Makalah
Makalah
Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rekayasa genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi
(sel, jaringan makhluk hidup) dalam rangka memperoleh hasil yang diinginkan.
lain.
dengan adanya benda biologi berupa mikroba, tumbuhan atau hewan serta adanya
pendayagunaan secara teknologi dan industri dan juga produk yang dihasilkan
bagian dari organisme perairan, seperti sel dan enzim, untuk membuat atau
lainnya.
perairan untuk bahan dasar industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetika,
dan lainnya. Dengan demikian, aplikasi industri bioteknologi perairan secara garis
B. Rumusan Masalah
perikanan?
3
C. Tujuan
perikanan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
mulai dari rekayasa media budidaya, ikan, hingga pascapanen hasil perikanan.
dihasilkan melalui rekayasa gen. Melalui rekayasa gen, dapat diciptakan ikan
sebagainya.
bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Sudah sejak abad 11, manusia
sebetulnya menggunakan prinsip dasar ini. Pembuatan pangan seperti peda, kecap
ikan, terasi ikan merupakan hasil bioteknologi. Ketahanan pangan merupakan isu
global yang sekarang sedang ramai dibicarakan. Alasannya jelas, pada tahun 2033
populasi manusia di dunia akan mencapai sektar 12 miliar jiwa. Sebagian besar
penduduk tersebut ada di benua Asia. Berdasarkan hal tersebut, diperkirakan pada
tahun 2010 kebutuhan pangan penduduk Asia akan melampaui persediaan yang
terlihat, salah satu komitmennya adalah meningkatkan produksi ikan menjadi tiga
kali lipat dari periode sebelumnya. Pada tahun 1995, produk hasil perikanan dunia
sudah mendekati 120 juta ton per tahun (FAO, 1997). Dari produksi tersebut, 20
persennya berasal dari hasil budidaya (Gambar 1). Sementara produk perikanan
Negara Indonesia telah mencapai 6.5 juta ton atau sekitar 5 persen (Gambar 2).
hasil perikanan untuk menekan persentase ikan yang tidak dapat dimanfaatkan.
perikanan (BPHP) merupakan cabang dari bioteknologi pangan yang sudah lama
bioteknologi antara lain peda, kecap ikan, bekasem, bekasang, terasi dan silase.
membuat pangan berbahan baku ikan.Secara garis besarnya BPHP adalah salah
satu teknologi untuk mengolah hasil perikanan menggunakan jasa mahluk hidup,
yaitu mikroba. Salah satu sifat mikroba yang menjadi dasar penggunaan BPHP
sederhana, sehingga dihasilkan pangan berbentuk padat, semi padat dan cair.
karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana (asam amino, asam lemak dan
glukosa).
yang aman dikonsumsi manusia. Apabila tidak segera dihentikan, mikroba akan
dan alkohol. Perubahan tersebut menjadikan pangan tersebut tidak layak lagi
perawatan medis.
kimia.
perairan, seperti pengolahan ikan, kerang dan tumbuhan akuatik untuk tujuan
adalah teknik penggunaan biota laut atau bagian dari biota laut (seperti sel atau
mulai dari rekayasa media budidaya, ikan, hingga pascapanen hasil perikanan.
dihasilkan melalui rekayasa gen. Melalui rekayasa gen, dapat diciptakan ikan
yang tumbuh cepat, warnanya menarik, dagingnya tebal, tahan penyakit dan
yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Sudah sejak abad 11, manusia
sebetulnya menggunakan prinsip dasar ini. Pembuatan pangan seperti peda, kecap
ikan, terasi ikan merupakan hasil bioteknologi. Berikut adalah gambar siklus pada
budidaya perairan.
9
kualitatif dan kuantitatif yang mengekspresikan sifat unggul dan landasan teori
dasar dari program seleksi ataupun program persilangan antara spesies atau famili.
seleksi fenotip kuantitatif dan fenotip kualitatif bagi teknik breeding ikan untuk
mendapatkan sifat-sifat superior yang diwariskan dari induk dengan seleksi gen
Para penelitit genetik menyiisipkan gen ke tikus, tikus, babi dan ikan, untuk
mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, peningkatan daya tahan terhadap
penyakit, dan efek lainnya. Meskipun beberapa sifat-sifat unggul dapat dicapai
efek yang lebih besar (atau lebih dramatis) dari sifat potensial organisme. Pada
10
tahun 1983, sampul majalah Science, salah satu jurnal ilmiah yang paling banyak
dibaca di Amerika Serikat, menampilkan foto tikus besar hasil rekayasa genetic
dengan laju pertumbuhan yang cepat. Tak lama setelah itu, para ilmuwan di Cina
ikan. Peristiwa ini memunculkan perdebatan substansial dan kepentingan para ahli
seluruh dunia, sebagian berfokus pada ikan dan organisme air lainnya.
