Makalah Gravimetri
Makalah Gravimetri
Makalah Gravimetri
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perkuliahan Kimia Dasar
yang Dibina oleh Lilis Febrianti, M.Farm
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
1. Anisah Hasna Nur Maudi (P17335119003)
2. Aulia Laili Tsuroya (P17335119004)
3. Nida Putri Apriliyanti (P17335119021)
4. Nofa Novia Fatwariani (P17335119022)
Kelas: 1A
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2019
I. PENGERTIAN
Gravimetri adalah analisa yang dilakukan secara kuantitatif dengan prinsip
dasar pemurnian dan penimbangan. Gravimetri juga bisa disebut sebagai proses
isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar
dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal
ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat
atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemilihan unsur-unsur atau senyawa yang
dikandung dilakukan dengan tiga metode, yaitu: metode pengendapan, metode
penguapan, dan metode elektrolisis.
Metode gravimetri untuk analisa kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi
pengendapan. Analisa gravimetri merupakan suatu cara analisa kimia kuantitatif
yang didasarkan pada prinsip penimbangan berat yang didapat dari proses
pemisahan analit dari zat-zat dengan metode pengendapan. Zat yang telah
diendapkan ini disaring dan dikeringkan serta ditimbang dan diusahakan endapan
itu harus semurni mungkin.
Gravimetri memiliki kinerja yang relatif lambat, memerlukan sedikit peralatan
(neraca dan oven), tidak memerlukan kalibrasi, akurasi antara 1-2 bagian per seribu,
sensitivitas analit lebih dari 1%, selektifitasnya tidak terlalu spesifik, serta memiliki
sifat soluble (mudah larut) dan insoluble (sukar larut).
2. Metode Penguapan
Metode penguapan dalam analisa gravimetri digunakan untuk
menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah
menguap. Cara yang dilakukan dalam metode ini dapan dilakukan dengan cara
pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi tertentu
sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah menguap. Metode penguapan
ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air (hidrat) dalam suatu senyawa
atau kadar air dalam suatu sampel basah. Berat sampel sebelum dipanaskan
merupakan berat senyawa danberat air kristal yang menguap. Pemanasan untuk
menguapkan air kristal adalah 110-130°C. Garam-garam anorganik banyak
yang bersifat higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang
terikat sebagai air kristal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan kadar air dengan
penguapan adalah:
a. Padatan yang akan dikeringkan hendaknya dihaluskan hingga sehalus
mungkin
b. Padatan itu disebar merata dalam botol timbang sehingga tingginya sama
c. Bila botol timbang bertutup, maka selama pemanasan botol dalam keadaan
terbuka, tetapi setelah selesai pemanasan hendaknya selalu tertutup sampai
selesai ditimbang.
Menghitung kadar:
(𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐱 𝐅𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐠𝐫𝐚𝐯𝐢𝐦𝐞𝐭𝐫𝐢)
%𝐀=
𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
Dimana:
%A = Berat unsur atau senyawa yang dicari
Berat endapan = Berat endapan yang terbentuk (setelah dipijarkan)
Berat sampel = Berat sampel awal (sebelum dipijarkan)
3. Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam
terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrik dengan besar tertentu dalam waktu tertentu
maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi 0.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya.
Misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair denga cara
mereduksi Cu2+ + 2e → Cu(s)
Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel yang diduga
mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air limbah. Langkah kerja
untuk metode ini yaitu zat yang dianalisa ditempatkan kedalam sel elektrolisa,
setelah dilakukan elektrolisa, logam yang mengendap pada katoda ditimbang.
Ketiga metode tersebut dapat dilakukan sendiri atau dimodifikasi.
Misalnya pengendapan diikuti dengan penguapan, atau pemijaran dengan
pengendapan. Tujuan dari pemilihan metode adalah diperoleh senyawa yang
murni dan stabil yang dapat ditimbang.
Contoh Soal:
1. Sebuah contoh asam klorida seberat 0,6025 g telah dilarutkan dalam air dan
kloridanya diendapkan dengan perak nitrat berlebih. Endapan perak klorida
disaring, dicuci dan dikeringkan serta diketahui beratnya 0,7134 g. Hitung
presentase klorida (Cl) dalam contoh!
Diketahui : Berat contoh = 0,6025 g
Berat endapan = 0,7134 g
Ditanyakan : Presentase klorida (Cl) = ?
Jawab : Tentukan stoikiometrinya 𝐶𝑙 − + 𝐴𝑔+ → 𝐴𝑔𝐶𝑙(𝑠)
Dari reaksi tersebut terlihat bahwa 1 mol Cl menghasilkan 1
mol AgCl, atau dengan kata lain 1 mol Cl = mol AgCl.
Perhitungan bobot analit (Cl) :
Mol Cl = Mol AgCl
Bobot Cl Bobot AgCl
=
BA Cl BM AgCl
Bobot Cl 0,7134 g
=
35,5 143,32
Bobot Cl = 0,1767 g
Perhitungan kadar (% Cl) :
Bobot Cl
% Cl = x 100
Bobot contoh
0,1767 g
% Cl = x 100
0,6025 g
% Cl = 29,32%
2. Suatu sampel senyawa ionik seberat 0,5662 g yang mengandung ion klorida
dilarutkan dalam air dan ditambahkan AgNO3 berlebih. Bila berat endapan
dari Cl yang terbentuk adalah 1,0882 g. Hitung persen berat Cl dalam sampel!
Diketahui : Berat endapan = 1,0882 g
Berat sampel = 0,5662 g
Mr AgCl = 143,4
Ditanyakan : Presentase Cl = ?
Ar Cl 35,45
Jawab : Faktor gravimetri = = = 0,2472
Mr AgCl 143,4
Berat endapan x Faktor gravimetri
% Cl = x 100%
Berat sampel
1,0882 g x 0,2472
% Cl = x 100%
0,5662 g
% Cl = 47,51%
3. Sebuah bijih dianalisa kandungan Mn, dengan merubah Mn menjadi Mn3 O4 .
Jika 1,52 g sampel menghasilkan 0,126 g Mn3 O4 , berapa % Mn3 O4 dan % Mn
dalam sampel?
Diketahui : Berat endapan = 0,126 g
Berat sampel = 1,52 g
Mr Mn2 O3 = 157,9
Mr Mn3 O4 = 228,8
54,94
0,126 (3 x )
228,8
Jawab : % Mn = x 100% = 5,97%
1,52 g
157,9
0,126 (3 x )
228,8
% Mn2 O3 = x 100% = 8,58%
1,52
V. DAFTAR PUSTAKA
Niwayatul, Annes. 2014. Analisis Gravimetri. Tersedia
https://slideshare.net/Annes8/annes-analisis-gravimetri. Diakses pada 4
November 2019.