Nasionalisme Dan Patriotisme
Nasionalisme Dan Patriotisme
Nasionalisme Dan Patriotisme
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
lebih 17.000 pulau dan jumlah penduduk lebih dari 255 juta jiwa. Letak posisi
Hindia. Barat - Samudera Hindia. Timur - Negara Papua Nugini, Timor Leste,
Samudera Pasifik.
dengan wilayah Indonesia. Namun, kedua negara yang saling bertetangga ini
memiliki hubungan yang tidak harmonis dan sering terjadi konflik. Dalam
sejarah pernah tercatat terjadi perang atau konfrontasi antara Indonesia dan
Sampai saat ini, hubungan kedua negara ini masih sering terjadi
konflik antara lain Malaysia yang mengklaim atas budaya Indonesia, seperti
klaim atas lagu-lagu daerah serta tarian daerah milik Indonesia. Selain itu
tindakan warga Malaysia terhadap Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan Tenaga
1
2
Indonesia semakin marah, karena tidak sedikit nyawa warga Indonesia yang
perbatasan kedua negara ini sebagai bagian dari wilayahnya. Sebagai pemuda
Malaysia yang jauh dengan pusat pemerintahan terkadang juga jauh dari
misalnya, yang berbatasan langsung dengan Malaysia sering kali merasa lebih
bangsa Indonesia melalui beberapa cara seperti halnya melalui film. Di dalam
persuasif. Fungsi edukasi dalam perfilman nasional dapat lebih efektif apabila
3
memuat kehidupan berbangsa dan bernegara serta film yang diangkat dari
mengirimkan pesan kepada khalayak. Sebagai salah satu media massa, film
memiliki caranya sendiri dalam menarik perhatian orang lain. Film memiliki
kemampuan untuk mengantarkan pesan secara unik dapat juga dipakai sebagai
sarana pameran bagi media lain, dan sebagai sumber budaya yang berkaitan
erat dengan buku, film kartun, bintang televisi, film seri serta lagu (McQuail,
1987 : 14-15).
adalah potret dari masyarakat di mana film itu dibuat. Film selalu merekam
oleh para penulis atau pembuat film untuk dijadikan suatu karya seni yang
variasi tema pada film semakin berkembang. Dari film yang bertema komedi,
percintaan, action dan yang sempat populer yakni horror. Selain itu, sekarang
ini banyak juga film yang mengusung isu-isu atau persoalan yang sedang
4
terjadi di daerah atau negara kita ini, seperti halnya tema yang menggugah
rasa nasionalisme kita sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dan rasa
mempertahankan tanah air. Salah satu film pembelajaran bagi kita dan
pada Merah Putih (Bendera Indonesia). Dia bersama kedua cucunya Salman
(Osa Aji Santoso) dan Salina (Tissa Biani Azzahra) tinggal di pelosok
Malaysia karena menurutnya Malaysia jauh lebih memberi harapan bagi masa
depannya.
mengajak ayah dan kedua anaknya untuk pindah ke Malaysia agar lebih
terhadap Bumi Pertiwi. Haris pun pindah ke Malaysia dengan membawa salah
satu anaknya Salina, dan Salman pun menetap di perbatasan dengan kakenya.
Surga, Katanya” ini rasa nasionalisme kita akan diguncang saat melihat kain
berwarna Merah Putih hanya dijadikan alas jualan oleh pedagang di Malaysia.
“Kolam Susu” oleh Koes Plus dikarenakan ingin seperti menyindir apa yang
identifikasi untuk mengetahui siapa lawan dan kawan, sehingga kita juga
seseorang secara total diabdikan langsung kepada Negara bangsa atas nama
muda saat ini yang dihadapkan dengan era globalisasi. Kaum muda di era kita
peperangan. Di masa sekarang dan masa yang akan datang, kita akan
menghadapi penjajahan yang lebih banal dan sadis karena bukan lagi dalam
bentuk fisik (peperangan), melainkan sudah mewabah pola pikir dan tindakan
(psikologis) kita yang dipengaruhi budaya global dan intervensi asing (Ilahi,
2012: 38-39).
rasa nasionalisme baik dari adegan dan percakapan tokoh maupun suasana
banyak tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang
diharapkan. Yang terpenting dalam film adalah gambar dan suara: kata yang
dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2012 dengan judul
Dan adegan atau dialog dalam film ini juga masih mengkotak-kotakkan
“Tanah Surga..Katanya” .
