi (30 menit)
Membimbing  Guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil
penyelidikan laporan praktikum dan jawaban pertanyaan
individu maupun  Siswa dari kelompok lain mengajukan pertanyaan dan
kelompok menanggapi
 Guru membahas mengenai hasil laporan praktikum
kemarin
 Guru memberikan pelatihan terbimbing pada siswa secara
umum sesuai dengan LKS kegiatan 3 mengenai
99

perhitungan kimia tentang cara menentukan pH larutan


penyangga asam dan basa
b. Elaborasi (20 menit)
 Guru memberikan latihan soal mengenai penentuan pH
atau pOH sebelum dan sesudah penambahan sedikit asam,
Mengembangkan, basa atau pengenceran
menyajikan hasil  Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal di
karya dan papan tulis
memamerkannya c. Konfirmasi (20 menit)
 Guru bersama siswa membahas dan mengoreksi tiap
jawaban
 Guru memberikan penguatan berupa pujian dan
memberikan skor nilai bagi siswa yang berani
mengerjakan soal di depan dan menjawab pertanyaan

Kegiatan penutup (10 menit)


Menganalisis dan  Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang
mengevaluasi proses telah dipelajari
pemecahan masalah  Guru memberikan tugas dan latihan soal yang ada di LKS
kepada siswa
 Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam

Pertemuan 4 (2x45 menit)


Langkah PBL Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Orientasi peserta  Guru memberikan salam dan menyapa siswa
didik pada masalah  Guru mengecek kehadiran siswa
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
untuk mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari
100

“bagaimana cara kerja darah dalam tubuh? apa saja fungsi


dari larutan penyangga dan peranannya dalam kehidupan
sehari-hari?”
Mengorganisasikan
 Guru meminta siswa untuk segera mengumpulkan laporan
peserta didik untuk
hasil praktikum
belajar
 Guru meminta siswa untuk duduk dengan kelompoknya
masing-masing
 Guru menanyakan tugas sebelumnya dan meminta siswa
mengeluarkan tugasnya untuk dibahas
Kegiatan inti
a. Eksplorasi (15 menit)
Membimbing  Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis
penyelidikan  Guru meminta siswa untuk memberikan contoh larutan
individu maupun penyangga yang lain beserta fungsinya dan penerapannya
kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
 Guru meminta siswa berdiskusi mengenai fenomena yang
ada di LKS pada kegiatan 4 dan mengidentifikasi cara
kerja darah dalam menjaga pH
b. Elaborasi (20 menit)
Mengembangkan,  Siswa menjelaskan dan menuliskan hasil diskusinya di
menyajikan hasil lembar diskusi
karya dan  Siswa menyampaikan hasil diskusinya dan siswa yang lain
memamerkannya menanggapi
c. Konfirmasi (40 menit)
 Guru melakukan uji kemampuan (post test) kepada siswa
untuk memperoleh tingkat kemampuan akademis siswa
pada kelas tersebut
Kegiatan penutup (5 menit)
Menganalisis dan  Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
mengevaluasi proses dipelajari hari ini
pemecahan masalah
101

 Guru memberikan penugasan kepada siswa


 Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
 Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam

G. SUMBER BELAJAR
Ningsih, Sri Rahayu,dkk. 2007. Sains Kimia 2 SMA/ MA. Jakarta: Bumi
Aksara
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Utami, Budi, dkk. 2009. BSE Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI Program
Ilmu Alam. Jakarta: CV. Haka MJ
LKS kelas XI larutan penyangga

H. ALAT EVALUASI
- Lembar Psikomotorik
(terlampir)
- Lembar Afektif
(terlampir)
- Lembar Observasi KPS
(terlampir)
- Lembar Tes Kognitif (KPS)
(terlampir)

Guru Praktikan,

Hafshoh Dwi Nirwana


4301411142
102

Lampiran 3
KISI-KISI UJI COBA SOAL
Materi
No. Indikator KPS Soal Kunci
Pelajaran

1. Larutan Mengamati 1. Perhatikan data percobaan berikut. d


penyangga

Dari data tersebut yang termasuk larutan penyangga adalah....


a. I d. IV
b. II e. V
c. III

2. Perhatikan data percobaan penambahan sedikit air, sedikit asam dan sedikit basa
pada lima macam larutan berikut ini. d
103

Dari data yang diperoleh pada percobaan di atas, tentukan larutan mana yang
termasuk larutan penyangga! d

a. P dan Q d. Q dan S
b. R dan S e. R dan T
c. P dan T

3. I. Mencampurkan basa lemah dengan garamnya


II. Mencampurkan asam lemah dengan garamnya
III. Mencampurkan basa lemah berlebih dengan asam kuat
IV. Mencampurkan asam lemah berlebih dengan basa kuat
Berdasarkan petunjuk diatas, larutan buffer asam dapat dibuat dengan cara ..... c
a. I dan II d. II dan IV
b. I dan III e. I, II, dan III
c. II dan III

4. Asam fosfat pada coca cola menyebabkan kandungan kalsium dalam tulang
menurun. Sehingga tidak baik jika terlalu sering mengkonsumsi minuman
berkarbonasi tersebut. jika ke dalam 50 mL minuman tersebut (pH =5) ditambahkan
50 ml akuades. Apakah yang dapat diamati?
a. pH akan naik sedikit d. pH naik drastis
b. pH akan turun sedikit e. pH turun drastis
c. pH tidak berubah
Mengklasifikasi 5. Diantara campuran di bawah ini termasuk larutan penyangga, kecuali …. c
a. NH4OH dan NH4Cl d. HCN dan KCN
b. CH3COOH dan CH3COONa e. H2CO3 dan KHCO3
c. Ca(OH)2 dan CaCl2
104

9. Campuran berikut ini yang termasuk larutan penyangga asam adalah .... a
a. CH3COOH dan CH3COONa
b. NaOH dan NaCl
c. NH3 dan NH4Cl
d. NH4OH dan NH4Cl
e. H2SO4 dan NaCl
Menafsirkan 8. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit e
batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak daripada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50 mL
larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5, Mr NH4Cl =
53,5)
1) pH larutan sama dengan 8
2) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam
3) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa
4) pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....
a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)
b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)

13. Diberikan campuran dari beberapa larutan sebagai berikut:


(1) 200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(3) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M c
Manakah campuran yang membentuk larutan penyangga?
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. 1, 2, 3, dan 4
105

Meramalkan 12. Dalam minuman bersoda terdapat buffer, yaitu ion phospat yang mempertahankan b
pH minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam
penyimpanan. Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar untuk
suatu larutan buffer adalah ....
a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut
c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan

18. Dalam bidang farmasi banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil.
Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang
sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus
disesuaikan dengan pH cairan tubuh maka dibutuhkan suatu larutan penyangga.
Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar untuk suatu larutan
penyangga adalah ....
a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah
tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut a
c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan

32. Didalam es soda gembira terdapat larutan penyangga. Jika ke dalam minuman ini
ditambahkan sedikit asam klorida akan menyebabkan keadaan berikut: b
1. pH sedikit berubah
2. Konsentrasi asam lemah berkurang
3. Konsentrasi basa konjugasi bertambah
4. Konsentrasi asam lemah bertambah
5. Konsentrasi basa konjugasi berkurang
106

Pernyataan yang benar adalah .......

a. 1, 3, 4 d. 1, 2, 5
b. 1, 4, 5 e. 1 saja
c. 1, 2, 3
Mengajukan 6. Yang dimaksud larutan penyangga adalah ..... b
pertanyaan a. Larutan yang mengandung asam kuat dan basa kuat
b. Larutan yang pH-nya praktis tetap meskipun ditambah sedikit asam,
sedikit basa, ataupun jika diencerkan dengan air
c. Larutan yang pH-nya naik pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
d. Larutan yang pH-nya turun pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
e. Larutan yang mengandung asam lemah dan basa lemah

7. Garam berikut ini yang berasal dari asam lemah dan basa kuat adalah ...
a. amonium asetat d. natrium klorida
b. amonium klorida e. kalium klorida c
c. natrium asetat

14. pH larutan di bawah ini tidak akan berubah oleh penambahan sedikit asam atau basa d
adalah.....
a. asam klorida dengan natrium klorida d. asam asetat dengan natrium asetat
b. asam klorida dengan natrium asetat e. asam sulfat dengan natrium sulfat
c. asam asetat dengan natrium klorida
107

Berkomunikasi 10. Perhatikan data percobaan berikut: b


Ph
Larutan
Awal ditambah sedikit asam ditambah sedikit basa
A 7 5 8
B 4 3,98 4,01
C 10 5,01 8,01
Diantara pernyataan berikut yang benar...........
a. larutan A, B, dan C merupakan larutan buffer
b. larutan B merupakan larutan buffer asam
c. larutan A, B, dan C bukan merupakan larutan buffer
d. larutan A dan C merupakan larutan buffer basa
e. larutan C merupakan larutan buffer basa
11. Perhatikan data percobaan berikut:
Larutan A B C
pH awal 8 5 8
Ditambah sedikit asam 4 4,99 7,98
Ditambah sedikit basa 11 5,01 8,01
Ditambah air (diencerkan) 7,5 5 8 c
Diantara pernyataan berikut yang benar adalah......
a. Larutan A adalah larutan buffer asam
b. Larutan B merupakan larutan buffer basa
c. Larutan B dan C adalah larutan buffer
d. Larutan A, B, C bukan larutan buffer
e. Larutan A, B, C adalah larutan buffer
15. Berdasarkan data percobaan diperoleh hasil sebagai berikut.
Larutan A B C
pH awal 8 10 4
Ditambah sedikit asam 5 9,99 3,99
Ditambah sedikit basa 11 10,2 4,01 b
108

Dari hasil percobaan tersebut, pernyataan yang benar adalah .....

a. A adalah larutan buffer basa


b. C adalah larutan buffer asam
c. A, B adalah larutan buffer basa
d. A, B adalah larutan buffer
e. A, B, C adalah larutan buffer

2. pH atau Merencanakan 16. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 6, ke dalam 100 mL larutan asam D
pOH larutan percobaan asetat 0,5 M harus ditambahkan natrium asetat padat sebanyak .....
penyangga (Ka asam asetat = 10-5 dan Ar C=12; H=1; O=16; Na=23)
a. 82 gram d. 41 gram
b. 8,2 gram e. 73,8 gram
c. 73 gram
17. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH 9, HCl 0,2 M yang harus
ditambahkan ke dalam 40 mL larutan NH3 0,5 M (Kb = 10-5) adalah ….. c
a. 60 mL d. 90 mL
b. 70 mL e. 100 mL
c. 80 mL

19. Dalam percobaan yang akan dilakukan untuk menghasilkan suatu pH larutan
penyangga sebesar 9, maka campuran larutan yang harus disiapkan yaitu ...

a. 2 ml NH4OH 0,5 M + 2ml NH4Cl 0,5 M


b. 2 ml NH4OH 0,1 M + 2ml NH4Cl 0,5 M
c. 1 ml NH4OH 0,5 M + 2ml NH4Cl 0,5 M a
d. 2 ml NH4OH 0,5 M + 1ml NH4Cl 0,5 M
e. 1 ml NH4OH 0,1 M + 2ml NH4Cl 0,1 M
109

20. Dalam praktikum, telah disiapkan suatu larutan CH3COOH dan CH3COONa, jika
akan dihasilkan suatu larutan penyangga dengan pH 5. Maka campuran larutan yang
harus disiapkan yaitu ...

a. 3ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M


b. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
b
c. 3ml CH3COOH 0,2 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
d. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,2 M
e. 2ml CH3COOH 0,5 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M

Menerapkan 21. Ke dalam 300 mL larutan CH3COOH 0,1 M dicampurkan 50 mL larutan NaOH 0,2 c
konsep M. (Ka CH3COOH = 10–5), pH larutan akan berubah dari ….
a. 3 menjadi 13 – log 2
b. 1 menjadi 5
c. 3 menjadi 5 – log 2
d. 1 menjadi 13 – log 2
e. 3 menjadi 14
22. Soft drink adalah minuman yang tidak mengandung alkohol. Salah satu kandungan
minuman ini adalah asam fosfat. Jika diketahui 100 mL larutan H3PO4 0,1 M
(Ka1=7 x 10-3) dicampur dengan 50 mL larutan NaOH 0,10 M, pH campuran
b
adalah........ (log 7 = 0,845)
a. 11,845 d. 4,301
b. 2,154 e. 1
c. 8,699
23. Minuman Big Cola merupakan minuman berkarbonasi yang didalamnya
mengandung asam karbonat. Jika 20 mL larutan H2CO3 0,3 M (Ka1 = 4,5 x 10-7)
dicampurkan dengan 40 mL larutan KOH 0,1 M. Harga pH larutan yang terjadi
110

adalah ..... (log 9 = 0,954) d


a. 10,301 d. 6,046
b. 7,954 e. 3,4
c. 5,699

24. Reaksi antara asam sitrat dan natrium hidroksida akan terbentuk senyawa natrium
sitrat. Senyawa ini terdapat pada minuman berkarbonasi yang biasanya disebut
dengan softdrink. Pembuatan softdrink ini juga harus disesuaikan dengan pH
tertentu, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan. Maka
besarnya pH campuran dari 100 mL larutan asam sitrat 0,4 M yang dicampurkan
dengan 50 mL natrium hidroksida 0,2 M (Ka = 7,4 x 10-4) adalah ...

a. 3 d. 2
b. 4 – log 7,4 e. 4 – log 22,2 e
c. 4 - log 3

Merumuskan 25. Dalam suatu bejana terdapat 100 mL larutan NH4OH 0,1 M dengan tetapan basa b
hipotesis Kb= 10-5.
(1) Larutan ini termasuk basa lemah
(2) Mempunyai harga pH = 11
(3) Penambahan 100 mL larutan NH4Cl 0,1 M merubah pH menjadi 9
(4) Penambahan 100 mL larutan HCl 0,5 M merubah pH menjadi 9
Pernyataan yang benar adalah ...

a. Pernyataan (1) dan (3) d. Pernyataan (4)


b. Pernyataan (1), (2),dan (3) e. Semua benar
c. Pernyataan (2) dan (4)

26. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit
111

batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak daripada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50 mL
larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5, Mr NH4Cl =
53,5)
1) pH larutan sama dengan 8
2) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam
3) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa E
4) pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....
a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)
b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)

Mengklasifikasi 30. pH suatu minuman soda yang terdiri dari campuran H2PO4- dengan HPO42- adalah 8- c
log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8. Maka perbandingan konsentrasi asam dengan basa
konjugasinya adalah ........

a. 2 : 5 d. 1 : 5
b. 1 : 2 e. 5 : 1
c. 1 : 1

Menafsirkan 29. Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada b
minuman fanta. Adapun salah satu bahan yang terkandung dalam fanta adalah
magnesium karbonat. Apabila ke dalam 1 Liter larutan ini mengandung 200 mmol
H2CO3 dengan 20 mmol MgCO3 ditambahkan 1 Liter air maka pH campuran
menjadi....... (Ka1 H2CO3 = 4,5 x 10-7 , log 4,5 = 0,653)
a. 2 d. 6
b. 5,35 e. 6,35
112

c. 5

3. pH larutan Merumuskan 27. Bagaimana perbandingan konsentrasi asam dengan basa konjugasinya. Jika c
penyangga hipotesis diketahui dalam keadaan normal pH suatu minuman soda yang terdiri dari
dengan campuran H2PO4-dengan HPO42-adalah 8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8
a. konsentrasi asam > konsentrasi basa konjugasi
penambahan b. konsentrasi asam < konsentrasi basa konjugasi
sedikit asam c. konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
atau atau d. ½ konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
sedikit basa e. konsentrasi asam = ½ konsentrasi basa konjugasi
atau dengan
pengenceran
28. Seorang siswa akan melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh penambahan
asam kuat pada larutan penyangga. Bagaimana hipotesis yang akan dibuat oleh
siswa tersebut dengan percobaan yang akan dia lakukan?
a. penambahan sedikit asam kuat tidak mengubah harga pH
b. penambahan sedikit asam kuat mengubah harga pH
c. penambahan asam kuat berlebih mengubah harga pH
d. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada konsentrasi asam kuat itu sendiri
e. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada volume asam kuat itu sendiri
a

Mengklasifikasi 31. Jika diketahui perbandingan konsentrasi masing-masing larutan 1:1. pH larutan yang E
tidak akan berubah oleh pengaruh pengenceran adalah campuran larutan ....
a. CH3COOH (aq) + NH4Cl (aq) d. CH3COOH (aq) + NaOH (aq)
b. CH3COOH (aq) + NaCl (aq) e. CH3COOH(aq) + CH3COOK(aq)
c. H2SO4 (aq) + NaOH (aq)
113

Menerapkan 33. Larutan penyangga yang terdiri dari 50 mL CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL a
konsep CH3COONa 0,1 M (Ka CH3COOH = 1,8.10–5). pH larutan setelah ditambah 1 mL
HCl 0,1 M adalah .....

a. 4,75 d. 6 – log 2
b. 5 e. 6 – log 6,7
c. 5 – log 1

34. 100 mL larutan penyangga mengandung NH3 dan NH4Cl masing-masing 0,1 M
(Kb= 10-5). pH larutan sebelum dan sesudah ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M adalah
.....
e
a. 5 dan 8,01 d. 8 dan 7,92
b. 5 dan 7,55 e. 9 dan 8,99
c. 7 dan 9,01

4. Fungsi Merumuskan 35. Pada saat kalian mendaki gunung, kalian akan merasa lelah dan kekurangan sedikit b
larutan hipotesis oksigen. Ketersediaan oksigen yang rendah menyebabkan pendaki bernapas lebih
penyangga cepat. Hal ini mengakibatkan .....
a. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme tinggi
dalam tubuh
b. Peningkatan pH darah disebabkan terlepasnya CO2 terlalu banyak
makhluk c. Penurunan pH darah disebabkan terlepasnya CO2 terlalu sedikit
hidup dan d. Peningkatan pH darah disebabkan oleh metabolisme rendah
aplikasinya e. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme rendah
dalam
kehidupan
sehari-hari
Mengajukan 36. Organ dalam tubuh yang memainkan peran penting untuk mengatasi jika terjadi a
pertanyaan perubahan pH darah yang berlebihan adalah .....
a. Ginjal d. Paru-paru
114

b. Jantung e. Hati
c. Lambung

37. Kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut .....


a. Alvalisis d. Alkolasis
b. Alkalosis e. Aldolisis
c. Alkilisis

a
38. Fungsi sistem larutan penyangga dalam darah adalah mempertahankan…..
a. Derajat keasaman darah d. fibrionogen darah
b. Kadar Hb darah e. Sel darah putih dari darah
c. Sel darah merah dari darah
39. Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam e
minuman berkarbonasi, yaitu .....
a. Menjaga kesetimbang cairan pada minuman
b. Menghambat tumbuhnya jamur pada minuman
c. Sebagai anti oksidan
d. Menjaga masuknya bakteri ke dalam minuman
e. Menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan

d
40. Air berkarbonasi mengandung larutan penyangga berupa ......
a. HHb+ / HbO2 d. H2CO3 / HCO3-
-
b. HCl / Cl e. Hasp / Asp-
-
c. CH3COOH / CH3COO
115

Indikator KPS ESSAY


Menggunakan alat 1. Dalam praktikum larutan penyangga, diperlukan indikator
dan bahan universal.
a. Mengapa perlu menggunakan indikator universal? Apa
fungsi dari indikator universal?
b. Jelaskan cara penggunaannya!