organism yang tidak ditemukan di alam, termasuk hibrida (keturunan orang tua
materi genetik dari satu organisme ke dalam genom ikan atau organisme air
(genetically modified organism). Hewan air, terutama ikan tumbuh dalam sistem
akuakultur, menarik perhatian penelitian yang signifikan karena dua alasan utama.
Pertama, ikan bertelur dalam jumlah besar dan telur yang lebih mudah
baru ke dalam telur ikan. Kedua, budidaya merupakan salah satu sektor yang
dengan tingkat pertumbuhan 3 persen untuk daging ternak dan tingkat 1,6 persen
11
Asia, perikanan budidaya juga merupakan salah satu sektor yang paling cepat
berkembang dengan total nilai produk yang dijual meningkat dari $ 45.000.000
pada tahun 1974 menjadi lebih dari $ 978.000.000 pada tahun 1998 . Bahkan,
budidaya komersial memproduksi hampir semua ikan lele dan ikan trout serta
sanagat luas dimulai dari reakayasa media budaidaya perikanan hingga sampai
efektif dan efisien terlihat dalam hal seperti budidaya perikanan, pengolahan
dibutuhkan di setiap rantai produksi dari hulu ke hilir. Media dari bioteknologi
budidaya ikan. Pada tahap pasca panen hasil perikanan, bioteknologi mampu
produk yang aman untuk dkonsumsi dan sangat bermanfaat bagi kelangsungan
12
dengam menggunakan mikroba. Seperti peda, kecap ikan dan terasi ikan.
dalam dunia perikanan, terlebih lagi itu merupakan limbah yang sulit
dilakukan oleh tangan manusia itu sendiri. Mikroba dalam hal ini, dapat
ramah lingkungan.
b. Recycling Hara
rantai produksi perikanan. Namun, hara dapat menjadi zat yang sangat
Mikroba dalam hal ini dapat membantu percepatan unsur hara ini untuk
waktu yang sangat panjang, namun proses ini tidak lepas dari peranan
mikroba tersebut.
c. Merangsang Pertumbuhan
untuk cepat tumbuh dan berkembang menjadi potensi produksi yang sangat
13
d. Biokontrol Patogen
perikanan dapat tahan lama dan pendistribusiannya dapat lebih lancar terlebih
eksogenous atau DNA asing ke hewan uji dengan tujuan untuk memanipulasi
lainnya serta mengamati fungsinya secara in vitro. Dalam teknik ini, gen
asing hasil isolasi di injeksi secara makro ke dalam telur untuk memproduksi
14
telur ikan yang mengandung gen asing tersebut. Adapun prinsip dasar teknik
2) Menyiapkan spesifik gen dengan spesifik produk dari gen tersebut yang
diinginkan.
3) Isolasi DNA yang mengandung gen target atau gen of interest (GOI).
diinginkan.
terutama dalam budidaya ikan dapat teratasi dengan bioteknologi molekuler, salah
kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat. Jadi transgenik
adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup lainnya, baik
dari satu hewan ke hewan lainnya atau dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau
dari gen hewan ke tanaman dan sebaliknya. Transgenik secara definisi adalah
“The Use of Gene Manipulation to Permanently Modify the Cell or Germ Cells of
Tetap pada Sel Makhluk Hidup). Transgenik atau teknologi DNA rekombinan
(rekombinasi) atau penggabungan ulang gen dari sumber yang berbeda secara in
vitro (Karim, 2002). Dalam proses bioteknologi modern, sifat-sifat dari suatu
mahluk hidup dirubah dengan cara memindahkan gen-gen dari satu spesies
mahluk hidup ke spesies yang lain, ataupun memodifikasi gen-gen dalam satu
1. Microinjection (Mikroinjeksi)
yang lain. Pertama kali, metode mikroinjeksi dilakuan oleh Gurd on (1963)
Pada ikan juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya telah
gairdneri), dan Ozato et al (1986) pada ikan Medika (Oryzias latpes). Telur
yang telah dibuahi dalam beberapa saat (sesuai perkembangan telur untuk
pada telur ikan, penyuntikan gen ke dalam inti zigot menunjukkan hasil yang
lebih baik dibanding penyuntikan gen ke dalam sitoplasma. Akan tetapi inti
zigot sangat kecil dan sangat tidak mungkin terlihat, sehingga gen selalu
salah satu kromosom. Penggabungan ini merupakan hal yang penting karena
dengan terjadinya hal ini gen dapat diturunkan dari ikan transgenik kepada
turunannya.