B. RUMUSAN MASALAH
Katanya”?”
8
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam skripsi ini adalah
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Aspek Teoritis
2. Aspek Praktis
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Komunikasi Massa
“berbagi” atau “milik bersama”, yakni suatu proses yang memiliki tujuan
yang dikutip oleh Kuswandi (1996: 17) yang berbunyi “Who, says what,
surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi
yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang
yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri massa
yaitu: (1) jumlahnya besar, (2) antara individu, tidak ada hubungan
antara lain:
a. Komunikator Terlembaga
tingkat ekonomi.
digunakan.
12
media massa. Seperti pada surat kabar, pembaca hanya dapat melihat,
media televisi dan film, kita dapat menggunakan indra penglihat dan
pendengar.
mediate feedback).
13
massa, film memiliki caranya sendiri dalam menarik perhatian orang lain.
juga dipakai sebagai sarana pameran bagi media lain, dan sebagai sumber
budaya yang berkaitan erat dengan buku, film kartun, bintang televisi,
Menurut Oey Hong Lee yang dikutip oleh Alex Sobur (2003:126),
surat kabar sudah dibuat lenyap. Ini berarti bahwa dari permulaan
sejarahnya film dengan lebih mudah dapat menjadi alat komunikasi yang
sosial dan demografi yang merintangi kemajuan surat kabar pada masa
kurun waktu tertentu, dan sangat akrab dengan kehidupan manusia seperti
film itu. Penonton bukan saja dapat “memahami” atau “merasakan” apa
lebih lagi daripada itu, antara pemain dan penonton hampir tak ada lagi
massa yang efektif, selain untuk hiburan, film juga bisa dijadikan sebagai
film menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli bahwa
lain:
benar terjadi. Karena sifatnya berita, film yang disajikan kepada publik
berat dari film dokumenter adalah fakta atau peristiwa yang terjadi.
maupun politik, dan dilihat dari segi teknik merupakan bentuk yang
3. Representasi
tentang masa muda, umur, ras dan seterusnya dari artikel-artikel tertulis
serta dari gambar-gambar, dari komik serta dari film (Burton, 2008:135).
17
stereotype, tetapi tidak sekedar menyangkut hal ini. Lebih penting lagi,
bahasa yang merujuk pada dunia yang sesungguhnya dari suatu obyek,
realitas, atau pada dunia imajiner tentang obyek fiktif, manusia atau
adanya pertukaran makna tidak mungkin terjadi ketika tidak ada akses
seperti hidup, sekalipun ikon atau gambar itu hanyalah konstruk dan
Televisi(2008, 133)
sosial kita
representasi di media adalah sisi yang tampak dari teknologi. Tidak hanya
foto atau gambar, tetapi bahasa, kode, atau sarana komunikasi apapun
dan kerap kali berlawanan dengan kepentingan mereka yang dikontrol dan
a. Nasionalisme
dan perasaan sangat mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tanah
luhur bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang disegani dan berdaulat
Tantangan yang kita hadapi sekarang ini berbeda dengan tantangan pada
patriotisme agar tetap tertanam dalam hati nurani kita. Di era globalisasi
terjajah bahwa mereka mempunyai nasib yang sama sebagai sapi perahan
nyala dari anak bangsa agar terlepas dari hegemoni kaum penjajah yang
23
b. Patriotisme
merupakan salah satu bagian dari sikap kejuangan. Bangsa Indonesia dari
(Budiyono, 2007:63-64).
Soedirman
tanah air, yaitu kecintaan kepada tanah air dan semangat membela tanah
b) Teruskan perjuangan
siapapun
5. Semiotika Film
sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang
Dalam film yang terpenting adalah gambar dan suara: kata yang
layar. Ada hal-hal yang dapat dilakukan film yang tidak dapat dilakukan
merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengkaji suatu film
verbal dan non verbal, namun juga dapat berupa ikon-ikon gambar dan
tata bahasa yang berbeda (Sardar & Loon (2001) dalam Sobur. 2004:130).