2. Jelaskan menurut kalian!!


a. Apa yang kalian rasakan saat minum
minuman seperti gambar disamping?
- Menafsirkan
b. Sprite merupakan minuman
- Mengajukan
berkarbonasi yang mengandung
pertanyaan
sejumlah kecil asam karbonat dan
- Menerapkan
natrium bikarbonat. Tuliskan persamaan
konsep
yang menunjukkan bagaimana larutan
itu berfungsi sebagai larutan penyangga!
c. Jika dalam 100 ml air berkarbonasi
mengandung 0,01 mol asam karbonat
dan 0,02 mol Na-bikarbonat. Kemudian
larutan tersebut diencerkan dengan
aquades sampai volumenya menjadi 200
mL maka pH larutan menjadi ... (Ka
H2CO3 = 4,5 x 10-7)
d. Mengapa dalam minuman berkarbonasi
diperlukan larutan buffer?

Kunci jawaban essay :

1. a) Diperlukan indikator universal sebab merupakan salah satu indikator yang


memiliki tingkat kepercayaan yang baik. Fungsi indikator universal untuk
mengetahui pH suatu larutan
b) Cara menggunakan indikator universal adalah sebagai berikut :
 Celupkan kertas indicator universal pada larutan yang akan diselidiki nilai pH-
nya atau meneteskan indicator universal pada larutan yang diselidiki
 Amati perubahan warna yang terjadi
 Bandingkan perubahan warna dengan warna standar.
116

2. a) Rasanya masam
b) Asam karbonat dan Natrium bikarbonat
HCO3- + H+ H2CO3
HCO3- + Na+ NaHCO3

c) Diketahui : 0,01 mol H2CO3

0,02 mol NaHCO3


Ka = 4,5 x 10-7
Ditanya : pH larutan setelah ditambah 200 mL?

pH = -log Ka

pH = -log 4,5 x 10-7


= -log 4,5 x 10-7 x 0,5
= 7-log 2,25
= 8-0,35 = 6,65
pH campuran sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama karena tidak
menambah atau mengurangi banyaknya mol yang bereaksi pada campuran.
Jadi pH = 6,65

d) Karena untuk menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan
117

Lampiran 4

Soal Uji Coba

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA

PETUNJUK UMUM
1. Tulislah terlebih dahulu nama, nomor absen, dan kelas Anda pada lembar jawab yang
tersedia.
2. Kerjakan pada lembar jawaban yang telah disediakan.
3. Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda mengerjakan.
4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang Anda anggap mudah.
5. Bacalah doa terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
PETUNJUK KHUSUS
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada lembar
jawab!

I. Pilihan Ganda

1. Perhatikan data percobaan berikut.

Dari data tersebut yang termasuk larutan penyangga adalah....


a. I d. IV
b. II e. V
c. III

2. Perhatikan data percobaan penambahan sedikit air, sedikit asam dan sedikit basa
pada lima macam larutan berikut ini.

Dari data yang diperoleh pada percobaan di atas, tentukan larutan mana yang
termasuk larutan penyangga!
118

a. P dan Q d. Q dan S
b. R dan S e. R dan T
c. P dan T

3. I. Mencampurkan basa lemah dengan garamnya


II. Mencampurkan asam lemah dengan garamnya
III. Mencampurkan basa lemah berlebih dengan asam kuat
IV. Mencampurkan asam lemah berlebih dengan basa kuat
Berdasarkan petunjuk diatas, larutan buffer asam dapat dibuat dengan cara .....
a. I dan II d. II dan IV
b. I dan III e. I, II, dan III
c. II dan III

4. Asam fosfat pada coca cola menyebabkan kandungan kalsium dalam tulang
menurun. Sehingga tidak baik jika terlalu sering mengkonsumsi minuman
berkarbonasi tersebut. jika ke dalam 50 mL minuman tersebut (pH =5) ditambahkan
50 ml akuades. Apakah yang dapat diamati?
a. pH akan naik sedikit d. pH naik drastis
b. pH akan turun sedikit e. pH turun drastis
c. pH tidak berubah

5. Diantara campuran di bawah ini termasuk larutan penyangga, kecuali ….


a. NH4OH dan NH4Cl d. HCN dan KCN
b. CH3COOH dan CH3COONa e. H2CO3 dan KHCO3
c. Ca(OH)2 dan CaCl2

6. Yang dimaksud larutan penyangga adalah .....


a. Larutan yang mengandung asam kuat dan basa kuat
b. Larutan yang pH-nya praktis tetap meskipun ditambah sedikit asam,
sedikit basa, ataupun jika diencerkan dengan air
c. Larutan yang pH-nya naik pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
d. Larutan yang pH-nya turun pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
e. Larutan yang mengandung asam lemah dan basa lemah

7. Garam berikut ini yang berasal dari asam lemah dan basa kuat adalah ...
a. amonium asetat d. natrium klorida
b. amonium klorida e. kalium klorida
c. natrium asetat
119

8. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit
batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak daripada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50
mL larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5, Mr
NH4Cl = 53,5)
(1) pH larutan sama dengan 8
(2) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam
(3) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa
(4) pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....

a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)


b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)

9. Campuran berikut ini yang termasuk larutan penyangga asam adalah ....
a. CH3COOH dan CH3COONa d. NH4OH dan NH4Cl
b. NaOH dan NaCl e. H2SO4 dan NaCl
c. NH3 dan NH4Cl
10. Perhatikan data percobaan berikut:
Ph
Larutan
Awal ditambah sedikit asam ditambah sedikit basa
A 7 5 8
B 4 3,98 4,01
C 10 5,01 8,01
Diantara pernyataan berikut yang benar...........

a. larutan A, B, dan C merupakan larutan buffer


b. larutan B merupakan larutan buffer asam
c. larutan A, B, dan C bukan merupakan larutan buffer
d. larutan A dan C merupakan larutan buffer basa
e. larutan C merupakan larutan buffer basa
11. Perhatikan data percobaan berikut:
Larutan A B C
pH awal 8 5 8
Ditambah sedikit asam 4 4,99 7,98
Ditambah sedikit basa 11 5,01 8,01
Ditambah air (diencerkan) 7,5 5 8
Diantara pernyataan berikut yang benar adalah......

a. Larutan A adalah larutan buffer asam


b. Larutan B merupakan larutan buffer basa
c. Larutan B dan C adalah larutan buffer
d. Larutan A, B, C bukan larutan buffer
e. Larutan A, B, C adalah larutan buffer
120

12. Dalam minuman bersoda terdapat buffer, yaitu ion phospat yang mempertahankan
pH minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam
penyimpanan. Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar untuk
suatu larutan buffer adalah ....

a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut
c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan

13. Diberikan campuran dari beberapa larutan sebagai berikut:


(1) 200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(3) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M
Manakah campuran yang membentuk larutan penyangga?

a. 1, 2, dan 3 d. 4
b. 1 dan 3 e. 1, 2, 3, dan 4
c. 2 dan 4

14. pH larutan di bawah ini tidak akan berubah oleh penambahan sedikit asam atau
basa adalah.....
a. asam klorida dengan natrium klorida d. asam asetat dengan natrium asetat
b. asam klorida dengan natrium asetat e. asam sulfat dengan natrium sulfat
c. asam asetat dengan natrium klorida

15. Berdasarkan data percobaan diperoleh hasil sebagai berikut.


Larutan A B C
pH awal 8 10 4
Ditambah sedikit asam 5 9,99 3,99
Ditambah sedikit basa 11 10,2 4,01
Dari hasil percobaan tersebut, pernyataan yang benar adalah .....

a. A adalah larutan buffer basa


b. C adalah larutan buffer asam
c. A, B adalah larutan buffer basa
d. A, B adalah larutan buffer
e. A, B, C adalah larutan buffer

16. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 6, ke dalam 100 mL larutan asam
121

asetat 0,5 M harus ditambahkan natrium asetat padat sebanyak .....


(Ka asam asetat = 10-5 dan Ar C=12; H=1; O=16; Na=23)
a. 82 gram d. 41 gram
b. 8,2 gram e. 73,8 gram
c. 73 gram

17. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH 9, HCl 0,2 M yang harus
ditambahkan ke dalam 40 mL larutan NH3 0,5 M (Kb = 10-5) adalah …..
a. 50 mL d. 90 mL
b. 70 mL e. 100 mL
c. 80 mL

18. Dalam bidang farmasi banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil.
Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang
sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus
disesuaikan dengan pH cairan tubuh maka dibutuhkan suatu larutan penyangga.
Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar untuk suatu larutan
penyangga adalah ....
a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah
tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut
c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan

19. Dalam percobaan yang akan dilakukan untuk menghasilkan suatu pH larutan
penyangga sebesar 9, maka campuran larutan yang harus disiapkan yaitu ...
a. 2 ml NH4OH 0,5 M + 2ml NH4Cl 0,5 M
b. 2 ml NH4OH 0,1 M + 2ml NH4Cl 0,5 M
c. 1 ml NH4OH 0,5 M + 2ml NH4Cl 0,5 M
d. 2 ml NH4OH 0,5 M + 1ml NH4Cl 0,5 M
e. 1 ml NH4OH 0,1 M + 2ml NH4Cl 0,1 M

20. Dalam praktikum, telah disiapkan suatu larutan CH3COOH dan CH3COONa, jika
akan dihasilkan suatu larutan penyangga dengan pH 5. Maka campuran larutan
yang harus disiapkan yaitu ...
a. 3ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
b. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
c. 3ml CH3COOH 0,2 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
d. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,2 M
e. 2ml CH3COOH 0,5 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
21. Ke dalam 300 mL larutan CH3COOH 0,1 M dicampurkan 50 mL larutan NaOH 0,2
M. (Ka CH3COOH = 10–5), pH larutan akan berubah dari ….
a. 3 menjadi 13 – log 2
b. 1 menjadi 5
122

c. 3 menjadi 5 – log 2
d. 1 menjadi 13 – log 2
e. 3 menjadi 14

22. Soft drink adalah minuman yang tidak mengandung alkohol. Salah satu kandungan
minuman ini adalah asam fosfat. Jika diketahui 100 mL larutan H3PO4 0,1 M
(Ka1=7 x 10-3) dicampur dengan 50 mL larutan NaOH 0,10 M, pH campuran
adalah........ (log 7 = 0,845)
a. 11,845 d. 4,301
b. 2,154 e. 1
c. 8,699

23. Minuman Big Cola merupakan minuman berkarbonasi yang didalamnya


mengandung asam karbonat. Jika 20 mL larutan H2CO3 0,3 M (Ka1 = 4,5 x 10-7)
dicampurkan dengan 40 mL larutan KOH 0,1 M. Harga pH larutan yang terjadi
adalah ..... (log 9 = 0,954)
a. 10,301 d. 6,046
b. 7,954 e. 3,4
c. 5,699

24. Reaksi antara asam sitrat dan natrium hidroksida akan terbentuk senyawa natrium
sitrat. Senyawa ini terdapat pada minuman berkarbonasi yang biasanya disebut
dengan softdrink. Pembuatan softdrink ini juga harus disesuaikan dengan pH
tertentu, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan. Maka
besarnya pH campuran dari 100 mL larutan asam sitrat 0,4 M yang dicampurkan
dengan 50 mL natrium hidroksida 0,2 M (Ka = 7,4 x 10-4) adalah ...

a. 3 d. 2
b. 4 – log 7,4 e. 4 – log 22,2
c. 4 - log 3
25. Dalam suatu bejana terdapat 100 mL larutan NH4OH 0,1 M dengan tetapan basa
Kb= 10-5.
(1) Larutan ini termasuk basa lemah
(2) Mempunyai harga pH = 11
(3) Penambahan 100 mL larutan NH4Cl 0,1 M merubah pH menjadi 9
(4) Penambahan 100 mL larutan HCl 0,5 M merubah pH menjadi 9
Pernyataan yang benar adalah ...

a. Pernyataan (1) dan (3) d. Pernyataan (4)


b. Pernyataan (1), (2),dan (3) e. Semua benar
c. Pernyataan (2) dan (4)
26. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit
batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak daripada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50
mL larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5, Mr
NH4Cl = 53,5)
i. pH larutan sama dengan 8
123

ii. pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam


iii. pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa
iv. pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....

a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)


b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)

27. Bagaimana perbandingan konsentrasi asam dengan basa konjugasinya. Jika


diketahui dalam keadaan normal pH suatu minuman soda yang terdiri dari
campuran H2PO4-dengan HPO42-adalah 8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8
a. konsentrasi asam > konsentrasi basa konjugasi
b. konsentrasi asam < konsentrasi basa konjugasi
c. konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
d. ½ konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
e. konsentrasi asam = ½ konsentrasi basa konjugasi

28. Seorang siswa akan melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh


penambahan asam kuat pada larutan penyangga. Bagaimana hipotesis yang akan
dibuat oleh siswa tersebut dengan percobaan yang akan dia lakukan?

a. penambahan sedikit asam kuat tidak mengubah harga pH


b. penambahan sedikit asam kuat mengubah harga pH
c. penambahan asam kuat berlebih mengubah harga pH
d. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada konsentrasi asam kuat itu sendiri
e. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada volume asam kuat itu sendiri

29. Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada
minuman fanta. Adapun salah satu bahan yang terkandung dalam fanta adalah
magnesium karbonat. Apabila ke dalam 1 Liter larutan ini mengandung 200 mmol
H2CO3 dengan 20 mmol MgCO3 ditambahkan 1 Liter air maka pH campuran
menjadi....... (Ka1 H2CO3 = 4,5 x 10-7 , log 4,5 = 0,653)

a. 2 d. 6
b 5,35 e. 6,35
c. 5
30. pH suatu minuman soda yang terdiri dari campuran H2PO4- dengan HPO42- adalah
8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8. Maka perbandingan konsentrasi asam dengan
basa konjugasinya adalah ........

a. 2 : 5 d. 1 : 5
b. 1 : 2 e. 5 : 1
c. 1 : 1
124

31. Jika diketahui perbandingan konsentrasi masing-masing larutan 1:1. pH larutan


yang tidak akan berubah oleh pengaruh pengenceran adalah campuran larutan ....

a. CH3COOH (aq) + NH4Cl (aq) d. CH3COOH (aq) + NaOH (aq)


b. CH3COOH (aq) + NaCl (aq) e. CH3COOH(aq) + CH3COOK(aq)
c. H2SO4 (aq) + NaOH (aq)

32. Didalam es soda gembira terdapat larutan penyangga. Jika ke dalam minuman ini
ditambahkan sedikit asam klorida akan menyebabkan keadaan berikut:
1. pH sedikit berubah
2. Konsentrasi asam lemah berkurang
3. Konsentrasi basa konjugasi bertambah
4. Konsentrasi asam lemah bertambah
5. Konsentrasi basa konjugasi berkurang
Pernyataan yang benar adalah .......

a. 1, 3, 4 d. 1, 2, 5
b. 1, 4, 5 e. 1 saja
c. 1, 2, 3

33. Larutan penyangga yang terdiri dari 50 mL CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL


CH3COONa 0,1 M (Ka CH3COOH = 1,8.10–5). pH larutan setelah ditambah 1 mL
HCl 0,1 M adalah .....

a. 4,75 d. 6 – log 2
b. 5 e. 6 – log 6,7
c. 5 – log 1
34. 100 mL larutan penyangga mengandung NH3 dan NH4Cl masing-masing 0,1 M
(Kb= 10-5). pH larutan sebelum dan sesudah ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M adalah
.....
a. 5 dan 8,01 d. 8 dan 7,92
b. 5 dan 7,55 e. 9 dan 8,99
c. 7 dan 9,01

35. Pada saat kalian mendaki gunung, kalian akan merasa lelah dan kekurangan sedikit
oksigen. Ketersediaan oksigen yang rendah menyebabkan pendaki bernapas lebih
cepat. Hal ini mengakibatkan .....
a. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme tinggi
b. Peningkatan pH darah disebabkan terlepasnya CO2 terlalu banyak
c. Penurunan pH darah disebabkan terlepasnya CO2 terlalu sedikit
d. Peningkatan pH darah disebabkan oleh metabolisme rendah
e. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme rendah
36. Organ dalam tubuh yang memainkan peran penting untuk mengatasi jika terjadi
perubahan pH darah yang berlebihan adalah .....
a. Ginjal d. Paru-paru
b. Jantung e. Hati
c. Lambung
125

37. Kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut .....


a. Alvalisis d. Alkolasis
b. Alkalosis e. Aldolisis
c. Alkilisis
38. Fungsi sistem larutan penyangga dalam darah adalah mempertahankan…..
a. Derajat keasaman darah d. fibrionogen darah
b. Kadar Hb darah e. Sel darah putih dari darah
c. Sel darah merah dari darah
39. Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam
minuman berkarbonasi, yaitu .....
a. Menjaga kesetimbang cairan pada minuman
b. Menghambat tumbuhnya jamur pada minuman
c. Sebagai anti oksidan
d. Menjaga masuknya bakteri ke dalam minuman
e. Menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan
40. Air berkarbonasi mengandung larutan penyangga berupa ......
a. HHb+ / HbO2 d. H2CO3 / HCO3-
b. HCl / Cl- e. Hasp / Asp-
-
c. CH3COOH / CH3COO

II. Soal Uraian

1. Dalam praktikum larutan penyangga, diperlukan indikator universal.


a. Mengapa perlu menggunakan indikator universal? Apa fungsi dari indikator
universal?
b. Jelaskan cara penggunaannya!
2. Jelaskan menurut kalian!

a. Apa yang kalian rasakan saat minum minuman seperti gambar disamping?
b. Sprite merupakan minuman berkarbonasi yang mengandung sejumlah kecil asam
karbonat dan natrium bikarbonat. Tuliskan persamaan yang menunjukkan bagaimana
larutan itu berfungsi sebagai larutan penyangga!
c. Jika dalam 100 ml air berkarbonasi mengandung 0,01 mol asam karbonat dan 0,02
mol Na-bikarbonat. Kemudian larutan tersebut diencerkan dengan aquades sampai
volumenya menjadi 200 mL maka pH larutan menjadi ... (Ka H2CO3 = 4,5 x 10-7)
d. Mengapa dalam minuman berkarbonasi diperlukan larutan buffer?
126

Lampiran 5

TRANSFORMASI SOAL

No Soal Uji No Soal Pretest- No Soal Uji No Soal Pretest-


Coba Posttest Coba Posttest

2 1 21 15

3 2 23 16

4 3 25 18

5 4 27 17

6 10 28 19

8 7 29 21

9 5 32 9

10 11 33 20

12 8 34(ganti) 22

13 6 37 23

15(ganti) 12 39 25

16 13 40 24

17 14
127

Lampiran 6

KISI-KISI SOAL PRE-POST TEST


No. Materi Indikator KPS Soal Kunci Skor
Pelajaran

1. Larutan Mengamati 1. Perhatikan data percobaan penambahan sedikit air, sedikit asam dan sedikit basa d 2
penyangga pada lima macam larutan berikut ini.