keberhasilan kecil. Selain itu, hasil yang didapatkan tidak bisa banyak,
mengingat pengerjaan yang manual satu per satu telur pada pembelahan satu
sel diinjeksi. Percobaan transfer gen GFP terhadap ikan komet melalui
2) Jarum mikroinjeksi sulit menembus korion telur komet yang agak keras.
Infeksi pada virus atau dengan kata lain introduksi gen melalui virus
sebagai mediator. Pada metode ini, virus ditumpangi oleh gen yang
ukuran yang sangat kecil dan mampu menembus inti sel dan virus m
empunyai genom yang terdiri dari RNA yang mempunyai kemampuan untuk
mentraskripsikan DNA. Bila satu sel diinfeksi dengan retrovirus maka akan
dan menjadi bagian dari genome induk. Contoh spesies ikan telah dilakukan
diantaranya oleh Lin et al (1994) dan Gaiano et al (1996) pada ikan Zebrafish
(Brachydanio rerio).
18
3. Gen Hijau
genetik ikan di Indonesia meliputi jenis-jenis ikan air tawar sebagai berikut:
ikan mas, nila, lele, patin, dan gurame. Untuk komoditas air ekosistem payau
diwakili oleh udang windu, udang vaname, dan ikan kerapu. Secara umum
perkawinan dengan ikan normal. Dengan hasil yang diperoleh sejalan dengan
teknologi ini telah dikuasai mulai dari aktivitas isolasi gen, pembuatan
kontruksi gen, penyisipan gen asing ke dalam ikan target. Namun demikian
warna hijau atau merah pada tubuhnya (Gambar1). Warna tersebut diambil dari
warna ubur-ubur yang disuntikan ke telur ikan zebra. Ikan jenis ini sebenarnya
berfungsi sebagai indikator polusi, para pakar memasukkan gen pemicu yang
akan mengaktifkan pancaran cahaya pada ikan apabila ikan berada dalam
mentransfer DNA asing kedalam oosit, sperma terlibat langsung dalam proses
protein spesifik dan akan bergabung dengan genome induk setelah terjadi
fertilisasi. Pengikatan gen oleh sperma secara optimal bila sperma dalam
keadaan motil dan konsentrasi DNA cukup t inggi. Metode ini juga telah
Metode ini banyak digunakan pada tanaman dengan cara DNA diikat
pada suatu mikropartikel. Transfer gen dengan metode ini mempunyai banyak
dalam dan dapat digunakan pada berbagai macam jaringan (Potrykus, 1996).
6. Electroporation (Elektroporasi)
suatu cuvet yang mana membran selnya permiabel terhadap molekul DNA
bila mendapatkan aliran (pulsa) listrik pendek (beberapa saat). Ketika aliran
fragment DNA asing akan tinggal dalam gamet atau embrio. Metode ini
mudah dan cepat dan memungkinkan untuk melakukannya pada ratusan oosit
ikan atau telur ikan yang telah difertilisasi dalam satu kali kejutan (Inoue et al,
1990).
