Praktikum Biofarmasetika
Praktikum Biofarmasetika
Praktikum Biofarmasetika
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui prinsip farmakokinetika IV kompartemen terbuka.
2. Mengetahui cara simulasi dan klinis farmakokinetika IV kompartemen
terbuka.
3. Mampu memberikan rekomendari terapi terkait farmakokinetika obat
yang diberikan melalui rute IV kompartemen terbuka.
II. DASAR TEOR
Farmakokinetika atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau
efek tubuh terhadap obat. Farmakokinetika mencangkup empat proses yaitu,
proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Metabolisme atau
biotransformasi dan eksresi termasuk sebagai proses eliminasi obat. Obat
yang masuk kedalam tubuh melalui berbagai cara pemberian, umumnya
mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja
dan menimbulkan efek. Kemudian dengan atau tanpa biotransformasi, obat
diekskresi dari dalam tubuh (Gunawan, 2009).
Model farmakokinetika merupakan model matematika yang
menggambarkan hubungan antara dosis dan konsentrasi obat dalam setiap
individu. Parameter dari model menggambarkan factor – factor yang
dipercaya penting dalam penentuan observasi dari konsentrasi atau efek obat.
Parameter terdiri dari dari beberapa parameter antara lain parameter primer
yang terdiri dari volume distribusi (Vd), klerens (C1), dan kecepatan absobsi
(Ka), parameter sekunder terdiri dari kecepatan eliminasi (K), dan waktu
paruh (T1/2), serta parameter-parameter turunan. Model farmakokinetik
tersebut mempunyai aplikasi langsung untuk terapi obat berkenaan dengan
menentukan aturan dosis yang sesuai (Aiache, 1993).
Kompartemen adalah suatu kesatuan yang dapat digambarkan dengan
suatu volume tertentu dan suatu konsentrasi. Perilaku obat dalam sistem
biologi dapat digambarkan dengan kompartemen satu atau kompartemen dua.
Kadang-kadang perlu untuk menggunakan multikompartemen, dimulai
dengan determinasi apakah data eksperimen cocok atau pas untuk model
kompartemen satu dan jika tidak pas coba dapat mencoba model yang
memuaskan. Sebenarnya tubuh manusia adalah model kompartemen
multimillion (multikompartemen), mengingat konsentrasi obat tiap organel
berbeda-beda (Hakim, 2014).
Model kompartemen yang sering digunakan adalah model
kompartemen satu terbuka, model ini menganggap bahwa berbagai perubahan
kadar obat dalam plasma mencerminkan perubahan yang sebanding dengan
kadar obat dalam jaringan. Tetapi model ini tidak menganggap bahwa
konsentrasi obat dalam tiap jaringan tersebut adalah sama dengan berbagai
waktu. Di samping itu, obat di dalam tubuh juga tidak ditentukan secara
langsung, tetapi dapat ditentukan konsentrasi obatnya dengan menggunakan
cuplikan cairan tubuh (Shargel, 1988).
Volume distribusi (Vd) menunjukan volume penyebaran obat dalam
tubuh dengan kadar plasma atau serum. Vd tidak perlu menunjukan volume
penyebaran obat yang sesungguhnya ataupun volume secara anatomik, tetapi
hanya volume imajinasi dimana tubuh dianggap sebagai satu kompartemen
yang terdiri dari plasma atau serum, dan vd menghubungkan jumlah obat
dalam tubuh dengan kadarnya dalam plasma atau serum (Setiawati, 2005).
Klirens suatu obat adalah suatu ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa
mempermasalahkan mekanisme prosesnya. Umumnya jaringan tub8h atau
organ dianggap sebagai suatu kompartemen cair dengan volume terbatas
( volume distribusi) dimana pobat terlarut didalamnya (Shargel, 2005).
AUC (Area Under Curve) adalah semua daerah yang berada dibawah
kurva yang berhubugan dengan bioavaibilitas meliputi kadar puncak dalam
plasma, absorbsi, waktu untuk mencapai kadar puncak dalam plasma (Tjay
dan rahardja, 2002).
Jika tubuh diasumsikan sebagai satu kompartemen, tidak berarti bahwa
kadar obat sama di dalam setiap jaringan atau organ, namun asumsi yang
berlaku pada model tersebut ialah bahwa perubahan kadar obat di dalam darah
mencerminkan perubahan kadar obat di jaringan. Lalu eliminasi (metabolism
dan ekskresi) obat dari tubuh setiap saat sebanding dengan jumlah atau kadar
obat yang tersisa di dalam tubuh pada saat itu (Shargel, 1988).
Model farmakokinetik sendiri memberikan penafsiran yang lebih teliti
tentang hubungan kadar obat dalam plasma dan respon farmakologi. Salah
satu model kompartemen yang digunakan untuk perhitungan farmakokinetika
adalah model kompartemen satu terbuka. Model kompartemen satu terbuka
menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma
mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan.
(Shargel, 2005).
Jika obat diberikan secara suntikan intravena, maka obat masuk ke
dalam darah dan secara cepat terdistribusi ke jaringan. Penurunan konsentrasi
obat dalam plasma dari waktu ke waktu (yaitu kecepatan eliminasi obat)
dapat diukur dengan mengambil sampel darah secara berulang. Pada awalnya
seringkali konsentrasi menurun dengan cepat, namun kemudiankecepatan
penurunan berkurang secara progresif. Kuva tersebut disebut eksponensial,
dan hal ini berarti pada waktu tertentu terdapat eliminasi fraksi konstan obat
dalam suatu satuan waktu. Banyak obat menunjukkan suatu penurunan
eksponensial dalam konsentrasi plasma karena kecepatan kerja proses
eliminasi obat biasanya proporsional terhadap konsentrasi obat dalam plasma
yang terlibat adalah :
1. Eliminasi melalui urin oleh filtrasi glomerulus
2. Metabolisme, biasanya oleh hati
3. Ambilan oleh hati dan selanjutnya dieliminasi memalui
empedu
(Michael , 2006)
Pada model kompartemen dua dianggap bahwa obat terdistribusi ke
dalam duakompartemen. Kompartemen kesatu dikenal sebagai kompartemen
sentral, yaitu: darah, cairanekstra-selular, dan jaringan-jaringan dengan perfusi
tinggi, kompartemen-kompartemen inisecara cepat terdifusi oleh obat.
Kompartemen kedua merupakan kompartemen jaringan, yang berisi jaringan-
jaringan yang berkesetimbangan secara lebih lambat dengan obat. Model
inimenganggap obat dieliminasi dari kompartemen sentral (Shargel, 2005).
Model kompartemen dua beranggapan bahwa pada t = 0 tidak ada obat
dalamkompartemen jaringan. Setelah dosis IV, obat secara cepat dipindahkan
ke dalam kompartemen jaringan, sedangkan kadar dalam darah menurun
secara cepat sehubungan dengan eliminasi obatdan pemindahan obat keluar
dari kompartemen sentral ke dalam berbagai jaringan. Suatu ciriyang khas
kadar obat dalam jaringan setelah suatu dosis IV tunggal, kadar obat dalam
jaringanakan mencapai puncak dan kemudian mulai menurun sehubungan
dengan perbedaan konsentrasiantara dua kompartemen yang kecil (Aiache,
1993).
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 ALAT
1. Kalkulator scientific
2. Laptop
3. Kertas semilogaritmik
4. Alat tulis
5. Penggaris
3.2 BAHAN
1. Text book
DAFTAR PUSTAKA
Aiache, J.M., 1993, Farmasetika 2 Biofarmasi Edisi ke-2, Surabaya: Penerbit
Airlangga University Press.