Dari data yang diperoleh pada percobaan di atas, tentukan larutan mana yang
termasuk larutan penyangga!
a. P dan Q d. Q dan S
b. R dan S e. R dan T
c. P dan T
2. Berikut ini merupakan cara kerja larutan penyangga:
I. Mencampurkan basa lemah dengan garamnya
II. Mencampurkan asam lemah dengan garamnya
III. Mencampurkan basa lemah berlebih dengan asam kuat
IV. Mencampurkan asam lemah berlebih dengan basa kuat
Berdasarkan petunjuk diatas, larutan buffer asam dapat dibuat dengan cara .....
128

a. I dan II d. II dan IV d 2
b. I dan III e. I, II, dan III
c. II dan III
3. Asam fosfat pada coca cola menyebabkan kandungan kalsium dalam tulang
menurun. Sehingga tidak baik jika terlalu sering mengkonsumsi minuman
berkarbonasi tersebut. jika ke dalam 50 mL minuman tersebut (pH =5) ditambahkan
50 ml akuades. Apakah yang dapat diamati? c 2
a. pH akan naik sedikit d. pH naik drastis
b. pH akan turun sedikit e. pH turun drastis
c. pH tidak berubah
129

Mengklasifikasi 4. Diantara campuran di bawah ini termasuk larutan penyangga, kecuali …. c 2


a. NH4OH dan NH4Cl d. HCN dan KCN
b. CH3COOH dan CH3COONa e. H2CO3 dan KHCO3
c. Ca(OH)2 dan CaCl2
5. Campuranberikutini yang termasuklarutanpenyanggaasamadalah ....
a. CH3COOH dan CH3COONa a 2
b. NaOH dan NaCl
c. NH3 dan NH4Cl
d. NH4OH dan NH4Cl
e. H2SO4 dan NaCl
6. Berikut merupakan campuran dari beberapa larutan:
(1) 200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(3) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M
Manakah campuran yang membentuk larutan penyangga basa?
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d 2
d. 4
e. 1, 2, 3, dan 4
Menafsirkan e 2
130

7. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit
batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak dari pada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50 mL
larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5, Mr NH4Cl =
53,5)
1) pH larutan sama dengan 8
2) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam
3) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa
4) pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....
a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)
b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)
Meramalkan 8. Dalam minuman bersoda terdapat buffer phospat yang mempertahankan pH b 2
minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan.
Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidakbenar untuk suatu larutan
buffer adalah ....
a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut
c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan
9. Didalam es soda gembira terdapat larutan penyangga. Jika kedalam minuman ini
ditambahkan sedikit asam klorida akan menyebabkan keadaan berikut:
1. pH sedikit berubah
2. Konsentrasi asam lemah berkurang
131

3. Konsentrasi basa konjugasi bertambah c 2


4. Konsentrasi asam lemah bertambah
5. Konsentrasi basa konjugasi berkurang
Pernyataan yang benar adalah .......
a. 1, 3, 4 d. 1, 2, 5
b. 1, 2, 3 e. 1 saja
c. 1, 4, 5
Mengajukan 10. Yang dimaksud larutan penyangga adalah ..... b 2
pertanyaan a. Larutan yang mengandung asam kuat dan basa kuat
b. Larutan yang pH-nya praktis tetap meskipun ditambah sedikit asam, sedikit
basa, ataupun jika diencerkan dengan air
c. Larutan yang pH-nya naik pada penambahan basa kuat meskipun ditambah sedikit
d. Larutan yang pH-nya turun pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
e. Larutan yang mengandung asam lemah dan basa lemah
Berkomunikasi 11. Perhatikan data percobaan berikut: b 2
Ph
Larutan
Awal ditambah sedikit asam ditambah sedikit basa
A 7 5 8
B 4 3,98 4,01
C 10 5,01 8,01
Diantara pernyataan berikut yang benar...........
a. larutan A, B, dan C merupakanlarutan buffer
b. larutan B merupakan larutan buffer asam
c. larutan A, B, dan C bukan merupakan larutan buffer
d. larutan A dan C merupakan larutan buffer basa
e. larutan C merupakan larutan buffer basa
132

12. Perhatikan kurva perubahan harga pH padatitrasi CH3COOH denganNaOHberikut!

a 2

Daerah kurva yang merupakan larutan penyangga adalah ....

a. Q d. T
b. R e. P
c. S
2. pH atau Merencanakan 13. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 6, kedalam 100 mL larutan asam d 2
pOH larutan percobaan asetat 0,5 M harus ditambahkan natrium asetat padat sebanyak .....
penyangga (Ka asam asetat = 10-5danAr C=12; H=1; O=16; Na=23)
a. 82 gram d. 41 gram
b. 8,2 gram e. 73,8 gram
c. 73 gram

14. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH 9, HCl 0,2 M yang harus ditambahkan
kedalam 40 mL larutan NH3 0,5 M (Kb = 10-5) adalah …..
133

a. 50 mL d. 90 mL a 2
b. 70 mL e. 100 mL
c. 80 mL
Menerapkan 15. Kedalam 300 mL larutan CH3COOH 0,1M dicampurkan 50 mL larutan NaOH 0,2 M. c 2
konsep (Ka CH3COOH = 10–5), pH larutan akan berubahdari ….
a. 3 menjadi 13 – log 2d. 1 menjadi 13 – log 2
b. 1 menjadi 5e. 3 menjadi 14
c. 3 menjadi 5 – log 2

16. Minuman Big Cola merupakan minuman berkarbonasi yang didalamnya


mengandung asam karbonat. Jika 20 mL larutan H2CO3 0,3 M (Ka1 = 4,5 x 10-7) d 2
dicampurkan dengan 40 mL larutan KOH 0,1 M. Harga pH larutan yang terjadi
adalah ..... (log 9 = 0,954)
a. 10,301 d. 6,046
b. 7,954 e. 3,4
c. 5,699

Merumuskan 17. Bagaimana perbandingan konsentrasi asam dengan basa konjugasinya. Jika diketahui c 2
hipotesis dalam keadaan normal pH suatu minuman soda yang terdiri dari campuran H2PO4-
dengan HPO42-adalah 8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8
a. konsentrasi asam > konsentrasi basa konjugasi
b. konsentrasi asam < konsentrasi basa konjugasi
c. konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
d. ½ konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
e. konsentrasi asam = ½ konsentrasi basa konjugasi
134

19. Seorang siswa akan melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh penambahan
asam kuat pada larutan penyangga. Bagaimana hipotesis yang akan dibuat oleh siswa
tersebut dengan percobaan yang akan dia lakukan?
a. penambahan sedikit asam kuat tidak mengubah harga pH
b. penambahan sedikit asam kuat mengubah harga pH
c. penambahan asam kuat berlebih mengubah harga pH a 2
d. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada konsentrasi asam kuat itu sendiri
e. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada volume asam kuat itu sendiri
Menafsirkan 18. Dalam suatu bejana terdapat 100 mL larutan NH4OH 0,1 M dengan tetapan basa Kb= b 2
10-5.
(1)Larutan ini termasuk basa lemah

(2)Mempunyai harga pH = 11

(3)Penambahan 100 mL larutan NH4Cl 0,1 M merubah pH menjadi 9

(4)Penambahan 100 mL larutan HCl 0,5 M merubah pH menjadi 9

Pernyataan yang benar adalah ...

a. Pernyataan (1) dan (3) d. Pernyataan (4)


b. Pernyataan (1), (2),dan (3) e.Semua benar
c. Pernyataan (2) dan (4)
3. pH larutan Menerapkan 20. Larutan penyangga yang terdiridari 50 mL CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL c 2
penyangga CH3COONa 0,1 M (Ka CH3COOH = 1,8.10–5). pH larutan setelah ditambah 1 mL
135

dengan konsep HCl 0,1 M adalah .....


penambahan a. 4 - log 1 d. 6 – log 2
sedikit asam b. 5 e. 6 – log 6,7
atau sedikit c. 5 – log 1,73
basa atau 21. Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada
dengan minuman fanta. Adapun salah satu bahan yang terkandung dalam fanta adalah b 2
magnesium karbonat. Apabila kedalam 1 Liter larutan in imengandung 200 mmol
pengenceran
H2CO3 dengan 20 mmol MgCO3 ditambahkan 1 Liter air maka pH campuran
menjadi....... (Ka1 H2CO3 = 4,5 x 10-7 , log 4,5 = 0,653)
a. 2 d. 6
b 5,35 e.6,35
c. 5
Menafsirkan 22. Dalam suatu percobaan buffer diketahui konsentrasi mol yang sama yaitu CH3COOH e 2
0,1 mol dan CH3COONa 0,1 mol. pH sebelum dan setelah ditambah NaOH 0,01 mol
adalah 4,7 dan 4,79.
Berapa kapasitas larutan penyangga tersebut?
a. 0,01 d. 0,05
b. 0,015 e. 0,11
c. 0,02
4. Fungsi Mengajukan 23. Kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut..... b 2
larutan pertanyaan a. Alvalisis d. Alkolasis
penyangga b. Alkalosis e. Aldolisis
c. Alkilisis
dalam tubuh d 2
24. Air berkarbonasi mengandung larutan penyangga berupa ......
makhluk a. HHb+ / HbO2 d. H2CO3 / HCO3-
-
hidup dan b. HCl / Cl e. Hasp / Asp-
aplikasinya c. CH3COOH / CH3COO-
136

dalam 25. Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam
kehidupan minuman berkarbonasi, yaitu .....
sehari-hari a. Menjaga kesetimbang cairan pada minuman
b. Menghambat tumbuhnya jamur pada minuman
c. Sebagai anti oksidan
d. Menjaga masuknya bakteri ke dalam minuman
e. Menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan e 2

Jumlah Skor 50
137

KISI-KISI SOAL URAIAN


Kompetensi Indikator Soal Uraian Skor Kunci Jawaban
Dasar KPS

4.3 Mendeskrip- Menggunakan 1. Dalam praktikum larutan penyangga, 1. a. Diperlukan indikator universal sebab merupakan
sikan sifat alat dan bahan diperlukan indikator universal. salah satu indikator yang memiliki tingkat
larutan a. Mengapa perlu menggunakan kepercayaan yang baik. Fungsi indikator universal
indikator universal? Apa fungsi dari untuk mengetahui pH suatu larutan
penyangga dan
indikator universal? b. Cara menggunakan indicator universal adalah
peranan larutan b. Jelaskan cara penggunaannya! sebagai berikut:
penyangga 10
dalam tubuh (i) Celupkan kertas indikator universal pada larutan
makhluk hidup. yang akan diselidiki nilai pH-nya atau meneteskan
10 indikator universal pada larutan yang diselidiki
(ii) Amati perubahan warna yang terjadi
(iii) Bandingkan perubahan warna dengan warna
standar.

2. Jelaskan menurut kalian! 2. a. Rasanya masam


b. Asam karbonat dan Natrium bikarbonat
HCO3-+ H+ H2CO3

HCO3- + Na+ NaHCO3

c. Diketahui: 0,01 mol H2CO3


0,02 mol NaHCO3
138

a. Apa yang kalian rasakan saat minum- Ka = 4,5 x 10-7


minuman seperti gambar disamping?
b. Sprite merupakan minuman 3 Ditanya: pH larutan setelah ditambah 200mL?
berkarbonasi yang mengandung sejumlah
- Menafsirkan kecil asam karbonat dan natrium Jawab: pH = -log Ka
bikarbonat. Tuliskan persamaan yang
menunjukkan bagaimana larutan itu
berfungsi sebagai larutan penyangga! pH = -log 4,5 x 10-7
c. Jika dalam 100 ml air berkarbonasi
mengandung 0,01 mol asam karbonat 7 = -log 4,5 x 10-7 x 0,5
dan 0,02 mol Na-bikarbonat. Kemudian
larutan tersebut diencerkan dengan = 7-log 2,25
aquades sampai volumenya menjadi 200 = 8-0,35 = 6,65
mL maka pH larutan menjadi ... (Ka
- Menerapkan H2CO3 = 4,5 x 10-7) 15 pH campuran sebelum dan sesudah pengenceran
konsep adalah sama karena tidak menambah atau
d. Mengapa dalam minuman berkarbonasi mengurangi banyaknya mol yang bereaksi pada
diperlukan larutan buffer? campuran. Jadi pH = 6,65
- Mengajukan
pertanyaan d. Karena untuk menjaga pH minuman agar tahan
lebih lama dalam penyimpanan

Jumlah 50
139

Lampiran 7
soal pre-post test
LEMBAR SOAL

Mata Pelajaran : Kimia


Materi : Larutan Penyangga
Kelas/Semester : XI/2
Waktu : 40 menit

PETUNJUK UMUM
1. Tulislah terlebih dahulu nama, nomor absen, dan kelas Anda pada lembar jawab
yang tersedia.
2. Kerjakan pada lembar jawaban yang telah disediakan.
3. Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda mengerjakan.
4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang Anda anggap mudah.
5. Bacalah doa terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
PETUNJUK KHUSUS
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada
lembar jawab!

I. Pilihan Ganda

1. Perhatikan data percobaan penambahan sedikit air, sedikit asam dan sedikit basa
pada lima macam larutan berikut ini.

Dari data yang diperoleh pada percobaan di atas, tentukan larutan mana yang
termasuk larutan penyangga!
a. P dan Q d. Q dan S
b. R dan S e. R dan T
c. P dan T
2. Berikut ini merupakan cara kerja larutan penyangga:
I. Mencampurkan basa lemah dengan garamnya
II. Mencampurkan asam lemah dengan garamnya
III. Mencampurkan basa lemah berlebih dengan asam kuat
IV. Mencampurkan asam lemah berlebih dengan basa kuat
Berdasarkan petunjuk diatas, larutan penyangga asam dapat dibuat dengan cara .....
a. I dan II d. II dan IV
b. I dan III e. I, II, dan III
c. II dan III
3. Asam fosfat pada coca cola menyebabkan kandungan kalsium dalam tulang
140

menurun. Sehingga tidak baik jika terlalu sering mengkonsumsi minuman


berkarbonasi tersebut. jika ke dalam 50 mL minuman tersebut (pH =5) ditambahkan
50 ml akuades. Apakah yang dapat diamati?
a. pH akan naik sedikit d. pH naik drastis
b. pH akan turun sedikit e. pH turun drastis
c. pH tidak berubah
4. Diantara campuran di bawah ini termasuk larutan penyangga, kecuali ….
a. NH4OH dan NH4Cl d. HCN dan KCN
b. CH3COOH dan CH3COONa e. H2CO3 dan KHCO3
c. Ca(OH)2 dan CaCl2
5. Campuran berikut ini yang termasuk larutan penyangga asam adalah ....
a. CH3COOH dan CH3COONa
b. NaOH dan NaCl
c. NH3 dan NH4Cl
d. NH4OH dan NH4Cl
e. H2SO4 dan NaCl
6. Berikut merupakan campuran dari beberapa larutan:
(1) 200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(3) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M
Manakah campuran yang membentuk larutan penyangga basa?
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. 1, 2, 3, dan 4
7. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit
batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak daripada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50
mL larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5, Mr
NH4Cl = 53,5)
I. pH larutan sama dengan 8
II. pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam
III. pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa
IV. pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....
a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)
b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)
8. Dalam minuman bersoda terdapat larutan penyangga phospat yang
mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama
141

dalam penyimpanan. Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar


untuk suatu larutan buffer adalah ....
a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut
c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan
9. Didalam es soda gembira terdapat larutan penyangga. Jika ke dalam minuman ini
ditambahkan sedikit asam klorida akan menyebabkan keadaan berikut:
(1)pH sedikit berubah
(2)Konsentrasi asam lemah berkurang
(3)Konsentrasi basa konjugasi bertambah
(4)Konsentrasi asam lemah bertambah
(5)Konsentrasi basa konjugasi berkurang
Pernyataan yang benar adalah .......
a. 1, 3, 4 d. 1, 2, 5
b. 1, 2, 3 e. 1 saja
c. 1, 4, 5
10. Yang dimaksud larutan penyangga adalah .....
a. Larutan yang mengandung asam kuat dan basa kuat
b. Larutan yang pH-nya praktis tetap meskipun ditambah sedikit asam,
sedikit basa, ataupun jika diencerkan dengan air
c. Larutan yang pH-nya naik pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
d. Larutan yang pH-nya turun pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
b. Larutan yang mengandung asam lemah dan basa lemah
11. Perhatikan data percobaan berikut:
Ph
Larutan
Awal ditambah sedikit asam ditambah sedikit basa
A 7 5 8
B 4 3,98 4,01
C 10 5,01 8,01
Diantara pernyataan berikut yang benar...........
a. larutan A, B, dan C merupakan larutan buffer
b. larutan B merupakan larutan buffer asam
c. larutan A, B, dan C bukan merupakan larutan buffer
d. larutan A dan C merupakan larutan buffer basa
e. larutan C merupakan larutan buffer basa
12. Perhatikan kurva perubahan harga pH pada titrasi CH3COOH dengan NaOH
berikut!
142

Daerah kurva yang merupakan larutan penyangga adalah ....


a. Q d. T
b. R e. P
c. S
13. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 6, ke dalam 100 mL larutan asam
asetat 0,5 M harus ditambahkan natrium asetat padat sebanyak .....
(Ka asam asetat = 10-5 dan Ar C=12; H=1; O=16; Na=23)
b. 82 gram d. 41 gram
c. 8,2 gram e. 73,8 gram
d. 73 gram
14. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH 9, HCl 0,2 M yang harus
ditambahkan ke dalam 40 mL larutan NH3 0,5 M (Kb = 10-5) adalah …..
a. 50 mL d. 90 mL
b. 70 mL e. 100 mL
c. 80 mL
15. Ke dalam 300 mL larutan CH3COOH 0,1 M dicampurkan 50 mL larutan NaOH 0,2
M. (Ka CH3COOH = 10–5), pH larutan akan berubah dari ….
a. 3 menjadi 13 – log 2
b. 1 menjadi 5
c. 3 menjadi 5 – log 2
d. 1 menjadi 13 – log 2
e. 3 menjadi 14
16. Minuman Big Cola merupakan minuman berkarbonasi yang didalamnya
mengandung asam karbonat. Jika 20 mL larutan H2CO3 0,3 M (Ka1 = 4,5 x 10-7)
dicampurkan dengan 40 mL larutan KOH 0,1 M. Harga pH larutan yang terjadi
adalah ..... (log 9 = 0,954)
a. 10,301 d. 6,046
b. 7,954 e. 3,4
c. 5,699
17. Bagaimana perbandingan konsentrasi asam dengan basa konjugasinya. Jika
diketahui dalam keadaan normal pH suatu minuman soda yang terdiri dari
campuran H2PO4- dengan HPO42- adalah 8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8
a. konsentrasi asam > konsentrasi basa konjugasi
b. konsentrasi asam < konsentrasi basa konjugasi
c. konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
143

d. ½ konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi


e. konsentrasi asam = ½ konsentrasi basa konjugasi
18. Dalam suatu bejana terdapat 100 mL larutan NH4OH 0,1 M dengan tetapan basa
Kb= 10-5.
(1) Larutan ini termasuk basa lemah
(2) Mempunyai harga pH = 11
(3) Penambahan 100 mL larutan NH4Cl 0,1 M merubah pH menjadi 9
(4) Penambahan 100 mL larutan HCl 0,5 M merubah pH menjadi 9
Pernyataan yang benar adalah ...
a. Pernyataan (1) dan (3)
b. Pernyataan (1), (2), dan (3)
c. Pernyataan (2) dan (4)
d. Pernyataan (4)
e. semua benar
19. Seorang siswa akan melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh penambahan
asam kuat pada larutan penyangga. Bagaimana hipotesis yang akan dibuat oleh
siswa tersebut dengan percobaan yang akan dia lakukan?
a. penambahan sedikit asam kuat tidak mengubah harga pH
b. penambahan sedikit asam kuat mengubah harga pH
c. penambahan asam kuat berlebih mempengaruhi harga pH
d. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada konsentrasi asam kuat itu sendiri
e. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada volume asam kuat itu sendiri
20. Larutan penyangga yang terdiri dari 50 mL CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL
CH3COONa 0,1 M (Ka CH3COOH = 1,8.10–5). pH larutan setelah ditambah 1 mL
HCl 0,1 M adalah .....
a. 4 - log 1 d. 6 – log 2
b. 5 e. 6 – log 6,7
c. 5 – log 1,73
21. Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada
minuman fanta. Adapun salah satu bahan yang terkandung dalam fanta adalah
magnesium karbonat. Apabila ke dalam 1 Liter larutan ini mengandung 200 mmol
H2CO3 dengan 20 mmol MgCO3 ditambahkan 1 Liter air maka pH campuran
menjadi....... (Ka1 H2CO3 = 4,5 x 10-7 , log 4,5 = 0,653)
a. 2 d. 6
b 5,35 e. 6,35
c. 5
22. Dalam suatu percobaan buffer diketahui konsentrasi mol yang sama yaitu
CH3COOH 0,1 mol dan CH3COONa 0,1 mol. pH sebelum dan setelah ditambah
NaOH 0,01 mol adalah 4,7 dan 4,79.
Berapa kapasitas larutan penyangga tersebut?
a. 0,01 d. 0,05
b. 0,015 e. 0,11
144

c. 0,02
23. Kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut .....
a. Alvalisis d. Alkolasis
b. Alkalosis e. Aldolisis
c. Alkilisis
24. Air berkarbonasi mengandung larutan penyangga berupa ......
b. HHb+ / HbO2 d. H2CO3 / HCO3-
c. HCl / Cl- e. Hasp / Asp-
d. CH3COOH / CH3COO-
25. Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam
minuman berkarbonasi, yaitu .....
a. Menjaga kesetimbang cairan pada minuman
b. Menghambat tumbuhnya jamur pada minuman
c. Sebagai anti oksidan
d. Menjaga masuknya bakteri ke dalam minuman
e. Menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan

II. Soal Uraian


1. Dalam praktikum larutan penyangga, diperlukan indikator universal.
a. Mengapa perlu menggunakan indikator universal? Apa fungsi dari indikator
universal?
b. Jelaskan cara penggunaannya!
2. Jelaskan menurut kalian!

a. Apa yang kalian rasakan saat minum minuman seperti gambar disamping?
b. Sprite merupakan minuman berkarbonasi yang mengandung sejumlah kecil asam
karbonat dan natrium bikarbonat. Tuliskan persamaan yang menunjukkan
bagaimana larutan itu berfungsi sebagai larutan penyangga!
c. Jika dalam 100 ml air berkarbonasi mengandung 0,01 mol asam karbonat dan
0,02 mol Na-bikarbonat. Kemudian larutan tersebut diencerkan dengan aquades
sampai volumenya menjadi 200 mL maka pH larutan menjadi ... (Ka H2CO3 =
4,5 x 10-7)
d. Mengapa dalam minuman berkarbonasi diperlukan larutan buffer?
145

Lampiran 8

Lembar Jawaban Pretes


146

Lampiran 9

Lembar Jawaban Postes


147

Lampiran 10 Kegiatan 1

Lembar Kerja Siswa


LARUTAN PENYANGGA
Apa larutan
penyangga itu?

Yuk kita lihat pada masalah yang ada dalam dikehidupan sehari-hari!
Fenomena

Kita mengenal berbagai macam produk yang di dalamnya terdapat larutan


penyangga, salah satunya pada minuman bersoda. Minuman bersoda memiliki rasa
asam yang masih tetap ada padahal minuman tersebut dibuka setiap saat untuk
diminum, di dalam minuman bersoda terdapat kesetimbangan ion fosfat yang mampu
mempertahankan pH.

Produk lainnya yaitu obat suntik dan obat tetes mata, pH-nya harus disesuaikan
dengan pH cairan tubuh. Obat tetes mata memiliki pH yang sama dengan pH air mata
agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu pula
obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah. Penyangga pada obat-obatan seperti
aspirin merupakan obat penghilang rasa nyeri. Beberapa merek aspirin juga
ditambahkan zat untuk menetralisir kelebihan asam di perut, seperti MgO.

Di dalam tubuh juga terdapat penyangga alami seperti pada darah dan air ludah.
Pada darah mengandung asam basa konjugasi yaitu antara asam karbonat (H2CO3)
dengan ion bikarbonat (HCO3-) dan asam phosfat (H2PO4) dengan ion posfat (HPO42-)
yang membantu menjaga agar pH darah hampir konstan. Larutan penyangga phosfat
juga ditemukan dalam air ludah, yang berfungsi menjaga pH mulut dengan cara
menetralisir asam yang dihasilkan dari fermentasi sisa-sisa makanan yang dapat
merusak gigi.
148

Pertanyaan!
1. Mengapa zat-zat tersebut dikatakan sebagai penyangga?
2. Coba jelaskan pengertian larutan penyangga berdasarkan fenomena yang diberikan
menurut bahasa kalian sendiri!
3. Komponen apa saja yang terdapat dalam larutan penyangga?
4. Berikan contoh larutan yang termasuk larutan penyangga asam dan larutan penyangga
basa!

Mengumpulkan data
Kumpulkan informasi data bisa dari buku paket, internet, artikel, dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah diatas.

Diskusikan masalah-masalah tersebut dengan kelompok anda!!


Lembar Kerja
149

Kegiatan 2
Bagaimana cara kerja larutan
penyangga?
Untuk lebih jelasnya, yuk kita
lakukan praktikum!!

A. Tujuan :
Tulislah apa tujuan dari praktikum larutan penyangga yang akan dilakukan?

B. Teori dan Fenomena :


Sebagian besar proses metabolisme pada makhluk hidup berlangsung pada pH
konstan. Enzim bekerja baik pada pH tertentu, bakteri berkembang biak pada pH
tertentu. Harga pH darah relatif konstan yaitu 7,4. Untuk menjaga pH larutan agar tidak
mengalami perubahan yang mencolok, digunakan zat-zat yang bersifat penyangga.
Larutan penyangga adalah larutan yang mengandung asam lemah dengan basa
konjugasinya, atau basa lemah dengan asam konjugasinya.
Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat
berlangsung pada harga pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan
larutan penyangga, agar pH senantiasa konstan ketika reaksi metabolisme berlangsung.
Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh makhluk hidup. Reaksi-
reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak menggunakan larutan
penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung pada suasana asam
(pH<7) atau suasana basa (pH>7). Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama
dengan cairan tubuh, agar tidak menimbulkan efek samping. Buah-buahan dalam kaleng
perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga pH agar tidak mudah rusak.
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan
buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet
yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan
dan minuman ringan. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH
yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah
ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan
pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat,
seperti yang terdapat pada buah tomat, jeruk dan nanas.
Air soda (berkarbonasi) adalah air dikarbonasikan dengan penambahan gas
karbondioksida di bawah tekanan. Di dalam minuman bersoda terdapat buffer yaitu ion
phosphat yang mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga minuman bersoda
dapat lebih tahan lama (hingga bertahun-tahun) selama dalam masa penyimpanannya.
150

C. Meramalkan/ Merumuskan Masalah


Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan suatu masalah berkaitan dengan percobaan
yang akan dilakukan. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan!

D. Mengajukan Hipotesis
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!

E. Merencanakan Percobaan :

Tulislah alat dan bahan apa saja yang digunakan sesuai dengan langkah kerja
praktikum larutan penyangga yang dilakukan!

F. Cara Kerja
Pengaruh Penambahan Sedikit Asam Kuat, Sedikit Basa Kuat dan Pengenceran

i. Mengetahui larutan bersifat penyangga atau bukan penyangga


1. Isilah gelas ukur dengan 1 ml CH3COOH 0,1 M lalu tambahkan 1 ml
CH3COONa 0,1 M. kemudian campuran diaduk. Periksa pH larutan dengan
kertas indikator universal dan catat hasilnya
151

2. Isilah masing-masing 3 tabung reaksi (a, b, dan c) dengan 0,5 ml larutan nomor
1 di atas.
3. Tetesi:
a) tabung a dengan 1 tetes larutan HCl 0,1 M
b) tabung b dengan 1 tetes larutan NaOH 0,1 M
c) tabung c dengan penambahan aquades 5 ml
4. Dari masing-masing tabung (a, b, c) ambil sedikit larutan dan teteskan ke
platetes. Masukkan indicator universal ke dalam platetes kemudian ukur pH dan
catat hasilnya.
5. Lakukan perlakuan sama no 1-4 tetapi larutannya diganti dengan larutan 1 ml
NH4OH 0,1 M + 1 ml NH4Cl 0,1 M dan 1 ml NaCl 0,1 M.

ii. Menyelidiki berbagai produk yang di dalamnya terdapat larutan penyangga


1. Ambil 1 ml obat tetes mata ke dalam tabung reaksi
2. Kemudian teteskan ke dalam platetes, sebanyak 4 kali lubangan
3. Lubang 1 tanpa perlakuan, lubang 2 tambahkan 1 tetes HCl 0,1 M, lubang 3
tambahkan 1 tetes NaOH 0,1 M, lubang 4 tambahkan 5 tetes aquades
4. Masukkan indikator universal ke dalam platetes kemudian ukur pH. Catat hasil
pengamatan!
5. Lakukan perlakuan yang sama no 1-4 untuk larutan tomat, larutan jeruk, dan
minuman bersoda

G. Data Pengamatan
i. Kegiatan 1
pH setelah penambahan
No. Jenis Larutan pH awal
HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Aquades 5 ml
1.
2.
3.

ii. Kegiatan 2
pH setelah penambahan
No. Jenis Larutan pH awal
HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Aquades
1.
2.
3.
4.
152

H. Analisis Data
1. Berdasarkan hasil percobaan kegiatan 1, kelompokkan mana yang merupakan
larutan penyangga dan bukan penyangga?
2. Berdasarkan hasil percobaan kegiatan 2, produk manakah yang merupakan
penyangga asam atau penyangga basa?
3. a) Bagaimana pengaruh penambahan asam pada buffer yang bersifat asam. Jelaskan
mekanisme kerja buffer tersebut!
b) Bagaimana pengaruh penambahan basa pada buffer yang bersifat asam. Jelaskan
mekanisme kerja buffer tersebut!
4. a) Bagaimana pengaruh penambahan asam pada buffer yang bersifat basa. Jelaskan
mekanisme kerja buffer tersebut!
b) Bagaimana pengaruh penambahan basa pada buffer yang bersifat basa. Jelaskan
mekanisme kerja buffer tersebut!
5. Bagaimanakah perubahan pH obat tetes mata, minuman bersoda, larutan jeruk, dan
larutan tomat pada penambahan asam, basa, dan air?
6. Sebutkan sifat-sifat dari larutan penyangga!

I. Kesimpulan

 Komunikasikan hasil praktikum yang sudah kalian dapat secara jelas dan tepat
153

Kegiatan 3
pH larutan penyangga

Penyangga Asam

Larutan Penyangga Asam


Di dalam sistem larutan terdapat kesetimbangan:
HA(aq) H+(aq) + A-(aq) …………………(1)
NaA(aq) → Na+(aq) + A-(aq) …………………(2)
Dari reaksi kesetimbangan (1) didapat,
…………………(3)

Sehingga konsentrasi ion H+ dalam sistem dapat dinyatakan:


…………………(4)

Dari persamaan (4) maka untuk menentukan H+ larutan penyangga asam dapat
dirumuskan:

Jika konsentrasi dinyatakan sebagai banyaknya mol tiap liter larutan atau M= n/V,
maka:

Oleh karena sistem merupakan campuran dalam satu wadah, maka volumenya akan
selalu sama, sehingga rumusan tersebut dapat ditulis:

Tentukan cara menghitung pH untuk larutan


penyangga basa dengan larutan penyangga BCl!
154

LATIHAN SOAL!
1. Hitunglah pH larutan yang terdiri atas campuran 0,01 mol asam asetat dengan 0,1 mol
natrium asetat dalam 1 liter larutan! (Ka asam asetat= 1,8 x 10–5)
2. 100 ml 0,2 M NH4OH dicampur dengan 100 ml HCl 0,1 M (Kb= 10-5). Tentukan pH
campuran larutan tersebut!
3. Periksa campuran di bawah ini manakah yang termasuk larutan penyangga dan bukan
larutan penyangga
100 ml asam asetat 0,1 M + 100 ml NaOH 0,1 M
100 ml asam asetat 0,2 M + 100 ml NaOH 0,1 M
100 ml NH4OH 0,1 M + 100 ml HCl 0,1 M

Ingat!
pH larutan penyangga tidak berubah jika diencerkan
pH larutan penyangga tidak berubah jika ditambahkan ke dalamnya sedikit
asam atau basa

4. larutan buffer mengandung 100 ml NH3 dan 100 ml NH4Cl masing–masing 0,1 M
(Kb=10-5):
a. Tentukan pH larutannya
b. Berapa pH larutan setelah ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M?
c. Jika ditambah 1 mL NaOH 0,1 M, berapakah pH-nya?
5. 100 ml 0,2M CH3COOH ditambahkan ke dalam 100 mL CH3COONa 0,4M (Ka=10-
5
). Hitunglah:
a. pH campuran
b. pH setelah penambahan 800 ml air
6. 50 ml 0,2 M NaOH dicampur dengan 50 ml 0,4 M HF Ka = 2. 10-5. Hitunglah:
a. pH setelah penambahan 1 mL 0,002 M HCl
b. pH setelah penambahan 1 mL 0,001 M KOH
155

PERTANYAAN
1. Berdasarkan masalah yang diberikan coba identifikasi bagaimanakah cara kerja darah
dalam menjaga pHnya agar tetap konstan!
2. Sebutkan contoh-contoh larutan penyangga yang lain dalam tubuh makhluk hidup dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
156

LEMBAR DISKUSI SISWA


Kelompok :
Nama / No :

Diskusikan masalah-masalah tersebut dengan kelompok anda!!


157

Lampiran 11

DAFTAR KELOMPOK SISWA KELAS EKSPERIMEN (XI IPA 3)


158

Lampiran 12

DAFTAR KELOMPOK SISWA KELAS KONTROL (XI IPA 2)


159

Lampiran 13
Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Proses Sains
Pokok Bahasan :
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Tujuan :
Lembar observasi ini disusun dalam rangka mengamati keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran kimia melalui penerapan praktikum
berbasis masalah pada materi larutan penyangga.
Petunjuk :
1. Observer berada didekat kelompok yang akan diamati.
2. Pengamatan ditujukan pada kelompok yang telah ditentukan.
3. Berilah tanda (ν) contreng sesuai dengan indikator penelitian yang muncul dalam pembelajaran
Keterampilan Proses Sains No Siswa
No Skor Indikator
yang diamati
Meramalkan/ merumuskan Mampu membuat rumusan masalah berdasarkan
1. masalah 4 fenomena dan percobaan yang akan dilakukan dengan
benar tanpa bantuan guru
Mampu membuat rumusan masalah berdasarkan
3 fenomena dan percobaan yang akan dilakukan dengan
benar tetapi dengan bantuan guru
Mampu membuat rumusan masalah berdasarkan
2 fenomena dan percobaan yang akan dilakukan tetapi
kurang benar
Tidak mampu membuat rumusan masalah berdasarkan
1
fenomena dan percobaan yang akan dilakukan
160

2. Merumuskan hipotesis Mampu membuat hipotesis percobaan yang akan


4
dilakukan dengan benar tanpa bantuan guru
Mampu membuat hipotesis percobaan yang akan
3
dilakukan dengan benar tetapi dengan bantuan guru
Mampu membuat hipotesis percobaan yang akan
2
dilakukan tetapi kurang benar
Tidak mampu membuat hipotesis percobaan yang akan
1
dilakukan
3. Merencanakan percobaan Jika mempersiapkan semua alat dan bahan dengan benar
4
(persiapan alat dan bahan) dan tepat
Alat: Jika mempersiapkan kurang satu alat dan bahan dengan
3
benar dan tepat
Jika mempersiapkan kurang dua alat dan bahan dengan
2 benar dan tepat
Jika mempersiapkan kurang tiga alat dan bahan dengan
1 benar dan tepat
Bahan: NaOH,HCl,
CH3COOH, CH3COONa,
NH4OH, NH4Cl,jeruk, tomat,
minum-an bersoda, obat tetes
mata
4. Menggunakan alat dan bahan Menggunakan alat dengan tepat dan mengambil bahan
4
sesuai prosedur sesuai kebutuhan
Menggunakan alat dengan tepat dan mengambil bahan
3
lebih banyak atau sedikit dari kebutuhan
Menggunakan alat kurang tepat dan mengambil bahan
2
sesuai kebutuhan
Menggunakan alat kurang tepat dan mengambil bahan
1
lebih banyak atau sedikit dari kebutuhan
161

5. Mengamati Hasil Percobaan Pengamatan teliti, hasil akhir tepat, semua pH yang
4
dan pH pada masing-masing diamati benar
campuran dengan indikator Pengamatan teliti, hasil akhir kurang tepat, pH larutan
3
universal kurangdari 4 yang diamati salah
Pengamatan kurang teliti, hasil akhir kurang tepat, pH
2
larutan lebih dari 4 yang diamati salah
Pengamatan kurang teliti, hasil akhir kurang tepat, semua
1
pH larutan yang diamati salah
6. Menafsirkan atau Siswa mampu membuat simpulan percobaan yang telah
4
menyimpulkan hasil dilakukan dengan benar tanpa bantuan guru
percobaan Siswa mampu membuat simpulan percobaan yang telah
3
dilakukan dengan benar tetapi dengan bantuan guru
Siswa mampu membuat simpulan percobaan yang telah
2
dilakukan tetapi kurang benar
Siswa tidak mampu membuat simpulan percobaan yang
1
telah dilakukan
7. Mengelompokkan Siswa mampu mengelompokkan larutan penyangga asam
4 dan basa berdasarkan percobaan yang dilakukan tanpa
bantuan dari guru
Siswa mampu mengelompokkan larutan penyangga asam
3 dan basa berdasarkan percobaan yang dilakukan dengan
bantuan guru
Siswa hanya mampu mengelompokkan larutan
2 penyangga asam saja maupun penyangga basa saja
berdasarkan percobaan yang dilakukan
Siswa tidak mampu mengelompokkan larutan penyangga
1
asam dan basa berdasarkan percobaan yang dilakukan
8. Mengajukan pertanyaan dari 4 Siswa berani mengajukan pertanyaan dan menjawab
162

rumusan masalah dan semua pertanyaan dari analisis data


menjawab pertanyaan dari Siswa hanya mengajukan pertanyaan atau menjawab
3
analisis data semua pertanyaan dari analisis data
Siswa tidak mengajukan pertanyaan dan menjawab
2
sebagian pertanyaan dari analisis data
Siswa tidak mengajukan pertanyaan dan tidak menjawab
1
semua pertanyaan dari analisis data
9. Menerapkan konsep Siswa menerapkan konsep yang ada dalam pembahasan
4
dengan teori yang ada
Siswa menerapkan konsep yang ada dalam pembahasan
3
tanpa menggunakan teori yang ada
Siswa hanya menerapkan konsep dengan teori yang ada
2
dan belum ada dalam pembahasan
Siswa tidak menerapkan konsep yang ada dalam
1
pembahasan dengan teori yang ada
10. Menyampaikan hasil Siswa menyampaikan hasil praktikum dengan tepat,
4
praktikum secara jelas, tepat, efektif dan suara yang jelas
dan efektif Siswa menyampaikan hasil praktikum dengan tepat,
3
efektif dan suara kurang jelas
Siswa menyampaikan hasil praktikum yang belum tepat,
2
dengan suara yang jelas
Siswa menyampaikan hasil praktikum yang belum tepat
1
dengan suara kurang jelas
Total Skor