Elektroporasi telah dicoba pada telur ikan, tetapi kesulitan adalah bahwa telur
cukup besar dan memiliki korion. Prinsip metode ini adalah penggunaan
secara singkat dan cepat rangsangan listrik untuk menembus membran sel,
peningkatan produksi. Pada tahun 1985, Zhu et al. melaporkan bahwa telah
Mereka telah berhasil me mbuat ikan loach, goldfish dan ikan mas transgenik
struktur gen GH dari manusia. Ikan transgenik ternyata 3 kali lebih besar dari ikan
kontrol. Sejak saat itu, beberapa laporan penggunaan konstruksi gen yang serupa
telah dilakukan pada ikan rainbow trout (Chourrout et al., 1986), channel catfish
niloticus (Brem et al., 1988), fish medaka (Inoue et al., 1990), catfish Ictalurus
punctatis, co mmon carp Cyprinus carpio (Powers et al., 1992), common carp,
African catfish, tilapia (Muller et al., 1992), salmon (Sin et al., 1993; Symonds et
al., 1994), black porgy Acanthopagrus schlegeli (Tsai and Tseng., 1994), abalone
Haliotis rufescens (Powers et al., 1995), loach (Tsai et al., 1995), small Japanese
abalone (Tsai et al., 1997). and tiger shrimp Penaeus monodon (Tseng et al.,
2000), freshwater prawn Macrobrachium rosenbergii (Li and Tsai, 2000). abalone
menunjukan pula bahwa hasil analisis terhadap berat badan ikan non transgenik
dengan betina alam), ikan transgenik menghasilkan berat berkisar antara 60-90
gram/individu pada umur 5, 6, dan 7 bulan, sedang pada ikan non transgenik
kontrol. Adapun FCR (food conversi ratio) atau perbandingan antara pakan yang
diberikan dengan daging yang dibentuk pada ikan transgenik mencapai 0,76
22
sedangkan nontransgenik sebesar 1,02. Ini berarti bahwa ikan transgenik untuk
menghasilkan satu kilogram daging hanya memerlukan pakan sebanyak 0,76 kg,
sedangkan pada ikan biasa untuk menghasilkan daging satu kilogram memerlukan
dopamin), Ovopel (GnRHa mamalia + dopamin). Selain itu dapat pula melalui
penyuntikan dengan ekstrak kelenjar hipofisa ikan, misal Carp Pituita ry Gland
(Kelenjar Hipofisa Ikan Mas) yang dikenal dengan nama tekhnik hipofisasi.
ikan akan bergerak setelah kontak dengan air. Sperma yang baik mempunyai daya
gerak atau motil selama lebih kurang 30 (tiga puluh) detik. Motilitas sperma ini
viabilitas telur dapat dipertahankan apabila disimpan dalam larutan Ringer pada
suhu 4 oC, dan biasanya selama 2 (dua) jam dari waktu fertilisasi. Adapun
komposisi larutan Ringer ini adalah 6,5 gram NaCl, 0,25 gram KCl, 0,2 gram
NaHCO3, 0,4 gram CaCl2-2H2O yang dilarutkan dalam 1 (satu) liter aquabid.
fertilisasi, yaitu dengan menyatukan sperma dan ovum (telur) dalam suatu wadah
dan kemudian diaduk dengan bulu ayam selama kira-kira satu menit. Setelah itu
telur atau Ova siap untuk dilakukan transfer gen secara mikroinjeksi.
23
dengan mengg unakan mesin yang diseput dengan “Gen Pusher“. Secara
skematis photo alat tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini.
Pada ikan injeksi atau trans gen dilakukan pada mikropil, sebagai contoh
diam eter lubang mikropil telur ikan salmon 17 ųm, dalamnya 4 ųm, dan diameter
mikropil canalnya 1,2 ųm (Riehl, 1980 dalam Hew dan Fletcher ( 2003). Setelah
dilakukan pula perawatan larva sampai menjadi benih dan seterusnya sampai
berreproduksi kembali.
2) Pemeriksaan/Pengujian
Secara genotip bertujuan apakah gen yang ditransfer atau disisipkan tersebut
ada tidaknya tran sgen yang terintegrasi di dalam genom dianalisis dengan
blot. Ikan transgenik yang berkembang dari zigot tersebut dikenal sebagai
25
founders fish ini kemudian dikawinkan dengan ikan non transgenik. Untuk
contoh pada Tabel 1 dibawah ini terlihat resistensi gen asing pada beberapa
sebagai berikut :
Bahan baku yang biasanya digunakan pada umumnya adalah ikan air tawar.
menjadi alkohol dan asam, basil fermentasi inilah yang akan menjadi bahan
pengawet ikan dan juga memberi rasa dan aroma khas. Karbohidrat yang
2) Terasi ikan merupakan salah satu makanan yang biasa kita konsumsi.
mulai dari rekayasa media budidaya, ikan, hingga pascapanen hasil perikanan.
melalui rekayasa gen. Melalui rekayasa gen, dapat diciptakan ikan yang tumbuh
bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Sudah sejak abad 11, manusia
sebetulnya menggunakan prinsip dasar ini. Pembuatan pangan seperti peda, kecap
dibicarakan. Alasannya jelas, pada tahun 2033 populasi manusia di dunia akan
mencapai sektar 12 miliar jiwa. Sebagian besar penduduk tersebut adal di benua
Asia. Berdasarkan hal tersebut, diperkirakan pada tahun 2010 kebutuhan pangan
terlihat, salah satu komitmennya adalah meningkatkan produksi ikan menjadi tiga
kali lipat dari periode sebelumnya. Contoh manfaat dan efek samping adanya
bioteknologi perikanan :
1. Ekstraseluler
protein menjadi lebih sederhana. Senyawa protein yang lebih sederhana itu
dapat kita ambil dan kita gunakan. Alasan ini mengapa mikroba disebut
semakin kuat. Contoh ketika kita mengalami pusing, kita meminum obat
dengan dosis yang rendah. Ketika itu pusing kita sembuh. Tapi ada mikroba
yang mampu bertahan dan lama kelamaan berkembang dan kita akan
merasakan kembali pusing, namun pusing tersebut tidak hilang dengan dosis
29
yang sama sebelumnya. Itu merupakan salah satu contoh mikroba dapat
dengan mudah memodifikasi sifat dasar nya... hal tersebut dapat kita
nya yang dengan mudah membelah diri. Selain itu, mikroba memiliki sifat
dan Bifidobacteria.
30
yang lebih sederhana (asam amino, asam lemak, gula-gula sederhana, vitamin
seperti terasi, bekasam, vaksin untuk ikan, pakan ikan, dan lain-lain.
)٢١( ب ْ
ِ األلبَا
Artinya : Allah SWT telah menciptakan sesuatu yang ia inginkan dan apapun
kikroorganisme atau bakteri yang tidak kasat mata mampu mengubah hal yang
Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi
mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai suplemen makanan bagi ikan-ikan atau rekayasa genetika ikan yang dapat
menghasilkan ikan atau menambah produksi atau jumlah ikan yang dipanen
namun juga berguna dalam remediasi atau perbaikan lingkungan budidaya ikan itu
bioteknologi ini hanya dipakai di sebagian tempat dan agar berguna bagi
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim.
Chapter 10. Aquatic Biotechnology.
masrizalnet.blogspot.co.id/2010/07/transgenik-mikroinjeksi-pada-ikan.html
34
AQUATIC BIOTECHNOLOGY
(BIOTEKNOLOGI AKUATIK)
Oleh :
Disusun Oleh :
Lia Anggraini 17230016
Refan Muhammad Fadli 17230005
Yessy Renita Dewi 1723006
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT dan segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam
juga penulis sanjungkan kepada Rosulullah Muhammad SAW.
Makalah yang disusun ini merupakan serangkaian dari tugas yang harus
diselesaikan sebagai persyaratan tugas kelompok mata kuliah Bioteknologi di
Universitas Muhammadiyah Metro. Makalah yang penulis sampaikan pada tugas
ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar isi makalah ini lebih
sempurna.
Penulis tidak lupa menghaturkan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat Dr. Muhfahroyin, M.T.A dan Dr. Achyani, M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Bioteknologi berbagai pihak yang telah membantu
menyelesaikan penulisan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga amal dan jasa dari
semua pihak mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT. Semoga makalah
bioteknologi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya, Aamiin
Allahuma aamiin.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………..... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….... 1
C. Tujuan................……………………………………………………...… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Bioteknologi di Bidang Perikanan.............................…………....…… 3
B. Bentuk Penerapan Bioteknologi di Bidang Perikanan.…………........... 6
C. Bioteknologi pada Rekayasa Genetika Ikan ……........……………....... 6
D. Peranan Mikroba pada Proses Diagnosa ……………………………..... 11
E. Pemanfaatan Transgenik dalam Perikanan ……………………………..14
F. Produk perikanan yang memanfaatkan mikroba sebagai agen
bioteknologi dan peranannya dalam proses produksi ……............….. 26
G. Manfaat dan Efek Samping Bioteknologi di Bidang Perikanan…..….... 26
H. Kajian Ayat Al-Quran............................................................................. 29
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………….......…………………………………………… 31
DAFTAR PUSTAKA………………............…………………..…………. 32