Tata bahasa itu terdiri atas semacam unsur yang akrab, seperti
teks yang pada tingkat penanda terdiri atas serangkaian imaji yang
signifikasi yang mendapat respons sebagian besar orang saat ini dan yang
dituju orang untuk memperoleh hiburan, ilham, dan wawasan pada level
Pada tingkatan paling dasar, misal “suara di luar layar” mungkin hanya
menguraikan objek dan tindakan yang ada di layar. Unsur suara (voice-
over) dan dialog dapat juga mengkoding makna kasustraan. Pada tataran
yang erat. Aspek media televisi juga berfungsi sebagai tanda-tanda. Yang
Tabel 1.1
Konsep Pemaknaan Kinerja Kamera dan Teknik Editing Berger
gambar)
seluruh tubuh
seseorang
bawah
kosong
29
hilang
kinerja kamera dan editing gambar untuk film juga hampir sama dalam
penggunaan tata bahasa televisi. Selain hal tersebut, ada hal yang lebih
sebagai suatu tanda di mana sesuatu dapat diketahui (Pawito, 2007: 156).
Lebih jelas lagi, semiotika adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua
berdasarkan pada sign system (code) “sistem tanda” (Serger, 2000 dalam
Sobur, 2004:16).
2004:16). Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni
logika, retorika dan etika (Kurniawan dalam Sobur, 2004: 16-17). Tanda
pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya
yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks. Teks yang
31
dimaksud dalam hal ini adalah segala bentuk serta sistem lambang (signs)
baik yang terdapat pada media massa (seperti berbagai paket tayangan
televisi, karikatur media cetak, film, sandiwara radio, dan berbagai bentuk
iklan) maupun yang terdapat di luar media massa (seperti karya lukis,
patung, candi, monumen, fashion show, dan menu masakan pada suatu
yang diangkut dengan teks berupa lambang (signs). Dengan kata lain,
lambang atau teks dalam suatu paket pesan, maka Barthes menggunakan
berikut:
1. Signifier 2. Signified
(Penanda) (Petanda)
(petanda konotatif)
Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri
atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda
paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes
interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi
Makna denotasi adalah makna tingkat pertama yang bersifat objektif yang
secara langsung antara lambang dengan realitas atau gejala yang ditunjuk.
yang berlaku dalam suatu periode tertentu (Budiman, 2001 dalam Sobur,
dari budaya yang ada) yang digunakan untuk menjelaskan gejala atau
F. KERANGKA PEMIKIRAN
signifier (penanda) dan signified (petanda) berupa mise en scene (set, properti,
terlihat dari audio, visual serta sejumlah tanda lainnya yang hasilnya
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelititan
tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
(Pawito, 2007:165).
2. Objek Penelitian
Dalam film “Tanah Surga.. Katanya” ini yang menjadi fokus penelitian
data-data masa lampau secara sistematis dan objektif. Serta tujuan lainnya
surat kabar, acara televisi, buku-buku, artikel, majalah, internet, dll. Selain
itu juga bisa berupa dokumen privat yang kita miliki, misal surat pribadi,
buku harian individu, memo, foto, gambar atau apapun (Kriyantono, 2010:
120).
38
ideologi, yang disebut sebagai “mitos”. Di dalam mitos terdapat pola tiga
dimensi penanda, petanda dan tanda. Suatu sistem yang unik, mitos
dengan kata lain mitos adalah suatu sistem pemaknaan tataran kedua
dan patriotisme.
patriotisme.
validitas data yang dikumpulkan selama riset. Secara umum riset kualitatif
a) Triangulasi Sumber
b) Triangulasi Teori
komprehensif
c) Triangulasi Peneliti
maka akan ada pengamatan atau analisis data yang berbeda dari setiap
mengenai penelitian.
41
d) Triangulasi Metode
patriotisme dalam film Tanah Surga Katanya. Dalam penelitian ini, peneliti
kualitatif ini.