Semarang, ...... .................. 2015


Pengamat,
163

Lembar Penilaian Keterampilan Proses Sains

Aspek yang dinilai


Jumlah
Meramalkan Merumuskan Merencanak Mengguna- Mengamati Menyimpul- Mengelom- Mengaju- Menerapkan Menyampai-
No KODE hipotesis an percobaan kan alat dan Hasil kan hasil pokkan kan konsep kan hasil Skor
bahan Percobaan percobaan pertanyaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
164

Lampiran 14

LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF SISWA DI KELAS

Aspek yang dinilai

Kehadiran siswa siswa Keberanian


dalam proses berpendapat siswa Pengumpulan Jumlah Skor
No. KODE
belajar mengajar atau bertanya mengerjakan tugas
tugas di depan
kelas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Nilai =
165

RUBRIK ASPEK AFEKTIF SISWA

No. Aspek Skor Kriteria


1. Kehadiran siswa dalam 4 Selalu hadir dan tidak pernah terlambat
proses belajar mengajar 3 Tidak hadir kurang dari 3 kali
2 Tidak hadir selama 3 kali
1 Tidak hadir lebih dari 3 kali
2. Siswa berpendapat atau Menyampaikan pendapat atau bertanya
bertanya 4 sesuai materi pembahasan dengan jelas dan
tepat sasaran
Menyampaikan pendapat atau bertanya
3 sesuai materi pembahasan tetapi kurang jelas
dan tepat sasaran
Meyampaikan pendapat atau bertanya tidak
2
tepat sasaran dan kurang jelas
1 Tidak pernah menyampaikan pendapat
3. Keberanian siswa Siswa berani mengerjakan tugas di depan
mengerjakan tugas di 4 kelas tanpa diminta oleh guru dan
depan kelas mengerjakan tugasnya dengan serius
Siswa berani mengerjakan tugas di depan
3 kelas dengan ditunjuk oleh guru terlebih
dahulu mengerjakan tugasnya dengan serius
Siswa berani mengerjakan tugas di depan
2
kelas dengan dibantu guru atau temannya
Siswa tidak berani mengerjakan tugas di
1
depan kelas
4. Pengumpulan tugas 4 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Mengumpulkan tugas terlambat 1 hari
2 Mengumpulkan tugas terlambat 2 hari
1 Mengumpulkan tugas terlambat >2 hari
166

Lampiran 15

LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA DI KELAS

Aspek yang dinilai


Mengkomuni-
kasikan hasil Menanggapi Kelengkapan Ketepatan
Kegiatan dalam Kegiatan dalam Jumlah Skor
No. KODE diskusi hasil diskusi tugas rumah mengerjakan
diskusi kerja kelompok
kelompok kelompok soal latihan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Nilai =
167

RUBRIK ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA DI KELAS

No. Aspek Skor Kriteria


1. Kegiatan dalam 4 Siswa antusias dan tidak membuat keramaian
diskusi pada saat diskusi
3 Siswa antusias dan membuat keramaian pada
saat diskusi
2 Siswa tidak antusias dan tidak membuat
keramaian pada saat diskusi
1 Siswa tidak antusias dan membuat keramaian
pada saat diskusi
2. Kegiatan dalam kerja 4 Siswa aktif bekerja kelompok dan berani
kelompok menyampaikan gagasan/ pikiran
3 Siswa terampil bekerja dalam kelompok, tetapi
tidak berani menyampaikan gagasan/ pikiran
2 Siswa terlibat dalam kegiatan kelompok namun
hanya sebagai pendengar saja
1 Siswa tidak terlibat dalam kegiatan kelompok
3. Mengkomunikasikan 4 Siswa berani mengkomunikasikan hasil diskusi
hasil diskusi tanpa diminta oleh guru
kelompok 3 Siswa berani mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan permintaan dari guru
2 Siswa ragu-ragu dalam mengkomunikasikan
hasil diskusi
1 Siswa tidak mau mengkomunikasikan hasil
diskusi
4. Menanggapi hasil 4 Siswa berani menanggapi hasil diskusi tanpa
diskusi kelompok diminta oleh guru
3 Siswa berani menanggapi hasil diskusi dengan
permintaan dari guru
2 Siswa ragu-ragu dalam menanggapi hasil diskusi
1 Siswa tidak mau menanggapi hasil diskusi
4 Tugas rumah dikerjakan dengan lengkap dan
sistematis
3 Tugas rumah dikerjakan dengan lengkap dan
Kelengkapan tugas kurang sistematis
5.
rumah 2 Tugas rumah dikerjakan kurang lengkap dan
tidak sistematis
1 Tugas rumah tidak dikerjakan
4 Mengerjakan soal dengan lengkap dan tepat
waktu
Ketepatan 3 Mengerjakan soal tidak lengkap dan tepat waktu
6. mengerjakan soal
latihan 2 Mengerjakan soal lengkap tetapi tidak tepat
waktu
1 Tidak mengerjakan soal
168

Lampiran 16
Lembar Angket Tanggapan Siswa

Nama :
Kelas/ No.Absen :

Petunjuk pengisian
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya.
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar Anda.
3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan di bawah ini sebelum Anda mengisi.
4. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang Anda alami dengan cara
member tanda check (v) pada salah satu pilihan jawaban.

Keterangan
No. Pernyataan
SS S TS STS
1. Saya merasa senang mengikuti pelajaran kimia materi
pokok larutan penyangga melalui penerapan praktikum
berbasis masalah
2 Saya dapat bekerja sama dan saling diskusi kelompok
dalam mengikuti pelajaran kimia materi pokok larutan
penyangga melalui penerapan praktikum berbasis
masalah
3 Saya lebih mudah memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru melalui penerapan praktikum
berbasis masalah
4 Pembelajaran ini melibatkan saya untuk lebih aktif
5 Saya lebih berani mengemukakan jawaban atau
pendapat saya
6 Saya terlatih untuk berani bertanya atau menjawab
pertanyaan teman atau guru melalui pembelajaran ini
7 Saya menjadi lebih mudah menyelesaikan soal-soal
yang berkaitan dengan materi
169

8 Saya menjadi lebih mengerti tentang beberapa masalah


berkaitan dengan materi larutan penyangga dalam
kehidupan sehari-hari setelah mengikuti pembelajaran
melalui penerapan praktikum berbasis masalah
9 Saya dapat meningkatkan kemampuan untuk mengingat
suatu konsep pembelajaran setelah mengikuti
pembelajaran melalui penerapan praktikum berbasis
masalah
10 Saya lebih termotivasi dan bersemangat untuk belajar
karena mengikuti pembelajaran melalui penerapan
praktikum berbasis masalah

Keterangan:
SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju
170
170
170
Lampiran 17

Nama Siswa yang Mengikuti Uji Coba Soal

Materi Larutan Penyangga

No Nama Kode
1 Anggraeni Wulandari EA-1
2 Ari Aviani EA-2
3 Dewi Ulfah A. EA-3
4 Dinda Ayu S EA-4
5 Erlina Nofianti EA-5
6 Eva Giofanti EA-6
7 Fadila Dzurrul F. EA-7
8 Farida Ariani EA-8
9 Fatimatuzzahro EA-9
10 Galih Putri EA-10
11 Galuh Pramita EA-11
12 Himmatu Ulya EA-12
13 Ichsan R. EA-13
14 Inneke Winata EA-14
15 Ismiati Setyaningtyas EA-15
16 Khusna Maghfiroh EA-16
17 Messina Arinda Putri EA-17
18 Naeli Devi A. EA-18
19 Nailis Sa'adah EA-19
20 Nichla Fatchiya EA-20
21 Ni'matul Khoiroh EA-21
22 Niniwandasari EA-22
23 Nur Aeni P. EA-23
24 Nur Zubaedah EA-24
25 Nurul Aisyah EA-25
26 Putri Sukrotin N. EA-26
27 Putri Ulil Khikmah EA-27
28 Sam Adi Atsa EA-28
29 Silvia Diana EA-29
30 Siti Munawwaroh EA-30
31 Sukma Betari W. EA-31
32 Ullul Fajar K. EA-32
33 Ulul Cholifah EA-33
34 Venny Nydia D. EA-34
171
171
171

Lampiran 18
172
172
172
173
173
173
174
174
Lampiran 19 174

ANALISIS UJI COBA SOAL URAIAN

NO KODE 1 2 3 4 5 6 Y Y^2 Nilai


1 EA-1 8 0 3 6 0 0 17 289 34
2 EA-2 10 8 3 6 3 5 35 1225 70
3 EA-3 8 8 2 6 0 5 29 841 58
4 EA-4 10 10 2 6 0 5 33 1089 66
5 EA-5 8 8 3 6 0 0 25 625 50
6 EA-6 8 6 3 0 0 5 22 484 44
7 EA-7 8 6 3 7 0 5 29 841 58
8 EA-8 10 8 2 7 0 5 32 1024 64
9 EA-9 10 8 3 0 0 2 23 529 46
10 EA-10 10 8 3 6 5 5 37 1369 74
11 EA-11 10 10 3 7 12 5 47 2209 94
12 EA-12 10 6 3 0 0 5 24 576 48
13 EA-13 10 8 3 0 0 5 26 676 52
14 EA-14 10 8 3 6 5 5 37 1369 74
15 EA-15 10 8 3 6 5 5 37 1369 74
16 EA-16 8 6 3 7 12 5 41 1681 82
17 EA-17 10 6 3 6 0 5 30 900 60
18 EA-18 4 4 2 6 2 1 19 361 38
19 EA-19 6 5 3 6 0 5 25 625 50
20 EA-20 6 5 2 6 0 5 24 576 48
21 EA-21 10 8 1 0 0 0 19 361 38
22 EA-22 10 8 3 6 2 5 34 1156 68
23 EA-23 10 0 2 6 0 0 18 324 36
24 EA-24 10 5 2 2 0 5 24 576 48
25 EA-25 10 8 3 6 5 5 37 1369 74
26 EA-26 10 8 3 5 15 3 44 1936 88
27 EA-27 10 8 3 6 6 0 33 1089 66
28 EA-28 10 6 2 5 5 5 33 1089 66
29 EA-29 8 8 2 0 0 5 23 529 46
30 EA-30 10 8 3 5 10 5 41 1681 82
31 EA-31 8 6 3 5 0 5 27 729 54
32 EA-32 10 6 3 5 2 5 31 961 62
33 EA-33 10 8 3 0 0 5 26 676 52
34 EA-34 8 10 3 5 2 5 33 1089 66
JUMLAH 1015 32223 2030
Rata-rata 9.059 6.853 2.676 4.588 2.676 4
Tingkat Kesukaran 0.906 0.685 0.892 0.655 0.178 0.8
Kriteria mudah sedang mudah sedang sukar mudah
ƩX 308 233 91 156 91 136
175
175
Ʃ X^2 2864 1767 253 926 799 664
175
Ʃ XY 9348 7297 2772 4956 3568 4282
rxy 0.407 0.597 0.411 0.47 0.824 0.462
rtabel(0,05)(34) 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339
Validitas
(rhitung>rtabel) valid valid valid valid valid valid
-
^2 i -2158 -1214 -187.9 -521.7 96.86 -403.1
^2 i -2158
^2 t -23247
r11 0.907
Kriteria reliabel
176
176
176
Lampiran 20
Analisis Reliabilitas Lembar Observasi

AspekPenilaian
No Kode Rater 1 Rater 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑
1 F-01 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 36
2 F-02 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
3 F-03 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 36

4 F-04 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 35
5 F-05 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 37
6 F-06 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
7 F-07 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
8 F-08 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
9 F-09 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
10 F-10 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36
11 F-11 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 37 4 4 2 2 4 4 3 4 3 4 34
12 F-12 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 37
13 F-13 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
14 F-14 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
15 F-15 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
16 F-16 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
17 F-17 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
18 F-18 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36
19 F-19 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
20 F-20 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 37
21 F-21 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
22 F-22 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 35
23 F-23 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
24 F-24 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36
25 F-25 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 37
26 F-26 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 37
27 F-27 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
28 F-28 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
29 F-29 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
30 F-30 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 35
31 F-31 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 36
32 F-32 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 37
33 F-33 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
34 F-34 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
35 F-35 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
36 F-36 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 35 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 34
37 F-37 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37
38 F-38 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 37 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 36
177
177
177

AspekPenilaian
No Kode Rater 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑

1 F-01 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 36
2 F-02 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
3 F-03 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 36
4 F-04 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 34
5 F-05 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 36
6 F-06 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 36
7 F-07 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
8 F-08 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
9 F-09 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 36
10 F-10 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36
11 F-11 4 4 2 2 4 4 3 4 3 4 34
12 F-12 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 36
13 F-13 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
14 F-14 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
15 F-15 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 36
16 F-16 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 37
17 F-17 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
18 F-18 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 35
19 F-19 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37
20 F-20 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 35
21 F-21 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
22 F-22 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 34
23 F-23 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 36
24 F-24 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 35
25 F-25 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 36
26 F-26 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 37
27 F-27 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 36
28 F-28 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
29 F-29 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
30 F-30 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 35
31 F-31 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 36
32 F-32 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 37
33 F-33 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 35
34 F-34 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 35
35 F-35 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
36 F-36 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 33
37 F-37 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37
38 F-38 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 34
178
178
178

Lembar Reliabilitas Observasi KPS

Rumus
179
179
179

Lembar Reliabiitas Observasi KPS

Rumus
180
180
Lampiran 21 180

Analisis Angket Tanggapan Siswa

Indikator Skor
No Kode Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kuadrat
1 F-01 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 841
2 F-02 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 32 1024
3 F-03 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 27 729
4 F-04 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 30 900
5 F-05 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 900
6 F-06 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 28 784
7 F-07 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 28 784
8 F-08 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1024
9 F-09 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 841
10 F-10 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 25 625
11 F-11 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 35 1225
12 F-12 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 28 784
13 F-13 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 27 729
14 F-14 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 37 1369
15 F-15 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 33 1089
16 F-16 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 32 1024
17 F-17 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 32 1024
18 F-18 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 37 1369
19 F-19 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 841
20 F-20 4 4 4 4 2 3 1 3 3 3 31 961
21 F-21 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28 784
22 F-22 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 32 1024
23 F-23 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1024
24 F-24 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 841
25 F-25 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 33 1089
26 F-26 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 34 1156
27 F-27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 900
28 F-28 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28 784
29 F-29 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1024
30 F-30 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 29 841
31 F-31 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28 784
32 F-32 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30 900
33 F-33 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 961
34 F-34 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 36 1296
35 F-35 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 34 1156
36 F-36 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1024
37 F-37 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 31 961
38 F-38 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 784
jumlah 127 126 117 120 110 109 94 117 120 128 1168 36200
jumlah
kuadrat 401 401 342 361 305 302 216 340 363 410
2
σ 0.21 0.24 0.2 0.21 0.35 0.41 0.44 0.12 0.23 0.29 2.6943
varians total 7.87812
reliabilitas 0.73111
181
181
Perhitungan Reliabiitas Angket Tanggapan Siswa 181

Rumus:

Keterangan:
k : Banyaknya butir soal
σb 2 : Jumlah varians butir
σ2 t : Varians total

Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.

Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:

σb 2 = 0.21 + 0.24 … + 0.29 = 2.69

2
36200 1168
= 38 = 7.88
σ2 t
38

r 10 1 - 2.69
=
10 1 7.878
= 0.731
Pada a = 5% dengan n = 38 diperoleh r tabel = 0,32
Karena r > rtabel, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
182
182
Lampiran 22 182

Daftar Nilai UTS KIMIA Semester 2

SMA N 1 JEKULO KUDUS

XI IPA XI IPA XI IPA XI IPA


No. 1 2 3 4 

1 76 69 70 65 280
2 66 70 71 67 274
3 67 72 69 70 278
4 72 70 72 75 289
5 80 70 68 84 302
6 67 76 76 56 275
7 75 73 74 64 286
8 75 76 74 62 287
9 68 70 75 67 280
10 65 68 68 70 271
11 72 82 71 74 299
12 71 71 71 72 285
13 70 71 74 64 279
14 68 73 74 62 277
15 62 68 72 76 278
16 71 72 74 70 287
17 74 79 70 62 285
18 65 70 68 66 269
19 72 73 72 70 287
20 66 70 72 208
21 72 70 66 68 276
22 60 71 71 65 267
23 64 74 71 82 291
24 80 70 67 72 289
25 78 69 82 80 309
26 67 67 70 66 270
27 72 67 74 62 275
28 72 65 72 60 269
29 68 68 74 78 288
30 78 69 79 74 300
31 62 71 71 68 272
32 70 77 86 82 315
33 83 72 88 62 305
34 70 77 71 68 286
35 65 71 72 66 274
36 64 70 79 62 275
37 62 68 66 72 268
183
183
38 78 68 67 66 279 183
 2667 2637 2759 2621 9862
X 70.18 71.27 72.61 68.97 281
ni 38 37 38 38
ni - 1 37 36 37 37 37
2
Si 32.37 12.81 24.08 43.59 288.30
2
(ni-1) Si 1197.71 461.30 891.08 1612.97 10667.05
2
Log Si 1.51 1.11 1.38 1.64 2.46
(ni-1) Log
2 55.88 39.88 51.12 60.66 91.01
Si
Si 5.69 3.58 4.91 6.60 16.98
Nilai Maks. 83 82 88 84
Nilai Min. 60 65 66 56
Rentang 23 17 22 28
Log ni 1.58 1.57 1.58 1.58
K hitung 6.21 6.18 6.21 6.21
Banyak K 6 6 6 6
Panjang K 3.83 2.83 3.67 4.67
184
184
184

Lampiran 23

UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS

KELAS XI IPA 1

Hipotesis

H0 : Data nilai UTS kelas XI IPA 1 berdistribusi normal

H1 : Data nilai UTS kelas XI IPA 1 tidak berdistribusi normal

Rumus

dengan

: nilai chi kuadrat


Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2hitung <χ2(1-α)(k-3) dimana χ2(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.

Daerah
penerimaan H0 Daerah penolakan H0

χ2(1-α)(k-3)
Perhitungan:

n = 38
Nilai maksimum = 83 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (38) = 6,21 ≈ 6

Nilai minimum = 60 Panjang kelas = = 3,7≈ 4


Rentang = 23 Rata-rata = 70,18
185
185
185
Nilai fi Xi xi2 Fixi fixi2
60-63 4 61.5 3782.3 246 15129
64-67 10 65.5 4290.3 655 42902.5
68-71 8 69.5 4830.3 556 38642
72-75 9 73.5 5402.3 661.5 48620.3
76-79 4 77.5 6006.3 310 24025
80-83 3 81.5 6642.3 244.5 19926.8
JUMLAH 38 2673 189246
2
S 34.834835
S 5.9021043

Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)

Batas
Nilai z Harga z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2
Kelas (x)
60-63 59.5 -1.81 0.4649 0.094 4 3.576 0.424 0.18 0.05
64-67 63.5 -1.133 0.3708 0.197 10 7.494 2.506 6.282 0.838
68-71 67.5 -0.455 0.1736 0.261 8 9.907 -1.907 3.635 0.367
72-75 71.5 0.223 0.0871 0.229 9 8.694 0.306 0.093 0.011
76-79 75.5 0.901 0.3159 0.127 4 4.826 -0.826 0.682 0.141
80-83 79.5 1.578 0.4429 0.045 3 1.718 1.282 1.645 0.957
83.5 2.256 0.4881
JUMLAH 2.365

Diperoleh nilai χ2hitung adalah 2,365.

Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2(0,95)(3) adalah
7,81.

Karena 2,365< 7,81 maka χ2hitung < χ2(1-α)(k-3), sehingga H0 diterima.

Jadi, data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal.


Kurva
Daerah Daerah penolakan H0
penerimaan H0

2,36 7,81
186
186
186

UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS

KELAS XI IPA 2

Hipotesis

H0 : Data nilai UTS kelas XI IPA 2 berdistribusi normal

H1 : Data nilai UTS kelas Xl IPA 2 tidak berdistribusi normal

Rumus

dengan

: nilai chi kuadrat


Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2hitung <χ2(1-α)(k-3) dimana χ2(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.

Daerah
penerimaan H0 Daerah penolakan H0

χ2(1-α)(k-3)
Perhitungan:

n = 37
Nilai maksimum = 82 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (37) = 6,17 ≈ 6

Nilai minimum = 65 Panjang kelas = = 2,75≈ 3


Rentang = 17 Rata-rata = 71,27
187
187
187

Nilai fi Xi xi2 fixi fixi2


65-67 3 66 4356 198 13068
68-70 16 69 4761 1104 76176
71-73 11 72 5184 792 57024
74-76 4 75 5625 300 22500
77-79 2 78 6084 156 12168
80-82 1 81 6561 81 6561
Jumlah 37 2631 187497
S2 11.43243
S 3.381188

Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)

Batas
Nilai Z Harga z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2
Kelas (x)
65-67 64.5 -2.002 0.4772 0.1107 3 4.0959 -1.0959 1.200997 0.293219
68-70 67.5 -1.115 0.3665 0.2755 16 10.1935 5.8065 33.71544 3.307543
71-73 70.5 -0.228 0.091 0.3364 11 12.4468 -1.4468 2.09323 0.168174
74-76 73.5 0.6595 0.2454 0.194 4 7.178 -3.178 10.09968 1.407033
77-79 76.5 1.5467 0.4394 0.0531 2 1.9647 0.0353 0.001246 0.000634
80-82 79.5 2.434 0.4925 0.007 1 0.259 0.741 0.549081 2.120004
82.5 3.3212 0.4995
7.296608
Jumlah

Diperolehnilai χ2hitung adalah 7,296608.

Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2(0,95)(3) adalah
7,81.

Karena 7,296608 < 7,81 maka χ2hitung < χ2(1-α)(k-3) , sehingga H0 diterima.

Jadi, data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal.


Kurva
Daerah Daerah penolakan H0
penerimaan H0

7,29 7,81
188
188
188

UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS

KELAS XI IPA 3

Hipotesis

H0 : Data nilai UTS kelasXI IPA 3 berdistribusi normal

H1 : Data nilai UTS kelas XI IPA 3 tidak berdistribusi normal

Rumus

dengan

: nilai chi kuadrat


Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2hitung <χ2(1-α)(k-3) dimana χ2(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.

Daerah
penerimaan H0 Daerah penolakan H0

χ2(1-α)(k-3)
Perhitungan:

n = 38
Nilai maksimum = 88 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (38) = 6,21 ≈ 6

Nilai minimum = 66 Panjang kelas = = 3,54≈ 4


Rentang = 22 Rata-rata = 72,6
189
189
Nilai fi Xi xi2 Fixi fixi2 189
66-69 8 67.5 4556.25 540 36450
70-73 16 71.5 5112.25 1144 81796
74-77 9 75.5 5700.25 679.5 51302.25
78-81 2 79.5 6320.25 159 12640.5
82-85 1 83.5 6972.25 83.5 6972.25
86-89 2 87.5 7656.25 175 15312.5
Jumlah 38 2781 204473,5
S2 27.05105
S 5.201062

Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)

Batas
Nilai z Harga z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2
Kelas (x)
66-69 65.5 -1.37 0.4147 0.1889 8 7.1782 0.8218 0.675355 0.094084
70-73 69.5 -0.6 0.2258 0.2933 16 11.1454 4.8546 23.56714 2.114517
74-77 73.5 0.17 0.0675 0.2589 9 9.8382 -0.8382 0.702579 0.071413
78-81 77.5 0.94 0.3264 0.13 2 4.94 -2.94 8.6436 1.749717
82-85 81.5 1.71 0.4564 0.037 1 1.406 -0.406 0.164836 0.117238
86-89 85.5 2.48 0.4934 0.006 1 0.228 0.772 0.595984 2.613965
89.5 3.25 0.4994
6.760934
Jumlah

Diperoleh nilai χ2hitung adalah 6,760934.

Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2(0,95)(3) adalah
7,81.

Karena 6,760934< 7,81 maka χ2hitung < χ2(1-α)(k-3) , sehingga H0 diterima.

Jadi, data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal.


Kurva
Daerah Daerah penolakan H0
penerimaan H0

6,76 7,81
190
190
190

UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS

KELAS XI IPA 4

Hipotesis

H0 : Data nilai UTS kelas XI IPA 4 berdistribusi normal

H1 : Data nilai UTS kelas XI IPA 4 tidak berdistribusi normal

Rumus

dengan

: nilai chi kuadrat


Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2hitung <χ2(1-α)(k-3) dimana χ2(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.

Daerah
penerimaan H0 Daerah penolakan H0

χ2(1-α)(k-3)
Perhitungan:

n = 38
Nilai maksimum = 84 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (38) = 6,21 ≈ 6

Nilai minimum = 56 Panjang kelas = = 4,506 ≈ 5


Rentang = 28 Rata-rata = 68,97
191
191
191

Nilai fi Xi xi2 fixi fixi2


56-60 2 58 3364 116 6728
61-65 10 63 3969 630 39690
66-70 13 68 4624 884 60112
71-75 7 73 5329 511 37303
76-80 3 78 6084 234 18252
81-85 3 83 6889 249 20667
JUMLAH 38 2624 182752
S2 44.44
S 6.667

Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)

Batas
Nilai Z Hargaz Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2
Kelas (x)
56-60 55.5 -2.021 0.476 0.078 2 2.975 -0.975 0.951 0.32
61-65 60.5 -1.271 0.398 0.2 10 7.581 2.419 5.852 0.772
66-70 65.5 -0.521 0.199 0.286 13 10.85 2.147 4.61 0.425
71-75 70.5 0.229 0.087 0.247 7 9.382 -2.382 5.675 0.605
76-80 75.5 0.979 0.334 0.124 3 4.72 -1.72 2.957 0.627
81-85 80.5 1.729 0.458 0.035 3 1.338 1.662 2.764 2.066
85.5 2.479 0.493
JUMLAH 4.814

Diperoleh nilai χ2hitung adalah 4,814.

Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2(0,95)(3) adalah
7,81.

Karena 4,814 < 7,81maka χ2hitung < χ2(1-α)(k-3), sehingga H0 diterima.

Jadi, data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal.


Kurva
Daerah Daerah penolakan H0
penerimaan H0

4,81 7,81
192
Lampiran 24 192
192
DAFTAR NILAI PRETES KETERAMPILAN PROSES SAINS
KELAS EKSPERIMEN
Kelas : XI IPA 3
NO NAMA KODE NILAI
1 Ahmad Baedhowi F-01 59
2 Aldi Nugroho S. P F-02 54
3 Aulan Nikmah F-03 63
4 Diyan Fitriani F-04 59
5 Eva Rosi Amalia F-05 37
6 Farikhatus Syafiah F-06 54
7 Firda Amalia F-07 35
8 Ika Linda Mariana F-08 59
9 Intan KarindaAryani F-09 61
10 Ismy Lailatul M F-10 47
11 Khanifatul M F-11 35
12 LiaYazahrotul Hayati F-12 55
13 Lilies Maysaroh F-13 64
14 Luthfi Nihayani F-14 47
15 Milda Aulia R. R F-15 64
16 Miya Zulfa S. F-16 51
17 M. Ade Aswarito F-17 58
18 M. Riski Haryono F-18 47
19 M. Syaiful Annas F-19 55
20 Mursyidah F-20 49
21 Nafisatul Muna F-21 64
22 Nova Amalia Ulfa F-22 50
23 Rani Agustina R. F-23 59
24 Reynaldi Arsyad F-24 53
25 Riana Dewi F-25 61
26 Rudiyanto F-26 65
27 Sherla Rizka Pratikna F-27 56
28 Sofia Lasofa F-28 38
29 Suci Erfi Yanasari F-29 62
30 Tanti Wiyati F-30 69
31 Tiyas Mariza K F-31 60
32 Ulfa Nor Alfiyanti F-32 69
33 Umi Latifah F-33 75
34 Vebian Robby I. F-34 49
35 Vemby Sultan F-35 44
36 Wahda Luthfiatus Shiva F-36 55
37 Yanuar P F-37 42
38 Zahrotul Afifah F-38 48
Rata-Rata 55
Nilai Tertinggi 75
Nilai Terendah 35
193
193
193

DAFTAR NILAI PRETEST KETERAMPILAN PROSES SAINS


KELAS KONTROL

Kelas : XI IPA 2

NO NAMA KODE NILAI


1 Afida Dwi C. G-01 42
2 Amanatin F G-02 63
3 Anggi Anggraeni G-03 53
4 Anis Mukaromatul Ulya G-04 68
5 Astriani Ermawati G-05 50
6 Ayu Julianingrum G-06 57
7 Bayu Sukma G-07 57
8 Defi Nor Kafida G-08 65
9 Dewi Pamor C. K. W G-09 37
10 Diza Ayu W G-10 71
11 Fadila G-11 78
12 Intan Martyana Dewi G-12 39
13 Isnaeni Rahmawati G-13 51
14 Kholidah G-14 53
15 Latifa Sita M G-15 56
16 Melynda S. M G-16 66
17 Moch. Lutfi F G-17 60
18 M. Isnaeni Nurrosyid G-18 46
19 M. Ulil Albab G-19 52
20 - G-20 -
21 Nailis Sa'adah G-21 48
22 Nindy Agitasari G-22 45
23 Noor Octavian G-23 53
24 Ovi Ristiyanti G-24 41
25 Rafli Fermansyah G-25 49
26 Ragil Saputra G-26 62
27 Saskia Rosa P G-27 45
28 Sekar Rani Salsabila G-28 34
29 Setiyo Nugroho G-29 71
30 Shinta Dewi G-30 51
31 Shofia Hardiyanti G-31 67
32 Shofiya Lailatin N G-32 61
33 Siti Nur Hanifah G-33 57
194
194
Siti Sofyani 60 194
34 G-34
35 Siti Solikah G-35 54
36 Vina Cahya Z G-36 50
37 Yoga Angga T G-37 56
38 Yusril Fahmi Hidayat G-38 51
Rata-Rata 54,57
Nilai Tertinggi 78
Nilai Terendah 34
195
Lampiran 25 195
195

DAFTAR NILAI POST TES KETERAMPILAN PROSES SAINS


KELAS EKSPERIMEN
Kelas : XI IPA 3

NO NAMA KODE NILAI


1 Ahmad Baedhowi F-01 68
2 Aldi Nugroho S. P F-02 78
3 Aulan Nikmah F-03 77
4 Diyan Fitriani F-04 84
5 Eva Rosi Amalia F-05 75
6 Farikhatus Syafiah F-06 76
7 Firda Amalia F-07 80
8 Ika Linda Mariana F-08 82
9 Intan Karinda Aryani F-09 84
10 Ismy Lailatul M F-10 69
11 Khanifatul M F-11 67
12 Lia Yazahrotul Hayati F-12 76
13 Lilies Maysaroh F-13 72
14 Luthfi Nihayani F-14 79
15 Milda Aulia R. R F-15 79
16 Miya Zulfa S. F-16 79
17 M. Ade Aswarito F-17 78
18 M. Riski Haryono F-18 70
19 M. Syaiful Annas F-19 69
20 Mursyidah F-20 78
21 Nafisatul Muna F-21 82
22 Nova Amalia Ulfa F-22 77
23 Rani Agustina R. F-23 76
24 Reynaldi Arsyad F-24 78
25 Riana Dewi F-25 77
26 Rudiyanto F-26 73
27 Sherla Rizka Pratikna F-27 72
28 Sofia Lasofa F-28 57
29 Suci ErfiYanasari F-29 71
30 Tanti Wiyati F-30 89
31 Tiyas Mariza K F-31 84
32 Ulfa Nor Alfiyanti F-32 92
33 Umi Latifah F-33 92
196
196
69 196
34 Vebian Robby I. F-34
35 Vemby Sultan F-35 76
36 Wahda Luthfiatus Shiva F-36 79
37 Yanuar P F-37 76
38 Zahrotul Afifah F-38 78
Rata-Rata 76.8
Nilai Tertinggi 92.2
Nilai Terendah 57.2
197
197
197

DAFTAR NILAI POST TEST KETERAMPILAN PROSES SAINS


KELAS KONTROL

Kelas : XI IPA 2
NO NAMA KODE NILAI
1 Afida Dwi C. G-01 71
2 Amanatin F G-02 71
3 Anggi Anggraeni G-03 68
4 Anis Mukaromatul Ulya G-04 82
5 Astriani Ermawati G-05 72
6 Ayu Julianingrum G-06 71
7 Bayu Sukma G-07 76
8 Defi Nor Kafida G-08 85
9 Dewi Pamor C. K. W G-09 77
10 Diza Ayu W G-10 74
11 Fadila G-11 84
12 Intan Martyana Dewi G-12 75
13 Isnaeni Rahmawati G-13 60
14 Kholidah G-14 56
15 Latifa Sita M G-15 65
16 Melynda S. M G-16 68
17 Moch. Lutfi F G-17 87
18 M. Isnaeni Nurrosyid G-18 53
19 M. Ulil Albab G-19 68
20 - G-20 -
21 Nailis Sa'adah G-21 63
22 Nindy Agitasari G-22 70
23 Noor Octavian G-23 68
24 Ovi Ristiyanti G-24 74
25 Rafli Fermansyah G-25 60
26 Ragil Saputra G-26 65
27 Saskia Rosa P G-27 62
28 Sekar Rani Salsabila G-28 76
29 Setiyo Nugroho G-29 74
30 Shinta Dewi G-30 60
31 Shofia Hardiyanti G-31 74
32 Shofiya Lailatin N G-32 78
33 Siti Nur Hanifah G-33 71
34 Siti Sofyani G-34 68
35 Siti Solikah G-35 68
198
198
Vina Cahya Z 68 198
36 G-36
37 Yoga Angga T G-37 64
38 Yusril Fahmi Hidayat G-38 66
Rata-Rata 70
Nilai Tertinggi 87
Nilai Terendah 53
199
199
Lampiran 26 199

UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETES

KELAS EKSPERIMEN

Hipotesis

H0 : Data nilai pretes kelas eksperimen berdistribusi normal

H1 : Data nilai pretes kelas eksperimen tidak berdistribusi normal

Rumus

dengan

: nilai chi kuadrat


Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2hitung <χ2(1-α)(k-3) dimana χ2(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.

Daerah
penerimaan H0 Daerah penolakan H0

χ2(1-α)(k-3)
Perhitungan:

n = 38
Nilai maksimum = 75 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (38) = 6,21 ≈ 6

Nilai minimum = 35 Panjang kelas = = 6,5≈ 7


Rentang = 40 Rata-rata = 54,6
200
200
Nilai fi xi xi2 Fixi fixi2 200
35-41 4 38 1444 152 5776
42-48 8 45 2025 360 16200
49-55 9 52 2704 468 24336
56-62 9 59 3481 531 31329
63-69 7 66 4356 462 30492
70-76 1 73 5329 73 5329
Jumlah 38 2046 113462
S2 89.21764
S 9.445509

Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)

Batas
Harga
Nilai Kelas Z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2
z
(x)
35-41 34.5 3.65 0.4834 0.0672 4 2.5536 1.4464 2.092073 0.819264
42-48 41.5 4.39 0.4162 0.1773 8 6.7374 1.2626 1.594159 0.236613
49-55 48.5 5.13 0.2389 0.2787 9 10.5906 -1.5906 2.530008 0.238892
56-62 55.5 5.88 0.0398 0.2598 9 9.8724 -0.8724 0.761082 0.077092
63-69 62.5 6.62 0.2996 0.1433 7 5.4454 1.5546 2.416781 0.443821
70-76 69.5 7.36 0.4429 0.0469 1 1.7822 -0.7822 0.611837 0.343304
76.5 8.1 0.4898
Jumlah 2.158986

Diperoleh nilai χ2hitung adalah 2,158986.

Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2(0,95)(3) adalah
7,81.

Karena 2,158986 < 7,81 maka χ2hitung < χ2(1-α)(k-3), sehingga H0 diterima.

Jadi, data nilai pretes kelas eksperimen berdistribusi normal.


Kurva
Daerah
penerimaan H0 Daerah penolakan H0

2,16 7,81
201
201
201

UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETES

KELAS KONTROL

Hipotesis

H0 : Data nilai pretes kelas kontrol berdistribusi normal

H1 : Data nilai pretes kelas kontrol tidak berdistribusi normal

Rumus

dengan

: nilai chi kuadrat


Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2hitung <χ2(1-α)(k-3) dimana χ2(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.

Daerah
penerimaan H0 Daerah penolakan H0

χ2(1-α)(k-3)
Perhitungan:

n = 37
Nilai maksimum = 78 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (37) = 6,17 ≈ 6

Nilai minimum = 34 Panjang kelas = = 7,12≈ 8


Rentang = 44 Rata-rata = 54,56
202
202
202

Nilai Fi xi xi2 fixi fixi2


34-41 4 37.5 1406.25 150 5625
42-49 6 45.5 2070.25 273 12421.5
50-57 15 53.5 2862.25 802.5 42933.75
58-65 6 61.5 3782.25 369 22693.5
66-73 5 69.5 4830.25 347.5 24151.25
74-81 1 77.5 6006.25 77.5 6006.25
jumlah 37 2019.5 113831.3
s2 100.1321
s 10.0066

Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)

Batas
Harga
Nilai Kelas Z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2
z
(x)
34-41 33.5 -2.1 0.4826 0.0777 4 2.8749 1.1251 1.26585 0.440311
42-49 41.5 -1.3 0.4049 0.2099 6 7.7663 -1.7663 3.119816 0.401712
50-57 49.5 -0.5 0.195 0.3091 15 11.4367 3.5633 12.69711 1.110207
58-65 57.5 0.29 0.1141 0.248 6 9.176 -3.176 10.08698 1.099278
66-73 65.5 1.09 0.3621 0.1085 5 4.0145 0.9855 0.97121 0.241926
74-81 73.5 1.89 0.4706 0.0258 1 0.9546 0.0454 0.002061 0.002159
81.5 2.69 0.4964
Jumlah 3.295593

Diperoleh nilai χ2hitung adalah 3,295593.

Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2(0,95)(3) adalah
7,81.

Karena 3,295593 < 7,81 maka χ2hitung < χ2(1-α)(k-3), sehingga H0 diterima.

Jadi, data nilai pretes kelas kontrol berdistribusi normal.

Kurva
Daerah
Daerah penolakan H0
penerimaan H0

3,29 7,81
203
203
203

Lampiran 27

UJI HOMOGENITAS DATA PRETES

Hipotesis

H0 : (varians sama atau homogen)

H1 : Tidak semua s2isama, untuk i = 1, 2 (varians tidak homogen)


Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2hitung <χ2(1-α)(k-1) dimana χ2(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.
Daerah
penerimaan H0 Daerah penolakan H0

χ2(1-α)(k-3)

Perhitungan

Uji homogenitas dua sampel menggunakan uji Bartlett

dk (n-
Sampel n Si2 log si2
1)
Eksperimen 38 37 89,21764 1,950451 3301,05268 72,16668
Kontrol 37 36 100,1321 2,000573 3604,7556 72,02064
Jumlah 75 73 6905,80828 144,1873
s2 94,60011
B 144,2401

Varians gabungan dari kelompok sampel adalah:

S2 S(ni-1) Si2 =
6905,80828
= 94,60011
= S(ni-1) 73
Log S2 = 1,975892
204
204
204

Harga satuan B
B = (Log S2 ) S (ni - 1)
= 1,975892 x 73

= 144,2401

2
= (Ln 10) { B - S(ni-1) log Si2}

Berdasarkan rumus di atas, diperoleh

Didapat nilai χ2hitung adalah

Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 1 diperoleh nilai χ2(0,95)(1) adalah
3,8415.

Karena 0,121539 < 3,8415 maka χ2hitung < χ2(1-α)(k-1), artinya H0 diterima.

Jadi, kedua varians sama atau homogen.

Kurva

Daerah penolakan H0
Daerah
penerimaan H0

0,12 3,84
205
205
205

Lampiran 28

UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL PRETES

ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL

Hipotesis

Ho : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang tidak berbeda

Ha : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang berbeda

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

F=
Kriteria:

Ho diterima apabila F(hitung) ≤F ½ α(nb-1):(nk-1)

Dari data diperoleh:

Kelompok
Sumber Variasi Kelompok Kontrol
Eksperimen
Jumlah 2074 2019
N 38 37
Mean 54.57895 54.56757
Varians(S2) 89.21764 100.1321
Standar
9.445509 10.0066
Deviasi(S)

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

F= = 0,89

Pada α = 5% dengan :

dk pembilang : nb-1 = 38-1 = 37

dk penyebut : nk-1 = 37-1 = 36


206
206
206

Pada a = ½ 5% = 0,025 diperoleh F (0,025)(38:37) = 1,936

0,89 1,936

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui F(hitung) ≤ F (0,025)(38:37), maka Ho diterima.


Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok
mempunyai varians yang tidak berbeda.
207
207
207

Lampiran 29

UJI NORMALITAS DATA HASIL POSTES

KELAS EKSPERIMEN

Hipotesis

H0 : Data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal

H1 : Data nilai postes kelas eksperimen tidak berdistribusi normal

Rumus

dengan

: nilai chi kuadrat


Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteriapengujian
H0 diterima jika χ2hitung <χ2(1-α)(k-3) dimana χ2(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.

Daerah
penerimaan H0 Daerah penolakan H0

χ2(1-α)(k-3)
Perhitungan:

n = 38
Nilai maksimum = 92 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (38) = 6,21 ≈ 6

Nilai minimum = 57 Panjang kelas = = 5,63≈ 6


Rentang = 35 Rata-rata = 76,8
208
208
208

Nilai Fi xi xi2 Fixi fixi2


57-62 1 60 3600 60 3600
63-68 2 65.5 4290 131 8580.5
69-74 8 71.5 5112 572 40898
75-80 19 77.5 6006 1472.5 114118.8
81-86 5 83.5 6972 417.5 34861.25
87-92 3 89.5 8010 268.5 24030.75
Jumlah 38 2921.5 226089.3
s2 39.99235
S 6.323951

Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)

Batas Harga
Nilai Z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2
Kelas (x) z
57-62 56.5 -3.21 0.5 0.0112 1 0.4256 0.5744 0.329935 0.775224
63-68 62.5 -2.26 0.49 0.0832 2 3.1616 -1.1616 1.349315 0.426782
69-74 68.5 -1.31 0.4 0.2643 8 10.0434 -2.0434 4.175484 0.415744
75-80 74.5 -0.36 0.14 0.363 19 13.794 5.206 27.10244 1.964799
81-86 80.5 0.59 0.22 0.2158 5 8.2004 -3.2004 10.24256 1.249032
87-92 86.5 1.539 0.44 0.0552 3 2.0976 0.9024 0.814326 0.388218
92.5 2.488 0.49
Jumlah 5.219799

Diperoleh nilai χ2hitung adalah 5,219799.

Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2(0,95)(3) adalah
7,81.

Karena 5,219799 < 7,81 maka χ2hitung < χ2(1-α)(k-3) , sehingga H0 diterima.

Jadi, data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal.

Kurva
Daerah Daerah penolakan H0
penerimaan H0
5,22 7,81
209
209
209

UJI NORMALITAS DATA HASIL POSTES

KELAS KONTROL

Hipotesis

H0 : Data nilai postes kelas kontrol berdistribusi normal

H1 : Data nilai postes kelas kontrol tidak berdistribusi normal

Rumus

dengan

: nilai chi kuadrat


Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2hitung <χ2(1-α)(k-3) dimana χ2(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.

Daerah penolakan H0

χ2(1-α)(k-3)
Perhitungan:

n = 37
Nilai maksimum = 87 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (37) = 6,17 ≈ 6

Nilai minimum = 53 Panjang kelas = = 5,51≈ 6


Rentang = 34 Rata-rata = 70
210
210
210

Nilai Fi xi xi2 fixi fixi2


53-58 2 55.5 3080.25 111 6160.5
59-64 6 61.5 3782.25 369 22693.5
65-70 11 67.5 4556.25 742.5 50118.75
71-76 12 73.5 5402.25 882 64827
77-82 3 79.5 6320.25 238.5 18960.75
83-88 3 85.5 7310.25 256.5 21930.75
jumlah 37 2599.5 184691.3
S2 57.18919
S 7.562353

Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)

Batas
Harga
Nilai Kelas Z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2
z
(x)
53-58 52.5 -2.3 0.4878 0.0572 2 2.1164 -0.1164 0.013549 0.006402
59-64 58.5 -1.5 0.4306 0.1694 6 6.2678 -0.2678 0.071717 0.011442
65-70 64.5 -0.7 0.2612 0.2333 11 8.6321 2.3679 5.60695 0.649547
71-76 70.5 0.07 0.0279 0.3275 12 12.1175 -0.1175 0.013806 0.001139
77-82 76.5 0.86 0.2996 0.1467 3 5.4279 -2.4279 5.894698 1.086
83-88 82.5 1.65 0.4463 0.045 3 1.665 1.335 1.782225 1.070405
88.5 2.45 0.4913
Jumlah 2.824935

Diperoleh nilai χ2hitung adalah 2,824935.

Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2(0,95)(3) adalah
7,81.

Karena 2,824935 < 7,81 maka χ2hitung < χ2(1-α)(k-3), sehingga H0 diterima.

Jadi, data nilai pretes kelas kontrol berdistribusi normal.


Kurva
Daerah Daerah penolakan H0
penerimaan H0

2,83
7,81
Lampiran 30
211
211
211

Lampiran 31

UJI PERBEDAAN RATA-RATA (UJI t PIHAK KANAN)

DATA HASIL POSTES ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

Hipotesis

Ho : m1 ≤ m2

Ha : m1 ≥ m2

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Dimana,

Ho ditolak apabila t >t (1-a) (n1+n2-2)

Dari data diperoleh:

Kelas Kelas
Sumber Variasi
Eksperimen Kontrol
Jumlah 2917 2590
N 38 37
X 76.77 70
Varians (S2) 39.99235 57.18919
Standart Deviasi (S) 6.323951 7.562353
212
212
212

Berdasarkan rumus di atas diperoleh

s=

t=

Pada a = 5% dengan dk = 38+37-2 = 73 diperoleh t(0,95)(73) = 1,65854

1,66 4,15

Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen
lebih baik dari pada kelas kontrol.
213
213
213

Lampiran 32

ANALISIS TERHADAP PENGARUH VARIABEL


Rumus yang digunakan untuk menghitung pengaruh variabel yaitu :

Keterangan:
rb = koefisien korelasi biserial

= rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen


= rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
p = proporsi jumlah siswa pada kelompok eksperimen
q = proporsi jumlah siswa pada kelompok kontrol
u = tinggi ordinat pada kurva normal baku pada titik z yang memotong
bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q
Sy = simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelompok

Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi biserial (rb)


Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 ≤ x < 0,20 Sangat rendah

0,20 ≤ x < 0,40 Rendah

0,40 ≤ x < 0,60 Sedang

0,60 ≤ x < 0,80 Kuat

0,80 ≤ x ≤ 1,00 Sangat kuat

= 76.80
= 70.00
p = 38
= 0.50666667
75
q = 1 0.50666667 = 0.4933

u = dari nilai p dan q diperoleh z = 0,01 (Daftar F atau tabel kurva normal)
dari nilai z = 0,01 didapat tinggi ordinat u = 0,3989
(Daftar E atau tabel ordinat Y untuk lengkungan normal standart pada titik Z)
214
214
214

Sy = 6.94

maka:
76.80 - 70
rb = 0.506666667 x 0.4933333
0.3989 x 6.94000
= 0,61 (kuat)
215
215
215

Lampiran 33
KOEFISIEN DETERMINASI
Rumus yang digunakan yaitu :

Keterangan :
KD = koefisien determinasi
rb = koefisien korelasi biserial

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

KD = (0.61)² x 100%
= 37.21%

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui penerapan
praktikum berbasis masalah pada materi lautan penyangga
memberikan kontribusi sebesar 37.21 % terhadap pemahaman konsep siswa.
216
216
216
Lampiran 34

Uji Normalized Gain (g)


Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Proses Sains Siswa
Data Kelas Eksperimen Data Kelas Kontrol
Kelas XI IPA 3 Kelas XI IPA 2
No Kode Pretes Postes g Kriteria No Kode Pretes Postes g Kriteria
1 F-01 59 68 0.2108 rendah 1 G-01 42 71 0.4931 Sedang
2 F-02 54 78 0.5153 sedang 2 G-02 63 71 0.20541 Rendah
3 F-03 63 77 0.3838 sedang 3 G-03 53 68 0.32766 Sedang
4 F-04 59 84 0.6029 sedang 4 G-04 68 82 0.4375 Sedang
5 F-05 37 75 0.6057 sedang 5 G-05 50 72 0.432 Sedang
6 F-06 54 76 0.4783 sedang 6 G-06 57 71 0.32093 Sedang
7 F-07 35 80 0.6942 sedang 7 G-07 57 76 0.43256 Sedang
8 F-08 59 82 0.5588 sedang 8 G-08 65 85 0.56571 sedang
9 F-09 61 84 0.5897 sedang 9 G-09 37 77 0.64127 sedang
10 F-10 47 69 0.4151 sedang 10 G-10 71 74 0.08966 rendah
11 F-11 35 67 0.4924 sedang 11 G-11 78 84 0.27273 rendah
12 F-12 55 76 0.4529 sedang 12 G-12 39 75 0.58361 sedang
13 F-13 64 72 0.2376 rendah 13 G-13 51 60 0.17551 rendah
14 F-14 47 79 0.6 sedang 14 G-14 53 56 0.05957 rendah
15 F-15 64 79 0.4144 sedang 15 G-15 56 65 0.20455 rendah
16 F-16 51 79 0.5668 sedang 16 G-16 66 68 0.05882 rendah
17 F-17 58 78 0.4667 sedang 17 G-17 60 87 0.67 sedang
18 F-18 47 70 0.4297 sedang 18 G-18 46 53 0.13704 rendah
19 F-19 55 69 0.296 sedang 19 G-19 52 68 0.33333 sedang
20 F-20 49 78 0.5725 sedang 20 G-20 - - 0 -
21 F-21 64 82 0.4917 sedang 21 G-21 48 63 0.28462 rendah
22 F-22 50 77 0.54 sedang 22 G-22 45 70 0.45455 sedang
23 F-23 59 76 0.4118 sedang 23 G-23 53 68 0.31915 sedang
24 F-24 53 78 0.5401 sedang 24 G-24 41 74 0.55254 sedang
25 F-25 61 77 0.4072 sedang 25 G-25 49 60 0.22353 rendah
26 F-26 65 73 0.233 rendah 26 G-26 62 65 0.07895 rendah
27 F-27 56 72 0.367 sedang 27 G-27 45 62 0.31273 sedang
28 F-28 38 57 0.3052 sedang 28 G-28 34 76 0.64242 sedang
29 F-29 62 71 0.2434 rendah 29 G-29 71 74 0.08966 rendah
30 F-30 69 89 0.6536 sedang 30 G-30 51 60 0.17551 rendah
31 F-31 60 84 0.595 sedang 31 G-31 67 74 0.2 rendah
32 F-32 69 92 0.7451 tinggi 32 G-32 61 78 0.44615 sedang
33 F-33 75 92 0.688 sedang 33 G-33 57 71 0.32093 sedang
34 F-34 49 69 0.3843 sedang 34 G-34 60 68 0.2 rendah
35 F-35 44 76 0.573 sedang 35 G-35 54 68 0.30435 sedang
217
217
36 F-36 55 79 0.5291 sedang 36 G-36 50 68 0.368 217
sedang
37 F-37 42 76 0.5848 sedang 37 G-37 56 64 0.18636 rendah
38 F-38 48 78 0.5775 sedang 38 G-38 51 66 0.30612 sedang
Jumlah 2074 2917 18.453 jumlah 2019 2590 11.9065
Mean 55 77 Tinggi 1(0.03%) Mean 54 70 tinggi 0(0.0%)
S2 89.218 39.99 sedang 33(0.87%) S2 100.1 57.19 sedang 21(0.57%)
S 9.4455 6.324 rendah 4(0.10%) S 10.01 7.562 rendah 16(0.43%)

g > 0,7
(tinggi)
0,3 < g < 0,7
Kriteria uji <g>
(sedang)
g < 0,3
(rendah)

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

= =

70 - 54
77 - 55
= 100% - 55 = 100% - 54
= 0.488 = 0.348

N-gain 0.488 (sedang) N-gain 0.348 (sedang)


218
218
Lampiran 35 218

Uji N-Gain tiap Indikator

UJI NORMALIZED GAIN <g>


PENINGKATAN KPS MENGAMATI

Kelas eksperimen XI IPA 3 Kelas kontrol XI IPA 2

No Soal No Soal
Pretest Posttest Nilai Nilai No Soal Pretest No Soal Posttest Nilai Nilai
Kode Kode
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

F-01 2 2 0 2 0 0 67 33 G-01 0 2 2 2 0 0 67 33

F-02 2 2 0 2 2 0 67 67 G-02 2 2 0 2 2 2 67 100

F-03 2 2 0 2 2 0 67 67 G-03 2 2 2 2 2 2 100 100

F-04 2 2 0 2 0 0 67 33 G-04 0 0 2 2 2 0 33 67

F-05 0 2 0 2 0 0 33 33 G-05 0 2 0 2 0 0 33 33

F-06 2 0 0 2 2 0 33 67 G-06 2 2 0 2 2 2 67 100

F-07 0 2 0 0 2 2 33 67 G-07 2 2 0 2 2 2 67 100

F-08 2 2 0 2 2 0 67 67 G-08 2 2 2 2 2 2 100 100

F-09 2 0 0 2 0 2 33 67 G-09 2 2 0 2 2 2 67 100

F-10 0 2 0 2 2 2 33 100 G-10 2 2 0 2 2 2 67 100

F-11 0 0 2 2 0 0 33 33 G-11 2 2 0 2 2 0 67 67

F-12 2 0 0 0 2 0 33 33 G-12 2 2 0 2 2 2 67 100

F-13 2 2 2 2 2 2 100 100 G-13 0 0 2 2 0 0 33 33

F-14 0 0 0 2 2 0 67 G-14 2 0 0 2 0 0 33 33

F-15 2 0 0 0 2 0 33 33 G-15 2 2 0 2 2 0 67 67

F-16 2 2 0 2 2 0 67 67 G-16 2 0 0 2 0 0 33 33

F-17 2 2 0 2 0 2 67 67 G-17 2 2 0 2 2 2 67 100

F-18 2 2 0 2 0 2 67 67 G-18 2 2 2 2 2 2 100 100

F-19 2 2 0 2 0 2 67 67 G-19 2 2 0 2 2 0 67 67

F-20 2 2 0 2 2 2 67 100 G-20 - - - - - - - -

F-21 2 2 0 2 0 2 67 67 G-21 2 0 0 2 2 0 33 67

F-22 2 0 0 2 2 0 33 67 G-22 2 2 2 2 2 0 100 67

F-23 2 2 0 2 0 2 67 67 G-23 0 2 2 2 0 2 67 67

F-24 2 2 0 2 2 0 67 67 G-24 0 0 2 2 0 0 33 33

F-25 2 0 0 2 2 0 33 67 G-25 0 0 0 2 0 0 33

F-26 2 2 0 2 2 0 67 67 G-26 2 2 0 2 2 0 67 67

F-27 2 0 2 2 2 0 67 67 G-27 2 0 0 2 2 0 33 67

F-28 2 0 0 0 0 2 33 33 G-28 0 0 0 2 2 0 67

F-29 2 0 0 2 0 0 33 33 G-29 2 2 2 2 2 2 100 100

F-30 2 0 2 2 2 2 67 100 G-30 2 0 0 2 0 0 33 33

F-31 2 2 2 2 2 2 100 100 G-31 0 2 0 0 2 0 33 33

F-32 2 0 0 2 2 2 33 100 G-32 2 2 2 2 0 2 100 67

F-33 2 2 2 2 2 2 100 100 G-33 2 2 0 2 2 0 67 67


219
219
100 G-34 2 0 0 2 0 0 33 219
33
F-34 0 0 0 2 2 2
F-35 2 0 0 2 2 2 33 100 G-35 2 2 0 2 2 0 67 67

F-36 2 0 0 2 2 0 33 67 G-36 2 2 0 2 2 0 67 67

F-37 2 0 2 2 2 0 67 67 G-37 2 2 0 2 2 2 67 100

F-38 0 2 0 0 2 2 33 67 G-38 0 2 0 2 0 2 33 67

Nilai rata-rata 52 67.54 Nilai rata-rata 58 68.47

N-gain 0.33 sedang N-gain 0.26 rendah


220
220
220
UJI NORMALIZED GAIN <g>
PENINGKATAN KPS MENGKLASIFIKASI

Kelas Eksperimen XI IPA 3 Kelas Kontrol XI IPA 2

No soal No soal
No soal pretes No soal pretes
postes Nilai Nilai postes Nilai Nilai
Kode Kode
pretest postest pretest postest
4 5 6 4 5 6 4 5 6 4 5 6

F-01 0 0 0 0 2 0 0 33 G-01 0 0 0 0 2 2 0 67

F-02 0 0 2 2 2 2 33 100 G-02 0 2 2 0 2 2 67 67

F-03 2 0 0 2 2 0 33 67 G-03 0 2 0 0 2 2 33 67

F-04 2 0 2 2 2 0 67 67 G-04 0 2 2 2 2 2 67 100

F-05 0 0 2 0 2 0 33 33 G-05 0 2 0 0 2 2 33 67

F-06 2 0 2 0 2 2 67 67 G-06 0 2 2 0 2 2 67 67

F-07 0 0 2 2 2 2 33 100 G-07 0 2 2 0 0 2 67 33

F-08 2 0 0 2 2 2 33 100 G-08 0 2 0 2 2 2 33 100

F-09 0 0 2 2 2 2 33 100 G-09 0 2 0 2 2 0 33 67

F-10 0 0 0 0 2 2 0 67 G-10 2 2 2 0 2 2 100 67

F-11 0 0 0 0 2 0 0 33 G-11 2 2 2 2 2 2 100 100

F-12 0 0 2 2 2 2 33 100 G-12 0 0 0 2 2 2 0 100

F-13 0 2 2 0 2 2 67 67 G-13 0 2 2 0 2 2 67 67

F-14 0 0 0 2 2 2 0 100 G-14 2 0 0 0 2 2 33 67

F-15 0 0 2 0 2 2 33 67 G-15 0 2 0 0 2 0 33 33

F-16 0 0 2 0 2 2 33 67 G-16 0 0 2 2 0 0 33 33

F-17 2 0 0 2 2 2 33 100 G-17 0 2 2 2 2 2 67 100

F-18 2 0 0 0 2 0 33 33 G-18 0 2 0 0 0 0 33 0

F-19 0 0 2 0 2 0 33 33 G-19 0 2 2 0 2 0 67 33

F-20 0 2 0 0 2 2 33 67 G-20 - - - - - - - -

F-21 0 2 2 0 2 2 67 67 G-21 0 0 2 2 2 0 33 67

F-22 0 0 0 0 2 2 0 67 G-22 0 0 0 0 0 2 0 33

F-23 2 0 0 2 2 2 33 100 G-23 0 0 0 0 2 2 0 67

F-24 0 0 0 0 2 2 0 67 G-24 0 0 0 0 0 0 0 0

F-25 0 0 0 0 2 2 0 67 G-25 0 2 0 2 2 0 33 67

F-26 2 2 0 0 2 0 67 33 G-26 0 2 0 0 2 2 33 67

F-27 0 0 0 0 2 0 0 33 G-27 0 2 0 0 0 0 33 0

F-28 0 0 0 2 2 2 0 100 G-28 0 2 0 0 2 2 33 67

F-29 2 0 2 2 2 2 67 100 G-29 0 2 0 0 2 0 33 33

F-30 0 2 2 2 2 2 67 100 G-30 0 2 2 0 2 0 67 33


F-31 0 0 0 0 2 2 0 67 G-31 0 2 0 0 2 0 33 33
F-32 2 0 0 2 2 2 33 100 G-32 0 2 2 0 2 2 67 67
F-33 2 2 2 2 2 2 100 100 G-33 2 2 0 0 2 2 67 67
F-34 0 2 0 0 2 2 33 67 G-34 0 2 2 0 0 2 67 33
F-35 0 2 0 2 2 2 33 100 G-35 2 2 0 0 2 0 67 33
F-36 0 0 2 0 2 2 33 67 G-36 0 2 2 0 2 2 67 67
F-37 0 0 0 0 2 2 0 67 G-37 2 0 0 0 0 0 33 0
221
221
F-38 0 0 2 0 2 0 33 33 G-38 0 0 2 0 0 2 33 221
33

Nilai rata-rata 32 72 Nilai rata-rata 44 54

N-gain 0.59 sedang N-gain 0.18 rendah


222
222
222
223
223
223
224
224
224

Uji normaites
225
225
225
226
226
226
227
227
227
228
228
228
229
229
229
230
231
231
231
232
Lampiran 36 232
Rekapitulasi Penilaian Observasi KPS 232

Aspek yang dinilai


Mengajukan
No Kode Mengamati Mengelompokkan Menafsirkan Meramalkan
Pertanyaan
1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R
1 F-01 4 4 4 4 4 3 3 3.33 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
2 F-02 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4
3 F-03 4 3 3 3.33 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 F-04 4 4 4 4 4 3 3 3.33 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3.67
5 F-05 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3.67
6 F-06 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 4 3 3.67

7 F-07 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
8 F-08 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4
9 F-09 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3.67 4 4 4 4
10 F-10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
11 F-11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2.67 4 2 2 2.67 4 4 4 4
12 F-12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 3 3 3.33
13 F-13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 F-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 F-15 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3.67 3 3 3 3
16 F-16 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2.33 4 4 4 4
17 F-17 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
18 F-18 4 4 4 4 4 4 3 3.67 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
19 F-19 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 F-20 4 4 4 4 4 3 3 3.33 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 4 4 4
21 F-21 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
22 F-22 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3.33
23 F-23 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
24 F-24 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3.67
25 F-25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 3 3 3.33
26 F-26 4 4 4 4 4 3 3 3.33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 F-27 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3.67 3 3 3 3
28 F-28 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4
29 F-29 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
30 F-30 4 3 3 3.33 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
31 F-31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3.33
32 F-32 4 3 3 3.33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 F-33 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3.67 3 3 2 2.67
34 F-34 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2.67 2 2 2 2 4 4 4 4
35 F-35 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
36 F-36 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2.33 4 4 4 4 4 4 3 3.67
37 F-37 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
38 F-38 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3.33 4 4 4 4 4 4 3 3.67
rata-rata tiap 3.92 3.7 3.29 3.59 3.71
aspek
233
233
233

Aspek yang dinilai


Merumuskan Merencanakan Menggunakan Menerapkan
No Kode Berkomunikasi
Hipotesis Percobaan Alat Bahan Konsep
1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R
1 F-01 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 F-02 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 F-03 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
4 F-04 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
5 F-05
4 3 3 3.33 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
6 F-06 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
7 F-07 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 F-08 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 F-09 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
10 F-10 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
11 F-11
4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3.67 3 3 3 3 4 4 4 4
12 F-12
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
13 F-13
4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
14 F-14
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
15 F-15
4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 F-16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 F-17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
18 F-18 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
19 F-19 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
20 F-20 4 4 3 3.67 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
21 F-21 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 F-22 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 F-23 4 4 3 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
24 F-24 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
25 F-25 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
26 F-26 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
27 F-27 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 F-28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 F-29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
30 F-30 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
31 F-31 4 3 3 3.33 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
32 F-32 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
33 F-33 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
34 F-34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
35 F-35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
234
234
36 F-36 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 234
4 4
37 F-37 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
38 F-38 4 4 3 3.67 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
Rata-rata tiap 3.78 3.65 3.65 3.34 3.82
aspek
235
235
235

Lampiran 37
Analisis Observasi KPS
236
236
236
237
237
237

Lampiran 38

Analisis Lembar Afektif Siswa


Kelas Eksperimen
Kelas XI IPA 3
Aspek yang dinilai
No KODE Skor Nilai Nilai %
1 2 3 4
1 F-1 4 4 3 4 15 0,94 94%
2 F-2 4 1 3 4 12 0,75 75%
3 F-3 4 4 4 4 16 1,00 100%
4 F-4 4 1 4 4 13 0,81 81%
5 F-5 4 1 1 4 10 0,63 63%
6 F-6 4 4 4 4 16 1,00 100%
7 F-7 4 1 1 4 10 0,63 63%
8 F-8 4 1 3 4 12 0,75 75%
9 F-9 4 1 4 4 13 0,81 81%
10 F-10 4 4 2 4 14 0,88 88%
11 F-11 4 3 4 4 15 0,94 94%
12 F-12 4 4 4 4 16 1,00 100%
13 F-13 4 1 4 4 13 0,81 81%
14 F-14 3 4 4 4 15 0,94 94%
15 F-15 4 4 4 4 16 1,00 100%
16 F-16 4 4 4 4 16 1,00 100%
17 F-17 4 4 4 4 16 1,00 100%
18 F-18 4 4 4 4 16 1,00 100%
19 F-19 4 4 4 4 16 1,00 100%
20 F-20 3 4 4 4 15 0,94 94%
21 F-21 4 4 4 4 16 1,00 100%
22 F-22 4 1 4 4 13 0,81 81%
23 F-23 4 1 4 4 13 0,81 81%
24 F-24 4 4 4 4 16 1,00 100%
25 F-25 4 1 4 4 13 0,81 81%
26 F-26 4 4 4 4 16 1,00 100%
27 F-27 4 1 1 4 10 0,63 63%
28 F-28 4 1 1 4 10 0,63 63%
29 F-29 4 1 4 4 13 0,81 81%
30 F-30 4 4 1 4 13 0,81 81%
31 F-31 4 4 4 4 16 1,00 100%
32 F-32 4 4 4 4 16 1,00 100%
33 F-33 4 4 4 4 16 1,00 100%
34 F-34 4 1 1 4 10 0,63 63%
35 F-35 4 1 1 4 10 0,63 63%
36 F-36 4 4 1 4 13 0,81 81%
37 F-37 4 4 4 4 16 1,00 100%
38 F-38 4 4 1 4 13 0,81 81%
238
238
238

Analisis Lembar Afektif Siswa


Kelas Kontrol
Kelas XI IPA 2
Aspek yang dinilai
No KODE Skor Nilai Nilai %
1 2 3 4
1 G-1 4 1 1 4 10 0,63 63%
2 G-2 4 4 1 4 13 0,81 81%
3 G-3 4 1 1 4 10 0,63 63%
4 G-4 4 1 4 4 13 0,81 81%
5 G-5 4 4 1 4 13 0,81 81%
6 G-6 4 3 4 4 15 0,94 94%
7 G-7 4 4 4 4 16 1,00 100%
8 G-8 4 4 1 4 13 0,81 81%
9 G-9 4 3 4 4 15 0,94 94%
10 G-10 4 4 4 4 16 1,00 100%
11 G-11 4 4 4 4 16 1,00 100%
12 G-12 4 4 1 4 13 0,81 81%
13 G-13 4 1 4 4 13 0,81 81%
14 G-14 4 4 1 4 13 0,81 81%
15 G-15 4 1 1 4 10 0,63 63%
16 G-16 3 4 4 4 15 0,94 94%
17 G-17 4 1 1 4 10 0,63 63%
18 G-18 4 3 1 4 12 0,75 75%
19 G-19 4 4 4 4 16 1,00 100%
20 G-20 - - - - - - -
21 G-21 4 1 1 4 10 0,63 63%
22 G-22 4 1 1 4 10 0,63 63%
23 G-23 4 3 1 4 12 0,75 75%
24 G-24 4 1 1 4 10 0,63 63%
25 G-25 4 1 4 4 13 0,81 81%
26 G-26 4 1 1 4 10 0,63 63%
27 G-27 4 4 1 4 13 0,81 81%
28 G-28 4 4 1 4 13 0,81 81%
29 G-29 4 1 4 4 13 0,81 81%
30 G-30 4 1 1 3 9 0,56 56%
31 G-31 4 4 4 4 16 1,00 100%
32 G-32 4 4 1 4 13 0,81 81%
33 G-33 4 4 1 3 12 0,75 75%
34 G-34 4 3 1 4 12 0,75 75%
35 G-35 4 1 1 4 10 0,63 63%
36 G-36 4 1 1 4 10 0,63 63%
37 G-37 4 1 1 4 10 0,63 63%
38 G-38 4 1 1 4 10 0,63 63%
239
239
239

Lampiran 39
Analisis Lembar Psikomotorik Siswa
Kelas Eksperimen
Kelas XI IPA 3
No KODE Aspek Psikomotorik Skor Nilai Nilai %
1 2 3 4 5 6
1 F-1 3 4 4 4 3 4 22 0,92 92%
2 F-2 3 3 3 1 4 4 18 0,75 75%
3 F-3 4 3 3 1 4 3 18 0,75 75%
4 F-4 4 3 1 1 4 3 16 0,67 67%
5 F-5 4 4 4 1 4 3 20 0,83 83%
6 F-6 3 4 3 4 4 4 22 0,92 92%
7 F-7 3 4 1 1 3 4 16 0,67 67%
8 F-8 4 3 1 1 4 3 16 0,67 67%
9 F-9 4 2 3 4 4 3 20 0,83 83%
10 F-10 3 4 3 4 4 3 21 0,88 88%
11 F-11 3 4 3 4 4 4 22 0,92 92%
12 F-12 4 3 4 4 4 4 23 0,96 96%
13 F-13 4 3 1 4 4 4 20 0,83 83%
14 F-14 4 4 1 4 4 3 20 0,83 83%
15 F-15 3 2 3 4 3 3 18 0,75 75%
16 F-16 4 3 3 1 4 4 19 0,79 79%
17 F-17 4 4 3 4 4 3 22 0,92 92%
18 F-18 4 4 1 4 4 3 20 0,83 83%
19 F-19 3 2 4 1 4 4 18 0,75 75%
20 F-20 4 2 1 1 4 3 15 0,63 63%
21 F-21 4 4 3 4 3 3 21 0,88 88%
22 F-22 3 3 1 1 4 4 16 0,67 67%
23 F-23 3 2 1 1 4 4 15 0,63 63%
24 F-24 4 4 3 1 4 3 19 0,79 79%
25 F-25 4 3 1 4 4 4 20 0,83 83%
26 F-26 3 4 4 4 4 4 23 0,96 96%
27 F-27 4 4 4 4 3 4 23 0,96 96%
28 F-28 3 3 3 1 4 4 18 0,75 75%
29 F-29 3 3 1 1 4 4 16 0,67 67%
30 F-30 3 4 3 4 4 3 21 0,88 88%
31 F-31 4 4 4 4 4 4 24 1,00 100%
32 F-32 4 4 4 4 4 4 24 1,00 100%
33 F-33 4 4 3 1 4 4 20 0,83 83%
34 F-34 4 3 1 1 4 4 17 0,71 71%
35 F-35 4 2 3 4 4 3 20 0,83 83%
36 F-36 3 3 3 1 2 3 15 0,63 63%
37 F-37 3 3 4 1 4 3 18 0,75 75%
38 F-38 3 2 1 1 4 4 15 0,63 63%
240
240
240

Analisis Lembar Psikomotorik Siswa


Kelas Kontrol
Kelas XI IPA 2
Aspek Psikomotorik
No KODE Skor Nilai Nilai %
1 2 3 4 5 6
1 G-1 3 4 3 4 4 4 22 0,92 92%
2 G-2 2 3 1 3 4 4 17 0,71 71%
3 G-3 4 2 1 1 4 4 16 0,67 67%
4 G-4 3 3 1 1 4 4 16 0,67 67%
5 G-5 4 4 3 1 4 4 20 0,83 83%
6 G-6 4 2 3 1 4 3 17 0,71 71%
7 G-7 4 3 1 4 3 4 19 0,79 79%
8 G-8 4 3 1 4 4 4 20 0,83 83%
9 G-9 4 2 4 4 4 4 22 0,92 92%
10 G-10 4 4 3 1 4 4 20 0,83 83%
11 G-11 4 4 4 4 4 4 24 1,00 100%
12 G-12 4 3 4 4 4 4 23 0,96 96%
13 G-13 4 3 1 3 4 4 19 0,79 79%
14 G-14 4 2 4 1 4 4 19 0,79 79%
15 G-15 4 2 4 3 4 4 21 0,88 88%
16 G-16 4 3 1 4 4 4 20 0,83 83%
17 G-17 3 4 3 1 4 4 19 0,79 79%
18 G-18 4 1 1 3 4 4 17 0,71 71%
19 G-19 3 2 1 1 4 4 15 0,63 63%
20 G-20 - - - - - - - - -
21 G-21 4 2 1 1 3 3 14 0,58 58%
22 G-22 3 3 1 1 4 4 16 0,67 67%
23 G-23 3 1 1 1 3 3 12 0,50 50%
24 G-24 2 4 1 1 4 4 16 0,67 67%
25 G-25 4 2 1 1 4 4 16 0,67 67%
26 G-26 3 1 1 4 4 4 17 0,71 71%
27 G-27 2 1 1 1 4 3 12 0,50 50%
28 G-28 3 2 1 1 3 3 13 0,54 54%
29 G-29 4 2 1 1 3 4 15 0,63 63%
30 G-30 4 1 1 1 4 4 15 0,63 63%
31 G-31 3 3 1 1 4 4 16 0,67 67%
32 G-32 2 4 1 1 3 3 14 0,58 58%
33 G-33 4 3 1 1 4 3 16 0,67 67%
34 G-34 3 2 1 1 4 4 15 0,63 63%
35 G-35 4 4 4 1 4 3 20 0,83 83%
36 G-36 4 3 3 1 3 4 18 0,75 75%
37 G-37 3 3 1 1 3 4 15 0,63 63%
38 G-38 2 3 1 1 3 3 13 0,54 54%
241
241
241

Lampiran 40

Analisis Angket Tanggapan Siswa

Indikator % Kriteri
No Kode Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor a
1 F-01 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 73% baik
2 F-02 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 32 80% baik
3 F-03 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 27 68% cukup
4 F-04 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 30 75% baik
5 F-05 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75% baik
6 F-06 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 28 70% baik
7 F-07 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 28 70% baik
8 F-08 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 80% baik
9 F-09 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 73% baik
10 F-10 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 25 63% cukup
Sangat
11 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 35 88%
F-11 baik
12 F-12 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 28 70% baik
13 F-13 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 27 68% cukup
Sangat
14 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 37 93%
F-14 baik
15 F-15 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 33 83% baik
16 F-16 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 32 80% baik
17 F-17 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 32 80% baik
Sangat
18 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 37 93%
F-18 baik
19 F-19 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 73% baik
20 F-20 4 4 4 4 2 3 1 3 3 3 31 78% baik
21 F-21 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28 70% baik
22 F-22 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 32 80% baik
23 F-23 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 80% baik
24 F-24 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 73% baik
25 F-25 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 33 83% baik
26 F-26 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 34 85% baik
27 F-27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75% baik
28 F-28 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28 70% baik
29 F-29 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 80% baik
30 F-30 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 29 73% baik
31 F-31 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28 70% baik
32 F-32 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30 75% baik
33 F-33 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 78% baik
Sangat
34 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 36 90%
F-34 baik
35 F-35 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 34 85% baik
36 F-36 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 80% baik
242
242
242

37 F-37 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 31 78% baik


38 F-38 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 70% baik
Jumlah 127 126 117 120 110 109 94 117 120 128 29.2
Rata-rata
3.34 3.32 3.08 3.16 2.89 2.87 2.47 3.08 3.16 3.37
tiap aspek
Porsentase Persentase rata-rata
84% 83% 77% 79% 72% 72% 62% 77% 79% 84%
rata-rata hasil angket
Kriteria B B B B B B C B B B tanggapan siswa
SS 34% 32% 13% 18% 11% 13% 5% 11% 21% 39% SS 20%
S 66% 68% 82% 79% 68% 61% 39% 87% 74% 61% S 68%
TS 5% 3% 21% 26% 53% 3% 5% TS 17%
STS 3% STS 3%
243
243
Lampiran 41 243
DOKUMENTASI PENELITIAN

Suasana Pretest

Pelaksanaan Praktikum Larutan Penyangga

Menulis Laporan Hasil Sementara


244
244
244

Mengkomunikasikan Hasil Praktikum

Mengamati Kegiatan Praktikum Siswa

Mengerjakan Soal di Papan Tulis Melaksanakan Diskusi Kelompok

Mengkomunikasikan Hasil Diskusi


245
245
245
Lampiran 42

Surat Keterangan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai